Anda di halaman 1dari 3

Analisis Pengaruh Eksternal dan Internal Perekonomian Mustahik Terhadap Stabilitas

Taraf Hidup Perekonomian Mustahik

Latar Belakang

Islam mengajarkan perlunya ada pemerataan kesejahteraan di tengah-tengah


kehidupan umat dan menentang adanya penimbunana kekayaan yang dilakukan oleh
kelompok tertentu. Salah satu instrumen dalam pemerataan kesejahteraan masyarakat dalam
pandangan ekonomi islam yaitu dengan melalui zakat (Aries Musnandar, 2012). Oleh karena
itu, dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengutus seorang sahabat
bernama Mu’adz ke negeri Yaman untuk mengembil zakat dari harta orang-orang kaya dan
dibagikan kepada orang-orang kafir di kalangan mereka.

QS. Al – Baqarah ayat 110

Artinya “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya
Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.

Untuk mewujudkan pemerataan dan kesejahteraan dalam kehidupan umat, maka


distribusi dari zakat harus diupayakan agar lebih berpengaruh dalam mengangkat taraf hidup
orang-oran kafir (mustahik). Namun pada kenyataanya saat ini zakat belum memberikan
dampak yang berarti dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terjadi karena di
Indonesia belum diterapkannya sistem pengelolaan zakat secara profesional. Sejak di
keluarkannya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat yang sudah
mulai menuju profesionalisme secara nasional, seperti didirikannya Badan Amil Zakat serta
Lembaga Amil Zakat. Namun sosialisasi yang dilakukan oleh BAZ dan LAZ kepada
masyarakat masih kurang, sehingga kebanyakan masyarakat masih ragu yang mengakibatkan
rasa kepercayaan masyarakat kepada lembaga tersebut masih kurang.
QS. At – Taubah ayat 60

Artinya “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang kafir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah maha mengetahui
lagi maha bijaksana.”

Dana zakat yang terkumpul menjadi sumber dana yang nantinya berpotensi dalam
mengurangi kemiskinan seperti yang saat ini banyak di rasakan oleh masyarakat di
Indonesia. Oleh karena itu dana zakat tidak hanya dibagikan dalam bentuk konsumtif,
melainkan dana zakat juga disalurkan dalam bentuk zakat produktif. Menurur penelitian
terdahulu, untuk mensetabilitaskan perekonomian mustahik di pengaruhi oleh bebrapa faktor
dari penggunaan zakat produktif untuk mensejahterakan masyarakat.

faktor ekasternal dari zakat produktif di kelurkan oleh lembaga BAZ dan LAZ yang
diberikan kepada masyarakat miskin (mustahik) yaitu berupa :

1. Modal Usaha Dari distribusi modal usaha kepada penerima zakat diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif dalam peningkatan stabilitas perekonomian
mustahik.

Saya menggunakan bantuan modal yang di berikan lembaga LAZ dan BAZ untuk
membeli bibit, jaringpenutup tanaman dan mesin penyiram tanaman (irhamdi,asnaf
pertanian dengan usaha bertani sayur).Bantuan modal yang diperoleh untuk
melancarkan usaha diharapkan dapat meningkatkan pendapatan penerima zakat
produktif, sehingga sebagian dari pendapatan tersebut bisa untuk membeyar hutan
atau keperluan lainnya serta sebagian di bagikan untuk bersedekah atau zakat. Jadi
dengan peningkatan setabilitas perekonom ian mustahik yang tadinya menjadi
mustahik bisa meningkat sebagai muzzaki.
2. Melalui bimbingan dari petugas BAZ dan LAZ dalam menjalankan usahannya perlu
adanya bimbingan dari lembaga yang bersangkutan untuk memberikan motivasi agar
penerima zakat menjalankan usahannya di masa depan dengan baik, tekun, kesadaran
untuk berinfak supaya menghasilkan usaha yang positif dan dapat membantu
meningkatkan perekonomian mustahik (wawancara petugas lapngan BAZ dan LAZ :
2012).

Faktor internal dari bantuan dana zakat. Jadi faktor internal dari bantuan dana zakat
untuk setabilitas perekonomian mustahik di mulai dari diri sendiri, yang berkaitan
dengan aspek spiritual maupun sumber daya manusia. Peneliti mengungkapkan bahwa
niat yang ikhlas, amal shalat, doa, sedekah, dan pengajian agama menjadi faktor
internal yang berkaitan dengan aspek spiritual penerima zakat produktif. Sedangkan
dari aspek sumber daya manusis di temukan bahwa ketekunan, tanggung jawab,
pengelolaan usaha dan kerjasama ikut mempengaruhi keberhasilan penerima zakat
produktif dalam meningkatkan perkembangan usahannya. Diperoleh dari penelitian
jurnal Riyaldi, Haris Muhammad, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Penerima Zakat Produktif Baitul Mal Aceh : Satu Analisis”, dalam jurnal Prespektif
Ekonomi Darussalam, Vol 1 Nomor 2, September 2015.

Anda mungkin juga menyukai