Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
SARI
Aluminium adalah logam ringan yang memiliki banyak kelebihan dan sangat diperlukan dalam berbagai industri.
Untuk memeroleh logam aluminium diperlukan alumina yang memiliki spesifikasi metalurgi, yang dihasilkan melalui
proses digesting (Bayer process) terhadap bahan baku bauksit. Bauksit yang digunakan berasal dari Kalimantan Barat
yang memiliki kadar Al2O3 50,9%; SiO2 1,17% dan Fe2O3 15,21%. Proses Bayer menghasilkan larutan sodium
aluminat dan residu bauksit (red mud). Penambahan Whitton dapat membantu proses Bayer sehingga menghasilkan
larutan sodium aluminat dengan kadar SiO2 lebih rendah dibanding tanpa penggunaan Whitton. Larutan sodium
aluminat dipresipitasi membentuk presipitat aluminium hidroksida kemudian dikalsinasi dengan variasi temperatur
1000; 1100; 1200°C untuk menghasilkan alumina. Alumina yang dihasilkan memiliki spesifikasi 96,8% Al 2O3;
0,10% SiO2; 0,052% Fe2O3; 1,05% Na2O; dan 0,23% CaO belum memenuhi spesifikasi kualitas metalurgi. Perlu
perbaikan proses terutama saat digesting serta pengurangan jumlah Na2O pada larutan sodium aluminat.
ABSTRACT
Aluminum is known as light metal with many advantages that are required in many applications of industries.
Production of metalic aluminum requires metallurgical grade alumina that is resulted from bauxite digester (Bayer
process). The bauxite ore derived from West Kalimantan contains Al2O3 50.9%, SiO2 1.17% and Fe2O3 15.21%. Bayer
process generates sodium aluminate solution and bauxite residue (red mud). The addition of Whitton assists Bayer
process to yield lower SiO2 in sodium aluminate solution. Sodium aluminate solution was precipitated to form
hydroxide aluminum then was calcined in various temperatures of 1000; 1100; 1200°C in order to produce alu-
mina. Produced alumina has chemical composition of Al2O3 96.8%, SiO2 0.10%, Fe2O3 0.052%, Na2O 1.05% and
CaO 0.23%, however, it has not fulfill yet the metallurgical grade specification as SiO 2 < 0.03%, Fe2O3 < 0.03%,
Na2O < 0.65% and CaO < 0.6%. Therefore, some improvements of Bayer process and sodium oxide reduction in
sodium aluminate solution would be concerned.
Naskah masuk : 05 Mei 2011, revisi pertama : 07 Juni 2011, revisi kedua : 22 Agustus 2011, revisi terakhir : Oktober 2011 183
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 7, Nomor 4, Oktober 2011 : 183 – 191
184
Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas Metalurgi dari ... Dessy Amalia dkk.
Alumina hasil kalsinasi memiliki struktur lebih kasar dapat dikurangi jumlahnya sebelum atau saat digest-
dan rapuh serta berukuran sekitar 5 – 10 mm ing bahkan setelah digesting.
(Cardarelli, 2008). Alumina yang digunakan oleh
PT Inalum berjenis metallurgical grade dengan Proses Desilikasi
spesifikasi tertera pada Tabel 2.
Menurut Jiayu dkk., 2011 bahwa proses Bayer
Saat ini, bauksit yang ada di Indonesia memiliki memerlukan proses desilikasi menggunakan kapur
kadar rendah, karena jumlah silika reaktif cukup (Cao atau Ca(OH)2). Alternatif kondisi proses
tinggi (4 – 15%) (sehingga untuk meningkatkan dilakukan dengan menambahkan whitton
kadarnya hingga minimal 2% cukup sulit. Selain (mengandung komponen CaCO3) ke dalam bejana
dengan menggunakan proses upgrading, silika reaktif bertekanan bersama bauksit dan larutan NaOH.
185
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 7, Nomor 4, Oktober 2011 : 183 – 191
Kandungan CaCO3 dalam whitton dapat mengikat bertekanan seperti pada Gambar 2 yang memiliki
silika reaktif dalam bentuk kaolinit dengan reaksi : spesifikasi sebagai berikut:
- Kapasitas : 7 liter luluhan setiap
Al2O3.2SiO2 + CaCO3 J CaO.Al2O3.SiO2 .... (1) percobaan;
- Suhu maks. : 150°C;
Pada reaksi (1) di atas, silika reaktif tidak akan - Tekanan maks. : 5 atm;
mengkonsumsi NaOH sehingga Al yang terekstrak - Putaran pengaduk : 20 rpm;
diharapkan menjadi lebih banyak. - Pemanas : elemen listrik;
- Material konstruksi : baja.
- Perlengkapan : pengatur suhu, thermo-
METODOLOGI couple, pressure gauge,
safety valve.
Alumina diperoleh melalui beberapa tahapan proses,
yaitu digesting (proses Bayer), kemudian presipitasi Proses tersebut menghasilkan larutan sodium
untuk memperoleh aluminium hidroksida serta aluminat dan padatan berwarna merah yang disebut
kalsinasi. Sebelum proses berlangsung, bauksit hasil red mud (residu bauksit). Larutan sodium aluminat
proses upgrading dikarakterisasi komposisi kimia dan yang dihasilkan dinetralkan pH nya dengan asam
mineralnya. Digesting dilakukan dengan mencampur sulfat pekat sehingga membentuk endapan putih yang
bauksit dengan NaOH konsentrasi 129 g/L diharapkan adalah aluminium hidroksida. Kemudian
(perbandingan berat 3 : 2) melalui penambahan air endapan tersebut disaring dan dicuci dengan air
yang berlangsung pada 140°C selama 2 jam. Proses suling untuk membersihkan Na (sodium) yang
desilikasi dilakukan untuk mengurangi jumlah SiO2 menempel pada padatan. Kemudian padatan tersebut
reaktif yang terlarut menggunakan whitton teknis dikalsinasi dengan variasi suhu 1000;1100;1200°C
yang mengandung CaCO3 dengan perbandingan dengan injeksi udara. Diagram alir proses pembuatan
berat 3 : 1 terhadap jumlah SiO2 reaktif. Proses di- alumina dapat dilihat pada Gambar 3.
gesting dilakukan dengan menggunakan bejana
186
Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas Metalurgi dari ... Dessy Amalia dkk.
Bauksit tercuci
NaOH Whitton
Sodium Aluminat
Asam
Sulfat
Presipitasi
Aluminium
hidroksida
udara Kalsinasi
Alumina
187
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 7, Nomor 4, Oktober 2011 : 183 – 191
Tabel 4. Larutan sodium aluminat hasil proses Bayer dengan dan tanpa penambahan whitton
Oksida (mg/L) Al2O3 SiO2 Fe2O3 CaO MgO TiO2 Na2O % Ekstraksi Al2O3
Non whitton 58292 166 16,9 2,5 0,65 1,25 90677 49,56
Whitton 88778 10 6,28 1,036 - tt 99739 75,48
Larutan sodium aluminat yang dihasilkan dengan mineral Bayerit/Aluminium Hydroxide (Al(OH)3)
bantuan Whitton dilanjutkan ke proses berikutnya, dari hasil analisis difraksi sinar –X (Gambar 6), dan
yaitu presipitasi. Presipitat yang terbentuk berwana memilliki specific gravity 2,42. Proses presipitasi
putih seperti tampak pada Gambar 5 dan memiliki aluminium hidroksida dapat dilihat pada Gambar
komposisi kimia seperti pada Tabel 5 yang merupakan 7.
188
Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas Metalurgi dari ... Dessy Amalia dkk.
Aluminium hidroksida yang diperoleh masih Semakin tinggi temperatur kalsinasi, semakin besar
mengandung Na cukup besar sehingga perlu dicuci kadar Al2O3 yang diperoleh (Tabel 7) berarti pada
dengan air hangat agar Na berlebih pada permukaan 1200°C aluminium hidroksida telah mengalami
endapan menjadi berkurang. Sedangkan Fe yang dekomposisi paling sempurna dibanding temperatur
terdapat dalam aluminium hidroksida kemungkinan lebih rendah dan fraksi yang mudah menguap dapat
ikut terendapkan saat presipitasi, karena sesuai dihilangkan. Tujuan dari kalsinasi adalah
Gambar 1 Fe(OH)3 akan mengendap pada pH hingga dekomposisi, transisi fase atau penghilangan fraksi
189
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Volume 7, Nomor 4, Oktober 2011 : 183 – 191
Suhu Pengurangan
Kandungan mineral Specific Gravity
(°C) berat (g)
1000 Corundum (Aluminium Oxide) 3,24 2,30
1100 Corundum (Aluminium Oxide) 3,39 4,37
1200 Corundum (Aluminium Oxide) - 1,22
mudah menguap, melalui perlakuan panas terhadap dihasilkan kecil (Tabel 7) karena ada kemungkinan
bahan galian atau material padat di bawah titik lebur pengotor yang masih ada dalam larutan sodium
produk (Pudjaatmaka, 2002) yang akan dihasilkan aluminat ikut terendapkan. Jadi penambahan asam
dalam hal ini alumina yang memiliki titik lebur bekerja tidak selektif walaupun dikendalikan pH nya
2072°C. karena antar unsur terendapkan pada pH yang
berhimpit (Gambar 1.) Pencucian hasil presipitasi
Dalam kegiatan ini, kalsinasi yang dilakukan adalah juga perlu diperhatikan untuk membersihkan sisa-
untuk mendekomposisi mineral hidrat menjadi sisa Na dari permukaan. Selain itu, pengujian fisika
oksida serta menghilangkan air kristal sebagai uap terhadap alumina yang dihasilkan belum dilakukan
air. Selain itu, kalsinasi pada aluminium hidroksida karena keterbatasan jumlah produk sehingga
menjadi alumina juga membantu dalam transisi fase spesifikasi fisik belum diketahui.
karena alumina terdiri dari beberapa fasa, yaitu γ-,
δ-, η-, θ-, and α-alumina. Setiap fase memiliki
struktur kristal dan sifat yang unik. Alumina metal- KESIMPULAN DAN SARAN
lurgical grade yang diharapkan memiliki fasa a yang
diidentifikasi sebagai mineral corundum (Tabel 6) Alumina yang diperoleh belum memenuhi
karena lebih stabil dan saat aplikasi pada Hall spesifikasi yang diperlukan oleh PT. Inalum sehingga
Heroult cell tidak akan menyebabkan korosi serta masih perlu perbaikan proses terutama dalam
190
Percobaan Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas Metalurgi dari ... Dessy Amalia dkk.
pengurangan pengotor jumlah Na oksida dalam Cardarelli, F.2008. Materials handbook: a concise desk-
presipitat aluminium hidroksida. Selain itu juga perlu top reference, second edition. Springer-Verlag-Lon-
diadakan variasi kondisi proses Bayer untuk don Limited.
memperoleh larutan sodium aluminat yang
Jiayu Ma, Kunming Zhai, Zhibao Li, 2011. Desilication
pengotornya terutama Si dan Fe semakin rendah
of synthetic Bayer liquor with calcium sulfate dihy-
sehingga meningkatkan persen ekstraksi Al2O3. Proses drate: Kinetics and modeling. Jurnal
presipitasi juga perlu dicoba dengan menggunakan Hidrometallurgy vol. 107, issues 1-2 pages 48-55
seed alumina untuk meningkatkan persen ekstraksi ,Elsevier.
karena selektifitasnya.
ØstbØ P. N., 2002. Evolution of alpha phase alumina
in agglomerates upon addition to cryolitic melts,
UCAPAN TERIMA KASIH Disertasi Norwegian University of Science and
Technology, Department of Materials Technology
and Electrochemistry.
Terimakasih diucapkan kepada Bapak Wahyu yang
membantu dalam proses digesting serta (Alm) Bapak Pudjaatmaka, A. Hadyana, 2002. Kamus kimia. Cetakan
Soma Somantri yang ikut andil dalam proses kalsinasi. kedua, Balai Pustaka, Jakarta.
Tak luput pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang telah membantu dalam penelitian Schmitz, Cristoph, 2006. Handbook of aluminium re-
ini sehingga dapat terlaksana dengan baik. cycling. Vulkan-verlag Gmbh, Germany.
191