DENGAN
METODE FUNGSIONAL
NAMA KELOMPOK :
Om swastyastu,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan berbagai kenikmatan pada kita semua.
Hanya karena Tuhan segala sesuatu terjadi, hanya dengan izin-Nya semua
yang kita inginkan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedangkan Tuhan Yang
Maha Esa yang menentukan hasilnya. Dengan izin Tuhan pula, makalah kimia kami
yang memiliki tema serta judul Manajemen Keperawatan Dengan Metode
Musyawarah selesai disusun dengan baik dan bijak .
Makalah kimia ini kami susun untuk melengkapi tugas, serta untuk menambah
wawasan bagi penulis dan juga pembaca.
Segenap upaya telah kami lakukan dalam penulisan ini agar tidak terjadi
kekeliruan. Namun, jika masih ditemukan kesalahan dalam penulisan ini, kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
di kemudian hari. Jika ada kesalahan tolong dimaklumi dengan besar hati.
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
A. Tinjauan Teori...............................................................................................................6
1. Definisi.....................................................................................................................6
BAB IV PENUTUP....................................................................................................................24
A. Kesimpulan.................................................................................................................24
B. Saran..........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak
diterima dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional
Keperawatan (1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi,
diantaranya adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana,
mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan
bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan.
Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di
Departemen Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat
ditingkatkan.
Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang
pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan
belum memuaskan. Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan
masyarakat, terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien atau keluarga.
Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.
Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,
pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak
didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis
yang mandiri tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan restrakturing , reengineering, dan redesigning system pemberian
asuhan keperawatan melalui pengembangan Model Metode Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) yang akan dibahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa definisi metode fungsional
2. Bagaimana konsep teori tentang metode fungsional
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode fungsional
4. Bagaimana struktur organisasi (peran dan tugas)
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari metode fungsional
2. Untuk mengetahui contoh konsep teori yang digunakan dalam metode
fungsional
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam metode fungsional
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi dalam metode fungsional
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komperhensif
2. Memungkinkan pelaksaan proses keperawatan
3. Member kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
4. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
secara efektif
5. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
6. Metode ini diharapkan dapat memotivasi perawat dapat bekerja dengan
optimal.
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Metode penugasan fungsional merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang menekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur
(Sitorus, 2006). Prioritas utama metode ini adalah pemenuhan kebutuhan fisik
sehingga kurang memerhatikan kebutuhan manusia secara holistik dan
komprehensif (Asmuji, 2012 dalam Kris Ayu, 2014 ).
Metode fungsional pemberian asuhan keperawatan terutama
berkembang sebagai akibat Perang Dunia II dan pembangunan rumah sakit
terjadi dengan pesat sebagai hasil Undang-Undang Hill-Burton. Karena
perawat sangat dibutuhkan di luar negeri dan di rumah, kekurangan tenaga
keperawatan terjadi dan petugas tambahan diperlukan untuk membantu
melakukan asuhan pasien. Pekerja yang relatif tidak terlatih ini dilatih untuk
melakukan tugas sederhana dan mendapatkan kecakapan melalui pengulangan
tindakan. Petugas tersebut ditugaskan untuk menyelesaikan tugas tertentu
bukan untuk merawat pasien khusus. Contoh tugas keperawatan fungsional
adalah mengukur tekanan darah, memberikan obat, mengganti seprai, dan
memandikan pasien. Perawat terdaftar menjadi manajer asuhan bukan sebagai
pemberi asuhan langsung dan asuhan melalui orang lain menjadi frase yang
digunakan untuk menyebut metode asuhan keperawatan semacam ini
(Marquis, 2013 dalam Kris Ayu, 2014).
Kepala Ruang
Pasien
Penghitungan BOR atau Bed Occupancy Ratio dalam artinya angka penggunaan
tempat tidur. Penghitungan BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
penggunaan kasur atau bed di rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 6085% (Depkes RI, 2005).
Contoh kasus:
Rumah Sakit Harapan Ayah memiliki tempat tidur 100 buah. Pada tanggal 25 Januari
2019 terjadi pengurangan sebanyak 10 tempat tidur. Jumlah hari perawatan hingga
akhir periode Januari 2019 adalah 2.500 hari. Maka rumus BOR yang digunakan
adalah:
menjadi:
2500
x 100%
((100 x 24) + (95 x 7))
2500
x 100% = 82,5082 bila dibulatkan
menjadi 82,51
3030
B. Perhitungan ALOS
Perhitungan ALOS atau AVLOS adalah akronim dari Average Length of Stay.
Menurut Depkes, RI (2005) adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien.
Indikator ini dapat menggambarkan tingkat efisiensi perawatan, mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada sebuah diagnosis dan kasus tertentu dapat
dijadikan suatu evaluasi yang mendalam. Secara umum rata-rata ALOS yang
ditetapkan oleh Depkes RI, 2005 adalah 69 hari.
Rumus penghitungan ALOS seperti berikut:
Dalam sebuah rumah sakit Harapan Ayah dalam 30 hari atau satu kali periode
terdapat lama perawatan selama 6000 hari dan terdapat 2000 pasien yang
keluar baik hidup maupun mati.
6000
ALOS = 2000
ALOS = 30 hari.
C. Perhitungan TOI
Perhitungan TOI adalah akronim dari Turn Over Interval yang memiliki arti
menurut Depkes RI, (2005) adalah rata-rata tempat tidur tersebut tidak terisi
atau kosong saat setelah ditinggalkan pasien hingga terisi kembali oleh pasien
yang baru. Dalam hal ini nilai ideal TOI adalah 13 hari.
Rumus perhitungan TOI:
Contoh kasus:
Dalam suatu Rumah Sakit Z, setelah dilakukan perhitungan selama 30 hari
didapatkan jumlah hari perawatan sebanyak 6000 dan ada 400 tempat tidur.
Jumlah pasien yang keluar 2000 orang. Berapa TOI di rumah sakit tersebut?
2000
TOI= (12000) 6000
2000
D. Perhitungan BTO
Perhitungan BTO yang merupakan akronim dari Bed Turn Over yang mana
jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti perputaran serta
perpindahan tempat tidur. Namun, menurut Depkes RI, 2005 menyatakan
bahwa BTO merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu periode
dan dapat pula diartikan dalam suatu waktu berapa kalikah tempat tidur
tersebut terisi dan kosong. Nilai idealnya adalah 4050 kali guna.
BTO= 2000
200
Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang
Ns. 2 : (pada bed 2) selamat pagi ibu, dengan ibu Ambara Giri?
Ny. Ambara : Iya benar sus
Ns. 2 : Sambil saya lihat gelangnya ibu ya? Baik ibu, sebelumnya
bagaimanakah tidur ibu semalam?
Ny. Ambara : saya masih mencret sus, kapan saya sembuh?
Ns. 2 : baik ibu, begini karena ibu mencret atau diare maka ibu akan
merasa sedikit lemas oleh karena ibu akan kehilangan beberapa
cairan elektrolit. Oleh karena itu tadi saya sudah memberikan ibu
oralit dan terpasang infus untuk memperkuat kesimbangan cairan
ibu dan dibantu juga dengan obat-obatan dari dokter yang
membantu mengobati usus ibu dari dalam. Saya sambil memeriksa
tensi ibu ya?
Ny. Ambara : baik sus, berarti jika saya minum obat rajin dan minum banyak
saya akan cepat sembuh ya?
Ns. 2 : Ibu, tensi ibu 130/80, suhu ibu normal 36,5 O C sedangkan Nadi
dan respirasi ibu normal 100 x/ mt dan 18 x/ menit. Tensi ibu
sepertinya agak tinggi, mungkin ibu bias Tarik nafas panjang dan
tenangkan pikiran ibu. Nanti ibu akan diberikan minuman serta
makanan, apabila ibu merasa mual maka ibu dapat makan sedikit-
sedikit namun sering.
Ny. Ambara : Baik sus, apakah ada obat untuk saya?
Ns. 2 : Ada ibu, obat akan diberikan pukul 09.00 WITA setelah ibu
sarapan.
Ny. Ambara : terima kasih sus.
Ny. Ambara : saya merasa agak sedikit lemas, dan perut saya masih
mules
Perawat 3 : baiklah ibu, apakah ibu sudah sarapan pagi ini?
Ny. Ambara : sudah pak
Perawat 3 : kalua begitu sekarang saya akan memberikan ibu obat,
dan ibu dapat meminumnya sekarang. Obat ini untuk
mengobati diare ibu.
Ny. Ambara : iya pak, apakah boleh saya minum sekarang?
Perawat 3 : iya bu silahkan di minum obatnya.
Ny. Ambara : terimakasih pak.
Perawat 3 :baiklah karna ibu sudah minum obatnya, saya pamit
dlu ya bu. Semoga ibu cepat sembuh
Ny. Ambara :iya pak, terimakasih.
Perawat 3 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat putu, saya
akan memberikan ibu obat yang harus ibu minum pagi
ini.
Ny. Ari : iya pak.
Perawat 3 : apakah ibu sudah sarapan pagi ini?
Ny. Ari : belum pak
Perawat 3 : kalua belum ibu bsa sarapan terlebih dahulu.apakah
Ibu ada keluhan?
Ny. Ari : baik pak. Sedikit nyeri di perut bagian bawah
Perawat 3 : kalua begitu setelah sarapan ibu minum ya obat yang
saya berikan.
Ny. Ari : baik pak
Perawat 3 :kalau begitu saya permisi ya bu. Ingat obatnya di
minum setelah sarapan ya bu.
Ny. Ari : iya pak. terimakasih
Perawat 4 : selamat pagi ibu, apa benar ini dengan ibu Ari?
Ny. Ari : iya benar
Perawat 4 : bisa saya lihat gelangnya?
Ny. Ari : bisa sus.
Perawat 4 : baik ibu hari ini saya perawat 4 akan memantau
perkembangan kesehatan ibu. saat ini apa yang masih
ibu rasakan?
Ny. Ari : sudah tidak ada keluhan sus, hanya masih ada gatal
bagian kemaluan saya.
Perawat 4 : baik ibu, ini juga ditangan ibu ada merah merah
apakah ini ibu yang menggaruk?
Ny. Ari : iya sus gatal sekali setelah saya makan udang itu
Perawat 4 : baik ibu, apakah sekarang masih terasa gatal ibu?
Ny. Ari : tidak sus
Perawat 4 : baik ibu, nanti saya akan sampaikan keluhan ibu ini.
Perawat 5 : selamat pagi ibu, saya perawat 5 hari ini saya akan
memotong kuku ibu. saya lihat kuku ibu sudah panjang.
Apakah ibu bersedia saya potong kukunya?
Ny. Anggun : untuk apa saya potong kuku?
Perawat 5 : baik ibu, begini. Dalam kuku ibu yang panjang
mengandung bakteri serta kuman. Saat ini system
kekebalan tubuh ibu sedang menurun dan jika terkena
kuman lewat luka tersebut maka ibu jadi lebih lama
sembuhnya. Bagaimana apakah ibu setuju?
Ny. Anggun : iya saya setuju.
Perawat 5 : baik ibu saya akan potong kuku ibu ya dimulai dari
tangan kiri setelah itu tangan kanan dan kedua kaki
begitu juga.
Ny. Anggun : baik sus. (perawat melakukan tindakan)
Perawat 5 :baik ibu, saya telah selesai melakukan tindakan,
apakah sakit ibu?
Ny. Anggun : tidak sus.
Perawat 5 : baik ibu kalau begitu saya permisi ibu ya.
Ny. Anggun : nggih ibu.
Perawat 5 : selamat pagi ibu, saya perawat 5 hari ini saya
akan memotong kuku ibu. saya lihat kuku ibu sudah
panjang. Apakah ibu bersedia saya potong kukunya?
Ny. Ari : untuk apa saya potong kuku?
Perawat 5 : baik ibu, begini. Dalam kuku ibu yang panjang
mengandung bakteri serta kuman. Saat ini system
kekebalan tubuh ibu sedang menurun dan jika terkena
kuman lewat luka tersebut maka ibu jadi lebih lama
sembuhnya. Bagaimana apakah ibu setuju?
Ny. Ari : iya saya setuju.
Perawat 5 : baik ibu saya akan potong kuku ibu ya dimulai dari
tangan kiri setelah itu tangan kanan dan kedua kaki
begitu juga.
Ny. Ari : baik sus. (perawat melakukan tindakan)
Perawat 5 : baik ibu, saya telah selesai melakukan tindakan,
apakah sakit ibu?
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam metode ini dengan sistem penugasan yang berbeda menjadikan metode
ini lebih efektif karena dijabarkan dalam tugas yang berbeda-beda dan memberikan
tanggung jawab. Dalam hal ini metode fungsional memiliki sistem yang dipimpin
oleh kepala ruangan dan di koordinatori oleh perawat associate. Yang mana dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat hanya boleh menjalankan 1 sampai 2 jenis
pekerjaan. Sebagai contoh, kepala ruangan memimpin koordinasi lapangan asuhan
kepada pasien. Sedangkan ada 1 sampai 2 perawat dalam 1 jenis pekerjaan khusus
untuk semua perawat. Terdapat beberapa jenis perawatan seperti perawatan luka,
perawatan pengobatan, dan perawatan injeksi yang bersinergis merawat pasien.
Adapun manfaat yang didapatkan dengan menerapkan metode ini, antara lain
dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komperhensif, memungkinkan
pelaksanaan proses keperawatan, memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan
interpersonal, memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda secara efektif, akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan metode fungsional adalah metode pemberian asuhan
keperawatan yang menekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur.
Prioritas utama metode ini adalah pemenuhan kebutuhan fisik. Peran perawat
pada metode ini adalah melakukan tindakan sesuai dengan
spesifikasi/spesialisasi yang dimilikinya. Adapun manfaat yang didapatkan
dengan menerapkan metode ini, antara lain dapat memfasilitasi pelayanan
keperawatan secara komperhensif, memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan,
memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kris, Ayu.2014. Struktur Organisasi Pelayanan
Keperawatan.www.scribd.com/document/348413114/Struktur-
Organisasi-Pelayanan-Keperawatan. Diakses pada 20 Mei 2019
(14.09)