Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN KEPERAWATAN

DENGAN
METODE FUNGSIONAL

NAMA KELOMPOK :

DESAK NYOMAN INDRAYANI 15C11500

NI LUH PUTU ARY SWASTY 15C11540

I PUTU ADI 16C11721

I DEWA AGUNG AYU TRISYA I. 16C11722

I GUSTI AGUNG INDRA DINATA JAYA 16C11723

NI KETUT ALIT MEIDRESA 16C11724

IDA AYU AMBARA GIRI 16C11725

IDA AYU PUTU ANGGU PRAVITA S. 16C11726

MADE ARI LESTARI 16C11727

KADEK ARI YOGA PURWITA 16C11728

PUTU ARIES PRATAMA 16C11729

NI WAYAN ARMINIATI 16C11731

PUTU AWANDA ARYADIPTA 16C11732

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI


S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019
KATA PENGANTAR

Om swastyastu,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugrahkan berbagai kenikmatan pada kita semua.
Hanya karena Tuhan segala sesuatu terjadi, hanya dengan izin-Nya semua
yang kita inginkan terwujud. Manusia hanya mampu berusaha sedangkan Tuhan Yang
Maha Esa yang menentukan hasilnya. Dengan izin Tuhan pula, makalah kimia kami
yang memiliki tema serta judul ‘’Manajemen Keperawatan Dengan Metode
Musyawarah’’ selesai disusun dengan baik dan bijak .
Makalah kimia ini kami susun untuk melengkapi tugas, serta untuk menambah
wawasan bagi penulis dan juga pembaca.
Segenap upaya telah kami lakukan dalam penulisan ini agar tidak terjadi
kekeliruan. Namun, jika masih ditemukan kesalahan dalam penulisan ini, kami
dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
di kemudian hari. Jika ada kesalahan tolong dimaklumi dengan besar hati.

Om Santih Santih Santih Om

Denpasar, 20 Mei 2019


Daftar Isi

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5

D. Manfaat Penulisan........................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

A. Tinjauan Teori...............................................................................................................6

1. Definisi.....................................................................................................................6

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Fungsional........................................................6

3. Struktur Organisasi Pada Metode Fungsional...........................................................7

B. Role Play Bermain Peran.............................................................................................15

BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................................23

BAB IV PENUTUP....................................................................................................................24

A. Kesimpulan.................................................................................................................24

B. Saran..........................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Peningkatan profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak
diterima dan diakuinya keperawatan sebagai profesi pada Lokakarya Nasional
Keperawatan (1983). Sejak saat itu, berbagai upaya telah dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Kesehatan dan organisasi profesi,
diantaranya adalah dengan membuka pendidikan pada tingkat sarjana,
mengembangkan Kurikulum Diploma III keperawatan, mengadakan pelatihan
bagi tenaga keperawatan, serta mengembangkan standar praktik keperawatan.
Upaya penting lainnya adalah dibentuknya Direktorat Keperawatan di
Departemen Kesehatan di Indonesia. Semua upaya tersebut bertujuan untuk
meningkatkan profesionalisme keperawatan agar mutu asuhan keperawatan dapat
ditingkatkan.
Walaupun sudah banyak hal positif yang telah dicapai di bidang
pendidikan keperawatan, tetapi gambaran pengelolaan layanan keperawatan
belum memuaskan. Layanan keperawatan masih sering mendapat keluhan
masyarakat, terutama tentang sikap dan kemampuan perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada klien atau keluarga.
Layanan keperawatan yang ada di Rumah Sakit masih bersifat okupasi.
Artinya, tindakan keperawatan yang dilakukan hanya pada pelaksanaan prosedur,
pelaksanaan tugas berdasarkan instruksi dokter. Pelaksanaan tugas tidak
didasarkan pada tanggung jawab moral serta tidak adanya analisis dan sintesis
yang mandiri tentang asuhan keperawatan. Untuk mengatasi masalah tersebut
diperlukan restrakturing , reengineering, dan redesigning system pemberian
asuhan keperawatan melalui pengembangan Model Metode Praktik Keperawatan
Profesional (MPKP) yang akan dibahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Apa definisi metode fungsional
2. Bagaimana konsep teori tentang metode fungsional
3. Apa kelebihan dan kekurangan metode fungsional
4. Bagaimana struktur organisasi (peran dan tugas)

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari metode fungsional
2. Untuk mengetahui contoh konsep teori yang digunakan dalam metode
fungsional
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam metode fungsional
4. Untuk mengetahui bagaimana struktur organisasi dalam metode fungsional

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komperhensif
2. Memungkinkan pelaksaan proses keperawatan
3. Member kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
4. Memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
secara efektif
5. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
6. Metode ini diharapkan dapat memotivasi perawat dapat bekerja dengan
optimal.
BAB II

(PEMBAHASAN)

A. Tinjauan Teori

1. Definisi
Metode penugasan fungsional merupakan metode pemberian asuhan
keperawatan yang menekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur
(Sitorus, 2006). Prioritas utama metode ini adalah pemenuhan kebutuhan fisik
sehingga kurang memerhatikan kebutuhan manusia secara holistik dan
komprehensif (Asmuji, 2012 dalam Kris Ayu, 2014 ).
Metode fungsional pemberian asuhan keperawatan terutama
berkembang sebagai akibat Perang Dunia II dan pembangunan rumah sakit
terjadi dengan pesat sebagai hasil Undang-Undang Hill-Burton. Karena
perawat sangat dibutuhkan di luar negeri dan di rumah, kekurangan tenaga
keperawatan terjadi dan petugas tambahan diperlukan untuk membantu
melakukan asuhan pasien. Pekerja yang relatif tidak terlatih ini dilatih untuk
melakukan tugas sederhana dan mendapatkan kecakapan melalui pengulangan
tindakan. Petugas tersebut ditugaskan untuk menyelesaikan tugas tertentu
bukan untuk merawat pasien khusus. Contoh tugas keperawatan fungsional
adalah mengukur tekanan darah, memberikan obat, mengganti seprai, dan
memandikan pasien. Perawat terdaftar menjadi manajer asuhan bukan sebagai
pemberi asuhan langsung dan “asuhan melalui orang lain” menjadi frase yang
digunakan untuk menyebut metode asuhan keperawatan semacam ini
(Marquis, 2013 dalam Kris Ayu, 2014).

2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Fungsional


Kelebihan dari metode fungsional, antara lain:
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas yang
jelas, dan pengawasan yang baik
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
c. Perawat senior diri dengan tugas manajerial, sedangkan perawat pasien
diserahkan kepada perawat junior dan/atau belum berpengalaman
d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik
yang praktek untuk ketrampilan tertentu.
Kekurangan dari metode fungsional, antara lain:
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja
d. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
e. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan
f. Pelayanan terputus-putus
g. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

3. Struktur Organisasi Pada Metode Fungsional

Kepala Ruang

Perawat : Perawat : Perawat : Perawat :


merawat pengobatan Merawat pengobatan
luka luka

Pasien

Pada metode penugasan fungsional, seorang kepala ruang membawahi secara


langsung perawat-perawat pelaksana yang ada di ruang tersebut. Metode ini
menggambarkan bahwa satu-satunya pemegang kendali manajerial dan
laporan klien adalah kepala ruang, sedangkan perawat lainnya hanya sebagai
perawat pelaksana tindakan.
Peran perawat pada metode ini adalah melakukan tindakan sesuai
dengan spesifikasi/spesialisasi yang dimilikinya. Setiap perawat mempunyai
tugas dan tanggung jawab untuk memberikan tindakan keperawatan sebanyak
satu atau dua jenis tindakan. Jenis tindakan lainnya diberikan oleh perawat
lainnya. Berdasarkan struktur di atas, tergambar ada jelas bahwa ada
pembagian tugas perawat, yaitu ada perawat yang tugasnya hanya
memberikan obat, ada perawat yang tugasnya hanya merawat luka, dan lain-
lain.
Namun demikian, guna mengurangi beban tanggung jawab kepala
ruang yang besar, pihak rumah sakit dapat memodifikasi struktur tersebut
dengan menempatkan wakil kepala ruang untuk membantu tugas kepala
ruang. Selain mengurangi beabn kerja kepala ruang, dengan adanya wakil
kepala ruang, harapannya dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pekerjaan.

Rumus Penghitungan BOR, ALOS, TOI, BTO, NDR, GDR


A. Penghitungan BOR

Penghitungan BOR atau Bed Occupancy Ratio dalam artinya angka penggunaan
tempat tidur. Penghitungan BOR adalah persentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
penggunaan kasur atau bed di rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60—85% (Depkes RI, 2005).

Rumus penghitungan BOR pengurangan/penambahan tempat tidur:

Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit


x 100%
((Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari dalam Satu Periode))

Contoh kasus:

Rumah Sakit Harapan Ayah memiliki tempat tidur 100 buah. Pada tanggal 25 Januari
2019 terjadi pengurangan sebanyak 10 tempat tidur. Jumlah hari perawatan hingga
akhir periode Januari 2019 adalah 2.500 hari. Maka rumus BOR yang digunakan
adalah:

Jumlah Hari Perawatan Rumah Sakit


x 100%
((Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari dalam Satu Periode))

menjadi:

2500
x 100%
((100 x 24) + (95 x 7))

2500
x 100% = 82,5082 bila dibulatkan
menjadi 82,51
3030
B. Perhitungan ALOS
Perhitungan ALOS atau AVLOS adalah akronim dari Average Length of Stay.
Menurut Depkes, RI (2005) adalah rata-rata lama rawat inap seorang pasien.
Indikator ini dapat menggambarkan tingkat efisiensi perawatan, mutu
pelayanan, apabila diterapkan pada sebuah diagnosis dan kasus tertentu dapat
dijadikan suatu evaluasi yang mendalam. Secara umum rata-rata ALOS yang
ditetapkan oleh Depkes RI, 2005 adalah 6—9 hari.
Rumus penghitungan ALOS seperti berikut:

Jumlah Lama Rawat


ALOS = Jumlah Pasien Keluar
(Hidup + Mati)

Contoh kasus penghitungan ALOS:

Dalam sebuah rumah sakit Harapan Ayah dalam 30 hari atau satu kali periode
terdapat lama perawatan selama 6000 hari dan terdapat 2000 pasien yang
keluar baik hidup maupun mati.

Jumlah Lama Rawat


ALOS = Jumlah Pasien Keluar
(Hidup + Mati)

6000
ALOS = 2000
ALOS = 30 hari.
C. Perhitungan TOI
Perhitungan TOI adalah akronim dari Turn Over Interval yang memiliki arti
menurut Depkes RI, (2005) adalah rata-rata tempat tidur tersebut tidak terisi
atau kosong saat setelah ditinggalkan pasien hingga terisi kembali oleh pasien
yang baru. Dalam hal ini nilai ideal TOI adalah 1—3 hari.
Rumus perhitungan TOI:

TOI= ((Jumlah Tempat Tidur x periode) – Hari Perawatan)

Jumlah Pasien Keluar (Hidup +Mati)

Contoh kasus:
Dalam suatu Rumah Sakit Z, setelah dilakukan perhitungan selama 30 hari
didapatkan jumlah hari perawatan sebanyak 6000 dan ada 400 tempat tidur.
Jumlah pasien yang keluar 2000 orang. Berapa TOI di rumah sakit tersebut?

TOI= ((Jumlah Tempat Tidur x periode) – Hari Perawatan)

Jumlah Pasien Keluar (Hidup +Mati)

TOI= ((400 x 30 ) – 6000)

2000
TOI= (12000) — 6000

2000

TOI= 6000 : 2000


TOI= 3 hari

D. Perhitungan BTO
Perhitungan BTO yang merupakan akronim dari Bed Turn Over yang mana
jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti perputaran serta
perpindahan tempat tidur. Namun, menurut Depkes RI, 2005 menyatakan
bahwa BTO merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur dalam satu periode
dan dapat pula diartikan dalam suatu waktu berapa kalikah tempat tidur
tersebut terisi dan kosong. Nilai idealnya adalah 40—50 kali guna.

Rumus penghitungan BTO:

BTO= Jumlah Pasien yang Keluar (Hidup + Mati)


Jumlah Tempat Tidur

Contoh Kasus Perhitungan BTO:


Dalam sebuah rumah sakit Harapan Ayah dalam 30 hari atau satu kali periode
terdapat 200 tempat tidur dan terdapat 2000 pasien yang keluar baik hidup
maupun mati. Berapakah BTO nya?

BTO= Jumlah Pasien yang Keluar (Hidup + Mati)


Jumlah Tempat Tidur

BTO= 2000
200

BTO= 10 kali pemakaian selama 30 hari.

E. Perhitungan NDR ( Net Death Rate)


Perhitungan NDR yang merupakan akronim dari Net Death Rate jika
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti angka rata-rata kematian
dalam suatu rumah sakit di satu periode. Menurut Depkes RI, 2005 bahwa
angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk setiap 1000 penderita yang
keluar. Indikator ini menjadi salah satu tolak ukur sebagai pelayanan mutu dan
kualitas sebuah rumah sakit.
Rumus perhitungan NDR:

NDR= Jumlah Pasien Mati > 48 jam


(jumlah pasien keluar (hidup + mati))

F. Perhitungan GDR x 100%


Perhitungan GDR atau Gross Death Rate yang dalam bahasa Indoneisa berarti
angka rata-rata kematian secara umum dalam sebuah rumah sakit untuk setiap
1000 penderita keluar.
Rumus perhitungan GDR:

GDR= Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%


(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
PERHITUNGAN KETENAGA KERJAAN MENURUT

RUMUS DOUGLAS DAN DEPKES RI

A. Perhitungan Rumus Douglas

Douglas (1984, dalam Swansburg & Swansburg, 1999) menetapkan jumlah


perawat yang dibutuhkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan klasifikasi
klien, dimana masingmasing kategori mempunyai nilai standar per shift nya,
yaitu sebagai berikut :

Jumlah Klasifikasi KLien


Pasien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst

Contoh kasus
Ruang rawat dengan 17 orang klien, dimana 3 orang dengan ketergantungan
minimal, 8 orang dengan ketergantungan partial dan 6 orang dengan
ketergantungan total.
Maka jumlah perawat yang dibutuhkan :
Minimal Parsial Total Jumlah
Pagi 0,17 x 3 = 0,51 0.27 x 8 = 2.16 0.36 x 6 = 2.16 4.83 (5) orang
Sore 0.14 x 3 = 0.42 0.15 x 8 = 1.2 0.3 x 6 = 1.8 3.42 (4) orang
Malam 0.07 x 3 = 0.21 0.10 x 8 = 0.8 0.2 x 6 = 1.2 2.21 (2) orang
Jumlah secara keseluruhan perawat perhari 11 Orang

B. Perhitungan Rumus Depkes RI


- Perhitungan untuk Rawat Jalan

Tp = rata-rata jumlah pasien x jumlah jam perawatan + koreksi 15%

Jumlah jam efektif bekerja x hari : 60 jam

Atau rumus perhitungan ketenagakerjaan dapat disederhanakan menjadi:

Jumlah jam perawatan


Jam kerja efektif per shift

C. Role Play Bermain Peran


NASKAH ROLE PLAY SISTEM ASUHAN KEPERAWATAN METODE
FUNGSIONAL

Kepala Ruangan : Ni Putu Ary Swasti


Ns. 1 : Putu Awanda Aryadipta
Ns. 2 : Ni Wayan Arminiati
Ns. 3 : Putu Aries Pratama
Ns. 4 : I Putu Adi
Ns. 5 : Desak Nyoman Indrayani
Pasien 1 : Ida Ayu Putu Anggun Pravita Sari
Pasien 2 : Ida Ayu Putu Ambara Giri
Pasien 3 : Ni Made Ari Lestari
Keluarga Pasien : Dewa Agung Ayu Indah Trisya Larasathi
Keluarga Pasien : Made Ari Yoga Purwita
Keluarga Pasien : I Gusti Agung Indra Dinata Jaya Putra
Keluarga Pasien : Ni Ketut Alit Meidresa
Pada suatu hari di Ruang Cempaka RS Sanglah, terdapat 9 pasien dengan
golongan penyakit Medikal dan Bedah dimulai dari Bed 1—3 pasien dengan
kecelakaan dan cidera kepala ringan, bed 4—5 pasien dengan penyakit diabetes
militus.
Pagi hari pukul 06.00 WITA perawat yang shift malam sedang berkeliling
memeriksa kembali TTV (Tanda-Tanda Vital Sign) untuk dilaporkan kembali
asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien.
Ns. 1 : (pada bed 1) selamat pagi ibu, dengan ibu Anggun Pravita Sari?
Ny. Anggun: Iya benar sus
Ns. 1 : Sambil saya lihat gelangnya ibu ya? Baik ibu, sebelumnya
bagaimanakah tidur ibu semalam?
Ny. Anggun : saya merasa gelisah, berkeringat dan pusing sus.
Ns. 1 : Kalau sekarang apakah masih merasa seperti itu ibu? Saya ukur
dahulu untuk tensi dan suhu ibu ya.
Ny. Anggun : Baik sus.
Ns. 1 : Ibu, tensi ibu 130/80, suhu ibu memang agak tinggi yakni 37,5O C
sedangkan Nadi dan respirasi ibu normal 100 x/ mt dan 18 x/ menit.
Tensi ibu sepertinya agak tinggi, mungkin ibu bias Tarik nafas
panjang dan tenangkan pikiran ibu. Untuk demam ibu dicoba
dahulu untuk minum lebih dari 8 gelas perhari ya ibu dan diimbangi
dengan kompres air biasa di bagian ketiak serta bawah atau pangkal
perut ibu.
Ny. Anggun : Baik sus, apakah ada obat untuk saya?
Ns. 1 : Ada ibu, obat akan diberikan pukul 09.00 WITA setelah ibu
menghabiskan sarapan ibu nggih.
Ny. Anggun : terima kasih ibu.

Ns. 2 : (pada bed 2) selamat pagi ibu, dengan ibu Ambara Giri?
Ny. Ambara : Iya benar sus
Ns. 2 : Sambil saya lihat gelangnya ibu ya? Baik ibu, sebelumnya
bagaimanakah tidur ibu semalam?
Ny. Ambara : saya masih mencret sus, kapan saya sembuh?
Ns. 2 : baik ibu, begini karena ibu mencret atau diare maka ibu akan
merasa sedikit lemas oleh karena ibu akan kehilangan beberapa
cairan elektrolit. Oleh karena itu tadi saya sudah memberikan ibu
oralit dan terpasang infus untuk memperkuat kesimbangan cairan
ibu dan dibantu juga dengan obat-obatan dari dokter yang
membantu mengobati usus ibu dari dalam. Saya sambil memeriksa
tensi ibu ya?
Ny. Ambara : baik sus, berarti jika saya minum obat rajin dan minum banyak
saya akan cepat sembuh ya?
Ns. 2 : Ibu, tensi ibu 130/80, suhu ibu normal 36,5 O C sedangkan Nadi
dan respirasi ibu normal 100 x/ mt dan 18 x/ menit. Tensi ibu
sepertinya agak tinggi, mungkin ibu bias Tarik nafas panjang dan
tenangkan pikiran ibu. Nanti ibu akan diberikan minuman serta
makanan, apabila ibu merasa mual maka ibu dapat makan sedikit-
sedikit namun sering.
Ny. Ambara : Baik sus, apakah ada obat untuk saya?
Ns. 2 : Ada ibu, obat akan diberikan pukul 09.00 WITA setelah ibu
sarapan.
Ny. Ambara : terima kasih sus.

Kepala Ruangan : Selamat pagi rekan-rekan semua.


Semua Perawat : Selamat pagi juga Ibu.
Kepala Ruangan : Baik selamat pagi rekan-rekan. Saya akan pimpin
briefing kita pada pagi ini. Menurut data terakhir di buku
catatan pasien kita memiliki 5 pasien. pasien di kamar 1
bed 1 pasien atas nama Ny. Anggun dengan diagnose
medis CKR (Cidera Kepala Ringan) post operatif
pengeluaran penggumpalan darah dengan kondisi terakhir
keadaan umum baik, dan tidak ada indikasi infeksi.
Pasien adalah post-op hari ke 3. Pasien kedua adalah Ny.
Ambara Giri di kamar 2 bed 1 dengan diagnose diare
hari ke 2 dengan balance cairan yang baik.
Pasien ke 3 adalah pasien baru, atas nama ny. Ari lestari
baru masuk dari UGD sejak tadi pukul 05.00 WITA
dengan diagnose medis ISK (Infeksi Saluran Kemih)
namun saat ini tanda dan gejalanya sudah membaik . ibu
ari juga memiliki kuku yang panjang dan sering
menggaruk kemaluan. Baik saat ini bagaimana
perkembangan pasien Ny. Anggun dan Ny. Ambara. Bagi
perawat 1 dan 2 apakah ada yang ingin dilaporkan?
Perawat 1 : Baik bu, saya ingin melaporkan pasien atas nama
Ny.Anggun tekanan darahnya 130/80, suhunya 37,5, nadi
dan respirasi 100 dan 18x/menit. Pasien kedua atas nama
Ny. Ambara memiliki tekanan darah sebesar 100/80, suhu
36,5, nadi dan respirasi 100 dan 18x/menit. Pasien ketiga
atas nama Ny.Ari Lestari tekanan darahnya 100/80, suhu
38, nadi dan respirasi 100 dan 20x/menit.
Perawat 2 : Saya ingin melaporkan pasien pertama atas nama Ny.
Anggun diberikan obat Apixaban sebanyak 5mg pukul
19.00. Pasien kedua atas nama Ny. Ambara diberikan
obat oralit sebanyak 200ml pada pukul 19.00, 22.00,
02.00, 06.00. pasien ketiga atas nama Ny. Ari Lestari
diberikan obat Ciprofloxacin sebanyak 500mg pada
pukul 05.00.
Kepala Ruangan : Apakah ada rencana tindakan medis yang dirujuk oleh
dokter ?
Perawat 1 : Rencana tindakan medis pasien satu atas nama
Ny.Anggun observasi setiap 3 jam pengeluaran drainage
perdarahan. Rencana tindakan pasien kamar 3 bed 1 atas
nama Ny. Ari Lestari adalah rujukan laboratorium
(periksa urin lengkap serta vaginal swab) pukul 09.00
WITA dan hasilnya di konsulkan langsung terhadap
dokter spesialis Urologi (dr. Wahyu) serta ada tindakan
potong kuku untuk pasien 1 dan 3 karena pasien memiliki
kuku panjang serta sering menggaruk-garuk yang gatal.
Perawat 2 : Rencana tindakan medis pasien 2 atas nama Ny. Ambara
observasi balance cairan, observasi tanda-tanda dehidrasi.
Jika terdapat tanda-tanda syok dapat menghubungi dr
jaga terlebih dahulu.
Kepala ruangan : Baik nanti saya akan menghubungi petugas lab untuk
datang dan mengambil sampel urin. Untuk observasi saya
serahkan pada perawat 4 dengan mencatat hasil observasi
setiap 3 jam sekali untuk pasien Ny. Anggun, 3 jam sekali
untuk Ny. Ambara, 5 jam sekali untuk Ny. Ari Lestari.
Apakah anda siap?
Perawat 4 : baik bu, saya bersedia.
Kepala Ruangan : Selanjutnya tugas memberikan obat pasien yang ada
saya serahkan kepada Perawat 3. Apakah Anda siap?
Perawat 3 : baik bu, saya siap.
Kepala ruangan : tugas potong kuku akan dilakukan oleh perawat 5,
apakah anda bersedia?
Perawat 5 : iya saya bersedia.
Kepala ruangan : baik terima kasih tugas bias dilanjutkan dengan visite ke
ruangan pasien kita melihat pasiennya langsung. Sebelum
kita menjalankan amanah dan tugas ini marilah kita
berdoa terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan
masing-masing berdoa mulai.
Semua : Berdoa
Kepala ruangan : Berdoa selesai.

Setelah briefing selesai masing-masing perawat melaksanakan tugas yang


telah direncanakan.
Perawat 3 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat Putu
hari ini saya akan memberikan ibu obat yang harus
ibu minum. Bagaimana untuk srapannya bu?
Ny. Anggun : sarapannya terasa hambar, boleh saya makan-
makanan yang lain selain dari rumah sakit?
Perawat 3 : boleh ibu, tapi untuk saat ini ibu harus makan
makanan yang sudah di sedikan dari rumah sakit dulu
karena sekarang ibu harus minum obat setelah sarapan.
Ny. Anggun : oh begitu ya sus.
Perawat 3 : iya ibu. Jangan lupa makn yang banyak ya ibu agar
ibu cepet sembuh. Dan ingat setelah ibu makan ibu
langsung minum obatnya.
Ny. Anggun : kalau begitu saya akan makan, walaupun rasa
makannya hambar. Agar saya cepat sembuh sus
Perawat 3 : baik ibu. Kalua begitu saya permisi dulu ya bu.
Ny. Anggun : iya sus
Perawat 3 :
Ny. Anggun :

Perawat 3 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat Putu


hari ini saya akan memberikan ibu obat yang harus
ibu minum. Bagaimana keadaan ibu saat ini?

Ny. Ambara : saya merasa agak sedikit lemas, dan perut saya masih
mules
Perawat 3 : baiklah ibu, apakah ibu sudah sarapan pagi ini?
Ny. Ambara : sudah pak
Perawat 3 : kalua begitu sekarang saya akan memberikan ibu obat,
dan ibu dapat meminumnya sekarang. Obat ini untuk
mengobati diare ibu.
Ny. Ambara : iya pak, apakah boleh saya minum sekarang?
Perawat 3 : iya bu silahkan di minum obatnya.
Ny. Ambara : terimakasih pak.
Perawat 3 :baiklah karna ibu sudah minum obatnya, saya pamit
dlu ya bu. Semoga ibu cepat sembuh
Ny. Ambara :iya pak, terimakasih.
Perawat 3 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat putu, saya
akan memberikan ibu obat yang harus ibu minum pagi
ini.
Ny. Ari : iya pak.
Perawat 3 : apakah ibu sudah sarapan pagi ini?
Ny. Ari : belum pak
Perawat 3 : kalua belum ibu bsa sarapan terlebih dahulu.apakah
Ibu ada keluhan?
Ny. Ari : baik pak. Sedikit nyeri di perut bagian bawah
Perawat 3 : kalua begitu setelah sarapan ibu minum ya obat yang
saya berikan.
Ny. Ari : baik pak
Perawat 3 :kalau begitu saya permisi ya bu. Ingat obatnya di
minum setelah sarapan ya bu.
Ny. Ari : iya pak. terimakasih

Perawat 4 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat adi, adi


tujuan saya kesini saya ingin membantu untuk
mengukur Tanda- Tanda Vital ibu. Apakah ibu
bersedia?
Ny. Anggun : iya pak
Perawat 4 : baiklah ibu, saya naikkan lengan bajunya ya ibu.
Ny. Anggun : berapa tekanan darah saya pak, apakah normal?
Perawat 4 : tekanan darah ibu 110/90 bu. Tekanan darah ibu
normal
Ny. Anggun : baik pak
Perawat 4 : ibu sekarang saya akan mengukur suhu tubuh ibu, ibu
bias jepit alatnya di ketiak
Ny. Anggun : iya pak
Perawat 4 :suhu ibu normal 37,10C jadi normal ya bu
Ny. Anggun : baik pak. Terimakasih
Perawat 4 : baiklah ibu karna sudah selesai saya permisi dlu ya bu
Ny. Anggun : Terimakasih pak

Perawat 4 : selamat pagi ibu, perkenalkan saya perawat adi, adi


tujuan saya kesini saya ingin membantu untuk
mengukur Tanda- Tanda Vital ibu. Apakah ibu
bersedia?
Ny. Ambara : baik pak
Perawat 4 : baiklah ibu, saya naikkan lengan bajunya ya ibu.

Ny. Ambara : nggih pak. (mengukur tekanan darah pasien)


Perawat 4 : Tekanan darah ibu sudah baik nggih. Tekanan darah
ibu 120/80 mmHg. Berapa kali ibu BAB hari ini dari tadi pukul 06.00 hingga
09.00?
Ny. Ambara : sudah 1 kali sus
Perawat 4 : baiklah ibu, apakah ibu masih merasa lemas?
Ny. Ambara : tidak sus, saya sudah merasa lebih baik saat ini.
Perawat 4 : baik ibu apakah ada keluhan yang lain selain yang ibu
sampaikan tadi?
Ny. Ambara :untuk saat ini tidak ada sus. Terima kasih sus.

Perawat 4 : selamat pagi ibu, apa benar ini dengan ibu Ari?
Ny. Ari : iya benar
Perawat 4 : bisa saya lihat gelangnya?
Ny. Ari : bisa sus.
Perawat 4 : baik ibu hari ini saya perawat 4 akan memantau
perkembangan kesehatan ibu. saat ini apa yang masih
ibu rasakan?
Ny. Ari : sudah tidak ada keluhan sus, hanya masih ada gatal
bagian kemaluan saya.
Perawat 4 : baik ibu, ini juga ditangan ibu ada merah merah
apakah ini ibu yang menggaruk?
Ny. Ari : iya sus gatal sekali setelah saya makan udang itu
Perawat 4 : baik ibu, apakah sekarang masih terasa gatal ibu?
Ny. Ari : tidak sus
Perawat 4 : baik ibu, nanti saya akan sampaikan keluhan ibu ini.

Perawat 5 : selamat pagi ibu, saya perawat 5 hari ini saya akan
memotong kuku ibu. saya lihat kuku ibu sudah panjang.
Apakah ibu bersedia saya potong kukunya?
Ny. Anggun : untuk apa saya potong kuku?
Perawat 5 : baik ibu, begini. Dalam kuku ibu yang panjang
mengandung bakteri serta kuman. Saat ini system
kekebalan tubuh ibu sedang menurun dan jika terkena
kuman lewat luka tersebut maka ibu jadi lebih lama
sembuhnya. Bagaimana apakah ibu setuju?
Ny. Anggun : iya saya setuju.
Perawat 5 : baik ibu saya akan potong kuku ibu ya dimulai dari
tangan kiri setelah itu tangan kanan dan kedua kaki
begitu juga.
Ny. Anggun : baik sus. (perawat melakukan tindakan)
Perawat 5 :baik ibu, saya telah selesai melakukan tindakan,
apakah sakit ibu?
Ny. Anggun : tidak sus.
Perawat 5 : baik ibu kalau begitu saya permisi ibu ya.
Ny. Anggun : nggih ibu.
Perawat 5 : selamat pagi ibu, saya perawat 5 hari ini saya
akan memotong kuku ibu. saya lihat kuku ibu sudah
panjang. Apakah ibu bersedia saya potong kukunya?
Ny. Ari : untuk apa saya potong kuku?
Perawat 5 : baik ibu, begini. Dalam kuku ibu yang panjang
mengandung bakteri serta kuman. Saat ini system
kekebalan tubuh ibu sedang menurun dan jika terkena
kuman lewat luka tersebut maka ibu jadi lebih lama
sembuhnya. Bagaimana apakah ibu setuju?
Ny. Ari : iya saya setuju.
Perawat 5 : baik ibu saya akan potong kuku ibu ya dimulai dari
tangan kiri setelah itu tangan kanan dan kedua kaki
begitu juga.
Ny. Ari : baik sus. (perawat melakukan tindakan)
Perawat 5 : baik ibu, saya telah selesai melakukan tindakan,
apakah sakit ibu?

Ny. Ari : tidak sus.


Perawat 5 : baiklah kalau begitu saya pamit ibu nggih terima kasih
atas kerjasamanya.
Ny. Ari : baik sus.

BAB III
PEMBAHASAN

Dalam metode ini dengan sistem penugasan yang berbeda menjadikan metode
ini lebih efektif karena dijabarkan dalam tugas yang berbeda-beda dan memberikan
tanggung jawab. Dalam hal ini metode fungsional memiliki sistem yang dipimpin
oleh kepala ruangan dan di koordinatori oleh perawat associate. Yang mana dalam
memberikan asuhan keperawatan perawat hanya boleh menjalankan 1 sampai 2 jenis
pekerjaan. Sebagai contoh, kepala ruangan memimpin koordinasi lapangan asuhan
kepada pasien. Sedangkan ada 1 sampai 2 perawat dalam 1 jenis pekerjaan khusus
untuk semua perawat. Terdapat beberapa jenis perawatan seperti perawatan luka,
perawatan pengobatan, dan perawatan injeksi yang bersinergis merawat pasien.

Adapun manfaat yang didapatkan dengan menerapkan metode ini, antara lain
dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komperhensif, memungkinkan
pelaksanaan proses keperawatan, memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan
interpersonal, memungkinkan meningkatkan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda secara efektif, akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dan metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan metode fungsional adalah metode pemberian asuhan
keperawatan yang menekankan pada penyelesaian tugas dan prosedur.
Prioritas utama metode ini adalah pemenuhan kebutuhan fisik. Peran perawat
pada metode ini adalah melakukan tindakan sesuai dengan
spesifikasi/spesialisasi yang dimilikinya. Adapun manfaat yang didapatkan
dengan menerapkan metode ini, antara lain dapat memfasilitasi pelayanan
keperawatan secara komperhensif, memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan,
memberi kepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal.

B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas
yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA
Kris, Ayu.2014. Struktur Organisasi Pelayanan
Keperawatan.www.scribd.com/document/348413114/Struktur-
Organisasi-Pelayanan-Keperawatan. Diakses pada 20 Mei 2019
(14.09)

Fitriani, dkk. 2014. Metode Proses Keperawatan Profesional.


www.academia.edu/.9399239/.Metode_Proses_Keperawatan_Profesio
nal_MPKP. Diakses pada 20 Mei 2019 (14.27)

Anda mungkin juga menyukai