Anda di halaman 1dari 4

PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR AFLATOKSIN

1. PERSYARATAN PESERTA

a. Memakai baju laboratorium secara sempurna

b. Menggunakan penutup mulut

c. Menggunakan sarung tangan karet

d. Membaca petunjuk praktikum sebelum bekerja

e. Tidak banyak berbicara

f. Tidak membawa makanan

g. Membawa catatan seperlunya

h. Membawa kalkulator scientific dan peralatan ATK seperlunya

i. Tidak membuka handphone atau peralatan gadget lainnya saat berhubungan dengan

aflatoksin B1 (ingat yang digunakan sebagai bahan aktif adalah baku aflatoksin 25,3

µg/ml meskipun sudah expired date namun harus hati-hati).

2. BAHAN-BAHAN KIMIA DAN ALAT LABORATORIUM

a. Metanol pro KCKT

b. Asetonitril pro KCKT

c. Akua pro injeksi, filter holder 0,20 µm dan filter unit disposible 0,20 µm

d. Baku aflatoksin 5 ml = 25, 3 µg/ml dalam asetonitril pro KCKT

e. Label nama, holder pipet dan mikro pipet 1 µl hingga 100 µl serta tube mikro pipet

f. Pipet volum dan pipet ukur 0,5 ml, 1 m, 3 ml, 5 ml

g. Gelas ukur 5 ml, 10 ml, 20 ml

h. Bekker glass 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml

i. Volum glass 25 ml, 50 ml, 100 ml, 500 ml,

WORKHOP AFFAVETI KE VI BEKERJA SAMA DENGA BALAI VETERINER MEDAN 25-29 MEI 2015
j. Labu ukur 5 ml, 10 ml, 20 ml,

k. Botol semprot berisi alkohol dan aqua pro injeksi

l. Bahan kimia pelindung asam pencuci (H2SO4 1 N dibuat 1 % dalam 200 ml, serta

alkohol absolut)

m. Pipet pasteur, tabung reaksi bersih 5 ml-10 ml, waterbath dan tabung nitrogen

disertai regulator dan peniupnya terbuat dari infus set dewasa

n. Vial obat 2 ml bersih, aluminium voil, termometer air raksa

3. PERSIAPAN KONDISI ALAT DAN PEMBUATAN PEREAKSI LAINNYA


SERTA LARUTAN BAKU

a. Persiapan pembuatan eluen fase mobil

Persiapkan botol penampung eluen fase mobil 1 liter. Selanjutnya buat larutan eluen

fase mobil yang terdiri dari akua pro injeksi, metanol dan asetonitrol dengan fraksi

pembagian 63 : 26 : 11 sebanyak 1 liter. Pencampuran dilakukan menggunakan

magnetik stirer yang terlebih dahulu dibersihkan. Selanjutnya ditampung dalam

botol penampung eluen fase mobil dan dilakukan ultrasonik 1 jam untuk

menghilangkan gelembung. Selanjutnya diambil 300-400 ml dan digunakan untuk

membuat pengenceran baku aflatoksin.

b. Buat larutan baku aflatoksin dari 25,3 ppm dalam eluen fase mobil menjadi masing-

masing 0,1 ppm, 0,1,5 ppm, 0,2 ppm, 0,25 ppm, 0,5 ppm, 0,75 ppm, 1 ppm dam 1,5

ppm dan dimasukkan dalam vial obat dan tutup dengan aluminium voil serta beri

label.

c. Peralatan KCKT diatur sebagai berikut;

 Metode isokratik

WORKHOP AFFAVETI KE VI BEKERJA SAMA DENGA BALAI VETERINER MEDAN 25-29 MEI 2015
 Kolom Oktadesil silane (ODS C18) reverse phase (spesifikasi menyesuaikan

yang dimiliki BPV Medan)

 Suhu ruang kolom diatur pada suhu 25 0C

 Kecepatan alir diatur 0,3 ml/menit, stop time diatur 30 menit

 Panjang gelombang diatur 354 nm dan 365 nm.

d. Membuat sampel yang telah ditambahkan baku afltoksin 1 ppm

 Ambil akua pro injeksi 0, 9 ml tambahkan 0,1 ml baku aflatoksin 1 ppm.

 Masukkan dalam tabung reaksi 5 ml dan tandai sampel

 Tambahkan asetonitril sama banyak (1 ml ) segera kocok dengan vortek selama

30 menit

 Sentrifus 2000 rpm selama 30 menit dan segera di keringkan menggunakan uap

nitrogen dalam waterbath 50 0C hingga kering dan siap disuntikan atau

disimpan dalam lemari pendingin hingga saat analisis dimulai.

 Tambahkan eluen fase mobil dan filter 0,20 µm,

 Beri label sampel

4. APLIKASI

 Suntikkan pada sistem KCKT masing-masing sbb berikut:

- Eluen fase mobil 2-3 x

- Baku aflatoksin dari kadar yang paling kecil ke yang paling tinggi

- Suntikkan sampel

 Penyuntikkan dilakukan pengulangan secara triplo

WORKHOP AFFAVETI KE VI BEKERJA SAMA DENGA BALAI VETERINER MEDAN 25-29 MEI 2015
5. VALIDASI METODE

 Buat nilai liniaritas

 Tentukan batas deteksi, batas kuantifikasi

 Tentukan nilai % harga perolehan kembali, presisi dalam i hari dan presisi antar

hari

 Tentukan selektivitas alat, hitung reprodusibilitas dan ripitabilitas

 Tentukan kadar sampel

6. DISKUSI

 Bandingkan hasil praktikum dengan kromatogram hasil teori

 Diskusikan bagaimana bila matrik biologi PAH (susu telur dan daging)

7. PERHATIAN

 Semua peralatan maupun sarung tangan apapun bekas digunakan segera rendam

ke asam pencuci

 Semua ATK yang terasa tercemar dibilas secepatnya dengan Alkohol karena

dikhawatirkan mengandung aflatoksin

 Semua jas lab dan perakatan apapun tidak boleh keluar dari lab

SELAMAT BEKERJA

WORKHOP AFFAVETI KE VI BEKERJA SAMA DENGA BALAI VETERINER MEDAN 25-29 MEI 2015

Anda mungkin juga menyukai