Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Keperawatan

ISSN: 2338-6371 Sri Andala

Tugas Kesehatan Keluarga Mengenal Diet Hipertensi pada Lansia


The Family Health Duty to Understand the Elderly Hypertension Diet

Sri Andala1, Hermansyah2 Mudatsir3


1
Bagian Magister Keperawatan
Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
1
Megister of Nursing
Syiah Kuala University
E-mail : sriandala@yahoo.co.id

Abstrak

Penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat Indonesia maupun di
beberapa negara berkembang. Penyuluhan merupakan dasar utama pengobatan dan pencegahan hipertensi
pada lansia. Pelaksanaan diet yang teratur dapat menormalkan hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tugas kesehatan keluarga mengenal diet hipertensi
pada lansia. Metode penelitian ini menggunakan desain quasy experiment, dengan rancangan pre test and
post-test desain. Pengambilan sampel dengan cara proportional dengan jumlah 34 responden kelompok
intervensi dan 34 responden kelompok non intervensi dan pengolahan data menggunakan sistem SPSS.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 28 Juli s/d 23 Agustus 2014 di wilayah Kerja Puskesmas
Blang Mangat Kota Lhokseumawe. Hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok
yang mendapatkan intervensi dengan kelompok yang tidak mendapatkan intervensi diet hipertensi nilai p.
Value = 0.000. Disimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tugas kesehatan keluarga
mengenal diet hipertensi diwilayah kerja puskesmas Blang Mangat Kota Lhokseumawe.

Kata kunci : penyuluhan, diet hipertensi, keluarga, lansia.

Abstract

Hypertension has become a major problem in Indonesian community health as well as in several developing
countries. Socialization is the main principle in the treatment and prevention of hypertension in the elderly.
Maintaining a regular diet can help normalize hypertension. The purpose of the study is to find out the
effects of health socialization on the family health duty to understand the elderly hypertension diet. The study
used a quasi-experimental design with the pre-test and post-test. The sampling technique was taken by using
the proportionate sampling. The intervention group and non-intervention group had 34 respondents,
respectively. The data were analyzed by using the SPSS. The study was conducted from 28 July 2014 to 23
August 2014 in the working area of BlangMangatPuskesmas (Community Health Center), Lhokseumawe
City. There was a significant difference between the intervention group and non-intervention group
(P=0.000). Thus, it can be concluded that there is an effect of having health socialization on the family
health duty to understand the hypertension diet in the working area of BlangMangatPuskesmas,
Lhokseumawe City.

Keywords: socialization, hypertension diet, family, elderly

1
Latar Belakang sebesar 25.8%, tertinggi Bangka Belitung
30.9% diikuti Kalimantan Selatan 30.8%,
Sering meningkatnya harapan hidup
Kalimantan Timur 29.6%, Jawa Barat 29,4%
penduduk Indonesia, maka dapat diperkirakan
dan daerah Aceh 21.8%.
bahwa insiden penyakit degeneratif akan
Penderita hipertensi banyak yang tidak
meningkat pula. Salah satu penyakit
menyadari keluhan yang dirasakan selama
degeneratif yang mempunyai tingkat
belum ada komplikasi organ tubuh. Seseorang
morbilitas dan mortilitas tinggi adalah
disebut hipertensi jika tekanan darahnya di
hipertensi (Martono, 2010). Penyakit
atas 140/90 mmHg (Utami, 2009). Banyak
hipertensi telah menjadi masalah utama
faktor resiko berhubungan dengan hal
dalam kesehatan masyarakat di Indonesia
tersebut, namun konsumsi lemak dan natrium
maupun di beberapa negara berkembang. Dari
yang tinggi diduga merupakan faktor risiko
639 juta kasus di tahun 2000 diperkirakan
terhadap hipertensi, disamping faktor risiko
menjadi 1.15 milyar kasus di tahun 2025.
lainnya yang tidak dapat di kontrol seperti
Prediksi ini didasarkan pada angka penderita
faktor usia, jenis kelamin dan genetik
hipertensi dan pertambahan penduduk saat
(Depkes, 2011).
ini (Armilawaty, 2007). Hipertensi
Fenomena ini disebabkan karena
mempengaruhi 26,4% dari populasi global,
perubahan gaya hidup masyarakat secara
sekitar 972.000.000 individu seluruh dunia
global, seperti semakin mudahnya
(Chockalingan, A, 2006) Prevalensi di Eropa
mendapatkan makanan siap saji membuat
bagian barat 44% dan di Amerika Utara 28%
konsumsi sayuran segar dan serat berkurang,
(Okechukwu, 2012). Prevalensi hipertensi
kemudian konsumsi garam, lemak, gula, dan
meningkat dengan bertambahnya umur,
kalori yang terus meningkat sehingga
sehingga banyak dari individu yang berusia
berperan besar dalam meningkatkan angka
60 dan 69 tahun yang hipertensi, dan ini
kejadian hipertensi. Makanan yang dimakan
meningkat menjadi 60%-70% pada usia di
secara langsung atau tidak langsung
atas 70 tahun (Acelajado, M.C. 2010).
berpengaruh terhadap kestabilan tekanan
Prevalensi hipertensi yang
darah. Kandungan zat gizi seperti lemak dan
dilaporkan bervariasi di seluruh dunia dengan
sodium memiliki kaitan yang erat dengan
prevalensi terendah di pedesaan India 3,4%
munculnya hipertensi (Julianti, 2005).
pada laki - laki dan 6,8 % pada wanita,
Menurut Gunawan (2001), hipertensi
prevalensi tertinggi di Polandia 68,9 % pada
pada dasarnya bukan suatu penyakit tetapi
laki - laki, 72,5% pada wanita (Amran,
hanya merupakan suatu kelainan dengan
2010). Data dari Riskesdas (2013) Prevalensi
gejala gangguan pada mekanisme regulasi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui
tekanan darah yang timbul. Pada penderita
pengukuran pada umur diatas umur 18 tahun
2
hipertensi selain pemberian obat-obatan akan merupakan beban bagi keluarga dan
antihipertensi perlu dilakukan terapi dietetic masyarakat (Depkes, 2011). Provinsi Aceh
dan mengubah gaya hidup. Tujuan dari di dapatkan jumlah lanjut usia 179.588 orang
pelaksanaan diet adalah untuk membantu dan lanjut usia dengan risiko tinggi 108.693
menurunkan tekanan darah dan orang (Dinkes Aceh, 2013). Berdasarkan data
mempertahankan tekanan darah menjadi dari Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe
normal. Disamping itu, diet juga ditujukan didapatkan jumlah lansia sebanyak 6833
untuk menurunkan faktor resiko lain seperti orang, lansia dengan resiko tinggi sebanyak
berat badan yang berlebih, tingginya kadar 4136 orang dan lansia yang menderita
kolesterol dan asam urat dalam darah. Harus hipertensi sebanyak 1004 orang. Data dari
pula diperhatikan penyakit degeneratif lain puskesmas jumlah lansia sebanyak 797 orang
seperti jantung, ginjal dan diabetes. dan yang menderita hipertensi sejumlah 209
Pelaksanaan diet yang teratur dapat orang dan belum optimal melakukan
menormalkan hipertensi, yaitu dengan perawatan, dimana keluarga kurang mengerti
mengurangi makanan dengan tinggi garam, tentang penyakit hipertensi serta kurang
makanan yang berlemak, mengkonsumsi memahami diet untuk lansia hipertensi, tidak
makanan yang tinggi serat dan melakukan ada perbedaan diet lansia yang hipertensi
aktivitas olahraga (Julianti, 2005). Prinsip diet dengan anggota keluarga yang tidak
pada penderita hipertensi, makanan harus mengalami hipertensi, apalagi didukung
beraneka ragam dan jenis dan komposisi dengan oleh kondisi lansia yang secara kasat
makanan disesuaikan dengan kondisi mata tampak sehat namun tekanan darah
penderita serta jumlah garam dibatasi sesuai sistolik ≥ 140 mmHg. Berdasarkan uraian
dengan kesehatan penderita (Utami, 2009). latar belakang yang telah dipaparkan, maka
Penggunaan dietary approaches to stop rumusan masalah adalah bagaimana pengaruh
hypertension (DASH) pendekatan untuk penyuluhan kesehatan terhadap tugas
menghentikan hipertensi yaitu dengan diet kesehatan keluarga mengenal diet hipertensi
yang kaya buah - buahan, sayuran dan pada Lansia di wilayah Kerja Puskesmas
makanan susu rendah lemak secara signifikan Blang Mangat Kota Lhokseumawe Tahun
menurunkan tekanan darah (Sacks, 2001). 2015.
Penyuluhan merupakan dasar utama
Metodologi.
untuk pengobatan dan pencegahan hipertensi
Penelitian ini menggunakan desain
yang sempurna. Orang dengan hipertensi
Quasy experiment, dengan rancangan Pre test
yang memiliki pengetahuan yang minim
and Post-test desain. Dengan
tentang diet hipertensi akan menjurus kepada
membandingkan kelompok intervensi dan
cepatnya mendapatkan komplikasi dan hal ini
kelompok kontrol (kelompok yang diberi
3
perlakuan dan kelompok yang tidak diberi Hasil
perlakuan). Populasi dalam penelitian ini
Tabel .1 Distribusi karakteristik
adalah seluruh keluarga dengan lansia responden (n=34)
Intervensi Non Intervensi
hipertensi yang berada di Wilayah Kerja No Karakteristik
F %) F (%)
Puskesmas Blang Mangat Kota 1 Umur
18 -25 Tahun 9 26,5 18 52,9
Lhokseumawe berjumlah 209 orang. 25 – 45 Tahun 23 67,6 9 26,5
40 – 65 2 5,9 7 20,6
Pengambilan sampel dengan cara proportional 2 Pendidikan
SD 6 17,6 16 47,1
dengan tehnik simple random sampling. SMP 9 26,5 6 17,6
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal SMA 14 41,2 12 35,3
PT 5 14,7 0 0
28 Juli s/d 23 Agustus 2014. Pengumpulan 3 Pekerjaan
Bekerja 21 61,8 22 64,7
data penelitian dilakukan dengan Tidak bekerja 13 38,2 12 35,3
4 Penghasilan
mempersiapkan instrumen pengumpulan data, >1.750.000 12 35,3 14 41,2
<1.750.000 22 64,7 20 58,8
tahap pelaksanaan peneliti membagi 5 Hubungan
responden kedalam dua kelompok yaitu yang dengan
respoden
di berikan intervensi dengan yang tidak di Anak 22 64,7 21 61,8
Kandung
berikan intervensi. Pada kelompok yang di Istri 2 5,9 8 23,5
Menantu 7 20,6 1 2,9
berikan intervensi, sebelum diberikan Cucu 3 6,6 4 11,8
penyuluhan kesehatan mengenai diet
hipertensi terlebih dahulu responden di Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui
dilakukan pre test. Alat instrument yang di distribusi frekwensi yang paling banyak
gunakan adalah kuesioner. Terdiri dari adalah responden dengan dewasa awal berusia
Kuesioner bagian A tentang data demografi 25-45 tahun yaitu sebanyak 23 orang (67,6 %)
responden sedangkan kuesioner bagian B Pendidikan SMA 14 orang (41.2%),
mengenai diet hipertensi. Selanjutnya responden yang bekerja sebanyak 21orang (
diberikan penyuluhan tentang diet hipertensi 61,82%), responden yang berpenghasilan
dengan menggunakan media leaflet. Setelah tinggi sebanyak 12 orang (35,3%), responden
dilakukan penyuluhan selama 3 kali intervensi yang hubungan baik dengan lansia hipertensi
kemudian peneliti melakukan post-tes pada yang paling tinggi yaitu yang tinggal bersama
reponden yang telah diberikan penyuluhan. anak kandung 23 orang (64,7 %). Umur
Pada kelompok yang tidak dilakukan kelompok non intervensi 18 orang ( 52,9%).
penyuluhan (non intervensi) dilakukan test.
Selama pengisian instrumen, responden
didampingi oleh peneliti untuk membantu
menjelaskan maksud pernyataan / pertanyaan
yang tidak dimengerti.

4
Tabel 2 Distribusi jawaban benar responden adalah tentang tujuan diet sebanyak 28
kelompok intervensi dan non intervensi pada
responden (82,3%), yang sedikit tentang
keluarga lansia dengan intervensi (N=34)
syarat diet hipertensi sebanyak 4 responden
Non
N
Item Intervensi Intervens (11,8%), (post test) jawaban benar yang
Pertanyaan i
0 banyak tentang pengertian diet hipertensi,
Pre Test Post Test Test
F % F % F %
Pengertian
minuman yang tidak bisa dikomsumsi, dan
1 diet 23 67,6 34 100 29 85,2 jumlah telur yang bisa di komsumsi / hari
hipertensi
Tujuan diet sebanyak 34 responden (100%), jawaban
2 28 82,3 33 97 27 79,4
hipertensi
Syarat yang sedikit benar tentang jumlah takaran
3 pemberian 19 55,9 33 97 20 58,8
makanan garam pada hipertensi ringan sebanyak 26
Cara
4 pengolaha 14 41,1 33 97 19 55,8
responden (76,4%), test pada kelompok non
n makanan intervensi pada pengertian diet sebanyak 29
Syarat diet
5 4 11,8 30 88,2 7 20,5
hipertensi responden (85,2%), yang sedikit tentang
Bahan
makanan syarat diet hipertensi sebanyak 7 responden
6 yang bisa 11 32,3 30 88,2 12 35,2
di (20,5%.
komsumsi
Bahan Tabel 3 Nilai rata - rata pengetahuan
makanan
7 yang tidak 11 32,3 30 88,2 15 44,1 keluarga sebelum dan sesudah intervensi
bisa di dan nilai rata - rata pengetahuan keluarga
komsumsi
Minum
non intervensi (N=34)
yang bisa
8 22 64,7 30 88,2 22 64,7
di
komsumsi Kelompok Mean Medi SD Min
Jumlah an –
takaran max
garam Pre 5.82 6.00 1.14 4–
9 17 50 30 88,2 20 58,8 test 1 9
pada Intervensi
hipertensi Post 11.12 11.00 808 10-
sedang test 12
Jumlah Non
takaran Test 6.35 6.00 1.12 4–
Intervensi
garam 5 9
10 12 35,2 26 76,4 12 35,2
pada
hipertensi
ringan
Minum Dari tabel 3. di atas nilai rata - rata
yang tidak pengetahuan keluarga sebelum penyuluhan
11 18 52,9 34 100 16 47
bisa di
komsumsi diet hipertensi adalah 5.82 dengan standar
Telur yang
12
bisa di
20 58,8 34 100 17 50
deviasi 1.141, nilai maximum 9 dan
komsumsi
/hari minimum 4. sedangkan pengetahuan
keluarga sesudah penyuluhan diet hipertensi
Dari tabel 2. di atas diketahui bahwa
adalah 11.12 dengan standar deviasi .808
distribusi frekuensi jawaban benar yang
nilai maximum 12 dan minimum 10. Dan
banyak pada kelompok intervensi (pre-test)

5
nilai rata - rata pengetahuan keluarga yang Berdasarkan tabel 5. rata - rata pengetahuan
tidak di berikan penyuluhan diet hipertensi keluarga responden intervensi adalah 11.12
adalah 6.35 dengan standar deviasi 1.125 dengan standar deviasi .808 sedangkan
nilai maximum 9 dan minimum 4. pengetahuan keluarga non intervensi adalah
6,35 dengan standar deviasi 1.125 hasil uji
Analisis Bivariat
statistik didapatkan nilai p =.000 bearti pada α
Tabel 4. Perbandingan nilai rata – rata 0.05 terlihat ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan keluarga sebelum dan sesudah
penyuluhan diet hipertensi pada lansia antara kelompok yang mendapatkan
hipertensi di Puskesmas Blang Mangat Kota intervensi dengan kelompok yang tidak
Lhokseumawe (N=34)
mendapatkan intervensi diet hipertensi.
Kelompok Mean SD T p-value
Intervensi Pembahasan
Pre test 5.82 1.141 .000
Berdasarkan hasil penelitian didapat
Post test 11.12 .808 -25.318 .000
bahwa pada kelompok intervensi pengetahuan
keluarga tentang diet hipertensi saat pre test
Dari tabel .4. di atas nilai rata - rata mendapatkan nilai rata - rata 5.82 dan nilai
pengetahuan keluarga sebelum penyuluhan post test 11.12. Sedangkan pengetahuan
diet hipertensi adalah 5.82 dengan standar keluarga pada kelompok yang tidak
deviasi 1.141, sedangkan pengetahuan mendapatkan intervensi nilai rata - rata 6.35.
keluarga sesudah penyuluhan diet hipertensi Perbedaan mean antara pengukuran
adalah 11.12 dengan standar deviasi .808, pengetahuan post test intervensi dengan test
hasil uji statistik didapatkan nilai P =.000, non intervensi yaitu sebesar 20.06.
bearti pada α 0,5 terlihat ada perbedaan yang Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p-
signifikan antara pengetahuan sebelum value .000. Dengan demikian dapat diketahui
intervensi dengan setelah intervensi. bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh
terhadap tugas kesehatan keluarga mengenal
Tabel 5 Perbandingan nilai rata – rata
pengetahuan keluarga yang diberikan diet hipertensi pada lansia hipertensi. Hal ini
penyuluhan dengan yang tidak di berikan didukung oleh hasil penelitian dilakukan oleh
Penyuluhan hipertensi (N=34)
Yenni (2011) menunjukkan bahwa dukungan
Kelompok
Responden Mean SD T p- informasi merupakan faktor yang dominan
Diet value
hipertensi terhadap perilaku lansia dalam pengendalian
Post test 11.12 .808 .000 hipertensi, dimana dukungan keluarga sangat
intervensi
Post test non 6.35 1.125 20.061 .000 penting dalam meningkatkan derajat
intervensi
kesehatan lansia.
Penyuluhan merupakan kegiatan
6
pendidikan yang di lakukan dengan cara peranan keluarga terutama dalam
menyebar pesan, menanamkan keyakinan melaksanakan tugasnya terhadap lansia
sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu, dengan cara menjaga dan merawat lansia serta
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa memberikan perhatian sehingga lansia merasa
melakukan sesuatu anjuran yang ada dihargai dan meningkat status kesehatannya.
hubungannya dengan kesehatan (Fitriani, Achjar, (2010) di kutip dalam Githa,
2011). (2012), tugas keluarga memegang suatu
Penyuluhan merupakan dasar utama peranan yang signifikan dalam kehidupan
untuk pengobatan dan pencegahan hipertensi pada hampir semua orang lanjut usia. Adapun
yang sempurna. Orang dengan hipertensi lima tugas keluarga di bidang kesehatan yang
yang memiliki pengetahuan yang minim berpengaruh yaitu mengenal masalah
tentang diet hipertensi akan menjurus kepada kesehatan, memutuskan tindakan kesehatan
cepatnya mendapatkan komplikasi dan hal ini yang tepat terhadap keluarganya yang sakit,
akan merupakan beban bagi keluarga dan merawat keluarganya yang sakit,
masyarakat (Depkes. R.I, 2011). Untuk memodifikasi lingkungan keluarga yang
meningkatkan pengetahuan masyarakat perlu berdampak terhadap kesehatan keluarga, dan
meningkatkan pembinaan peran serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
masyarakat dibidang kesehatan khususnya apabila ada anggota keluarganya yang sakit.
memberikan penyuluhan kesehatan tentang Keluarga adalah sebagai support
diet hipertensi. Dimana pengetahuan di system bagi lansia dalam mempertahankan
butuhkan untuk mencegah dan mengontrol kesehatannya dan pelaksanaan tugas keluarga
hipertensi (Chockalingam, 2006). yang adekuat berupa mengenal masalah
Friedman (2010), tugas keluarga kesehatan lansia, mengambil keputusan yang
memegang suatu peranan yang signifikan tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
dalam kehidupan pada hampir semua orang lansia, merawat anggota keluarga lansia,
lanjut usia. Pelaksanaan tugas keluarga mempertahankan suasana di rumah yang
mengenal diet hipertensi yang diberikan oleh menguntungkan kesehatan dan perkembangan
anggota keluarga terhadap lansia sangat kepribadian lansia, dan menggunakan fasilitas
mempengaruhi perilaku lansia dalam pelayanan kesehatan dan sosial dengan tepat
mencegah terjadinya komplikasi hipertensi. sesuai dengan kebutuhan lansia terbukti
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar mempengaruhi perilaku lansia dalam
responden yang mendapatkan pelaksanaan mencegah terjadinya komplikasi hipertensi.
tugas keluarga di mengenal diet kategori baik Selain itu, tugas keluarga dapat berpengaruh
memiliki perilaku pencegahan komplikasi dalam menentukan keyakinan dan nilai
hipertensi yang baik. Hal ini terjadi karena kesehatan individu serta menentukan program

7
pengobatan yang akan mereka terima. yang diketahui dan disikapinya (Notoatmodjo,
Keluarga juga bertugas membuat keputusan 2007).
mengenai perawatan anggota keluarga yang Dapat di simpulkan bahwa
sakit. Lansia akan merasa senang dan penyuluhan kesehatan tentang diet hipertensi
tenteram apabila mendapat perhatian dari pada keluarga akan memberikan pengetahuan
keluarganya, karena dengan pelaksanaan pada keluarga, membantu menurunkan
tugas keluarga yang efektif tersebut akan tekanan darah dan mempertahankan tekanan
menimbulkan kepercayaan dirinya untuk darah menjadi normal. Dimana melalui
menghadapi atau mengelola penyakitnya penyuluhan keluarga dapat memperbaharui
dengan lebih baik, sehingga lansia mau informasi melalui penyiapan menu tentang
menuruti saran-saran yang diberikan oleh diet hipertensi sehingga keluarga yang
keluarga untuk penunjang pengelolaan merawat dapat melakukan pencegahan
penyakitnya dan mempengaruhi perilaku komplikasi dari penyakit hipertensi tersebut
lansia dalam mencegah terjadinya komplikasi dan dapat melaksanakan tugas dari kesehatan
hipertensi (Githa, 2012). keluarga. Disamping itu, diet juga ditujukan
Perubahan gaya hidup seperti untuk menurunkan faktor risiko lain seperti
mengurangi makanan asupan natrium, berat badan yang berlebih, tingginya kadar
penurunan berat badan, aktivitas olah raga kolesterol dan asam urat dalam darah.
secara teratur, telah terbukti bermanfaat bagi Hal ini sejalan dengan pernyataan
pasien lansia dengan hipertensi. Menurunkan Makhfudli dan Effendi, (2009) media
tekanan darah menggunakan agen penyuluhan adalah media yang digunakan
farmakologis mengurangi risiko morbiditas untuk menyampaikan pesan kesehatan karena
dan mortalitas kardiovaskular (Acelajado, alat tersebut digunakan untuk mempermudah
2010). Asupan tinggi buah-buahan dan penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat
sayuran, sebagai bagian dari pola diet yang yang dituju.
sehat, dapat menyebabkan efek bermanfaat
Kesimpulan
yang sederhana untuk pencegahan hipertensi
(Wang, 2012). Setelah melaksanakan peneliti
menyimpulkan bahwa penyuluhan kesehatan
Hal ini sesuai dengan teori bahwa
berpengaruh terhadap tugas kesehatan
setelah seseorang mengalami stimulus atau
keluarga mengenal diet hipertensi pada lansia.
obyek kesehatan, kemudian mengadakan
Didapatkan t-hitung 20.06, dengan nilai p =
penilaian atau pendapat terhadap apa yang
value 0.00 pada α 0.05.
diketahui, proses selanjutnya diharapkan
dapat melaksanakan atau mempraktikkan apa

8
Referensi Julianti. (2005). Gaya Hidup Hipertensi.
http//:www.google.com. Diakses 12
Acelajado, M.C. (2010). Optimal Manajement Mei 2014
of Hypertensin in elderly Patients.
Martono, H. (2010). Buku Ajar Geriatri.
Jurnal Intergrated Blood Pressure
Jakarta : FKUI
Control. 145-153.
Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan dan
Achjar, K. A. H., 2010, Aplikasi Praktis Perilaku Kesehatan. Jakarta : Penerbit
Asuhan Keperawatan Keluarga, Rineka Cipta.
Jakarta: Sagung Seto.
Okecheukwu, O.S., Okpechi, I.,
Amran, Y, Febrianti, Irawati, L, (2010). Chukwuonye, I, I., Akinyemi, O.J.,
Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Onwubere, B., Falase, A, O., et
dari diet terhadap Penurunan al.(2012). Blood pressure, prevalence
Hipertensi Sistolik Tingkat Sedang of hypertension and
pada Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan hypertensionrelated complication in
Nasional Vol. 5. No. 3. 125-130. Negerian Africans: A review. Jurnal
Armilawaty dkk., (2007). Hipertensi dan of Cardiology. 4,327-340
Faktor Resiko dalam Kajian Utami, Prapti. (2009). Solusi Sehat mengatasi
Epidemiologi. Makalah Seminar
Hipertensi. Jakarta : Agromedia
Tidak Diterbitkan. FKM UNHAS.
Pustaka.
Chockalingam, A., Campbel, NR., Fodor, JG.
(2006). World wide Epidemic of Wang, L, Manson J, E, Gaziano, M, J., Julie.,
Hypertension. Jurnal of Cardiology 22 (7) : Seso, D. H. (2012). Fruit and
553-555. Vegetable Intake and the risk of
Hypertension in Middle- Aged and
Departemen Kesehatan RI. Rikesdas Older Women. Jurnal. Am
Indonesia tahun 2013. Jakarta: Jhypertens:180-189.
Departemen Kesehatan RI. 2013.
Yenni. (2011). Hubungan Dukungan
Departemen Kesehatan RI (2011). Ga Keluarga dan Karakteristik Lansia
Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di dengan Kejadian Stroke di wilayah
Indonesia, Jakarta. kerja Puskesmas Perkotaan Bukit
Tinggi. Tesis Program Pasca
Fitriani. (2011). Promosi Kesehatan. Edisi
Sarjana Universitas Indonesia.
pertama. Yogyakarta : Graha.
Friedman,M M., Bowden,V.R., & Jones, E. G
(2010). Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, teori dan praktek
(Ed. 5). Jakarta : EGC.
Githa, I, W, Putu, D, I., Sudiantara, K.,
(2012). Tugas Keluarga dan perilaku
Pencegahan Komplikasi Hipertensi.
Jurnal Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Denpasar. 1-7.

Gunawan. (2001). Hipertensi : Tekanan Darah


Tinggi. Yogyakarta : Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai