Anda di halaman 1dari 4

Pasar Modal

INDEK HARGA SAHAM GABUNGAN


( IHSG )

OLEH KELOMPOK : 2

NI PUTU SASMITA CANDRA DEWI 1732121170


NI PUTU MEGA KENCANA 1732121201
MADE MONICA MAS PARAMITA 1732121205
NI MADE MEGAYANTI 1732121219
I GUSTI AYU MADRININGSIH 1732121220
NI KOMANG DIAH KUSUMA DEWI 1732121221

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
2019
A. Pengertian Indek Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan adalah nilai gabungan saham-saham perusahaan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pergerakannya mengindikasikan kondisi yang terjadi
di pasar modal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), baik faktor yang berasal dari
luar negeri (eksternal) maupun faktor yang berasal dari dalam negeri (internal). Berdasarkan data
tahun 2004–2009 dengan periode pengamatan Januari 2004–Mei 2009.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG, dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta
Composite Index, JCI, atau JSX Composite) merupakan salah satu indeks pasar saham yang
digunakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI; dahulu Bursa Efek Jakarta (BEJ)). Diperkenalkan
pertama kali pada tanggal 1 April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ, Indeks
ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI.
Hari Dasar untuk perhitungan IHSG adalah tanggal 10 Agustus 1982. Pada tanggal
tersebut, Indeks ditetapkan dengan Nilai Dasar 100 dan saham tercatat pada saat itu berjumlah 13
saham. Sunariyah (2003 : 147), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah suatu rangkaian
informasi historis mengenai pergerakan harga saham gabungan, sampai tanggal tertentu dan
mencerminkan suatu nilai yang berfungsi sebagai pengukuran kinerja suatu saham gabungan di
bursa efek.
Menurut salah satu ahli yaitu Anoraga dan Pakarti (2001 : 101) IHSG merupakan indeks
yang menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek yang menjadi
acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar modal. IHSG ini bisa digunakan untuk menilai
situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau
penurunan. ISHG juga melibatkan seluruh harga saham yang tercatat di bursa.

B. Jenis – jenis Indek Harga Saham

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)


Menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini
beberapa emiten tidak dimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks
Bursa Efek Surabaya karena alasan tidak (atau belum ada) aktivitas transaksi sehingga belum
tercipta harga di pasar.
2. Indeks Sektoral
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor.
Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor Pertanian, Pertambangan, Industri
Dasar, Aneka Industri, Barang Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan,
Jasa dan Mnaufaktur.
3. Indeks LQ45
Perusahaan Tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar,
dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap
6 bulan.
4. Jakarta Islamic Index ( JII )
Menggunakan 30 saham yang masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang
diterbikan oleh Bapepam-LK) dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan
likuiditas tinggi.
5. Indeks Kompas100
Menggunakan 100 saham yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi
pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.
6. Indeks BISNIS-27
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks
harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan
Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25.
Kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan
indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk
memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil
dan menengah (Small Medium Enterprises / SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: Total Aset, tingkat
pengembalian modal (Return on Equity / ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria
tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.8.
Indeks SRI-KEHATI, menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu dan
merupakan kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan KEHATI.
8. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). SRI adalah kependekan dari Sustainable
Responsible Investment. Indeks ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor
yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam
mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan
menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham Perusahaan
Tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: Total Aset, Price
Earning Ratio (PER) dan Free Float.
9. Indeks Papan Utama
Menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan utama.
10. Indeks Papan Pengembangan
Menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan.
11. Indeks Individual
yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.

C. Penyesuaian Harga Dasar


Penyesuaian harga dasar yaitu untuk mengeliminir pengaruh faktor – faktor yang bukan
harga saham ,nilai dasar selalu disesuaikan bila terjadi corporate action seperti split saham ,deviden
saham, saham bonus, penawaran terbatas dan sebagainya. Dengan demikian indeks akan benar-
benar mencerminkan pergerakan harga saham saja.

Penyesuaian Nilai Dasar Baru adalah nilai indeks tidak akan berubah jika tidak terjadi
perubahan harga. Pada saat suatu perusahaan melakukan penambahan pencatatan saham atau
corporate action, maka nilai indeks harga saham tidak boleh berubah. Oleh karena itu perlu
dilakukan penyesuaian terhadap Nilai Dasar. Penghitungan indeks berikut ini dilakukan dari hari
ke hari, lengkap dengan penghitungan Harga Teoritis saham dan penyesuaian Nilai Dasarnya.
Untuk memudahkan perhitungan dan ilustrasi, mulai hari ke dua hingga hari ke delapan,
diasumsikan tidak terjadi perubahan harga saham, dengan demikian indeks juga tidak mengalami
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai