Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TERAPI TARI DAN GERAK TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN MELAKUKAN AKTIVITAS SEHARI-HARI


PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RSJ
PROVINSI BALI
TAHUN 2014

Ni Made Sri Rahayu

ABSTRACT. The prevalence of schizopheria is estimated at about one percent of the


enteri population. Patients with schizopheria in 7.000 estimated the population of Bali.
Schizophrenia tend to neglect her appearance, neatness and personal hygiene. Basic
ability is often impaired, such as day-to-day activities. Dance and movement therapy is the
psychotherapeutic use of dance and movement with which everybody can participate
creatively in a process to improve the integration of emotional, cognitive, physical and
social. This study aims to determine the effect of dance and movement therapy to increase
the ability to perform activities of daily living in patients with schizophrenia. This type of
research is quasi-experimental, prospective approach and using pre and post-test design
with control group design. The total sample of 20 people, consisting of 10 treatment group
and 10 control group, using the technique of purposive sampling. The results research
found that the ability to perform activities of daily living in patients with schizophrenia
before the dance and movement therapy, a total of 7 people (70 %) with the help of total
and afterward many as 9 people (90%) categorized independently. Concluded that there is
an influence of dance and movement therapy to increase the ability to perform activities of
daily living in patients with schizophrenia (p = 0.004).

Keywords: schizophrenia; activities of daily living; dance and movement therapy

Abstrak. Prevalensi skizofrenia diperkirakan sekitar satu persen dari seluruh penduduk.
Pasien skizofrenia di Bali diperkirakan 7.000 orang penduduk. Pasien skizofrenia
cenderung menelantarkan penampilannya, kerapian dan hygiene pribadi. Kemampuan
dasar sering terganggu, seperti melakukan aktivitas sehari-hari. Terapi tari dan gerak
merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian dan gerakan dimana setiap orang
dapat ikut serta secara kreatif dalam proses untuk memajukan integrasi emosional,
kognitif, fisik dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tari
dan gerak terhadap peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada pasien
skizofrenia. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan pendekatan prospektif
dan menggunakan rancangan pre and post test with control group design. Jumlah sampel
sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok
control, dengan menggunakan teknik purposive sampling.Hasil penelitian didapatkan
bahwa kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia sebelum
diberikan terapi tari dan gerak, sebanyak 7 orang (70%) dengan bantuan total dan
sesudahnya sebanyak 9 orang (90%) dikatagorikan mandiri. Disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi tari dan gerak terhadap peningkatan kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari pada pasien skizofrenia (p=0,004).

Kata kunci: skizofrenia; aktivitas sehari-hari; terapi tari dan gerak

1
PENDAHULUAN hilangnya motivasi dan tanggung jawab,

Gangguan jiwa di seluruh dunia sudah apatis, menghindar dari kegiatan, dan

menjadi masalah yang sangat serius. Menurut hubungan sosial. Kemampuan dasar sering

data World Health Organization (WHO) terganggu, seperti melakukan aktivitas

(2009) menyatakan, paling tidak ada satu dari sehari-hari. Situasi tersebut mengakibatkan

empat orang di dunia mengalami gangguan pasien skizofrenia tidak dapat berperan

kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sesuai dengan harapan lingkungan pasien

sekitar 450 juta orang di dunia yang berada. Pasien skizofrenia tidak mampu

mengalami gangguan jiwa. Secara global, dari melakukan fungsi dasar secara mandiri

sekitar 450 juta yang mengalami gangguan misalnya kebersihan diri, penampilan dan

jiwa, sekitar satu juta orang diantaranya sosialisasi (Trihardani, 2009).

meninggal karena bunuh diri setiap tahunnya Penatalaksanaan skizofrenia

(Yosep, 2009). meliputi: farmakologi, terapi elektro-

Salah satu jenis gangguan jiwa yang konvulsi, psikoterapi dan rehabilitasi. Salah

terbanyak adalah skizofrenia. Skizofrenia satu terapi yang dilakukan pada tahap

biasanya terdiagnosis pada masa remaja akhir rehabilitasi yaitu terapi tari dan gerak.

dan dewasa awal. Skizofrenia jarang terjadi Terapi tari dan gerak merupakan

pada masa kanak-kanak. Insiden puncak psikoterapeutik dengan menggunakan tarian

awitannya adalah usia 15 tahun sampai 25 dan gerakan dimana setiap orang dapat ikut

tahun untuk pria dan usia 25 tahun sampai 35 serta secara kreatif dalam proses untuk

tahun untuk wanita. Prevalensi skizofrenia memajukan integrasi emosional, kognitif,

diperkirakan sekitar satu persen dari seluruh fisik dan sosial. Terapi ini berpusat pada

penduduk (Videbeck, 2008). pasien, nonverbal dan body mind therapy.

Pasien skizofrenia sering terlihat Gerak merupakan pengalaman secara

adanya kemunduran yang ditandai dengan langsung dan menyertakan komunikasi

2
nonverbal yang didasarkan pada tubuh. Terapi gangguan melakukan aktivitas sehari-hari

tari dan gerak berfokus pada tiga hal yaitu (pasien isolasi sosial dan harga diri rendah)

sosial, fisik dan psikologis. Aspek sosial di Ruang Drupadi dan Kunti Rumah Sakit

meliputi: pengembangan interaksi sosial, Jiwa Provinsi Bali. Teknik sampling yang

berbagai perasaan dan pengalaman serta digunakan pada penelitian ini dilakukan

dukungan sosial. Aspek fisik, mengacu pada dengan cara purposive sampling. Instrumen

kebutuhan masing-masing individu selama yang digunakan pada penelitian ini adalah

proses meliputi: fisik dan ekspresi. Aspek lembar observasi kemampuan melakukan

psikologis, meliputi: peningkatan integrasi aktivitas sehari-hari.

personal, ekspresi dari emosi dan perasaan Analisa data

terhadap harga diri serta kualitas hidup Menganalisa pengaruh terapi tari

(Setyoadi dan Kushariyadi, 2011). dan gerak terhadap peningkatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

pengaruh terapi tari dan gerak terhadap pada pasien skizofrenia, menggunakan uji

peningkatan kemampuan melakukan aktivitas Wilcoxon Sign Test.

sehari-hari pada pasien skizofrenia.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN Hasil Penelitian

Rancangan Penelitian Karakteristik subyek penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan

eksperimen semu, menggunakan rancangan Juni 2014, di Ruang Drupadi dan Kunti RSJ

pre and post test with control group design. Provinsi Bali, dengan 20 orang responden,

Populasi dan Sampel yang terdiri dari 10 orang kelompok

Populasi pada penelitian ini adalah perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol.

semua pasien skizofrenia yang mengalami

3
Karakteristik responden berdasarkan Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden
umur Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Karakteristik responden berdasarkan Kelompok Kelompok


Tingkat
No Perlakuan Kontrol
Pendidikan
umur, seperti tabel 1. f % f %
1 Tidak 3 30 2 20
Tabel 1 sekolah
Distribusi Frekuensi Responden 2 Dasar (SD 6 60 7 70
Berdasarkan Umur dan SMP)
Kelompok Kelompok 3 Menengah 1 10 2 20
Kelompok
No Perlakuan Kontrol (SMA)
Umur
f % f % 4 Tinggi 0 0 0 0
1 17-20 1 10 2 20 (Diploma/PT)
tahun Jumlah 10 100 10 100
2 21-40 6 60 6 60
tahun Berdasarkan tabel 2, didapatkan
3 41-60 3 30 2 20
tahun bahwa pada kelompok perlakuan sebagian
Jumlah 10 100 10 100
besar responden dengan tingkat pendidikan
Berdasarkan tabel 1, didapatkan
dasar (SD dan SMP, yaitu sebanyak enam
bahwa pada kelompok perlakuan sebagian
orang (60%) dan juga pada kelompok
besar responden berada pada masa dewasa
kontrol sebagian besar responden dengan
awal (21-40 tahun), yaitu sebanyak enam
tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP),
orang (60%) dan juga pada kelompok kontrol
yaitu sebanyak tujuh orang (70%).
sebagian besar responden berada pada masa
Kemampuan melakukan aktivitas sehari-
dewasa awal (21-40 tahun), yaitu sebanyak
hari pada pasien skizofrenia sebelum
enam orang (60%).
diberikan terapi tari dan gerak
Karakteristik responden berdasarkan
Kemampuan melakukan aktivitas
tingkat pendidikan
sehari-hari pada pasien skizofrenia sebelum
Karakteristik responden berdasarkan
diberikan terapi tari dan gerak disajikan
tingkat pendidikan seperti pada tabel 2.
seperti pada tabel 3.

4
Tabel 3 Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Melakukan Distribusi Frekuensi Kemampuan
Aktivitas Sehari-Hari Pada Pasien Skizofrenia Melakukan Aktivitas Sehari-Hari Pada
Sebelum Diberikan Terapi Tari Dan Gerak Pasien Skizofrenia Sesudah Diberikan
Terapi Tari Dan Gerak
Kemampuan Kelompok Kelompok
Melakukan Perlakuan Kontrol Kemampuan Kelompok Kelompok
No
Aktivitas f % f % Melakukan Perlakuan Kontrol
No
Sehari-hari Aktivitas f % f %
1 Bantuan 7 70 7 70 Sehari-hari
total 1 Bantuan 0 0 5 50
2 Bantuan 3 30 3 30 total
sebagian 2 Bantuan 1 10 4 40
3 Mandiri 0 0 0 0 sebagian
Jumlah 10 100 10 100 3 Mandiri 9 90 1 10
Jumlah 10 100 10 100
Berdasarkan tabel 3, didapatkan
Berdasarkan tabel 4, didapatkan
bahwa kemampuan melakukan aktivitas
bahwa kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari pada pasien skizofrenia sebelum
sehari-hari pada pasien skizofrenia sesudah
diberikan terapi tari dan gerak pada kelompok
diberikan terapi tari dan gerak pada
perlakuan sebagian besar dikatagorikan
kelompok perlakuan sebagian besar
dengan bantuan total, yaitu sebanyak tujuh
dikatagorikan mandiri, yaitu sebanyak
orang (70%), dan juga pada kelompok kontrol
sembilan orang (90%), dan post test pada
sebagian besar dikatagorikan bantuan total,
kelompok kontrol sebagian besar
yaitu sebanyak tujuh orang (70%).
dikatagorikan bantuan total, yaitu sebanyak
Kemampuan melakukan aktivitas sehari-
lima orang (50%).
hari pada pasien skizofrenia sesudah

diberikan terapi tari dan gerak

Kemampuan melakukan aktivitas

sehari-hari pada pasien skizofrenia sesudah

diberikan terapi tari dan gerak, dijelaskan

pada tabel 4.

5
Pengaruh terapi tari dan gerak terhadap pada pasien skizofrenia pada kelompok

peningkatan kemampuan melakukan kontrol, maka dapat disimpulkan bahwa ada

aktivitas sehari-hari pada pasien pengaruh yang sangat signifikan terapi tari

skizofrenia dan gerak terhadap peningkatan

Tabel 5 kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari


Hasil Analisis Data Pengaruh Terapi Tari Dan
Gerak Terhadap Peningkatan Kemampuan pada pada pasien skizofrenia. Hal ini juga
Melakukan Aktivitas Sehari-Hari Pada Pasien
Skizofrenia berarti 99,6% diyakini bahwa terapi tari dan

Aktivitas sehari-hari Aktivitas sehari- gerak sangat berpengaruh terhadap


(pre test) kelompok hari (pre test)
perlakuan - kelompok kontrol - peningkatan kemampuan melakukan
Aktivitas sehari-hari Aktivitas sehari-
(post test) kelompok hari (post test) aktivitas sehari-hari pada pada pasien
perlakuan kelompok kontrol
Z -2.889 -1.732 skizofrenia.
P value 0,004 0,083
PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 5, didapatkan hasil
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa pengaruh terapi tari dan gerak terhadap
didapatkan bahwa kemampuan melakukan
peningkatan kemampuan melakukan aktivitas
aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia
sehari-hari pada kelompok perlakuan
sebelum diberikan terapi tari dan gerak
didapatkan nilai p=0,004 (p<0,05) yang
pada kelompok perlakuan didapatkan
berarti ada pengaruh terapi tari dan gerak
sebanyak tujuh orang (70%) dengan
terhadap peningkatan kemampuan melakukan
bantuan total dan sebanyak tiga orang
aktivitas sehari-hari pada pada kelompok
(30%) dengan bantuan sebagian. Pada
perlakuan, sedangkan nilai pre test dengan
kelompok kontrol juga didapatkan sebanyak
post test pada kelompok kontrol didapatkan
tujuh orang (70%) dengan bantuan total dan
nilai p=0,083 (p>0,05) yang berarti tidak ada
sebanyak tiga orang (30%) dengan bantuan
perbedaan nilai pre test dengan post test
sebagian. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

6
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Berdasarkan hasil penelitian

sebagian besar kemampuan melakukan didapatkan bahwa kemampuan melakukan

aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia

sebelum diberikan terapi tari dan gerak sesudah diberikan terapi tari dan gerak pada

dikatagorikan bantuan total. kelompok perlakuan, sebanyak satu orang

Hasil penelitian yang hampir sama (10%) dengan bantuan sebagian dan

didapatkan oleh Mulyati (2013) yang sebanyak sembilan orang (90%) yang

menunjukkan bahwa kemampuan melakukan mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa

aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

sebelum diberikan terapi, sebanyak tiga orang pada pasien skizofrenia sesudah diberikan

(30%) dengan ketergantungan ringan, terapi tari dan gerak sebagian besar

sebanyak lima orang (50%) dengan dikatagorikan mandiri. Pada kelompok

ketergantungan sedang dan sebanyak dua kontrol sebanyak lima orang (50%) dengan

orang (20%) dengan ketergantungan berat. bantuan total, sebanyak empat orang (40%)

Hasil penelitian yang sama menunjukkan dengan bantuan sebagian dan sebanyak satu

bahwa pasien skizofrenia sebagian besar orang (10%) dengan katagori mandiri. Hal

mengalami penurunan dalam melakukan ini menunjukkan bahwa kemampuan

aktivitas sehari-hari, sehingga perlu diberikan melakukan aktivitas sehari-hari post test

terapi untuk meningkatkan kemampuan pada kelompok kontrol sebagian

aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia. dikatagorikan bantuan total.

Pasien skizofrenia cenderung Hasil penelitian tentang pengaruh

menelantarkan penampilannya, kerapian dan terapi tari seperti yang diungkapkan oleh

hiygiene pribadi. Pasien juga cenderung Ugelta (2013) menunjukkan bahwa setelah

menarik diri secara sosial (Maramis,12009). diberikan terapi tari, terdapat peningkatkan

kebugaran jasmani murid SD terjadi

7
peningkatan kebugaran murid sebesar 85% aktivitas sehari-hari pada pada pasien

dari 50% sebelum diberikan terapi tari. skizofrenia. Hal ini juga berarti 99,6%

Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan diyakini bahwa terapi tari dan gerak sangat

oleh Arista (2013) menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap peningkatan

setelah diberikan terapi gerak kemampuan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari

ADL pasien meningkat menjadi mandiri pada pada pasien skizofrenia.

sebanyak 10 orang (100%) dari sebelumnya Hasil penelitian tentang pengaruh

kemampuan ADL pasien dikatagorikan terapi tari dan gerak seperti yang

ketergantungan sebagian. didapatkan oleh Arista (2013) mendapatkan

Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign bahwa ada pengaruh yang signifikan terapi

test untuk menganalisa pengaruh terapi tari gerak terhadap ADL pasien gangguan jiwa

dan gerak terhadap peningkatan kemampuan (p=0,000). Hasil penelitian Ugelta (2013)

melakukan aktivitas sehari-hari pada pada menyatakan bahwa tari tradisional efektif

kelompok perlakuan didapatkan nilai p=0,004 terhadap peningkatan kebugaran jasmani

(p<0,05) yang berarti ada pengaruh terapi tari murid sekolah dasar (p=0,006), sedangkan

dan gerak terhadap peningkatan kemampuan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari

melakukan aktivitas sehari-hari pada pada (2010) menyatakan bahwa ada penurunan

kelompok perlakuan, sedangkan nilai pre test tingkat kecemasan berbicara di depan

dengan post test pada kelompok kontrol umum pada remaja yang mendapatkan tari

didapatkan nilai p=0,083 (p>0,05) yang kontemporer (p=0,015).

berarti tidak ada perbedaan nilai pre test Pasien skizofrenia yang mengalami

dengan post test pasien skizofrenia pada penurunan kemampuan, perlu diberikan

kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan terapi tari dan gerak untuk dapat

bahwa ada pengaruh terapi tari dan gerak meningkatkan kemampuan melakukan

terhadap peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, motivasi dan

8
sosialisasinya dengan pasien lain, perawat Provinsi Bali agar menerapkan pelaksanaan

maupun keluarganya (Maramis, 2009). Pasien terapi tari dan gerak setiap dua kali

skizofrenia timbul gejala tidak bersemangat seminggu kepada pasien isolasi sosial dan

untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari- harga diri rendah, untuk dapat

harinya, dengan terapi tari dan gerak akan meningkatkan kemampuan melakukan

memberikan kegiatan positif bagi pasien, aktivitas sehari-hari pada pasien

sehingga pasien menjadi lebih bersemangat skizofrenia.

dan meningkatkan metabolisme tubuh dan


DAFTAR PUSTAKA
pasien ada keingginan untuk melakukan
1. Ariesta, V., 2013. Pengaruh Terapi
aktivitas sehari-hari, seperti mandi karena
Gerak Terhadap ADL Pasien
Gangguan Jiwa. Available: (online).
berkeringat sehabis bergerak, makan dan
http://repository.usu.ac.id/handle/1234
56789/.pdf (Diunduh tanggal: 20 Juli
minum karena sehabis gerak pasien
2014).
berkeringat sehingga memerlukan asupan
2. Arif, I. S., 2006, Skizofrenia:
Memahami Dinamika Keluarga Pasien,
nutrisi, dan aktivitas lainya juga akan
Bandung: Refika Aditama.
meningkat karena pasien telah mendapatkan
3. Direja, A. H. S., 2011. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Jiwa,
kegiatan yang positif (Trihardani,12009).
Yogyakarta: Nuha Medika.

4. Hapsari, D. A., 2010. Pengaruh Tari


SIMPULAN DAN SARAN
Kontemporer Terhdap Kecemasan
Berbicara Di Depan Umum Pada
Berdasarkan pembahasan yang telah
Remaja. Available: (online).
http://eprints.undip.ac.id/24795/1/jurn
dilakukan, dapat diambil simpulan yaitu: ada
al_skripsi.pdf (Diunduh tanggal: 25
Februari 2014).
pengaruh terapi tari dan gerak terhadap
5. Hawari, D., 2009, Pendekatan Holistik
peningkatan kemampuan melakukan aktivitas
Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia,
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
sehari-hari pada pasien skizofrenia (p=0,004).
6. Hidayat, A.A.A., 2008, Metode
Beberapa hal yang dapat disarankan
Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisis Data, Jakarta: Penerbit
adalah: kepada Bidang Perawatan RSJ
Salemba Medika.

9
7. Keliat, B.A. dan Akemat. 2013. Dasar. Available: (online).
Keperawatan Jiwa: Terapi Akitivitas http://repository.upi.edu/id/eprint/2746
Kelompok. Jakarta: EGC. (Diunduh tanggal: 25 Februari 2014).

8. Maramis, W.F., 2009. Catatan Ilmu 17. Videbeck, S. L., 2008, Buku Ajar
Kedokteran Jiwa. Edisi Kedua, Surabaya: Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC.
Airlangga Universitas Press.
18. Yosep, I., 2009, Keperawatan Jiwa,
9. Mulyati, A. M., 2013. Pengaruh Terapi Edisi Revisi. Bandung: PT Refika
Okupasi Senam Tera Terhadap Aditama.
Kemampuan Aktivitas Sehari-hari Pada
Pasien Skizofrenia di RSJ Provinsi Bali.
Skripsi. Denpasar: Poltekkes Denpasar
(tidak dipublikasikan).

10. Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan


Metode Penelitian Ilmu Keperawatan:
Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen
Penelitian Keperawatan, Edisi 2, Jakarta:
Penerbit Salemba Medika.

11. Setiadi, 2013, Konsep dan Praktik


Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 2,
Yogyakarta: Graha Ilmu.

12. Setyoadi dan Kushariyadi, 2011, Terapi


Modalitas Keperawatan pada Pasien
Psikogeriatrik, Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

13. Stuart, G. W., 2012, Buku Saku


Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Jakarta:
EGC.

14. Susana, S. A. dan Hendarih, S., 2012.


Terapi Modalitas keperawatan
Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.

15. Trihardani, L., 2009, Tingkat Pemenuhan


Aktivitas Sehari-Hari Pasien Skizofrenia
Di Lingkungan Kerja Puskesmas
Gombong II, Jakarta: Jurnal Ilmiah
Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No.
1.

16. Ugelta, S., 2013. Pengaruh Tari


Tradisional, Tari Pergaulan, Dan Tari
Modern Terhadap Persepsi Estetika Dan
Kebugaran Jasmani Murid Sekolah

10

Anda mungkin juga menyukai