Abstrak. Prevalensi skizofrenia diperkirakan sekitar satu persen dari seluruh penduduk.
Pasien skizofrenia di Bali diperkirakan 7.000 orang penduduk. Pasien skizofrenia
cenderung menelantarkan penampilannya, kerapian dan hygiene pribadi. Kemampuan
dasar sering terganggu, seperti melakukan aktivitas sehari-hari. Terapi tari dan gerak
merupakan psikoterapeutik dengan menggunakan tarian dan gerakan dimana setiap orang
dapat ikut serta secara kreatif dalam proses untuk memajukan integrasi emosional,
kognitif, fisik dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tari
dan gerak terhadap peningkatan kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada pasien
skizofrenia. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu, dengan pendekatan prospektif
dan menggunakan rancangan pre and post test with control group design. Jumlah sampel
sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 10 orang kelompok perlakuan dan 10 orang kelompok
control, dengan menggunakan teknik purposive sampling.Hasil penelitian didapatkan
bahwa kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia sebelum
diberikan terapi tari dan gerak, sebanyak 7 orang (70%) dengan bantuan total dan
sesudahnya sebanyak 9 orang (90%) dikatagorikan mandiri. Disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi tari dan gerak terhadap peningkatan kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari pada pasien skizofrenia (p=0,004).
1
PENDAHULUAN hilangnya motivasi dan tanggung jawab,
Gangguan jiwa di seluruh dunia sudah apatis, menghindar dari kegiatan, dan
menjadi masalah yang sangat serius. Menurut hubungan sosial. Kemampuan dasar sering
(2009) menyatakan, paling tidak ada satu dari sehari-hari. Situasi tersebut mengakibatkan
empat orang di dunia mengalami gangguan pasien skizofrenia tidak dapat berperan
kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sesuai dengan harapan lingkungan pasien
sekitar 450 juta orang di dunia yang berada. Pasien skizofrenia tidak mampu
mengalami gangguan jiwa. Secara global, dari melakukan fungsi dasar secara mandiri
sekitar 450 juta yang mengalami gangguan misalnya kebersihan diri, penampilan dan
Salah satu jenis gangguan jiwa yang konvulsi, psikoterapi dan rehabilitasi. Salah
terbanyak adalah skizofrenia. Skizofrenia satu terapi yang dilakukan pada tahap
biasanya terdiagnosis pada masa remaja akhir rehabilitasi yaitu terapi tari dan gerak.
dan dewasa awal. Skizofrenia jarang terjadi Terapi tari dan gerak merupakan
awitannya adalah usia 15 tahun sampai 25 dan gerakan dimana setiap orang dapat ikut
tahun untuk pria dan usia 25 tahun sampai 35 serta secara kreatif dalam proses untuk
diperkirakan sekitar satu persen dari seluruh fisik dan sosial. Terapi ini berpusat pada
2
nonverbal yang didasarkan pada tubuh. Terapi gangguan melakukan aktivitas sehari-hari
tari dan gerak berfokus pada tiga hal yaitu (pasien isolasi sosial dan harga diri rendah)
sosial, fisik dan psikologis. Aspek sosial di Ruang Drupadi dan Kunti Rumah Sakit
meliputi: pengembangan interaksi sosial, Jiwa Provinsi Bali. Teknik sampling yang
berbagai perasaan dan pengalaman serta digunakan pada penelitian ini dilakukan
dukungan sosial. Aspek fisik, mengacu pada dengan cara purposive sampling. Instrumen
kebutuhan masing-masing individu selama yang digunakan pada penelitian ini adalah
proses meliputi: fisik dan ekspresi. Aspek lembar observasi kemampuan melakukan
terhadap harga diri serta kualitas hidup Menganalisa pengaruh terapi tari
pengaruh terapi tari dan gerak terhadap pada pasien skizofrenia, menggunakan uji
eksperimen semu, menggunakan rancangan Juni 2014, di Ruang Drupadi dan Kunti RSJ
pre and post test with control group design. Provinsi Bali, dengan 20 orang responden,
Populasi pada penelitian ini adalah perlakuan dan 10 orang kelompok kontrol.
3
Karakteristik responden berdasarkan Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden
umur Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4
Tabel 3 Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Melakukan Distribusi Frekuensi Kemampuan
Aktivitas Sehari-Hari Pada Pasien Skizofrenia Melakukan Aktivitas Sehari-Hari Pada
Sebelum Diberikan Terapi Tari Dan Gerak Pasien Skizofrenia Sesudah Diberikan
Terapi Tari Dan Gerak
Kemampuan Kelompok Kelompok
Melakukan Perlakuan Kontrol Kemampuan Kelompok Kelompok
No
Aktivitas f % f % Melakukan Perlakuan Kontrol
No
Sehari-hari Aktivitas f % f %
1 Bantuan 7 70 7 70 Sehari-hari
total 1 Bantuan 0 0 5 50
2 Bantuan 3 30 3 30 total
sebagian 2 Bantuan 1 10 4 40
3 Mandiri 0 0 0 0 sebagian
Jumlah 10 100 10 100 3 Mandiri 9 90 1 10
Jumlah 10 100 10 100
Berdasarkan tabel 3, didapatkan
Berdasarkan tabel 4, didapatkan
bahwa kemampuan melakukan aktivitas
bahwa kemampuan melakukan aktivitas
sehari-hari pada pasien skizofrenia sebelum
sehari-hari pada pasien skizofrenia sesudah
diberikan terapi tari dan gerak pada kelompok
diberikan terapi tari dan gerak pada
perlakuan sebagian besar dikatagorikan
kelompok perlakuan sebagian besar
dengan bantuan total, yaitu sebanyak tujuh
dikatagorikan mandiri, yaitu sebanyak
orang (70%), dan juga pada kelompok kontrol
sembilan orang (90%), dan post test pada
sebagian besar dikatagorikan bantuan total,
kelompok kontrol sebagian besar
yaitu sebanyak tujuh orang (70%).
dikatagorikan bantuan total, yaitu sebanyak
Kemampuan melakukan aktivitas sehari-
lima orang (50%).
hari pada pasien skizofrenia sesudah
pada tabel 4.
5
Pengaruh terapi tari dan gerak terhadap pada pasien skizofrenia pada kelompok
aktivitas sehari-hari pada pasien pengaruh yang sangat signifikan terapi tari
6
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol Berdasarkan hasil penelitian
aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia aktivitas sehari-hari pada pasien skizofrenia
sebelum diberikan terapi tari dan gerak sesudah diberikan terapi tari dan gerak pada
Hasil penelitian yang hampir sama (10%) dengan bantuan sebagian dan
didapatkan oleh Mulyati (2013) yang sebanyak sembilan orang (90%) yang
sebelum diberikan terapi, sebanyak tiga orang pada pasien skizofrenia sesudah diberikan
(30%) dengan ketergantungan ringan, terapi tari dan gerak sebagian besar
ketergantungan sedang dan sebanyak dua kontrol sebanyak lima orang (50%) dengan
orang (20%) dengan ketergantungan berat. bantuan total, sebanyak empat orang (40%)
Hasil penelitian yang sama menunjukkan dengan bantuan sebagian dan sebanyak satu
bahwa pasien skizofrenia sebagian besar orang (10%) dengan katagori mandiri. Hal
aktivitas sehari-hari, sehingga perlu diberikan melakukan aktivitas sehari-hari post test
menelantarkan penampilannya, kerapian dan terapi tari seperti yang diungkapkan oleh
hiygiene pribadi. Pasien juga cenderung Ugelta (2013) menunjukkan bahwa setelah
menarik diri secara sosial (Maramis,12009). diberikan terapi tari, terdapat peningkatkan
7
peningkatan kebugaran murid sebesar 85% aktivitas sehari-hari pada pada pasien
dari 50% sebelum diberikan terapi tari. skizofrenia. Hal ini juga berarti 99,6%
Didukung juga oleh penelitian yang dilakukan diyakini bahwa terapi tari dan gerak sangat
kemampuan ADL pasien dikatagorikan terapi tari dan gerak seperti yang
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon Sign bahwa ada pengaruh yang signifikan terapi
test untuk menganalisa pengaruh terapi tari gerak terhadap ADL pasien gangguan jiwa
dan gerak terhadap peningkatan kemampuan (p=0,000). Hasil penelitian Ugelta (2013)
melakukan aktivitas sehari-hari pada pada menyatakan bahwa tari tradisional efektif
(p<0,05) yang berarti ada pengaruh terapi tari murid sekolah dasar (p=0,006), sedangkan
dan gerak terhadap peningkatan kemampuan penelitian yang dilakukan oleh Hapsari
melakukan aktivitas sehari-hari pada pada (2010) menyatakan bahwa ada penurunan
kelompok perlakuan, sedangkan nilai pre test tingkat kecemasan berbicara di depan
dengan post test pada kelompok kontrol umum pada remaja yang mendapatkan tari
berarti tidak ada perbedaan nilai pre test Pasien skizofrenia yang mengalami
dengan post test pasien skizofrenia pada penurunan kemampuan, perlu diberikan
kelompok kontrol, maka dapat disimpulkan terapi tari dan gerak untuk dapat
bahwa ada pengaruh terapi tari dan gerak meningkatkan kemampuan melakukan
8
sosialisasinya dengan pasien lain, perawat Provinsi Bali agar menerapkan pelaksanaan
maupun keluarganya (Maramis, 2009). Pasien terapi tari dan gerak setiap dua kali
skizofrenia timbul gejala tidak bersemangat seminggu kepada pasien isolasi sosial dan
untuk beraktivitas dalam kehidupan sehari- harga diri rendah, untuk dapat
harinya, dengan terapi tari dan gerak akan meningkatkan kemampuan melakukan
9
7. Keliat, B.A. dan Akemat. 2013. Dasar. Available: (online).
Keperawatan Jiwa: Terapi Akitivitas http://repository.upi.edu/id/eprint/2746
Kelompok. Jakarta: EGC. (Diunduh tanggal: 25 Februari 2014).
8. Maramis, W.F., 2009. Catatan Ilmu 17. Videbeck, S. L., 2008, Buku Ajar
Kedokteran Jiwa. Edisi Kedua, Surabaya: Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC.
Airlangga Universitas Press.
18. Yosep, I., 2009, Keperawatan Jiwa,
9. Mulyati, A. M., 2013. Pengaruh Terapi Edisi Revisi. Bandung: PT Refika
Okupasi Senam Tera Terhadap Aditama.
Kemampuan Aktivitas Sehari-hari Pada
Pasien Skizofrenia di RSJ Provinsi Bali.
Skripsi. Denpasar: Poltekkes Denpasar
(tidak dipublikasikan).
10