Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/321124522

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI PADA IBU GRANDE


MULTIPARA DI KABUPATEN TANGERANG: STUDI GROUNDED THEORY

Article · November 2017

CITATIONS READS

0 301

3 authors:

Dyah Juliastuti Setyowati Setyowati


The University of Queensland University of Indonesia
2 PUBLICATIONS   3 CITATIONS    19 PUBLICATIONS   12 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Yati Afiyanti
University of Indonesia
27 PUBLICATIONS   19 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Design and manufacture Twin-Incubator based on Grashof System View project

Journal of Asian Study View project

All content following this page was uploaded by Dyah Juliastuti on 17 November 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PENELITIAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI


PADA IBU GRANDE MULTIPARA DI KABUPATEN
TANGERANG: STUDI GROUNDED THEORY
Dyah Juliastuty*, Setyowati**, Yati Afiyanti**

Abstrak
Tingginya angka kematian Ibu di Indonesia secara langsung diakibatkan oleh perdarahan, eklamsia, dan infeksi. Kematian juga
terjadi akibat ‘terlalu banyak’. Tujuan penelitian ini adalah dikembangkannya konsep tentang proses pengambilan keputusan
pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode grounded theory dengan
pendekatan feminis. Delapan partisipan direkrut secara theoretical sampling di Kabupaten Tangerang, Banten. Data dianalisis
secara konten sampai tercapai saturasi. Konsep yang menggambarkan proses pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi
pada ibu grande multipara, yaitu “kemauan tidak hamil/melahirkan lagi mengharuskan ibu grande multipara memilih dan
memakai kontrasepsi yang tepat”. Oleh karena itu, perawat diharapkan melakukan pengkajian kontrasepsi secara komprehensif,
meningkatkan pengetahuan tentang kontrasepsi dan ketrampilan negosiasi, dan memberikan konseling KB pada ibu grande
multipara dan pasangannya secara adekuat.
Kata kunci: ibu grande multipara, kontrasepsi, pengambilan keputusan
Abstract
High maternal mortality rate in Indonesia is directly caused by hemorrhage, eclampsia, and infection. Maternal mortalities
also happen because ‘too much’. The aim of this research is to develop a concept about contraceptive decision making of
grand multiparous women. This qualitative was conducted using a grounded theory method with the feminism approach. Eight
participants were recruited by theoretical sampling in Tangerang District. The data were analyzed by content until get saturated.
A concept that described the process of grand multiparous women contraceptive decision making was “the desire not to pregnant
or giving birth again obligated grand multiparous women to choose and utilize the appropriate contraceptive”. It is recommended
that the nurse conduct contraceptive assessment comprehensively, increasing the contraceptive knowledge and negotiating skill,
and providing contraceptive counseling for grand multiparous women and their husband adequately.
Key words: contraceptive, decision making, grand multiparous women

LATAR BELAKANG Matheny, 2004). Hal ini mempengaruhi perempuan


usia reproduksi dalam mengambil keputusan untuk
Penurunan angka kematian ibu (AKI)
memilih dan memakai metode kontrasepsi tertentu.
di Indonesia dapat dilakukan melalui upaya
Selain itu, nilai-nilai budaya masyarakat, agama,
menurunkan kejadian kehamilan dan persalinan
dan persepsi tentang bias gender turut mendorong
berisiko tinggi (termasuk paritas tinggi), serta
atau menghambat perempuan untuk berpartisipasi
menurunkan angka aborsi melalui program keluarga
dalam program KB (Herartri, 2004; Irwanto et al.,
berencana. Pelaksanaan keluarga berencana
1998)
di Indonesia menghadapi berbagai kendala,
termasuk ketidakadekuatan konseling, keterbatasan Tujuan penelitian kualitatif grounded theory
informasi yang diterima (calon) akseptor KB, ini adalah dikembangkannya konsep tentang
masalah kesehatan, dana, akses ke pelayanan KB, pola-pola atau proses pengambilan keputusan
dan hambatan suami/ keluarga dan masyarakat pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara
(Cline, 2005; Depkes RI & WHO, 2003; Irwanto, di Kabupaten Tangerang dalam mengontrol
Poerwandari & Hardee, 1998; Iswarati, 2006; reproduksinya.
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti) 101

METODE PENELITIAN menimbulkan permasalahan dalam pemenuhan


kebutuhan sehari-hari, khususnya yang terkait
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan pengasuhan anak. Seorang partisipan
grounded theory. Peneliti membangun teori/konsep mengatakan alasannya tidak mau melahirkan
dari data empiris yang merupakan proses sosial lagi:
yang terjadi dalam interaksi perilaku manusia,
atau disebut sebagai symbolic interactionalism “Sudah banyak anaknya (tersenyum). Biaya
hidupnya sudah berat. Kita kan hidupnya masih
(Speziale & Carpenter, 2003). Teori/konsep yang ngontrak (tertawa). Biaya sekolahnya gede. Biaya
dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebuah kesehatan juga…” (P7, 37 tahun, P6A0)
skema analitik yang abstrak dari fenomena
(pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi), Kemauan untuk tidak punya anak lagi
yang terkait dengan sebuah situasi tertentu yaitu juga dipicu oleh adanya trauma melahirkan,
situasi kehidupan natural ibu grande multipara bertambahnya usia, dan jumlah/variasi jenis
(Creswell, 1998). kelamin anak. Lima dari delapan partisipan
pernah mengalami masalah saat melahirkan yang
Penelitian grounded theory ini bergerak menimbulkan trauma bagi ibu untuk hamil dan
dengan teori feminis kritis. Teori feminis kritis melahirkan kembali.
menuntun peneliti dalam menggali lebih mendalam
tentang pengalaman perempuan, khususnya ibu Bertambahnya usia dianggap menimbulkan
yang memiliki banyak anak. Para peneliti feminis penurunan tenaga untuk melahirkan dan kelelahan
sangat menghargai perempuan dan pengalamannya, untuk merawat anak. Lima dari delapan partisipan
sehingga mereka melakukan berbagai studi yang menganggap bahwa anaknya banyak atau cukup,
memandang dunia dari perspektif perempuan dalam dan satu atau dua kelahiran terjadi di luar keinginan
bersikap kritis terhadap isu-isu terkait perempuan, ibu dan suaminya.
dan melakukan perbaikan terhadap kehidupan
Kecukupan anak tidak hanya dilihat dari
perempuan (Speziale & Carpenter, 2003).
jumlahnya tetapi juga dari variasi jenis kelamin
anak yang dimiliki. Lima dari delapan partisipan
menyatakan bahwa anak sudah cukup karena telah
HASIL PENELITIAN memiliki anak laki-laki dan perempuan.
Enam tema utama yang ditemukan dari 2. Cara memilih kontrasepsi yang paling tepat
penelitian yang terkait dengan proses pengambilan
keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande Ibu grande multipara yang menjadi partisipan
multipara ini adalah: penelitian ini mengatasi kemauannya untuk tidak
hamil/melahirkan lagi dengan memakai metode
1. Kemauan untuk tidak hamil/ melahirkan kontrasepsi. Cara-cara yang digunakan oleh ibu
lagi grande multipara dalam rangka memilih berbagai
Kemauan untuk tidak hamil dan melahirkan alternatif pilihan metode kontrasepsi yang
lagi merupakan perhatian utama yang menjadi titik akan dipakainya adalah: mendengar (listening)
awal pengambilan keputusan memakai kontrasepsi. cerita-cerita tentang KB, bertanya (asking)
Seorang partisipan yang sudah pernah delapan kali tentang alternatif pilihan, membicarakan (talking
melahirkan mengatakan: about) masalah pemakaian kontrasepsi, dan
mendiskusikan/ menegosiasikan (discuss &
“…takut hamil lagi, buktinya ke Akbar, 2 kali
berhenti disuntik hamil lagi.” (P1, 38 tahun, negotiate) pilihan kontrasepsi dengan teman,
P8A0) suami, keluarga, kader, atau tenaga kesehatan.

Tujuh dari delapan orang partisipan menyatakan Lima dari delapan partisipan mengatakan
adanya keterbatasan ekonomi keluarga yang bahwa ia mengetahui metode kontrasepsi/ KB
dari mendengar cerita orang-orang disekitarnya
102 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal 100-107

baik yang memakai metode kontrasepsi tertentu. kenyamanan saat pemakaian, sehingga ia mau
Mendengarkan cerita, seringkali diikuti oleh memakai metode kontrasepsi tersebut. Seorang
kegiatan mengamati/melihat secara langsung partisipan yang memutuskan untuk memakai
metode kontrasepsi yang dipakai oleh orang yang metode kontrasepsi tertentu karena memberikan rasa
bercerita. Salah satu partisipan mengatakan: nyaman pada dirinya dan suaminya, mengatakan:
“ Dengar dari teman-teman saja. Ada yang “Kata Bu Bidan, kondisi saya ini bagus buat KB
nyaranin, sudah pakai spiral saja. Nggak ah… apa saja. KB apa saja bisa, mau pil atau mau
habis tetangga pakai spiral hamil. Iya…ada. Waktu implan. Cuma saya ambil yang lebih enak, suntik
itu di Kedaung, ada…Di kampung, tetangga kita satu kali untuk 3 bulan (tertawa).” (P8, 36 tahun,
juga ada, orang pakai spiral hamil….Pernah P6A0)
denger…pernah liat susuk. Ngedenger-denger
juga sih steril. Tapi aku nggak tahu apa itu… Semua partisipan pada penelitian ini pernah
Cuma denger orang ngomong. Kondom pernah memakai setidaknya dua jenis metode kontrasepsi.
denger juga, tapi nggak pernah pakai.” (P7, 37 Seorang partisipan yang pernah memakai dua jenis
tahun, P6A0) metode kontrasepsi mengatakan:
Semua partisipan menanyakan alternatif pilihan “Pernah coba pil juga. Karena saya penasaran,
metode kontrasepsi yang ada pada tenaga kesehatan, kata tetangga. Kan kalau minum, waktunya mens,
kader kesehatan, teman, atau keluarga. Seorang mens tuh. Kalau saya mnium, memang sih kalau
partisipan mengatakan: pil yang waktu mens, mens tuh saya. Cuma saya
ada lupanya….Saya mens, tapi bawaannya enek,
“Pas sudah lahiran yang pertama itu. Bu bidan muntah-muntah. Terusannya saya, yah tersiksa
bilang, Ibu mau langsung KB? Ibu mau spiral? benar. Yah, sudah, saya suntik lagi aja.” (P5, 35
Kan saya nggak ngerti waktu itu yah. Terus saya tahun, P5A4)
nanya, adanya apa, suster? Ada yang suntik tiga
bulan sekali, ada yang sebulan sekali, katanya Persepsi dan pengetahuan tentang karakteristik
begitu. Terus ada yang pakai susuk juga kan…” metode kontrasepsi akan mengarahkan ibu
(P5, 35 tahun, P5A4) untuk memakai/tidak memakai kontrasepsi
tertentu. Karakteristik kontrasepsi yang menjadi
Tujuh dari delapan partisipan membicarakan
pertimbangan adalah risiko komplikasi, efek
tentang keinginannya memakai kontrasepsi dan
samping, kontra indikasi, keuntungan, cara
membicarakan masalah yang dihadapinya dalam
dan lama pemakaian, serta efektifitas. Semua
memakai kontrasepsi tertentu sebelum membuat
partisipan pada penelitian ini mempertimbangkan
keputusan untuk memakai metode kontrasepsi
karakteristik berbagai metode kontrasepsi sebelum
tertentu. Mendiskusikan tentang metode kontrasepsi
mengambil keputusan untuk memakai metode
yang dipilih dan akan dipakainya kepada anggota
kontrasepsi tertentu.
keluarga sangat penting bagi enam dari delapan
partisipan. Keyakinan gender adalah keyakinan
partisipan akan peran gender tradisional yang
3. Faktor internal yang mempengaruhi
mempengaruhinya dalam mengambil keputusan
pengambilan keputusan pemakaian
pemakaian kontrasepsi. Empat dari delapan
kontrasepsi
partisipan meyakini pentingnya persetujuan suami
Faktor internal yang mempengaruhi untuk memakai metode kontrasepsi tertentu.
pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi Pada partisipan yang tidak bekerja, keterlibatan
terdiri atas pilihan personal, pengalaman memakai suami dalam pengambilan keputusan pemakaian
kontrasepsi, pengetahuan/ persepsi partisipan kontrasepsi sangat penting karena partisipan
tentang karakteristik kontrasepsi, keyakinan beranggapan bahwa biaya untuk mendapatkan
gender, dan kesehatan diri partisipan. Pilihan metode kontrasepsi berasal dari suami, dan sebagai
personal merupakan keyakinan seseorang memilih seorang kepala rumah tangga, suami harus dihargai
metode kontrasepsi yang dianggapnya memberikan pendapatnya.
Enam dari delapan partisipan memikirkan
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti) 103

kesehatan dirinya sebagai persyaratan memakai kontrasepsi diberikan secara gratis atau dengan
metode kontrasepsi tertentu. Seorang partisipan harga yang terjangkau, serta tidak jauh dari tempat
mengatakan: tinggal partisipan, mempermudah ibu grande
“Waktu pertama KB suka ditanya, di kaki ada multipara dalam mendapatkan metode kontrasepsi
varises nggak? Ada urat-urat pada keluar nggak? yang dibutuhkannya. Tiga dari delapan partisipan
Nggak. Ya sudah gitu aja. Ditanya dulu sama mendapatkan pelayanan kontrasepsi gratis dari
bidannya. Katanya kalu varises itu nggak boleh puskesmas atau layanan kesehatan cuma-cuma,
KB. Nggak ada, terus diperiksa tekanan darah empat partisipan mendapatkan pelayanan dan
normal, ya sudah (disuntik).” (P7, 37 tahun, metode kontrasepsi dari Bidan Praktik Swasta
P6A0) (BPS) dengan membayar Rp. 12.000-Rp. 18.000
4. Faktor eksternal yang mempengaruhi untuk suntik KB (tiga bulan/ 1 bulan), dan satu
pengambilan keputusan pemakaian partisipan mengakses apotik untuk mendapatkan
kontrasepsi kontrasepsi pil atau kondom.
Faktor eksternal yang mempengaruhi Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)
pengambilan keputusan pemakaian terdiri atas massa melalui berbagai media akan memberikan
dukungan sosial, isu-isu sosial, akses metode dan ibu informasi yang membantu melakukan pemilihan
pelayanan kontrasepsi, komunikasi-informasi- metode kontrasepsi. Dua dari delapan partisipan
edukasi (KIE) massa, bias gender, dan hambatan mengatakan bahwa mereka pernah melihat
keluarga. Adanya suatu dukungan sosial dari teman, informasi tentang kontrasepsi/ KB di televisi.
suami, orang tua, anak, kader, dan tenaga kesehatan Bias gender mempengaruhi dinamika hubungan
membantu semua partisipan dalam memilih dan suami istri dalam memilih metode pencegahan
memakai metode kontrasepsi tertentu. Orang tua kehamilan yang cocok bagi ibu dan suaminya.
(ibu) adalah salah satu anggota keluarga yang rajin Larangan suami untuk memakai kontrasepsi
mengingatkan dan mengajarkan partisipan untuk tertentu akan membatasi pilihan kontrasepsi
memakai kontrasepsi sejak setelah melahirkan. yang bisa ibu pakai. Larangan suami muncul
“Pokoknya saya gini saja, pas sudah empat biasanya dikarenakan suami takut akan terjadi
puluh hari itu, langsung pikiran…Ibu saya sudah risiko komplikasi dan keterbatasan biaya. Empat
ngingatin, sudah KB belum…” (P5, 35 tahun, dari delapan partisipan dilarang memakai IUD,
P5A4) sedangkan tiga partisipan dilarang untuk tubektomi
Isu-isu sosial yang umum berkembang di oleh suaminya.
masyarakat tentang permasalahan penggunaan 5. Pengambilan keputusan pemakaian
metode kontrasepsi tertentu sering kali membuat kontrasepsi
partisipan takut untuk memakai metode
kontrasepsi tertentu. Dua dari delapan partisipan Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi
mengatakan: dilihat dari cara pengambilan keputusan dan
konsekuensi pengambilan keputusan. Cara
“…kadang-kadang, kata tetangga, saya mah kata
pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi
orang, kata tetangga ceuna kalau suka kerja berat,
suka enteng air ceuna, suka pendarahan ceuna, dilakukan oleh empat partisipan secara bersama-
kadang-kadang itunya (spiral) suka keluar ceuna, sama dengan suami, sedangkan empat orang
tapi saya suka takut juga kalu saya dimasukin partisipan lainya mengambil keputusan sendiri,
gituan. Saya orang susah, kalau ada kenapa- tanpa melibatkan pasangan. Empat partisipan yang
napa, makanya saya yang repot…” (P1, 38 tahun, mengambil keputusan secara bersama mengatakan
P8A0) bahwa keputusan memakai metode kontrasepsi
Adanya kemudahan akses ke pelayanan tertentu berada di tangan suami dan partisipan tidak
kespro/ KB dimana pelayanan dan metode berani melanggarnya. Mereka memilih metode
104 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal100-107

yang disetujui oleh suaminya. Seorang partisipan pemakaian kontrasepsi menimbulkan terjadinya
yang pernah memakai implan dan mengalami kehamilan yang tidak diinginkan (KTD) pada tujuh
masalah saat memakai IUD mengatakan: dari delapan partisipan penelitian ini dan adanya
“Dia (suami) yang beli gitu-gitu. Pil juga Bapaknya upaya melakukan aborsi sendiri dengan minum
yang beli. Kondom Bapaknya. Dianya nggak mau jamu atau makan makanan tertentu. Upaya aborsi
kalau saya pakai spiral.” (P6, 37 tahun, P5A0) dilakukan oleh empat dari tujuh partisipan yang
mengalami KTD. Namun, tidak seorang partisipan
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pun berhasil menggugurkan kandungannya.
memberikan suatu konsekuensi berupa pemakaian Seorang partisipan yang mengalami KTD akibat
kontrasepsi yang sama, pemakaian kontrasepsi lupa minum pil KB, mengatakan:
yang berbeda/ mengganti kontrasepsi, atau tidak
memakai kontrasepsi. “Pernah minum obat-obat keras, kayak jamu cap
becak gitu. Pokoknya yang untuk ngelunturin gitu,
6. Dampak pemakaian/ penghentian pemakaian untuk orang terlambat bulan. Namanya orang
kontrasepsi nggak terlambat, orang hamil…ya nggak bisa.
Tapi kita nggak tahu kan, jadi coba saja.” (P7, 37
Kesejahteraan ibu grande multipara dan tahun, P6A0)
pasangan sebagai dampak pemakaian kontrasepsi
Grounded theory mengenai proses pengambilan
ditunjukkan dengan adanya kenyamanan psikologis
keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande
dan fisik pada ibu grande multipara dan keluarganya.
multipara (skema 1) dirumuskan berdasarkan
Kenyamanan psikologis ditunjukkan dari adanya
analisis data hasil penelitian ini. Konsep utama dari
rasa bebas dari ketakutan akan hamil dan bertambah
teori grounded penelitian ini adalah “kemauan tidak
anak lagi. Lima dari delapan partisipan menyatakan
hamil/ melahirkan lagi mengharuskan ibu grande
perasaan bebas dari ketakutan akan kemungkinan
multipara memilih dan memakai kontrasepsi yang
hamil lagi. Kenyamanan fisik muncul dari tidak
tepat” yang merupakan inti dari enam tema utama
terjadinya kehamilan, melahirkan dan efek samping
tersebut.
yang berat atau komplikasi akibat pemakaian
kontrasepsi, sehingga partisipan dapat melakukan Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi
berbagai aktifitas dengan tenang. Enam dari pada ibu grande multipara digambarkan sebagai
delapan partisipan merasakan kemanfaatan secara suatu proses yang muncul dari adanya kemauan
fisik pemakaian kontrasepsi. Kenyamanan sosial untuk tidak hamil dan melahirkan lagi yang
ditunjukkan oleh penerimaan keluarga terhadap mendorong ibu grande multipara untuk memilih
metode kontrasepsi yang dipakai partisipan dan memutuskan metode kontrasepsi yang paling
dan partisipan merasa nyaman karena memakai tepat baginya dan suaminya. Cara pemilihan dan
kontrasepsi yang sesuai dengan permintaan pengambilan keputusan ini sangat dipengaruhi
anggota keluarga tersebut. Empat dari delapan pengetahuan/persepsi ibu grande multipara tentang
partisipan merasa nyaman memakai kontrasepsi kontrasepsi, pengalaman memakai kontrasepsi
tertentu karena tidak mengganggu hubungan suami dan keyakinan gender, dukungan/hambatan sosial,
dan istri. Tiga dari delapan partisipan mengatakan akses ke pelayanan KB, dan adanya bias gender
bahwa anak-anaknya merasa senang karena ibu dalam dinamika hubungan suami istri. Pemilihan
memakai kontrasepsi dan tidak hamil lagi. dan pemakaian kontrasepsi yang tepat dapat
menyejahterakan ibu dan keluarganya.
Ketidaksejahteraan terjadi pada ibu grande
multipara ketika tidak mampu mentoleransi efek PEMBAHASAN
samping yang muncul dari pemakaian kontrasepsi
Berbagai ekspresi partisipan dalam penelitian
atau tidak tepat waktu dalam memakai kontrasepsi
ini bahwa perempuanlah yang merasakan sakitnya
tertentu sehingga partisipan memutuskan untuk
kehamilan, dan pentingnya persetujuan suami dalam
menghentikan pemakaian kontrasepsi. Penghentian
memilih dan memakai metode kontrasepsi tertentu,
memberikan pengaruh yang kuat bagi ibu grande
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti) 105

multipara untuk memilih dan memakai kontrasepsi kemauan tidak hamil dan melahirkan lagi.
tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya Herartri (2004) menyatakan bahwa keputusan
ketidakseimbangan gender tentang tanggung jawab untuk menggunakan kontrasepsi muncul untuk
pencegahan kehamilan, yaitu hampir sepenuhnya mencegah terjadinya kehamilan. Kemauan untuk
menjadi tanggung jawab perempuan. Upaya tidak hamil dan melahirkan lagi memotivasi ibu
pencegahan kehamilan dengan menggunakan grande multipara untuk melakukan pemilihan
metode kontrasepsi membuat perempuan berada kontrasepsi dengan mendengarkan cerita-cerita
dalam dilema, yaitu: memberikan kesejahteraan tentang KB, menanyakan alternatif pilihan,
bagi dirinya dan keluarganya, atau menimbulkan membicarakan masalah dan mendiskusikan/
permasalahan ketidaksejahteraan bagi dirinya menegosiasikan pilihan. Pandangan yang sama
akibat adanya ketidakcocokan pemakaian. Ibu dikemukakan oleh Alaszewski & Alaszewski
grande multipara harus mampu memilih metode (2000) yang menyatakan bahwa seseorang yang
yang bisa diterima oleh pasangannya, walaupun akan melakukan pengambilan keputusan perlu
metode tersebut belum tentu cocok untuk dirinya. mengumpulkan dan menggunakan informasi
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Noone (2004) yang ada untuk membantu proses pemilihan dan
bahwa keputusan yang diambil oleh perempuan mencegah terjadinya ketidakpastian.
terkait metode kontrasepsi tidak harus selalu yang
Pemilihan metode kontrasepsi yang
terbaik atau paling ideal. Namun, setidaknya
tepat dilakukan ibu grande multipara dengan
merupakan pilihan yang paling dapat diterima
mempertimbangkan berbagai faktor internal dan
atau paling cocok bagi dirinya dan suami atau
faktor eksternal yang mempengaruhi pengambilan
keluarganya saat ini.
keputusan pemakaian kontrasepsi. Salah satu faktor
Keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu eksternal tersebut adalah dukungan sosial yang
grande multipara dipicu dari adanya fenomena meningkatkan pemahaman partisipan akan metode
kontrasepsi tertentu dan meningkatkan kemauan
Factor Internal:
- Pilihan Personal
- Pengetahuan
- Pengalaman
- Keyakinan gender
- Kesehatan diri Dampak pemakaian/
penghentian pemakaian
kontrasepsi:
Pengambilan keputusan
pemakaian kontrasepsi: Kesejahteraan Ibu Grande
Cara pemilihan kontrasepsi • Keputusan sendiri/ Multipara & Keluarga:
IbuGrande Multipara yang paling tepat: bersama • Kenyamanan psikologis
Kemauan tidak hamil/ • Mendengarkan cerita KB • Memakai kontrasepsi • Kenyamanan fisik
melahirkan lagi • Bertanya tentang pilihan yang sama/ berbeda • Kenyamanan social
• Membicarakan masalah • Tidak memakai
• Menegosiasikan pilihan kontrasepsi Ketidaksejahteraan Ibu
Grande Multipara:
• KTD
• Upaya aborsi

Faktor eksternal:
• Dukungan/ hambatan social
• Pelayanan KB
• KIE Massa
• Bias Gender
106 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 2, Juli 2008; hal100-107

partisipan memakai kontrasepsi tersebut. Namun, kontrasepsi karena ketidaktepatan pemakaian dan
lemahnya “power” yang dimiliki perempuan penghentian pemakaian mengakibatkan terjadinya
dalam pengambilan keputusan, seringkali dapat kehamilan yang tidak diinginkan pada hampir
mengagalkan keinginannya memakai metode semua partisipan, bahkan sebagian diantaranya
kontrasepsi tertentu. Jika orang-orang terdekat berupaya atau berkeinginan melakukan aborsi.
partisipan (seperti orangtua, anak, suami, teman Hasil beberapa survey menunjukkan bahwa 71%
dekat) menghalangi atau tidak menyutujui perempuan yang melakukan aborsi telah menikah
partisipan memakai kontrasepsi tertentu, maka dan salah satu alasan mereka melakukan aborsi
biasanya partisipan mengikuti perkataan orang adalah kegagalan kontrasepsi (Anshor, 2001;
tersebut. Orang terdekat partisipan yang paling Depkes RI & WHO, 2003).
mempengaruhi partisipan dalam pengambilan
keputusan pemakaian kontrasepsi adalah suaminya.
Matheny (2004) yang menunjukkan bahwa KESIMPULAN
penghambat utama pemakaian kontrasepsi di
Proses pengambilan keputusan pemakaian
Indonesia adalah kurangnya pengetahuan tentang
kontrasepsi pada ibu grande multipara sangat
kontrasepsi, penolakan sosial, atau adanya efek
dipengaruhi oleh adanya bias gender yang
samping.
ditunjukkan dengan keyakinan peran gender
Bias gender dalam pemilihan kontrasepsi tradisional ibu grande multipara, kurangnya
terlihat jelas saat sebagian besar pertisipan partisipasi suami dalam upaya mencegah terjadinya
kurang mendapat dukungan suaminya dalam kehamilan, dominasi suami dalam pemilihan
memilih kontrasepsi yang tepat. Walaupun istri kontrasepsi dan pengambilan keputusan kontrasepsi
membicarakan pemakaian kontrasepsi dengan yang kurang berpihak pada perempuan, dan adanya
suaminya, suami cenderung membatasi pilihan hambatan keluarga bagi ibu grande multipara untuk
kontrasepsi ibu dan kurang ingin berpartisipasi memakai kontrasepsi tertentu. Ketidakseimbangan
dalam memakai kontrasepsi. Hal ini sesuai juga terlihat dari kurangnya upaya tenaga kesehatan
dengan Parwieningrum (2006) yang menyatakan untuk melibatkan laki-laki dalam kegiatan
bahwa pria umumnya masih mendominasi dalam pelayanan KB, dan menjadikan perempuan sebagai
mengarahkan perempuan untuk memakai, memilih obyek KB. Hak-hak ibu grande multipara dan
tipe, dan mengakhiri pemakaian kontrasepsi. suaminya untuk mendapatkan informasi dan akses
terhadap metode keluarga berencana yang aman,
Kesejahteraan yang dimanifestasikan
efektif, dan terjangkau kurang terfasilitasi oleh
dengan kenyamanan psikologis, fisik, dan sosial
pelayanan KB yang ada.
merupakan hasil yang diperoleh ibu grande
multipara dalam upayanya membuat keputusan Konsep “kemauan tidak hamil/ melahirkan lagi
pemakaian kontrasepsi yang tepat. Hal ini sesuai mengharuskan ibu grande multipara memilih dan
dengan hasil penelitian Irwanto et al. (1998) memakai kontrasepsi yang tepat” yang dihasilkan
yang menyatakan bahwa metode kontrasepsi penelitian grounded theory ini memberikan
modern tertentu menimbulkan perasaaan senang suatu gambaran bahwa cara pemilihan keputusan
bagi perempuan karena tidak memberikan efek kontrasepsi yang tepat dan pengambilan keputusan
samping dan memberikan banyak waktu luang pemakian kontrasepsi dipicu oleh adanya kemauan
bagi perempuan untuk beraktifitas di dalam dan ibu grande multipara untuk tidak hamil atau
di luar rumah. melahirkan lagi dan dipengaruhi oleh adanya faktor
internal dan eksternal. Pemilihan kontrasepsi yang
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi
tepat membuat ibu grande multipara dapat memakai
yang dilakukan ibu grande multipara juga dapat
kontrasepsi yang memberikan kenyamanan
menimbulkan dampak ketidaksejahteraaan bagi ibu
psikologis, fisik, dan sosialnya. Pemilihan yang
grande multipara. Ketidakberlanjutan pemakaian
Pengambilan keputusan pemakaian kontrasepsi pada ibu grande multipara (Dyah Juliastuty, Setyowati, Yati Afiyanti) 107

tidak tepat dapat mengakibatkan munculnya upaya reproduksi Indonesia. Jakarta: Departemen
penggantian metode kontrasepsi yang dipakai Kesehatan.
atau penghentian pemakaian kontrasepsi yang
Herartri, R. (2004). Family planning decision-
mengakibatkan terjadinya KTD dan upaya aborsi
making: Case studies in West Java, Indonesia.
terhadap kehamilan tersebut.
Paper presented at 12th Biennial Conference of
Penelitian ini merekomendasikan pentingnya Australian Population Council. On Population
upaya meningkatkan partisipasi suami dalam and society: Issues, research policy, Canberra,
pemakaian kontrasepsi yang mendukung hak- Australia.
hak reproduksi yang seimbang antar perempuan
Irwanto, Poerwandari, E.K., & Hardee, K. (1998).
dan laki-laki. Perawat maternitas dan komunitas
In the shadow of men: Reproductive decision-
diharapkan dapat menyediakan waktu yang
making and women’s psychological well-being
lebih banyak lagi dalam melakukan KIE massa
in Indonesia. Journal of Population, 4 (2),
di komunitas, termasuk pemberian informasi
87-114.
KB kepada laki-laki, melalui berbagai kegiatan
kemasyarakatan sehingga dapat menurunkan Iswarati, S.U. (2006). Pemantauan peserta KB
isu-isu sosial dan persepsi yang kurang tepat aktif melalui mini survey tahun 2005. http://
tentang kontrasepsi dan dapat melakukan upaya www.bkkbn.go.id/ditfor/research_detail.
pemberdayaan perempuan yang meningkatkan php?rchid=19 diperoleh 25 Januari 2008.
status ekonomi dan sosial perempuan dengan
Noone, J. (2004). Finding the best fit: A grounded
memfasilitasi diadakannya pelatihan-pelatihan
theory of contraceptive decision making in
ketrampilan khusus bagi perempuan (YA, SS).
women. Nursing forum, 39 (4), 13-12.
* Staf Akademik Keperawatan Maternitas PSIK
Matheny, G.. (2004). Family planning programs:
FK Unhas
Getting the most for money. International
** Staf Akademik Keperawatan Maternitas FIK
Family Planning Perspectives, 30 (3), 134-
UI
138.
Parwieningrum, E. (2006). Isu gender, klien,
KEPUSTAKAAN dan pemberi pelayanan dalam KB-KR,
http://www.bkkbn.go.id/gemapria/article-
Alaszewski, A., Alaszewski, H., Ayer, S., detail,php?artid=36 diperoleh 25 Januari
Manthorpe, J. (Eds.). (2000). Managing risk 2008.
in community practice. London: Harcourt
Publishers Limited. Speziale, H.J.S. & Carpenter, D.R. (2003).
Qualitative research in nursing: Advancing
Anshor, M.U. (2001). Aborsi, antara fakta dan the humanistic imperative. 3rd ed. Philadelphia:
norma. http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqdweb/ Lippincott Williams &Wilkins.
diperoleh 28 Januari 2008.
Cline, T. (2005). Hopkins consortium awarded
$14 million for Indonesian program. Center of
Communication, The John Hopkins University,
http://www.jhuccp.org/pressroom/2008/08-28.
shtml diperoleh 27 Oktober 2007.
Creswell, J.W. (1998). Qualitative inquiry and
research design: Choosing among five
traditions. California: SAGE Publication,
Inc.
Depkes RI & WHO. (2003). Profil kesehatan
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai