Anda di halaman 1dari 6

MENGANALISA PROSES PERPINDAHAN PANAS DALAM HE PLAT AND FRAME

ALIRAN CO-CURRENT DAN COUNTER CURRENT

Arif Satriya, Irawati Sulistinah

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa


Jl. Jendral Soedirman KM.3 Cilegon 42435, Banten, Indonesia

Abstrak – alat penukar panas (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan
untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang dapat
terjadi melalui kontak langsung atau tak langsung. Tujuan percobaan ini adalah untuk melihat
fenomena perpindahan panas secara konveksi dan terjadinya pendidihan, menentukan harga
koefisien perpindahan panas overall (u) dalam alat plate and frame Heat Exchanger, pengaruh
variabel laju alir fluida, temperatur dan arah aliran fluida terhadap U dan membandingkan unjuk
kerja co-current dan counter-current. Penukar panas secara luas digunakan untuk industri kilang
minyak dan industri gas alam. Percobaan ini dilakukan dengan proses pendidihan, setelah itu
kalibrasi arah aliran co-current dan counter current dan mencatat temperatur yang masuk dan
yang keluar pada penukar panas masing-masing aliran co-current dan counter current. Hasil yang
didapat dengan nilai U counter current = 90,277 w/m2.oC dan Q = 52,208 Watt dan untuk co-
current 89,972 w/m2.oC dan Q = 27,608 Watt. Semakin besar nilai laju alirnya maka U yang
didapat semakin besar.

Keywords : Heat Exchanger, Plate and Frame, Co-current, Counter current.

1. PENDAHULUAN cair atau gas ke gas) atau dua fluida yang


berbeda fasanya. Pertukaran panas terjadi
Alat penukar panas (Heat
karena adanya kontak, baik antara fluida
Exchanger) merupakan suatu peralatan yang
terdapat dinding yang memisahkan maupun
digunakan untuk menukarkan energy dalam
keduanya bercampur langsung begitu saja.
bentuk panas antara fluida yang berbeda
temperatur yang dapat terjadi melalui Penukar panas sangat luas dipakai
kontak langsung maupun kontak tidak dalam industri seperti kilang minyak, pabrik
langsung. Fluida yang bertukar energi dapat kimia maupun petrokimia, industri gas alam,
berupa fluida yang sama fasanya ( cair ke refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu
jenis dari penukar ( Heat Exchanger) yang pendidihan, menentukan harga koefisien
digunakan adalah tipe plate and frame. perpindahan panas overall sistem dua fluida
Penukar panas tipe plate and frame didalam alat penukar plate and frame,
merupakan terdiri dari paket pelat-pelat mempelajari pengaruh variabel laju alir
tegak lurus , bergelombang atau profil lain. fluida, temperatur dan arah aliran fluida
Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang terhadap koefisien perpindahan panas
penyekat lunak. Pelat-pelat dan sekat overall dan membandingkannya unjuk kerja
disatukan oleh suatu perangkat penekan counter current dan co-current.
yang pada setiap sudut pelat terdapat lubang
2. Landasan Teori
pengalir fluida, melalui dua dari lubang ini,
2.1 Heat Exchanger
fluida di aliran masuk dan keluar pada sisi
Heat Exchanger adalah alat penukar
yang lain dan fluida yang lain mengalir
panas yang didefinisikan sebagai suatu alat
melalui lubang dan ruang pada sisi
yang dipergunakan untuk memindahkan
sebelahnya. Tipe pelat and frame Heat
atau mentransfer energi panas antara suatu
Exchanger mempunyai keunggulan
fluida dengan fluida lain pada suatu benda
diantaranya pelat lebih banyak diminati
temperatur tertentu. Pada sebagian besar
ketika harga material tinggi, mudah dirawat,
Heat Exchanger fluida kerja terpisah oleh
lebih fleksibel sehingga dapat lebih mudah
suatu permukaan penukar panas, dan secara
pelatnya ditambah, serta fouling cenderung
ideal fluida kerja dengan fluida panas atau
lebih kecil kemungkinan terjadi.
pendinginan tidak saling bercampur
Oleh karena banyaknya aplikasi dari (Ganjar,2016).
penukar panas di industri, penting untuk Pertukaran panas terjadi karena adanya
dilakukannya percobaan ini, guna kontak, baik antara fluida terhadap dinding
mempelajari proses perpindahaan panas pemisah (jika aliran tidak bercampur),
yang terjadi secara langsung dan dapat maupun kontak antar fluida (direct contact).
mempraktikannya di laboratorium. Sehingga panas akan mengalir dari fluida
panas ke fluida dingin (Agus,2008).
1.2 Tujuan
Mekanisme perpindahan panas yang
Adapun tujuan pada percobaan ini terjadi dapat berupa konduksi, konveksi
yaitu untuk melihat fenomena perpindahan atau radiasi. Dalam aplikasinya, ketiga
panas secara konveksi dan terjadinya
mekanisme ini dapat terjadi secara tersebut. Proses perpindahan kalor ini
simultan. umumnya terjadi dari benda padat ke fluida
baik cair maupun gas. Kalor yang
a) Konduksi
dipindahkan secara konveksi dinyatakan
Suatu material bahan yang mempunyai dengan persamaan Newton.
gradient, maka kalor akan mengalir tanpa q = - h .A .d T
disertai oelh suatu gerakan zat. Aliran kalor Tanda (-) digunakan untuk memenuhi
seperti ini disebut konduksi atau hantaran. hukum II Termodinamika, sedangkan panas
Laju perpindahan kalor secara konduksi yang dipindahkan selalu mempunyai tanda
sebanding dengan gradien suhu. (+).

c) Radiasi

Pada proses radiasi, panas diubah

dan dengan konstanta kesetimbangan menjadi gelombang elektromagnetik yang

(konduksi), maka menjadi persamaan merambat tanpa melalui ruang media

Fourier penghantar. Jika gelombang tersebut


mengenai suatu benda, maka gelombang
dapat mengalami transisi (diteruskan),
refleksi (dipantulkan) dan absorpsi (diserap)
dan menjadi kalor. Hal itu tergantung pada
jenis benda.

Tanda (-) digunakan untuk memenuhi Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran


hukum II Termodinamika yaitu “kalor pada Heat Exchanger Plate and Frame :
mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam
skala temperatur”. A. Aliran co-current

b) Konveksi Penukaran panas jenis ini , kedua fluida

Konveksi merupakan proses perlindungan (dingin dan panas) masuk pada sisi penukar

kalor dengan media atau benda yang yang sama, mengalir dengan arah yang sama

menghantarkan kalor juga turut berpindah, dan keluar pada sisi yang sama pula.

seolah-olah kalor dibawa oleh media Karakter penukar panas jenis ini, temperatur
fluida dingin yang keluar dari alat penukar
panas tidak dapat melebihi temperatur fluida 2.2 Penukar panas Plate and Frame
panas yang keluar dari alat penukar panas,
Alat pemanas pelat dan bingkai terdiri
sehingga diperlukan media pemanas atau
dari paket pelat-pelat tegak
pendingin yang banyak.
lurus,bergelombang, atau profil lain.
Pemisahan antara tegak lurus dipasang
penyekat lunak (biasanya terbuat dari
karet). Pelat – pelat dan sekat disatukan
oleh suatu perangkat penekan yang pada
setiap sudut pelat ( kebanyakan segi
empat) terdapat lubang pengalir fluida.
Gambar 1 Profil Temperatur Aliran Co-cccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccccc
Melalui dua dari lubang ini, fluida
Current.
dialirkan masuk dan keluar pada sisi
B. Aliran counter current yang lain, sedangkan fluida yang lain

Penukar panas jenis ini, kedua fluida mengalir melalui lubang dan ruang pada

(panas dan dingin) masuk dan keluar pada sisi sebelahnya karena terdapat sekat

sisi yang berlawanan.Temperatur fluida (Agus,2008).

dingin yang keluar dari penukar panas lebih


3. METODE PENELITIAN
tinggi dibandingkan temperatur fluida panas
a) Diagram alir
yang keluar dari penukar kalor, sehingga
Gelas Beker +
dianggap lebih baik dari aliran searah 500 g air
Termometer
(Yunianto,2013) KMnO4

Mencatat suhu awal air

Stopwatch

Mengamati perubahan air


mendidih

Gambar 2 profil temperatur aliran Mencatat waktu yang


Counter Currrent dibutuhkan air mendidih
d) Termometer (100 OC) 1 buah

Mematikan Pemanas e) Neraca Digital 1 buah

3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
Menimbang masa air yang percobaan penukar panas antara lain :
tersisa
a) Air
b) Pottasium Permanganat KMnO4 sebagai
Gambar 3. Diagram Alir pendidihan
zat pemberi warna.

Memastikan alat dan


rangkaian berjalan baik 3.3 Prosedur Penelitian

a. Pendidihan

Menghidupkan pompa air Pada percobaan pendidihan yang petama


dingin dan panas kali dilakukan yaitu menyiapkan bahan 500
gram H2O dan Kmno4 sebagai zat pemberi
warna kemudian mempersiapkan pula
Melakukan kalibrasi laju termometer dimasukan dalam gelas beker,
alir panas dan dingin lalu mencatat suhu awal air sebelum
dipanaskan dan menghidupkan pemanas (hot
plate 350oC. Kemudian, mengamati yang
Mencatat temperature
terjadi ketika air dipanaskan hingga
masuk dan keluar
mendidih. Lalu, mencatat kenaikan
padaaliran apans dan
temperatur setiap satu menit hingga air
dingin
mulai mendidih (100 oC) dan mematikan
pemanasnya. Setelah itu, tahap akhir yaitu
Gambar 4 . Diagram Alir Kalibrasi menimbang untuk mengetahui banyaknya
air yang menguap. Mengulagi percobaan
3.2 Alat dan Bahan untuk temperatur hot plate 400 oC.
3.2.1 Alat
b. Pengaruh laju alir massa terhadap
Alat-alat yang digunakan dalam
U
percobaan penukar panas antara lain : Pada percobaan kalibrasi yang pertama
a) Gelas Beker (1000 ml) 1 buah dilakukan adalah memastikan alat dan
b) Rangkaian Plat and Frame HE 3 set sistem perpipaan dapat digunakan, setelah
c) Stopwatch 1 buah itu menghidupkan pompa air dingin dan
panas untuk sirkulasi ke masing-masing
tangki penampung, kemudian melakukan
kalibrasi laju alir masing-masing aliran,
setelah itu mencatat suhu masuk dan keluar
HE pada masing-masing aliran.

Anda mungkin juga menyukai