Anda di halaman 1dari 5

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL vitamin B1 0,2 miligram dan vitamin C 0

BERAS KETAN HITAM (ORYZA miligram.


SATIVA L. VAR GLUTINOSA)
Konsumsi rata-rata per kapita
TERHADAP PENURUNAN KADAR
seminggu beras ketan putih di seluruh
GLUKOSA DARAH MENCIT (MUS
Indonesia pada tahun 2012 sebesar 1.675
MUSCULUS)
kg, dan di tahun 2013 konsumsi beras ketan
mengalami penurunan menjadi 1.642 kg,
sedangkan ditahun 2014 kembali
PENDAHULUAN mengalami penurunan dari tahun
Tepung ketan sebagai bahan utama sebelumnya yaitu 1.626 kg .
penyusun ulen merupakan bahan pangan
mengandung pati yang mempunyai sifat
mampu mengikat air karena memiliki Tepung digolongkan menjadi dua,
kandungan amilosa yang rendah yaitu yaitu tepung tunggal dan tepung komposit.
sebesar 1 - 2 %. Selain itu tepung beras Tepung tunggal adalah tepung yang dibuat
ketan hampir seluruhnya didominasi oleh dari satu jenis bahan pangan, contohnya
amilopektin yaitu 99,7% yang bersifat tepung beras ketan, tepung kasava, tepung
sangat lekat maka dari itu bahan baku ubi jalar, sedangkan tepung komposit yaitu
utama pembuatan ulen adalah tepung beras tepung yang dibuah dari dua atau lebih
ketan . bahan pangan, contohnya tepung kasava-
terigu-kedelai, tepung jagung-beras, atau
Ada dua jenis beras ketan yaitu tepung kasava-terigu-pisang.
beras ketan putih (Oryza Sativa L) dan
beras ketan hitam (Oryza Sativa L. Tujuan pembuatan tepung komposit
Glutinosa). Beras ketan putih adalah bahan antara lain untuk mendapatkan karakteristik
makanan yang biasa dikonsumsi oleh bahan yang sesuai untuk produk olahan
masyarakat Indonesia. Beras Ketan Putih yang diinginkan atau untuk mendapatkan
mengandung energi sebesar 362 kilokalori, sifat fungsional tertentu. Pertimbangan lain
protein 6,7 gram, karbohidrat 79,4 gram, adalah faktor ketersediaan dan harga .
lemak 0,7 gram, kalsium 12 miligram, Ulen adalah salah satu makanan
fosfor 148 miligram, dan zat besi 1 Khas Sunda diantara banyak makanan
miligram. Selain itu di dalam Beras Ketan tradisional lain yang dikenal di Tanah
Putih juga terkandung vitamin A sebanyak Pasundan, seperti opak, ranginang, wajit,
0 IU, vitamin B1 awug, nagasari, putri noong, dan angling.
0,16 miligram dan vitamin C 0 miligram. Ulen ini terbuat dari campuran beras ketan
Beras Ketan Hitam adalah bahan makanan putih, kelapa parut, dan garam.
yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat Cara membuatnya dikukus seperti
Indonesia. membuat nasi. Setelah matang baru
Beras Ketan Hitam mengandung dicampur dengan parutan kelapa, dan
energi sebesar 356 kilokalori, protein 7 garam. Kemudian ditumbuk dan
gram, karbohidrat 78 gram, lemak 0,7 dimasukkan ke dalam cetakan agar
gram, kalsium 10 miligram, fosfor 148 bentuknya rapih. Setelah dingin baru
miligram, dan zat besi 1 miligram. Selain kemudian dipotong-potong, dan siap
itu di dalam Beras Ketan Hitam juga disantap.linimentum, krim.
terkandung vitamin A sebanyak 0 IU,
Diabetes melitus (DM) merupakan Tanaman obat banyak digunakan
suatu kelompok penyakit metabolik yang masyarakat menengah ke bawah terutama
ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dalam upaya preventif, promotif, dan
karena kelainan sekresi insulin atau rehabilitas. Sementara itu banyak orang
gangguan pada reseptor insulin (Gustaviani beranggapan bahwa penggunaan tanaman
dan soegondo, 2007). obat relatif lebih aman dibandingkan obat
sintesis. Walaupun demikian bukan berarti
Diabetes melitus berhubungan
tanaman obat tidak memiliki efek samping
dengan metabolisme karbohidrat, protein,
yang merugikan, bila cara penggunaan dan
dan lemak. Ada dua tipe utama diabetes
takarannya kurang tepat. Agar
melitus, yaitu insulin- dependent diabetes
penggunaannya optimal, perlu diketahui
mellitus (tipe 1) dan non-insulin-dependent
informasi yang memadai tentang
diabetes mellitus (tipe 2) (Burtis dkk.,
kebenaran, keamanan, dan khasiat tanaman
2006). Badan kesehatan dunia, World
obat tersebut (Katno dan Pramono, 2003).
Health Organization (WHO) (2012)
melaporkan sebanyak 2,8 juta orang Beras ketan hitam merupakan salah
meninggal setiap tahun akibat penyakit satu tanaman yang potensial sebagai
obesitas dan diabetes. Diperkirakan sumber energi, antioksidan, senyawa
prevalensi diabetes meningkat dari 6,4% bioaktif, dan serat yang penting bagi
(285 jiwa) pada tahun 2010 menjadi 7,7% kesehatan. Warna hitam kemerahan beras
(439 juta jiwa) pada tahun 2030. ketan hitam disebabkan oleh sel-sel pada
kulit ari yang mengandung antosianin.
Diabetes melitus merupakan
Beberapa fungsi antosianin adalah sebagai
penyakit kronis yang dapat menyebabkan
antioksidan dalam tubuh, sebagai senyawa
komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler,
antiinflamasi, menghambat sel tumor, serta
kegagalan ginjal kronis, kerusakan retina
mampu mencegah obesitas dan diabetes
yang dapat menyebabkan kebutaan,
(Nailufar dkk., 2012).
kerusakan syaraf, impotensi dan gangren
dengan risiko amputasi sehingga penderita Menurut Herbarium Medanense
DM harus memakai obat secara rutin (2011) dalam sistematika tumbuhan, ketan
dengan biaya mahal. hitam diklasifikasikan sebagai berikut:
Disamping itu, pemakaian obat Kingdom : Plantae
terus menerus dalam waktu cukup lama
Divisi : Spermatophyta
bahkan seumur hidup akan menimbulkan
efek samping yang membahayakan bahkan Kelas : Monocotyledoneae
dapat menyebabkan kematian. WHO
merekomendasikan penggunaan obat Ordo : Poales
tradisional termasuk obat herbal dalam Famili : Poaceae
pemeliharaan kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengobatan penyakit, Genus : Oryza
terutama untuk penyakit kronis, degeneratif Spesis : Oryza sativa L. var
dan kanker.
glutinosa
Penyelidikan secara ekstensif
terhadap tumbuhan berkhasiat obat terus Tanaman beras ketan hitam (Oryza
dilakukan guna penemuan obat baru (Daud, sativa L. var glutinosa) secara empiris
2013). sering digunakan pada masyarakat untuk
mengobati diabetes melitus. Seperti yang
dilakukan masyarakat Kecamatan Samboja Sampel yang digunakan dalam
Provinsi Kalimantan Timur, pengobatan penelitian ini adalah biji padi beras ketan
diabetes melitus dengan beras ketan hitam hitam yang
dilakukan dengan menyeduh beras ketan
terlebih dahulu dikeringkan kemudian
hitam dengan air panas hingga diperoleh air
dihilangkan gabahnya. Beras ketan hitam
seduhan berwarna merah kehitaman. Air
yang telah kering dan dihilangkan
seduhan didinginkan, kemudian diminum
gabahnya diambil sebanyak 3 kg dan siap
sebanyak 1-3 kali sehari.
untuk diekstraksi.
Penelitian ini bertujuan untuk
Pembuatan Ekstrak Etanol Beras Ketan
mengetahui rendemen, golongan metabolit
Hitam
sekunder dan aktivitas beserta dosis
efektif ekstrak etanol beras ketan hitam Pembuatan ekstrak dilakukan
(Oryza sativa var glutinosa) dalam dengan mengekstraksi sampel secara
menurunkan kadar glukosa darah mencit maserasi menggunakan pelarut etanol 80%.
(Mus musculus) diabetik. Sampel beras ketan hitam sebanyak 3 kg
dimasukkan ke dalam wadah toples kaca,
lalu ditambahkan pelarut etanol 80%
METODE PENELITIAN hingga sampel terendam seluruhnya dan
diaduk. Wadah kemudian ditutup dan
Bahan
dibiarkan selama 3 hari sambil sesekali
Bahan yang digunakan dalam diaduk setiap 24 jam.
penelitian yaitu beras ketan hitam, etanol
Hasil ekstraksi kemudian disaring
80%, aloksan monohidrat, alkohol,
menggunakan kertas saring sehingga
aquades, Na-CMC, Glibenklamid, strip
diperoleh filtrat dan residunya. Residu
glukosa, pereaksi Meyer, pereaksi
penyaringan dimaserasi kembali
Dragendorf, asam klorida, larutan besi
(remaserasi) hingga filtrat menjadi
klorida (III), pita Mg, asam asetat anhidrat,
bening. Filtrat diuapkan menggunakan
kloroform, asam sulfat pekat, dan gelatin.
rotary evaporator pada suhu 55°C hingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental
kemudian diuapkan pada suhu kamar
Peralatan hingga seluruh sisa pelarut menguap dan
Peralatan yang digunakan dalam diperoleh ekstrak kering beras ketan hitam.
penelitian yaitu glukometer NESCO®, Identifikasi Metabolit Sekunder
gunting
Identifikasi metabolit sekunder
bedah, holder mencit, jarum suntik, lap dilakukan secara kualitatif yakni
kasar, gelas kimia, labu ukur, mortir dan mengamati perubahan warna, endapan, atau
stamper, pipet tetes, pipet ukur, rotary buih setelah penambahan reagen kimia
evaporator, sendok tanduk, spatel, batang tertentu. Golongan metabolit sekunder yang
pengaduk, spidol, spuit 1 mL dan 5 mL, diidentifikasi adalah alkaloid, fenol,
timbangan analitik, tabung reaksi, flavonoid, saponin, steroid, dan tanin.
timbangan hewan uji, kandang hewan uji,
dan toples kaca. Identifikasi alkaloid dilakukan
dengan penambahan HCl 2% kemudian
dibagi dalam 2 tabung. Tabung 1
Penyiapan Sampel ditambahkan pereaksi Dragendorf dan
tabung 2 ditambahkan pereaksi Meyer. Pengujian Aktivitas Penurunan Kadar
Positif terkandung alkaloid jika terbentuk Glukosa Darah
endapan merah bata (tabung 1) dan
Pengujian aktivitas ekstrak beras
terbentuk endapan putih (tabung 2) maka
ketan hitam terhadap penurunan kadar
positif mengandung alkaloid.
glukosa darah mencit dilakukan dengan
Identifikasi senyawa fenol terlebih dahulu mengkondisikan hewan uji
dilakukan dengan penambahan FeCl3 dalam keadaan Hiperglikimia
dengan hasil positif adanya perubahan menggunakan aloksan.
warna menjadi hijau atau biru kehitaman.
Seluruh kelompok hewan uji
Identifikasi flavonoid menggunakan etanol,
kecuali kelompok kontrol normal diinduksi
HCl pekat, dan pita Mg. Positif
menggunakan aloksan dengan dosis 150
mengandung flavonoid jika terbentuk
mg/kg BB secara intraperitoneal.
warna jingga. Identifikasi saponin
dilakukan dengan penambahan aquades Sebelum induksi kadar glukosa
lalu dikocok kuat dan ditambahkan HCl darah awal terlebih dahulu diukur. Kadar
2%. glukosa darah kembali diukur 2 hari setelah
penginduksian untuk mengetahui
Jika buih stabil maka positif
perkembangan hiperglikemia sampai kadar
mengandung saponin. Identifikasi steroid
glukosa darahnya lebih dari 200 mg/dL.
dilakukan dengan penambahan asam asetat
anhidrat, kloroform, dan asam sulfat pekat. Pengujian dilakukan sejak mencit
Hasil positif dengan adanya cincin merah dinyatakan diabetes. Kelompok 1 sebagai
kecoklatan atau ungu dibatas kedua larutan. kontrol normal dan merupakan hewan uji
Identifikasi tanin dengan penambahan non diabetik diberi perlakuan hanya dengan
gelatin dan FeCl3. diet standar (pakan dan minum). Kelompok
2 sebagai kontrol negatif dengan perlakuan
Hasil positif jika terbentuk endapan
diberi diet standar dan Na-CMC 0,5%.
putih setelah penambahan gelatin dan hijau
Kelompok 3 sebagai kontrol positif dengan
atau biru kehitaman setelah penambahan
perlakuan diberi diet standar dan
FeCl3 (Depkes RI.,
Glibenklamid 0,026 mg/20g BB.
1996).
Kelompok 4, 5, dan 6 sebagai
Penyiapan Hewan Uji kelompok pengujian ekstrak dengan
perlakuan diberi diet standar dan ekstrak
Hewan uji yang digunakan dalam
etanol beras ketan hitam dengan variasi
penelitian ini adalah mencit jantan
dosis 195 mg/kg bb; 380 mg/kg BB; dan
sebanyak 24 ekor dengan berat badan 24-
780 mg/kg BB. Pemberian dilakukan setiap
38 gram dan dibagi dalam 6 kelompok uji
hari selama 10 hari. Pengukuran kadar
yaitu 3 kelompok uji ekstrak; kontrol
glukosa darah dilakukan pada hari ke- 0, 2,
normal; kontrol negatif; dan kontrol positif
4, 6, 8, dan 10 dengan mengambil darah
masing-masing terdiri dari
melalui vena lateralis ekor mencit yang
4 ekor mencit. Mencit terlebih dahulu sebelumnya disterilkan dengan alkohol
diaklimatisasi selama seminggu di kandang 70%.
hewan Fakultas Farmasi Universitas
Pengambilan dilakukan dengan
Mulawarman dengan tujuan agar mencit
menggunting ujung ekor mencit
beradaptasi dengan lingkungan baru dan
menggunakan gunting bedah. Kemudian
meminimalisasi efek stress.
dilakukan pemijatan perlahan terhadap ekor pada Mencit yang Diinduksi
agar darah keluar. Darah lalu diteteskan Streptozotocin. Tesis. Tidak
pada strip glukosa dan glukometer akan Dipublikasikan. Universitas Sumatera
menunjukkan kadar glukosa darah mencit Utara. Medan.
yang terukur. Ujung ekor mencit yang telah
5. Katno dan Pramono, S., 2003, Tingkat
dilukai kemudian diberi alkohol 70% untuk
Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan
mencegah infeksi. Selanjutnya dilakukan
observasi kadar glukosa darah sewaktu Tanaman Obat Tradisional. Balai Penerbit
pada tiap kelompok dan analisis data. FKUI. Jakarta.
6. Nailufar, A. A., Basito dan Anam, A.,
2012, Kajian Karakteristik Ketan Hitam
Analisis Data
(Oryza sativa glutinosa) pada Beberapa
Analisis data pada data rendemen Jenis Pengemas Selama Penyimpanan.
menggunakan persentase rendemen Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 2. No.1:
ekstrak terhadap simplisia awal. 122-132.
Analisis metabolit sekunder 7. Medanense, Herbarium, 2011,
dilakukan secara tabulasi dimana jika Klasifikasi Ketan Hitam. Universitas
terdapat reaksi adanya metabolit sekunder Sumatera Utara.
setelah pemberian reagen kimia diberi
Medan.
tanda positif (+) dan jika tidak terdapat
metabolit sekunder diberi tanda negatif (-). 8. Depkes RI., 1996, Materia Medika
Indonesia Jilid VI. Direktorat Jendral
Data aktivitas penurunan kadar
Pengawasan
glukosa dianalisis mengunakan ANAVA
dua arah. Bila hasilnya signifikan maka Obat dan Makanan. Jakarta.
dapat dilakukan uji lanjutan yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gustavani, R. dan Soegondo, S. 2007.
Sindrom Metabolik: Buku Ajar Ilmu
Penyakit
Dalam Jilid III Edisi IV. Pusat Penerbitan
IPD FKUI. Jakarta.
2. Burtis, C. A., Ashwood, E. R., dan Bruns,
D. E., 2006, Lipids, Lipoproteins,
Apolipoproteins, and Other Cardiovascular
Risk Factor. In: Tietz Textbook of Clinical
Chemistry and Molecular Diagnostic.
Volume 1. St. Louis, Missouri. Elsevier.
3. World Health Organization (WHO),
2012, About Diabetes. Diabetes Unit.
Switzerland.
4. Daud, N., 2013, Aktivitas Antidiabetes
Ekstrak Daun Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Anda mungkin juga menyukai