Helen
Pertemuan 1
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas setiap pertambahan
nilai yang timbul karena adanya penyerahan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi
didalam daerah pabean.
Dasar Hukum:
3. Karakteristik PPN
▫ Pajak Tidak Langsung adalah pemikul beban pajak dan penanggung jawab atas
pembayaran pajak ke kantor pelayanan pajak adalah subjek yang berbeda.
▫ Pajak Objektif adalah kewajiban pajak yang timbul ditentukan oleh objek
pajaknya.
▫ Multy Stage Levy adalah pajak yang dikenakan secara bertingkat pada setiap
jalur produksi sampai jalur distribusi. Konsumen akhir merupakan penanggung
pajak yang terakhir dan terbesar.
▫ Perhitungan PPN dengan metode pengurangan tidak langsung (Indirect
Substraction Method) adalah dengan cara memperhitungkan besaran pajak
masukan dan pajak keluaran.
▫ Pajak atas konsumsi dalam negeri adalah PPN yang dikenakan atas segala
bentuk penyerahan/konsumsi/pemanfaatan di dalam negeri baik BKP/JKP.
▫ Bersifat Netral adalah pajak yang dikenakan kepada pengguna BKP/JKP tanpa
memandang status penggunanya.
▫ Tarif Pajaknya Tunggal adalah tarif pajak yang ditetapkan PPN selalu sebesar
10% untuk konsumsi dalam negeri, sementara sebesar 0% untuk ekspor.
▫ Dipungut berdasarkan Faktur adalah pajaknya hanya dapat dipungut oleh PKP
dengan cara menerbitkan faktur pajak.
4. Mekanisme PPN
Secara Umum,
o Pada saat perolehan BKP/JKP akan dipungut PPN oleh PKP penjual yang
merupakan pembayaran pajak dimuka atau yang disebut pajak masukan (VAT-
IN) pembeli berhak menerima bukti pemungutan berupa faktur pajak.
o Pada saat melakukan penyerahan BKP/JKP, wajib memungut PPN dari PKP
pembeli yang kemudian disebut dengan Pajak Keluaran (VAT-OUT) PKP penjual
wajib membuat faktur pajak.
o Dalam suatu masa pajak apabila jumlah PK>PM maka PKP wajib menyetorkan
selisih kurang bayarnya ke kas negara. Namun apabila PK<PM maka PKP dapat
mengkompensasikan kelebihan pembayaran dimasa pajak berikutnya atau dapat
pula meminta restitusi.
o Pelaporan PPN menggunakan SPT PPN 1111 selambat-lambatnya akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
Secara Khusus
Apabila yang membeli BKP dan/atau JKP berstatus sebagai pemungut PPN seperti
Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN), PPN
yang terhutang atas transaksi penyerahan tersebut tidak dipungut oleh PKP penjual
melainkan disetor langsung ke kas negara oleh pemungut PPN atas nama PKP penjual
tersebut. Dengan demikian pemungut PPN hanya membayar kepada PKP penjual hanya
sebesar harga jual, sedangkan untuk PPN sebesar 10% disetor langsung ke kas negara.