Anda di halaman 1dari 5

A.

Hasil telaah jurnal 1


NO PERBEDAAN JURNAL 1
1 JUDUL Kandungan Lipid Beberapa Jenis Sianobakteria Laut Sebagai Bahan Sumber Penghasil
Biodiesel
2 PENELITI -Rifana Sobari
-AB Susanto
-Dwi Susilaningsih
-Delicia Yunita R
3 TUJUAN Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik morfologi dan pertumbuhan Serta untuk
mengetahui kandungan lipid beberapa jenis mikroalga laut sianobakteria dari perairan
Indonesia sebagai bahan sumber penghasil biodiesel
4 METODE Analisis kadar total lipid menggunakan metode Bligh and Dyer (1959). Sampling setiap
mikroalga diambil sebanyak 25 ml kemudian diendapkan menggunakan sentrifuse sehingga
didapatkan berat biomassa mikroalga basah dan mikroalga diekstraksi dengan ditambahkan
methanol dan ditambahkan kloroform serta aquades. Perbandingan antara mathanol,
kloroform dan aquades adalah 1 : 1 : 1
BAHAN mikroalga Cyanobakteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
-Oscillatoria sp
-Oscillatoria sp
-Nostoc sp
-Synecococcus
-Lyngbya
5 HASIL Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama masa pemeliharaan 45 hari dihasilkan kadar
lemak setiap mikroalga berbeda-beda. Mikroalga Oscillatoria sp.1, Oscillatoria sp.2, Nostoc
sp., Synecococcus sp. dan Lyngbya sp. mempunyai kandungan berat lemak rata-rata dari 25
ml sampel, berat tertinggi berturut-turut sebagai berikut: 4,2 mg, 3,7 mg, 3,3 mg, 4 mg, dan
7,1 mg. Mikroalga Lyngbya sp. menghasilkan berat lemak rata-rata tertinggi dibandingkan
mikroalga jenis lainnya. Kandungan lemak mikroalga yang mencapai puncak tertinggi selama
masa pemeliharaan terjadi pada fase eksponensia.
6 KESIMPULAN Kandungan lipid yang diperoleh selama 45 hari dengan sampel 25 ml pada jenis Oscillatoria
sp.1 sebesar 4,2 mg, Oscillatoria sp.2 sebesar 3,7 mg, Nostoc sp. sebesar 3,3 mg;
Synecococcus sp. sebesar 4 mg dan Lyngbya sp. sebesar 7,1 mg
B. Hasil telaah jurnal 2
NO PERBEDAAN JURNAL 2
JUDUL Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses Pemanasan
PENELITI -Sandra Hermanto
-Anna Muawanah
-Prita Wardhani
TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas dan tingkat kerusakan lemak nabati dan
lemak hewani akibat proses pemanasan pada suhu tinggi
METODE Pengukuran tingkat kerusakan lemak dilakukan menggunakan alat spektrofotometri UV-
visible dengan larutan TBA sebagai reagen pembentuk warna (metode kolorimetri). Masing-
masing sampel lemak sebelumnya dipanaskan dalam ruang terbuka pada suhu 110oC selama
30 menit. Setelah dingin, ke dalam sampel lemak ditambahkan pelarut n-heksan dan aquades
dengan volume yang sama. Senyawa radikal bebas yang dihasilkan diekstraksi dengan corong
pisah dan dipisahkan dari lapisan lemak
BAHAN Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan
sedangkan minyak ikan, margarine, dan minyak zaitun. Lemak hewani (lemak ayam, lemak
sapi dan lemak babi) diperoleh dari jaringan lemak daging ayam, sapi dan babi Pelarut
nheksan untuk melarutkan lemak, Larutan TBA (Thiobarbituric acid) 0,37% dan larutan
MDA*(malondialdehid) 0.02M untuk analisis tingkat kerusakan lemak, Na2SO4, KOH 10%,
BF3 dalam methanol untuk transesterifikasi lemak.
HASIL Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan radikal bebas sebagai parameter kerusakan
lemak pada masing-masing sampel relatif berbeda dimana pada minyak ikan dihasilkan radikal
bebas sebesar 40 μmol/L, sedangkan pada minyak goreng curah sebesar 25 μmol/L, minyak
goreng kemasan 20 μmol/L, margarine 16 μmol/L, minyak zaitun 30 μmol/L, lemak ayam 37
μmol/L, lemak sapi 18 μmol/L dan lemak babi 31 μmol/L. Hasil analisa GCMS menunjukkan
bahwa kandungan asam lemak jenuh terbesar diperoleh pada sampel lemak sapi (65.53%),
sedangkan asam lemak tidak jenuh ganda terbesar diperoleh pada minyak ikan sebesar
30.24%.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa radikal bebas pada masing-masing sampel lemak nabati dan lemak
hewani yang telah dipanaskan, tingkat kerusakan lemak terbesar terjadi pada sampel minyak
ikan dengan kandungan radikal bebas sebesar 40 μmol/L, sedangkan pada minyak goreng
curah sebesar 25 μmol/L, minyak goreng kemasan 20 μmol/L, margarine 16 μmol/L, minyak
zaitun 30 μmol/L, lemak ayam 37 μmol/L, lemak sapi 18 μmol/L dan lemak babi 31 μmol/L.
Banyaknya kandungan radikal bebas yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh komposisi dan
reaktifitas dari masing-masing asam lemak yang terdapat pada setiap sampel.
NO PERBEDAAN JURNAL 2
JUDUL
PENELITI
TUJUAN
METODE
BAHAN
HASIL
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai