Buka Menu Utama
Buka Menu Utama
Wikipedia Cari
Sunting
Peta dunia yang menunjukkan siaran digital. Yang berwarna biru adalah yang menggunakan DVB-T
Siaran TV Digital adalah siaran TV dengan sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital (digital
broadcasting).
Hampir semua stasiun TV penyiaran baik TVRI maupun TV swasta nasional telah memanfaatkan sistem
teknologi penyiaran dengan teknologi digital khususnya pada sistem perangkat studio untuk
memproduksi program, melakukan penyuntingan, perekaman dan penyimpanan data. Pengiriman sinyal
gambar, suara dan data telah menggunakan sistem transmisi digital dengan menggunakan pemancar.
Sistem transmisi digital melalui pemancar ini menggunakan standar yang disebut DVB-T (Digital Video
Broadcasting Terestrial).
Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus.
Enam program siaran dapat dimasukkan sekaligus ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan
kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan
tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini
sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.
Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang
dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian
sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran bersama dengan siaran
analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan
siaran TV Digital yang paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Penonaktifan analog
Fase I (2008–2010)
Percobaan DTV
Fase II (2012–2016)
TV analog dinonaktifkan
Pengosongan broadband telepon genggam di gelombang 694 MHz sampai 806 MHz
Fase IV (2018-)
Hingga Agustus 2011, TVRI adalah satu-satunya stasiun TV yang menyiarkan televisi digital di Jakarta,
Bandung, Surabaya, dan Batam. TVRI memiliki 376 pemancar analog, 30 di antaranya kompatibel dan
siap dialihkan ke digital.[1]
Pada akhir September 2011, Metro TV mulai mengoperasikan transmisi televisi digital di:[2]
Jakarta
Bandung
Medan
Semarang
Surabaya
TVRI
RCTI
MNCTV
GTV
iNews
SCTV
antv
Indosiar
Metro TV
Trans7
Trans TV
tvOne
SportOne
Rajawali Televisi
Kompas TV
NET.
Inspira TV
Nusantara TV
RIM TV
Antara TV
BNTV
Jak tv
O Channel
DAAI TV
CNN Indonesia
KTV
TV Edukasi
INTV
Jawa Pos TV
Prambors Channel
Gramedia TV
Frekuensi TV Digital
Secara teknik pita spectrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk
penyiaran televisi digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF maupun UHF (Ultra
High Frequency). Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1 :
6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka
pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan
untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda
tentunya.
Selain ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV
digital perlu ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama atau SFN
(single frequency network) sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan pengolah
gambar yang baru (cable, satellite, VCR, DVD players, camcorders, video games consoles) adalah dengan
menggunakan format digital. Untuk itu supaya pesawat analog masih dapat dipakai diperlukan inverter
(set top box) yang dapat mengubah signal digital ke analog sehingga dapat dilihat dengan menggunakan
TV receiver biasa
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Ada satu penyelenggara televisi digital meminta
spektrum dalam jumlah yang cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal carrier melainkan
lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya akan berfungsi sebagai
operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang
ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang
ada saat ini.
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan
kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya
berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat
diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program televisi digital (operator
lain). Dari aspek regulasi akan terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa sehingga
dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan
televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya monopoli penyelenggaraan televisi digital
di Indonesia.
Karakteristik Sistem Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas penyiaran,
manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam perkembangannya memiliki karakteristik
yang berbeda di tiap wilayah(area) penyiaran. Oleh karena itu, karakteristik sistem penyiaran TV Digital
akan sama apabila berada di radius yang sama.
Kualitas gambar dan warna yang dihasilkan jauh lebih bagus daripada televisi analog. Desain dan
implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. Terdapat
dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Pada satu sisi, teknologi TV digital
memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi pada sisi lain
memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Di sisi lain, sistem TV
digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek
bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan
kecepatan tinggi.
Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi, dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan
layanan data-casting.
Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi
dengan layanan interaktif seperti Video on Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan
komunikasi dua arah seperti teleconference
Keunggulan TV Digital
Kelebihan signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap noise dan kemudahannya untuk
diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi error (error correction code). Sinyal digital bisa
dioperasikan dengan daya yang rendah (less power).
Pada transmisi digital menggunakan less bandwidth (high efficiency bandwidth) karena interference
digital channel lebih rendah, sehingga beberapa channel bisa dikemas atau "dipadatkan" dan dihemat.
Hal ini menjadi sangat mungkin karena broadcasting TV Digital menggunakan sistem OFDM (Orthogonal
Frequency Division Multiplexing) yang tangguh dalam mengatasi efek lintas jamak (multipath fading).
Kemudian keuntungan lainnya adalah bahwa sinyal digital bisa dioperasikan dengan daya yang rendah
(less power).
Migrasi dari era analog menuju era digital memiliki konsekuensi tersedianya saluran siaran yang lebih
banyak. Tidak ada lagi antrian ataupun penolakan izin terhadap rencana pendirian televisi nasional
maupun lokal karena keterbatasan frekuensi. Televisi digital pun dapat digunakan layaknya browser
internet, sehingga sangat integratif fungsinya.
Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV Fixed dan penerimaan TV
Bergerak. Kebutuhan daya pancar tv digital juga lebih kecil dan ketahanan terhadap interferensi dan
kondisi lintasan radio yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada
di atas mobil yang berjalan cepat), serta penggunaan bandwidth yang lebih efisien.
Transisi ke TV Digital
Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan pesawat TV digital yang baru
agar TV dapat menggunakan alat tambahan baru yang berfungsi mengubah sinyal digital menjadi analog.
Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari
teknologi analog ke teknologi digital akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi
pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran.
Awal Transisi ke TV Digital
Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi
migrasi dengan meminimalkan risiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (Broadcasters)
maupun masyarakat. Risiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun
perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan diputuskan untuk dilakukan maka perlu
dilaksanakan melalui masa ‘Simulcast’, yaitu masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli
pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai
menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital.
Masa transisi diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki
pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV digital dengan
tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator
TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator TV eksisting.
Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan
infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu
karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV
analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi
sangat penting.
Untuk membuka kesempatan bagi pendatang baru di dunia TV siaran digital ini, maka dapat ditempuh
pola Kerja Sama Operasi antar penyelenggara TV eksisting dengan calon penyelenggara TV digital.
Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi "network provider" dan
"program / content provider".
Jika kanal TV digital ini diberikan secara sembarangan kepada pendatang baru, selain penyelenggara TV
siaran digital terrestrial harus membangun sendiri infrastruktur dari nol, maka kesempatan bagi
penyelenggara TV analog eksisting seperti TVRI, 5 TV swasta eksisting dan 5 penyelenggara TV baru
untuk berubah menjadi TV digital di kemudian hari akan tertutup karena kanal frekuensinya sudah habis.
Perspektif bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital juga mengalami perubahan yang
sangat berarti baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan
kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang
saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam
program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di
UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja.
Di sisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara
kanal yang berdekatan harus ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada
disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa
pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari
penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi
sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau
MPEG4. Lalu dikirim ke ‘MPEG2 multiplexer providers’ dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa
melalui jaringan pemancar TV Digital oleh ‘transport providers’.
Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan
kompetensi jasa pelayanan tersebut. Bentuk jasa pelayanan dalam model bisnis Penyiaran TV Digital
dapat digambarkan pada Gambar 1.
Dengan pemisahan ini maka masing-masing bisa lebih terkonsentrasi pada bidang bisnisnya sendiri
sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya
lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasa-jasa layanan baru seperti
informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham,
kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya. Para penyedia content hanya
terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan
pengoperasiannya. Penyedia content hanya membayar sewa jaringan transmisi saja atau bisa dijual
kepada content distributor
Referensi
FLL 0606030771
Tjahyono, Bambang Heru.2006.Sistem Jaringan Penyiaran Radio dan Televisi Dimasa Mendatang.Kajian
Teknologi Informasi Komunikasi.Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi : Jakarta
Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK 2005-2025.Kementrian Negara Riset dan
Teknologi Republik Indonesia
Pranala luar
HALAMAN TERKAIT
Televisi digital
transmisi radio dan video dengan pemrosesan digital dan penguatan sinyal
Wikipedia
PrivasiTampilan PC