Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
1
DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................... 1
Daftar Isi.............................................................................................................. 2
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3
1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
1.3 Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB 2 KERANGKA TEORI DAN BERPIKIR ............................................... 6
A. Kerangka Teori .................................................................................... 6
2.1.1 Jumlah Penduduk Provinsi Riau ............................................... 8
2.1.2 Produksi Beras di Provinsi Riau ............................................... 9
2.1.3 Konsumsi Beras Per Individu ................................................... 10
B. Kerangka Berpikir ............................................................................... 11
C. Penelitian yang Relevan ......................................................................12
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................14
A. Tujuan Penelitian .................................................................................14
B. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................14
C. Metode Penelitian ................................................................................15
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................17
E. Tahap Pengumpulan Data ....................................................................18
F. Tahap Analisis Data ..............................................................................19
Daftar Pustaka ....................................................................................................20
2
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Beras telah menjadi satu kebutuhan pokok yang sangat mendominasi,
dikarenakan beras ialah salah satu dari sekian banyak sumber kalori yang selalu
dikonsumsi setiap hari oleh masyarakat. Melihat pentingnya beras dalam
kehidupan masyarakat menjadikan sebuah faktor mengapa Indonesia harus
meningkatkan hasil prosukdi beras di masyarakat atau melakukan swasembada,
hal ini agar pemenuhan konsumsi di dalam negeri bisa teratasi dan juga negara
Indonesia bisa melakukan ekspor dalam komoditi pangan beras.
Pemenuhan akan kebutuhan beras menjadi sebuah tantangan bagi Provinsi
Riau. Melihat masyarakat yang tingkat konsumsinya cukup tinggi terhadap
beras akan menjadi sebuah permasalahan, apabila ketersediaan produksi beras
sudah tidak dapat tercukupi untuk memenuhi ketahanan pangan yang ada di
Provinsi Riau, permasalahan ini di tambah dengan peningkatan jumlah
penduduk yang ada di Provinsi Riau yang terus meningkat pada setiap
tahunnya.
Terjadi peningkatan penduduk berjumlah 979.044 jiwa dalam 5 tahun terakhir.
Seperti yang diketahui dengan rumus laju pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
penduduk di Provinsi Riau selama tahun 2010-2015 berkisar 3%, dan masuk dalam
kategori cepat. Cepatnya pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau tidak lain
dikarenakan jumlah rumah tangga yang terdapat disana cukup tinggi, yaitu berjumlah
pada tahun 2010 tercatat 1.337.034 rumah tangga dengan rata-rata penduduk 4 jiwa
per rumah tangga..1
1
BPS Provinsi Riau.”Riau Dalam Angka tahun 2010”. Pekanbaru.
https://riau.bps.go.id/publication/2010/11/11/cf5dcfe50e1eb082593dc9bc/riau-dalam-angka-
2010.html (Diakses pada tanggal 12 November 2018 pukul 21.26 WIB)
3
dengan hasil produksi beras tertinggi pada tahun 2010 diraih oleh kabupaten
Rokan Hilir dengan hasil produksi yaitu 175.414 ton, dan hasil produksi
terendah yaitu Kota Pekanbaru dengan hasil produksi yaitu 10 ton, sedangkan
ditahun 2015 produksi tertinggi diraih oleh kabupaten Indragiri Hilir dengan
hasil produksi 112.264 ton dan terendah yaitu Kota Pekanbaru dengan 16 ton.
Berikut merupakan tabel produksi beras di Provinsi Riau tahun 2010-2015.
Tabel 1.1 Produksi Beras Provinsi Riau Tahun 2010 - 2015
Satuan Ton Tahun
Kabupaten/
No. 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kota
Kab.Bengk
1 31.262 27.250 24.404 23.470 27.441 26.729
alis
Kota
2 8.592 4.314 6.337 5.280 4.589 4.652
Dumai
Kab.
3 Indragiri 121.121 123.633 127.037 125.740 97.775 112.264
Hilir
Kab.
4 Indragiri 10.999 17.715 12.324 15.951 11.176 12.821
Hulu
Kab.
5 50.651 39.002 56.976 32.474 26.570 29.035
Kampar
Kepulauan
6 6.615 5.419 6.094 6.007 6.955 10.115
Meranti
Kab.
7 Kuantan 43.531 44.288 46.527 49.377 43.125 50.145
Singingi
Kota
8 10 38 57 53 37 16
Pekanbaru
Kab.
9 43.149 37.784 42.180 47.418 36.765 18.036
Pelalawan
Kab. Rokan
10 175.414 158.344 104.390 43.942 35.920 50.056
Hilir
Kab. Rokan
11 49.471 50.555 53.528 47.454 56.830 49.792
Hulu
4
diuraikan tersebut, maka peneliti pada makalah ini akan membahas mengenai
“Analisis penurunan produksi beras terhadap peningkatan jumlah penduduk di
Provinsi Riau tahun 2010-2015”.
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut :
1. Mengapa terjadi penurunan produksi beras di Provinsi Riau di tahun 2010-
2015?
2. Mengapa terjadi peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Riau ?
3. Bagaimana dampak penurunan beras yang ada di Provinsi Riau tahun 2010-
2015?
C Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa masalah yang telah diuraikan, penelitian ini dibatasi
oleh jumlah penduduk di Provinsi Riau pada tahun 2010-2015, jumlah
konsumsi beras per-individu, jumlah produksi beras di Provinsi Riau tahun
2010-2015, dan dampak dari penurunan produksi beras di Provinsi Riau pada
tahun 2010-2015. Data berasal dari website Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
dengan ketetapan informasi yang hanya di publikasi 5 tahun sekali, dan
menjadikan data yang dimiliki peneliti masih data tahun 2010–2015.
D Perumusan Masalah
Melihat pembatasan masalah, maka rumusan masalah yang akan dibahas
pada makalah ini yaitu bagaimana analisis penurunan produksi beras terhadap
peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Riau tahun 2010-2015?
E Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti ;
a. Salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Geografi.
b. menambah wawasan cakrawala ilmu pengetahuan peneliti.
2. Bagi masyarakat dan institusi ;
a. Mengetahui berapa jumlah penduduk dan pertumbuhan penduduk yang
ada di Provinsi Riau di tahun 2010-2015.
5
b. Mengetahui berapa jumlah produksi beras di Provinsi Riau di tahun
2010-2015.
c. Mengetahui mengapa terjadi penurunan produksi beras di Provinsi
Riau di tahun 2010-2015.
d. Mengetahui bagaimana dampak dari penurunan produksi beras di
Provinsi Riau tahun 2010-2015.
6
BAB II
KERANGKA TEORI DAN BERPIKIR
A Kerangka Teori
2.1 Hakikat Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menambah nilai guna
suatu barang untuk memenuhi kebutuhan.2 Kegiatan menambah nilai guna
suatu benda tanpa mengubah bentuknya disebut sebagai produksi jasa.
Sedangkan kegiatan menambah nilai guna suatu benda dengan mengubah
sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.
Menurut Sofyan Assauri, produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan
dan menambah kegunaan sesuatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan
faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill
(organization, managerial, dan skills) hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi
dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input ini dinamakan produksi. 3
Produksi beras merupakan salah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan
dengan penanaman bibit padi dan perawatan serta pemupukan secara teratur sehingga
menghasilkan suatu produksi padi yang dapat dimanfaatkan. Padi tersebut kemudian
diproses menjadi beras, yang mana beras itu sendiri akan diolah menjadi nasi. Nasi
merupakan sumber kalori utama yang banyak mengandung unsur karbohidrat yang
sangat tinggi sehingga sangat bermanfaat dan menjadikan sebagai bahan pangan
utama.4
Berdasarkan semua pengertian maka disimpulkan bahwa produksi
dalam hal ini yaitu beras ialah satu hasil bercocok tanam yang dilakukan
oleh faktor-faktor produksi berupa (tanah, tenaga kerja, dan skill) sehingga
menghasilkan nilai beras tersebut bertambah untuk tujuan untuk
memuaskan orang lain melalui pertukaran.
2.2 Gambaran Umum Provinsi Riau
Provinsi Riau merupakan provinsi yang terletak di bagian tengah
pulau Sumatera. Provinsi Riau di bentuk pada tanggal 9 Agustus 1957
2
Soekarwati, “Teori Ekonomi Produksi”. 1990. Jakarta. h.12
3
“Pengertian Produksi Menurut Para Ahli”, http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-
produksi-luas-menurut-para.html (Diakses tanggal 10 September 2018).
4
Mahananto. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi”. 2009. h.5
7
berdasarkan dasar hukum UU RI No. 19/drt Tahun 1957 yang pada saat
itu bergabung dengan pulau-pulau yang terdapat di Kepulauan Riau.5
Provinsi Riau memiliki luas wilayah sebesar 8.915.015,09 Ha2 yang
terbentang dari lereng Bukit Barisan hingga Selat Malaka, sedangkan pada
letak geografis Provinsi Riau berada pada 01º 05' 00’’ lintang selatan
sampai 02º 25' 00’’ lintang utara dan antara 100º 00' 00’’ bujur timur –
105º 05' 00’’ bujur timur. Pada letak administratif, wilayah Provinsi Riau
memiliki batas-batas wilayah antara lain :
5
Dinas Provinsi Riau.“Sejarah Provinsi Riau”.https://www.riau.go.id/home/.2013 (Diakses Pada
Tanggal 20 Juni Pukul 08.00 WIB).
8
Kota
8 Pekanbar 10 38 57 53 37 16
u
Kab. 18.0
9 43.149 37.784 42.180 47.418 36.765
Pelalawan 36
Kab.
175.41 104.39 50.0
10 Rokan 158.344 43.942 35.920
4 0 56
Hilir
Kab.
49.7
11 Rokan 49.471 50.555 53.528 47.454 56.830
92
Hulu
30.3
12 Kab. Siak 34.049 27.446 32.298 36.978 38.292
06
574.86 512.15 434.14 385.47 393.
Riau 535.788
4 2 4 5 917
*Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau.
B. Jumlah Penduduk Provinsi Riau
Penduduk adalah masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap6. dalam pembahasan
pada pada kajian teori ini yaitu peningkatan jumlah penduduk saat ini
yang ada di Provinsi Riau. Berikut merupakan tabel jumlah penduduk
yang ada di provinsi Riau tahun 2010-2015 berdasarkan data BPS
Provinsi Riau.
Tabel a Jumlah Penduduk Per Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau
pada Tahun 2010–2015
Kabupaten/
No 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Kota
486,0 503.6 519.3 527.9 536.1 543.9
1 Bengkalis
46 04 89 18 38 87
246,2 259.9 268.0 274.0 280.1 285.9
2 Dumai
03 13 22 89 09 67
Indragiri 654,3 675.8 676.4 685.5 694.6 703.7
3
Hilir 84 98 19 30 14 34
Indragiri 352,4 372.0 383.8 392.3 400.9 409.4
4
Hulu 71 74 14 54 01 31
664,5 711.2 733.5 753.3 773.1 793.0
5 Kampar
79 36 06 76 71 05
Kepulauan 175,5 177.0 177.5 178.8 179.8 181.0
6
Meranti 46 04 87 39 94 95
Kuantan 285.5 294.4 302.6 306.7 310.6 314.2
7
Singingi 70 68 31 18 19 76
6
Vanissa. “Pengertian penduduk”. https://perpustakaan.id/pengertian-penduduk-dan-warga-negara/
9
1.038.
867,2 929.2 958.3 984.6 1.011.
8 Pekanbaru 11
39 47 52 74 467
8
284,8 329.5 339.8 358.2 377.2 396.9
9 Pelalawan
50 39 69 10 21 90
533,2 574.4 592.4 609.7 627.2 644.6
10 Rokan Hilir
40 19 03 79 33 80
Rokan 452,2 507.0 523.0 545.4 568.5 592.2
11
Hulu 51 79 24 83 76 78
362,9 391.7 404.0 416.2 428.4 440.8
12 Siak
79 60 93 98 99 41
6.344.
5.365. 5.726. 5.879. 6.033. 6.188.
RIAU 40
358 241 109 268 442
2
*Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Riau
c Konsumsi Beras Per-individu
Konsumsi merupakan kegiatan manusia dalam mengurangi dan
menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan. Pihak yang melakukan konsumsi merupakan konsumen.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan manusia bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan
setinggi-tingginya, sehingga tercapai tingkat kemakmuran.
` Tingkat konsumsi beras per individu menggunakan empat takaran
pengukuran yang berbeda, yaitu dari Susenas 87,63 kg per tahun atau
240 gr per hari, kedua berdasar data BPS 114 kg per tahun atau 312 gr
per hari. dan ketiga dari Kementerian Pertanian 124 kg per tahun atau
340 gr per hari, dan yang keempat dari Kementrian Perdagangan 139
kg per hari atau 380 gr per hari.
Dalam sebuah penelitian setelah melakukan percobaan
menghitung berapa konsumsi beras rata-rata dalam setahun, maka
diketahui untuk makan 10 orang, digunakan beras satu kilogram.
Untuk satu kali makan, tiap orang butuh 100 gram beras.7 Jika dalam
satu hari ia makan tiga kali, maka dalam sehari orang butuh 300 gram
beras. Dalam setahun, ini sama dengan 109,5 kilogram. dengan itu
7
Muhammad Nur Rochmi .“Berapa Konsumsi Beras Kita Setahun”
https://beritagar.id/artikel/infografik/berapa-konsumsi-beras-kita-setahun. 2015 (Diakses pada
tanggal 20 Juni 2018 pukul 13.14 WIB).
10
yang mendekati dari semua sumber tersebut yaitu data BPS yaitu 114
kg per tahun atau 312 gr perhari.
B Kerangka Berpikir
peningkatan jumlah
Penurunan produksi beras
penduduk dan
konsumsi beras
11
Provinsi Riau mengalami penurunan. setiap hasil dari analisis data akan di
sesuaikan dengan pendekatan deskriptif wilayah sehingga akan dilihat
bagaimana dampak penurunan produksi beras yang ada di Provinsi Riau.
C Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan pokok pembahasan yang peneliti bahas pada
makalah ini yaitu berawal dari penelitian tentang pengaruh persediaan beras,
produksi Beras, dan harga beras terhadap ketahanan pangan kabupaten/kota di
Jawa Tengah tahun 2008-2010 yang ditulis oleh Jasa Wijaya Karya pada tahun
2012. Penelitian ini meneliti tentang ancaman krisis pangan yang melanda
Indonesia, berbagai tanggapan menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi karena
kemampuan menghasilkan beras menurun sementara jumlah konsumsi beras
terus bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk. Situasi ini diperparah
oleh tingginya harga pangan yang menyebabkan semakin terbatasnya akses ke
makanan. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu penghasil padi terbesar di
Indonesia memiliki tanggung jawab untuk memenuhi permintaan konsumsi
beras.
Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan analisis faktor
ketahanan pangan, setelah melakukan penelitian maka disimpulkan bahwa
harga beras memberikan pengaruh yang negatif namun tidak signifikan
terhadap rasio ketahanan pangan di Jawa Tengah. Variabel ini mempunyai
hubungan yang tidak signifikan karena beras merupakan barang primer dan
bersifat inelastis, sehingga konsumen tetap harus membeli beras berapa pun
tingkat harga yang berlaku. Dengan demikian peningkatan harga beras sebesar
1 rupiah/kg akan menurunkan ketahanan pangan sebesar 19,3% dan sebaliknya
penurunan harga beras sebesar 1 rupiah/kg akan menaikkan ketahanan pangan
sebesar 19,3%.
Perbedaan dari penelitian yang hendak dilakukan oleh penulis dengan
penelitian relevan yang ada yaitu pada tujuan pembahasan, pada penelitian yang
dilakukan oleh pemakalah terfokus untuk menyimpulkan dampak yang
ditimbulkan terkait permasalahan, sedangkan pada penelitian relevan terfokus
pada keterikatan setiap komponen dan peningkatan yang terjadi.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
30 Juli– 4 PERPUSNAS
4 Kajian Pustaka
September 2018
5-10 September Provinsi Riau
5 Analisis Data
2018
6 Penyusunan Analisis 19-30 Oktober 2018 Provinsi Riau
B Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif regresi dengan
menggunakan pendekatan survei. Metode regresi yaitu berarti: prediksi atau
taksiran pertama kali diperkenalkan oleh Sir Francis Galton (1877) dalam suatu
karya ilmiah atau penelitiannya tentang korelasi antara tinggi anak dan tinggi
orang tuanya. Pada penelitiannya tersebut, Galton mendapatkan bahwa tinggi
anak dari orang tua yang tinggi cenderung meningkat atau menurun sebagai
fungsi atau model hubungan dari berat rata-rata populasi. Garis yang
menunjukkan hubungan seperti di atas, disebut juga garis regresi. Regresi
linear adalah metode, perangkat atau kelengkapan ilmu statistik yang
digunakan untuk mengetahui korelasi atau pengaruh parametrik antara satu
atau beberapa variabel terhadap satu buah variabel yang membentuk suatu
13
korelasi dalam sebuah persamaan aljabar. Di sisi lain, analisis regresi
mempelajari korelasi atau hubungan yang diperoleh yang dinyatakan dalam
suatu persamaan matematika (umumnya, sebagai suatu persamaan aljabar)
yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel variabel.
8
Ibid., hlm. 108.
9
Rulam Ahmadi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hlm. 83.
10
Ibid. Hlm. 108.
11
T. Sianipar, Op.Cit., hlm. 123.
14
Snow ball sampling adalah penentuan sampel dengan menggunakan
partisipan lain untuk melengkapi informasi dari partisipan yang terdahulu.
Partisipan terdahulu dapat menunjuk partisipan selanjutnya untuk
melengkapi informasi dari dia12. Sampel penelitian ini berjumlah 21 Orang,
yang diambil dari 3 orang pengurus dari masing-masing kepengurusan (7
organisasi). Sampel penelitian tersebut menjadi informan dalam penelitian
ini.
Informan adalah informan yang memiliki kemampuan untuk
merefleksikan, pandai mengeluarkan pikiran (pandai berbicara), memiliki
waktu untuk diwawancarai, dan berkemauan untuk berpartisipasi dalam
studi13. Selanjutnya, menurut Neuman mengatakan bahwa informan yang
baik memiliki empat karakteristik sebagai berikut:
1) Informan memahami betul kultur setempat dan menyaksikan
kejadian-kejadian penting di sana. Dia tinggal dan menjalani kultur
setempat dan terlibat dengan kegiatan rutin di tempat itu. Dia kental
dengan pengalaman kultur tersebut dan bukan sekadar orang baru di
sana.
2) Informan harus terlibat di lapangan saat itu. Mantan informan juga
bisa memberikan pandangan-pandangan yang bermanfaat, tetapi
semakin lama dia tidak terlibat secara langsung, semakin besar
kemungkinan dia telah mereka ulang informasi yang diingatnya.
3) Informan bisa meluangkan waktu bersama peneliti. Wawancara bisa
membutuhkan waktu berjam-jam dan sebagian anggota mungkin
tida bersedia untuk mengikuti wawancara yang lama.
4) Orang nonanalitis bisa menjadi informan yang lebih baik. Informan
nonanalitis memahami dan menggunakan teori masyarakat asli
setempat atau logika pragmatis. Ini berbeda dengan informan
analitis, yang melakukan praanalitis berlatar belakang pendidikan
ilmu sosial bisa belajar cara memberikan tanggapan secara
12
Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit.,hlm. 103.
13
Rulam Ahmadi, Op. Cit., hlm. 92.
15
nonanalitis dengan syarat mereka mengesampingkan pendidikan dan
menggunakan sudut pandang informan.
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit. Hlm. 220
15
T. Sianipar, Op. Cit. Hlm. 294.
16
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm. 136.
16
E Tahap Analisis Data
Penelitian kualitatif bukan mengenai sedikit-banyaknya informan yang
menentukan validitas data yang terkumpul, melainkan salah satunya ketepatan
atau kesesuaian sumber data dengan data yang diperlukan17. Pada penelitian ini
data dianalisi dengan triangulasi data. Teknik trianggulasi sumber data adalah
menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber
perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti
bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen
tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan
gambar atau foto18. Umumnya, penelitian kualitatif menggunakan strategi
multi metode. Data yang diperoleh dengan suatu metode umpamanya
wawancara, dilengkapi, diperkuat dan disempurnakan dengan penggunaan
metode lain seperti observasi, dan studi dokumenter19.
Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang
berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan yang berbeda pula
mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan
keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran valid.
17
Ibid. hlm. 167.
18
Unsin Khoirul Anisah, Analisis Deskriptif Komunikasi Interpersonal Dalam Kegiatan Belajar
Mengajar Antara Guru dan Murid PAUD Anak Prima Pada Proses Pembentukan Karakter Anak,
skripsi,(Yogyakarta: UPN Veteran Yogyakarta, 2011), hlm. 42.
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Op. Cit. Hlm. 109.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alfred E. Hartemink. “Entisols”. University of wisconsin. 2017 h.157
18
petani-riau-terbesar-di-dunia/ (diakses pada tanggal 6 Agustus 2018 pukul 06.00
WIB).
19