Anda di halaman 1dari 12

Tanggal : 1 Februari 2019 Perbaikan Kerusakan Ringan

Rev : 0
Universitas Tadulako

Proyek Penyedia Jasa Konstruksi Desain,


Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Kampus
Universitas Tadulako

METODE KERJA PENANGANAN


KERUSAKAN RINGAN BANGUNAN
MELIPUTI :
1. PERBAIKAN KERUSAKAN DINDING
2. PERBAIKAN PLAFOND
3. PERBAIKAN MEP/ INSTALASI LISTRIK

PT HUTAMA KARYA YODYA KARYA


DAFTAR ISI

1. Pendahuluan 2
2. Peralatan, Perlengkapan, dan Material 2
3. Alur kerja perbaikan keretakan ringan 3
4. Alur kerja perbaikan kerusakan struktur 6
5. Alur kerja perbaikan plafond 7
6. Alur kerja perbaikan MEP / Instalasi Listrik 8

1
1. PENDAHULUAN
Method Statement ini berisi tentang prosedur pengerjaan penanganan kerusakan ringan seperti
dinding retak dan plafond yang rusak pada bangunan-bangunan Gedung di Universitas Tadulako
yang diakibatkan oleh gempa bumi pada tanggal 28 september 2018 di kota palu. Sebagai
pendahuluan ada 2 macam kerusakan ringan non struktural pada dinding yaitu :
1. Dinding retak diagonal, karena geser atau retak vertikal karena lentur.
2. Dinding hancur / roboh
Dalam perbaikan masing-masing kerusakan tersebut mengacu pada peraturan dan standar nasional
yang berlaku

2. PERALATAN, PERLENGKAPAN, DAN MATERIAL


Untuk memperbaiki bangunan yang retak, siapkan beberapa peralatan sebagai berikut:
 Cangkul
 Sekop
 Gergaji kayu
 Gergaji besi
 Sendok semen
 Gunting kawat
 Meteran
 Palu
 Ember
 Tang
 Bor
 Besi pembengkok tulangan.
Bahan yang dibutuhkan:
 Semen
 Pasir
 Batu pecah
 Air
 Kawat ayam
 Tripleks
 Kawat pengikut
 Besi tulangan
Untuk memperbaiki plafond yang mengalami kerusakan, disiapkan peralatan sebagai
berikut:
 Gergaji kayu
 Meteran
 Palu
 Tang
 Bor
 Tangga
Bahan yang dibutuhkan:
 Triplek 5 mm
 Kayu lapis menggunakan kayu kelas II min.
- Balok & Penggantung 4/6 cm
- Balok rangka utama 6/12 cm
- Balok tepi 5/10 cm
 Gypsum 9 mm
 Paku

2
3. ALUR KERJA PERBAIKAN KERUSAKAN RINGAN DINDING

Untuk kerusakan pada dinding-dinding non struktural, pada method statement ini dibagi
menjadi beberapa tipe meliputi :

a. Langkah perbaikan untuk plesteran yang mengalami retak ringan (retak rambut)
dengan lebar celah kurang dari 0.075 cm :
Plesteran lama di sekitar lokasi retak atau terkelupas di kupas dan dibersihkan, pada
lokasi-lokasi tersebut diplester kembali dengan spesi 1 semen : 3 pasir atau diaci
menggunakan semen susut.

b. Langkah perbaikan untuk plesteran dinding terkelupas mencakup luasan besar


dan atau tersebar di banyak tempat.
Plesteran lama di sekitar lokasi kelupasan atau seluruhnya dikupas dan dibersihkan,
pada lokasi tersebut diplester kembali dengan spesi 1 semen : 3 pasir atau diaci
menggunakan semen susut.

3
c. Langkah perbaikan untuk keretakan dinding.

Untuk perbaikan pada dinding yang retak (kerusakan menengah struktur), akan
dilakukan beberapa prosedur seperti :
 Injeksi air semen atau bahan-bahan epoxi ke dalam retak-retak halus pada dinding
pemikul beban, balok, atau kolom dan atau,
 Memasang jaringan kawat ayam pada bagian yang retak dalam, dan atau,
 Membongkar bagian-bagian dinding yang terbelah dan menggantikan dengan
pasangan baru, menggunakan spesi yang lebih kuat dan diikatkan pada portal.
 Membongkar bagian-bagian dinding yang terbelah dan menggantikan dengan
pasangan baru, menggunakan spesi yang lebih kuat dan diikatkan pada dinding
lama atau kolom praktis yang masih kuat.
 Memberi tulangan pada dinding pemikul beban, dan atau,
 Menambah tulangan pada balok atau kolom yang mengalami retak besar.

Langkah perbaikan meliputi :


 Plestern lama di sekitar lokasi retak dikupas dan dibersihkan.
 Celah pada retakan diisi dengan spesi 1 semen : 3 pasir, atau menggunakan semen
susut.
 Setelah celah tertutup rapat, pada bagian tersebut dipasang kawat ayam dan dipaku
kuat pada dinding,
 Dinding diplester kembali dengan spesi 1 semen : 3 pasir atau diaci menggunakan
semen susut.

4
4. ALUR KERJA PERBAIKAN KERUSAKAN STRUKTUR

Kondisi gedung pasca gempa tentu mengalami berbagai macam kerusakan struktur baik itu
pada gedung 1 lantai atau lebih. Kerusakan struktur dapat dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Kerusakan Struktur Ringan
2. Kerusakan Struktur Sedang
3. Kerusakan Struktur Berat
4. Kerusakan Struktur Total

1. Kerusakan Struktur Ringan


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat ringan apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
 Retak kecil (lebar celah antara 0,075 – 0.60cm) pada dinding
 Plester lepas & berjatuhan
 Kerusakan bagian-bagian non struktur seperti Listplank , plafond dll.
 Kemampuan struktur untuk memikul beban tidak banyak berkurang.
 Masih laik fungsi / huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
 Perbaikan (repair) yang bersifat arsitektur agar daya tahan bangunan tetap
terpelihara.

2. Kerusakan Struktur Sedang


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat Sedang apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
 Retak besar (lebar celah lebih besar dari 0,60 cm) pada dinding
 Retak menyebar luas di banyak tempat, seperti pada dinding pemikul beban,
kolom dll.
 Kemampuan struktur memikul beban sudah berkurang sebagian
 Masih laik fungsi / huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
 Merestorasi bagian struktur dan perkuatan (strengthening) untuk menahan
beban gempa
 Perbaikan (repair) secara Arsitektur
 Bangunan dikosongkan dan dapat dihuni kembali setelah proses restorasi
selesai.

3. Kerusakan Struktur Tingkat Berat


Suatu bangunan dikategorikan mengalami kerusakan struktur tingkat Berat apabila
terjadi hal-hal sebagai berikut :
 Dinding pemikul beban terbelah / runtuh
 Bangunan terpisah akibat kegagalan unsur-unsur pengikat
 Kira-kira 50% elemen utama mengalami kerusakan
 Tidak laik fungsi/huni
Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan, atau dilakukan restorasi
dan perkuatan secara menyeluruh sebelum bangunan dihuni kembali. Dalam kondisi
kerusakan seperti ini, bangunan menjadi sangat berbahaya sehingga harus dikosongkan.

5
4. Kerusakan Total
Suatu bangunan dikategorikan sebagai kerusakan total/rubuh apabila terjadi hal-hal
sebagai berikut :
 Bangunan rubuh seluruhnya atau >65%
 Sebagian besar komponen utama rusak
 Tidak laik fungsi/huni

Tindakan yang perlu dilakukan adalah merubuhkan bangunan/bagiann yang terdampak,


membersihkan lokasi, dan memangun kembali bagian2 struktur & non struktur yang
terdampak.

Detail perbaikan kerusakan struktur

Melihat beberapa macam kerusakan struktur di atas, dapat diperjelas kembali untuk
perbaikan beberapa bagian struktur bangunan yang cukup kritis seperti kolom &
dinding. Berikut beberapa penanganan kerusakan pada beberapa bagian struktur
tersebut :

a. Langkah perbaikan untuk merestorasi kolom atau balok retak


Langkah perbaikan:
 Bagian kolom/balok yang retak dibobok secukupnya dan dibersihkan,
 Tulungan utama dan sengkang dirapikan serta diperiksa dan diperbaiki ikatan-
ikatannya,
 Dicor kembali dengan adukan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.

b. Langkah perbaikan untuk dinding terpisah dari kolom


b.1. Pertemuan Sudut

6
b.2. Pertemuan Tengah

Langkah perbaikan:
 Dinding lama di sekitar kolom dibongkar secukupnya (lihat Gambar 5)
 Apabila kolom rusuk ringan, kerusakan diperbaiki dengan cara seperti tersebut pada
kerusakan kolom atau balok retak serta dipasang stek pada setiap jarak 30 cm.
 Apabila kolom rusak berat, maka dibuat kolom baru dengan beton campuran 1 semen :
2 pasir : 3 kerikil. Tulangan utama minimum Ø 10mm, Sengkang minimum Ø9mm.
 Dipasang dinding kembali dan diplester dengan spesi 1 semen : 3 pasir atau diaci
menggunakan semen susut.

7
5. ALUR KERJA PERBAIKAN PLAFOND

Pada bangunan-bangunan yang mengalami kerusakan ringan akibat gempa bumi pada
tanggal 28 september 2018 di Universitas Tadulako. Khusus untuk plafond mengalami
beberapa kerusakan seperti :

 Plafond dengan bahan tripleks terlepas dan terjatuh


 Rangka kayu yang lapuk terjatuh dan patah
 Elevasi plafond berubah sehingga diperlukan untuk menyusun kembali plafond
agar sesuai dengan elevasi semula
 Plafon dari gypsum mengalami keretakan dan kerusakan ringan
 Elevasi plafond dari gypsum juga mengalami penurunan sehingga membutuhkan
penataan ulang

Gambar 6. Contoh salah satu kerusakan plafond triplek

Gambar 6. Contoh salah satu kerusakan plafond gypsum

8
Langkah-langkah perbaikan untuk kerusakan plafond
Untuk plafond dengan bahan triplek :
 Triplek yang terlepas di bersihkan dan di bongkar untuk mengetahui kondisi rangka
plafond tersebut.
 Dilakukan pengecekan elevasi dan kondisi rangka plafond apakah mengalami
penurunan atau terjadi pelapukan pada bahan kayu.
 Jika rangka plafond mengalami kerusakan maka dilakukan pembongkaran dan
pemasangan kembali rangka sesuai dengan kondisi eksisting sebelum terjadi kerusakan,
dan dilanjutkan dengan pemasangan triplek penutup plafond
 Jika rangka plafond dalam kondisi masih bagus maka dilakukan pembersihan kemudian
pemasangan tiplek sebagai bahan penutup plafond.

Untuk plafond dengan bahan gypsum :


 Gypsum sebagai penutup plafond yang terlepas di bersihkan dan di bongkar untuk
mengetahui kondisi rangka plafond tersebut.
 Dilakukan pengecekan elevasi dan kondisi rangka plafond apakah mengalami
penurunan.
 Jika rangka plafond mengalami kerusakan maka dilakukan pembongkaran dan
pemasangan kembali rangka sesuai dengan kondisi eksisting sebelum terjadi kerusakan,
dan dilanjutkan dengan pemasangan gypsum sebagai penutup plafond
 Jika rangka plafond dalam kondisi masih bagus maka dilakukan pembersihan kemudian
pemasangan gypsum sebagai bahan penutup plafond.
 Melakukan pekerjaan finishing meliputi pekerjaan compound pada sambungan dan
pengecatan.

9
6. ALUR KERJA PERBAIKAN MEP / INSTALASI LISTRIK

Pada umumnya kerusakan MEP terutama pada sisi Elektrikal meliputi beberapa hal berikut
ini :
 Kerusakan lampu yang hampir terjadi di keseluruhan bangunan.
 Terputusnya beberapa jaringan kabel sebagai akibat dari runtuhnya plafond.
 Kerusakan saklar dan stop kontak sebagai akibat dari retaknya beberapa area
dinding.

Berdasarkan pada beberapa kerusakan tersebut maka penanganan dapat dilakukan seperti
berikut ini :

 `Untuk kerusakan lampu , maka harus dilakukan penggantian lampu baru. Adapun
tahap pengerjaan nya adalah setelah pekerjaan plafond terselesaikan.
 Untuk lampu yang diganti dari lampu TL menjadi Downlight disebabkan alasan
perawatan selanjutnya yang lebih mudah dan tidak adanya lagi stok lampu TL di
pasaran yang sesuai dengan spesifikasi existing.

SELESAI
MULAI

MENGHITUNG PENYELESAIAN PEKERJAAN


IDENTIFIKASI
VOLUME YANG PEKERJAAN PERBAIKAN LAMPU
KERUSAKAN
HARUS DIKERJAKAN PLAFOND

1.1. Skema alur penggantian/perbaikan lampu


 Untuk terputusnya jaringan kabel, maka harus dilakukan penggantian kabel yang
terputus, adapun pengerjaan nya adalah sebelum pekerjaan plafond untuk
menghindari kerusakan plafond.

SELESAI
MULAI

MENGHITUNG PEKERJAAN PEKERJAAN


IDENTIFIKASI
VOLUME YANG PERBAIKAN PLAFOND
KERUSAKAN HARUS DIKERJAKAN JARINGAN KABEL

1.2. Skema alur penggantian/perbaikan jaringan kabel

 Untuk kerusakan saklar dan stop kontak, maka dilakukan penggantian saklar / stop
kontak tersebut, pekerjaan dapat dilakukan setelah pekerjaan pengecatan dinding
selesai.

PEKERJAAN
SELESAI

MENGHITUNG PEKERJAAN
MULAI

IDENTIFIKASI PERBAIKAN SAKLAR


VOLUME YANG PENGECATAN
KERUSAKAN / STOP KONTAK
HARUS DIKERJAKAN DINDING

10
1.3. Skema alur penggantian/perbaikan jaringan stop kontak & saklar

 Untuk kerusakan pada MCB, maka dilakukan penggantian MCB tersebut,


pekerjaan dapat dilakukan setelah pekerjaan dinding selesai.
MENGHITUNG
MULAI

IDENTIFIKASI
VOLUME YANG
KERUSAKAN HARUS DIKERJAKAN

PEKERJAAN
DINDING

PEKERJAAN
PENGGANTIAN MCB

SELESAI
1.4. Skema alur penggantian/perbaikan MCB 1.4. Skema Pemasangan MCB

Mengetahui / Menyetujui, Diperiksa, Dibuat Oleh,


KASATKER Manajemen Konstruksi Kontraktor
PUPR PT. Yodya Karya PT. Hutama Karya (Persero)

Tanda
Tangan

Aksa Mardani Rachmad Syam, S.T. Ginanjar Wahid, S.T.


Nama
Kasatker PUPR Team Leader Manajer Teknik

11

Anda mungkin juga menyukai