OLEH:
I GUSTI PUTU WAHYU EKA NUGRAHA
NIM: 1470121028
OLEH:
I GUSTI PUTU WAHYU EKA NUGRAHA
NIM: 1470121028
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S. Ked)
OLEH:
I GUSTI PUTU WAHYU EKA NUGRAHA
NIM: 1470121028
menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya dan bukan merupakan duplikasi
sebagian atau seluruhnya dari karya orang lain, kecuali bagian yang sumber informasinya
dicantumkan.
Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya secara sadar dan bertanggung jawab dan saya
bersedia menerima sanksi pembatalan skripsi apabila terbukti melakukan duplikasi terhadap
skripsi atau karya ilmiah lain yang sudah ada.
Universitas Warmadewa
Pembimbing
Menyetujui,
Ketua Tim Penguji
dr. Sagung Putri Permana Lestari dr. Dewa Ayu Agung Alit Suka Astini, M. Si
Murdhana Putere, M. Biomed, Sp. KJ NIK. 2308000279
NIK. 230800389
Mengetahui,
Wakil Dekan I
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
Skripsi ini telah diperiksa, diujikan, dan disetujui di hadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Warmadewa
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKUKTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-
18 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pupuan I
ABSTRAK
Permasalahan gizi kurang dan gizi buruk pada anak masih sulit untuk diatasi, bahkan
kematian pada anak sering disebabkan oleh gizi buruk. Prevalensi gizi kurang dan gizi
buruk pada balita di Bali masih tergolong tinggi (13%). Status gizi balita dipengaruhi
oleh beberapa faktor salah satunya adalah pemberian ASI eksklusif. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi
anak usia 7-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I, Bali. Penelitian ini
merupakan studi analitik dengan desain cross sectional. Variabel yang diteliti adalah
pemberian ASI eksklusif dan status gizi, dengan jumlah sampel 140 orang. Pengambilan
sampel menggunakan teknik simple random sampling dari total populasi terjangkau. Data
pemberian ASI eksklusif diperoleh secara langsung menggunakan kuesioner dan status
gizi diukur menggunakan data sekunder dari Kartu Menuju Sehat (KMS) yang
selanjutnya dikonversi ke tabel antropometri. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis bivariat dengan uji chi square (α=0,05) dan analisis multivariat dengan uji regresi
logistik dengan menyertakan variabel perancu dalam analisis. Hasil penelitian ini
menunjukkan proporsi anak usia 7-18 bulan yang mendapakan ASI eksklusif berjumlah
70 orang (50%), dan yang mengalami gizi kurang/buruk sebanyak 25 orang (17,9%),
sedangkan balita dengan gizi baik berjumlah 115 orang (82,1%). Pada analisis multivariat
didapatkan pemberian ASI eksklusif mempunyai hubungan yang signifikan dan pengaruh
paling kuat terhadap status gizi anak usia 7-18 bulan (p = 0,030; OR = 3,005)
dibandingkan dengan asupan kalori (p = 0,035; OR = 2,967) dan asupan protein (p =
0,039; OR = 2,896). Untuk mencegah kejadian gizi kurang/buruk pada balita disarankan
melakukan pemberian ASI eksklusif.
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKUKTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
ABSTRACT
Malnutrition in children is very difficult to overcome and some cases of malnutrition have
caused death in children. Malnutrition prevalence in children under five in Bali is still
high (13%). Nutrition condition in children is affected by several factors, one of which is
exclusive breastfeeding. The purpose of this study was to find out the relationship
between exclusive breastfeeding and nutritional status of children aged 7 - 18 months in
Puskesmas Pupuan I, Bali. This study used cross sectional analytic design, and the
variables studied were exclusive breastfeeding status and nutritional status, with a total
sample of 140 mothers, selected by simple random sampling technique. Data of exclusive
breastfeeding were acquired directly using a questionnaire and the nutrition status was
measured using secondary data from Kartu Menuju Sehat (KMS) which then was
converted into anthropometry table. Data were analyzed using bivariate analysis with chi
square test (α = 0,05) and multivariate analysis with logistic regression test, with
confounding variables included in the analysis. The study results showed that 50% of 7-
18 month-old children received exclusive breast feeding, 17,9% were malnutritioned, and
the 82,1% of children had good nutrition. The multivariate analysis showed, exclusive
breastfeeding had the strongest influence on the nutritional status of children aged 7-18
months (p = 0.030; OR = 3,005), compared with calories intake (p = 0,035; OR = 2,967)
and protein intake (p =0,035; OR = 2,896). It is recommended that mother should be
encouraged to give exclusive breastfeeding, to prevent malnutrition in children.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, skripsi yang berjudul “Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif
dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Pupuan I” dapat penulis selesaikan, guna memenuhi prasyarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas
Warmadewa. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan yang penulis miliki. Namun berkat dorongan dan bimbingan dari dosen-
dosen serta teman-teman maka skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa penulis juga ingin menyampaikan terima kasih
atas bantuan dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. I Gusti Ngurah Anom Murdhana, Sp.FK selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
2. dr. I Wayan Darwata, MPH selaku Wakil Dekan I dan PJS Prodi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
3. dr. Putu Asih Primatanti, Sp.KJ selaku Ketua Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
4. dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH selaku Ketua Blok Studi Elektif tahap III
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
5. dr. Sagung Putri Permana Lestari Murdhana Putere, M,Biomed,Sp.KJ selaku
Sekretaris Blok Studi Elektif tahap III Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Warmadewa
6. Prof. dr. Putu Sutisna, DTM&H. Sp. Par. K selaku dosen pembimbing yang turut
membantu memberikan masukan
7. Seluruh Staf Tata Usaha Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Warmadewa yang telah membantu penulis di dalam memenuhi segala
administrasi yang diperlukan
8. Pihak Puskesmas Pupuan I, Tabanan yang telah banyak membantu di dalam
memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis
9. Kedua orang tua yaitu I Gusti Ketut Wirawan, S. Kep. dan Gusti Ayu Ratni Amd,
Keb yang tiada henti menberikan dukungan dan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya
iii
10. Semua teman-teman Pojok Madesu dan sahabat Akasia 13 yang selalu
memberikan dukungan dan saran di dalam menyelesaikan skripsi ini.
Walaupun akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya, namun masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran perbaikan amat diharapkan. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR/BAGAN ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 2
1.3.1 Tujuan umum ............................................................................................... 2
1.3.2 Tujuan khusus .............................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................................................ 3
1.4.2 Manfaat praktis ............................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 5
2.1 Air Susu Ibu (ASI) ............................................................................................... 5
2.1.1 Definisi ........................................................................................................ 5
2.1.2 Kandungan ASI ............................................................................................ 5
2.1.3 Manfaat ASI ................................................................................................. 7
2.2 Gizi ...................................................................................................................... 8
2.2.1 Definisi gizi .................................................................................................. 8
2.2.2 Definisi status gizi ........................................................................................ 8
2.2.3 Penilaian status gizi ...................................................................................... 9
2.2.4 Klasifikasi status gizi ................................................................................. 11
2.3 Hubungan pemberian ASI dengan Status Gizi ................................................... 12
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ............................................... 13
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................... 13
3.2 Hipotesis ............................................................................................................ 14
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................... 12
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................ 15
v
4.2 Desain Penelitian................................................................................................ 15
4.3 Populasi dan Sampel .......................................................................................... 16
4.3.1 Populasi target ............................................................................................ 16
4.3.2 Populasi terjangkau .................................................................................... 16
4.3.3 Sampel ....................................................................................................... 16
4.4 Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................... 18
4.4.1 Variabel ...................................................................................................... 18
4.4.2 Definisi operasional ................................................................................... 18
4.5 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data ............................................................. 20
4.5.1 Instrumen data ............................................................................................ 20
4.5.2 Cara pengumpulan data .............................................................................. 20
4.5.3 Cara pengolahan data ................................................................................. 22
4.6 Analisis Data ...................................................................................................... 22
4.6.1 Analisis univariat ....................................................................................... 20
4.6.2 Analisis bivariat ......................................................................................... 20
4.6.3 Analisis multivariat .................................................................................... 22
BAB V HASIL PENELITIAN ................................................................................. 23
5.1 Karakteristik Ibu sebagai Responden dan Anak Balitanya ................................. 23
5.2 Hubungan antara pemberian ASI dengan status gizi anak .................................. 25
5.3 Hubungan antara asupan kalori dengan status gizi anak ..................................... 26
5.4 Hubungan antara asupan protein dengan status gizi anak ................................... 27
5.5 Hubungan antara kejadian sakit dengan status gizi anak .................................... 27
5.6 Hubungan antara Pemberian ASI, Asupan Kalori, Asupan Protein dan Kejadian
Sakit dengan Status Gizi pada Anak................................................................... 28
BAB VI PEMBAHASAN ........................................................................................ 31
6.1 Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi pada Anak Usia
7-18 Bulan ......................................................................................................... 30
6.2 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18
Bulan .................................................................................................................. 31
6.2 Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18
Bulan .................................................................................................................. 32
6.2 Hubungan antara Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18
Bulan .................................................................................................................. 33
6.2 Hubungan antara Pemberian ASI, Asupan Kalori, Asupan Protein dan Kejadian
Sakit dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18 Bulan ....................................... 34
vi
6.3 Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 35
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 36
7.1 Simpulan ............................................................................................................ 36
7.2 Saran .................................................................................................................. 36
7.2.1 Kepada petugas kesehatan .......................................................................... 36
7.2.2 Kepada masyarakat .................................................................................... 37
7.2.3 Kepada Peneliti .......................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 38
LAMPIRAN.............................................................................................................. 44
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi Anak Usia 0-60 Bulan ................................................. 11
Tabel 2 Variabel dan Definisi Operasional .................................................................. 18
Tabel 3 Karakteristik Ibu Sebagai Responden Penelitian ............................................. 23
Tabel 4 Karakteristik Anak Usia 7-18 Bulan ............................................................... 24
Tabel 5 Hubungan antara Pemberian ASI dengan Status Gizi pada Anak..................... 26
Tabel 6 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Status Gizi pada Anak ..................... 27
Tabel 7 Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Anak ................... 27
Tabel 8 Hubungan antara Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak .................... 28
Tabel 9 Hubungan antara Pemberian ASI, Asupan Kalori, Asupan Protein dan Kejadian
Sakit dengan Status Gizi pada Anak ................................................................. 29
viii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Kerangka Konsep ........................................................................................ 13
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Arsip Surat ................................................................................................................... 45
Kuesioner Penelitian .................................................................................................... 49
Data SPSS .................................................................................................................... 55
Buku Log ..................................................................................................................... 62
x
BAB I
PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama, utama dan terbaik secara alamiah bagi
bayi. ASI mengandung berbagai nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin
yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Jafar, 2011).
yaitu pemberian ASI kepada bayi selama 6 bulan sejak dilahirkan tanpa cairan atau
makanan lain, kecuali suplemen vitamin, mineral, dan obat-obatan untuk keperluan
medis. ASI memiliki banyak manfaat bagi bayi. Pemberian ASI yang optimal penting
masa depan yang berkualitas. Pertumbuhan dan perkembangan bayi dipengaruhi oleh
jumlah nutrisi yang dikonsumsi. Kebutuhan nutrisi ini sebagian besar dapat terpenuhi
dengan pemberian ASI yang cukup. ASI tidak hanya sebagai sumber energi utama tapi
juga sebagai sumber protein, vitamin dan mineral utama bagi bayi (Susanti, 2011).
menurut data terbaru dari Riskesdas tahun 2013 menyebutkan cakupan pemberian ASI
eksklusif secara nasional baru mencapai 30,2 %. Data lain berupa hasil penelitian oleh
BKKBN tahun 2012 mendapatkan rata-rata lama pemberian ASI eksklusif di Provinsi
Bali hanya sampai bayi berusia 1 bulan, menunjukkan masih rendahnya pemberian
ASI eksklusif di Provinsi Bali (BKKBN, 2013). Ketidakpatuhan seorang ibu dalam
pemberian ASI eksklusif dapat menyebabkan penurunan status gizi pada anak karena
didalam ASI terdapat komponen penting untuk pertumbuhan anak (Susanti, 2011).
1
2
Penurunan status gizi merupakan salah satu faktor penyebab kematian pada
anak, maka dari itu status gizi sangatlah penting untuk diperhatikan. Indonesia
merupakan Negara yang masih memiliki angka kecukupan gizi kurang baik, hal
tersebut dilihat dari data Riskesdas pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,3% (Riskesdas,
2013). Prevalensi gizi kurang dan buruk di Bali yaitu sebesar 13 % pada tahun 2013,
hal tersebut menandakan masalah status gizi di Bali masih menjadi hal yang perlu
Anak-anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif saat masih berusia dibawah
(Nilakusuma et al., 2015). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
lebih lanjut hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada anak
Apakah ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada anak
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada
1. Untuk mengetahui proporsi anak yang mendapatkan ASI eksklusif pada usia
2. Untuk mengetahui status gizi pada anak yang berusia 7-18 bulan di wilayah
eksklusif dengan status gizi pada anak usia 7-18 bulan khususnya di wilayah
Pupuan I.
3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi orang tua anak
status gizi pada anak usia 7-18 bulan khususnya di wilayah kerja Puskesmas
Pupuan I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
ASI merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi yang bersifat alami.
ASI mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
dan perkembangan bayi, selain itu ASI juga mengandung beberapa zat penting yang
dapat mengidarkan bayi dari penyakit (Jafar, 2011). Pemberian ASI ekslusif adalah
bayi yang hanya diberikan ASI saja, tanpa tambahan cairan dan makanan seperti susu
formula, madu, air teh, air putih, pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi,
kecuali suplemen vitamin, mineral dan obat-obatan untuk keperluan medis selama 6
Pemberian ASI secara dini dan ekslusif sekurang-kurangnya 4-6 bulan akan
saluran nafas, terutama asma pada anak-anak. Hal ini disebabkan adanya antibody
penting yang ada dalam kolostrum ASI, antibody berfungsi untuk melindungi bayi
baru lahir dan mencegah timbulnya alergi. Untuk alasan tersebut, semua bayi baru lahir
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung protein
untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam jumlah tinggi sehingga
pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian pada bayi (Lestari et al.,
2013). Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari pertama sampai hari
5
6
protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih
tinggi dengan warna susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga
mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan menganggu enzim
jenis komponen nutrisi yaitu makro dan mikro nutrisi yang akan dijabarkan di bawah
ini:
1. Komponen makro
Komponen makro nutrisi yang terkandung dalam ASI merupakan zat gizi yang
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber energi untuk otak. Karbohidrat dalam ASI merupakan nutrisi yang
penting untuk pertumbuhan sel saraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-
pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi
b. Protein
Protein pada ASI disebut protein casein dan whey. Protein yang terdapat dalam
ASI ini bersifat lebih mudah dicerna oleh tubuh bayi, dibandingkan dengan
7
protein yang berasal dari susu mamalia lainnya maupun susu formula (Yuliarti,
2010).
c. Lemak
Jenis lemak dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan
oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim
lipase. Lemak dalam ASI berbentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat
2. Komponen mikro
jumlah yang lebih sedikit dari makronutrisi/ komponen makro. Komponen mikro
a. Mineral
tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan
kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap
b. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi
sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum
mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara
Pemberian ASI eksklusif memberikan berbagai manfaat positif bagi bayi, adapun
c. Meningkatkan kecerdasan.
e. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga
f. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan
2.2 Gizi
fungsi normal tubuh seperti sistem tubuh, daya tahan tubuh yang dilemahkan oleh
virus maupun bakteri serta berperan dalam pertumbuhan. Gizi berasal dari bahasa arab
yaitu giza yang artinya zat makanan, dalam bahasa inggris gizi disebut juga dengan
nutrition yang berarti bahan makanan atau zat gizi dan dapat diartikan sebagai ilmu
menggunakan makanan yang di makan atau di konsumsi secara normal melalui tahap
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak (Depkes, 2012). Status gizi juga
9
kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang
didasarkan pada salah satu data antropometri, klinis, biofisik atau biokimia
Status gizi juga merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi, yang dibedakan antara gizi buruk, gizi kurang, gizi baik
Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi secara langsung
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat metode, masing-
masing penilaian akan dibahas secara umum sebagai berikut (Supariasa, 2002):
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot,
dan jumlah air dalam tubuh. Indikator antropometri yang umumnya digunakan
untuk mengukur status gizi adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi
badan menurut umur (TT/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
10
b. Klinis
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organorgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat (rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
Selain dengan cara langsung status gizi juga dapat dinilai secara tidak langsung,
penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan tiga metode yaitu
survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor ekologi (Susilaningsih, 2013).
11
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut
baku WHONCHS status gizi dibagi menjadi empat, yaitu (WHO, 2015) :
4. Gizi buruk
1995/MENKES/SK/XII/2010 kategori status gizi anak usia 0-60 bulan dapat diukur
dengan beberapa cara. Standar baku Nasional Indonesia yang disepakati seperti pada
Tabel 1.
Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi Anak Usia 0-60 Bulan (Depkes, 2010).
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (z-score)
Berat Badan Menurut Gizi Lebih > +2 SD
Umur (BB/U) Gizi Baik -2 SD s/d +2 SD
Gizi Kurang -3 SD s/d -2 SD
Gizi Buruk < -3 SD
Panjang Bdan Menurut Tinggi > 2 SD
Umur(PB/U) atau Tinggi Normal -2 SD s/d 2 SD
Badan Menurut Pendek -3 SD s/d < -2 SD
Umur(TB/U) Sangat Pendek < -3 SD
Indek Massa Gemuk > 2 SD
Tubuh(IMT) Menurut Normal -2 SD s/d 2 SD
Umur(IMT/U) Kurus -3 SD s/d < -2 SD
Sangat Kurus < -3 SD
*) SD= Standar Deviasi
12
kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah status gizi. Untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal maka status gizi juga harus
terjaga agar tetap seimbang. Untuk mencapai status gizi yang seimbang/baik pada anak
kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi dan salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi
pada anak adalah dengan cara pemberian ASI eksklusif (Yogi, 2013). ASI merupakan
pilihan optimal sebagai pemberian makan pada bayi karena mengandung nutrisi,
hormon, faktor kekebalan, faktor pertumbuhan, dan anti inflamasi (Diana, 2006).
ASI memiliki banyak sekali manfaat bagi bayi. Pemberian ASI yang optimal
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus
yang berkualitas di masa depan. Status gizi bayi dipengaruhi oleh jumlah nutrisi yang
dikonsumsi. Kebutuhan nutrisi ini sebagian besar dapat terpenuhi dengan pemberian
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (Nilakesuma, 2015). Hal tersebut disebabkan
karena kandungan nutrisi yang terdapat pada ASI sudah dapat memenuhi kebutuhan
bayi untuk mencapai pertumbuhan yang normal sampai berusia 6 bulan (Fitri et al.,
2014).
hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita, nilai Odds Ratio
(OR) yang diperoleh adalah 0,49 yang berarti bayi yang diberikan ASI eksklusif
mempunyai risiko 0,49 kali menderita gizi kurang dibandingkan bayi yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif yaitu hampir 2 kali lebih besar berisiko menderita gizi
kurang.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif
dengan status gizi pada anak usia 7-18 bulan. Bagan 3.1 menunjukkan acuan peneliti
Variabel bebas
Variabel perancu
Bagan 1 Kerangka konsep hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status
Keterangan:
Sesuai dengan tinjauan pustaka yang telah diuraikan dalam Bab II, terdapat
hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi balita. Selain ASI
eksklusif terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi balita
13
14
diantaranya asupan kalori, asupan protein dan kejadian sakit. Berdasarkan hasil
penelitian kecukupan asupan kalori dan protein yang tekandung dalam MP ASI dapat
mempengaruhi status gizi balita (Sulistya & Sunarto, 2013). Penelitian yang dilakukan
oleh Sulistya & Sunarto (2013) mengatakan balita yang memiliki asupan kalori dan
protein kurang, berisiko 14,4 kali lebih besar untuk memiliki status gizi kurang
dibandingkan dengan balita yang mendapatkan asupan kalori dan protein cukup.
Kejadian sakit akibat penyakit infeksi juga dapat mempengaruhi status gizi anak.
Penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2012), menemukan 95% balita mempunyai
penyakit infeksi yang merupakan proporsi terbesar dalam kelompok gizi buruk.
Dalam kerangka konsep, variabel asupan kalori, asupan protein dan kejadian
sakit ditetapkan sebagai variabel perancu yang tidak diteliti. Variabel-variabel perancu
tersebut akan dianalisis secara statistik (control by analysis) untuk mengetahui adanya
pengaruh terhadap status gizi balita dibandingkan dengan pemberian ASI eksklusif
3.2 Hipotesis
Terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi anak yang
METODE PENELITIAN
Pupuan I ini mencangkupi enam desa yaitu Desa Pupuan, Desa Bantiran, Desa
Pajahan, Desa Munduk Temu, Desa Pujungan, Desa Sai dan Desa Belatungan.
Dilakukan random sampling terhadap keenam desa yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Pupuan I dan diperoleh Desa pujungan, Desa Pajahan, Desa Batungsel dan
Desa Pupuan sebagai tempat dilaksanakannya penelitian. Penelitian ini dilakukan pada
Penelitian “hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan status gizi pada anak
usia 7-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I” ini dilakukan dengan
pengukuran dan observasi dilakukan pada saat yang bersamaan. Studi ini
menggunakan data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh langsung dari
sekundernya diperoleh dari data Kartu Menuju Sehat (KMS) anak usia 7-18 bulan yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I. Penelitian ini akan mendeskripsikan dan
menganalisis hubungan antara pemberian ASI eksklusif oleh ibu kepada bayinya
15
16
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh batita di wilayah kerja Puskesmas
Pupuan I.
Populasi terjangkau dalam penelitian ini merupakan anak usia 7-18 bulan di wilayah
4.3.3 Sampel
A. Sampel penelitian
Sampel dalam penelian ini adalah beberapa anak yang berusia 7-18 bulan
Kriteria Inklusi:
3. Anak usia 7-18 bulan yang memiliki Kartu Menuju Sehat (KMS).
Kriteria Ekslusi:
2. Anak usia 7-18 bulan dengan KMS yang tidak terisi dengan lengkap.
B. Jumlah sampel
𝑍𝛼 2 𝑃(1 − 𝑝)
𝑛=
𝑑2
𝑛 = 240,655
n = 241
Keterangan:
n = besar sampel
d = presisi 4% = 0,04
240,655
𝑛′𝑘 = 1+240,655
( )
269
dimana pemilihian sampel dilakukan dengan cara dipilih secara acak sesuai
data yang tersedia, sampel yang dipilih harus memenuhi kriteria inklusi.
18
Lanjutan Tabel 2.
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Kategori
Operasional Ukur
Variabel
Perancu
1. Asupan Jumlah kalori dan Kuesioner Nominal 1. Cukup
Kalori dan protein pada Food Recall 2. Kurang
Protein yang makanan 24 jam yang
terkandung pendamping ASI dihitung
dalam MP yang dikonsumsi dengan
ASI oleh balita usia 7-18 mengguna-
bulan berdasarkan kan
ingatan responden program
selama 24 jam Nutri
terakhir. Asupan Survey
kalori dan protein (Ratnanings
dikategorikan ih, 2011)
mejadi dua yaitu :
1. Cukup, jika
asupan kalori dan
protein yang
dikonsumsi ≥ 80%
sesuai Angka
Kecukupan Gizi
(AKG).
2.Kurang, jika
asupan kalori dan
protein yang
dikonsumsi < 80%
sesuai Angka
Kecukupan Gizi
(AKG)
(Ratnaningsih,
2011).
2. Kejadian Riwayat kejadian Kuesioner Nominal 1. Sakit
Sakit penyakit diare dan (sakit ≥ 2
ISPA yang dialami kali)
balita usia 7-18 2. Tidak
bulan dalam rentang Sakit
waktu 3 bulan (sakit < 2
terakhir (Nurcahyo kali)
& Briawan, 2010),
data yang diperoleh
berdasarkan
keterangan yang
diberikan oleh
responden.
20
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner, berisikan beberapa pertanyaan yang sudah disusun dengan baik dimana
b. Kartu Menuju Sehat (KMS), berisikan data untuk mengukur status gizi anak.
c. Kuesioner Food Recall 24 Jam, yang akan dianalisis menggunakan software Nutri
Survey untuk mengetahui asupan kalori dan protein yang dikonsumsi oleh anak usia
7-18 bulan.
terakhir.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan
langsung melalui proses wawancara kepada responden berupa proporsi ibu yang
memberikan ASI eksklusif atau tidak kepada anaknya, MP-ASI yang dikonsumsi oleh
balita, kejadian sakit dan data sekunder dikumpulkan melalui KMS anak usia 7-18
e. Apabila saat wawancara ditemukan responden yang tidak sesuai dengan kriteria
Data primer dan sekunder yang telah terkumpul diolah melalui beberapa tahapan
a. Editing
Proses ini bertujuan untuk memeriksa kelengkapan data yang diperoleh, pada tahap
ini peneliti harus memeriksa data mentah yang didapatkan dengan sangat teliti, jika
terdapat data yang kurang lengkap maka peneliti wajib melakukan pengumpulan
data ulang.
b. Coding
Pada tahap ini sajian data yang sudah lengkap akan diberi kode dan data yang
awalnya tersaji dalam bentuk kalimat selanjutnya dirubah ke dalam bentuk angka.
c. Tabulating
Pada tahap ketiga data dikelompokan dan dimasukan ke dalam tabel-tabel sesuai
d. Entry Data
komputerisasi.
22
karakteristik ibu sebagai responden dan karakteristik anak usia 7-18 bulan seperti, usia
ibu, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ibu, usia anak, jenis kelamin, pemberian asi,
asupan kalori, asupan protein, kejadian sakit dan status gizi anak usia 7-18 bulan.
bebas (pemberian ASI eksklusif) dan variabel perancu (asupan kalori, asupan protein,
kejadian sakit) dengan variabel tergantung (status gizi anak usia 7-18 bulan). Analisis
nilai p. Hubungan antar variabel yang memiliki nilai kemaknaan kurang dari 0,25
Analisis multivariat dilakukan dengan uji regresi logistik menggunakan metode Enter
karena data pada penelitian ini berupa kategorikal. Tujuan analisis multivariat adalah
untuk mengetahui hubungan kemaknaan dan adanya pengaruh antara variabel bebas
(pemberian ASI eksklusif) dengan variabel tergantung (status gizi anak usia 7-18
bulan) setelah variabel perancu (asupan kalori, asupan protein, kejadian sakit) yang
HASIL PENELITIAN
Responden pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia 7-18 bulan di
wilayah kerja Puskemas Pupuan I, yang meliputi Desa Pujungan, Desa Pajahan, Desa
Betungsel dan Desa Pupuan. Jumlah responden adalah 140 orang. Pengambilan data
terpilih. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan cara univariat,
dan anak balitanya yang berusia 7-18 bulan didapatkan melalui analisis univariat. Hasil
23
24
21-25 tahun yaitu 54 orang (38,6%) dan yang terendah berada pada kelompok usia 36-
adalah jenjang SMA sebanyak 50 orang (35,7%) dan jumlah responden dengan jenjang
responden yaitu 63 orang (45%) bekerja sebagai pegawai swasta, dan paling sedikit
Tabel 4 Karakteristik Anak Usia 7-18 Bulan Berdasarkan Informasi dari Responden
(n=140)
Variabel Frekuensi Persentase (%)
Usia
7-10 bulan 39 27.9
11-14 bulan 44 31.4
15-18 bulan 57 40.7
Jenis Kelamin
Laki-laki 72 51.4
Perempuan 68 48.6
Pemberian ASI
Non ASI Eksklusif 70 50.0
ASI Eksklusif 70 50.0
Asupan Kalori
Kurang 51 36.4
Cukup 89 63.6
Asupan Protein
Kurang 50 35.7
Cukup 90 64.3
Kejadian Sakit
Sakit 57 40.7
Tidak Sakit 83 59.3
Status Gizi
Gizi Kurang/Buruk 25 17.9
Gizi Baik 115 82.1
Tabel 4 menunjukkan dari 140 balita berusia 7-18 bulan, kelompok usia 15-18
bulan berjumlah paling banyak yaitu 57 orang (40,7%) dan kelompok usia 7-10 bulan
paling sedikit yaitu 39 orang (27,9%). Jumlah balita laki-laki lebih banyak yaitu 72
25
orang (51,4%), dibandingkan dengan perempuan yaitu 68 orang (48,6%). Balita yang
diberikan ASI eksklusif dan non ASI eksklusif berjumlah sama yaitu 70 orang (50%).
Jumlah balita yang mendapatkan asupan kalori kurang adalah 51 orang (36,4%),
sedangkan yang mendapatkan asupan kalori cukup berjumlah lebih banyak yaitu 89
orang (63,6%). Balita yang asupan proteinnya kurang berjumlah lebih sedikit yaitu 50
orang (35,7%), dibandingkan dengan yang mendapatkan asupan protein cukup yaitu
90 orang (64,3%). Balita yang pernah menderita sakit (diare dan ISPA) dalam 3 bulan
berjumlah 83 orang (59,3%). Dilihat dari status gizi, proporsi balita yang menderita
gizi kurang/buruk sebanyak 17,9%, sedangkan proporsi gizi baik sebanyak 82,1%.
5.2 Hubungan antara Pemberian ASI dengan Status Gizi pada Anak
Variabel pemberian ASI pada balita dibagi menjadi dua kelompok yaitu non ASI
eksklusif dan ASI eksklusif yang selanjutnya dihubungkan dengan status gizi balita.
(24,3%) pada kelompok yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (non ASI eksklusif),
bahwa pemberian ASI eksklusif memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi
anak usia 7-18 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pupuan I pada tahun 2017 (p <
0,05). Nilai OR yang diperoleh sebesar 2,5 menunjukkan bahwa pemberian non ASI
eksklusif berisiko terhadap kejadian gizi kurang/buruk 2,5 kali lebih besar
5.3 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Status Gizi pada Anak
Asupan kalori pada balita dibagi menjadi dua kelompok yaitu asupan kalori kurang
dan asupan kalori cukup, yang selanjutnya dihubungkan dengan status gizi balita.
Tabel 6 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Status Gizi pada Anak
Status Gizi
Asupan Kalori Gizi Total p
Gizi Baik
Kurang/Buruk
Kurang 16 (31,4%) 35 (68,6%) 51
Cukup 9 (10,1%) 80 (89,9%) 89 0,002
Total 25 (17,9%) 115 (82,1%) 140
OR = 4,06 (CI=95%)
kelompok balita yang memiliki asupan kalori kurang yaitu sebanyak 16 kasus (31,4%)
dibandingkan dengan kelompok yang asupan kalorinya cukup yaitu sebanyak 9 kasus
asupan kalori memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi anak usia 7-18
bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I pada tahun 2017 (p < 0,05). Nilai OR 4,06
yang menyatakan bahwa balita yang asupan kalorinya kurang berisiko 4,06 kali lebih
besar menderita gizi kurang/buruk dibandingkan balita yang asupan kalorinya cukup.
27
5.4 Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Anak
Asupan protein pada balita yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok yaitu asupan
protein kurang dan cukup yang selanjutnya dihubungkan dengan status gizi balita.
Tabel 7 Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Anak
Status Gizi
Asupan Protein Gizi Total P
Gizi Baik
Kurang/Buruk
Kurang 16 (32%) 34 (68%) 50
Cukup 9 (10%) 81 (90%) 90 0,001
Total 25 (17,9%) 115 (82,1%) 140
OR = 4,23 (CI = 95%)
kelompok yang memiliki asupan protein kurang yaitu sebanyak 16 kasus (32%)
dibandingkan dengan kelompok yang asupan proteinnya cukup yaitu sebanyak 9 kasus
asupan protein memiliki hubungan yang bermakna dengan status gizi anak usia 7-18
bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I pada tahun 2017 (p < 0,05). Nilai OR
sebesar 4,23 menunjukkan bahwa balita yang asupan proteinnya kurang berisiko 4,23
kali lebih besar menderita gizi kurang/buruk dibandingkan balita yang asupan
proteinnya cukup.
5.5 Hubungan antara Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak
Kejadian sakit (diare dan ISPA) pada balita digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
sakit dan tidak sakit yang selanjutnya dihubungkan dengan status gizi balita. Hasil
Tabel 8 Hubungan antara Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak
Kejadian Sakit Status Gizi
Gizi Gizi Baik Total P
Kurang/Buruk
Sakit 15 (26,3%) 42 (73,7%) 57
Tidak Sakit 10 (12%) 73 (88%) 83 0,030
Total 25 (17,9%) 115 (82,1%) 140
OR = 2,60 (CI = 95%)
(26,3%) pada kelompok sakit , sedangkan angka kejadian di kelompok yang tidak sakit
kejadian sakit berpengaruh secara bermakna terhadap status gizi anak usia 7-18 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I pada tahun 2017 (p < 0,05). Nilai OR sebesar
2,60 menunjukkan bahwa sakit berisiko 2,6 kali lebih besar terhadap kejadian gizi
Untuk mengetahui pengaruh variabel perancu (asupan kalori, protein dan kejadian
sakit) terhadap hubungan antara variabel bebas (pemberian ASI eksklusif) dengan
variabel tergantung (status gizi anak usia 7-18 bulan) dilakukam analisis multivariat.
Uji statistik yang digunakan pada analisis multivariat adalah uji regresi logistik dengan
hasil berupa nilai p, OR (odd ratio) dan CI (confident interval). Uji regresi logistik
dipilih karena variabel yang diteliti merupakan variabel berjenis kategorikal, artinya
yang memiliki nilai p ≤ 0,25 pada analisis bivariat. Sedangkan yang memiliki nilai p
29
> 0,25 tidak diikutkan dalam analisis multivariat. Hasil analisis multivariat antara
hubungan variabel bebas (pemberian ASI ekslusif) dan perancu (asupan kalori, asupan
protein, kejadian sakit) dengan variabel terikat (status gizi anak usia 7-18 bulan) dapat
Tabel 9 Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif, Asupan Kalori, Asupan Protein
dan Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak
95% C.I.for EXP(B)
Variabel P OR Lower Upper
Pemberian ASI 0,030* 3,005 1,113 8,116
Asupan Kalori 0,035* 2,967 1,082 8,140
Asupan Protein 0,039* 2,895 1,057 7,933
Kejadian Sakit 0,114 2,178 ,830 5,713
Ket *: p < 0,05
Tabel 9 menunjukkan tiga variabel yang memiliki nilai p < 0,05 yaitu
pemberian ASI, asupan kalori dan asupan protein. Sedangkan nilai p pada kejadian
sakit > 0,05, yang berarti kejadian sakit tidak berhubungan secara signifikan dengan
status gizi dibandingkan variabel lainnya. Dari hasil analisis multivariat dapat
disimpulkan ada tiga variabel yang berpengaruh terhadap status gizi yaitu pemberian
ASI, asupan kalori dan asupan protein (p < 0,05). Kekuatan hubungan antar variabel
dari yang terbesar ke yang terkecil adalah pemberian ASI (OR = 3.005; CI 95% =
1,113-8,116), asupan kalori (OR = 2,967; CI 95% = 1,082-8,140) dan asupan protein
PEMBAHASAN
6.1 Hubungan antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi pada
hubungan yang signifikan dengan status gizi anak usia 7-18 bulan. Selain itu
pemberian ASI eksklusif mempunyai pengaruh terhadap status gizi balita, anak yang
tidak mendapatkan ASI eksklusif (non ASI eksklusif) berisiko 2,50 kali lebih besar
= 0,047; OR = 2,50).
(2009), yang memperoleh nilai OR (odd ratio) 0,49 yang berarti bayi yang diberikan
ASI eksklusif mempunyai risiko 0,49 kali menderita gizi kurang dibandingkan bayi
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yaitu hampir 2 kali lebih besar berisiko
menderita gizi kurang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Giri et al. (2013), juga
eksklusif dengan status gizi balita (p = 0,000). Penelitian ini juga didukung oleh hasil
penelitian Fitri et al. (2014), bahwa pertumbuhan normal banyak ditemukan pada bayi
yang diberikan ASI eksklusif dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI
mengalami pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar dibandingkan bayi yang tidak
30
31
(Lestari et al., 2013). Nutrisi yang terkandung di dalam ASI mencakup zat gizi yang
lengkap, faktor kekebalan dan pertumbuhan, hormon, anti alergi dan anti inflamasi.
Pertumbuhan bayi yang mendapatkan ASI sebagian besar normal terutama bayi yang
kandungan nutrisi yang terdapat pada ASI sudah dapat memenuhi kebutuhan bayi
untuk mencapai pertumbuhan yang normal sampai berusia 6 bulan (Fitri et al., 2014).
6.2 Hubungan antara Asupan Kalori dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-
18 Bulan
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa asupan kalori memiliki hubungan yang
signifikan dengan status gizi pada anak usia 7-18 bulan. Hal ini sesuai dengan hasil
analisis bivariat yang menunjukkan bahwa anak yang asupan kalorinya kurang
memiliki risiko 4,06 kali lebih besar menderita gizi kurang/buruk dibandingkan anak
yang asupan kalorinya cukup (p = 0,002; OR = 4,06). Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sulistya & Sunarto (2013), yang menyatakan bahwa balita dengan
asupan kalori yang kurang, berisiko 14,4 kali lebih besar untuk memiliki status gizi
kurang dibandingkan dengan balita dengan asupan kalori cukup. Penelitian ini juga
sejalan dengan penelitian Susanty et al. (2012), yang menyatakan konsumsi kalori
memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian gizi buruk dan merupakan salah
satu faktor risiko terjadinya kejadian gagal tumbuh dengan hasil OR = 21. Penelitian
ini juga sesuai dengan hasil penelitian oleh Rusminingsih (2010), yang menyatakan
bahwa anak dengan tingkat konsumsi energi rendah berisiko 4 kali lebih besar
mengalami gizi buruk dibandingkan dengan anak yang konsumsi energinya cukup.
32
lainnya seperti protein, karbohidrat dan lemak yang merupakan sumber energi lain.
Pada balita yang mengalami penurunan ketersediaan zat gizi akan berdampak pada
6.3 Hubungan antara Asupan Protein dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-
18 Bulan
Hasil lain pada penelitian ini menunjukkan bahwa asupan protein memiliki hubungan
yang signifikan dengan status gizi anak usia 7-18 bulan (p = 0,001; OR = 4,23).
Ditinjau dari nilai OR pada analisis bivariat, anak yang asupan proteinnya kurang
memiliki risiko 4,23 kali lebih besar menderita gizi kurang/buruk dibandingkan anak
yang asupan proteinnya cukup. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Pratiwi dan Setyawati (2014), yang menyatakan bahwa anak dengan asupan
protein kurang berisiko 11,5 kali mengalami gizi kurang dan gangguan pertumbuhan
(p = 0,007). Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Fatimah et al. (2008), dari
total 18 orang anak yang memiliki status gizi kurang, terdapat 16 orang (88%)
Pada saat tubuh kehilangan kalori sebagai sumber energi maka tubuh akan
sebagai zat pembangun. Apabila asupan protein kurang maka cadangan energi tidak
tersedia saat tubuh kehilangan kalori, hal tersebut menyebabkan kerusakan jaringan
dimaksud adalah status gizi kurang maupun buruk (Muchlis et al., 2011).
33
6.4 Hubungan antara Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-
18 Bulan
hubungan yang signifikan dengan status gizi anak (p = 0,030; OR = 2,60). Hasil
tersebut juga menunjukkan bahwa kejadian sakit mempunyai pengaruh terhadap status
gizi anak usia 7-18 bulan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hardjito et al. (2011), yang menyatakan kejadian sakit mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap status gizi balita (p = 0,003). Penelitian lain yang sejalan dengan
penelitian ini dilakukan oleh Surioka et al. (2011) yang menyatakan balita dengan
status gizi normal sebagian besar (86,67%) tidak menderita sakit infeksi dalam kurun
kurang/buruk) sebagian besar menderita sakit dalam 3 bulan terakhir yaitu sebanyak
73,3%(p = 0,000). Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan
Chandra & Tresna (2016) yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara
kejadian sakit dengan status gizi balita (p = 0,025; OR=5,41). Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa balita yang memiliki riwayat sakit infeksi berisiko 5,41 kali lebih
besar menderita gizi buruk dibandingkan kelompok balita yang tidak memiliki riwayat
sakit.
Penyakit infeksi (diare dan ISPA) dapat menyebabkan penurunan nafsu makan,
sehingga pada balita yang mempunyai riwayat penyakit infeksi cenderung mengalami
defisiensi energi, protein, dan gizi lainnya yang berdampak pada penurunan status gizi
Protein dan Kejadian Sakit dengan Status Gizi pada Anak Usia 7-18 Bulan
Berdasarkan hasil analisis multivariat, terdapat tiga variabel yang memiliki nilai p <
0,05 yaitu pemberian ASI eksklusif, asupan kalori dan asupan protein. Pemberian ASI
lainnya dengan status gizi anak usia 7-18 bulan (p = 0,030). Diketahui pemberian ASI
eksklusif juga mempunyai pengaruh paling besar (OR = 3,005; CI 95% = 1,113-8,116)
terhadap status gizi anak usia 7-18 bulan dibandingkan dengan asupan kalori (OR =
2,967; CI 95% = 1,082-8,140) dan asupan protein (OR = 2,895; CI 95% = 1,057-7,933)
sesuai yang ditunjukan pada hasil analisis multivariat (Tabel 9). Analisis multivariat
menunjukkan anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif (non ASI eksklusif)
berisiko 3,005 kali lebih besar menderita gizi kurang/buruk dibandingkan anak yang
mendapatkan ASI eksklusif. Hasil yang diperoleh sesuai dengan hipotesis yang
secara statistik dengan status gizi anak usia 7-18 bulan. Selain didapatkannya tiga
kejadian sakit menunjukkan hubungan yang tidak bermakna dengan status gizi anak
(p > 0,05).
Penelitian ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Yogi (2013), yang
menyatakan bahwa pemberian ASI memiliki hubungan paling bermakna dan pengaruh
paling kuat (p = 0,000; OR = 8,09) dengan status gizi balita dibandingkan pola
pemberian MP-ASI, asupan kalori dan riwayat sakit. Hasil berbeda didapatkan pada
variabel kejadian sakit, dalam penelitian tersebut riwayat penyakit infeksi (diare dan
ISPA) dalam kurun waktu 3 bulan terakhir memiliki hubungan yang signifikan dengan
35
status gizi balita (p = 0,001). Menurut asumsi peneliti perbedaan hasil yang diperoleh
menggunakan kuesioner yang terbatas pada ingatan ibu sebagai responden, sehingga
makanan yang dikonsumsi anak usia 7-18 bulan melalui food recall hanya sebatas
perkiraan porsi dari ibu sehingga jumlah asupan kalori dan protein yang didapatkan
secermat mungkin.
BAB VII
7.1 Simpulan
sebagai berikut:
1. Proporsi anak usia 7-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I pada
tahun 2017 yang mendapakan ASI eksklusif berjumlah 70 orang (50%) dari
2. Anak usia 7-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I yang mengalami
status gizi pada anak usia 7-18 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pupuan I
(p = 0,030), serta anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 3,005 kali
7.2 Saran
terutama proses pemberian ASI eksklusif. Kedepannya dapat dijadikan bahan edukasi
36
37
kepada masyarakat terutama ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan tentang pentingnya
pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan makanan yang penting bagi bayi usia 0-6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian berikutnya
tentang faktor lain yang mempengaruhi status gizi pada anak. Penelitian selanjutnya
diharapkan menggunakan metode penelitian yang berbeda, jumlah sampel yang lebih
banyak, rentangan usia sampel yang berbeda dan jangka waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsif dasar ilmu gizi. Jakarta. Gramedia Cetakan: 9; 34.
Chandra Dewi IAK, Tresna Adhi K. 2016. Pengaruh konsumsi protein dan seng serta
riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian stunting pada anak balita umur 24-59 bulan
di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III [skripsi]. Bali (Indonesia): Archive of
pendamping air susu ibu (MP-ASI) lokal Tahun 2006. Viewed 6 Oktober 2013 from:
http://gizi.depkes.go.id/asi/Pedoman%20MPASI%
Diana FM. 2006. Hubungan pola asuh dengan status gizi anak batita di Kecamatan
Kuranji Kelurahan Pasar Ambacang Kota Padang Tahun 2004. Jurnal Kesehatan
status gizi pada Balita. Jurnal Penelitian Universitas Padjadjaran: 3(5); 1-40.
38
39
Fitri DI, Chundrayetti E, Semiarti R. 2014. Hubungan pemberian ASI dengan tumbuh
kembang bayi umur 6 bulan di Puskesmas Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas: 3(2);
136-140.
Giri MKW, Muliarta IW, Dewi Sri Wahyuni NP. 2013. Hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Kampung Kajanan, Buleleng. JST
Hardjito K., Wahjurini PH, Wahyu LW. 2011. Hubungan pemberian ASI eksklusif
dengan frekuensi kejadian sakit pada bayi usia 6-12 bulan di desa jugo keamatan mojo
Gajah Mada.
Jafar N. 2011. Asi eksklusif [artikel ilmiah]. Makassar (Indonesia): Scientific Seminar
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Riskesdas 2013
: 209-217.
Lestari, Desfi, Reni Zuraida, Larasati TA. 2013. Hubungan tingkat pengetahuan ibu
tentang air susu ibu dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di kelurahan
nutritional status of children aged 0-24 months in Nairobi, Kenya. African Journal of
Muchlis N, Hadju V, Jafar N. 2011. Hubungan asupan enrgi dan protein dengan status
gizi balita di Kelurahan Tamamaung. Jurnal Studi Ilmu Gizi Universitas Hasanuddin
Nilakesuma, Aisyah, Yusri Dianne Jurnalis, Selfi Renita Rusjdi. 2015. Hubungan
status gizi bayi dengan pemberian ASI ekslusif, tingkat pendidikan ibu dan status
Nurcahyo K, Briawan D. 2010. Konsumsi pangan, penyakit infeksi, dan status gizi
anak balita pasca perawatan gizi buruk. Jurnal Gizi dan Pangan: 5; 164-170.
Pratiwi HL, Setyawati VA. 2014. Hubungan asupan kalori dan protein dengan status
gizi anak usia 1-5 tahun di Kabupaten Jepara Tahun 2014. Jurnal Universitas
Pujiyanti S. 2008. Pengaruh pemberian air susu ibu (ASI), Konsumsi zat gizi, dan
kelengkapan kartu menuju sehat (KMS) terhadap status gizi bayi. Jurnal Gizi dan
Pangan: 3; 24-29.
41
kesadaran gizi keluarga dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon
gizi pada bayi usia 7-8 bulan Di Wilayah Puskesmas Tlogomulyo, Kabupaten
ASI terhadap status gizi bayi 6-12 bulan. Jurnal Kebidanan Pantiwilasa: 2(1); 1-7.
Rusminingsih. 2010. Perbedaan pola konsumsi (energi, protein, seng dan vitamin a)
dan frekuensi sakit pada anak balita dengan status gizi kurang dan normal di Wilayah
Sulistya H, Sunarto. 2013. Hubungan tingkat asupan energi dan protein dengan
kejadian gizi kurang anak usia 2-5 tahun. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Supariasa I, Bakri B, Fajar I. 2001. Penilaian status gizi. Jakarta. Buku Kedokteran,
EGC: 17-82.
42
Surioka IP, Kusumajaya AA, Larasati N. 2011. Pengaruh energi, protein, vitamin dan
frekuensi sakit karena infeksi terhadap status gizi pada balita. Jurnal Ilmu Gizi
Susanti N. 2011. Peran ibu menyusui yang bekerja dalam pemberian ASI eksklusif
Susilaningsih TI. 2013. Gambaran pemberian ASI eksklusif bayi 0-6 bulan di Wilayah
WHO. 2015. Nutrition status. Regional office for South-East Asia : World Health
Organization.
Widyastuti E. 2009. Hubungan riwayat pemberian asi dengan status gizi bayi usia 6-
Yogi E. 2013. Pengaruh pola pemberian ASI dan pola makanan pendamping ASI
terhadap status gizi bayi usia 6-12 bulan. Jurnal Delima Harapan: 2(1); 14-18.
Yuliarti N. 2010. Keajaiban ASI sebagai makanan terbaik untuk kesehatan, kecerdasan
44
49
YAYASAN KESEJAHTERAAN KORPRI PROVINSI BALI FAK. KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS
WARMADEWA
Bermutu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan
Web : http//www.kedokteran-warmadewa.ac.id, e-mail : pspd_warmadewa@yahoo.co.id
Sekretariat : Jl. Terompong No.24 Denpasar (80235) Telp: 240727, Fax.264555
INFORMED CONSENT
Saat ini saya, I Gusti Putu Wahyu Eka Nugraha mahasiswa semester V
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa sedang
melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pemberian ASI Eksklusif
dengan Status Gizi Anak Usia 7-18 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pupuan
I”.
Untuk kepentingan pengumpulan data pada penelitian ini, saya mohon
kesediaan anda untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan dalam kuesioner ini
dengan benar dan sejujur – jujurnya. Seluruh data yang terdapat dalam kuesioner
ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja.
Setelah memahami penjelasan yang berkaitan dengan penelitian ini, maka
saya mohon anda untuk mengisi tanda tangan dibawah ini sebagai tanda
persetujuan menjadi responden. Saya mengharapkan anda dapat berpartisipasi
dalam penelitian ini, keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan memberikan
sumbangan besar bagi ilmu pengetahuan. Demikian lembar persetujuan ini
dibuat untuk dipergunakan sebaik-baiknya. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih atas kesediaan anda ikut serta dalam penelitian ini.
Denpasar,……………………………….2017
Peneliti Responden
Petunjuk pengisian :
1. Memberikan jawaban dengan mengisi tanda silang (x) sesuai dengan jawaban yang
diberikan oleh responden.
2. Mengisi kotak yang kosong sesuai informasi yang didapatkan dari responden.
3. Responden diharapkan memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Kode sampel :
Tanggal :
Alamat :
Pewawancara : I Gusti Putu Wahyu Eka Nugraha
A. Identitas Ibu
1. Nama ibu :
2. Usia ibu :
3. Pendidikan terakhir ibu : a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. S1
f. Lain-lain…
4. Pekerjaan ibu :
5. Jumlah anak :
6. No. Telp :
B. Identitas Anak
1. Nama anak :
2. Tgl lahir/usia :
3. Berat badan (BB) :
4. Panjang badan(PB) :
5. Jenis kelamin :
(1) Laki-laki (2) Perempuan
6. Jumlah saudara kandung dalam keluarga :
(1) Tidak ada (2) Ada, sebutkan
51
NO PERTANYAAN
1. Apakah ibu hanya memberikan ASI kepada bayi ibu sejak
lahir sampai berusia 6 bulan ?
(1) Ya, diberikan selesai, tidak perlu dilanjutkan ke
pertanyaan berikutnya
(2) Tidak lanjut ke nomor 2-10
2. Apakah sebelum bayi ibu berusia 6 bulan pernah diberikan
susu formula ?
(1) Ya, pernah diberikan susu formula
(2) Tidak pernah
3. Apakah ibu memberikan makanan tambahan berupa pisang
kepada bayi ibu saat berusia 0-6 bulan ?
(1) Ya, diberikan
(2) Tidak diberikan
Jam :
Siang
Malam
Selingan
Total
Asupan kalori & protein berlebih/cukup ( )
Asupan kalori & protein kurang ( )
54
No Pertanyaan
1 Apakah anak ibu pernah mengalami sakit dalam kurun waktu 3 bulan terakhir ?
(1) Ya lanjut ke pertanyaan berikutnya
(2) Tidak selesai.
Sakit ( )
Tidak Sakit ( )
55
Frequency Table
Usia Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pemberian ASI
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Asupan Kalori
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Asupan Protein
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Frekuensi Sakit
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Status Gizi
Gizi
Kurang/Buruk Gizi Baik Total
Chi-Square Tests
58
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Gizi
Gizi
Kurang/Buruk Gizi Baik Total
Crosstab
Total
Asupan Kalori Asupan Kalori Kurang Count 51
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.11.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Status Gizi
Gizi
Gizi Kurang/Buruk Baik Total
% within Asupan
32.0% 68.0% 100.0%
Protein
% within Asupan
17.9% 82.1% 100.0%
Protein
Crosstab
Total
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.93.
b. Computed only for a 2x2 table
61
Risk Estimate
Status Gizi
Gizi
Kurang/Buruk Gizi Baik Total
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.18.
b. Computed only for a 2x2 table
62
Risk Estimate
Multivariate