Anda di halaman 1dari 93

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR


MEKANIKAL
EDISI 2012

PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS


PENERAPAN KETENTUAN KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3-L)
NO. KODE : FKK.PS.01.002.02 - I

BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 2


1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) ................................... 2
1.2. Penjelasan Materi Pelatihan .......................................................................... 2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini .................................................................... 3
1.4. Pengertian-pengertian / Istilah ....................................................................... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ........................................................................................... 6


2.1. Peta Paket Pelatihan .................................................................................... 6
2.2. Pengertian Standar Kompetensi .................................................................... 6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ................................................................... 6

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ...................................................................... 12


3.1. Strategi Pelatihan ............................................................................................ 12
3.2. Metode Pelatihan ............................................................................................ 12
3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan...................................................... 13

BAB IV PENERAPAN KETENTUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN


LINGKUNGAN (K3L) ................................................................................................. 37
4.1. Umum ........................................................................................................... 37
4.2. Potensi Bahaya dan Risiko Kecelakaan Kerja ............................................... 38
4.3. Analisis Bahaya, Risiko Kecelakaan Kerja dan Pencemaran Lingkungan ..... 51
4.4. Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja ....................................... 59
4.5. Penerapan K3L ............................................................................................. 70
4.6. Pengendalian Pencemaran Dampak Lingkungan ........................................ 77

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ............................................................................................................ 86
5.1. Sumber Daya Manusia ................................................................................. 86
5.2. Sumber-sumber Kepustakaan (Buku Informasi) ............................................ 86
5.3. Peralatan/Mesin dan Bahan ......................................................................... 87

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 1 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)


1.1.1. Pelatihan berbasis kompetensi.
Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada
penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan
persyaratan di tempat kerja.
1.1.2. Kompeten ditempat kerja.
Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan
memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk
ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

1.2. Penjelasan Materi Pelatihan


1.2.1. Desain Materi Pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat dijadikan panduan pelaksanaan pelatihan
berbasis kompetensi yang lebih menekankan kepada peran aktif peserta pelatihan
dalam meningkatkan seluruh aspek kemampuan yang mencakup pengetahuan,
sikap dan keterampilan peserta pelatihan
Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan
Pelatihan Individual / mandiri.
1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur.
2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Materi Pelatihan
1) Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
2) Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun
Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 2 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam


melaksanakan praktik kerja.
3) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan.
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Penerapan Materi Pelatihan
1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah:
a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan
sebagai sumber pelatihan.
b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan.
d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah:
a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja.
c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini


1.3.1. Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)
Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan
pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan.
1.3.2. Persyaratan
Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja,
karena telah:
1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang sama atau
2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 3 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan


keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah
1.4.1 Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
1.4.2 Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
1.4.3 Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan
mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti
yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan
dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian
pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1.4.7 Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan.
1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat
jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 4 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1.4.9 Sertifikat Kompetensi


Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi
nasional dan/ atau internasional.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 5 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan


Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Pelaksana
Produksi Campuran Aspal Panas yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi
Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat
Kerja - Kode Unit FKK.PS.01.002.02, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut
diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya,
yaitu:
• Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja;
• Penyiapan Produksi Campuran Aspal Panas
• Pengaturan pelaksana produksi;
• Kegiatan akhir produksi;
• Pembinaan kompetensi kelompok kerja.

2.2. Pengertian Standar Kompetensi


2.2.1. Unit Kompetensi
Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan
dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat
pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2. Unit kompetensi yang akan dipelajari
Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah
“Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di
Tempat Kerja”.
2.2.3. Durasi / waktu pelatihan
Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan
tugas tertentu.
2.2.4. Kesempatan untuk menjadi kompeten
Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama,
Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan.
Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk
meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 6 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.


• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal


Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal Komunikasi di Kempat
kerja dan Penerapan K3-L.
2.3.2 Judul Unit : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan di Tempat Kerja
2.3.3 Kode Unit : FKK.PS.01.002.02
2.3.4 Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
diperlukan untuk menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
pengendalian dampak lingkungan di tempat kerja terkait dengan pekerjaan produksi
campuran aspal panas.
2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )


1. Mengoordinasikan 1.1 Daftar simak potensi kecelakaan kerja dan
pengidentifikasian dan pelaksanaan K3 disiapkan dengan bekerjasama
penanggulangan dengan safety engineer.
potensi bahaya dan 1.2 Prosedur pelaksanaan K3 dan pengendalian
risiko kecelakaan bahaya disiapkan terkait dengan pemeliharaan dan
kerja pengoperasian mesin pencampur aspa.
1.3 Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja,
kebakaran dan bahaya lainnya disosialisasikan
terkait dengan pemeliharaan dan pengoperasian
mesin pencampur aspal.
2. Menganalisis bahaya 2.1 Komponen yang rusak dan dapat menimbulkan
dan risiko kecelakaan kecelakaan diidentifikasi sesuai dengan prosedur.
kerja dan pencemaran 2.2 Kondisi medan kerja yang memilki risiko
lingkungan yang kecelakaan kerja diidentifikasi sesuai dengan
mungkin terjadi prosedur.
2.3 Dampak yang mungkin terjadi karena adanya
potensi kecelakaan kerja dianalisis sesuai dengan
prosedur.
2.4 Dampak yang mungkin terjadi karena adanya
potensi pencemaran dianalisis sesuai dengan
prosedur
3. Mengendalikan 3.1 Pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu K3
bahaya dan risiko dikoordinasikan dengan kelompok kerja mesin
kecelakaan kerja pencampur aspal.
dengan bekerja sama 3.2 Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan dalam kondisi
dengan operator dan baik.
mekanik mesin 3.3 Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 7 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )


pencampur aspal kelompok kerja mesin pencampur aspal diawasi.
3.4 Alat Pengaman Kerja (APK) disiapkan dalam
kondisi laik pakai.
3.5 Koordinasi dengan mekanik pencampur aspal
dilakukan dalam pelaksanaan perbaikan komponen
yang dilaporkan rusak dan berpotensi
menimbulkan kecelakaan kerja.
4. Menerapkan K3 dan 4.1. Sosialisasi ketentuan K3 dan lingkungan
lingkungan di tempat dikoordinasikan pelaksanaannya.
kerja 4.2. Ketentuan K3 dan Lingkungan dikoordinasikan
penerapannya dengan kelompok kerja.
4.3. Tatacara pengisian daftar simak potensi
kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3-L disiapkan
sesuai dengan prosedur.
5. Melaksanakan 5.1. Kondisi lingkungan kerja yang berpotensi
pengendalian menimbulkan pencemaran lingkungan diidentifikasi
pencemaran dampak sesuai dengan ketentuan.
lingkungan 5.2. Ketentuan pencegahan pencemaran lingkungan
diterapkan pada setiap kegiatan yang berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan.
5.3. Kemungkinan adanya material produksi di tempat
kerja yang berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan diperiksa sesuai dengan ketentuan.
5.4. Kondisi gas buang yang keluar dari cerobong asap
dipantau sesuai prosedur untuk mencegah
terjadinya pencemaran udara.
5.5 Apabila terjadi kelainan yang mengakibatkan
pencemaran lingkungan ditanggulangi sesuai
dengan prosedur

2.3.6 Batasan Variabel


a. Kontek Variabel
1) Unit Kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individu dan
sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan untuk memroduksi campuran aspal
panas yang benar dan aman;
2) Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang diidentifikasi meliputi
bahaya kecelakaan fisik, biologis dan kimia;
3) Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja yang dilakukan meliputi:
a. Menyiapkan, memeriksa dan mengawasi penggunaan Alat Pelindung
Diri (APD);
b. Menyiapkan Alat Pengaman Kerja (APK) dan memberikan penyuluhan
cara penggunaannya;

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 8 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4) Pencegahan pencemaran lingkungan yang dilakukan meliputi pengendalian


pembuangan limbah, pencegahan polusi udara dan pelestarian lingkungan
kerja.

b. Perlengkapan yang diperlukan


1) Alat:
a. Peralatan produksi (mesin pencampur aspal panas, termasuk alat
penangkap debu);
b. Alat Pelindung Diri (APD) antara lain:
1) Sepatu keselamatan (safety shoes);
2) Helm pengaman (safety helmet);
3) Sarung tangan (glove);
4) Kaca mata (safety glass);
5) Pelindung telinga (ear plug);
6) Masker.
c. Alat Pengaman Kerja (APK) antara lain:
1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
2) Perlengkapan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K);
3) Rambu-rambu keselamatan kerja.
2) Bahan:
a. Formulir laporan K3;
b. Formulir laporan pencegahan pencemaran lingkungan;
c. Buku petunjuk pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur
aspal;
d. Daftar Simak K3-L:
1) Daftar simak K3 berisi potensi kecelakaan kerja yang mungkin
terjadi pada setiap tahap kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian
mesin pencampur aspal;
2) Daftar simak pencemaran lingkungan berisi potensi pencemaran
lingkungan yang mungkin terjadi pada proses produksi campuran
aspal panas.
c. Tugas-tugas yang harus dilakukan :
1) Mengoordinasikan pengidentifikasian dan penanggulangan potensi bahaya
dan risiko kecelakaan kerja;
2) Menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan pencemaran
lingkungan yang mungkin terjadi;
3) Mengendalikan bahaya dan kecelakaan kerja dengan bekerja sama dengan
kelompok kerja mesin pencampur aspal;
4) Menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja;
5) Melaksanaikan pengendalian pencemaran dampak lingkungan
d. Peraturan-peraturan yang diperlukan

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 9 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1) Undang-undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait


dengan keselamatan kerja;
2) Undang-undang tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan
pencemaran lingkungan;
3) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
4) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance
Manual) Mesin Pencampur Aspal;

2.3.7 Panduan Penilaian


a. Penjelasan Pengujian
1) Prosedur penilaian
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara
konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi
pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau secara simulasi dengan
kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji yang tepat
untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai
dengan tuntutan standar.
2) Tempat
Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.
3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya :
• FKK.PS.01.001.02 : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat
kerja.
4) Keterkaitan dengan kompetensi lain:
• FKK.PS.02.001.02 : Menyiapkan produksi campuran aspal panas.
• FKK.PS.02.002.02 : Mengatur pelaksanaan produksi campuran aspal
panas
• FKK.PS.02.003.02 : Melakukan kegiatan akhir produksi harian.
• FKK.PS.02.004.02 : Melakukan pembinaan kompetensi kelompok kerja
produksi campuran aspal panas.
b. Kondisi Pengujian
1). Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat
berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan
mengoordinasikan pengidentifikasian potensi bahaya dan risiko kecelakaan
kerja, mengoordinasikan kegiatan menganalisis bahaya dan risiko
kecelakaan kerja, mengendalikan bahaya dan risiko kecelakaan kerja,
menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja dan mengoordinasikan
pengendalian pencemaran lingkungan, yang digunakan untuk menerapkan
ketentuan K3 dan lingkungan di tempat kerja, yang merupakan bagian dari
pekerjaan memroduksi campuran aspal panas;
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 10 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

2). Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tertulis dan


demonstrasi/praktek;
3). Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di tempat pelatihan (training
ground) dan atau di tempat kerja.
c. Pengetahuan yang diperlukan:
1). Peraturan perundangan dan prosedur penerapan K3 dan Lingkungan;
2). Jenis dan fungsi APD dan APK;
3). Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja;
4). Pengendalian pencemaran lingkungan;
5). Organisasi K3 di perusahaan.
d. Keterampilan yang dibutuhkan :
1). Keterampilan dalam mengoordinasikan kegiatan mengidentifikasi potensi
bahaya/kecelakaan kerja;
2). Keterampilan dalam kegiatan menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan
kerja dan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi;
3). Keterampilan dalam mengendalikan bahaya dan kecelakaan kerja dengan
bekerja sama dengan kelompok kerja mesin pencampur aspal;
4). Keterampilan dalam menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja;
5). Keterampilan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran dampak
lingkungan.
e. Aspek Kritis
1). Kedisiplinan dalam mengoordinasikan kegiatan mengidentifikasi potensi
bahaya dan risiko kecelakaan kerja di tempat kerja;
2). Kedisiplinan dalam kegiatan menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan
kerja dan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi;
3). Kedisiplinan dalam mengendalikan bahaya dan resiko kecelakaan kerja dan
bekerjasama dengan operator;
4). Ketelitian dalam menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja;
5). Kedisiplinan dalam melaksanakan pengendalian pencemaran lingkungan di
tempat kerja.
2.3.8 Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Tingkat


1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan 2
informasi
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 11 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan


Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan
klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan
bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan
perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian
melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
3.1.1 Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang
harus diikuti.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan.
3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktik
a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang
yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan
selama pengamatan.
3.1.4 Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
3.2.1 Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara
individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 12 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui


pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan
belajar.
3.2.2 Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama
secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun
proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing,
sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari
tempat kerja.
3.2.3 Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

3.3. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan


Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan penjelasan tentang penyusunan
strategi pembelajaran, termasuk di dalamnya metode pelatihan yang disarankan, media
yang digunakan, session plan, dan strategi penilaian dari setiap penugasan yang diberikan
kepada seorang peserta pelatihan.
Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi yang bersifat indikatif
yang selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun
rencana pembelajaran (session plan) yang lebih operasional dan yang lebih bersifat
strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi.
Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan:
Unit Kompetensi : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di
Tempat Kerja
Elemen Kompetensi 1 : Pengidentifikasian potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja.
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1 2 3 4 5 6 7
1.1 Daftar simak potensi Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan cara 1. UU No 1 th 30 mnt
kecelakaan kerja dan pembelajar-an 2. Diskusi/ pengidentifisian 1970
pelaksanaan K3 sesi ini, diskusi potensi kecelakaan Tentang
disiapkan dengan peserta dapat kelompok kerja yang disusun Keselamata
bekerjasama dengan menyiapkan 3. Peragaan kedalam daftar n Kerja
safety engineer daftar simak simak dengan 2. UU No 23 th
1) Dapat potensi bekerja sama 1992
mengidentifikasi kecelakaan dengan safety Tentang
potensi kerja dan engineer. Kesehatan
kecelakaan kerja pelaksanaan 2. Menjelaskan cara 3. UU No 18 th
yang disusun K3 dengan untuk menyiapkan 1999
kedalam daftar bekerjasama daftar simak Tentang
simak dengan dengan safety pelaksanaan K3. Jasa
bekerja sama engineer 3. Menjelaskan cara Konstruksi
dengan safety mengkoor-dinasikan 4. UU No 13 th
engineer. pengisian daftar 2003
2) Dapat simak potensi Tentang
menyiapkan kecelakaan kerja Ketenagake
daftar simak dan pelaksanaan rjaan
pelaksanaan K3. K3 dengan 5. Permen
3) Dapat kelompok kerja Tenaga
mengkoor- produksi campuran Kerja
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 13 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
dinasikan aspal panas. 01/MEN/19
pengisian daftar 80 tentang
simak potensi Konstruksi
kecelakaan kerja Bangunan
dan pelaksanaan 6. Permen
K3 dengan Tenaga
kelompok kerja Kerja 04
produksi th1985
campuran aspal tentang
panas. Pesawat
Tenaga dan
Produksi
7. Permen
Tenaga
Kerja No 05
tahun 1985
tentang
Pesawat
Angkat dan
Angkut
8. PP No 29
tahun 2000
tentang
Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
9. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 14 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

1.2 Prosedur Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 25 mnt


pelaksanaan K3 dan pembelajar-an 2. Diskusi/ prosedur 1970
pengendalian bahaya sesi ini, diskusi pelaksanaan K3 dan Tentang
disiapkan terkait peserta dapat kelompok pengendalian Keselamata
dengan pemelihara- menyiapkan 3. Peragaan bahaya. n Kerja
an dan pengopera- prosedur 2. Menjelaskan 2. UU No 23 th
sian mesin pelaksanaan pedoman 1992
pencampur aspal. K3 dan pemeliharaan dan Tentang
1) Dapat pengendalian pengoperasian Kesehatan
menjelaskan bahaya terkait mesin pencampur 3. UU No 18 th
prosedur dengan aspal dan wheel 1999
pelaksanaan K3 pemelihara-an loader yang Tentang
dan dan berhubungan Jasa
pengendalian pengopera- dengan sistem Konstruksi
bahaya. sian mesin keselamatan kerja. 4. UU No 13 th
2) Dapat pencampur 3. Menjelaskan 2003
menyiapkan aspal. prosedur Tentang
pedoman pengendalian Ketenagake
pemeliharaan bahaya dalam rjaan
dan pelaksanaan 5. Permen
pengoperasian pemeliharaan dan Tenaga
mesin pengoperasian Kerja
pencampur mesin pencampur 01/MEN/19
aspal dan wheel aspal. 80 tentang
loader yang Konstruksi
berhubungan Bangunan
dengan sistem 6. Permen
keselamatan Tenaga
kerja. Kerja 04
3) Dapat th1985
menyiapkan tentang
prosedur Pesawat
pengendalian Tenaga dan
bahaya dalam Produksi
pelaksanaan 7. Permen
pemeliharaan Tenaga
dan Kerja No 05
pengoperasian tahun 1985
mesin tentang
pencampur Pesawat
aspal. Angkat dan
Angkut
8. PP No 29
tahun 2000
tentang
Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
9. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 15 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

1.3 Prosedur Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 15 mnt


penanggulangan pembelajar-an 2. Diskusi/ penanggu-langan 1970
kecelakaan kerja, sesi ini, diskusi kecelakaan kerja Tentang
kebakaran dan peserta dapat kelompok dan kebakaran Keselamata
bahaya lain-nya menyosialisas 3. Peragaan 2. Menjelaskan dan n Kerja
disosialisasikan ikan prosedur 4. Praktek memberikan 2. UU No 23 th
terkait dengan penanggulang pelaksana langkah-langkah 1992
pemelihara-an dan an an cara penyusunan Tentang
pengopera-sian kecelakaan dan pembuatan Kesehatan
mesin pencampur kerja, program pelatihan/ 3. UU No 18 th
aspal kebakaran penyuluhan untuk 1999
-Dapat menjelaskan dan bahaya menyosialisasi K3 Tentang
penanggu- lain-nya dengan bekerja Jasa
langan terkait dengan sama dengan Konstruksi
kecelakaan kerja pemelihara-an petugas K3. 4. UU No 13 th
dan kebakaran dan 3. Menjelaskan dan 2003
pengopera- memberikan contoh Tentang
sian mesin penyu-sunan dan Ketenagake
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 16 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
-Mampu menyusun pencampur pem-buatan rjaan
program aspal program pelatihan 5. Permen
pelatihan/ untuk menyosialisa- Tenaga
penyuluhan sikan penanggu- Kerja
untuk langan kecelakaan 01/MEN/19
menyosialisasi kerja, bahaya keba- 80 tentang
K3 dengan karan dan bahaya Konstruksi
bekerja sama lainnya. Bangunan
dengan petugas 4. Menjelaskan dan 6. Permen
K3. memberikan contoh Tenaga
cara pelaksanaan Kerja 04
-Mampu menyusun pelatihan untuk th1985
program menyo-sialisasikan tentang
pelatihan untuk pelaksanaan K3, Pesawat
menyosialisasika penanggulangan Tenaga dan
n penanggu- kecelakaan kerja, Produksi
langan bahaya kebakaran 7. Permen
kecelakaan dan bahaya lainnya Tenaga
kerja, bahaya sesuai dengan Kerja No 05
kebakaran dan program yang telah tahun 1985
bahaya lainnya. disusun. tentang
5. Peragaan: Pesawat 10 mnt**
- Cara menyusun Angkat dan
-Mampu program pelatihan/ Angkut
melaksanakan penyuluhan untuk 8. PP No 29
pelatihan untuk menyosialisasi K3 tahun 2000
menyo- dengan bekerja tentang
sialisasikan sama dengan Penyelengg
pelaksanaan K3, petugas K3. araan Jasa
penanggulangan Konstruksi
kecelakaan 9. Permen PU
kerja, bahaya - Cara menyusun
program pelatihan No
kebakaran dan 09/PER/M/2
bahaya lainnya untuk
menyosialisasikan 008 tentang
sesuai dengan Pedoman
program yang penanggu-langan
kecelakaan kerja, Sistem
telah disusun. Manajemen
bahaya kebakaran
dan bahaya Keselamata
lainnya. n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
- Cara Konstruksi
melaksanakan Bidang PU
pelatihan untuk 10. Kpts
menyo-sialisasikan Bersama
pelaksanaan K3, Menteri
penanggulangan Tenaga
kecelakaan kerja, Kerja dan
bahaya kebakaran Menteri PU
dan bahaya lainnya No Kep
sesuai dengan 174/Men/19
program yang telah 86 dan No
disusun. 104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 17 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

Diskusi kelompok: 10 mnt*


Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab
’’Pengidentifikasian potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja.’’. Pelaksanaan diskusi
kelompok dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan
dengan kondisi peserta.

Elemen Kompetensi 2 : Menganalisis bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan
yang mungkin terjadi.
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1 2 3 4 5 6 7
2.1 Komponen yang Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 14. UU No 1 th
rusak dan dapat pembelajar-an 2. Diskusi/ kecelakaan kerja 1970
menimbul-kan sesi ini, diskusi akibat kerusakan Tentang
kecelaka-an diidentifi- peserta dapat kelompok komponen. Keselamata
kasi sesuai dengan mengidentifik 3. Peragaan 2. Menjelaskan cara n Kerja
prosedur. asi mengidentifikasi 1. UU No 23
1) Dapat komponen komponen yang th 1992
menjelaskan yang rusak rusak yang dapat Tentang
kecelakaan kerja dan dapat menim bulkan Kesehatan
akibat kerusakan menimbul-kan kecelaka an kerja 2. UU No 18
komponen. kecelaka-an, untuk th 1999
2) Dapat sesuai disosialisasikan Tentang
mengidentifikasi dengan kepada kelom pok Jasa
komponen yang prosedur kerja prod uksi Konstruksi
rusak yang dapat campuran aspal 3. UU No 13
menimbulkan panas. th 2003
kecelakaan kerja 3. Menjelaskan tata Tentang
untuk cara dan Ketenagake
disosialisasi-kan memberikan rjaan
kepada petunjuk tindak 4. Permen
kelompok kerja lanjut mengatasi Tenaga
produksi adanya komponen Kerja
campuran aspal yang rusak dan 01/MEN/19
panas. dapat menimbulkan 80 tentang
3) Mampu kecelakaan kerja. Konstruksi
memberikan 4. Peragaan: Bangunan 15 mnt**
petunjuk tindak - Cara memberikan 5. Permen
lanjut mengatasi petunjuk tindak Tenaga
adanya lanjut mengatasi Kerja 04
komponen yang adanya komponen th1985
rusak dan dapat yang rusak dan tentang
menimbulkan dapat menimbulkan Pesawat
kecelakaan kecelakaan kerja. Tenaga dan
kerja. Produksi
6. Permen
Tenaga
Kerja No 05

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 18 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
tahun 1985
tentang
Pesawat
Angkat dan
Angkut
7. PP No 29
tahun 2000
tentang
Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
8. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
9. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
10. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
11. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 19 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7

2.2 Kondisi medan kerja Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan kondisi 1. UU No 1 th 7 menit
yang memilki risiko pembelajar-an 2. Diskusi/ medan kerja yang 1970
kecelakaan kerja sesi ini, diskusi memiliki risiko Tentang
diidentifi-kasi sesuai peserta dapat kelompok kecelakaan kerja. Keselamata
dengan prosedur. mengidentifik 3. Peragaan 2. Menjelaskan tata n Kerja
1) Dapat asi Kondisi cara 2. UU No 23
menjelaskan medan kerja mengidentifikasi th 1992
kondisi medan yang memilki kondisi medan kerja Tentang
kerja yang risiko yang mempunyai Kesehatan
memiliki risiko kecelakaan risiko kecelakaan 3. UU No 18
kecelakaan kerja sesuai kerja untuk disosial- th 1999
kerja. dengan isasikan kepada Tentang
2) Dapat prosedur. kelompok kerja Jasa
mengidentifikasi produksi campuran Konstruksi
kondisi medan aspal panas. 4. UU No 13
kerja yang 3. Menjelaskan th 2003
mempunyai prosedur dan contoh Tentang
risiko kecelakaan melakukan tindak Ketenagake
kerja untuk lanjut sesuai dengan rjaan
disosial-isasikan prosedur bila 5. Permen
kepada teridentifikasi Tenaga
kelompok kerja adanya kondisi Kerja
produksi medan yang 01/MEN/19
campuran aspal mempunyai risiko 80 tentang
panas. kecelakaan kerja. Konstruksi
3) Mampu 4. Peragaan: Bangunan 8 mnt**
melakukan - Cara melakukan 6. Permen
tindak lanjut tindak lanjut sesuai Tenaga
sesuai dengan dengan prosedur Kerja 04
prosedur bila bila teridentifikasi th1985
teridentifikasi adanya kondisi tentang
adanya kondisi medan yang Pesawat
medan yang mempunyai risiko Tenaga dan
mempunyai kecelakaan kerja. Produksi
risiko kecelakaan 7. Permen
kerja. Tenaga
Kerja No 05
tahun 1985
tentang
Pesawat
Angkat dan
Angkut
8. PP No 29
tahun 2000
tentang
Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
9. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 20 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

2.3 Dampak yang Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt


mungkin terjadi pembelajar-an 2. Diskusi/ dampak yang 1970
karena adanya sesi ini, diskusi mungkin terjadi Tentang
potensi kecelaka-an peserta dapat kelompok akibat adanya Keselamata
kerja dianalisis sesuai menganalisa 3. Peragaan potensi kecelakaan n Kerja
dengan prosedur. dampak yang kerja. 2. UU No 23
1) Dapat mungkin 2. Menjelaskan tata th 1992
menjelaskan terjadi karena cara Tentang
dampak yang adanya mengidentifikasi Kesehatan
mungkin terjadi potensi dampak dari setiap 3. UU No 18
akibat adanya kecelaka-an potensi kecelakaan th 1999
potensi kerja sesuai kerja yang mungkin Tentang
kecelakaan dengan terjadi berdasarkan Jasa
kerja. prosedur. hasil analisis bahaya Konstruksi
2) Dapat dan resiko 4. UU No 13
mengidentifikasi kecelakaan kerja. th 2003
dampak dari 3. Menjelaskan dan Tentang
setiap potensi memberikan contoh Ketenagake
kecelakaan kerja tata cara rjaan
yang mungkin menentukan 5. Permen
terjadi langkah Tenaga
berdasarkan pencegahan untuk Kerja 10 mnt**
hasil analisis mengurangi dampak 01/MEN/19
bahaya dan yang mungkin terjadi 80 tentang
resiko dari setiap potensi Konstruksi
kecelakaan bahaya dan Bangunan
kerja. kecelakaan kerja. 6. Permen
3) Mampu 4. Menjelaskan tata Tenaga
menentukan cara Kerja 04
langkah menginformasikan th1985
pencegahan kepada petugas lain tentang
untuk yang terlibat dalam Pesawat
mengurangi kegiatan sejenis Tenaga dan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 21 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
dampak yang tentang dampak Produksi
mungkin terjadi yang dapat terjadi 7. Permen
dari setiap dari potensi Tenaga
potensi bahaya kecelakaan kerja. Kerja No 05
dan kecelakaan 5. Peragaan: tahun 1985
kerja. - Cara menentukan tentang
4) Dapat langkah Pesawat
menginformasika pencegahan untuk Angkat dan
n kepada mengurangi Angkut
petugas lain dampak yang 8. PP No 29
yang terlibat mungkin terjadi dari tahun 2000
dalam kegiatan setiap potensi tentang
sejenis tentang bahaya dan Penyelengg
dampak yang kecelakaan kerja. araan Jasa
dapat terjadi dari Konstruksi
potensi 9. Permen PU
kecelakaan No
kerja. 09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 22 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
jadwal
produksi
2.4 Dampak yang Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt
mungkin terjadi pembelajar-an 2. Diskusi/ dampak yang 1970
karena adanya sesi ini, diskusi mungkin terjadi Tentang
potensi pencemaran peserta dapat kelompok akibat adanya Keselamata
dianalisis sesuai menganalisa 3. Peragaan potensi pencemaran n Kerja
dengan prosedur. Dampak yang lingkungan. 2. UU No 23
1) Dapat mungkin 2. Menjelaskan tata th 1992
menjelaskan terjadi karena cara mengidentifi- Tentang
dampak yang adanya kasi dampak yang Kesehatan
mungkin terjadi potensi mungkin terjadi dari 3. UU No 18
akibat adanya pencemaran setiap potensi th 1999
potensi sesuai pencemaran Tentang
pencemaran dengan lingkungan. Jasa
lingkungan. prosedur. 3. Menjelaskan dan Konstruksi
2) Dapat memberi contoh tata 4. UU No 13
mengidentifi-kasi cara menentukan th 2003
dampak yang langkah Tentang
mungkin terjadi pencegahan untuk Ketenagake
dari setiap mengurangi dampak rjaan
potensi pencemaran 5. Permen
pencemaran lingkungan Tenaga
lingkungan. 4. Menjelaskan dan Kerja
3) Mampu memperagakan tata 01/MEN/19
menentukan cara menginforma- 80 tentang
langkah sikan dampak Konstruksi
pencegahan pencemaran Bangunan
untuk lingkungan kepada 6. Permen
mengurangi petugas Tenaga
dampak lain yang terkait Kerja 04
pencemaran dengan kegiatan th1985
lingkungan sejenis. tentang
4) Mampu 5. Peragaan: Pesawat 10 mnt**
menginforma- - Cara menentukan Tenaga dan
sikan dampak langkah Produksi
pencemaran pencegahan untuk 7. Permen
lingkungan mengurangi dampak Tenaga
kepada petugas pencemaran Kerja No 05
lain yang terkait lingkungan tahun 1985
dengan kegiatan - Cara tentang
sejenis. menginformasikan Pesawat
dampak Angkat dan
pencemaran Angkut
lingkungan kepada 8. PP No 29
petugas lain yang tahun 2000
terkait dengan tentang
kegiatan sejenis. Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
9. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 23 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

Diskusi kelompok: 10 mnt*


- Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab ’’ Menganalisis
bahaya dan risiko kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan yang mungkin terjadi’’.
Pelaksanaan diskusi kelompok dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok
disesuaikan dengan kondisi peserta.

Elemen Kompetensi 3 : Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja dengan bekerja sama
dengan operator dan mekanik mesin pencampur aspal.
Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Pemasangan dan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt
pemeliharaan rambu- pembelajar-an 2. Diskusi/ prosedur 1970
rambu K3 sesi ini, diskusi pemasangan dan Tentang
dikoordinasikan peserta dapat kelompok pemeliharaan Keselamata
dengan kelompok mengkoordina 3. Peragaan rambu-rambu K3. n Kerja
kerja mesin si kan 2. Menjelaskan dan 2. UU No 23
pencampur aspal pemasangan memberikan contoh th 1992
1. Dapat dan tata cara Tentang
menjelaskan pemeliharaan menentukan dan Kesehatan
prosedur rambu-rambu memasang rambu- 3. UU No 18
pemasangan K3 dengan rambu K3 yang th 1999
dan kelompok dikoordinasikan Tentang
pemeliharaan kerja mesin dengan operator Jasa
rambu-rambu pencampur dan mekanik mesin Konstruksi
K3. aspal pencamur aspal. 4. UU No 13
2. Mampu 3. Menjelaskan dan th 2003
menentukan dan memperagakan tata Tentang
memasang cara melakukan Ketenagake
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 24 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
rambu-rambu K3 kerjasama untuk rjaan
yang memelihara rambu- 5. Permen
dikoordinasi-kan rambu K3 yang telah Tenaga
dengan operator terpasang pada alat Kerja
dan mekanik agar dapat berfungsi 01/MEN/19
mesin pencamur dengan baik. 80 tentang
aspal. 4. Menjelaskan dan Konstruksi
3. Mampu memperagakan tata Bangunan
melakukan cara 6. Permen
kerjasama untuk menyosialisasikan Tenaga
memelihara jenis dan fungsi Kerja 04
rambu-rambu K3 rambu-rambu K3 th1985
yang telah kepada kelompok tentang
terpasang pada kerja untuk dipatuhi Pesawat
alat agar dapat sesuai ketentuan Tenaga dan
berfungsi 5. Peragaan: Produksi 10 mnt**
dengan baik. - Cara menentukan 7. Permen
4. Mampu dan memasang Tenaga
menyosialisa- rambu-rambu K3 Kerja No 05
sikan jenis dan yang dikoordinasi- tahun 1985
fungsi rambu- kan dengan operator tentang
rambu K3 dan mekanik mesin Pesawat
kepada pencamur aspal. Angkat dan
kelompok kerja - Cara melakukan Angkut
untuk dipatuhi kerjasama untuk 8. PP No 29
sesuai ketentuan memelihara rambu- tahun 2000
rambu K3 yang telah tentang
terpasang pada alat Penyelengg
agar dapat berfungsi araan Jasa
dengan baik. Konstruksi
- Menyosialisasikan 9. Permen PU
jenis dan fungsi No
rambu-rambu K3 09/PER/M/2
kepada kelompok 008 tentang
kerja untuk dipatuhi Pedoman
sesuai ketentuan Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 25 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

3.2 Penggunaan Alat Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt


Pelindung Diri (APD) pembelajar-an 2. Diskusi/ kewajiban memakai 1970
oleh kelompok kerja sesi ini, diskusi APD selama Tentang
mesin pencampur peserta dapat kelompok melakukan Keselamata
aspal diawasi. mengawasi 3. Peragaan pemeliharaan dan n Kerja
-Dapat menjelaskan penggunaan pengoperasian 2. UU No 23
kewajiban Alat mesin pencampur th 1992
memakai APD Pelindung Diri aspal. Tentang
selama (APD) oleh 2. Menjelaskan dan Kesehatan
melakukan kelompok memberikan contoh 3. UU No 18
pemeliharaan kerja mesin langkah-langkah th 1999
dan pencampur untuk menyiapkan Tentang
pengoperasian aspal APD sesuai Jasa
mesin ketentuan K3 untuk Konstruksi
pencampur anggota kelompok 4. UU No 13
aspal. kerja. th 2003
-Mampu menyiapkan 3. Menjelaskan dan Tentang
APD sesuai memberi langkah Ketenagake
ketentuan K3 pengawasan rjaan
untuk anggota penggunaan APD 5. Permen
kelompok kerja. oleh kelompok kerja Tenaga
-Mampu mengawasi selama melakukan Kerja
penggunaan kegiatan 01/MEN/19
APD oleh pemeliharaan dan 80 tentang
kelompok kerja pengoperasian Konstruksi
selama mesin pencampur Bangunan
melakukan aspal. 6. Permen
kegiatan 4. Menjelaskan dan Tenaga
pemeliharaan memberi langkah- Kerja 04
dan langkah untuk th1985
pengoperasian pengawasan tentang
mesin pemeliharaan APD Pesawat
pencampur yang menjadi Tenaga dan
aspal. tanggung jawab Produksi
-Mampu mengawasi kelompok kerja. 7. Permen
pemeliharaan 5. Peragaan: Tenaga 10 mnt**
APD yang - Cara menyiapkan Kerja No 05
menjadi APD sesuai tahun 1985
tanggung jawab ketentuan K3 untuk tentang
kelompok kerja. anggota kelompok Pesawat
kerja. Angkat dan
- Cara mengawasi Angkut
penggunaan APD 8. PP No 29
oleh kelompok kerja tahun 2000
selama melakukan tentang
kegiatan Penyelengg
pemeliharaan dan araan Jasa
pengoperasian Konstruksi
mesin pencampur 9. Permen PU
aspal. No
- Cara mengawasi 09/PER/M/2
pemeliharaan APD 008 tentang
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 26 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
yang menjadi Pedoman
tanggung jawab Sistem
kelompok kerja. Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi
3.3 Alat Pengaman Kerja Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt
(APK) disiapkan pembelajar-an 2. Diskusi/ penggunaan APK 1970
dalam kondisi laik sesi ini, diskusi sesuai ketentuan Tentang
pakai. peserta dapat kelompok dalam keselamatan Keselamata
1. Dapat menyiapkan 3. Peragaan kerja. n Kerja
menjelaskan Alat 2. Menjelaskan dan 2. UU No 23
penggunaan Pengaman memberikan contoh th 1992
APK sesuai Kerja (APK) langkah untuk Tentang
ketentuan dalam dalam kondisi menyiapkan APK Kesehatan
keselamatan laik pakai. sesuai dengan jenis 3. UU No 18
kerja. dan kondisi th 1999
2. Mampu pekerjaan. Tentang
menyiapkan APK 3. Menjelaskan dan Jasa
sesuai dengan memberikan contoh Konstruksi
jenis dan kondisi prosedur untuk 4. UU No 13
pekerjaan. menyosialisa-sikan th 2003
3. Mampu penggunaan APK Tentang
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 27 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
menyosialisa- pada kondisi yang Ketenagake
sikan tepat sesuai dengan rjaan
penggunaan prosedur. 5. Permen
APK pada 4. Menjelaskan dan Tenaga
kondisi yang memberikan contoh Kerja
tepat sesuai langkah-langkah 01/MEN/19
dengan untuk memantau 80 tentang
prosedur. penggunaan Konstruksi
4. Mampu dan/atau Bangunan
memantau penempatan APK di 6. Permen
penggunaan tempat kerja. Tenaga
dan/atau 5. Peragaan: Kerja 04 10 mnt**
penempatan - Cara menyiapkan th1985
APK di tempat APK sesuai dengan tentang
kerja. jenis dan kondisi Pesawat
pekerjaan. Tenaga dan
- Menyosialisa-sikan Produksi
penggunaan APK 7. Permen
pada kondisi yang Tenaga
tepat sesuai Kerja No 05
dengan prosedur. tahun 1985
- Cara memantau tentang
penggunaan Pesawat
dan/atau Angkat dan
penempatan APK Angkut
di tempat kerja. 8. PP No 29
tahun 2000
tentang
Penyelengg
araan Jasa
Konstruksi
9. Permen PU
No
09/PER/M/2
008 tentang
Pedoman
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
Konstruksi
Bidang PU
10. Kpts
Bersama
Menteri
Tenaga
Kerja dan
Menteri PU
No Kep
174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 28 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

3.4 Koordinasi dengan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 1. UU No 1 th 10 mnt


mekanik pencampur pembelajar-an 2. Diskusi/ prosedur perbaikan 1970
aspal dilakukan dalam sesi ini, diskusi mesin pencampur Tentang
pelaksanaan peserta dapat kelompok aspal. Keselamata
perbaikan komponen melakukan 3. Peragaan 2. Menjelaskan dan n Kerja
yang dilaporkan rusak koordinasi memberikn langkah 2. UU No 23
dan berpotensi dengan pedoman untuk th 1992
menimbul-kan mekanik melakukan Tentang
kecelakaan kerja. pencampur koordinasi dengan Kesehatan
1) Dapat aspal dalam mekanik mesin 3. UU No 18
menjelaskan pelaksanaan pencampur aspal th 1999
prosedur perbaikan untuk pelaksanaan Tentang
perbaikan mesin komponen perbaikan komponen Jasa
pencampur yang yang rusak dan Konstruksi
aspal. dilaporkan berpo-tensi 4. UU No 13
2) Mampu rusak dan menimbulkan th 2003
melakukan berpotensi kecelakaan kerja. Tentang
koordinasi menimbul-kan 3. Menjelaskan dan Ketenagake
dengan mekanik kecelakaan memperagakan rjaan
mesin kerja. untuk melakukan 5. Permen
pencampur aspal tindak lanjut dalam Tenaga
untuk mengatasi terjadinya Kerja
pelaksanaan kerusakan 01/MEN/19
perbaikan komponen yang 80 tentang
komponen yang berpo-tensi Konstruksi
rusak dan berpo- menimbulkan Bangunan
tensi kecelakaan kerja. 6. Permen
menimbulkan 4. Menjelaskan dan Tenaga
kecelakaan memberikan contoh Kerja 04
kerja. langkah-langkah th1985
3) Mampu untuk melakukan tentang
melakukan bimbingan kepada Pesawat
tindak lanjut kelompok kerja Tenaga dan
dalam mengatasi untuk mencegah Produksi
terjadinya timbulnya kerusakan 7. Permen
kerusakan komponen yang Tenaga
komponen yang berpotensi Kerja No 05
berpo-tensi menimbulkan tahun 1985
menimbulkan kecelakaan kerja. tentang
kecelakaan 5. Pragaan: Pesawat 10 mnt**
kerja. - Cara melakukan Angkat dan
4) Mampu koordinasi dengan Angkut
melakukan mekanik mesin 8. PP No 29
bimbingan pencampur aspal tahun 2000
kepada untuk pelaksanaan tentang
kelompok kerja perbaikan Penyelengg
untuk mencegah komponen yang araan Jasa
timbulnya rusak dan berpo- Konstruksi
kerusakan tensi menimbulkan 9. Permen PU
komponen yang kecelakaan kerja. No
berpotensi - Cara melakukan 09/PER/M/2
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 29 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
menimbulkan tindak lanjut dalam 008 tentang
kecelakaan mengatasi Pedoman
kerja. terjadinya Sistem
kerusakan Manajemen
komponen yang Keselamata
berpo-tensi n dan
menimbulkan Kesehatan
kecelakaan kerja. Kerja (K3)
- Cara melakukan Konstruksi
bimbingan kepada Bidang PU
kelompok kerja 10. Kpts
untuk mencegah Bersama
timbulnya Menteri
kerusakan Tenaga
komponen yang Kerja dan
berpotensi Menteri PU
menimbulkan No Kep
kecelakaan kerja. 174/Men/19
86 dan No
104/KPTS/1
986
Tentang
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada
tempat
kegiatan
konstruksi
11. Permen
Tenaga
Kerja
05/MEN/19
96 tentang
Sistem
Manajemen
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja
(SMK3)
12. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
tata cara
pelaksanaa
n produksi
13. Buku
Petunjuk
dari institusi
terkait untuk
pembuatan
jadwal
produksi

Diskusi kelompok: 10 mnt*


- Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab
’’Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja dengan bekerja sama dengan operator dan
mekanik mesin pencampur aspal’’. Pelaksanaan diskusi kelompok dibimbing langsung oleh
instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

Elemen Kompetensi 4 : Menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja


Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 30 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
4.1 Sosialisasi ketentuan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 15 mnt
K3 dan lingkungan pembelajar-an 2. Diskusi/ prosedur sosialisasi
dikoordinasikan sesi ini, diskusi ketentuan K3 dan
pelaksanaannya. peserta dapat kelompok lingkungan.
1. Dapat mengkoordina 3. Peragaan 2. Menjelaskan dan
menjelaskan sikan memberikan contoh
prosedur pelaksanaan langkah-langkah
sosialisasi sosialisasi untuk melakukan
ketentuan K3 ketentuan K3 koordinasi dalam
dan lingkungan. dan pelaksanaan
2. Mampu lingkungan sosialisasi ketentuan
melakukan K3 dan lingkungan
koordinasi dalam dalam lingkup
pelaksanaan kelompok kerja
sosialisasi produksi campuran
ketentuan K3 aspal panas.
dan lingkungan 3. Menjelaskan
dalam lingkup langkah-langkah
kelompok kerja untuk memfasilitasi
produksi pelaksanaan
campuran aspal sosialisasi ketentuan
panas. K3 dan lingkungan.
3. Dapat 4. Peragaan: 15 mnt**
memfasilitasi - melakukan
pelaksanaan koordinasi dalam
sosialisasi pelaksanaan
ketentuan K3 sosialisasi
dan lingkungan. ketentuan K3 dan
lingkungan dalam
lingkup kelompok
kerja produksi
campuran aspal
panas.
4.2 Ketentuan K3 dan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 10 mnt
Lingkungan pembelajar-an 2. Diskusi/ prosedur penerapan
dikoordinasikan sesi ini, diskusi ketentuan K3 dan
penerapannya peserta dapat kelompok lingkungan.
dengan kelompok mengoordinas 3. Peragaan 2. Menjelaskan dan
kerja. ikan memberikan contoh
-Dapat menjelaskan penerapan langkah-langkah
prosedur Ketentuan K3 untuk menerapkan
penerapan dan ketentuan K3 di
ketentuan K3 Lingkungan tempat kerja secara
dan lingkungan. dengan konsisten yang
-Mampu menerapkan kelompok dikoordinasikan
ketentuan K3 di kerja dengan semua
tempat kerja anggota kelompok
secara konsisten kerja.
yang 3. Menjelaskan dan
dikoordinasikan memberikan contoh
dengan semua prosedur untuk
anggota melaksanakan
kelompok kerja. pencegahan
-Mampu pencemaran
melaksanakan lingkungan secara
pencegahan konsisten yang
pencemaran dikoordi-nasikan
lingkungan dengan semua
secara konsisten anggota kelompok
yang dikoordi- kerja.
nasikan dengan 4. Peragaan: 15 mnt**
semua anggota - menerapkan
kelompok kerja. ketentuan K3 di
tempat kerja secara
konsisten yang
dikoordinasikan
dengan semua
anggota kelompok
kerja.
- Mampu
melaksanakan

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 31 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
pencegahan
pencemaran
lingkungan secara
konsisten yang
dikoordi-nasikan
dengan semua
anggota kelompok
kerja.
4.3 Tata cara pengisian Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 10 mnt
daftar simak potensi pembelajar-an 2. Diskusi/ tatacara pengisian
kecelakaan kerja dan sesi ini, diskusi daftar simak potensi
pelaksanaan K3-L peserta dapat kelompok kecelakaan kerja
disiapkan sesuai menyiapkan 3. Peragaan dan pelaksanaan
dengan prosedur. tata cara K3-L.
1) Dapat pengisian 2.
Menjelaskan
menjelaskan daftar simak langkah-langkah
tatacara potensi untuk menyiapkan
pengisian daftar kecelakaan prosedur dan tata
simak potensi kerja dan cara pengisian daftar
kecelakaan kerja pelaksanaan simak sesuai
dan pelaksanaan K3-L sesuai dengan TATA
K3-L. dengan LAKSANA BAKU
2) Dapat prosedur. (STANDARD
menyiapkan OPERATION
prosedur dan PROCEDURE,
tata cara SOP) perusahaan
pengisian daftar 3.
Menjelaskan cara
simak sesuai melakukan
dengan TATA bimbingan pengisian
LAKSANA BAKU daftar simak
(STANDARD 4.
Menjelaskan dan
OPERATION memberikan
PROCEDURE, peragaan untuk
SOP) menghimpun daftar
perusahaan simak yang dibuat
3) Dapat operator mesin
melakukan pencampur aspal
bimbingan sebagai bahan
pengisian daftar laporan pelaksanaan
simak K3.
4) Mampu 5.
Peraagaan: 15 mnt**
menghimpun menghimpun daftar
-
daftar simak simak yang dibuat
yang dibuat operator mesin
operator mesin pencampur aspal
pencampur aspal sebagai bahan
sebagai bahan laporan pelaksanaan
laporan K3.
pelaksanaan K3.
Diskusi kelompok: 10 mnt
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab
”Menerapkan K3 dan lingkungan di tempat kerja”. Pelaksanaan diskusi kelompok dibimbing
langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi peserta.

Elemen Kompetensi 5 : Melaksanakan pengendalian pencemaran dampak lingkungan


Metode
Kriteria Unjuk Sumber/ Jam
Tujuan Pelatihan Tahapan
No Kerja/Indikator Unjuk Referensi yang Pelajaran
Pembelajaran yang Pembelajaran
Kerja Disarankan Indikatif
Disarankan
1 2 3 4 5 6 7
5.1 Kondisi lingkungan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan kondisi 20mnt
kerja yang berpotensi pembelajar-an 2. Diskusi/ lingkungan yang
menimbulkan sesi ini, diskusi berpotensi
pencemaran peserta dapat kelompok menimbulkan
lingkungan mengidentifik 3. Peragaan pencemaran
diidentifikasi sesuai asi kondisi lingkungan.
dengan ketentuan. lingkungan 2. Menjelaskan dan
1) Dapat kerja yang memberikan
menjelaskan berpotensi pengarahan tata
kondisi menimbulkan cara melakukan
lingkungan yang pencemaran koordinasi dengan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 32 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
berpotensi lingkungan anggota kelompok
menimbulkan sesuai kerja untuk
pencemaran dengan mengidentifikasi
lingkungan. ketentuan. kondisi lingkungan
2) Mampu yang berpotensi
melakukan menimbulkan
koordinasi pencemaran
dengan anggota lingkungan.
kelompok kerja 3. Menjelaskan tata
untuk cara melakukan
mengidentifikasi tindak lanjut sesuai
kondisi dengan ketentuan
lingkungan yang bila teridentifikasi
berpotensi adanya kondisi
menimbulkan lingkungan yang
pencemaran berpotensi
lingkungan. menimbulkan
3) Dapat pencemaran
melakukan lingkungan.
tindak lanjut 4. Peragaan: 10 mnt**
sesuai dengan - Cara melakukan
ketentuan bila koordinasi dengan
teridentifikasi anggota kelompok
adanya kondisi kerja untuk
lingkungan yang mengidentifikasi
berpotensi kondisi lingkungan
menimbulkan yang berpotensi
pencemaran menimbulkan
lingkungan. pencemaran
lingkungan.

5.2 Ketentuan Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 15 mnt


pencegahan pembelajar-an 2. Diskusi/ ketentuan
pencemaran sesi ini, diskusi pencegahan
lingkungan diterapkan peserta dapat kelompok pencemaran
pada setiap kegiatan menerapkan 3. Peragaan lingkungan
yang berpotensi ketentuan 2. Menjelaskan
menimbulkan pencegahan langkah-langkah
pencema-ran pencemaran cara mengiterpre-
lingkungan. lingkungan tasikan ketentuan
1) Dapat pada setiap pencegahan
menjelaskan kegiatan yang pencemaran
ketentuan berpotensi lingkungan sesuai
pencegahan menimbul-kan dengan peraturan
pencemaran pencemaran perundangan
lingkungan. lingkungan. lingkungan hidup.
2) Dapat 3. Menjelaskan dan
mengiterpre- memberikan contoh
tasikan langkah-langkah
ketentuan cara menerapkan
pencegahan ketentuan
pencemaran pencegahan
lingkungan pencemaran
sesuai dengan lingkungan ditempat
peraturan kerja secara
perundangan konsisten baik
lingkungan sebagai pimpinan
hidup. maupun anggota
3) Mampu kelompok kerja.
menerapkan 4. Peragaan: 10 mnt**
ketentuan - Cara menerapkan
pencegahan ketentuan
pencemaran pencegahan
lingkungan pencemaran
ditempat kerja lingkungan ditempat
secara konsisten kerja secara
baik sebagai konsisten baik
pimpinan sebagai pimpinan
maupun anggota maupun anggota
kelompok kerja.. kelompok kerja..
5.3 Kemungkinan adanya Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan 15 mnt
material produksi di pembelajar-an 2. Diskusi/ material produksi
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 33 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
tempat kerja yang sesi ini, diskusi yang berpotensi
berpotensi peserta dapat kelompok menimbulkan
menimbulkan memeriksa 3. Peragaan pencemaran
pencemaran kemungkinan lingkungan
lingkungan diperiksa adanya 2. Menjelaskan tata
sesuai dengan material cara
ketentuan. produksi di mengidentifikasi
-Dapat menjelaskan tempat kerja kegiatan produksi
material produksi yang campuran aspal
yang berpotensi berpotensi panas yang
menimbulkan menimbulkan berpotensi
pencemaran pencemaran menimbulkan
lingkungan lingkungan pencemaran
-Dapat sesuai lingkungan
mengidentifikasi dengan 3. Menjelaskan dan
kegiatan ketentuan. memberikan contoh
produksi prosedur
campuran aspal pemeriksaan kondisi
panas yang lingkungan kerja dari
berpotensi kemungkinan
menimbulkan adanya material
pencemaran yang tercecer
lingkungan. dampak dari
-Mampu memeriksa kegiatan produksi
kondisi campuran aspal
lingkungan kerja panas
dari 4. Menjelaskan dan
kemungkinan memberikan contoh
adanya material tata cara melakukan
yang tercecer tindakan
dampak dari pencegahan untuk
kegiatan menghilangkan atau
produksi mengurangi
campuran aspal pencemaran
panas lingkungan akibat
-Mampu melakukan kegiatan produksi
tindakan campuran aspal
pencegahan panas
untuk 5. Peragaan: 10 mnt**
menghilangkan - Cara memeriksa
atau mengurangi kondisi lingkungan
pencemaran kerja dari
lingkungan kemungkinan
akibat kegiatan adanya material
produksi yang tercecer
campuran aspal dampak dari
panas kegiatan produksi
campuran aspal
panas
- Cara melakukan
tindakan
pencegahan untuk
menghilangkan
atau mengurangi
pencemaran
lingkungan akibat
kegiatan produksi
campuran aspal
panas

5.4 Kondisi gas buang Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan teknik 15 mnt
yang keluar dari pembelajar-an 2. Diskusi/ pemantauan gas
cerobong asap sesi ini, diskusi buang yang keluar
dipantau sesuai peserta dapat kelompok dari cerobong asap.
prosedur untuk memantau 3. Peragaan 2. Menjelaskan dan
mencegah terjadinya Kondisi gas memberikan contoh
pencemaran udara. buang yang langkah prosedur
1) Dapat keluar dari pemantauan jika
menjelaskan cerobong terjadi kemungkinan
teknik asap sesuai adanya gas buang
pemantauan gas prosedur yang pekat yang
buang yang untuk keluar dari cerobong
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 34 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
keluar dari mencegah asap ke udara bebas
cerobong asap. terjadinya dan akan
2) Mampu pencemaran menimbulkan
memantau udara. pencemaran udara.
kemungkinan 3. Menjelaskan dan
adanya gas memberikan contoh
buang yang untuk melakukan
pekat yang tindak lanjut sesuai
keluar dari dengan prosedur
cerobong asap bila terjadi
ke udara bebas pencemaran akibat
dan akan gas buang yang
menimbulkan keluar dari cerobong
pencemaran asap.
udara. 4. Peragaan: 10 mnt**
3) Mampu - Cara memantau
melakukan kemungkinan
tindak lanjut adanya gas buang
sesuai dengan yang pekat yang
prosedur bila keluar dari
terjadi cerobong asap ke
pencemaran udara bebas dan
akibat gas buang akan menimbulkan
yang keluar dari pencemaran udara.
cerobong asap. - Cara melakukan
tindak lanjut sesuai
dengan prosedur
bila terjadi
pencemaran akibat
gas buang yang
keluar dari
cerobong asap.
5.5 Apabila terjadi Pada akhir 1. Ceramah 1. Menjelaskan cara 15 mnt
kelainan yang pembelajar-an 2. Diskusin penanggulangan
mengakibatkan sesi ini, kelompok pencemaran
pencemaran peserta dapat 3. Peragaan lingkungan akibat
lingkungan menanggulan terjadinya kelainan
ditanggulangi sesuai gi apabila pada proses
dengan prosedur. terjadi produksi.
1) Dapat kelainan yang 2. Menjelaskan tata
menjelaskan mengakibatka cara mendeteksi
penanggulangan n pencemaran terjadinya
pencemaran lingkungan pencemaran
lingkungan sesuai lingkungan akibat
akibat terjadinya dengan adanya kelainan
kelainan pada prosedur. pada komponen
proses produksi. mesin pencampur
2) Dapat aspal selama
mendeteksi dioperasikan
terjadinya 3. Menjelaskan tata
pencemaran cara mendeteksi
lingkungan terjadinya
akibat adanya pencemaran
kelainan pada lingkungan akibat
komponen mesin adanya kelainan
pencampur aspal pada proses
selama produksi campuran
dioperasikan aspal panas
3) Dapat (hotmix).
mendeteksi 4. Menjelaskan dan
terjadinya memberikan contoh
pencemaran tindak lanjut bila
lingkungan terjadi pada proses
akibat adanya produksi hotmix
kelainan pada yang berdampak
proses produksi kepada pencemaran
campuran aspal lingkungan.
panas (hotmix). 5. Peragaan: 10 mnt**
4) Mampu - Cara melakukan
melakukan tindak lanjut bila
tindak lanjut bila terjadi pada proses
terjadi pada produksi hotmix
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 35 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1 2 3 4 5 6 7
proses produksi yang berdampak
hotmix yang kepada
berdampak pencemaran
kepada lingkungan.
pencemaran
lingkungan.
Diskusi kelompok: 10 mnt*
Dilakukan setelah selesai penjelasan dan peragaan yang mencakup seluruh materi sub bab
”Melaksanakan pengendalian pencemaran dampak lingkungan”. Pelaksanaan diskusi kelompok
dibimbing langsung oleh instruktur dengan pembagian kelompok disesuaikan dengan kondisi
peserta.
Instruktur yang diusulkan untuk Materi Pelatihan “Menyiapkan Produksi Campuran Aspal Panas”
Instruktur Teori: …………………………………………………………………………………………
Instruktur Praktek: ………………………………………………………………………………………

Catatan :
1. Jam pelajaran indikatif dalam menit
2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen
kompetensi.
**) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK.
***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau
pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda yang
diterapkan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 36 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

BAB IV

PENERAPAN KETENTUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DAN LINGKUNGAN (K3L)

4.1 Umum
Pada dasarnya keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan (K3L) adalah :
1) Usaha dalam melakukan pekerjaan tanpa terjadi adanya kecelakaan. Atau dengan lain
perkataan untuk mencegah atau mengadakan usaha pencegahan agar karyawan dari
perusahaan terkait tidak mendapat luka/cidera/mati. Juga tidak kalah pentingnya
adalah mencegah terjadinya kerugian / kerusakan pada alat /material/produksi
2) Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman. Termasuk membuat
lingkungan yang tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Upaya pengawasan
terhadap 4 M yaitu : manusia, material, mesin, metode kerja yang dapat memberikan
lingkungan kerja aman dan nyaman sehingga tidak terjadi kecelakaan
3) Untuk mencapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam bahaya.
Sebab dengan banyaknya kecelakaan akan memerlukan biaya yang sangat mahal

TIDAK ADA
CIDERA
MANUSIA
MESIN LINGKUNGAN
PENGAWASAN MATERIAL KERJA AMAN
METODE
TIDAK ADA
KERUSAKAN/
KERUGIAN

Faktor-faktor yang perlu kewaspadaan dalam mengoperasikan mesin pencampur aspal


adalah :
1) Kelelahan dan kelaparan : Kelelahan dapat disebabkan bekerja terlalu lama, kurang
tidur, kurang makan atau pekerjaan yang membosankan.
2) Cuaca panas atau dingin : Cuaca yang terlalu panas atau terlalu dingin
menyebabkan cepat lelah. Gunakan pakaian kerja yang dapat mengatasi pengaruh
cuaca.
3) Tingkat emosi : Dengan tekanan stress emosi tidak dapat fokus menjalankan
tugasnya dan membahayakan lingkungannya. Untuk itu harus diganti sementara
sampai keseimbangan emosinya pulih kembali.
4) Kesehatan fisik : Personil yang mengalami gangguan kesehatan mempengaruhi
kemampuannya dalam mengoperasikan alat.
5) Kondisi kerja : Lapangan yang melaksanakan banyak kegiatan secara serempak /
simultan akan membingungkan, maka faktor pengaturan kerja amat penting.
6) Orang lain : Bila ada orang lain yang mengajak berbicara pada saat alat beroparasi
akan mengacaukan konsentrasi dan ini sangat berbahaya. Tunggu sampai selesai
melaksanakan tugasnya bila akan berbicara atau mendekati petugas terkait.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 37 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.2 Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja


4.2.1 Daftar simak potensi kecelakaan kerja.
a. Identifikasi potensi kecelakaan kerja.
Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin
menerapkan ketentuan keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan
dan pengoperasian mesin pencampur aspal panas.
Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut para operator mesin
pencampur aspal panas harus membaca dan memahami semua petunjuk dan
peringatan yang ada pada buku manual dan tanda peringatan yang terpasang
pada unit mesin pencampur aspal panas.
Guna menjamin keselamatan kerja tersebut maka operator yang mengoperasikan
mesin pencampur aspal panas adalah yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
Beberapa hal yang dapat menimbulkan potensi kecelakaan kerja dan pengaruh
dampak lingkungan yang disusun kedalam daftar simak dengan bekerja sama
dengan safety engineer, adalah :
1) Platform (landasan)
Perlu adanya platform (landasan) didaerah dimana pemuatan campuran
aspal panas masuk kedalam bak truk, yang digunakan sebagai jalan antar
unit perlengkapan
2) Dilokasi platform (landasan) ini untuk mengawasi campuran yang keluar dari
pugmill, dan juga dimana pengambilan contoh campuran aspal panas dan
pemantauan temperatur
3) Tangga menuju platform (landasan)
Tangga ini harus yang memadai dan cukup aman untuk naik ke platform
(landasan). Tangga ini harus berpagar
4) Perlengkapan untuk platform (landasan) atau perangkat lain yang sesuai
harus disediakan sehingga petugas dan atau direksi teknis dapat mengambil
benda uji maupun memeriksa temperatur campuran dengan mudah dan
aman
5) Peralatan pangangkat atau katrol perlu disediakan untuk menaikkan
peralatan-peralatan guna memudahkan pelaksanaan kalibrasi timbangan,
pengambilan benda uji dan lain-lain.
6) Pagar, pelindung dan atau penutup pada semua roda gigi, roda beralur
(pulley), rantai, sprocket, dan semua bagian bergerak lainnya yang
berbahaya.
7) Lorong yang cukup lebar dan tidak terhalang harus dibuat pada sekitar
tempat pengisian muatan truk. Disekitar lokasi ini harus dijaga agar tidak ada
benda-benda yang terjatuh dari platform (landasan).
8) Dust collector harus selalu dalam keadaan berfungsi dengan baik, agar tidak
menimbulkan debu yang keluar dari cerobong.
9) Stockpiles harus diberi penutup agar tdak menimbulkan debu. Dapat juga
terjadi debu yang berterbangan pada sekitar stockpiles dan cold bin pada
waktu dumptruck dan wheel loader beroperasi, untuk itu operator harus
dilangkapi dengan masker dan safety glasses.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 38 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

10) Pada waktu bekerja disekitar ketel aspal, harus dengan kewaspadaan yang
sangat tinggi, karena ketel aspal itu sangat panas (temperatur tinggi).
11) Pada waktu bekerja disekitar burner dan dryer, harus dengan kewaspadaan
yang sangat tinggi, karena burner dan dryer itu sangat panas (temperatur
tinggi).
12) Alat pemadam kebakaran, harus diletakkan pada sekitar pipa bahan bakar,
sekitar tanki bahan bakar, dan pada lokasi-lokasi yang rawan kebakaran.
13) Penutup telinga untuk menahan suara bising dari mesin. Suara bising dapat
menyebabkan sakit pada telinga dan mengganggu kesadaran dari petugas.
14) Kondisi lapangan harus :
a) Bersih dari segala macam kotoran.
b) Kabel listrik.
c) Pipa-pipa.
d) Permukaan tanah yang basah.
15) Lambang dilarang merokok harus dipasang pada sekitar tanki bahan bakar
dan lokasi-lokasi lainnya.

b. Daftar simak pelaksanaan K3.


Disamping laporan-laporan yang sudah dibahas sebelumnya ini, ada suatu
laporan khusus yang harus dibuat. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan di
lapangan/proyek, yaitu laporan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Laporan K3 ini dibuat oleh pelaksana produksi, yang harus dibuat dan dikirim ke
atasan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan (periodik atau setiap
memakai pekerjaan baru).
Pada dasarnya laporan ini memberikan informasi, sejauh mana K3 ditempat
kerjanya dilaksanakan oleh para operator.
Dengan laporan ini diharapkan setiap petugas memberikan perhatian kepada
segala sesuatu yang berkaitan dengan K3 sehingga kecelakaan dapat
dihindarkan dan kalaupun masih saja terjadi maka akan dapat ditelusuri dengan
tidak terlalu sulit, ditemukan penyebabnya dan dilakukan perbaikan-perbaikan
sistem pencegahan kecelakaan, untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Pada setiap pelaksanaan pekerjaan hampir selalu ada potensi kecelakaan yang
setiap saat bisa muncul dan menimbulkan kecelakaan. Potensi ini perlu diketahui
oleh petugas dari mesin pencampur aspal, sehingga yang bersangkutan masing-
masing dapat lebih waspada dan dapat menghindari terjadinya kecelakaan.
Daftar simak tersebut berisi potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja
pada setiap langkah pekerjaan berdasarkan kondisi kerja dan lingkungannya.
Daftar simak dirancang (didesain) berupa formulir isian yang cukup mudah cara
mengisinya. Untuk daftar simak potensi kecelakaan diisi dengan memberi tanda
(misalnya X, atau √ ) pada kolom yang sesuai dengan potensi kecelakaan
kerjanya (berada pada kolom keterangan) untuk setiap langkah kerjanya.
Untuk daftar simak kecelakaan kerja, dilakukan dengan memberi tanda (misalnya
X, atau √ ) pada kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan senyatanya (ya, atau

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 39 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

tidak), sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kolom Daftar


Pertanyaan.
Dari sedikit uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan K3 pada
hakekatnya adalah merupakan informasi mengenai pelaksanaan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja disuatu tempat pelaksanaan kegiatan pekerjaan/proyek
pada setiap tahap pelaksanaan pekerjaan, dengan menggunakan daftar simak
(cek list) mengenai potensi kecelakaan kerja dan keselamatan kerjanya.

c. Pengisian daftar simak.


Daftar Simak ini sudah disiapkan oleh Pejabat K3, berisi langkah-langkah
kegiatan yang mengandung resiko bahaya (kolom langkah kegiatan) dan jenis
resiko bahaya yang bisa terjadi pada langkah kegiatan termaksud.
Berikut ini diberikan contoh Daftar Simak Potensi Kecelakaan dan cara
mengisinya Setelah dilakukan identifikasi atau dikaji potensi bahaya setiap
kegiatan dalam item pekerjaan yang dituangkan dalam metode kerja, langkah
selanjutnya dibuat suatu daftar simak untuk “Penerapan Ketentuan K3”
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang dituangkan dalam format daftar simak
sebagai berikut :

Contoh :
DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : Pengoperasian mesin pencampur aspal panas


LOKASI : ........................................................

No. Daftar pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah daerah kerja sudah bersih dari material yang menimbulkan


kecelakaan/bahaya (tumpahan minyak pelumas, bahan bakar)

Apakah alat perlengkapan keselamatan kerja telah tersedia dengan


2
cukup dan kondisinya baik

Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan ditempatkan


3
pada tempat yang benar dan belum kadaluarsa dan siap pakai

4 Apakah peralatan P3K telah tersedia dan masih baik

Apakah pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-rambu lalu


5
lintas yang diperlukan telah benar

6 Apakah lantai kerja telah bersih dan tidak licin

Apakah bahan-bahan untuk pemeliharaan dan pengoperasian


7
tersedia dengan cukup dan masih baik

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 40 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

8 Apakah pengarahan petugas K3 dilaksanakan dengan baik

Apakah APD sesuai kondisi lapangan (misalnya safety helmet dan


9
safety shoes) sudah digunakan.

Apakah kondisi lingkungan sudah dipantau, dari kemungkinan


10
adanya orang atau rintangan.

Apakah isyarat setiap akan mulai melakukan kegiatan sudah


11
dilakukan.

Apakah lampu-lampu isyarat keselamatan kerja berfungsi dengan


12
baik.
Apakah platform (landasan) pada daerah pemuatan truk, dimana
13 campuran aspal panas dapat dipantau dan unruk pengambilan untuk
contoh benda uji, dan pengukuran temperatur, sudah disediakan
Apakah bel pada operator mesin pencampur aspal, untuk memberi
14
tanda kepada pengemudi dump-truck sudah dipasang.
Apakah sakelar pemutus yang diletakkan pada mesin pencampur
aspal panas, untuk menghentikan semua operasioanal mesin
15
pencampur aspal pada waktu terjadi keadaan darurat sudah
terpasang.
Apakah simbol ”Dilarang menyalakan api dan merokok” pada sekitar
16
tanki aspal dan tanki bahan bakar sudah dipasang
Apakah tanda yang menyatakan pekerja dilarang berada diatas stock
17 pile, sementara ada kegiatan wheel loader pada stock pile tersebut,
sudah dipasang
Apakah pada pipa uap pada pipa distribusi aspal sudah diperiksa
18
terhadap kebocoran

Apakah safety valve (katup penyelamat) pada semua pipa uap sudah
19
dipasang

Apakah pada semua pipa oil heater sudah diperiksa terhadap


20
kebocoran

Apakah katup pengendali yang dapat dioperasikan dari jarak yang


21
aman pada pipa bahan bakar dryer sudah dipasang.

Apakah semua pulleys & belt dan peralatan yang bergerak sudah
22
diberi tutup pelindung

Apakah alat pemadam kebakaran sudah dipasang pada daerah yang


23
rawan kebakaran

Apakah semua tangga dan platforms (landasan) sudah diberi pagar


24
handrails

25 Apakah pipa overflow dari bin di terima dengan wadah yang sesuai

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 41 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Dibuat oleh : Pelaksana Lapangan


Tanggal :

Diketahui oleh :

Setiap pertanyaan (pada kolom pertanyaan) harus dijawab Ya atau Tidak sesuai
dengan kenyataannya, oleh baik operador maupun Pelaksana Lapangan dengan
memberi tanda √ pada kotak yang sesuai dari form (daftar simak) masing-
masing.
4.2.2 Prosedur pelaksanaan K3.
a. Pelaksanaan K3 dan pengendalian bahaya.
Secara individu setiap petugas akan mengusahakan agar penerapan K3 untuk
dirinya selalu terpenuhi karena akan menyangkut keselamatannya, sedangkan
yang menyangkut kewajiban orang atau pejabat lain, maka sebagai wujud
kepedulian terhadap keselamatan kerja di tempat kerja, pejabat tersebut dapat
mengingatkan tentang kewajiban orang lain tersebut.
Pada waktu operator melaksanakan kegiatan pemeliharaan harian, pelaksana
produksi memeriksa kegiatan tersebut dan tetap harus memakai APD; dan
sekaligus memeriksa para operator apakah sudah memakai APD, diantaranya
adalah :
1) Memakai safety shoes untuk menghindarkan terjadinya luka akibat
menginjak material yang tajam dan panas selama melakukan pemeliharaan.
2) Memakai safety helmet untuk menghindarkan benturan langsung ke kepala
pada saat pemeriksaan dibawah ruang engine.
3) Memakai safety gloves, safety glasses dan masker pada saat memeriksa aki
(battery).
Selama pengoperasian pelaksana produksi harus memeriksa operator dan para
pekerja apakah sudah menerapkan ketentuan K3, antara lain:
1) Menggunakan APD sesuai kondisi lapangan (misalnya safety helmet dan
safety shoes).
2) Memperhatikan kondisi lingkungan, dari kemungkinan adanya orang atau
rintangan.
3) Memberikan isyarat setiap akan mulai melakukan kegiatan.
4) Lampu-lampu isyarat keselamatan kerja berfungsi dengan baik.
5) Harus disediakan platform (landasan) pada daerah pemuatan truk, dimana
campuran aspal panas dapat dipantau dan unruk pengambilan untuk contoh
benda uji, dan pengukuran temperatur
6) Harus ada bel pada operator mesin pencampur aspal, untuk memberi tanda
kepada pengemudi dump-truck.
7) Harus ada sakelar pemutus yang diletakkan pada mesin pencampur aspal
panas, untuk menghentikan semua operasioanal mesin pencampur aspal
pada waktu terjadi keadaan darurat.
8) Dilarang menyalakan api dan merokok pada sekitar tanki aspal dan tanki
bahan bakar.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 42 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

9) Pekerja dilarang berada diatas stock pile, sementara ada kegiatan wheel
loader pada stock pile tersebut.
10) Tidak boleh ada kebocoran pada pipa uap pada pipa distribusi aspal.
11) Harus dipasang safety valve (katup penyelamat) pada semua pipa uap.
12) Tidak boleh ada kebocoran pada semua pipa oil heater .
13) Harus dipasang katup pengendali yang dapat dioperasikan dari jarak yang
aman pada pipa bahan bakar dryer.
14) Semua pulleys & belt dan peralatan yang bergerak harus diberi tutup
pelindung.
15) Pemadam kebakaran harus dipasang pada daerah yang rawan kebakaran.
16) Semua tangga dan platforms (landasan) harus diberi pagar handrails.
17) Pipa overflow dari bin harus di terima dengan wadah yang sesuai.
Penerapan pengendalian bahaya pada unit mesin pencampur aspal panas.
Dalam usaha membatasi terjadinya kecelakaan kerja, pelaksana produksi harus
memeriksa para operator, apakah sudah berusaha untuk menerapkan
pengendalian bahaya, diantaranya melalui :
1) Memeriksa kelengkapan dan kelaikan pakai APD yang akan digunakan
setiap ari.
2) Membersihkan ruang untuk operasional dari material yang mudah terbakar.
3) Membersihkan anak tangga (tempat pijakan) dan pegangan tangga (tempat
pegangan) agar tidak licin.
4) Memeriksa lingkungan kerja dari kemungkinan adanya orang atau halangan
selama pemeliharaan dan pengoperasian.
5) Memelihara, memperhatikan dan mengikuti petunjuk yang terdapat pada
label peringatan yang terpasang pada unit mesin pencampur aspal panas.
b. Pedoman pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal dan
wheel loader.
Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin
menerapkan pedoman keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan
dan pengoperasian mesin pencampur aspal.
Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut pelaksana produksi
mewajibkan kepada para operator untuk membaca dan memahami semua
petunjuk dan peringatan yang ada pada buku manual dan tanda peringatan yang
terpasang pada unit mesin pencampur aspal panas. Guna menjamin
keselamatan kerja tersebut maka operator yang mengoperasikan mesin
pencampur aspal panas adalah operator yang telah memiliki sertifikat kompetensi
operator atau setidaknya telah lulus dalam pelatihan operator.
Berdasarkan informasi dapat diidentifikasi potensi bahaya untuk para petugas
dari setiap tahapan kegiatan, diantaranya :
1) Kegiatan pemeliharaan harian :
- Kepala terbentur.
- Mata kemasukan kotoran.
- Terkena air accu dan terhisap uap air accu (bila menggunakan genset).
- Tersemprot air panas (bila menggunakan genset).
- Terjepit peralatan yang bergerak.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 43 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

- Tergelincir dari tangga/ tempat pijakan (steps).


- Mata terkena percikan solar (ketika melakukan pembersihan).
- Terjepit konveyor.
2) Kegiatan Pengoperasian :
- Terbentur dump truck (alat).
- Terkena sengatan aspal dan peralatan yang panas.
- Tergelincir.
- Terkena polusi udara (asap engine).
- Terkena polusi udara (debu agregat).
Disisi lain, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja pada pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal panas, dalam
buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian telah diberikan petunjuk dan
peringatan, dan tanda-tanda peringatan tersebut telah terpasang pada unit mesin
pencampur aspal panas sehingga operator setiap saat dapat memperhatikan
tanda peringatan tersebut.
Pertama kali operator harus memahami tingkat bahaya yang diinformasikan
tanda peringatan yang tercantum pada buku pedoman pengoperasian dan
pemeliharaan serta yang terpasang pada unit alat, yaitu :

DANGER Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja


(BAHAYA) dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang
tinggi terjadinya kecelakaan berat apabila penyebabnya
tidak dapat dihindarkan.

WARNING Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja


(PERINGATAN) dimana pada kegiatan ini terdapat potensi yang
berbahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan berat.

CAUTION Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja


(PERHATIAN) dimana pada kegiatan ini kemungkinan kecelakaan
sedang atau ringan. Kemungkinan kecelakaan yang
berkaitan dengan alat saja.

NOTICE Peringatan ini memberikan pesan keselamatan kerja


(PENTING) yang harus dilakukan untuk menghindarkan tindakan
yang dapat terjadi kerusakan/ memperpendek umur alat.
Pemeliharaan dan Pengoperasian wheel loader sesuai dengan prosedur.
Semboyan atau moto K3 adalah zero accident, dalam pengertian pada suatu
kegiatan pekerjaan harus diusahakan kecelakaan yang paling kecil mendekati nol
(tanpa kecelakaan).
Ada 3 faktor utama penyebab kecelakaan yaitu, manusia, alat dan lingkungan
atau alam. Faktor manusia memegang paling tinggi penyebab kecelakaan yaitu
sekitar 88%. Sedangkan faktor alat atau peralatan hanya 10% sementara faktor
lingkungan atau alam hanya 2%.
Melihat kondisi tersebut maka operator, sebagai unsur manusia yang terlibat
langsung dalam pengoperasian alat-alat berat perlu mendapat perhatian yang
jauh lebih besar dari kedua unsur lainnya, berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya mengoperasikan alat.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 44 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Petunjuk mengenai pelaksanaan pengoperasian dengan prosedur atau cara yang


aman adalah salah satu usaha untuk memperkecil resiko kecelakaan dalam
pengoperasian alat-alat berat.
Berikut ini adalah sejumlah prosedur atau cara mengoperasikan wheel loader
yang cukup aman :
1) Baca dan pelajari buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan, sebelum
mulai mengoperasikan alat.
2) Pahami dengan baik bagaimana menggunakan alat-alat kendali, meter-meter
dan alat peringatan. Pastikan anda telah mengerti arti dari tanda-tanda
peringatan.
3) Lakukan pemeliharaan/pemeriksaan-pemeriksaan sebelum menghidupkan
engine, lakukan persiapan sebelum mengoperasikan engine.
4) Pastikan bahwa alat sudah benar-benar siap dioperasikan.
5) Periksalah daerah sekeliling untuk memastikan telah bebas dari pekerja atau
orang lain tidak berada di daerah operasi, sebelum mulai menjalankan alat.
6) Selalu bunyikan tanda suara (klakson/horn) sebelum menghidupkan engine
dan menjalankan alat.
7) Bila naik/turun gunakan pegangan tangan (Hand rail) dan injakan (step) yang
disediakan, sesuai dengan prosedur yang benar. Jangan naik/turun unit
dengan cara melompat.
8) Selalulah berkonsentrasi, sangatlah berbahaya untuk membiarkan diri anda
melamun atau memikirkan sesuatu sementara mengoperasikan alat.
9) Alat anda hendaknya selalu dioperasikan pada kecepatan yang tepat dimana
alat dapat dikendalikan dengan baik. Jangan sekali-sekali.
a) Melarikan alat (speeding).
b) Menjalankan, Mengerem, Membelok dengan tiba-tiba.
c) Menjalankan dengan meliuk-liuk (snaking).
d) Menjalankan alat dengan meluncur (coasting).
Cara mengoperasikan wheel loader :
1) Periksalah disekeliling alat untuk kemungkinan ada seseorang atau benda
lain yang berada di jalur kerja.
2) Bunyikan klakson sebelum menghidupkan engine sebagai suatu
pemberitahuan.
3) Operasikan alat tanpa ada orang lain di kabin atau di bagian alat lainnya.
4) Bila bergerak mundur bunyikan selalu alarm (buzzer) untuk memberitahu
orang sekitarnya.
5) Pastikan bahwa tidak ada orang berada disekitar alat, terutama dibelakang
alat, bila menjalankan mundur.
6) Cegahlah orang lain masuk ke daerah kerja alat.
7) Pusatkan pikiran dan perhatian anda pada alat-alat dan pekerjaan yang
dilakukan.
8) Jangan mengoperasikan alat bila sedang dalam keadaan lelah, sakit atau
mabuk.
9) Ketika sedang bekerja, jangan izinkan orang berada di daerah kerja.
10) Jangan mengerjakan pekerjaan yang di luar batas kemampuan /kapasitas
alat anda.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 45 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

11) Bila meneruskan pekerjaan setelah hari hujan berhati-hatilah, karena kondisi
tanah mungkin berubah.
12) Ketika beroperasi dimalam hari, ingatlah hal-hal berikut :
a) Aturlah penerangan yang cukup.
b) Pada malam hari sangatlah mudah berbuat kesalahan dalam
memperkirakan jarak dan tinggi dari suatu sasaran dari tanah.
c. Prosedur pengendalian bahaya dalam pelaksanaan pemeliharaan dan
pengoperasian mesin pencampur aspal.
Hasil identifikasi potensi kecelakaan kerja akan menjadi acuan bagi pelaksana
produksi untuk pembuatan rencana pengendalian bahaya, dimana pada setiap
tahapan kegiatan telah teridentifikasi potensi bahaya yang mungkin terjadi.
Hasil identifikasi tersebut dituangkan ke dalam form daftar simak potensi bahaya
dan dengan adanya pemindahan data ke dalam laporan, akan menjadikan suatu
bentuk perhatian bagi operator dalam mengendalikan kemungkinan terjadinya
bahaya selama melakukan kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin
penggelar aspal.
Diharapkan dengan adanya pendeteksian potensi bahaya dan merupakan bahan
dalam pembuatan rencana menghilangkan atau setidaknya mengurangi resiko
bahaya, akan menghasilkan suatu kondisi kerja tanpa kecelakaan kerja atau zero
accident.
1) Pelaksana produksi membuat urutan item-item yang berpotensi bahaya
pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal,
dengan berkoordinasi dengan safety engineer.
2) Urutan item-item yang berpotensi bahaya tersebut dimasukkan kedalam
daftar simak yang formatnya sudah ditentukan perusahaan.
3) Daftar simak dibagikan kepada para operator terkait, untuk diisi sesuai item-
item yang berpotensi bahaya tersebut.
4) Pelaksana produksi memeriksa satu item demi satu item untuk
kebenarannya.
4.2.3 Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja
a. Penanggulangan kecelakaan kerja dan kebakaran.
Untuk menanggulangi bahaya kecelakaan kerja dan kebakaran di lokasi mesin
pencampur aspal panas, maka :
1) Daerah kerja harus bersih dari material yang menimbulkan
kecelakaan/bahaya (tumpahan minyak pelumas, bahan bakar).
2) Alat perlengkapan keselamatan kerja harus tersedia dengan cukup dan
kondisinya baik.
3) Alat pemadam kebakaran harus tersedia dan ditempatkan pada tempat yang
benar dan belum kadaluarsa dan siap pakai.
4) Peralatan P3K telah tersedia dan masih baik.
5) Pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-rambu lalu lintas yang
diperlukan telah benar.
6) Lantai kerja harus bersih dan tidak licin.
7) Bahan-bahan untuk pemeliharaan dan pengoperasian tersedia dengan
cukup dan masih baik.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 46 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

8) Pengarahan petugas K3 harus dilaksanakan dengan baik.


9) APD (misalnya safety helmet dan safety shoes) sudah siap untuk digunakan.
10) Kondisi lingkungan harus dipantau, dari kemungkinan adanya orang atau
rintangan.
11) Isyarat-isyarat setiap akan mulai melakukan kegiatan harus dilakukan.
12) Lampu-lampu isyarat untuk keselamatan kerja harus berfungsi dengan baik.
13) Harus disediakan platform (landasan) pada daerah pemuatan truk, dimana
campuran aspal panas dapat dipantau dan untuk pengambilan contoh benda
uji, dan pengukuran temperatur,
14) Harus dipasang bel pada operator mesin pencampur aspal, untuk memberi
tanda kepada pengemudi dump-truck.
15) Harus dipasang sakelar pemutus yang diletakkan pada mesin pencampur
aspal panas, untuk menghentikan semua operasioanal mesin pencampur
aspal pada waktu terjadi keadaan darurat .
16) Harus dipasang simbol ”Dilarang menyalakan api dan merokok” pada sekitar
tanki aspal dan tanki bahan bakar.
17) Harus dipasang tanda yang menyatakan pekerja dilarang berada diatas
stock pile, sementara ada kegiatan wheel loader pada stock pile tersebut.
18) Harus diperiksa pipa uap pada pipa distribusi aspal terhadap kebocoran yang
mungkin terjadi.
19) Harus dipasang safety valve (katup penyelamat) pada semua pipa uap.
20) Harus diperiksa semua pipa oil heater terhadap kemungkinan adanya
kebocoran.
21) Harus dipasang katup pengendali yang dapat dioperasikan dari jarak yang
aman pada pipa bahan bakar dryer.
22) Semua pulleys & belt dan peralatan yang bergerak harus diberi tutup
pelindung.
23) Alat pemadam kebakaran harus dipasang pada daerah yang rawan
kebakaran.
24) Semua tangga dan platforms (landasan) harus diberi pagar handrails.
25) Pipa overflow dari bin harus di pasang wadah yang sesuai.
b. Program pelatihan/penyuluhan untuk menyosialisasi K3.
Prosedur pelatihan/ penyuluhan untuk menyosialisasi K3 yang masalahnya ada
keterkaitan dengan administrasi dan financial, pelaksana produksi harus
menyelesaikan dengan bagian terkait. Sedangkan pelatihan/ penyuluhan untuk
menyosialisasi K3 yang masalahnya ada keterkaitan dengan teknis dilapangan,
pelaksana produksi harus berkoordinasi dengan petugas K3. Prosedur pelatihan/
penyuluhan ini adalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
pentingnya melaksanakan K3 dalam menjalankan operasioanal pada mesin
pencampur aspal panas.
Langkah-langkah penyusunan program pelatihan/ penyuluhan untuk
menyosialisasi K3 dengan bekerja sama dengan petugas K3.
1) Berkoordinasi dengan petugas K3, pelaksana produksi menyusun acara
untuk menyadarkan semua petugas di unit mesin pencampur aspal panas,
karena dengan Undang-undang Nomor. 1 tahun 1970, maka dapat diketahui
antara lain :
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 47 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

a) Agar tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada dalam tempat
kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.
b) Agar sumber-sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara
efisien.
c) Agar proses produksi dapat berajalan secara lancar tanpa hambatan
apapun.
2) Berkoordinasi dengan petugas K3, pelaksana produksi menyusun acara
untuk menyadarkan bahwa melanggar ketentuan K3 akan ditindak tegas oleh
perusahaan.
3) Berkoordinasi, petugas K3 dan bagian kepegawaian, pelaksana produksi
menyusun agenda program pelatihan/ penyuluhan untuk menyosialisasi K3,
dengan mempertimbangkan :
a) Kapan dilaksanakan.
b) Pemilahan personil yang diikut sertakan.
c) Akomodasi.
d) Biaya.
4) Pelatihan/ penyuluhan untuk menyosialisasi K3 dilaksanakan dengan :
a) Penyuluhan oleh pelaksana produksi dan petugas K3.
b) Diskusi kelompok.
c) Praktik K3.
c. Program pelatihan untuk menyosialisasikan penanggulangan kecelakaan
kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya.
Masalah keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan mesin
pencampur aspal panas menjadi prioritas untuk selalu diperhatikan oleh
pelaksana produksi.
Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidak taatan dalam
melaksanakan peraturan yang mendasar dari keselamatan kerja dalam
pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat berat.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, pelaksanan produksi wajib memahami
dan melaksanakan segala ketentuan keselamatan kerja dan mengikuti petunjuk
yang terdapat pada buku petunjuk pemeliharaan dan pengoperasian (Operation
and Maintenance Manual) dan juga tanda-tanda peringatan sebelum melakukan
pengoperasian dan pemeliharaan. Dengan demikian pelaksana produksi wajib
membuat program pelatihan untuk menyosialisasikan penanggulangan
kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya, bagi semua petugas di
lingkungan mesin pencampur aspal.
Penyusunan program pelatihan untuk menyosialisasikan penanggulangan
kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya dilakukan dengan
berkoordinasi dengan petugas K3 dan bagian kepegawaian.
1) Merencanakan waktu, pemilahan pegawai, akomodasi dan biaya pelaksaan.
2) Mengidentifikasi semua penyebab terjadinya kecelakaan, bahaya kebakaran
dan bahaya lainnya.
3) Jika diperlukan untuk instruktur, dapat berkoordinasi dengan institusi terkait
yang berwenang menanganinya.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 48 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Langkah-langkah penyusunan program pelatihan untuk menyosialisasikan


penanggulangan kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya.
1) Penyuluhan undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri
kesemuanya yang terkait dengan K3, dan ketentuan-ketentuan perusahaan
terkait dengan K3.
2) Mengidentifikasi kecelakaan kerja pada unit mesin pencampur aspal untuk
dimasukkan dalam program pelatihan :
a) Kelengkapan alat perlengkapan keselamatan kerja.
b) Peralatan P3K telah tersedia dan masih baik.
c) Pengarahan petugas K3.
d) Kesiapan APD (misalnya safety helmet dan safety shoes).
e) Isyarat-isyarat setiap akan mulai melakukan kegiatan.
f) Lampu-lampu isyarat untuk keselamatan kerja.
g) Platform (landasan) pada daerah pemuatan truk, dimana campuran
aspal panas dapat dipantau dan untuk pengambilan contoh benda uji,
dan pengukuran temperatur.
h) Tanda yang menyatakan pekerja dilarang berada diatas stock pile,
sementara ada kegiatan wheel loader pada stock pile tersebut.
i) Harus diperiksa pipa uap pada pipa distribusi aspal terhadap kebocoran
yang mungkin terjadi.
j) Safety valve (katup penyelamat) pada semua pipa uap.
k) Kebocoran pipa oil heater .
l) Katup pengendali yang dapat dioperasikan dari jarak yang aman pada
pipa bahan bakar dryer.
m) Tutup pelindung pulleys & belt dan peralatan yang bergerak.
n) Pagar handrails pada semua tangga dan platforms (landasan).
3) Mengidentifikasi bahaya kebakaran pada unit mesin pencampur aspal untuk
dimasukkan dalam program pelatihan :
a) Kelengkapan alat pemadam kebakaran pada tempat yang rawan
kebakaran.
b) Simbol ”Dilarang menyalakan api dan merokok” pada sekitar tanki aspal
dan tanki bahan bakar.
c) Alat pemadam kebakaran yang dipasang pada daerah yang rawan
kebakaran.
4) Mengidentifikasi bahaya lainnya pada unit mesin pencampur aspal untuk
dimasukkan dalam program pelatihan.
a) Kebersihan dan perapian daerah kerja mesin pencampur aspal.
b) Pemasangan rambu-rambu kerja dan rambu-rambu lalu lintas yang
diperlukan telah benar.
c) Lantai kerja harus bersih dan tidak licin.
d) Bahan-bahan untuk pemeliharaan dan pengoperasian tersedia dengan
cukup dan masih baik.
e) Kondisi lingkungan harus dipantau, dari kemungkinan adanya orang
atau rintangan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 49 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

f) Bel pada operator mesin pencampur aspal, untuk memberi tanda


kepada pengemudi dump-truck.
g) Sakelar pemutus yang diletakkan pada mesin pencampur aspal panas,
untuk menghentikan semua operasioanal mesin pencampur aspal pada
waktu terjadi keadaan darurat.
h) Pipa overflow dari bin harus di pasang wadah yang sesuai.
d. Pelatihan untuk mensosialisasikan pelaksanaan K3, penanggulangan
kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya.
Pelaksanaan pelatihan untuk mensosialisasikan pelaksanaan K3, penanggu-
langan kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya, sangat penting
untuk dilatihkan kepada para operator agar mendapatkan :
1) Untuk menghasilkan produk dengan tanpa terjadi adanya kecelakaan. Dan
mencegah terjadinya kerugian / kerusakan pada alat /material/produksi.
2) Memberikan suasana atau lingkungan kerja yang aman.
3) Untuk mencapai hasil yang menguntungkan dan bebas dari segala macam
bahaya. Sebab dengan banyaknya kecelakaan akan memerlukan biaya yang
sangat mahal.
Cara pelaksanaan agar dapat tercapai adalah dengan :
1) Sosialisasi.
2) Himbauan.
3) Pelatihan, dan
4) Peraturan dengan pemberian sanksi.
Langkah-langkah pelatihan untuk mensosialisasikan pelaksanaan K3,
penanggulangan kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya sesuai
dengan program yang telah disusun :
1) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan petugas K3 dan bagian-bagian
lain yang terkait membuat program pelatihan untuk menentukan waktu,
pemilahan pegawai, akomodasi dan biaya pelaksaan.
2) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan petugas K3 menentukan agenda
pelatihan secara detail.
3) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan petugas K3 mengidentifikasi
potensi kecelakaan kerja, bahaya kebakaran dan bahaya lainnya, untuk
dijadikan subyek pembelajaran.
4) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan petugas K3 menentukan metode
pelatihan.
5) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan petugas K3 menentukan
instruktur, jika perlu berkoordinasi dengan instansi lain yang terkait yang
berwenang untuk memberikan pelatihan.
6) Pelaksana produksi berkoordinasi dengan bagian kepegawaian
memanajemeni jalannya pelatihan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 50 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.3 Analisis bahaya, risiko kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan


4.3.1 Komponen alat yang rusak dan berisiko kecelakaan kerja.
a. Kecelakaan kerja akibat kerusakan komponen.
Pada prinsipnya komponen alat yang rusak akan selalu menimbulkan efek
sampingan dan resiko kecelakaan kerja, terutama pada peralatan yang
bergerak. Dibawah ini diberikan contoh matriks jenis komponen alat yang rusak
dan resiko kecelakaan kerjanya.

No Komponen yang rusak Resiko kecelakaan


1 Tangki bahan bakar bocor Tangki tersambar api
meledak
2 Pemadam kebakaran rusak Kebakaran mesin
3 Sakelar pemutus yang Jika terjadi hubung pendek,
diletakkan pada mesin resiko kebakaran
pencampur aspal panas
rusak
4 Pipa uap pada pipa distribusi Kecelakaan petugas terkena
aspal bocor uap panas
5 Safety valve (katup Kecelakaan petugas terkena
penyelamat) pada pipa uap uap panas
rusak
6 pipa oil heater bocor 1. Kecelakaan petugas
terkena uap panas
2. kebakaran
7 Filter dust collector rusak Gangguan pernapasan
(buntu) (pada dry karena debu
dustcollector)
8 Kelangkaan air untuk wet Gangguan pernapasan
dust collector karena debu
9 Tutup pelindung pulleys & Kecelakaan petugas terjepit
belt dan peralatan yang
bergerak rusak
10 Hand rail pada tangga dan Kecelakaan jatuh
platform rusak/tidak
terpasang
b. Identifikasi komponen yang rusak
Masalah keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan mesin
pencampur aspal panas harus selalu diperhatikan oleh para petugasnya yaitu
operator dan mekanik.
Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidak taatan dalam
melaksanakan peraturan yang mendasar dari keselamatan kerja dalam
pengoperasian dan pemeliharaan.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sebaiknya operator mesin pencampur
aspal panas memahami dan melaksanakan segala ketentuan keselamatan kerja
dan mengikuti petunjuk yang terdapat pada buku petunjuk pemeliharaan dan
pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) dan juga tanda peringatan
yang terpasang pada unit alatnya sebelum melakukan pengoperasian dan
pemeliharaan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 51 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Prosedur terjadinya komponen yang rusak yang dapat menimbulkan kecelakaan


kerja untuk disosialisasikan kepada kelompok kerja produksi campuran aspal
panas.
1) Menyosialisasikan kepada seluruh petugas/operator, pentingnya
pemeliharaan.
2) Operator setiap hari wajib melapor dalam rapat koordinasi, salah satunya
adalah masalah pemeliharaan dan kerusakan komponen mesin pencampur
aspal yang terjadi.
3) Bila terjadi kerusakan selama dalam proses produksi operator wajib untuk
segera menangani dimana masih menjadi wewenagnya, jika kerusakan
diluar wewenangnya harus dilaporkan kebagian peralatan yang berwenang
untuk perbaikannya dengan berkoordinasi dengan pelaksana produksi.
4) Bila mengetahui terjadi kerusakan selama dalam proses produksi yang
kemungkinan membahayakan terhadap operator lain, operator yang
bersangkutan wajib untuk segera memberitahukannya; dan segera melapor
ke atasan langsung.

c. Tindak lanjut mengatasi adanya komponen yang rusak dan dapat


menimbulkan kecelakaan kerja.
Dalam menanggapi laporan operator, pelaksana produksi harus cepat tanggap
untuk menindak lanjutinya. Untuk kerusakan komponen yang dalam keadaan
kritis dan berbahaya, pelaksana produksi harus menggunakan komunikasi
tercepat untuk menghubungi mekanik. Dan operator dapat segera memutuskan
untuk mematikan mesin pencampur aspal panas.

4.3.2 Kondisi medan kerja.


a. Kondisi medan kerja yang memiliki risiko kecelakaan kerja.
Kondisi medan kerja yang memiliki risiko kecelakaan kerja adalah :
1) Medan kerja yang mempunyai layout (susunan tata letak) yang tidak baik,
misalnya tangki bahan bakar yang dekat dengan burner.
2) Medan kerja tidak bersih.
3) Medan kerja yang tidak rata.
4) Medan kerja yang tidak cukup untuk manouvre wheel loader dan truk
pengangkut.
5) Platform (landasan) yang yang tanpa handrail.

b. Identifikasi kondisi medan kerja yang mempunyai risiko kecelakaan kerja.


Kondisi medan kerja yang mempunyai resiko kecelakaan kerja untuk
disosialisasikan kepada kelompok kerja produksi campuran aspal panas.
1) Oli, solar, gemuk yang tercecer di lantai kerja dan platform/landasan, dapat
menyebabkan kecelakaan karena terpeleset.
2) Di medan kerja tidak diperkenankan merokok, dan harus ada rambu-rambu
“dilarang merokok”, karena api rokok mempunyai potensi kebakaran.
3) Pemasangan kabel listrik yang masih berfungsi aliran listriknya diletakkan
diatas medan kerja, dapat menyebabkan kecelakaan karena jika kabel
terkelupas, petugas dapat tersengat aliran listrik atau terjadi hubung pendek
yang mengakibatkan kebakaran.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 52 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4) Pipa-pipa besi atau besi-besi yang berserakan di medan kerja, dapat


menyebabkan kecelakaan karena petugas dapat jatuh tersandung.
5) Drainase di medan kerja harus memakai interceptor (penangkap) agar solar,
bensin, oli, gemuk dan lain-lain, dapat terisolir, agar tidak menyebabkan
bahaya kebakaran.
6) Sampah-sampah harus dibersihkan, agar tidak menyebabkan pengaruh
lingkungan yang tidak sehat.
7) Lampu penerangan yang memadai pada lokasi-lokasi tertentu yang
memerlukan penerangan.
8) Medan kerja harus disediakan sulo yang dilengkapi dengan roda dan tempat
sampah yang tertutup.

c. Tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya kondisi


medan yang mempunyai risiko kecelakaan kerja.
Berdasarkan hasil pemeriksaan harian atau hasil pemantauan sebelum diadakan
pengoperasian, bila teridentifikasi kondisi medan yang mempunyai risiko
kecelakaan kerja, harus segera dilaporkan kepada yang berwenang
menanganinya untuk mendapatkan pemeriksaan sesuai dengan prosedur.
Sebagai contoh kabel listrik yang masih berfungsi aliran listriknya terhampar pada
medan kerja. Tetapi dimana dapat ditangani sendiri atau masih menjadi
wewenang operator, maka pelaksana produksi dan atau operator dapat bertindak
sendiri. Misalnya sekedar kotoran sampah, dapat memberikan perintah kepada
petugas kebersihan.
Cara melakukan tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila teridentifikasi adanya
kondisi medan yang mempunyai resiko kecelakaan kerja.
1) Sesuai prosedur sebelum mulai operasi mesin pencampur aspal panas,
diadakan pemantauan kondisi medan kerja.
2) Bila menemukan adanya kondisi medan yang mempunyai risiko kecelakaan
kerja, harus segera ditangani, atau jika bukan wewenangnya dapat langsung
berkoordinasi dengan bagian yang berwenang menanganinya.
3) Bila kondisi medan kerja yang mempunyai potensi risiko kecelakaan kerja
belum terselesaiakan, tidak diperkenankan untuk mulai produksi campuran
aspal panas.

4.3.3 Dampak akibat potensi kecelakaan kerja


a. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya potensi kecelakaan kerja.
Dapat dijelaskan bahwa kecelakaan kerja akan berdampak kepada perusahaan
dan karyawan dalam hal ini operator dan teman seprofesi pada kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan mesin pencampur aspal panas.
1) Akibat kecelakaan kerja terhadap perusahaan.
Kecelakaan kerja yang terjadi dalam pengoperasian mesin pencampur aspal
panas, adalah dalam rangkaian proses produksi jasa konstruksi untuk
membangun produk konstruksi berupa bangunan.
a) Terjadinya kecelakaan kerja dalam salah satu unit kerja menyebabkan
terhentinya sebagian proses produksi yang berakibat menurunnya
kapasitas produksi.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 53 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

b) Dengan berkurangnya kapasitas produksi maka target waktu


penyelesaian pekerjaan akan mengalami kemunduran waktu.
c) Kemunduran waktu penyelesaian pekerjaan akan dikenakan sangsi oleh
pengguna jasa berupa denda kelambatan pekerjaan sesuai pasal-pasal
dalam kontrak kerja.
d) Agar tidak terkena sangsi denda dan menurunnya reputasi kinerja
perusahaan maka harus dilakukan penjadwalan kembali (re-scheduling)
yang akan memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit yang
berdampak pada kerugian perusahaan yang bersangkutan.

TERHADAP PROSES PRODUKSI


Proses Pengiriman Tidak Pengaduan
produksi terlambat tercapai pelanggan
berhenti target

KECE-
LAKAAN
KERJA
TERHADAP KARYAWAN Target kerja Menurunkan
Luka Istirahat tidak performance
tercapai pribadi
Cacat Kemampuan Produktivitas
fungsi berkurang menurun
Cacat Produktivitas
tetap kecil/berhenti

Mening Keluarga terlantar


gal

2) Akibat kecelakaan kerja terhadap korban / karyawan.


Kecelakaan kerja selain merugikan bagi perusahaan juga berakibat
merugikan bagi karyawan yang menjadi korbannya.
a) Apabila korban mengalami luka dan harus beristirahat untuk
penyembuhannya, maka dia tidak dapat melakukan tugas-tugasnya
sehingga menurunkan kinerjanya.
b) Apabila korban mengalami cacat fungsi maka kemampuannya akan
berkurang dan produktivitasnya menurun.
c) Apabila korban mengalami cacat tetap maka produktivitasnya sangat
kecil atau bahkan tidak berproduksi.
d) Apabila korban sampai meninggal maka keluarga yang ditinggalkannya
akan terlantar.

b. Identifikasi dampak dari setiap potensi kecelakaan kerja.


Hasil identifikasi potensi kecelakaan kerja akan menjadi acuan bagi operator
untuk pembuatan rencana mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja, dimana

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 54 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pada setiap tahapan kegiatan telah teridentifikasi potensi kecelakaan yang


mungkin terjadi.
Hasil identifikasi tersebut dituangkan ke dalam form daftar simak potensi
kecelakaan kerja dan dengan adanya pemindahan data ke dalam laporan, akan
menjadikan suatu bentuk perhatian bagi pelaksana produksi dalam
mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja selama melakukan
kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal panas yang
dilaksanakan oleh para operator.
Diharapkan dengan adanya pendeteksian potensi kecelakaan kerja dan
merupakan bahan dalam pembuatan rencana menghilangkan atau setidaknya
mengurangi resiko kecelakaan kerja, akan menghasilkan suatu kondisi kerja
tanpa kecelakaan kerja atau zero accident.

c. Langkah pencegahan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.


Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja dan kebakaran yang akan
dilaksanakan oleh operator harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang terkait
dengan K3 dan yang telah ditetapkan dalam buku “Operation and Maintenance
Manual” dari pabrik pembuat mesin pencampur aspal panas tersebut. Hanya
kepada orang yang telah membaca dan mengerti semua instruksi dan semua
peringatan yang tercantum dalam pedoman pemeliharaan dan pengoperasian,
yang dapat melakukan pengoperasian atau pemeliharaan mesin pencampur
aspal panas untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Prosedur untuk menentukan langkah pencegahan untuk mengurangi dampak
yang mungkin terjadi dari setiap potensi bahaya dan kecelakaan kerja.
1) Meletakan label peringatan “Jangan dioperasikan” (“Do Not Operate”) atau
tanda peringatan sejenis pada kunci kontak atau tuas kendali sebelum
melakukan pemeliharaan atau perbaikan alat.
2) Pastikan operator mengetahui cara pemeliharaan komponen mesin
pencampur aspal panas yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Hati-hati terhadap jaringan listrik tegangan tinggi dan kabel arus listerik
bawah tanah.
4) Selalu memakai topi keselamatan, kaca mata pelindung dan alat pelindung
diri lainnya sesuai kebutuhan.
5) Jangan memakai pakaian kerja yang longgar atau perhiasan yang secara
tiba-tiba dapat mengganggu kinerjanya alat kendali atau pada komponen
lainnya.
6) Harus diperiksa dan merasa yakin bahwa semua pelindung (protective
guard) dan penutup telah terpasang dengan baik pada tempatnya.
7) Pastikan agar komponen mesin pencampur aspal panas yang dimaksud
bebas dari material yang berbahaya.
8) Buang kotoran, minyak pelumas, tools dan material lainnya dari deck, tempat
lewat petugas dan dari tempat pijakan (anak tangga).
9) Taati peraturan daerah setempat untuk pembuangan cairan limbah.
10) Berikan penahan (support) dengan benar sebelum melakukan kegiatan
dibawah unit alat. Jangan terlalu menggantungkan kepada kekuatan hidrolik

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 55 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pada silinder untuk menahan unit alat. Unit alat dapat rubuh bila terjadi
gerakan dari tuas kendali atau kerusakan/kebocoran pada sistem hidrolik.
11) Periksa alat pemadam kebakaran, apakah masih belum kadaluarsa.
12) Harus dapat menggunakan alat pemadam kebakaran dengan benar sesuai
prosedur.
13) Periksakan/service alat pemadam kebakaran secara berkala.
14) Ikuti petunjuk yang tercantum pada label yang melekat pada alat pemadam
kebakaran.

d. Dampak yang dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja.


Prosedur penanggulangan kecelakaan kerja dan kebakaran yang dilakukan oleh
baik pelaksana produksi maupun oleh para operator, tidak saja untuk
keselamatan dirinya sendiri, tetapi juga ada kewajiban untuk menginformasikan
kepada petugas lain yang terlibat dalam kegiatan sejenis tentang dampak yang
dapat terjadi dari potensi kecelakaan kerja. Petugas lain disini dimaksud adalah
baik pada bagian dari unit pekerjaannya, maupun pada antar bagian dari unit
pekerjaannya.
Sebagai contoh langkah-langkah misalnya,
1) Pelaksana produksi menginformasikan kepada mekanik untuk tidak
meletakkan peralatan kerja sedemikian rupa sehingga dapat menyebabkab
kecelakaan kerja. Sebagai misal :
 Meletakkan kabel listrik untuk operasional pemeliharaan dan atau
perbaikan, di jalan dimana kendaraan atau pejalan kaki selalu
melewatinya.
 Meletakkan bahan dan atau peralatan berbentuk pipa untuk selama
operasional pemeliharaan dan atau perbaikan, di jalan dimana
kendaraan atau pejalan kaki selalu melewatinya.
2) Pelaksana produksi menginformasikan kepada mekanik untuk tidak
meletakkan sisa-sisa bahan untuk pemeliharaan dan atau perbaikan pada
tempat yang tidak semestinya sedemikian rupa sehingga dapat
menyebabkab kecelakaan kerja. Sebagai misal :
 Meletakkan sampah yang mudah terbakar dekat dengan tangki bahan
bakar.
 Meletakkan sisa-sisa barang pemeliharaan dan atau perbaikan di dalam
saluran drainase.
 Meletakkan sisa-sisa barang pemeliharaan dan atau perbaikan di tempat
yang mempunyai potensi penyebab kecelakaan.
3) Pelaksana produksi menginformasikan kepada supplier agregat, agar
pengemudi alat angkut pembawa agregat dapat menempatkan agregat pada
stock pile dengan cara yang berhati-hati. Sebagai misal,
 Sewaktu mengangkat bak truk untuk menumpah agregat tidak pada
posisi miring.
 Sewaktu alat angkut masuk area unit mesin pencampur aspal, agar
dengan cara dan kecepatan yang sewajarnya, agar tidak menimbulkan
kecelakaan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 56 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.3.4 Dampak akibat potensi pencemaran lingkungan


a. Dampak yang mungkin terjadi akibat adanya potensi pencemaran
lingkungan.
Pada umumnya lokasi mesin pencampur aspal yang merupakan pabrik dapat
menimbulkan dampak antara lain adalah :
1) Meningkatnya pencemaran udara dan debu.
Dampak ini timbul karena pengoperasian mesin pencampur aspal, karena
akibat dari :
a) Gas buang dari wheel loader dan dump truck.
b) Komponen-komponen dust collector tidak bekerja dengan baik.
c) Pada saat dump truck mengirim dan menumpahkan agregat pada area
stock pile.
d) Pada saat wheel loader bekerja untuk mengatur stock pile.
e) Halaman dari unit mesin pencampur aspal yang tidak diberi perkerasan
Indikator dampak yang timbul dapat mengacu pada ketentuan baku mutu
udara atau adanya tanggapan dan keluhan dari masyarakat akan timbulnya
dampak tersebut.
2) Polusi suara di sekitar lingkungan dari mesin pencampur aspal panas, suara
dari dump truk untuk pengangkutan campuran aspal panas, dan suara dari
dump truck untuk pengangkutan agregat.
Dampak ini dapat timbul akibat kegiatan unit mesin pencampur aspal yang
sedang beroperasi yang dapat mengganggu lingkungan disekitar lokasi
kegiatan.
3) Pencemaran drainase yang banyak mengandung solar, oli, gemuk dan lain-
lain.
Karena perbaikan maupun pemeliharaan baik komponen-komponen mesin
pencampur aspal panas, wheel loader, maupun alat angkut, banyak
dilaksanakan di areal unit mesin pencampur aspal panas, sehingga banyak
bahan solar, oli, gemuk dan lain-lain yang tercecer di halaman areal unit
mesin pencampur aspal panas,yang pada akhirnya akan menuju ke riol kota.
Hal ini selain akan mengganngu kondisi lingkungan pada daerah hilir (down
stream) juga akan membahyakan, karena dapat terjadi kabakaran. Untuk itu
perlu adanya peralatan plumbing intertceptor (bangunan penangkap),
sehingga dapat mengisolir bahan solar, oli, gemuk dan lain-lain, dan
kemudian dibuang sesuai tempat yang tidak akan mengganggu lingkungan.

b. Identifikasi dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi pencemaran


lingkungan.
Bila masin pencampur aspal panas beroperasi, akan terdapat potensi
pencemaran lingkungan yang bersumber dari kegiatan pekerjaan tersebut,
diantaranya :
1) Material campuran aspal panas yang rusak akibat salah satu komponen alat
pencampur aspal panas tidak bekerja dengan baik dan dibuang dengan tidak
teratur akibat tempat pembuangan material yang terbatas, sehingga dapat
terjadi potensi pencemaran lingkungan, dan kemungkinan dapat menutup
saluran.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 57 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

2) Pencemaran udara akibat debu, gas buang alat-alat pengangkutan dan


wheel loader, sehingga dapat mengganggu pernapasan dari masyarakat
sekeliling.
3) Pencemaran air sepanjang riol kota, sehingga dapat mengganggu kualitas
air di muara sungai dan pantai.
4) Kemungkinan kerusakan prasarana jalan dan fasilitas umum yang timbul
akibat beban berat dari kendaraan.

c. Dampak yang mungkin terjadi dari setiap potensi pencemaran lingkungan


Seperti yang diuraikan pada sub bab terdahulu, perlu adanya pencegahan untuk
mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pelaksana produksi secara aktif untuk ikut berperan serta menjaga
lingkungan.
2) Pelaksana produksi menginstruksikan para operator untuk ikut merasa
tanggung jawab terhadap kondisi lingkungan yang tidak baik.
3) Setiap kali diadakan rapat koordinasi harus ada agenda masalah lingkungan
Langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi dampak pencemaran
lingkungan, dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pemeliharaan secara rutin semua komponen-komponen dari mesin
pencampur aspal panas, alat pengangkut dump truck, dan wheel loader.
Dengan demikian :
 fungsi dust collector dapat meredam debu yang keluar.
 gas buang dari wheel loader dan dump truck dapat terkontrol sesuai
ketentuan yang berlaku.
2) Membuat job layout (tata letak) yang direncanakan secara baik, sehingga
tidak menimbulkan efek kurang baik terhadap dampak pencemaran
lingkungan.
3) Halaman dimana alat angkut dump truck selalu melewatinya, harus diberi
perkerasan jalan.
4) Menyarankan kepada supplier agregat dan aspal, agar menggunakan alat
angkut yang tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan dari gas
buangnya.
5) Wajib membuat alat plumbing interceptor (penangkap) untuk mengisolir
semua bahan-bahan solar, bensin, oli, gemuk dan lain-lain.
d. Menginformasikan dampak pencemaran lingkungan kepada petugas lain
yang terkait dengan kegiatan sejenis.
Prosedur penanggulangan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh baik
pelaksana produksi maupun oleh para operator, tidak saja untuk menanggulangi
pencemaran lingkungan yang di temukannya pada kegiatannya, tetapi juga ada
kewajiban untuk menginformasikan kepada petugas lain yang terlibat dalam
kegiatan sejenis tentang dampak yang dapat terjadi dari potensi pencemaran
lingkungan. Petugas lain disini dimaksud adalah baik pada bagian dari unit
pekerjaannya, maupun pada antar bagian dari unit pekerjaannya.
Contoh langkah menginformasikan dampak pencemaran lingkungan kepada
petugas lain yang terkait dengan kegiatan sejenis,
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 58 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1) Kegiatan bagian peralatan yang sedang melaksanakan pemeliharaan dan


atau perbaikan mesin pencampur aspal panas, wheel loader, dan alat angkut
dump truck, untuk menginformasikan agar tidak mengadakan kegiatan yang
dapat menimbulkan dampak pencemaran lingkungan, misalnya :
a) Membuang solar, oli, bensin, gemuk, tidak pada tempat yang
semestinya.
b) Membuang sisa-sisa bahan yang dapat menimbulkan dampak
pencemaran lingkungan, misalnya kabel-kabel, potongan besi, sling, dan
semacamnya yang dapat membuntui pada saluran drainase.
2) Menginformasikan kepada supplier agregat agar alat angkut yang digunakan
untuk pengiriman agregat memiliki gas buang yang sesuai ketentuan yang
berlaku.

4.4 Pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja


4.4.1 Pemasangan Rambu-rambu K3
a. Prosedur pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu K3.
Pada mesin pencampur aspal panas telah dipasang beberapa informasi tentang
K3 dari pabrik pembuat alat dalam bentuk label yang terletak pada tempat yang
mengandung potensi kecelakaan kerja.
Pelaksana produksi harus berkoordinasi dengan semua petugas di unit
pencampur aspal panas agar selalu melaksanakan pemeliharaan rambu-rambu
K3, agar selalu tampak jelas dan tampak “menarik perhatian” bagi yang melewati
di dekatnya. Kondisi label tersebut harus bersih dan mudah dibaca, bila telah
rusak harus segera diganti baru. Pemeliharaan harian mesin pencampur aspal
panas yang dilaksanakan oleh operator harus mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan, terutama yang telah ditetapkan dalam buku “Operation and
Maintenance Manual” dari pabrik pembuat mesin tersebut. Hanya kepada orang
yang telah membaca dan mengerti semua instruksi dan semua peringatan yang
tercantum dalam pedoman pemeliharaan dan pengoperasian, yang dapat
melakukan pengoperasian atau pemeliharaan mesin pencampur aspal panas.
Demikian juga pada wheel loader. Pada mesin wheel loader telah dipasang juga
beberapa informasi tentang K3 dari pabrik pembuat alat dalam bentuk label yang
terletak pada tempat yang mengandung potensi kecelakaan kerja. Sebagai
contoh adalah sebagai berikut ini.
1) PERINGATAN! Jangan mengoperasikan atau bekerja pada unit alat ini,
kecuali kalau telah membaca dan mengerti semua instruksi dan peringatan
dalam buku “Operation and Maintenance Manual”.
Mengabaikan untuk mengikuti instruksi atau peringatan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja atau kematian. Kepedulian terhadap hal ini menjadi
tanggung jawab operator.
2) PERINGATAN!
Daun kipas yang berputar dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau
kematian. Matikan engine dan tunggu sampai kipas berhenti berputar
sebelum melakukan pemeriksaan atau penyetelan. Sebelum menghidupkan
engine, pastikan semua pelindung telah terpasang dengan baik.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 59 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

3) PERINGATAN!
Cairan pendingin dlm kondisi panas dan bertekanan. Jangan sentuh
permukaan radiator. Ikuti pedoman dalam Operation and Maintence Manual
untuk prosedur pemeriksaan radiator. Selain itu untuk operasional sehari-hari
juga pemasangan rambu-rambu diperlukan pada lokasi yang mempunyai
potensi kecelakaan kerja. Sebagai misal :
1) Dilarang merokok.
2) Pakailah APD sewaktu bertugas.
3) Dilarang masuk kecuali petugas yang berwenang.
4) Awas arus listrik tegangan tinggi.
Semua rambu-rambu K3 tersebut harus dipelihara.

b. Pemasangan rambu-rambu K3 yang dikoordinasi-kan dengan operator dan


mekanik mesin pencamur aspal.
Dalam kondisi dilaksanakan perawatan dan atau perbaikan kerusakan, kadang-
kadang mekanik dan operator terkait mendekat atau memperbaiki komponen
yang berbahaya. Dengan kondisi semacam ini, pelaksana produksi berkoordinasi
dengan mekanik dan operator, untuk memasang rambu-rambu, untuk
mengingatkan tidak mendekat ataupun menyalakan mesin yang dapat
membahayakan bagi mekanik dan operator tersebut. Sebagai contoh,
1) Jika ada kerusakan pada kipas pendingin, maka perlu ada rambu agar
jangan menyalakan mesin, yang akan berakibat kecelakaan pada tangan.

Label peringatan ini terpasang pada pelindung kipas dari pendingin minyak
hidrolik.
2) Jika ada perbaikan peralatan listrik, maka perlu ada rambu-rambu jangan
“jangan menyalakan sakelar, sedang ada perbaikan”
Kedua contoh tersebut, harus ada koordinasi antara pelaksana produksi
dengan mekanik dan operator.
 Pelaksana produksi bertanggung jawab untuk menginformasikan terhadap
semua petugas yang pekerjaannya terkait dengan komponen yang
sedang dalam perbaikan.
 Pelaksana produksi mengharuskan semua petugas untuk mentaati
rambu-rambu K3.
 Pelaksana produksi harus tegas melaksanakan pinalti bagi pelanggar
rambu-rambu K3, sesuai ketentuan dalam perusahaan.

c. Pemeliharaan rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada alat agar dapat


berfungsi dengan baik.
Seperti diketahui betapa pentingnya rambu-rambu K3 seperti diuraikan pada sub
bab terdahulu. Dengan demikian perlu selalu ada perawatan sehingga tetap
tampak sebagai rambu yang tetap harus dipatuhi. Kondisi pabrik seperti mesin
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 60 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pencampur aspal, selalu mempunyai kondisi udara yang dapat membuat rambu-
rambu menjadi kabur. Untuk itu perlu selalu ada perawatan.
Pelaksana produksi mempunyai beban tanggung jawab terhadap keberadaan
rambu-rambu K3 agar selalu exist dan dengan kondisi yang tetap baik. Untuk
rambu-rambu K3 berupa label-label yang melekat pada mesin, pelaksana harus
berkoordinasi dengan operator terkait untuk perawatannya. Secara random
(acak) pelaksana produksi setiap hari harus mengontrol. Pelaksana produksi
berwenang menegur operator terkait yang tidak melaksanakan pemeliharaan,
sesuai dengan ketentuan dan prosedur dari perusahaan.

d. Sosialisasi jenis dan fungsi rambu-rambu K3 kepada kelompok kerja


Jenis rambu-rambu K3 yang harus dipasang.
Rambu-rambu K3 yang dipasang pada lokasi pekerjaan menginformasikan
kepada setiap petugas di lapangan untuk memperhatikan dan mematuhi rambu-
rambu tersebut karena di lokasi tersebut terdapat potensi bahaya/kecelakaan
kerja. Rambu-rambu K3 tersebut terpasang pada lokasi yang memiliki potensi
bahaya dan kecelakaan kerja, sedangkan pada alat/mesin telah dipasang rambu-
rambu K3 oleh pabrik pembuatnya sesuai dengan potensi bahaya dan
kecelakaan kerja pada komponen terebut. Pemasangan rambu-rambu K3 selama
melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal.
Bersama dengan petugas K3, pada setiap pekerjaan harus dipasang rambu-
rambu K3 yang menginformasikan kepada setiap petugas di lapangan untuk
memperhatikan dan mentaati rambu-rambu tersebut karena di lokasi tersebut
terdapat potensi bahaya/kecelakaan kerja. Rambu-rambu K3 yang dipasang
harus sesuai dengan kondisi kerja dan potensi kecelakaan kerja di lokasi
tersebut, misalnya “Dilarang Masuk Area Pekerjaan Kecuali yang
Berkepentingan” mengandung arti bahwa di lokasi pekerjaan tersebut
kemungkinan terjadi kecelakaan bagi orang yang tidak memahami situasi dan
kondisi pekerjaan di lokasi tersebut Rambu-rambu K3 yang telah terpasang pada
alat agar dapat berfungsi dengan baik.
Label yang terpasang pada unit alat/mesin.
Label yang telah dipasang pada unit alat tersebut memberikan beberapa
informasi tentang K3 dari pabrik pembuat alat yang terletak pada tempat-tempat
yang mengandung potensi kecelakaan kerja. Kondisi label tersebut harus selalu
bersih dan mudah dibaca, bila telah rusak harus dilaporkan dan diminta untuk
segera diganti label peringatan yang baru.
1) Periksa kelengkapan rambu-rambu K3 yang terpasang pada alat, pastikan
masih terpasang dan kondisinya baik (terpelihara), bersih dan mudah untuk
dibaca;
2) Bila terlepas atau hilang, laporkan kepada atasan untuk dimintakan
penggantinya.
Penafsiran label peringatan secara umum.
Label tersebut terdiri dari 2 kotak yaitu ”Kotak Kiri” dan ”Kotak Kanan” yang
masing-masing ada gambarnya. Gambar dalam ”Kotak Kiri” menunjukkan jenis

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 61 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

potensi bahaya dan gambar dalam ”Kotak Kanan” menunjukkan metode


pencegahannya.
Sebagai contoh tentang bahaya tegangan listrik seperti gambar dibawah ini:

Kotak Kiri Kotak Kanan


Menggambarkan Menggambarkan
potensi bahaya metode pencegahan
bahaya

Kotak kiri
 Menggambarkan potensi bahaya yang bisa terjadi yaitu tersengat arus listrik;
 Potensi bahaya tersebut bisa menjadi kecelakaaan yaitu sengatan listrik
yang dapat mengakibatkan kematian;
 Gambar potensi bahaya dilukiskan dalam bingkai segitiga kewaspadaan.

Kotak kanan
 Menjelaskan tingkat potensi bahaya yaitu “DANGER” yang mengandung
pesan dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya
kecelakaan berat bahkan sampai kematian apabila penyebabnya tidak dapat
dihindarkan;
 Bahaya tegangan listrik, bisa terjadi kejutan listrik yang berbaya;
 Petunjuk pencegahannya ”putuskan sambungan dan sumber daya listrik
sebelum melakukan kegiatan”

Agar pemasangan rambu-rambu K3 tersebut dapat berfungsi secara efektif


dalam pengendalian kecelakaan kerja, maka penanggung jawab pekerjaan di
lapangan harus secepatnya mensosialisaikan kepada semua karyawan yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut melalui pertemuan khusus atau pertemuan
koordinasi yang diadakan secara periodik.
1) Berkoordinasi dengan bagian kepegawaian
2) Menyiapkan bahan sosialisasi jenis dan fungsi rambu-rambu K3;
3) Membantu membuat rencana pelaksanaan sosialisasi jenis dan fungsi
rambu-rambu K3;
4) Berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi kepada karyawan yang terlibat
dalam kegaiatan pengoperasian mesin pencampur aspal;
4.4.2 Penggunaan Alat Pelindung Diri
a. Kewajiban memakai APD selama melakukan pemeliharaan dan
pengoperasian mesin pencampur aspal.
Semua petugas di unit mesin pencampur aspal panas baik operator atau
mekanik, selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 62 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

aspal, harus memakai APD (alat pelindung diri) sesuai fungsinya. Pelaksana
produksi mempunyai beban tanggung jawab untuk memeriksanya.
Untuk melakukan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal,
maka setiap operator diwajibkan untuk memahami jenis dan fungsi dari APD yang
sering digunakan di lapangan. Berikut ini menggambarkan beberapa contoh :

1) Pelindung tubuh (Protective overall).


Pelindung tubuh adalah baju kerja yang dipakai
selama melakukan tugas pekerjaan dengan ukuran
yang pas dengan postur tubuh setiap tenaga kerja
sesuai jenis pekerjaannya.
Berguna untuk melindungi tenaga kerja dari panas,
pengaruh zat kimia, dan kotoran selama melakukan
pekerjaan.
2) Pelindung kepala (Safety helmet).
Pelindung kepala adalah topi (helm) yang dipakai
untuk melindungi kepala selama melakukan
pekerjaan, untuk mencegah cidera di kepala yang
disebabkan oleh :
 Benturan kepala dengan benda atau objek yang
jatuh atau terlempar
 Gerakan personil yang membentur kepala
dengan objek yang diam di atasnya
 Kontak dengan listrik

3) Pelindung mata (Safety glasses).


 Kaca mata pelindung berfungsi untuk melindungi
mata dari percikan logam cair, percikan bahan
kimia dan pekerjaan berdebu.
 Mata dapat luka karena radiasi atau terkena debu
yang berterbangan.

4) Pelindung tangan (Safety gloves).


Sarung tangan dapat melindungi tangan dari
peralatan atau benda tajam lainnya yang dipegang
pada saat bekerja. Sarung tangan dapat melindungi
tangan dari zat kimia atau bahan beracun.

5) Pelindung pernafasan (Dust mask).


Debu yang halus akan berbahaya bila masuk
pernapasan yang tidak terlindungi.
Beberapa pekerjaan seperti kegiatan mengolah
agregat dan semen dapat menimbulkan debu yang
berbahaya.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 63 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Pelindung pernafasan atau masker dapat mencegah


masuknya debu dan partikel halus lainnya masuk ke
dalam lubang pernafasan (hidung).

6) Pelindung telinga (Ear protection).


Pelindung telinga harus dipakai apabila bekerja pada
lingkungan kerja dengan tingkat kebisingan yang
tinggi karena dapat merusak pendengaran secara
permanen. Ambang batas tingkat kebisingan dibawah
85 dBA. Jenis pelidung telinga yang umum adalah
earplug dan earmuf.

7) Pelindung kaki (Safety shoes).


Sepatu keselamatan (Safety shoes) dipakai untuk
menghindari kecelakaan yang diakibatkan tersandung
bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau
terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar
pada waktu mengelas. Beberapa jenis sepatu
keselamatan dapat dipilih sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dihadapi.

b. Penyiapan APD sesuai ketentuan K3 untuk anggota kelompok kerja.


Tata cara penyiapan APD sesuai ketentuan K3 untuk anggota kelompok kerja,
dapat diuraikan sebagai berikut,
Alat Pelindung Diri (APD) harus diperiksa kondisinya sebelum dipakai agar alat
tersebut dapat berfungsi secara optimal pada saat dikenakan. APD yang sudah
tidak memenuhi syarat harus diganti dengan yang baru sesuai standar yang
ditentukan.
APD wajib dikenakan oleh para pekerja selama yang bersangkutan sedang
dalam melaksanakan tugasnya, baik saat mengoperasikan alat maupun saat
melakukan pemeliharaan harian.
Langkah-langkah untuk penyiapan APD sesuai ketentuan K3 untuk anggota
kelompok :
1) Periksa jenis dan fungsi dari tugas yang bersangkutan;
2) Periksa kecukupannya/jenisnya sesuai dengan kondisi lapangan (baju kerja,
helm keselamatan, sepatu keselamatan, sarung tangan, masker, dan
seterusnya);
3) Periksa kondisi fisik setiap APD yang akan di pakai dalam pekerjaan
pengoperasian mesin pencampur aspal (baik, rusak, lengkap, sesuai
ukurannya);
4) Periksa kelaikan-pakainya, terutama menyangkut standar untuk keselamatan
kerja yang sesuai dengan SNI, atau standar K3 lainnya.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 64 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

c. Penggunaan APD selama melakukan kegiatan pemeliharaan dan


pengoperasian mesin pencampur aspal.
APD akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara baik dan benar
sesuai dengan fungsi dari petugas yang bersangkutan. Pelaksana produksi
mempunyai beban tanggung jawab untuk pengawasan penggunaan APD oleh
para operator dan mekanik selama melakukan kegiatan pemeliharaan dan
pengoperasian mesin pencampur aspal.
Langkah-langkah cara penggunaan APD oleh kelompok kerja selama melakukan
kegiatan pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal, yang harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah memiliki SNI
atau standar Internasional lainnya yang diakui;
2) Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun
pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat;
3) Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar;
4) Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak
nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk
menolak memakainya;
5) Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya, kalau memang
terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi perintah
yang mewajibkan pemakaian alat tersebut;
6) Pastikan APD yang digunakan aman untuk keselamatan, jika sudah tidak
memenuhi syarat harus diganti dengan yang baru.

d. Pemeliharaan APD.
Untuk menjaga kondisi dan kelengkapannya, APD harus dipelihara secara benar
dan disiplin dalam melaksanakannya. Setiap karyawan yang menggunakan APD
diwajibkan untuk memelihara APD tersebut dan memberi laporan bila terjadi
kerusakan disertai dengan kronologis terjadinya kerusakan.
Langkah-langkah cara pemeliharaan APD yang menjadi tanggung jawab
kelompok kerja dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Setelah selesai menggunakan diletakkan pada tempatnya;
2) Dibersihkan setiap selesai dipakai;
3) Periksa APD sebelum dan se-sudah dipakai, untuk mengetahui ada
kerusakan atau tidak layak pakai;
4) Tempatkan APD sesuai tempat yang ditentukan.

4.4.3 Penyiapan Alat Pengaman Kerja


a. Penggunaan APK sesuai ketentuan dalam keselamatan kerja.
Setiap akan memulai pekerjaan baru, perlu langkah indentifikasi ketersediaan
APK yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan, sehingga bila terdeteksi ada
kekurangan harus dapat dilengkapi sebelum pekerjaan dimulai.
Penggunaan APK harus sesuai dengan fungsinya yaitu mengamankan jalannya
pekerjaan di lapangan. Penggunaan APK jangan berlebihan, dipasang
secukupnya sesuai dengan kebutuhan operasional di lapangan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 65 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1) Siapkan APK sesuai dengan rencana penggunaannya;


2) Atur petugas yang harus memasang dan bertanggung jawab atas
penggunaan APK;
3) Lakukan koordinasi dengan petugas lain yang melaksanakan kegiatan pada
lokasi yang sama untuk efisiensi penggunaan APK.
b. Penyiapan APK sesuai dengan jenis dan kondisi pekerjaan.
Jenis alat pengaman kerja (APK) yang dibutuhkan sesuai dengan jenis dan
kondisi kerja (pengoperasian mesin pencampur aspal panas), antara lain:
1) Alat pemadam kebakaran ringan (APAR);
Untuk menanggulangi bahaya kebakaran di
lokasi pekerjaan termasuk kebakaran pada
mesin pencampur aspal, maka harus
disediakan APAR (Alat Pemadam Api
Ringan), yaitu jenis alat pemadam api yang
mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api saat awal terjadi
kebakaran dan beratnya tidak melebihi 16
kg.
2) Rambu-rambu kerja;
a) Safety Cone
Pengaman kerja untuk memberi batas
daerah kerja sehingga yang tidak
berkepentingan tidak dapat melewati rambu
tersebut.
Tersedia dalam beberapa jenis ukuran, yang
penggunaannya tergantung pada kondisi
tempat kerja

b) Label Peringatan
Label “YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK”
mengandung arti bahwa adanya orang lain di dalam ruang atau tempat
kerja akan mengganggu petugas yang sedang bekerja di tempat kerja
tersebut.
3) Obat P3K.
Obat yang tersedia dalam kotak P3K terbatas pada obat yang diperlukan
dalam kondisi mendesak untuk pertolongan pertama, misalnya obat luka dan
pembalutnya

Langkah-langkah tata cara penyiapan APK sesuai dengan jenis dan kondisi
pekerjaan.
Setiap akan melakukan pengoperasian mesin pencampur aspal harus dapat
dipastikan bahwa APK dapat mencukupi untuk menunjang kelancaran

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 66 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pengoperasian, disamping itu kondisinya dan kelaikan pakainya juga harus


diperiksa sehingga tidak ada masalah dalam penggunaannya.
1) Safety cone diperiksa kondisinya dan kelaikan pakainya, karena terbuat dari
bahan plastik, harus diperiksa kondisi fisiknya (tidak cacat berat, masih utuh
dan landasannya masih dapat berfungsi dengan baik) serta warnanya masih
cukup baik (terang);
2) Rambu-rambu masih terpasang dengan baik pada tempatnya dalam kondisi
baik;
3) Obat dalam kotak P3K masih lengkap dan belum kadaluarsa.

c. Sosialisasi penggunaan APK


Agar penggunaan APK dapat berfungsi secara efektif dalam pengendalian
kecelakaan kerja, maka pelaksana produksi harus secepatnya mensosialisaikan
kepada semua karyawan yang terlibat dalam pekerjaan tersebut melalui
pertemuan khusus atau pertemuan rapat koordinasi yang diadakan secara
periodik.
1) Berkoordinasi dengan bagian kepegawaian
2) Menyiapkan bahan sosialisasi APK
3) Membantu membuat rencana pelaksanaan sosialisasi APK
4) Berperan aktif dalam kegiatan sosialisasi kepada karyawan yang terlibat
dalam kegaiatan pengoperasian mesin pencampur aspal;

d. Penggunaan dan/atau penempatan APK di tempat kerja.


Cara pemantauan penggunaan dan atau penempatan APK di tempat kerja dapat
dilakukan sebagai berikut. Penggunaan APK secara berkala harus dipantau
penempatannya sehingga tercapai tujuan dari penggunaannya yaitu untuk
pengamanan pekerjaan pada setiap lokasi di lapangan. Safety cone atau APK
lainnya yang telah selesai penggunaannya harus dikembalikan dalam keadaan
baik, dan disimpan dengan benar sesuai dengan prosedur, sehingga bila akan
dipakai lagi selalu dalam kondisi siap pakai.
1) Periksa kelengkapan APK yang telah digunakan;
2) Periksa kondisinya, untuk disiapkan pada pemakaian berikutnya;
3) Kumpulkan dan diangkut APK yang telah selesai penggunaannya untuk
disimpan di tempat yang telah ditentukan.
Langkah-langkah penggunaan dan atau penempatan APK di tempat kerja.
1) Periksa kesesuaian penempatan APK dengan kegiatan yang berada di lokasi
tersebut;
2) Bila terdapat ketidak sesuaian (misalnya jumlahnya atau jenisnya) lakukan
pengaturan kembali dengan berkoordinasi dengan petugas/ penanggung
jawab kegiatan di lapangan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 67 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.4.4 Perbaikan komponen yang rusak dan berpotensi menimbulkan kecelakaan


kerja.
a. Prosedur perbaikan mesin pencampur aspal dan berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.
Semua kegiatan baik pemeliharaan, perbaikan dan atau pengoperasian alat-alat
wheel loader, dan alat-alat angkut dump truck, termasuk mesin pencampur aspal
selalu berhadapan dengan resiko kecelakaan kerja, yang dapat menimpa siapa
saja yang berada di lokasi kerja atau menuju ke tempat kerja.
• Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung dengan
hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
demikian juga kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan berangkat dari rumah
menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar
dilalui;
• Dalam pembuatan laporan kecelakaan kerja, operator mesin pencampur aspal
sebagai tenaga kerja pada pekerjaan tersebut diwajibkan untuk memberikan
keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas/Ahli K3;
1) Kewajiban operator dalam menghadapi kecelakaan kerja di tempat kerja
Operator mesin pencampur aspal yang dalam tugasnya melakukan
pengoperasian mesin pencampur aspal di lokasi pekerjaan (plant), adalah
salah satu orang yang bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja di
tempat kerjanya.
Langkah yang dilakukan dalam menghadapi terjadinya kecelakaan kerja
di tempat kerja, antara lain:
a) Melakukan pertolongan pertama, dilanjutkan dengan membawa ke
tempat perawatan kesehatan (poliklinik atau rumah sakit);
b) Menyampaikan laporan terjadinya kecelakaan kerja dengan
memberikan keterangan apabila diminta oleh Pegawai Pengawas/Ahli
K3. Laporan atau informasi tersebut harus disampaikan dengan benar
dan penuh tanggung jawab, karena akan menjadi bahan dalam tindak
lanjutnya, yaitu antara lain agar kecelakaan kerja sejenis tidak
terulang lagi.

2) Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja yang terjadi di


tempat kerja
Pertolongan pertama pada kecelakaan dilakukan untuk memberikan
pertolongan awal agar tidak terjadi akibat kecelakaan yang lebih parah
dan mecegah terjadinya infeksi sebelum korban dibawa ke rumah sakit
untuk diberikan pertolongan lebih lanjut oleh ahlinya.
a) Bawa korban ke tempat yang aman;
b) Lakukan pertolongan pertama sesuai prosedur P3K;
c) Segera dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan lebih lanjut.

3) Penyampaian laporan kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dan


penanggulangannya kepada pejabat terkait sesuai dengan prosedur
a) Laporan intern perusahaan
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 68 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Laporan kecelakaan kerja dibuat oleh pejabat yang berwenang


(misalnya Pegawai Pengawas/Ahli K3) dimana dalam hal terjadinya
kecelakaan di tempat kerja, operator hanya memberikan laporan
dalam bentuk lisan memberikan keterangan yang benar tentang
terjadinya kecelakaan kerja dan tindakan pertolongan yang telah
dilakukan.
1. Berikan keterangan yang benar kepada pejabat yang berwenang
sesuai dengan pertanyaan (data yang dibutuhkan) terkait dengan
terjadinya kecelakaan di tempat kerja;
2. Berikan laporan tindakan yang telah dilakukan dalam melakukan
pertolongan pertama;
3. Berikan masukan tentang langkah yang diusulkan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan serupa di masa yang akan
datang.
b) Laporan eksternal
Laporan kecelakaan kerja yang dibuat petugas/ahli K3 tersebut
disampaikan kepada Kantor Departemen Tenaga Kerja dalam waktu tidak
lebih dari 2 kali 24 jam untuk bahan proses peneyelasaian selanjutnya
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku

b. Koordinasi dengan mekanik mesin pencampur aspal.


Pelaksana produksi mempunyai beban tanggung jawab masalah keselamatan
kerja terhadap anggota-anggotanya. Setiap perawatan dan kerusakan
mengandung potensi menimbulkan kecelakaan kerja. Untuk itu pelaksana
produksi jika menerima laporan dari operator tentang kerusakan atau akan
melaksanakan perawatan semua peralatan, pelaksana produksi harus
menekankan bahwa perbaikannya hanya oleh tenaga yang kompeten
menanganinya. Dan tidak boleh ada campur tangan orang lain yang tidak
kompeten.
Langkah-langkah koordinasi dengan mekanik mesin pencampur aspal untuk
pelaksanaan perbaikan komponen yang rusak dan berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja.
1) Setiap rapat koordinasi pelaksana produksi selalu menekankan pentingnya
untuk selalu memperhatikan masalah K3
2) Operator mendapatkan kerusakan komponen alat diluar wewenangnya untuk
menanganinya.
3) Kewajiban operator untuk melapor ke pelaksana produksi dan mekanik
terkait untuk menanganinya
c. Tindak lanjut dalam mengatasi terjadinya kerusakan komponen yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Seperti sudah dibahas pada sub bab terdahulu, bahwa semua kegiatan
perbaikan dan perawatan mempunyai potensi kecelakaan kerja. Dengan
demikian pelaksana produksi menekankan kepada anggota kelompok kerjanya
agar selalu memeriksa semua komponen yang ada kecenderungan mengalami
kerusakan, harus segera dilaporkan mekanik terkait. Demikian juga untuk

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 69 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pemeliharaan rutin harus secara konsisten dilaksanakan, seperti yang disebutkan


dalam buku manual.
Langkah-langkah pelaksanaan tindak lanjut dalam mengatasi terjadinya
kerusakan komponen yang berpo-tensi menimbulkan kecelakaan kerja.
1) Dalam rapat koordinasi harian, pelaksana produksi menekankan setiap ada
tendensi kerusakan komponen mesin agar segera ditangani, karena pada
hakekatnya perbaikan pada mesin sangat dekat dengan kecelakaan kerja.
2) Ada kewajiban operator untuk segera melaporkan kepada pelaksana
produksi dan mekanik terkait, jika diketemukan komponen mesin terdapat
tanda-tanda kerusakan, atau jika akan dilaksanakan pemeliharaan rutin.
3) Dalam menangani kerusakan atau pemeliharaan rutin, operator
berkoordinasi dengan mekanik.
d. Bimbingan kepada kelompok kerja untuk mencegah timbulnya kerusakan
komponen yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
Bimbingan kepada kelompok kerja untuk mencegah timbulnya kerusakan
komponen yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja.
1) Dalam setiap rapat koordinasi harian, pelaksana produksi menekankan
kepada anggota kelompok kerjanya, agar setiap ada tendensi kerusakan
komponen mesin agar segera dilaporkan kepada yang berwenang. karena
pada hakekatnya perbaikan pada mesin sangat dekat dengan kecelakaan
kerja.
2) Pelaksana produksi menekankan agar sebelum terjadi kerusakan yang fatal,
sebaiknya ditangani masalahnya oleh yang berwenang, karena pada
hakekatnya perbaikan pada mesin sangat dekat dengan kecelakaan kerja.
3) Kecelakaan kerja akan merugikan korban, perusahaan dan pelanggan

4.5 Penerapan K3L


4.5.1 Sosialisasi ketentuan K3L
a. Prosedur sosialisasi ketentuan K3 dan lingkungan.
Materi dan peraturan/ketentuan terkait dengan K3-L yang menjadi pedoman
pelaksanaan ketentuan K3-L di unit mesin pencampur aspal panas atau anggota
kelompok kerja lainnya, wajib disosialisasikan kepada semua anggota kerja
dengan bimbingan ketua kelompok atau pelaksana produksi campuran aspal
panas.
Sosialisasi bidang K3-L yang belum diketahui oleh semua anggota kelompok
kerja atau yang masih baru, bertujuan untuk mendapatkan satu kesatuan dalam
pelaksanaan ketentuan K3-L dalam lingkup pekerjaan produksi campuran aspal
panas (hot mix) bagi setiap anggota kelompok kerja produksi.

b. Koordinasi dalam pelaksanaan sosialisasi ketentuan K3 dan lingkungan


dalam lingkup kelompok kerja produksi campuran aspal panas.
Melalui pertemuan kelompok kerja, biasanya penyampaian meteri pengetahuan
baru atau sebagai pendalaman ketentuan yang relevan dengan kegiatan
pengoperasian mesin pencampur aspal panas, dilakukan oleh pelaksana
produksi. Diharapkan dari sosialisasi ini semua anggota kelompok akan memiliki

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 70 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

tingkat pengetahuan yang merata dalam bidang tertentu, termasuk pengetahuan


dan penerapan K3-L.
Langkah-langkah mengkoordinir dalam pelaksanaan sosialisasi ketentuan K3 dan
lingkungan dalam lingkup kelompok kerja produksi campuran aspal panas.
1) Berkoordinasi dengan bagian kepegawaian dari perusahaan
2) Menyiapkan materi atau ketentuan K3-L yang telah dibahas untuk
disosialisasikan kepada anggota kelompok lainnya;
3) Menyiapkan waktu pertemuan kelompok kerja untuk pelaksanaan sosialisasi;
4) Menghubungi semua anggota kelompok kerja untuk mengikuti pertemuan
kelompok kerja dan sosialisasi ketentuan K3-L.
c. Pelaksanaan sosialisasi ketentuan K3 dan lingkungan.
Salah satu langkah dalam pelaksanaan mensosialisasikan pengetahuan baru
misalnya dalam bidang K3-L, adalah memilah materi yang tepat untuk disebarkan
kepada anggota kelompok lainnya. Pelaksanaan ketentuan K3-L dalam kegiatan
pengoperasian mesin pencampur aspal menjadi tugas bersama kelompok kerja,
sehingga dalam kerjasama tersebut dapat dipantau sejauh mana tingkat
kepedulian dan kedisiplinannya terhadap pelaksanaan ketentuan K3-L tersebut.
1) Mengumpulkan materi atau ketentuan K3-L yang relevan dengan kegiatan
pengoperasian mesin pencampur aspal baik dari anggota kelompok kerja
maupun sumber lain di perusahaan;
2) Memilih materi atau ketentuan K3-L yang tepat untuk dibahas bersama
pelaksana produksi dan disiapkan untuk disosialisasikan kepada anggota
kelompok lainnya;
3) Berdasarkan penugasan kepada masing-masing anggota kelompok kerja,
setiap anggota melaksanakan kegiatannya termasuk melaksanakan
ketentuan K3-L;
4) Dalam pelaksanaan kegiatan, khusus untuk penerapan ketentuan K3-L yang
telah disosialisasikan, kepada setiap anggota kelompok kerja dilakukan
pemantauan oleh pelaksana produksi;
5) Pelaksana produksi atau anggota kelompok kerja yang diberi tugas,
melakukan bimbingan langsung dalam penerapan ketentuan K3-L kepada
anggota yang dipandang masih memerlukan bimbingan.

4.5.2 Koordinasi penerapan K3L.


a. Prosedur penerapan ketentuan K3 dan lingkungan.
Dalam pengoperasian mesin pencampur aspal, pelaksana produksi menerapkan
ketentuan K3 dan lingkungan terhadap semua anggota kelompok kerjanya.
Seorang operator tidak mungkin bekerja secara sendiri sebagai individu dan
sebagai anggota kelompok kerja, sehingga dalam pelaksanaannya selalu
melakukan kerjasama dengan anggota lainnya.
Mekanisme kerja sama harus berpedoman kepada uraian tugas yang ditetapkan
perusahaan sehingga setiap petugas (anggota kelompok kerja) dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Sedangkan dalam pelaksanaan tugas setiap anggota kelompok harus memiliki
rasa kebersamaan yang tinggi dan kepada setiap anggota kelompok diberikan

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 71 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

pengertian untuk mampu memiliki sikap peduli kepada pelaksanaan kegiatan


kelompok dan kegiatan individu.
Salah satu tugas individu yang berdampak kepada kepentingan kelompok adalah
pelaksanaan K3-L sehingga setiap anggota kelompok termasuk operator mesin
pencampur aspal panas telah dibekali dengan sikap kepedulian terhadap
pelaksanaan K3-L di tempat kerja.
Sikap ini dapat ditandai antara lain dengan adanya kemauan dari setiap anggota
kelompok untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam rangka memupuk
kebersamaan dan sikap disiplin dalam menerapkan setiap ketentuan termasuk
ketentuan K3-L.
b. Ketentuan K3 di tempat kerja.
Penerapan ketentuan K3 yang berpedoman kepada Undang-undang Nomor 1
tahun 1970 dan peraturan pelaksanaannya, serta pedoman Pemeliharaan dan
Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual-OMM) harus dilaksanakan
oleh anggota kelompok mesin pencampur aspal panas secara konsisten, karena
telah disadari bahwa dengan penerapan ketentuan tersebut akan membawa
keselamatan kerja bagi dirinya, kelompok kerja dan peralatan yang
dioperasikannya. Prosedur penerapan ketentuan K3 dan lingkungan
dilaksanakan sebagai berikut,
1) Memahami ketentuan pokok yang menjadi kewajiban pekerja dan
perusahaan dalam penyelenggaraan K3;
2) Memahami dan menerapkan petunjuk teknis dalam penerapan K3 sesuai
dengan petunjuk dalam Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian;
3) Bekerja sama dengan anggota kelompok kerja dalam penerapan ketentuan
K3 untuk menuju agar tidak terjadi kecelakaan kerja (zero accident) dalam
kegiatan pengoperasian mesin pencampur aspal.
c. Pencegahan pencemaran lingkungan
Pencemaran lingkungan harus dapat dicegah secara konsisten dengan
dikoordinasikan semua anggota kelompok kerja pada unit mesin pencampur
aspal panas. Pencemaran ini dapat dikatakan bermula karena operasional mesin
pencampur aspal panas, sehingga pencegahannyapun harus dengan cara
pemasangan komponen pengendali terhadap polusi akibat komponen-komponen
terkait. Pekerjaan produksi campuran aspal panas dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan baik pencemaran udara, pencemaran suara dan
pencemaran limbah cair.
Pencemaran tersebut dapat dicegah atau minimal dapat dikurangi dengan suatu
usaha pencegahan baik yang dilakukan dalam proses produksi dalam mesin
pencampur aspal panas atau yang di luar proses produksi.
Langkah-langkah pencegahan pencemaran lingkungan secara konsisten yang
dikoordinasikan dengan semua anggota kelompok kerja, dapat dilakukan sebagai
berikut.
1) Melakukan inventarisasi pencemaran akibat proses produksi;

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 72 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

2) Melakukan inventarisasi langkah pencegahan pencemaran udara dalam


mesin pencampur aspal dengan pemasangan komponen pengendali,
misalnya
a) Pencemaran udara karena debu, dipasang komponen pengumpul debu
(dust collector);
b) Polusi suara dari mesin wheel loader dan dump truck dipasang
komponen muffler (knalpot)
c) Pencemaran drainease perkotaan dari bekas-bekas minyak, BBM, oli,
gemuk dan lain-lain, dipasang interceptor (penangkap)
3) Melakukan inventarisasi langkah pencegahan pencemaran suara dalam
mesin pencampur aspal dengan pemasangan burner yang ramah
lingkungan;
4) Melakukan kerja sama dengan unit lain dalam pencegahan pencemaran
limbah lainnya;
5) Melakukan kerja sama dengan unit lain dalam pencegahan pencemaran di
luar proses produksi.

4.5.3 Pengisian Daftar Simak K3-L


a. Pengisian daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pelaksanaan K3L.
Pada dasarnya daftar simak potensi kecelakaan kerja adalah untuk
mengingatkan kepada petugas yang mengisi daftar simak tersebut (dalam hal ini
operator mesin pencampur aspal), tentang bahaya yang mugnkin terjadi pada
setiap tahap pekerjaan, sehingga yang bersangkutan akan lebih berhat-hati
dalam menjalankan tugasnya untuk menjaga keselamatan dirinya, orang
sekitarnya dan peralatan/ mesin yang dioperasikannya.
Dalam kondisi ini operator harus disiplin dalam mengisi daftar simak yang telah
disiapkan sebelumnya dengan benar.
Demikian juga untuk pelaksana produksi juga harus mengisi daftar simak sebagai
beban tanggung jawabnya terhadap anggota kerja dibawah pengawasannya.
Contoh daftar simak yang harus diisi oleh pelaksana produksi seperti berikut ini.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 73 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

CONTOH FORM :

DAFTAR SIMAK KESELAMATAN KERJA

JENIS PEKERJAAN : PENGOPERASIAN BATCHING PLANT


LOKASI : …………………………………………………….

No. Daftar Pertanyaan Ya Tidak

Apakah lokasi mesin pencampur aspal panas telah bersih dari material
1.
yang dapat menimbulkan bahaya/ kecelakaan

2. Apakah telah tersedia Alat Pelindung Diri (APD) yang memenuhi


persyaratan K3

3. Apakah telah tersedia perlengkapan P3K

Apakah telah tersedia alat pemadam kebakaran yang masih laik pakai
4.
(belum kadaluarsa)

Apakah mesin pencampur aspal panas telah dilengkapi dengan saklar


5. (tombol) untuk menghentikan operasi dalam keadaan darurat
(emergency stop)

Apakah telah terpasang pengaman pada komponen yang berputar/


6.
bergerak (rantai, belt, dll)

Apakah operator telah membersihkan lantai kerja, tangga dan


7. pegangannya dari material yang dapat menimbulkan bahaya/
kecelakaan

Apakah telah terpasang rambu-rambu operasi dan keselamatan kerja


8.
sesuai dengan ketentuan

Apakah buku pedoman pengoperasian dan pemeliharaan batching


9.
plant telah disediakan di dalam ruang operator

Apakah pada setiap tangga dan tempat laluan telah dipasang


10.
pengaman

11. Apakah semua instrumen telah diperiksa dan dalam keadaan baik

Apakah telah ada petugas keselamatan kerja yang memberikan


12.
penyuluhan K3 secara teratur

Dibuat oleh : Kepala Unit Produksi, tanggal ……………………


…………………………………
( ……………………………….)

Diketahui Oleh : Safety Officer, tanggal ……………………………


. .………………………………
( …………………………….. )

b. Prosedur dan tata cara pengisian daftar simak


Daftar simak potensi kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan telah
disiapkan oleh tenaga ahli di bidang K3 dan lingkungan hidup. Potensi
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 74 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

kecelakaan kerja dan pencemaran yang tercantum dalam daftar simak, telah
disosialisasikan kepada operator wheel loader termasuk operator mesin
pencampur aspal panas, sehingga setiap operator telah memahami setiap
potensi kecelakaan kerja dan pencemaran lingkungan pada pekerjaan yang
dihadapinya dan mencatat datanya untuk bahan pengisian daftar simak.
1) Siapkan daftar simak yang harus diisi operator mesin pencampur aspal;
2) Lakukan pencatatan data yang diperlukan untuk pengisian daftar simak;

c. Bimbingan pengisian daftar simak.


Tata cara bimbingan pengisian daftar simak dilakukan dengan cara setiap
tahapan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dicermati dan
diharapkan dengan mencermati dan mengisikan ke dalam daftar simak, setiap
operator akan lebih hati-hati dalam melakukan kegiatan pada setiap tahapan
pekerjaan yang dihadapinya.
1) Pengisian daftar simak dilakukan oleh operator untuk setiap pekerjaan pada
lokasi baru, agar pada pelaksanaan pekerjaan operator dapat mengenal dan
menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
2) Pengisian dilakukan oleh operator secara berkala atau setiap hari, agar
operator selalu diingatkan bahwa mereka berhadapan dengan pekerjaan
yang mengandung potensi kecelakaan kerja, sehingga dapat bekerja dengan
penuh disiplin dan hati-hati.

d. Daftar simak yang dibuat operator mesin pencampur aspal


Untuk menyadarkan para operator dan sebagai petugas yang harus ikut
bertanggung jawab terhadap kecelakaan dan pengaruh lingkungan, pengisian
dibuat setiap hari oleh para operator. Dengan demikian setiap hari pula para
operator akan mengingatkan dirinya sendiri terhadap tanggung jawabnya
terhadap K3L.
Langkah-langkah penghimpunan daftar simak yang dibuat operator mesin
pencampur aspal sebagai bahan laporan pelaksanaan K3
1) Setiap hari pelaksana produksi harus menghimpun daftar simak yang dibuat
oleh operator
2) Dalam kondisi tertentu dimana pelaksana produksi menganggap perlu untuk
pemeriksaan, maka pelaksana produksi mengontrol secara random (acak).
3) Jika sampai terjadi kecelakaan atau kondisi pengaruh lingkungan yang tidak
baik, operator terkait harus melaporkan secara tertulis chronology sampai
kejadian tersebut, sebagai bahan laporan pelaksanaan K3.
Contoh format daftar simak dari operator dari unit mesin pencampur aspal panas,
yang harus di kontrol oleh pelaksana produksi, seperti berikut ini,

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 75 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

DAFTAR SIMAK POTENSI KECELAKAAN


JENIS PEKERJAAN : ……………………………………….
LOKASI : ……………………………………….
NO JENIS KEGIATAN A B C D E F G H I J K KETERANGAN
I Pemeliharaan harian A = Jatuh dari ketinggian
1 B = Jatuh karena lantai licin
2 C = Tersengat aliran listrik
3 D = Terkena semprotan cairan bertekanan
tinggiu
4 E = Terbentur peralatan
5 F = Terhisap debu
II Persiapan Operasi G = Terjepit komponen yang bergerak
1 H = Terbakar
2 I = Terkena jatuhan batu atau benturan batu
3 J = Terjepit peralatan kerja
4 K = Tersambar petir
5
III Pengoperasian AMP
1
2
3
4
5

Dibuat oleh : Operator Mesin Pencampur Aspal Panas Nama : …………………….. Tanggal : ……………
Diperiksa oleh : Nama : …………………….. Tanggal : ……………
Disetujui oleh : Nama : …………………….. Tanggal : ……………
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.6 Pengendalian pencemaran lingkungan


4.6.1 Identifikasi Kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran
lingkungan.
a. Kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Pada area unit mesin pencampur aspal panas, operasional dari mesin tersebut
sangat mungkin untuk menjadikan lokasi sekitarnya dapat terkena pencemaran
lingkungan. Oleh sebab itu kondisi lingkungan perlu diatur dan dikelola
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, dengan
cara diantaranya adalah,
1) Job layout (tata letak) dari halaman harus direncanakan yang baik, dengan
cara,
a) Semua kegiatan harus tidak saling mengganggu, sebagai misal,
operasional wheel loader di area stock pile, dump truck pengangkut
campuran aspal panas, dan dump truck pengangkut agregat dari
supplier, jalurnya tidak saling mengganggu
b) Letak tangki bahan bakar harus jauh dari potensi terjadinya kebakaran
c) Lebar jalan angkut cukup untuk dua lajur
d) Jalur jalan operasional di halaman unit mesin pencampur aspal agar
sebanyak mungkin dihindari persilangan
2) Halaman dari unit mesin harus dikelola dengan baik
3) Drainase lingkungan harus dikelola dengan baik
4) Jalan angkut seyogyanya dengan perkerasan dan harus dipelihara
5) jalurnya dihindari sebanyak mungkin tidak saling menyilang
6) Jalan kerja dan jalan pengangkutan

b. Mengidentifikasi kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan


pencemaran lingkungan.
Pada pengoperasian mesin pencampur aspal, terjadinya pencemaran lingkungan
tidak hanya terjadi akibat dari pengoperasian mesin pencampur aspal sendiri,
tetapi timbul juga dari kondisi lingkungan kerja yang kurang mendukung. Kondisi
lingkungan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan diantaranya
adalah,
1) Pengoperasian dump truck dan wheel loader pada lokasi stockpile dan cold
bin yang dapat menimbulkan debu;
2) Pengoperasian dump truck pada jalan masuk dan jalan keluar untuk mengisi
dan mengangkut campuran aspal panas (hot mix); hal ini terjadi karena
kondisi jalan yang berdebu
3) Kolam penampung debu (settle pond) yang meluap tidak tersalurkan dengan
baik dan tercampur ceceran aspal, masuk ke dalam saluran drainase yang
kurang memenui syarat
4) Stockpile agregat, yang tidak terawat dengan baik dari tersebarnya material
dan tidak adanya pengaturan drainase yang baik untuk mengalirkan air, bila
terjadi hujan;
5) Penyimpanan bahan bakar dan aspal, yang tidak tertata dengan baik
sehingga tidak dapat dengan cepat mendetekasi bila terjadi kebocoran;

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 77 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

6) Tidak diadakan pemeliharan jalan kerja secara rutin, sehingga banyak


menimbulkan polusi;
7) Penataan drainase lingkungan kerja yang tidak baik, sehingga aliran air di
lokasi kerja tidak dapat disalurkan sesuai dengan ketentuan dan dapat
tercemar oleh limbah yang terdapat di dalam lingkungan kerja;
8) Tidak disediakan penempatan material yang tidak terpakai lagi (misalnya
suku cadang bekas, dan lainnya) sesuai ketentuan untuk menghindarkan
kondisi lingkungan yang besih dan menghilangkan potensi pencemaran dan
potensi bahaya kecelakaan kerja dan kebakaran.
9) Pencemaran udara terjadi akibat pengoperasian dump truck dan wheel
loader pada lokasi stockpile dan cold bin; hal tersebut terjadi karena kondisi
tempat penampungan agregat yang kurang terpelihara;
10) Pencemaran udara terjadi akibat pengoperasian dump truck pada jalan
masuk dan jalan keluar untuk mengisi dan mengangkut campuran aspal
panas (hot mix); hal ini terjadi karena kondisi jalan yang kurang terpelihara;
11) Pencemaran limbah cair dari kolam penampung debu (settle pond) yang
meluap tidak tersalurkan dengan baik dan tercampur ceceran aspal, masuk
ke dalam saluran drainase yang kurang memenui syarat
Langkah-langkah cara melakukan koordinasi dengan anggota kelompok kerja
untuk mengidentifikasi kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan.
Untuk mendapatkan data kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan adalah dengan mengidentifikasi pencemaran yang
mungkin terjadi, lokasi pencemaran dan penyebab kemungkinan terjadinya
pencemaran tersebut, yang dihubungkan dengan pengoperasian mesin
pencampur aspal panas.
1) Berkoordinasi dengan anggota kelompok kerja dari hasil identifikasi terutama
bila ditemui kondisi yang sangat mendesak tindak lanjutnya untuk mengatasi
kemungiknan terjadinya pencemaran lingkungan;
2) Berkoordinasi dengan anggota kelompok kerja dari hasil Identifikasi potensi
pencemaran (misalnya kegiatan, material, sarana) di lingkungan kerja:
3) Berkoordinasi dengan anggota kelompok kerja dari hasil langkah yang telah
atau perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pencemaran sesuai dengan
hasil identifikasi dan pola pencegahan pencemaran lingkungan yang
ditetapkan perusahaan.
c. Tindak lanjut bila teridentifikasi adanya kondisi lingkungan yang berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan.
1) Prosedur tindak lanjut
a) Setiap teridentifiksi adanya kondisi lingkungan yang berpotensi
menimbulkan pencemaran lingkungan, harus dicatat dan dilaporkan
kepada atasan;
b) Jangan melakukan kegiatan untuk mengatasi potensi pencemaran bila
belum ada perintah dari atasan atau kegiatannya diluar kewenangan
operator;
c) Melakukan kerjasama untuk mengatasi potensi pencemaran lingkungan
tersebut.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 78 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

2) Tindak lanjut bila teridetifikasi adanya kondisi lingkungan yang berpotensi


menimbulkan pencemaran lingkungan
a) Periksa lokasi, atau kegiatan atau meterial yang berpotensi
menimbulkan pencemaran;
b) Catat potensi pencemaran yang teridentifikasi dan laporkan hasil temuan
secara lebih rinci;
c) Laporkan tindakan sementara yang dilakukan untuk mencegah
pencemaran yang mungkin terjadi;.
d) Lakukan kerja sama dalam pelaksanaan pemeriksaan dan perbaikan
dengan petugas yang ditunjuk untuk mengatasi potensi pencemaran
yang teridentifikasi tersebut.

4.6.2 Ketentuan pencegahan penerapan ketentuan pencemaran lingkungan


a. Ketentuan pencegahan pencemaran lingkungan.
Peraturan perundangan lingkungan hidup antara lain Peraturan Pemerintah
Nomor 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 tahn 1999 tentang Pengendalian pencemaran lingkungan,
pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengendalikan
sumber gangguan yang bertujuan mencegah dan atau menanggulangi turunnya
mutu udara bebas dan mutu air.
Pada pengoperasian mesin pencampur aspal panas terdapat potensi
pencemaran udara dan pencemaran air sehingga semua ketentuan yang
tercantum dalam PP 20/1990 dan PP 41/1999 harus dilaksanakan di lingkungan
perusahaan termasuk di lokasi pekerjaan.
b. Pencegahan pencemaran lingkungan sesuai dengan peraturan
perundangan lingkungan hidup.
Sebagai dasar pelaksanaan pencegahan pencemaran lingkungan pada lokasi
pengoperasian mesin pencampur aspal panas adalah mengidentifikasi ketentuan
dalam peraturan Pemerintah tersebut yang terkait langsung dengan
pengoperasian mesin pencampur aspal.
1) Pencemaran udara:
a) Pencegahan timbulnye sumber pencemaran, dengan mengoperasikan
komponen untuk menghilangkan pencemaran udara;
b) Pencegahan terjadinya polusi udara, dengan mempertahankan baku
mutu emisi melalui penggunaan bahan bakar yang sesuai ketentuan,
burner yang ramah lingkungan (menurunkan kebisingan dan dengan
tingkat emisi yang terkendali);
2) Pencemaran air
Mengupayakan tidak terjadinya limbah cair, dengan penerapan upaya
menghilangkan/mengurangi adanya kebocoran aspal atau bahan bakar yang
akan larut ke dalam aliran air dalam drainase atau terserap ke adalam tanah;
c. Pencegahan pencemaran lingkungan ditempat kerja.
Untuk menghilangkan atau mengurangi pencemaran lingkungan akibat kegiatan
produksi campuran aspal panas dilakukan dengan penerapan metode yang tepat

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 79 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

berdaasrkan hasil pemeriksaan yang dilakukan secara terus menerus terhadap


semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Langkah-langkah tindak lanjut ketentuan pencegahan pencemaran lingkungan
ditempat kerja secara konsisten baik sebagai pimpinan maupun anggota
kelompok kerja.
1) Lakukan pemeriksaan atau pemantauan secara terus menerus terhadap
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan;
2) Lakukan tindakan perbaikan bila terdeteksi adanya gejala yang mengarah
kepada timbulnya pencemaran lingkungan;
3) Laporkan hasil pemeriksaan kepada atasan langsung, dan usulkan tindakan
perbaikan yang diperlukan dalam penerapan metode kerja untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan pada
kegiatan yang terdeteksi.
4) Dalam kondisi darurat segera hubungi dan atau berkoordinasi dengan
mekanik bagian peralatan.

4.6.3 Sumber pencemaran lingkungan


a. Material produksi yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Material produksi yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan yang
paling dominan adalah agregat dan filler. Upaya untuk menghilangkan
pencemaran lingkungan dari agregat selama dalam proses produksi, pabrik
pembuat mesin pencampur aspal telah melengkapi dengan komponen
pengumpul debu (dust collector) baik primary dust collector maupun secondary
dust collector sehingga debu yang keluar ke udara bebas melalui cerobong asap
dihilangkan atau setidaknya dikurangi/dibatasi. Tetapi pencemaran lingkungan
material produksi dari agregat, dapat juga terjadi sewaktu penumpahan material
dari dump truck pada stock pile dan sewaktu pengaturan stock pile oleh wheel
loader. Hal ini sangat susah diatasi, kecuali dengan selalu mengatur stock pile,
agar wheel loader tidak terlalu sering mengolah agregat. Pencemaran akibat
debu ini dapat dilihat secara visual, atau dengan melihat kondisi sekeliling.
Pencemaran lingkungan material produksi aspal jarang terjadi, kecuali tumpah
atau terbakar.
b. Kegiatan produksi campuran aspal panas yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan.
Kegiatan produksi campuran aspal panas (hot mix) yang berpotensi menimbulkan
pencemaran lingkungan yang paling dominan adalah pengeringan dan
pemanasan agregat dalam dryer, dibandingkan dengan penanganan aspal dan
filler.
Upaya untuk menghilangkan pencemaran lingkungan dari kegiatan tersebut,
pabrik pembuat mesin pencampur aspal telah melengkapi dengan komponen
pengumpul debu (dust collector) baik primary dust collector maupun secondary
dust collector sehingga debu yang keluar ke udara bebas melalui cerobong asap
dihilangkan atau setidaknya dikurangi/dibatasi.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 80 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

c. Kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya material yang tercecer


dampak dari kegiatan produksi campuran aspal panas.
Pada kegiatan produksi dapat diidentifikasi kegiatan-kegiatan yang berpotensi
untuk menjadikan kondisi lingkungan kerja kurang teratur karena adanya material
yang tercecer selama kegiatan produksi. Untuk menghilangkan material yang
tercecer tersebut, perlu suatu langkah penyempurnaan metode kerja berdasarkan
pemeriksaan yang tertib dan teratur terhadap beberapa kegiatan yang
teridentifikasi tersebut.
1) Periksa secara teratur kegiatan penyaluran agregat:
a) Adakah agregat yang tercecer sepanjang cold conveyor dan joint
conveyor;
b) Adakah penanganan agregat oversize dari vibrating screen;
c) Adakah agregat yang tercecer pada hot elevator;
d) Adakah penanganan agregat over flow dari hot bin;
e) Adakah hot mix yang tercecer selama penuangan dari mixer ke dalam
dump truck dan pengangkutan keluar plant;
Bila ada maka lakukan pemeriksaan dan perbaikan sesuai dengan prosedur.
2) Periksa secara teratur kegiatan penyaluran aspal:
a) Adakah kebocoran tangki aspal;
b) Adakah tumpahan aspal dari tangki pada saat pengisian;
c) Adakah kebocoran aspal pada sistem pemipaan;
Bila ada maka lakukan pemeriksaan dan perbaikan sesuai dengan prosedur.
3) Periksa secara teratur kegiatan penyaluran filler:
a) Adakah kebocoran silo atau tumpahan filler saat pengisian silo;
b) Adakah tumpahan atau kecoran filler dalam komponen penyalur filler;
Bila ada maka lakukan pemeriksaan dan perbaikan sesuai dengan prosedur.
d. Tindakan pencegahan untuk menghilangkan atau mengurangi pencemaran
lingkungan.
Untuk menghilangkan atau mengurangi pencemaran lingkungan akibat kegiatan
produksi campuran aspal panas dilakukan dengan penerapan metode yang tepat
berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan secara terus menerus terhadap
semua kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Tindakan pencegahan untuk menghilangkan atau mengurangi pencemaran
lingkungan akibat kegiatan produksi campuran aspal panas.
1) Lakukan pemeriksaan atau pemantauan secara terus menerus terhadap
kegiatan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan;
2) Lakukan tindakan perbaikan bila terdeteksi adanya gejala yang mengarah
kepada timbulnya pencemaran lingkungan;
3) Laporkan hasil pemeriksaan kepada atasan langsung, dan usulkan tindakan
perbaikan yang diperlukan dalam penerapan metode kerja untuk
menghilangkan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan pada
kegiatan yang terdeteksi.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 81 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4.6.4 Pencemaran lingkungan dari gas buang.


a. Teknik pemantauan gas buang yang keluar dari cerobong asap.
Masalah asap atau gas buang yang keluar dari cerobong asap ini terkait dengan
masalah lingkungan sehingga setiap operator mesin pencampur aspal wajib
memperhatikan kondisi asap buang ini. Bila terjadi perubahan dari asap buang
dan membawa gas yang dapat mengganggu lingkungan, kemudian tidak dapat
diatasi oleh operator sesuai dengan prosedur, maka harus secepatnya
melaporkan ke mekanik atau bagian pealatan dan kepada atasan langsung.
Teknik pemantauan gas buang yang keluar dari cerobong asap dapat di lihat
dengan cara sebagai berikut ini,
1) Dilihat secara visual, jika asap buang tidak bersih, selain akibat kurang
sempurnanya penyalaan burner, juga dapat diakibatkan karena telalu banyak
debu yang terbawa keluar akibat penangkap debu kurang berfungsi dengan
baik.
2) Dipantau dari kondisi sekeliling
3) Dipantau dengan alat oleh institusi yang berwenang untuk mengujinya.
b. Pemantauan kemungkinan adanya gas buang yang pekat yang keluar dari
cerobong asap.
Secara teratur operator mesin pencampur aspal harus memantau kondisi gas
buang selama mesin pencampur aspal dioperasikan, baik secara langsung
memantau gas yang keluar dari cerobong asap atau melalui monitor di ruang
operator.
Pemantauan gas buang ini merupakan salah satu upaya pencegahan
pencemaran udara, karena dari gas buang tersebut dapat membawa gas yang
tercampur dengan debu halus dan atau bersama dengan emisi dari pembakaran
bahan bakar pada penyalaan burner.
Langkah-langkah untuk pemantauan gas buang yang keluar dari cerobong asap
dapat dilakukan sebagai berikut,
1) Lakukan pemantauan secara visual warna gas buang, warna yang bersih
mengindikasikan tidak ada atau sangat sedikit mengandung polusi udara,
sedangkan asap yang pekat mengindikasikan kandungan polusi cukup tinggi
yang berasal dari emisi bahan bakar atau kandungan debu yang cukup
banyak;
2) Laporkan kondisi gas buang yang menimbulkan polusi atau jika usaha
mengatasinya tidak berhasil, kepada mekanik bagian peralatan dan atasan
langsung untuk segera diambil langkah mengatasinya.
3) Untuk mengetahui pencemaran lingkungan secara legal, dapat dengan minta
diadakan uji emisi kepada institusi yang berwenang menanganinya

c. Tindak lanjut sesuai dengan prosedur bila terjadi pencemaran akibat gas
buang yang keluar dari cerobong asap.
1) Prosedur tindak lanjut
a) Bila terjadi pencemaran udara akibat gas buang yang keluar dari
cerobong asap, operator harus mencatat chronology kejadian dan
melaporkan segera kepada pelaksana produksi;

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 82 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

b) Pelaksana produksi dapat memerintahkan operator agar jangan


melakukan kegiatan untuk mengatasi komponen penyebab pencemaran
udara tersebut bila kerusakan diluar kewenangan operator, kecuali jika
merupakan tindakan sementara diluar masalah pokok perbaikannya.
2) Prosedur tindak lanjut bila terjadi pencemaran udara akibat gas buang yang
keluar dari cerobong asap
a) Catat kondisi pencemaran udara akibat gas buang yang keluar dari
cerobong asap tersebut dan laporkan hasil temuan secara lebih rinci
kepada pelaksana produksi dan kepada mekanik bagian peralatan;
b) Laporkan kepada pelaksanan produksi dan mekanik bagian peralatan,
tindakan sementara yang sudah dilakukan untuk mencegah pencemaran
udara akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap yang lebih
berat;
c) Lakukan kerja sama dalam pelaksanaan pencegahan terjadinya
pencemaran akibat gas buang yang keluar dari cerobong asap tersebut,
yaitu misalnya dengan melakukan pengaturan pengumpul debu, dengan
mengoperasikan exhauster secara tepat, sehingga debu yang lolos dari
pengumpul debu pertama dapat dihambat dan ditahan pada pengumpul
debu kedua sehingga gas buang yang ke luar ke udara bebas telah
bersih atau hanya sedikit kandungan debunya.
d) Untuk perbaikan selanjutnya harus ditangani mekanik dengan
berkoordeinasi dengan operator mesin pencampur aspal panas.

4.6.5 Prosedur Pelaporan Yang Terjadi dan Mengakibatkan Pencemaran


Lingkungan).
a. Penanggulangan pencemaran lingkungan akibat terjadinya kelainan pada
proses produksi.
Pengendalian pencemaran lingkungan, pada dasarnya merupakan tindakan yang
dilakukan untuk mengendalikan sumber gangguan yang bertujuan mencegah dan
atau menanggulangi turunnya mutu udara bebas dan mutu air.
Pada pengoperasian mesin pencampur aspal, sumber terjadinya pencemaran
antara lain adalah pada proses produksi dan karena tidak berfungsinya dengan
baik komponen mesin pencampur aspal, sehingga untuk mencegah terjadinya
pencemaran harus dilakukan pemantauan secara terus menerus terhadap
sumber pencemaran tersebut.
b. Pencemaran lingkungan akibat adanya kelainan pada komponen mesin
pencampur aspal selama dioperasikan.
Penurunan kondisi komponen dapat menjadi penyebab terjadinya pencemaran
lingkungan, karena komponen tidak dapat dioperasikan secara optimal selama
mesin pencampur aspal dioperasikan. Kondisi kelainan komponen ini berdampak
kepada kinerja komponen yang tidak mampu mencegah pencemaran yang
terjadi.
Untuk menanggulangi pencemaran lingkungan akibat adanya kelainan pada
komponen mesin pencampur aspal selama dioperasikan, dapat dilakukan
sebagai berikut,
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 83 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

1) Lakukan pendeteksian kondisi komponen secara terus menerus;


2) Lakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap kelainan kondisi komponen yang
terdeteksi, dan bila diperlukan lakukan perbaikan sejauh masih dalam
kewenangan operator untuk memperbaikinya;
3) Catat dan laporkan kepada pelaksana produksi dan mekanik terkait,
terhadap kelainan yang terdeteksi dan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan;
4) Lakukan kerja sama dengan mekanik yang ditugaskan untuk memeriksa dan
memperbaiki kerusakan yang telah dilaporkan.
c. Pencemaran lingkungan akibat adanya kelainan pada proses produksi
campuran aspal panas (hotmix).
Proses produksi campuran aspal panas (hot mix) adalah terjadinya pencampuran
agregat panas yang disalurkan dari cold bin, dipanaskan dalam dryer kemudian
disaring dalam vibrating screen, dan setalah melalui proses penimbangan
dimasukan ke dalam mixer untuk dicampur dengan filler untuk pencampuran
kering. Kemudian aspal panas disemprotkan ke dalam mixer untuk dilakukan
pencampuran basah yang menghasilkan campuran aspal panas (hot mix).
Selama proses penyaluran agregat, filler dan aspal ke dalam mixer sampai
berlangsungnya pencampran ketiga jenis material produksi tersebu di dalam
mixer, kemungkinan pencemaran lingkungan dapat terjadi sehingga diperlukan
adanya pemantauan secara terus menerus untuk mendeteksi kemungkinan
terjadinya pencemaran lingkungan tersebut.
Untuk mengatasi terjadinya pencemaran lingkungan akibat adanya kelainan pada
proses produksi campuran aspal panas (hotmix) adalah sebagai berikut,
1) Lakukan pendeteksian kemungkinan terjadinya pencemaran pada setiap
tahap proses produksi campuran aspal panas;
2) Lakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap tahapan proses yang terdeteksi
adanya potensi pencemaran lingkungan, misalnya pada proses
pengeringandan pemanasan agregat;
3) Catat dan laporkan potensi pencemaran pada tahap proses produksi yang
terdeteksi dan tindakan perbaikan yang telah dilakukan;
4) Lakukan kerja sama dengan mekanik yang ditugaskan untuk memeriksa dan
memperbaiki kelainan proses produksi yang telah dilaporkan.
d. Tindak lanjut bila terjadi pada proses produksi hotmix yang berdampak
kepada pencemaran lingkungan.
Terjadinya pencemaran lingkungan karena adanya kelainan selama proses
produksi harus dicatat dengan teliti termasuk usaha penanggulangannya untuk
bahan laporan kepada atasan langsung dan pejabat terkait lainnya. Catatan
chronolgy harus disimpan dalam file, agar bila terjadi lagi proses pencemaran
yang sama dapat membantu untuk mengatasinya.
Tindak lanjut bila terjadi pada proses produksi hotmix yang berdampak kepada
pencemaran lingkungan
1) Lakukan pencatatan yang teliti dan benar hasil identifikasi kelainan yang
terjadi selama proses produksi hotmix yang berdampak kepada pencemaran
lingkungan termasuk usaha penanggulangannya;

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 84 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

2) Buat laporan pencemaran lingkungan akibat kelainan yang terjadi selama


proses produksi hotmix berdasarkan catatan hasil identifikasi termasuk
usaha penanggulangannya;
3) Sampaikan laporan pencemaran dan usaha penangggulangannya kepada
atasan langsung dan mekanik bagian peralatan.

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 85 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia


5.1.1. Pelatih
Pelatih/instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah
untuk :
1) Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
2) Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

5.1.2. Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
1) Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
2) Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
3) Mencatat pencapaian / perolehan peserta.

5.1.3. Teman kerja / sesama peserta pelatihan


Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka.
Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat
tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar
peserta.

5.2. 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )


Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses
pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 86 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

4. Contoh tugas kerja


5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi mendorong kefleksibilitasan dari
penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan
mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternatif lain yang lebih baik
atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini
tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :


1. UU No 1 th 1970 Tentang Keselamatan Kerja
2. UU No 23 th 1992 Tentang Kesehatan
3. UU No 18 th 1999 Tentang Jasa Konstruksi
4. UU No 13 th 2003 Tentang Ketenagakerjaan
5. Permen Tenaga Kerja 01/MEN/1980 tentang Konstruksi Bangunan
6. Permen Tenaga Kerja 04 th1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi
7. Permen Tenaga Kerja No 05 tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut
8. PP No 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
9. Permen PU No 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang PU
10. Kpts Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri PU No Kep 174/Men/1986 dan No
104/KPTS/1986 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tempat
kegiatan konstruksi
11. Permen Tenaga Kerja 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
12. Buku Petunjuk dari institusi terkait untuk tata cara pelaksanaan produksi
13. Buku Petunjuk dari institusi terkait untuk pembuatan jadwal produksi
14. Operation and Maintenance Manual
15. Sistem dan prosedur sesuai ketentuan perusahaan
16. Sumber bacaan terkait lainnya

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan


5.3.1 Peralatan yang digunakan:
a. Mesin pencampur aspal panas
b. APD;
c. APK
d. Rambu-rambu operasi dan K3;
e. Standard tools.
5.3.2 Bahan yang dibutuhkan :
a. Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian mesin pencampur aspal panas
b. Tata laksana baku (standard operation procedure, TATA LAKSANA BAKU
(STANDARD OPERATION PROCEDURE, SOP));
c. Format Surat Perintah Kerja;
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 87 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

d. Format Laporan;
e. ATK
f. Format berita acara rapat koordinasi
g. Format permintaan perbaikan
h. Format laqporan produksi
i. Format pemakaian alat
j. Sistem dan prosedur sesuai peraturan perusahaan
k. Bahan bakar;
l. Bahan pelumas

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 88 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

LEMBAR PERUBAHAN

Nama Pejabat yang


No. Bab/Subbab Tertulis/Semula Usul Perubahan
Pengusul Menyetujui

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 89 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

Data Penulis

Nama : Amien Sajekti


Jabatan : Tenaga Ahli
Perusahaan :
Alamat Pribadi : Jl. Demak 37/C-162 Jaka Permai Bekasi Barat
Telepon : 021.8841404 / HP 081310539130
Alamat Perusahaan :
Telepon :
Pendidikan :
1. Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Diponegoro 1969
2. Pasca Sarjana Jalan Raya ITB – Departemen PU 1977
Pengalaman Kerja :
1. Pengalaman Kerja di BUMN PT Nindya Karya.
a) 01/10/1969 Staf Teknik Kantor PN Nindya Karya Cabang Semarang.
b) 01/01/1970 Koordinator Proyek-proyek di daerah Kabupaten Banyumas.
c) 25/06/1970 Staf Perencanaan PN Nindya Karya Cabang Irian Jaya.
d) 01/09/1970 Kepala PN Nindya Karya Perwakilan Sorong, Irian Jaya.
• Merangkap Project Manager of Sorong Port Harbour (Pelabuhan
Struktur Beton di Sorong)
• Merangkap Project Manager Pembangunan Gedung Bank Exim
Sorong.
• Merangkap Kepala Proyek Komplek Sekolahan Perikanan Sorong.
• Merangkap Kepala Proyek Gedung Kantor Keuangan Negara di
Sorong.
• Merangkap Kepala Proyek pembuatan Jembatan Bailey Bridge di
Sorong
• Merangkap Kepala Proyek pembuatan Pemecah Gelombang Dan
Penahan Pantai di Sorong
• Merangkap Kepala Proyek beberapa proyek-proyek bangunan gedung
di Sorong.
e) 07/04/1977 Melanjutkan Studi Pasca Sarjana Jalan Raya ITB – PUTL.
f) 01/10/1978 Kepala Proyek Jembatan Callender Hamilton di Pamanukan.
g) 24/10/1978 Superintendant Proyek Jalan Raya Aceh Barat ( Sidikalang – Krueng Luas ).
h) 02/01/1980 Deputy General Superintendant Proyek Dam Beton Sampean Baru,
Bondowoso, Jawa Timur.
i) 01/11/1984 Kepala Proyek Bangunan Gedung Laboratorium PT Krakatau Steel, Cilegon.
j) 01/03/1986 Kepala Proyek Bangunan Gedung Work Shop Bandara Sukarno-Hatta -
Cengkareng.
k) 22/08/1988 Sebagai Tenaga Ahli Membantu Pembangunan Dam Beton Sidorejo, Jawa
Tengah.
l) 01/12/1988 Deputy Project Manager Proyek Pemasangan Pipa Beton φ 2,50 M Air Baku
PAM , Kalimalang – Pulogadung, Jakarta.
m)01/02/1990 Deputy Project Manager, Elevated Track Line Project ( Proyek Jalan Layang
Kereta Api ), dari jalan Juanda – Stasion Gambir dan dari jalan Gondangdia
– jalan Cilacap Cikini, di Jakarta.
Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) Halaman: 90 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

n) 01/09/1991 Kepala Bagian Pengendalian dan Operasi PT Nindya Karya Cabang I,


Jakarta.
- Merangkap Kepala Proyek Jalan, Kebon Jeruk, Jakarta - 1992
o) 01/02/1994 Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan Teknologi dan Manajemen
Kantor Pusat PT Nindya Karya.
p) 01/11/1994 Kepala Bagian Pembinaan Personil Biro Personalian & Umum Kantor Pusat
PT Nindya Karya.
q) 01/09/1995 Kepala Biro Sumber Daya Manusia & Umum Kantor Pusat PT Nindya Karya.
r) 01/01/2001 Pensiun normal

2. Pengalaman Pekerjaan di Perguruan Tinggi (jabatan akademik dosen LektorKepala):


a) Dosen di Universitas Krisnadwipayana tahun 1992 – sekarang.
• Konstruksi Bangunan
• Konstruksi Kayu I
• Konstruksi Kayu II
• Bahan Bangunan Beton dan Baja
• Instalasi Bangunan
• Utilitas dan Pemeliharaan Bangunan
• Statika I
b) Ketua Tim Pembuatan Portfolio, Evaluasi Diri dan Pengisian Borang-Borang S1 Program
Studi Teknik Sipil Universitas Krisnadwipayana tahun 2008/2009

c) Kepala Laboratorium Teknik Sipil Universitas Krisnadwipayana 2000 – 2004

d) Direktur Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana 2001 - 2009

e) Sekretaris Jurusan Sipil di Universitas Krisnadwipayana tahun 2004 – 2008.

f) Ketua Jurusan Sipil di Universitas Krisnadwipayana tahun 2008 – sekarang

g) Dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Sapta Taruna tahun 1997 – sekarang.


• Konstruksi Bangunan I
• Konstruksi Bangunan II
• Pemeliharaan Bangunan Gedung
• Manajemen Konstruksi Gedung.
• Instalasi Bangunan.
• Konstruksi Kayu I
• Konstruksi Kayu II
• Metode Pelaksanaan Konstruksi
h) Pembuatan Portfolio dan Evaluasi Diri S1 Program Studi Teknik Sipil Sekolah Tinggi
Teknologi Sapta Taruna Tahun 2008/2009.

i) Dosen di Universitas Mpu Tantular tahun 2000 – sekarang


• Konstruksi Kayu I
• Konstruksi Kayu II
• Metode Pelaksanaan Konstruksi

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 91 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Produksi Campuran Aspal Panas FKK.PS.01.002.02

• Perancangan Gedung Bertingkat


• Statika 1
• Statika II
• Kimia Bahan Konstruksi
• Mekanika Bahan
j) Dosen di STTPLN 2009 – 2011
• Mekanika Teknik I
• Mekanika Teknik II
3. Pendidikan / Kursus / Pelatihan / Penataran :
a) Pendidikan dan Latihan Manajemen Keuangan Konstruksi – Institut Pembinaan
Manajemen Multima tahun 1992
b) Pendidikan dan Latihan Pengambilan Keputusan – Institut Pembinaan Manajemen
Multima tahun 1992
c) Pendidikan dan Latihan Instruktur –Institut Pembinaan Manajemen Multima tahun
1993
d) Pendidikan dan Latihan Project Control Concept and Job Control System – Univ.
Tarumanegara tahun 1994
e) Pendidikan dan Pelatihan Manajemen SDM – Institut Pengembangan Manajemen
Indonesia tahun 1995
f) Pelatihan Keinstrukturan Bidang Jasa Konstruksi (Training of Trainer Course) –
PUSLATJAKONS Departemen Pekerjaan Umum tahun 1999
g) Penataran Dosen PTS Dalam Rangka Peningkatan Mutu Tenaga Bidang Teknik Sipil
Kopertis Wilayah I – XII Angkatan I (Khusus Struktur Kayu) – Direktorat Perguruan Tinggi
Swasta tahun 1999

4. Penulisan buku
a) Metode Kerja Bangunan Sipil - Penerbit di Graha Ilmu Yogyakarta
b) Kayu - proses penerbitan, di Graha Ilmu
c) Tata Laksana Bangunan Dam - untuk pelatihan karyawan PT Nindya Karya
(Pesero)
d) Konstruksi Bangunan I - untuk pengajaran
e) Konstruksi Bangunan II - untuk pengajaran
f) Bahan Beton - untuk pengajaran
g) Manajemen Konstruksi - untuk pengajaran
h) Instalasi Bangunan - untuk pengajaran
i) Mekanika Rekayasa I - untuk pengajaran
j) Mekanika Rekayasa II - untuk pengajaran
k) Pemeliharaan Bangunan - untuk pengajaran
l) Struktur Kayu I - untuk pengajaran
m) Struktur Kayu II - untuk pengajaran
n) Modul Pekerjaan Kayu - untuk Pelatihan Karyawan Perumnas
o) Modul Pekerjaan Konstr Bangunan - untuk Pelatihan Karyawan Perumnas
p) Modul Anggaran Biaya - untuk Pelatihan Karyawan KBN

Judul Modul: Penerapan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan


Lingkungan (K3L) Halaman: 92 dari 88
Buku Informasi Edisi: 2-2012

Anda mungkin juga menyukai