(2)
Disusun oleh:
Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
DAFTAR ISI
1
Hermeneutika [2] STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
STANDAR KOMPETENSI :
Mahasiswa menguasai materi hermeneutika dalam menafsirkan nats-nats Alkitab serta
dapat merancang metode-metode penafsiran dan mengaplikasikan temuan pesan
Firman Tuhan secara relevan dalam pelayanannya (Lanjutan).
KOMPETENSI DASAR
1. Mampu menerapkan prinsip & metode penafsiran Simbol
2. Mampu menerapkan prinsip & metode penafsiran Tipologi
3. Mampu mengaplikasikan prinsip & metode penafsiran Nubuat
4. Mampu mengaplikasikan prinsip & metode penafsiran Perumpamaan
5. Mampu menjalankan prinsip & metode penafsiran syair
2
Hermeneutika [2] STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
:
STANDAR PENILAIAN 1. Partisipasi dan kehadiran : 20 %
2. Lokakarya : 80 %
KONTRAK PERKULIAHAN : 1. Agar tidak mengganggu perkuliahan, para mahasiswa
diwajibkan hadir tepat waktu.
2. Wajib membawa Alkitab sendiri di setiap perkuliahan.
3. Selama perkuliahan, mahasiswa me-non-aktifkan
handphone-nya.
4. Berpakaian sopan dan rapi.
5. Melaksanakan lokakarya dengan topik/nats pilihan yang
dilaporkan terlebih dahulu kepada dosen supaya tidak
ada topik/nats pilihan yang sama dipilih oleh dua orang
mahasiswa atau lebih.
TEKNIK : Tertulis
SUMBER BELAJAR
1. Media elektronik (internet)
2. Lingkungan sosial,
3. Teman di kampus
4. Komunitas gereja
5. Literatur:
1. Berkhof, Louis. Principles of Biblical Interpretation. Grand Rapids: Zondervan
3
Hermeneutika [2] STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
4
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
HERMENEUTIKA (2)
Pada bagian sebelumnya (Hermeneutika 1) kita telah mempelajari pelbagai prinsip & metode
penafsiran yang bersifat umum. Prinsip-prinsip & metode-metode tersebut pada dasarnya
berlaku untuk semua penafsiran Alkitab secara umum. Namun demikian, mengingat dalam
Alkitab terdapat bermacam-macam gaya sastra dan cara berkomunikasi, adalah lebih lengkap
bila kita juga memperhatikan cara-cara dan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan gaya
sastra atau cara komunikasi tertentu. Dengan demikian, diharapkan seorang penafsir akan
dapat memperhatikan ciri khas gaya sastra tertentu, sehingga bukan saja terhindar dari bahaya
salah menafsir, bahkan maju satu langkah dapat menafsir dengan jelas dan tepat.
8. PENAFSIRAN SIMBOL
8.1. Pengertian
Simbol adalah suatu hal yang dipakai untuk menyampaikan suatu pengertian
yang melebihi pengertian umum/biasa dari hal yang dipakai tersebut.
Dan sebenarnya, bukan saja di Alkitab, namun dalam kehidupan sehari-hari kita
selalu menemui simbol, misalnya burung merpati adalah simbol perdamaian.
Simbol tidak sama dengan tipe (akan dibahas pada bagian berikut). Simbol
tidak dibatasi oleh waktu, sehingga suatu simbol melambangkan suatu
pengertian yang mungkin terdapat di masa lalu, sekarang atau yang akan datang.
c. Terdapat hubungan tertentu antara simbol dan makna yang akan disampaikan.
Dalam hal burung Merpati tersebut, kita dapat memahami bahwa burung
Merpati memang terkenal dengan sifat lemah lembutnya.
d. Dalam hal simbol yang tidak umum atau yang kurang dikenal, kita perlu
mengadakan penyelidikan secara cermat. Bila si pemakai simbol telah
menjelaskannya, penjelasannya itu harus menjadi patokan dalam memahami
simbol itu. Tidaklah bijaksana bila seorang penafsir berusaha menjelaskan
simbol berdasarkan keinginan atau latar belakangnya sendiri.
e. Suatu simbol yang sama mungkin memberi dua bahkan lebih pengertian yang
5
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
f. Simbol dipakai untuk memberi suatu makna yang dalam kepada mereka yang
mengerti, tetapi mungkin juga dengan tujuan yang sebaliknya, Misalnya
penulis kitab Wahyu banyak memakai simbol, mungkin agar musuh orang
Kristen tidak mengerti isi kitab tersebut dan tidak dapat menangkap
maknanya. Adakalanya penafsir modern tidak menyadari akan kehadiran suatu
simbol, namun adakalanya sebaliknya, ia mencari-cari suatu simbol yang
sebenarnya tidak ada. Untuk menghindari semua kelalaian ini, seorang
penafsir dituntut mengadakan penyelidikan yang lebih seksama.
a. Benda
Oleh karena itu, dalam penyelidikan simbol-simbol ini, unsur-unsur ini perlu
diperhatikan. Sebab melalui unsur-unsur ini, Allah telah menyatakan banyak
makna rohani yang sangat penting bagi orang Kristen.
c. Tindakan
Banyak tindakan, di luar peraturan atau upacara, yang dicatat dalam Alkitab
secara jelas menyatakan pengertian simbolik. Misalnya apa yang pernah
dilakukan oleh Yehezkiel (Yehezkiel 4-5) dan Hosea (Hosea 1-3).
Tindakan-tindakan ini diperintahkan oleh Allah dengan tujuan-tujuan tertentu
6
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
dan mengandung makna yang dalam. Bagi mereka yang melakukannya dan
melihat tindakan-tindakan ini jelas dapat menggoreskan kesan yang sangat
mendalam di hati mereka.
d. Angka
1
E.W. Bullinger, Number In Scripture (Grand Rapids: Kregel Publications), 1983 (Reprinted).
7
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
8
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
9
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
10
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Catatan : Jumlah Bilangan untuk Nama Yesus (di dalam bahasa Yunani:
) adalah 10 + 8 + 200 + 70 + 400 + 200 = 888.
Kristus (1480 = 8x183), Tuhan (800 = 8x100), Juru Selamat
(1408 = 82x32), Imanuel (25600 = 82x50), Mesias (656 = 8x82).
11
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Chi 600
Psi 700
Omega 800
Sampsi 900
e. Warna
f. Nama
Nama-nama dapat pula dipakai sebagai suatu simbol. Ini termasuk nama-nama
tokoh, bangsa, tempat, bahkan lembaga. Misalnya Kota Perlindungan
(Bilangan 35:9-15), nama Yesus (Matius 1:21), Babel, dan Yerusalem Baru
(Wahyu).
g. Penglihatan (Visi)
h. Mujizat
a. Tidak ada hukum tertentu yang dapat dipakai untuk setiap kasus. Jadi dalam
penyelidikan simbol, seorang penafsir perlu hati-hati, dan menyelidikinya
kasus per kasus. Jangan membuat penafsiran secara spekulatif.
12
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
c. Perhatikan ciri yang umum, yang utama, yang penting dari simbol tersebut. Ini
berarti simbol pertama harus dimengerti dalam pengertian harfiah. Selidikilah
makna simbol tersebut dari pengertian harfiah ini.
h. Bila seorang penafsir sudah yakin akan salah satu ciri dari suatu simbol,
hendaknya ia memulai penyelidikannya berangkat dari butir tersebut.
Mungkin ia akan mendapat butir lain dalam proses penyelidikan tersebut.
9. PENAFSIRAN TIPOLOGI
Kata Tipologi berasal dari kata bahasa Inggris Type, yang sebenarnya berasal dari kata bahasa
Yunani (dipakai sebanyak 14 kali dalam Perjanjian Baru), berarti: bekas yang
kelihatan (karena pukulan atau tekanan), gambaran, bayangan, contoh atau pola. Misalnya:
Yohanes 20:25, Kisah Para Rasul 7:44, Roma 5:14, Kolose 2:17, Ibrani 8:5.
Dengan demikian, Tipologi adalah suatu korespondensi dalam satu atau beberapa aspek
antara tokoh, peristiwa, benda, atau lainnya di Perjanjian Lama dengan tokoh, peristiwa,
benda, atau lainnya yang lebih dekat, atau sejaman dengan penulis Perjanjian Baru.2
Atau memakai penjelasan lain: Type adalah suatu bayangan dari suatu kebenaran yang
terdapat di Perjanjian Lama, sedangkan perwujudannya (Anti-type) terdapat di Perjanjian
Baru.3
2
A. Berkeley Mickelsen, Interpreting The Bible (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Co.,1966), 237.
3
Baker’s Dictionary of Theology, s.v. “Type, Typology” by Wick Broomall.
13
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
a. Tipologi biasanya lebih rumit & teliti, sehingga melibatkan lebih banyak data.
b. Type & Anti-type adalah tokoh-tokoh, peristiwa-peristiwa atau benda-benda di
dalam sejarah. Type dapat diterapkan setelah ada peristiwa di Perjanjian Baru
(konfirmasi).
c. Tipologi hanya terdapat di dalam Alkitab saja. Type dirancang oleh penunjukan
Ilahi untuk menghasilkan keserupaan dengan Anti-type.
d. Tipologi bersifat nubuat, dan anti-type-nya selalu berkisar pada Yesus Kristus,
khususnya karya penebusan-Nya bagi manusia yang jatuh ke dalam dosa.4
e. Baik Type atau Anti-Type telah terbaca di Perjanjian Baru, Type tetap bermakna
bagi umat Allah abad modern (baca 1 Korintus 10:1-11).
Pada umumnya Tipologi dapat dibagi dalam enam (6) jenis, yaitu:
a. Relasi antara Type & Anti-Type harus dipahami sebagai hubungan yang tunggal
dan sederhana (tidak berfokus pada detailnya). Harus ada kesesuaian antara Type
& Anti-Type untuk menghindari masuknya eisegetis. Type di Perjanjian Lama
pertama-tama dipahami di dalam bentuk simbol.
b. Penafsir harus menetapkan makna moral & spiritual yang Allah ingin sampaikan
kepada umat-Nya. Setelah itu, penafsir dapat beralih untuk melihat bagaimana
kebenaran itu direalisasikan di Perjanjian Baru.
d. Perlu diperhatikan bahwa masih ada perbedaan esensial antara Type dan Anti-
Type. Type menghadirkan kebenaran pada taraf yang lebih rendah, karnal,
kekinian, eksternal, dan realitas duniawi, sementara Anti-Type menghadirkan
kebenaran pada taraf tinggi, spiritual murni, masa depan, internal, dan realitas
surgawi.
4
Tipologi berbeda dengan Nubuat dalam format mereka: Tipologi dalam bentuk korespondensi antara tokoh,
peristiwa benda yang terdapat di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sedangkan Nubuat dalam
format pemberitaan terlebih dahulu yang kemudian menjadi fakta.
14
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
5
Dikutip dari Adar Habershon, The Study of The Types (Grand Rapids: Kregel Publications), 1983, 169.
15
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
10.1. Problematika
10.2. Definisi
[1] Ketika nabi menerima penyataan khusus dari Allah, dan pada gilirannya,
menyatakan kepada umat Allah. Penyataan ini untuk menjelaskan masa
lalu dan membentangkan masa kini, serta membuka masa depan.
[2] Perhatian sang nabi selalu berpusat pada Kerajaan Allah dan pekerjaan
penebusan Kristus.
16
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
[1] Mempunyai setting sejarah: seorang nabi adalah seseorang yang historis
dengan sebuah berita kepada orang-orang sezamannya.
[2] Nubuat bekerja di dalam konteks sejarah keselamatan. Oleh karena itu
melampaui batas sejarah & tempat sekarang dengan suatu gambaran
besar dari Allah.
(e) Ketika sang nabi diperintahkan untuk mewartakan berita di dalam tindakan-
tindakan nubuat, mereka sesungguhnya mengambil tempat di dalam setting
nabi saat itu, sekali pun penggenapannya hanya dapat dipahami di dalam
17
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
10.5. Contoh Penafsiran Nubuat: Gembala Yang Akan Datang (Yehezkiel 34)6
Gembala sebenarnya adalah suatu istilah yang mengandung arti yang luas,
termasuk imam, raja, dan pembesar dari umat Israel. Dengan demikian, yang
dimaksudkan dengan gembala di sini bukanlah gembala yang biasa.
Di sini ada satu hal yang ditekankan, yaitu tidak kamu gembalakan,
dengan kata lain, orang-orang ini (imam, raja, pembesar Israel) hanya tahu
menikmati dan menggembalakan dirinya sendiri, tidak menjalankan perintah
Allah. Kesalahan umat Israel dan kecelakaan domba-domba itu adalah
disebabkan oleh mereka. Itulah sebabnya Allah menegur para gembala.
6
Peter Wongso, Tafsiran Kitab Yehezkiel (Malang: SAAT), 1998, 69-71.
18
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Ayat 24 menyinggung bahwa Daud akan menjadi raja. Mengenai nubuat ini,
Paulus menjelaskan bahwa raja yang diperkenan oleh Allah seperti Daud
itu adalah Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 13:22-23). Tuhan Yesus sendiri
juga mengakui bahwa Ia adalah Gembala yang baik dan Ia mati untuk domba-
domba-Nya (Yohanes 10:1-18). Nubuat ini jelas bukan ditujukan kepada
Daud, melainkan Tuhan Yesus, Gembala yang agung.
Ibrani 13:20 juga menyinggung bahwa Yesus adalah Gembala yang Agung, Ia
sudah bangkit dari antara orang mati. Maka kesimpulan Gembala yang
seperti Daud itu adalah Tuhan Yesus Kristus.
Selanjutnya ada janji berkat untuk tanah yang dijanjikan kepada mereka itu.
Allah akan melepaskan mereka dari tangan penjajah, dan tidak lagi menjadi
tawanan orang kafir. Mereka juga tidak akan mengalami kelaparan atau
pengkhianatan orang kafir. Bagian ini mengulangi tujuan Allah yakni agar
mereka tahu bahwa Dia-lah TUHAN (ayat 27,30,31).
19
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
11.1. Pengantar
[2] Dua perbedaan sifat perumpamaan Yesus dari Rabbi pada jaman-Nya
adalah kesegaran & kesederhanaan, yang berlawanan dengan
menunjukkan keilmuan & membosankan, serta makna tunggal di dalam
hubungannya dengan Kerajaan yang sedang datang, dipertentangkan
dengan para Rabbi yang memusatkan perhatian pada Taurat & aplikasinya.
[3] Perumpamaan berbeda dari Fabel (sepele & fantastik), Mitos (ciptaan
cerita rakyat yang populer), Allegori (yang menemukan banyak poin di
dalam sebuah narasi), di mana Perumpamaan hanya memiliki SATU
POIN SENTRAL; semua unsur yang lain hanyalah tambahan & tunduk di
bawah SATU POIN TERSEBUT.
[1] Kejadian yang umum, lazim, dan ada di dalam kehidupan sehari-hari/konkret,
sehingga perumpamaan menjadi sarana pengajaran yang sangat baik.
20
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
[4] Perumpamaan selalu mempunyai dua tahap arti, alami & spiritual; mereka
membutuhkan penafsiran sedemikian untuk menghindari terlalu banyak
dari yang dimaksudkan oleh perumpamaan itu.
21
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
d. Prinsip Doktrinal
Dalam penafsiran, hendaklah tafsiran kita ditempatkan pada proporsi yang
sebenarnya. Dengan kata lain, tafsiran kita harus sesuai dengan arti yang
sebenarnya, tanpa terlebih dahulu memasukkan kehendak atau konsep
pemikiran yang sudah ada pada kita. Sebab itu, perlulah dalam menafsirkan
perumpamaan menggunakan pikiran yang bersih, jujur, dan terlepas dari
pandangan teologis, prasangka yang ada pada kita. Kita perlu memohon
bimbingan Roh Kudus untuk membawa kita kepada arti yang sebenarnya dan
yang dimaksudkan oleh Alkitab.
22
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Lewi adalah para nabi; Orang Samaria yang murah hati adalah Yesus Kristus;
keledai adalah tubuh Kristus yang menanggung Adam yang jatuh; rumah
penginapan adalah gereja; dua dinar menunjukkan Allah Bapa dan Allah Anak;
janji yang diberikan orang Samaria untuk kembali lagi menunjukkan pada
kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya. Sedangkan Agustinus menafsirkan
sedikit lain sebagai berikut: keadaan orang yang dirampok melambangkan
keadaan orang yang telah jatuh dalam dosa; keadaannya yang parah karena
penganiayaan menunjukkan kemiskinan pengetahuan orang berdosa terhadap
Allah; orang Samaria membalut luka-luka melambangkan karya Kristus untuk
mengekang dosa; minyak dan anggur adalah penghiburan, pengharapan dan
nasehat dari pelayanan rohani; pemilik penginapan adalah Paulus dan dua dinar
adalah dua hukum kasih.8
Tafsiran yang bersifat alegoris dari dua tokoh gereja di atas, ditinjau secara
Hermeneutik tidak dapat dibenarkan! Bagaimana seharusnya kita menafsirkan
perumpamaan ini?
Untuk mengetahui maksud & tujuan Tuhan memberikan perumpamaan ini dan
sekaligus menunjukkan hakekat perumpamaan ini, maka perlulah kita mencari
inti yang menjadi latar belakang perumpamaan ini. Bila kita perhatikan secara
teliti, perumpamaan ini diberikan karena Tuhan Yesus mendapat pertanyaan dari
seorang ahli Taurat, yang mempunyai motivasi mencobai Tuhan Yesus.
Pertanyaan pertama yang diajukan adalah tentang masalah dengan cara apa
seseorang memperoleh hidup yang kekal. Dengan bijaksana Tuhan menjawab
melalui si penanya. Memang dasarnya si penanya bermaksud untuk mencobai
dan membenarkan diri, maka dilanjutkan dengan pertanyaan, “Siapakah
Sesamaku Manusia ?”. Inilah inti & juga menjadi latar belakang sehingga
Tuhan memberikan perumpamaan Orang Samaria yang murah hati.
8
A.M. Hunter, Interpreting The Parables (Philadelphia: The Westminster Press), 1960, 7,9.
23
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
9
Donald B. Kraybill, Kerajaan Yang Sungsang (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 1993, 173-178.
24
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Perumpamaan Orang Samaria Yang Murah Hati ini menjelaskan dengan tuntas
hakekat agape, yang ditunjukkan oleh seseorang yang menjadi sesama bagi orang
lain. Agape sungguh berani dan agresif. Agape lebih daripada sekedar rasa
hangat yang mengawang. Lebih daripada sikap baik terhadap orang lain. Agape
tidak berhenti pada senyuman manis. Kasih agape ini agresif. Mahal, secara
sosial maupun ekonomi.
12.1. Pendahuluan
25
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Syair di dalam Alkitab sebenarnya adalah suatu pokok yang luas, yang dapat
dibagi dalam bahasa Ibrani dan Yunani, yang berlatar belakang cukup berbeda
dan rumit. Ditambah lagi jangka waktu yang begitu panjang dan data yang
begitu banyak terlibat hanya dalam syair Ibrani saja. Maka lebih bijaksana dan
praktis bila pembahasan kita di sini hanya terbatas pada syair Perjanjian Lama
saja.
26
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Karunia - Pemberian
Manusia - Anak manusia (T/J)
Anggur - Minuman keras
Melayani - Menyembah
Membentuk - Menciptakan, membuat
Orang-orang - Bangsa
Menetap - Tinggal
Menghitung - Membilang
[2] Tidak adanya pemakaian beberapa ciri gramatikal, seperti kata sandang,
kata penunjuk obyek, awalan penghubung, relative pronoun, dan Waw-
Consecutive dari kata kerja. Hal ini akan membantu kita untuk
mengidentifikasi apa tulisan itu syair atau prosa, sebelum melakukan
eksegesis.
Oleh karena itu, di dalam penafsiran Syair, kita harus ingat bahwa Syair
bersifat universal, dan melampaui pribadi & sejarah. Dalam hal ini, syair
mewakili komunitas umat Allah di dalam ekspresinya, karena itu nyanyian-
nyanyian mereka adalah juga nyanyian-nyanyian gereja, yang menemukan
dorongan utama di dalam Allah. Di dalam makna inilah, sifat inspirasi Ilahi
dari Syair Alkitab diteguhkan.
27
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
(2) Mereka mewakili keinginan para penulis untuk pembalasan dari Allah
yang benar dan kudus. Mereka tidak mengutarakan keinginan untuk
balas dendam secara pribadi, melainkan ketidaksukaan umat Allah
terhadap dosa, yang diwujudkan di dalam orang-orang berdosa.
(3) Pada saat yang sama, mereka adalah penyataan sikap Allah terhadap
orang-orang yang memusuhi-Nya dan kerajaan-Nya.
Dalam Amsal 10:1 ini, bagian pertama adalah kata benda dan kata sifat
(Anak-bijak), sedangkan baris sejajarnya bertentangan (Anak-bebal).
Kata kerjanya juga berlawanan (mendatangkan-sukacita & kedukaan).
28
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Kata Bapa dan Ibu (yang kontradiktif) dapat diterjemahkan sebagai Orang tua.
Dengan demikian, makna dari Amsal 10:1 tersebut adalah :
“Anak yang bijak membuat orang tuanya bahagia, sedangkan anak yang
bebal membuat mereka sedih”.
PENUTUP
29
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Tindakan Makna
30
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Lampiran 02.
Kata dan ungkapan Alkitab untuk menunjukkan warna tidak menggunakan sejumlah istilah
yang persis sama dengan istilah yang terdapat dalam bagan warna modern. Para penulis
Alkitab menyampaikan gagasan tentang warna dengan bantuan pokok yang sedang dibahas,
atau dengan membandingkan obyek yang asing dengan sesuatu yang dikenal dengan baik
(Keluaran 16:31; Wahyu 1:14). Penampilan barang-barang yang umum seperti darah, salju,
burung tertentu, api, batu berharga, dan sebagainya, digunakan sebagai petunjuk warna (2
Raja-raja 3:22; Mazmur 51:7; Kidung Agung 5:11; Matius 16:2, 3; Wahyu 9:17). Warna juga
digunakan dalam arti kiasan, dan gagasan yang sudah jelas kadang-kadang dikaitkan dengan
warna yang spesifik.
Pewarnaan.
Seni memberi warna dan gradasi tertentu pada benang, kain, dan bahan-bahan lain dengan
menggunakan zat pewarna sudah dikenal dan dipraktekkan sebelum jaman Abraham dan
mungkin setua seni menenun. Orang Israel menggunakan bahan-bahan seperti benang biru,
bahan berwarna kirmizi, dan wol yang diwarnai ungu untuk Tabernakel dan pakaian imam
(Keluaran 25-28, 35, 38, 39). Pewarnaan, yang pada masa awal lebih merupakan pekerjaan
rumah tangga, pada akhirnya menjadi usaha komersial di berbagai tempat. Orang Mesir masa
awal terkenal karena memiliki bahan-bahan yang dicelup dengan warna yang luar biasa
cemerlang (Yehezkiel 27:7), dan setelah Mesir mengalami kemunduran, Tirus dan kota-kota
lainnya di Fenisia mulai menjadi pusat bahan pewarna yang penting.
Pada jaman dahulu, proses pewarnaan berbeda-beda di setiap tempat. Kadang-kadang benang
diwarnai, sedangkan pada kasus-kasus lain pewarna dibubuhkan pada bahan jadi.
Tampaknya, benang dicelupkan dua kali ke dalam pewarna. Setelah diangkat dari tong untuk
kedua kalinya, benang diperas supaya pewarna yang berharga itu dapat bertahan lama.
Kemudian, benang dihamparkan agar kering.
Setiap bahan harus ditangani dengan cara yang berbeda. Adakalanya, meskipun jarang, zat
pewarna memiliki afinitas alami dengan serat yang dicelup. Tetapi jika halnya tidak
demikian, bahan itu pertama-tama perlu diberi mordan, zat pengikat serat maupun pewarna.
Agar dapat berfungsi sebagai mordan, suatu senyawa setidaknya harus dapat mengikat
pewarna, sehingga kedua-duanya akan bercampur membentuk senyawa warna yang tidak
larut. Temuan-temuan memperlihatkan bahwa orang Mesir menggunakan mordan dalam
proses pewarnaan. Misalnya, merah, kuning, dan biru adalah tiga warna yang mereka
gunakan, dan konon pewarna tersebut tidak dapat menyatu tanpa menggunakan oksida
arsenik, besi, dan timah sebagai mordan.
31
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Tampaknya, kulit binatang mula-mula disamak dan kemudian diwarnai. Bahkan pada masa-
masa belakangan di Siria, kulit domba jantan disamak lalu diwarnai. Setelah pewarna
mengering, kulit binatang digosok dengan minyak dan kemudian dipoles. Begitulah caranya
sepatu dan barang-barang lain dari kulit yang dikenakan oleh orang Badui diwarnai merah.
Hal itu dapat mengingatkan kita kepada kulit domba jantan yang diwarnai merah (Ibrani:
םַ דָ א- 'ADAM) yang digunakan untuk Tabernakel (Keluaran 25:5).
Sehubungan dengan bahan-bahan yang diwarnai, yang menarik adalah inskripsi Raja Tiglat-
pileser III dari Asiria pada sebuah bangunan. Setelah mengisahkan kampanye-kampanye
militernya melawan Palestina dan Siria, ia menyatakan bahwa ia menerima upeti dari
seseorang bernama Hiram dari Tirus dan penguasa-penguasa lain. Barang-barang yang
disebutkan antara lain pakaian linen dengan hiasan beraneka warna, wol yang diwarnai biru,
wol yang diwarnai ungu, . . . dan juga kulit anak domba yang sudah dibentangkan serta
diwarnai ungu, (dan) sayap burung liar yang direntangkan serta diwarnai biru (J. Pritchard,
ED., Ancient Near Eastern Texts, 1974, p. 282, 283).
Sumber-sumber warna:
Bahan-bahan pewarna ini diperoleh dari berbagai sumber. Di Palestina, pewarna kuning
diperoleh dari daun-daun badam dan kulit delima yang sudah digiling, meskipun orang
Fenisia juga menggunakan kunyit/ Saffron dan kasumba. Orang Ibrani dapat memperoleh
pewarna hitam dari kulit kayu pohon delima dan pewarna merah dari akar tanaman lidah
ayam (Rubia tinctorum). Tarum (Indigofera tinctoria) yang mungkin dibawa masuk ke
Palestina dari Mesir atau Siria dapat digunakan untuk pewarna biru. Dalam salah satu metode
yang digunakan untuk menghasilkan gradasi warna ungu pada wol, wol antara lain direndam
dalam sari buah anggur semalaman dan ditaburi dengan bubuk lidah ayam.
Sumber warna/ pigmen yang unik yang sangat berharga misalnya, dari cacing kirmizi
menghasilkan warna kirmizi. Sumber warna biru dari makhluk moluska jenis Janthina
janthina, juga warna ungu berasal dari moluska jenis Bolinus brandaris dan Thais
haemastoma atau yang disebut dengan murex yang banyak ditemukan di laut Mediterania.
Dikenal pula bahan herbal untuk kecantikan yang digunakan untuk cat rambut dan ornamen
tangan, yaitu bunga pacar/ henna yang berwarna hitam/ kehitaman.
32
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
1. Putih
Ada beberapa kata Ibrani dalam kategori "warna putih", sebagai berikut.
1. ןלָָבָל- LAVAN, putih;
2. רּוח- KHUR/ KHOR, putih ;
3. רִ ֹחח- KHORI, putih roti ;
4. רַּ ח- DAR, warna putih mutiara ;
5. חַּ ר- TSAKH, bening, bersih, berkilau ;
6. חַּ רַּ ח- TSAKHAR, putih kekuningan, putih kemerahan ;
7. חָ רִ ח- TSAKHOR, putih kecoklatan ;
8. ֹחחח- RIR, cairan/ lendir putih.
Dalam Alkitab berbagai nuansa warna putih disebutkan, misalnya putih kemerah-
merahan (Imamat 13:19, 24) dan putih pudar (Imamat 13:39).
PUTIH adalah simbol dari kemurnian fisik dan intelektual, menjadi warna cahaya,
tanpa modifikasi (Kidung Agung 5:10, Daniel 12:10,
Putih (Yunani: λευκός - LEUKOS) adalah warna yang paling sering disebutkan
dalam Alkitab. Selain penggunaannya yang deskriptif, putih juga menjadi simbol
keadilan - kebenaran dan kebersihan rohani (Wahyu 3:4, 7:9,13-14).
Kuda putih, yang disebutkan di Wahyu 6:2 dan 19:11, melambangkan perang yang
murni dan adil-benar di bawah pimpinan Yesus Kristus.
Pakaian putih dikenakan oleh orang miskin maupun orang dari kalangan atas. Apabila
busana mereka disebutkan, para malaikat biasanya digambarkan berpakaian putih
(Markus 16:5; Yohanes 20:12; Wahyu 19:14). Ada beberapa hal lagi yang
digambarkan berwarna putih, antara lain bulu dan rambut (Imamat 13:3; Matius 5:36),
daging (Imamat 13:16), ladang biji-bijian yang siap dipanen (Yohanes 4:35), dan
takhta Allah yang melaksanakan penghakiman yang adil-benar (Wahyu 20:11). Yesus
menyamakan para penulis dan orang Farisi dengan kuburan yang dilabur putih
(Matius 23:27). Perumpamaan itu didasarkan atas kebiasaan orang untuk melabur
kuburan di sekitar Yerusalem dengan warna putih sebelum Paskah, agar orang-orang
yang datang untuk merayakan Paskah tidak menjadi najis karena menyentuh kuburan-
kuburan tersebut.
Putih (Yunani: λευκός - LEUKOS, harfiah: putih cerah bersinar). Dalam LAI-TB
diterjemahkan 'menguning' mengenai ladang yang telah masak untuk dipanen
(Yohanes 4:35).
33
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
2. Biru
Warna Biru, bahasa Ibrani: ֶתלֵ ְָּת- TEKHELET (LAI-TB "ungu tua") . Warna biru ini
digunakan untuk berbagai bahan yang diwarnai, seperti benang, tali, kain, dan pakaian
(Keluaran 26:4, 31, 36; 39:22, Bilangan 4:7).
Di dalam Taurat, bangsa Israel diperintahkan menggunakan תָ ִּל ַט- TALIT (syal,
selendang leher, selendang doa) dengan benang-benang/ tali-temali berwarna biru
(TEKHELET). Lihat Keluaran 28:37.
Ketika mereka memandang warna TEKHELET ini, bangsa Israel teringat akan langit
biru, bahwa ada Allah yang bermukim di seberang sana. Warna biru ini berhubungan
dengan warna penyataan ilahi menurut Midrasy Raba 15. Selanjutnya, garis-garis
dengan warna TEKHELET menginspirasi desain bendera Israel:
Kamus Ibrani modern untuk warna biru adalah לַחָּכ- KHAKOL dan לכְט ֵ ֶט-
TEKHELET, dan warna "TEKHELET" ini lebih ke warna biru jenis azure (biru
langit). Binatang Moluska jenis Janthina janthina yang lazim disebut Violet snail
adalah penghasil pigmen warna "biru":
Menurut situs Oxford Biblical Studies warna dari "Jacinth" dalam Alkitab adalah
jenis "Sapphire Blue" (yang tidak sama dengan rujukan warna "Jacinth" masa kini
yang berwarna merah menyala):
34
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
3. Ungu
Warna "ungu" (Ibrani: םָ ֶמגַרַ א- 'ARGAMAN, KJV: 'purple', TB-LAI: 'ungu
muda'). Karena bahan berwarna ungu sangat mahal, warna ini sering kali dikaitkan
dengan atau melambangkan kekayaan, kehormatan, dan keagungan raja. Oleh sebab
itu, warna ungu adalah lambang kuasa, dan kemuliaan (Hakim-hakim 8:26).
Pada zaman Ratu Ester, warna biru dan ungu merupakan warna kerajaan (Ester 8:15).
Moluska jenis Bolinus brandaris dan Thais haemastoma. Moluska ini juga disebut
dengan "Murex", adalah penghasil warna ungu. Zat pewarna ungu diperoleh dari
kerang-kerangan atau moluska tersebut. Pada leher makhluk-makhluk itu terdapat
kelenjar kecil yang hanya berisi setetes cairan yang disebut flower. Awalnya, rupa dan
kekentalannya seperti krim, tetapi setelah terkena udara dan cahaya, warnanya lambat
laun berubah menjadi ungu tua atau ungu kemerah-merahan. Kerang-kerangan
tersebut terdapat di sepanjang pantai Mediterania, dan gradasi warna yang diperoleh
bervariasi bergantung pada lokasinya. Spesimen yang lebih besar dibuka satu per satu,
dan cairan berharganya dipisahkan dengan hati-hati, sedangkan yang lebih kecil
diremukkan dalam lumpang. Mengingat jumlah cairan yang diperoleh dari setiap
kerang sedikit sekali, untuk mengumpulkan jumlah yang cukup banyak dibutuhkan
biaya tinggi. Oleh karena itu, zat pewarna ini mahal, dan pakaian yang diwarnai ungu
menjadi simbol orang kaya atau orang kalangan atas (Ester 8:15; Lukas 16:19).
Makhluk moluska: Bolinus brandaris ini menghasilkan pigmen/ warna jenis Tyrian
Purple (ungu imperial). Pigmen ini dihasilkan dari lendir dari kelenjar hypobranchial.
Makhluk ini ditemukan terutama di Mediterania. Moluska jenis yang lain yang juga
menghasilkan warna ungu, adalah: Thais haemastoma.
Pada zaman dahulu species murex ini sangat dijaga oleh kekaisaran Roma karena
nilainya sangat berharga. Malah sudah dikenal sekitar 1.600 sM. Meskipun namanya
adalah Tyrian (dari Tirus), industri kimia skala besar pertama manusia menyebar ke
seluruh dunia (2 Tawarikh 2:14).
Tirus kuno menjadi tersohor karena bahan pewarna ungu dan biru. Dan, yang terkenal
adalah ungu Tirus atau ungu Imperial. Konon, orang Tirus menggunakan metode
pewarnaan dua kali, tetapi apa persisnya formula yang digunakan untuk memperoleh
warna tersebut tidak diketahui. Zat pewarnanya kelihatannya dihasilkan dari moluska
Murex, karena tumpukan cangkang Murex yang sudah kosong telah ditemukan di
sepanjang pantai Tirus dan di sekitar Sidon. Kota Tirus di Fenisia digambarkan oleh
Allah sebagai tempat yang memiliki wol yang diwarnai ungu dan biru serta bahan-
bahan beraneka warna lainnya, dan juga berdagang barang-barang semacam itu (lihat:
Yehezkiel 27:2, 7, 24).
Dengan jatuhnya Kekaisaran Romawi, penggunaan pewarna ini juga menurun dan
produksi skala besar berhenti dengan jatuhnya Konstantinopel pada 29 Mei 1453.
35
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Pigmen ungu ini kemudian digantikan oleh pewarna lain yang lebih murah.
Kedua warna biru dan warna ungu ini amat penting baik dalam kebudayaan Yahudi
maupun non-Yahudi di saat itu, dan digunakan oleh keluarga kerajaan dan kalangan
pembesar dalam mewarnai pakaian, jubah, tirai, dan sebagainya. Dan warna biru dan
warna ungu, digunakan untuk pakaian para imam (Keluaran 28:4-5).
Ornamen buah delima menghiasi jubah imam besar, yaitu pada kelim/punca mantel
tak berlengan milik Imam Besar Harun terdapat serangkaian ornamen delima yang
terbuat dari benang biru, wol ungu kemerah-merahan, dan bahan berwarna kirmizi
yang dipintal bersama dan dipasang berselang-seling dengan giring-giring emas
(Keluaran 28:33, 34; 39:24-26).
Warna keagungan "Ungu" ini dikenakan kepada Yesus Kristus saat di pengadilan,
sebagai bahan olokan (Yohanes 19:2). Lihat juga Markus 15:17.
4. Merah Kirmizi/Scarlet
Apakah warna Kirmizi itu? Kamus Besar Bahasa Indonesia mendiskripsikan: warna merah
tua atau ungu. Dalam Wahyu 17:3 LAI-TB menerjemahkan warna "Kirmizi" dengan "merah-
ungu" (Yunani: "KOKKINOS"). Kata Kirmizi ini berasal dari kata Arab untuk ulat/ cacing,
yaitu: Qirmiz atau Kermez.
Ada 3 Kata Ibrani yang diterjemahkan KJV: 'scarlet' dan 'crimson'; TB-LAI: "kirmizi"
(merah padam):
1. יָ נֹ ח- SYANI, scarlet, crimson,
2. תָָָּת- TOLA', worm, scarlet stuff, crimson,
3. ָל ֶח ְֹח
ַּ - KAR'MIL, crimson, red, carmine.
Warna merah padam ini melambangkan darah, dan sering merupakan simbol kehidupan
meskipun warna ini sering pula merujuk kepada dosa, demikian pula kesukaan dan
kebahagiaan (Kejadian 38:28, Yeremia 4:30, Ratapan 4:5).
Tali kirmizi yang digantungkan di luar rumah Rahab di Yerikho menjadi tanda bagi para
penyerbu Israel bahwa rumah itu dilindungi (Yosua 2:18, 21).
Kata Ibrani: ל ֶָמ לרַכ- KAR'MIL (2 Tawarikh 2:7, 14; 3:14) diterjemahkan 'kain kirmizi',
suatu kata yg kemudian mengganti kata "SYANI" (2 Tawarikh 2:7, 14; 3:14).
Di lain tempat kata "TOLA" ini diterjemahkan 'ulat / cacing', Ciccus ilicis, yang dalam
bahasa Ibrani disebut 'ulat/ cacing kirmizi/ Tola'at Syani' (Keluaran 16:20, Ulangan 28:39,
Ayub 25:6, Mazmur 22:6).
Pohon-pohon Ek/ Tarbatin di Israel misalnya jenis Quercus calliprinos, adalah jenis pohon
Ek yang tumbuh rendah. Pada pohon-pohon tsb sering ditemukan ulat yang disebut Coccus
ilicis, nama modern-nya adalah Kermes vermilio:
Ulat jenis Coccus ilicis ini menjadi sumber zat pewarna kirmizi dan merah keungu-unguan.
Karena ulat betinanya, yang kira-kira sebesar biji ceri, mirip buah beri, orang Yunani
36
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
menggunakan kata "κόκκος - KOKKOS", yang artinya "buah beri", untuk menamainya.
Warna Kirmizi dalam bahasa Yunani adalah: κόκκινος - KOKKINOS, berasal dari ulat
""KOKKOS" (Coccus ilicis).
Nama Arab untuk ulat ini adalah Qirmiz atau Kermez, yang menjadi asal kata "kirmizi" dalam
bahasa Indonesia. Ulat ini terdapat di seluruh daerah Timur Tengah. Hanya telurnya yang
mengandung zat pewarna merah keungu-unguan, yang kaya dengan asam kermes. Menjelang
akhir bulan April, betina tak bersayap yang penuh dengan telur menempelkan dirinya dengan
probosisnya (belalai) pada ranting, dan kadang-kadang pada dedaunan pohon Ek Kermes
(Quercus coccifera). Tempayak, atau kermes, dikumpulkan dan dikeringkan, lalu zat pewarna
yang berharga itu diperoleh dengan merebus bahan-bahan itu dalam air. Pewarna merah ini
banyak digunakan untuk perlengkapan di tabernakel dan untuk pakaian yang dikenakan imam
besar Israel (Bilangan 4:8).
Kirmizi adalah salah satu warna bahan yang diwarnai dan mahal harganya (2 Tawarikh 2:7,
14; 3:14; Nahum 2:3). Kain berwarna Kirmizi adalah salah satu warna kain yang sangat
mahal di zaman kuno, berasal dari negeri Sur, Keluaran 25:4; Amsal 31:21 (pakaian rangkap
dua).
Dosa juga disamakan dengan warna kirmizi dan kirmizi tua (kesumba), di dalam ayat di
bawah ini digunakan 2 kata Ibrani yang bermakna merah padam: "SYANI" dan "TOLA"
(Yesaya 1:18).
"Binatang" yang digambarkan dalam Wahyu 17:3-4 berwarna kirmizi yang membedakannya
dari "binatang" yang disebutkan di pasal 13.
Perempuan pelacur yang duduk di atas seekor binatang buas berwarna kirmizi itu, berbajukan
kain ungu dan kain kirmizi (Wahyu 17:3-5). Jadi, penglihatan itu secara simbolis
menggambarkan bahwa "binatang" itu mengklaim kekuasaan sebagai raja dan perempuan
yang menungganginya menikmati kemewahan serta perlakuan sebagai raja.
Warna Kirmizi "SYANI" ini pernah digunakan sebagai olokan dikenakan pada Yesus dalam
pengadilan-Nya (Matius 27:28).
Kata dasar םַ דָ א- 'ADAM berhubungan dengan: םַ א- DAM, yang artinya "darah", menjadi
dasar bagi sebutan macam-macam warna merah.
(Ibrani: חֶ ַּחיֶ ַּחי- YERAQRAQ) digunakan untuk memaksudkan warna seperti bercak-
bercak kusta pada pakaian dan rumah batu berplester: Imamat 13:49; 14:37.
Merah terang (Ibrani: שַ שֵ מ- SYASYAR, red colour, vermilion). Dalam Yeremia 22:14
dan Yeremia 22:14; memaksudkan jenis cat berwarna kemerah-merahan yang dibuat dari
oksida besi atau oksida timbal (timah hitam). Baca Yeremia 22:14.
Kelihatannya jenis cat tersebut pertama kali diperkenalkan oleh orang Fenisia, yang
mengimpornya dari sumber-sumber alam atau tambang-tambang yang terdapat di Afrika
Utara. Di kemudian hari tambang-tambang serupa ditemukan di beberapa wilayah di di
Timur Tengah.
Merah, merah-api, dan merah kekuning-kuningan adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan berbagai hal, seperti: bulu (Kejadian 25:25), kulit domba jantan yang
diwarnai (Keluaran 25:5), binatang (Bilangan 19:2; Hakim 5:10; Zakharia 1:8), pakaian
(Yesaya 63:2), dan langit pada waktu senja (Matius 16:2, 3).
Kata Yunani untuk merah adalah: πυρρός - PURROS, having the colour of fire, red, dalam
Alkitab Perjanjian Baru digunakan 2 kali: Wahyu 6:4, 12:3.
6. Coklat
Warna Coklat/ Cokelat (Ibrani: חּוא- KHUM, leksikon Ibrani: dark colour, darkened, dark
brown or black). Warna coklat ini dalam Alkitab hanya disebutkan dalam uraian mengenai
domba: Kejadian 30:32, 33, 35, 40.
7. Hijau
Warna Hijau ini sering kali muncul dalam Alkitab, tetapi tidak selalu memaksudkan warna,
contohnya seperti ayat di atas. Hijau selalu memberikan kesan kesegaran dan daya kehidupan
tanaman yang sedang tumbuh, atau mengartikan kondisi yang sehat dan makmur. Terdapat
kata yang lain, misalnya kata Ibrani: בֵ שְ ע- 'ESEV, herb, herbage, grass, green plants, di
bawah ini: Kejadian 1:30.
38
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Ada kata Ibrani: ַ ְְמי- YEREQ, green, greenness, green plants, greenery, merujuk kepada
tanaman-tanaman hujau, yang berasal dari kata "YAROQ". Kejadian 9:3 menggunakan 2
kata yang "sinonim", yaitu "YEREQ" dan "ESEV"
Ada 2 kata Yunani yang diterjemahkan dengan "hijau": χλωρός - KLOROS dan ὑγρός -
HUGROS (Lukas 23:31, Wahyu 8:7). Lihat juga Markus 6:39.
8. Hitam
Warna Hitam (Ibrani: שַ חְ מ- SHAKHOR, black, atau שַ חָ מ- SHAKHAR, to be black (of
skin), Yunani: μέλας - MELAS). Warna hitam ini disebutkan sewaktu menjelaskan tentang
Alkitab juga menyebutkan tentang "batu pualam hitam" (Ibrani: תְ חְ ְמט- SOKHERET) dan
"celak hitam" (Ibrani: ְךּוּפ- PUKH): Ester 1:6, Yeremia 4:30.
Tanaman Pacar (Ibrani: לְ פְמ- KOFER) digunakan untuk bahan kecantikan, sebagai cat
rambut dan bahan untuk melukis kesenian tangan. Wanita Mesir menggunakannya untuk
mencelup rambut, kuku jari dan kuku kaki, tangan dan kaki. Lelaki mewarnai janggutnya
dengan pacar, dan sering juga ekor dan bulu tengkuk kuda mereka. Tercatat dalam Alkitab,
perempuan berhias demikian jika menjadi tawanan Ibrani dituntut meniadakan segala bekas
celupan itu (Ulangan 21:11, 12). Warna jingga tua atau kuning tua agaknya mengingatkan
kepada penyembahan berhala. Di Palestina semak-semak ini tumbuh liar, dan dapat mencapai
tinggi 4 meter. Rantingnya berduri dengan tandan bunga-bunga putih yang harum di
puncaknya.
39
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
9. Kuning
Warna Kuning (Ibrani: בַ הְ ע- TSAHOV), disebutkan 3x dalam Alkitab PL. Warna Kuning
untuk rambut dirujuk sebagai sesuatu yang tidak sehat, najis (Imamat 13:30, 32, 36).
Warna ֶַ ָמיֶ ָמי- YERAQ'RAQ, harfiah "kehijau-hijauan" kadang juga dirujuk sebagai
warna "kuning" dalam ayat di bawah ini digunakan untuk memaksudkan warna seperti
bercak-bercak kusta: Imamat 13:49; 14:37
Pewarnaan Kuning:
Di dalam Perjanjian Lama ada disebutkan tanaman yang menghasilkan pigmen warna kuning,
yang banyak digunakan sebagai bumbu dapur dan obat, yaitu Saffron (Ibrani: ל ֶָמלְ א-
KARKOM, Yunani: krokos, LXX). Baca Kidung Agung 4:14.
Saffron ini disebutkan hanya sekali dalam Alkitab, namun sumber kemudian
menggambarkannya sebagai tanaman yang berbunga bunga. Tanaman dapat berfungsi untuk
tujuan penyembuhan dan sebagai pewarna kuning (seperti fungsi kunyit di Indonesia) untuk
makanan dan minuman. Bahan yg dibuat dari bunga Crocus sativus ini sangat mahal, asli di
Yunani dan Asia Kecil. Putik-putik tanaman ini dikumpulkan, dikeringkan dan dibungkus
menjadi kue-kue kecil. pada zaman kuno kunyit dipakai untuk celupan dan pewarna
makanan. juga dipakai sebagai bahan terapi, perangsang haid dan pelawan kejang. Orang
Mesir kuno menanam tanaman lain: Carthamus tinctorius yg menghasilkan celupan seperti
kunyit, untuk mewarnai pakaian mumi.
Saffron sebagai bumbu masakan, adalah salah satu bumbu dapur khas Timur Tengah dan
India yang biasa digunakan untuk memasak kare, nasi kuning, paela dan masakan khas timur
tengah lainnya.
Saffron telah dibudidayakan sejak 3000 tahun yang lalu. Sebagian besar bunga saffron
ditanam di wilayah Mediterania hingga ke timur wilayah Kashmir. Saffron berasal dari bunga
crocus sativus yakni bagian tangkai putiknya. Karena jumlah putiknya sedikit maka jangan
heran bila saffron menjadi salah satu bumbu dapur termahal di dunia. Diperkirakan harga 1
kg saffron bisa mencapai 10 juta rupiah. Harga yang fantastis untuk ukuran bumbu dapur.
Selanjutnya di dalam Perjanjian Baru, ada disebutkan warna kuning belerang dalam Kitab
Wahyu: Wahyu 9:17. Kristal berwarna kuning belerang.
10. Abu-abu
Warna abu-abu (Ibrani: שֵ ַעַ ה- SEIVAH, age, gray hair, hoary head, old age) biasanya
digunakan untuk uban atau rambut orang yang lanjut usia: Kejadian 42:38, Imamat 19:32.
40
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Lihat juga: Ulangan 32:25, Hakim 8:32, Rut 4:15, 1 Raja-raja 2:6, 9, Ayub 41:32, Mazmur
71:18, 92:14.
Wol yang mahal di antaranya berwarna "abu-abu kemerahan" (Ibrani: בָ חָ מ- TSAKHAR,
reddish-gray, tawny). Lihat Yehezkiel 27:18.
Selain warna-warna yang lebih spesifik, ada sejumlah ungkapan dalam Alkitab yang
menggambarkan sesuatu yang warnanya kurang begitu jelas (dalam artian rincian
warna apa saja yang dimaksud) atau memiliki warna campuran, misalnya:
Kata Ibrani תַ כַם- TALA dalam bentuk jamak ini juga diterjemahkan "berwarna-
warni" (divers colours): Yehezkiel 16:16.
4. Berbintik (Ibrani: דַיְ ד- NAQOD, speckled, marked with points), Kejadian 31:10,
12
Sesudah menyatakan Yesus Kristus bersalah, Dewan Sanhedrin datang kepada Pilatus
untuk menguatkan hukuman yang dijatuhkan dan dijalankan. Di dalam ruang
pengadilan Pilatus, Gubernur Roma, Yesus Kristus berdiri dalam keadaan terikat
sebagai seorang tahanan. Di sekeliling-Nya ada serdadu-serdadu pengawal, dan
ruangan itu penuh dengan penonton. Setelah menerima perintah untuk
mempersiapkan Yesus untuk dihukum mati, para prajurit Romawi yang tidak
berperasaan itu memeriahkan tugas mereka dengan olok-olokan yang kasar. Dengan
41
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
menanggalkan seluruh jubah Yesus, mereka mengenakan sebuah jubah kebesaran raja
kepada-Nya (mungkin mantel prajurit, dipakaikan seakan-akan warna "ungu kerajaan
/ungu imperial"), dikenakan pula pada-Nya mahkota duri, dan sebatang buluh sebagai
tongkat kerajaan.
Warna jubah yang Yesus Kristus kenakan pada hari ia dieksekusi, telah menyebabkan
beberapa orang mempersoalkan bahwa ada ketidakcocokan dalam catatan Alkitab
sehubungan dengan warna pakaian itu. Matius mengatakan bahwa para prajurit
mengenakan jubah "kirmizi / merah padam/ scarlet" (Yunani: κόκκινος -
KOKKINOS) kepada Yesus Kristus: Matius 27:28. Sedangkan Markus dan Yohanes
mengatakan bahwa jubah itu berwarna ungu: Markus 15:17, Yohanes 19:2.
Dari 2 kajian teks yang menyebut adanya perbedaan warna. Tentu akan muncul
pertanyaan: “Apakah jubah Yesus berwarnaKirmizi atau Ungu?”
Seperti yang Anda lihat, warna-warna yang berbeda tersebut di atas dan keduanya
bisa menjadi "sama" tergantung pada warna dan pencahayaan. Misalnya, merah gelap
sangat mirip dengan lebih gelap ungu. Dalam kondisi pencahayaan yang buruk,
perbedaan kurang jelas karena warna akan terlihat lebih gelap. Jadi, perbedaan
"warna" dapat terjadi bahwa jubah itu berwarna ungu / merah gelap yang bisa saja
digambarkan dalam kata yang berlainan. Atau ada kemungkinan lain adalah bahwa
jubah yang dikenakan kepada Yesus itu bisa saja dibuat dari dua warna yang
kombinasikan.
warna merahnya. Sedangkan Yohanes dan Markus tidak menonjolkan nuansa warna
merahnya, tetapi menyebutnya ungu.
Namun demikian dapat kita pahami bahwa kadang warna "Ungu" ini dapat berlaku
untuk warna apa saja yang memiliki komponen warna biru maupun merah. Jadi,
Markus dan Yohanes sependapat dengan Matius bahwa pakaian tersebut mengandung
warna merah. Tentu saja, latar dan pantulan cahaya dapat memberikan warna yang
berbeda.
Warna perairan misalnya di danau atau di lautan dapat bervariasi pada waktu-waktu
yang berlainan, bergantung pada warna langit dan pantulan cahaya. Jadi, apabila
faktor-faktor tersebut dipertimbangkan, jelaslah bahwa para penulis Injil tidak
bertentangan sewaktu menjelaskan warna jubah yang dikenakan pada Kristus oleh
para prajurit Romawi yang mengolok-olok itu, pada hari terakhir kehidupannya
sebagai manusia.
43
Hermeneutika (2) STT Kingdom, 2019 Stefanus Suheru, M.Si.Teol.
Perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus banyak kita jumpai di dalam Injil Matius, Markus, dan
Lukas, namun tidak kita temukan di dalam Injil Yohanes. Dalam Injil Matius ada 26
perumpamaan, dalam Injil Markus ada 7 perumpamaan, dan dalam Injil Lukas ada 32
perumpamaan. Tetapi di antara perumpamaan-perumpamaan dalam Injil-Injil itu terdapat
perumpamaan-perumpamaan yang sama, yang kita temukan dalam Injil Matius dan Markus dan
atau juga Injil Lukas. Walaupun demikian, tetap saja perumpamaan-perumpamaan itu
mendominasi kitab-kitab Injil. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa perumpamaan -
perumpamaan Tuhan Yesus merupakan bagian yang sangat penting dalam Injil (Kabar
Gembira).
Dari sekian banyak perumpamaan yang Tuhan Yesus berikan, sebagian telah diterangkan arti dan
maksud perumpamaan itu oleh Tuhan sendiri, sebagian dapat dimengerti dengan
menyimpulkannya, dan sebagian lagi masih sulit untuk dimengerti. Tuhan Yesus berfirman bahwa
perumpamaan-perumpamaan itu menjadi rahasia bagi mereka yang tidak beriman kepada-Nya,
namun murid-murid-Nya diberi karunia untuk mengetahui arti perumpamaan-perumpamaan itu
(Matius 13:11).
45