Jurnal Literasi Hukum PDF
Jurnal Literasi Hukum PDF
Oleh :
Rahman Hasima, Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo
e-mail : rahmanhasima07@gmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya
tradisional masyarakat adat tolaki. Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai
bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
pendekatan peraturan perundang-undangan (statue-approach) dan pendekatan kasus (case-approach)
terhadap perlindungan hukum ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya
tradisional masyarakat adat tolaki menggunakan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta. Namun, undang-undang hak cipta belum sempurna dalam mengakomodasi perlindungan
dan pemanfaatan yang layak bagi ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki karena hak
cipta merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas ciptaannya dan tidak mengatur mengenai hak
tradisional yang dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. Saat ini Pemerintah daerah baru
memberikan perlindungan yang bersifat defensif yakni dengan melakukan dokumentasi dan registrasi
data melalui pendaftaran beberapa ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki yang hidup
dalam masyarakat (living culture) pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan
Budaya Tak Benda (WBTB) berdasarkan Konvensi UNESCO Tahun 2003 seperti Tari Molulo dan
Ritual Adat Mosehe yang sifatnya penyelamatan (safeguarding), yakni untuk mencegah kepunahan
aset budaya.
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Ekspresi Budaya Tradisional, Masyarakat Adat, Tolaki
16
hukum terhadap ekspresi budaya tradisional (3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional
masyarakat adat tolaki. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan nilai-nilai yang
TINJAUAN PUSTAKA hidup dalam masyarakat pengembannya.
Berbicara mengenai ekspresi budaya (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak
tradisional, maka tidak dapat lepas dari Cipta yang dipegang oleh Negara atas
kebudayaan dan tradisionalisme. Kebudayaan ekspresi budaya tradisional sebagaimana
dan tradisionalisme. dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Kebudayaan adalah karya manusia Peraturan Pemerintah.
yang tujuannya kemanusiaan dan dasarnya Menurut Penjelasan Pasal 38 ayat (1)
moral dan keluhuran budi. Ternyata, manusia Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
dengan melalui karyanya, dalam Tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan
mempertahankan hidup, menunjukkan ekspresi budaya tradisional adalah sebagai
eksistensi, membela hakikat, menjaga berikut:
kreativitas, melindungi kebebasan, maka 1. Verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan
manifestasinya tampak dalam berbagai yang berbentuk prosa maupun puisi,
fenomena; muncul, berkembang, lenyap atau dalam berbagai tema dan kandungan isi
kembali kepada awalnya. pesan yang berupa karya sastra ataupun
Tradisionalisme adalah dimana informatif.
manusia berkarya belum memakai teknologi, 2. Musik, mencakup vokal, instrumental atau
berlanjut menjadi modernisme, dimana kombinasinya.
teknologi sudah mulai menjadi kekuatan karya 3. Gerak, mencakup antara lain tarian
manusia dan semakin canggih dengan segala 4. Teater, mencakup antara lain pertunjukan
inovasi teknologinya untuk mencapai wayang dan sandiwara rakyat
3
kemakmuran hidup manusia. 5. Seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi
Sementara itu yang dimaksud dengan maupun tiga dimensi yang terbuat dari
Ekspresi Budaya Tradisional adalah karya berbagai macam bahan seperti kulit, kayu,
intelektual dalam bidang seni, termasuk bambu, logam, batu, keramik, kertas,
ekspresi sastra yang mengandung unsur tekstil dan lain-lain atau kombinasinya
karateristik warisan tradisional yang 6. Upacara adat.
dihasilkan, dikembangkan dan dipelihara oleh
komunitas atau masyarakat tertentu.4 METODE PENELITIAN
Ekspresi budaya tradisional di A. Jenis Penelitian
Indonesia diatur dalam Pasal 38 Undang- Tipe penelitian hukum dalam tesis ini
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak adalah yuridis normatif. Menurut Soerjano
Cipta, yang berisi: Soekanto penelitian yurudis normatif yaitu
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
tradisional dipegang oleh Negara. meneliti bahan pustaka atau data sekunder
(2) Negara wajib menginventarisasi, sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara
menjaga, dan memelihara ekspresi mengadakan penelusuran terhadap peraturan-
budaya tradisional sebagaimana peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan
dimaksud pada ayat (1). dengan permasalahan yang diteliti.5
Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1982, hal 124 diberikan semata-mata untuk memenuhi
23
kepentingan individu atau persekutuan atau adat tolaki telah mendapat perlindungan dalam
kesatuan itu saja, melainkan berdasarkan undang-undang hak cipta. Hak moral dan hak
keseimbangan kepentingan individu dan ekonomi atas ekspresi budaya tradisional ini
masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat merupakan milik dari pemegang hak cipta
dilihat pada ketentuan fungsi sosial dan lisensi dalam hal ini negara, yakni masyarakat
wajib dalam Undang-Undang Hak Cipta pengemban (custodian).
Indonesia. Perlindungan yang dimaksud adalah
Pemerintah Indonesia juga telah segala bentuk upaya melindungi ekspresi
mengambil kebijakan dalam melindungi budaya tradisional terhadap pemanfaatan yang
ekspresi budaya tradisional sebagaimana diatur dilakukan tanpa hak dan melanggar kepatutan.
dalam Pasal 38 UU ak Cipta Tahun 2014, Perlindungan ekspresi budaya tradisional
yang berisi: sebagai bagian pengetahuan tradisional ini
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional sangat penting, setidaknya karena 3 alasan,
dipegang oleh Negara. yaitu (1) adanya potensi keuntungan ekonomis
(2) Negara wajib menginventarisasi, menjaga, yang dihasilkan dari pemanfaatan pengetahuan
dan memelihara ekspresi budaya tradisional, (2) keadilan dalam sistem
tradisional sebagaimana dimaksud pada perdagangan dunia, dan (3) perlunya
ayat (1). perlindungan hak masyarakat lokal12.
(3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional Ada beberapa ekspresi budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tradisional masyarakat adat tolaki seperti Tari
memperhatikan nilai-nilai yang hidup Molulo dan Upacara Mosehe telah di daftarkan
dalam masyarakat pengembannya. dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan
yang dipegang oleh Negara atas ekspresi dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk
budaya tradisional sebagaimana dimaksud mencegah kepunahan ekspresi budaya
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan tradisional dan sebagai salah satu bentuk upaya
Pemerintah. pelestarian.
Meskipun hak cipta dapat melindungi Dalam memperkuat perlindungan
ekspresi budaya tradisional. Namun, masa terhadap ekspresi budaya tradisional
perlindungan Hak Cipta tidak dapat diterapkan masyarakat adat tolaki yang telah di publikasi
terhadap ekspresi budaya tradisional karena secara luas di masyarakat baik lokal ataupun
ekspresi budaya tradisional tidak semata-mata mancanegara dan/atau telah di tetapkan
mengejar nilai komersial (hak ekonomi) tetapi sebagai WBTB, sehingga pemerintah daerah
alasan budaya dan spiritual yang hidup dalam perlu mendaftarkan ekspresi budaya tradisional
masyarakat dan banyak karya diciptakan hanya masyarakat adat tolaki ke dalam sistem hak
demi penggunaan di dalam masyarakat itu cipta. Memang, pendaftaran hak cipta bukan
sendiri dan memperbolehkan karya itu suatu keharusan karena hak cipta bersifat
dijadikan milik umum (public domain) setelah deklaratif, namun hal ini penting sebagai bukti
jangaka waktu tertentu bertentangan dengan kepemilikan apabila terjadi klaim budaya oleh
tujuan ciptaan itu sendiri. Hal ini sejalan pihak asing atau swasta yang ingin mengambil
dengan ketentuan Pasal 60 UUHC bahwa Hak manfaat ekonomi atas penggunaan dan
Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang pemanfaatan ekspresi budaya tradisional
menjadi milik bersama, perlindungannya tersebut baik secara langsung maupun
berlaku tanpa batas waktu. Pasal ini jelas turunannya (derivative).
bertujuan melindungi karya-karya tradisional.
Dengan demikian, negara dalam hal ini kehendak komunitas lokal apabila mereka
melalui pemerintah daerah berkewajiban untuk tidak ingin ekspresi budaya tradisional mereka
mensosialisasikan konsepsi hak cipta, dengan didokumentasikan dengan alasan kerahasiaan
cara mendata, meregistrasi dan mengkompilasi dan kesakralan.
semua ekspresi budaya tradisional masyarakat Secara umum, perlindungan hukum
adat tolaki yang punya potensi ekonomi untuk ekspresi budaya tradisional yang dilakukan
didaftarkan sebagai hak cipta. Negara sebagai pemerintah daerah saat ini masih bersifat
pemegang hak cipta ekspresi budaya defensif yakni dengan melakukan dokumentasi
tradisional memperoleh hak eksklusif atas dan registrasi data. Registrasi data ini masih
karya cipta tersebut. Hak-hak eksklusif yang dibangun secara lokal, belum secara eksternal.
diatur dalam undang-undang hak cipta adalah Tindakan positif yang dilakukan
hak untuk menerbitkan, menggandakan, pemerintah daerah adalah mendaftarkan
menerjemahkan, mengadaptasi, beberapa ekspresi budaya tradisional
mengaransemen, mentransformasi, masyarakat adat tolaki pada Kementerian
mendistribusikan, mempertunjukkan, Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan
mengumumkan, mengkomunikasikan dan Budaya Tak Benda (WBTB). Pendaftaran ini
menyewakan ciptaan. sebagai salah satu sarana untuk dapat menahan
Melihat potensi ekonomi yang derasnya laju globalisasi yang cenderung
didapatkan dari perlindungan ekspresi budaya menciptakan homogenitas budaya.
tradisional tersebut sudah selayaknya Perlindungan ini berbeda dengan tujuan
pemerintah daerah melindungi ekspresi budaya perlindungan di dalam hak cipta, karena
tradisional masyarakat adat tolaki berdasarkan perlindungan WBTB berlandaskan pada
UU Hak Cipta. Perlindungan hukum ini konvensi UNESCO 200313, sifatnya
bertujuan agar ekspresi budaya tradisional penyelamatan (safeguarding), yakni untuk
Kota Kendari tetap terjaga keberadaannya, mencegah kepunahan aset budaya.
bermanfaat serta tidak disalahgunakan. Namun Ekspresi budaya tradisional
perlindungan berdasarkan UU Hak Cipta ini masyarakat adat tolaki masuk dalam lingkup
belum dapat direalisasikan. perlindungan hak cipta, dimana upaya
Banyak ekspresi budaya tradisional peningkatan pemahaman dan kesadaran
masyarakat adat tolaki telah menjadi populer di pencipta karya seni tradisional dilakukan
seluruh jazirah daerah Sulawesi Tenggara dan melalui beberapa cara diantaranya melalui
kancah nasional, maka perdagangan nasional seminar, pelatihan dan pendidikan,
maupun internasional kekayaan intelektual penyuluhan, dan sebagainya. Pada akhirnya
seperti ini cukup bernilai tinggi sampai disarankan agar upaya peningkatan
berjumlah jutaan setiap tahun diseluruh
kawasan daerah maupun nasional. Akan tetapi, 13 UNESCO merupakan badan di bawah PBB yang
hasilnya tidak dinikmati oleh masyarakat adat khusus bergerak di bidang pendidikan, sosial dan
kebudayaan. Terkait dengan Kebudayaan, UNESCO
tolaki melainkan oleh kelompok-kelompok telah menerbitkan empat konvensi yaitu konvensi 1972
orang atau badan usaha yang menikmati mengenai perlindungan warisan dunia, konvensi 2001
hasilnya. mengenai perlindungan warisan budaya bawah air,
konvensi 2003 mengatur tentang perlindungan warisan
Sejauh ini pemerintah daerah belum budaya tak benda yang lebih menekankan pada
mempunyai dokumentasi dan database yang “safeguarding” bukan “protection”. Indonesia telah
meratifikasi dalam bentuk Peraturan Presiden No. 78
mengkompilasikan ekspresi budaya tradisional Tahun 2007 dan Konvensi UNESCO 2005 mengenai
masyarakat adat tolaki. Pemerintah daerah proteksi dan promosi keanekaragaman ekspresi budaya.
belum melakukan inventarisasi seni dan Namun konvensi UNESCO 2005 lebih menekankan
kepada “promoting”. Perlindungan yang didaftarkan oleh
budaya masyarakat secara komprehensif dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara mengacu pada
integral. Tentunya proses pendokumentasian Konvensi UNESCO 2003 dan 2005. Sedangkan badan
PBB yang sesungguhnya bergerak di bidang kekayaan
harus dilakukan dengan menghormati intelektual adalah WIPO.
25
pemahaman dan kesadaran hukum pencipta digunakan maka semakin bermanfaat pula
karya seni tradisional yang sudah termuat pengetahuan itu.
dalam peraturan perundang-undangan hak Ada beberapa strategi yang dapat
cipta dapat dilakukan secara efektif. dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat
Sebagai aset ekonomi, Ekspresi khususnya masyarakat adat tolaki sesuai
budaya tradisional masyarakat adat tolaki yang dengan peran dan fungsinya masing-masing
tinggi dengan banyaknya apresiasi dari dunia sehingga tidak dibebankan sepenuhnya kepada
internasional. Namun yang utama adalah pemerintah daerah, yaitu:
ekspresi budaya tradisional masyarakat adat 1. Memberikan pemahaman kepada
tolaki adalah warisan budaya yang memiliki masyarakat adat tolaki mengenai arti
arti penting bagi kehidupan masyarakat dan penting ekspresi budaya tradisional untuk
sosial karena di dalamnya terkandung nilai, mengetahui hak-haknya yang di lindungi
kepercayaan, dan tradisi, serta sejarah dari oleh hukum dan pemanfaatannya melalui
suatu masyatrakat lokal. Beberapa ekspresi edukasi.
budaya tradisional masyarakat adat tolaki tidak 2. Memanfaatkan ekspresi budaya tradisional
hanya berfungsi sebagai hiburan belaka, secara optimal dengan menghormati hak-
namun di dalamnya terkandung nilai-nilai hak sosial dan budaya masyarakat Kota
magis religius. Kendari oleh seluruh pemangku
Hak kekayaan intelektual khususnya kepentingan.
hak cipta, menjadi instrumen perlindungan 3. Melakukan dokumentasi yang
hukum utama atas ekspresi budaya tradisional komprehensif atas ekspresi budaya
harus diakui bahwa mekanisme hak cipta tradisional masyarakat adat tolaki
memang belum sempurna dalam berfungsi sebagai mekanisme perlindungan
mengakomodasi perlindungan dan penyalahgunaan (misapprpriation)
pemanfaatan yang layak bagi ekspresi budaya instrumen HKI di luar negeri. Proses
tradisional. Hak Cipta merupakan hak yang dokumentasi harus dilakukan dengan
dimiliki oleh individu atas ciptaannya, namun melibatkan segenap elemen akademisi,
tidak mengatur mengenai hak tradisional yang peneliti, dan praktisi di bidang hukum,
dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. kesenian, musikologi, antropologi,
Banyak suku di Indonesia mewarisi secara jurnalisme, budaya, dan unsur lain yang
turun temurun suatu kesenian adat tradisional, terkait serta partisipasi masyarakat juga
sehinggga pemegang hak atas kesenian harus dibuka seluas-luasnya sehingga data
tersebut bukan orang perseorangan melainkkan dan informasi dapat diperoleh dari
komunitas tersebut secara keseluruhan. berbagai sumber.
Di sisi lain, sebagai suatu konsep 4. Adanya dukungan pemerintah sehingga
hukum yang berasal dari budaya barat, secara tercipta upaya yang komprehensif,
tradisional sesungguhnya masyarakat tidak sistematis, dan berkelanjutan dengan
memahami filosofis dasar HKI. Menurut Agus tujuan meningkatkan daya saing
Sardjono ditemukan bahwa masyarakat adat masyarakat dan menjaga harkat dan
menyatakan tidak menganggap pengetahuan martabat sosial budaya Indonesia baik
tradisional yang mereka praktekkan sebagai pada tingkat nasional maupun
“miliknya”14. Mereka rela apabila ada pihak internasional.
lain yang menggunakan pengetahuan tersebut Kekayaan yang berbasis budaya
meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu tradisional mempunyai nilai ekonomi yang
karena beranggapan bahwa semakin banyak sangat tinggi. Upaya perlindungan terhadap
ekspresi budaya tradisional tentunya akan
mendorong peningkatan perekonomian
14 Agus Sadjono, Op.Cit. hal. 119 Indonesia dan dapat meningkatkan
26