Anda di halaman 1dari 13

Perlindungan Hukum Terhadap ekspresi Budaya (Rahman Hasima) Halaman 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL


MASYARAKAT ADAT TOLAKI

Oleh :
Rahman Hasima, Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo

e-mail : rahmanhasima07@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya
tradisional masyarakat adat tolaki. Tipe penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu
penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder sebagai
bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan
literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Penelitian ini menggunakan
pendekatan peraturan perundang-undangan (statue-approach) dan pendekatan kasus (case-approach)
terhadap perlindungan hukum ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perlindungan hukum terhadap ekspresi budaya
tradisional masyarakat adat tolaki menggunakan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Hak Cipta. Namun, undang-undang hak cipta belum sempurna dalam mengakomodasi perlindungan
dan pemanfaatan yang layak bagi ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki karena hak
cipta merupakan hak yang dimiliki oleh individu atas ciptaannya dan tidak mengatur mengenai hak
tradisional yang dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. Saat ini Pemerintah daerah baru
memberikan perlindungan yang bersifat defensif yakni dengan melakukan dokumentasi dan registrasi
data melalui pendaftaran beberapa ekspresi budaya tradisional masyarakat adat tolaki yang hidup
dalam masyarakat (living culture) pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan
Budaya Tak Benda (WBTB) berdasarkan Konvensi UNESCO Tahun 2003 seperti Tari Molulo dan
Ritual Adat Mosehe yang sifatnya penyelamatan (safeguarding), yakni untuk mencegah kepunahan
aset budaya.

Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Ekspresi Budaya Tradisional, Masyarakat Adat, Tolaki
16

PENDAHULUAN 5. Seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi


maupun tiga dimensi yang terbuat dari
Indonesia merupakan negara yang berbagai macam bahan seperti kulit, kayu,
kaya akan kerajinan yang merupakan simbol bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil
kekayaan seni, budaya yang dihasilkan melalui dan lain-lain atau kombinasinya
ide kreatif. Keanekaragaman kebudayaan yang 6. Upacara adat.
ada di Indonesia mengakibatkan Indonesia Salah satu wilayah di Indonesia yang
dapat dikatakan mempunyai keunggulan banyak memiliki kekayaan intelektual yang
dibandingkan dengan negara lainnya. dihasilkan oleh masyarakat adalah Sulawesi
Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang Tenggara yang masyarakatnya mayoritas
lengkap dan bervariasi. Hasil karya masyarakat berasal dari suku Tolaki yang merupakan salah
tradisional pada dasarnya termasuk dalam satu suku yang memiliki banyak kekayaan
obyek perlindungan HKI.1 intelektual yang dihasilkan oleh masyarakat
Salah satu isu yang menarik dan saat melalui ekspresi budaya tradisional (traditional
ini tengah berkembang dalam lingkup kajian cultural expression), seperti Tari Molulo,
HKI adalah perlindungan hukum terhadap Upacara/Ritual Mosehe dan lain-lain.
kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh Selain itu, ekspresi budaya tradisional
masyarakat asli atau masyarakat tradisional. (traditional cultural expression) masyarakat
Kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh adat tolaki bisa ditemukan dari produk-produk
masyarakat asli salah satunya adalah ekspresi industri kerajinan tangan melalui usaha kecil
budaya tradisional (traditional cultural menengah (UKM) seperti kerajinan tenun,
expression). Dalam hal ini, masyarakat telah kerajinan anyaman dan lain-lain yang dapat
berpikir secara kreatif tentang cara diberikan perlindungan hak kekayaan
menghasilkan sesuatu secara inovatif dan tetap intelektual.
mengangkat serta menonjolkan warisan budaya Ekspresi budaya tradisional
bangsa.2 masyarakat adat tolaki secara eksplisit
Menurut Penjelasan Pasal 38 ayat (1) dilindungi dalam undang-undang hak cipta.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Namun, perlindungan terhadap ekspresi
Tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan budaya tradisional masyarakat adat tolaki
ekspresi budaya tradisional adalah sebagai hingga saat ini masih sangat lemah sehingga
berikut: potensi yang dimiliki oleh masyarakat adat
1. Verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan tolaki akan dimanfaatkan oleh pihak lain
yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam secara tidak sah. Hal ini disebabkan telah
berbagai tema dan kandungan isi pesan terjadi banyak kasus pemanfaaatkan kekayaan
yang berupa karya sastra ataupun intelektual masyarakat tanpa izin oleh pihak-
informatif. pihak yang tidak bertanggung jawab.
2. Musik, mencakup vokal, instrumental atau
kombinasinya. RUMUSAN MASALAH
3. Gerak, mencakup antara lain tarian
4. Teater, mencakup antara lain pertunjukan Berdasarkan latar belakang di atas, yang
wayang dan sandiwara rakyat menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana perlindungan hukum
terhadap ekspresi budaya tradisional
1 Husamah, “Mengusung Kembali Khazanah Identitas masyarakat adat tolaki?
Budaya Bangsa”, Jurnal Bestari, Vol 42 (2009), Malang:
Universitas Muhamadiyah Malang, hlm. 41
2 Dewi Rahayu, Perlindungan Hukum Terhadap Hak TUJUAN
Cipta Motif Batik Tanjungbumi Madura. Mimbar Adapun tujuan dari penelitian ini
Hukum, Vol. 23 No. 1, Februari 2011, Yogyakarta: FH
UGM, hal. 117 adalah untuk mengetahui bentuk perlindungan
17

hukum terhadap ekspresi budaya tradisional (3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional
masyarakat adat tolaki. sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memperhatikan nilai-nilai yang
TINJAUAN PUSTAKA hidup dalam masyarakat pengembannya.
Berbicara mengenai ekspresi budaya (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak
tradisional, maka tidak dapat lepas dari Cipta yang dipegang oleh Negara atas
kebudayaan dan tradisionalisme. Kebudayaan ekspresi budaya tradisional sebagaimana
dan tradisionalisme. dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Kebudayaan adalah karya manusia Peraturan Pemerintah.
yang tujuannya kemanusiaan dan dasarnya Menurut Penjelasan Pasal 38 ayat (1)
moral dan keluhuran budi. Ternyata, manusia Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
dengan melalui karyanya, dalam Tentang Hak Cipta, yang dimaksud dengan
mempertahankan hidup, menunjukkan ekspresi budaya tradisional adalah sebagai
eksistensi, membela hakikat, menjaga berikut:
kreativitas, melindungi kebebasan, maka 1. Verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan
manifestasinya tampak dalam berbagai yang berbentuk prosa maupun puisi,
fenomena; muncul, berkembang, lenyap atau dalam berbagai tema dan kandungan isi
kembali kepada awalnya. pesan yang berupa karya sastra ataupun
Tradisionalisme adalah dimana informatif.
manusia berkarya belum memakai teknologi, 2. Musik, mencakup vokal, instrumental atau
berlanjut menjadi modernisme, dimana kombinasinya.
teknologi sudah mulai menjadi kekuatan karya 3. Gerak, mencakup antara lain tarian
manusia dan semakin canggih dengan segala 4. Teater, mencakup antara lain pertunjukan
inovasi teknologinya untuk mencapai wayang dan sandiwara rakyat
3
kemakmuran hidup manusia. 5. Seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi
Sementara itu yang dimaksud dengan maupun tiga dimensi yang terbuat dari
Ekspresi Budaya Tradisional adalah karya berbagai macam bahan seperti kulit, kayu,
intelektual dalam bidang seni, termasuk bambu, logam, batu, keramik, kertas,
ekspresi sastra yang mengandung unsur tekstil dan lain-lain atau kombinasinya
karateristik warisan tradisional yang 6. Upacara adat.
dihasilkan, dikembangkan dan dipelihara oleh
komunitas atau masyarakat tertentu.4 METODE PENELITIAN
Ekspresi budaya tradisional di A. Jenis Penelitian
Indonesia diatur dalam Pasal 38 Undang- Tipe penelitian hukum dalam tesis ini
Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak adalah yuridis normatif. Menurut Soerjano
Cipta, yang berisi: Soekanto penelitian yurudis normatif yaitu
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya penelitian hukum yang dilakukan dengan cara
tradisional dipegang oleh Negara. meneliti bahan pustaka atau data sekunder
(2) Negara wajib menginventarisasi, sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara
menjaga, dan memelihara ekspresi mengadakan penelusuran terhadap peraturan-
budaya tradisional sebagaimana peraturan dan literatur-literatur yang berkaitan
dimaksud pada ayat (1). dengan permasalahan yang diteliti.5

3 Ketut Artadi, 2011, Kebudayaan Spiritualis Nilai


Makna dan Martabat Kebudayaan Dimensi Tubuh Akal
5Soerjono
Roh dan Jiwa.Cet ke II, Pustaka Bali Post, Denpasar, Soekanto & Sri Mamudji, 2001, Penelitian
hal.124. Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat) Rajawali Pers,
4 ibid Jakarta, hal 13-14.
18

B. Cara Penelitian d. Artikel ilmiah.


Pendekatan yang digunakan dalam
3. Bahan Tersier
penelitian ini adalah pendekatan perundang-
Bahan hukum tersier adalah
undangan (statute approach) dan pendekatan
bahan yang memberikan petunjuk
kasus (case approach). Pendekatan perundang-
maupun penjelasan terhadap bahan
undangan adalah pendekatan yang dilakukan
hukum primer dan sekunder. Dalam
dengan menelaah semua undang-undang dan
penelitian ini bahan hukum tersier
regulasi yang berkaitan dengan isu yang
yang digunakan meliputi :
ditangani. Pendekatan kasus adalah pendekatan
a. Kamus besar bahasa Indonesia;
yang dilakukan dengan cara melakukan telaah
b. Kamus hukum;
terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan
c. Situs internet.
isu yang dihadapi.6 Dalam hal ini berkaitan
dengan kasus-kasus ekspresi budaya D. Teknik Pemgumpulan Bahan Hukum
tradisional masyarakat adat yang terjadi di 1. Studi Dokumen atau Bahan Pustaka
beberapa daerah di Indonesia yang diklaim Kegiatan ini ditujukan untuk
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung memperoleh data melalui penelusuran
jawab dan orang asing. catatan-catatan, tulisan-tulisan atau
dokumen-dokumen yang sudah dibuat
C. Jenis dan Sumber Bahan Hukum oleh orang lain yang berhubungan
1. Bahan Hukum Primer dengan masalah yang dibahas.
Bahan hukum primer yang 2. Studi Lapangan.
digunakan terdiri dari peraturan Observasi lapangan dengan pihak-
perundang-undangan, catatan resmi, pihak yang berkompeten guna
risalah dalam pembuatan perundang- memperoleh keterangan data tentang
undangan dan putusan hakim. Peneliti subyek dan objek yang diteliti.
sajikan sedemikian rupa secara E. Analisis Bahan Hukum
sistematis guna guna menjawab Analisis data yang digunakan dalam
permasalahan yang telah dirumuskan. penelitian ini adalah deskriptif kualitatif
Dalam penelitian ini bahan hukum yaitu menganalisis dengan menguraikan
primer yang digunakan adalah gejala atau fenomena dan fakta-fakta yang
Undang-Undang Nomor 28 Tahun didapat secara obyektif untuk menjawab
2014 tentang Hak Cipta. permasalahan dalam penelitian ini yaitu
2. Bahan Hukum Sekunder perlindungan hukum terhadap ekspresi
Bahan hukum sekunder yang budaya tradisional masyarakat adat tolaki.
utama adalah buku teks karena buku
teks berisi mengenai prinsip-prinsip HASIL PENELITIAN DAN
dasar ilmu hukum dan pandangan- PEMBAHASAN
pandangan klasik para sarjana yang
mempunyai kualifikasi tinggi.7 Dalam A. Ekspresi Budaya Tradisional
penelitian ini bahan hukum sekunder Masyarakat Adat Tolaki
meliputi : Masyarakat adat tolaki mempunyai
a. Buku-buku ilmiah dibidang banyak kekayaan intelektual khsusnya di
hukum; bidang kebudayaan yan sampai saat ini masih
b. Makalah-makalah; dipertahankan, secara umum kebudayaan Suku
c. Jurnal ilmiah; Tolaki merupakan manifestasi nilai-nilai yang
dianut oleh masyarakat sekitarnya termasuk di
6 Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, dalamnya adalah ekspresi budaya tradisional
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal. 24 seperti seni musik, tari dan lain-lain.
7Ibid, hal. 142
19

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat mbarai masusa, lia masukaraa/


beberapa bentuk ekspresi budaya tradisional torondo masusa taehe
masyarakat adat tolaki sebagaimana diatur sanaa/pehawaaku ombu au
dalam ketentuan Pasal 38 Undang-Undang pokomondotuikona/au poko ari-
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ario koona tihono ananggu deela
seperti tampak pada Tabel berikut: bulelenggu/ hulelenggu mohewu
1. Verbal tekstual, terdiri dari8 : bara taakadu/ keeno laanggi
Prosa, terdiri dari: pokawasa tuara/ teora masagena
a. Onango (dongeng), isinya hende ine walinggu/ keno ine
menggambarkan asal mula kejadian banggonanggu /aku sukuru rongga
unsur alam, juga menggambarkan sifat tarimakasi. Makna dari nyayian
dan tingkah laku binatang yang baik tersebut adalah menggambarkan
dan buruk, sifat-sifat ini dapat tentang kehidupan orang tua yang
dicontohkan oleh manusia misalnya serba sulit, dan berharap tidak
dongeng Kolopua dan Ohada (Kura- dipersulit lagi hidupnya dengan
kura dan kera) tangisan/kesedihan seorang anak.
b. Tula-tula (kisah-kisah) b. O anggo (Iagu yang
menggambarkan Iiku-Iiku kehidupan menggambarkan rasa kekaguman
tokoh masyarakat, misalnya kisah terhadap seorang pemirnpin atau
Oheo (kisah manusia pertama orang mengandung nasehat atau petuah).
Tolaki) dan Onggabo. Jenis O anggo yang di kenal dalam
c. Kukua (silsilah) isinya masyarakat Tolaki, meliputi;
menggambarkan suatu kerajaan dan anggo meteia (syair penjaga),
namanama rajanya secara turun- anggo mosawa-sawa (syair
temurun, contohnya Langgai menghibur), anggo mondau (syair
Saranani. berladang), anggo mombeperiri
d. Pe'olili (pesan-pesan leluhur) isinya (syair kasihan-mengasihani), dan
menggambarkan ajaran moral, nasehat, anggo ndula-tula (syair silsilah).
petuah bagi kehidupan seseorang, Contoh Oanggo yang diambil dari
keluarga, dan kehidupan masyarakat salah satu jenis Oanggo di atas, Ho
yang lebih luas. , contohnya, Iamo iehe tia motia toonomeohai (wahai
mondoiehe ine suere ndoono (jangan Saudara kami), Leu ari mondae
suka berbuat semena-mena kepada binda irorawua (yang datang dari
orang lain), iamo uteroraroramba jauh), Leu nggomoleleu timba
(hendaknya jangan engkau merampas nggomoretei (datang untuk
milik orang lain), piarai raimu, menjenguk),
pombeotooriamino ariamu (pelihara Moreteimetiamondulu meohai
sikap dan tindakanmu pertanda engkau (menjenguk keluarga), Tabea
berasal dari bangsa yang beradab). nggomasima limba moko dunggui
Puisi terdiri dari9 : (kami memohon izin), Onggo leu
1. syair-syair yang dilagukan atau biasa wawei limba mokodunggui (untuk
juga disebut nyanyian rakyat terdiri mempersembahkan), sala
dari: rerekomami mokoehe-ehe mami
a. Huhu (lagu untuk menidurkan (pertanda kegembiraan kami), dan
anak), Contoh: peturu ule-ulenggu, seterusnya.
c. Taenango (lagu yang melukiskan
8 Abdurrauf Tarimana, 1993. Kebudayaan Tolaki. kisah kepahlawanan),
Jakarta: Balai Pustaka, hal. 257
9 ibid
20

d. sua-sua (lagu yang melukiskan mbetala oki nosorodadu, mobotuki oki


rasa ingin berkenalan), no panaapi (berbaris bukan tentara,
e. kabia (lagu-lagu percintaan) dua berbunyi bukan senjata) jawabnya
lagu kepahlawanan yang terkenal ogandu (jagung), ingoni upahoe,
dan hingga kini masih hidup dalam ingoni nolumele (begitu ditanam,
masyarakat Tolaki adalah langsung merambat) jawabnya o’eme
Tebaununggu, yang mengisahkan (air kencing/seni), u’indii morini, ukai
peristiwa penyebaran agama islam mokula (dipegang rasanya dingin,
dari Aceh ke Indonesia bagian dimakan rasanya panas) jawabnya
timur, dan Isara yang osaha (cabe), dan lain-lain.
mengisahkan perang total di darat, 5. Bhitarandoka (perumpamaan) isinya
di laut, dan di udara dalam usaha mengandung maksud mempertemukan
memberantas segala kejahatan dua pendapat yang berbeda dengan
yang pernah melanda orang menggunakan bahasa kiasan.
Tolaki. Contohnya, satabuluno teboto patudu
2. Kinoho atau lolama (pantun) isinya meduhu une-une, labirai mate
menggambarkan pujian, cemoohan, menggokoro ano amba monduka
dan sindiran. Kinoho atau lolama bunggu (apabila kehendak dan cita-cita
terdiri atas beberapa jenis, meliputi: telah bulat, lebih baik mati daripada
kinohombesadalo (kinoho anak muda), melangkah surut), topelimba todagaii
kinoho agama, kinoho sara (adat), dan karendo, topetulura todagaii
kinohosinggu (menyinggung atau pondundo (berjalan pelihara kaki,
menyindir). Contoh, kinoho sara (adat) berkata pelihara mulut).
koro bite batako (tidak usah ragu- 2. Musik, terdiri dari :
ragu), ineabata-bata (dan tidak usa 1. Alat musik yang dipukul:
bimbang), kumokeamatako (aku telah a. Dimbawuta yaitu alat musik yang
tetapkan), matakulanggitetaku-taku konstruksinya terdiri dari tanah
(dan takut akan ingkar janji). yang dilobangi dan ditutupi
3. O dhoa (mantra) berisi pujian, pujaan, dengan pelepah sagu dan sehelai
harapan dan permintaan yang rotan yang dipukul dan
ditujukan kepada makhluk halus dewa- mengeluarkan bunyi.
dewa, Tuhan, baik sebagai tanda b. Kanda-kanda oa atau kandengu-
syukur sebagai tolak bala. O dhoa ndengu yaitu alat musik dari
(mantra) terdiri atas beberapa jenis, bambu atau kayu ringan yang
yakni mantra mesosombakai, mantra o dibelah
manu, mantra ni’isi, mantra o pali, 2. Alat musik yang ditabuh, seperti:
mantra nabi baka, danmantra oloti. a. Karandu (gong)
Contohnya, inggo o manu uleno i b. Tamburu (tambur) yaitu alat musik
Landundusera (Anda ayam kecil dari kulit binatang yang
turunan Landundusera), sosoronoi direntangkan pada sebuah tong
Landundusera sosorono mami pake’i kayu dan ditarik kuat-kuat.
(hubungan Landundusera, hubungan 3. Alat musik yang dipetik, seperti:
kami adalah memakaimu), dan a. Dimba-dimba nggowuna (alat
seterusnya. musik dari bambu).
4. Singguru (teka-teki) berisi ungkapan, b. Gambusu (gambus).
pikiran dan perasaan yang memerlukan 4. Alat musik yang ditiup, seperti :
suatu tebakan yang tepat. Contohnya, a. Wuwuho (alat musik bambu).
21

b. O suli (suling dari bambu). pada anyaman tikar, pada anyaman


Ore-ore yaitu alat musik dari tangkai bakul.
daun enau yang dilengkapi dengan tali g. Silapa omba (desain segi empat),
benang. tampak pada kain sarung bantal, kain
3. Gerak, terdiri dari : sarung kasur tidur, dan pada langit-
a. Tari Umoara (tari perang artinya langit kelambu.
penyambutan para panglima perang h. Tinaboriri (desain lingkaran)
yang kembali dari medan perang) tampak pada tudung pemele sinar
b. Tari Mondotambe (tari penyambutan matahari, pada tubung saji, dan pada
tamu penting dari raja/pemimpin songko.
daerah) i. Pinehu (desain sudut)
c. Tari Mombesara (Tari menyambut tampak pada wadah anyaman, wadah
mempelai pria maupun wanita) yang berbentuk segi enam atau
d. Tari Dinggu (Tarian rakyat yang delapan.
menggambarkan suasana dan aktivitas j. Holunga (desain ikat)
masyarakat saat musim panen) tampak pada ikatan rumah, pada ikatan
e. Tari Motasu (tari ungkapan hulu dari alat-alat produksi dan
permohonan kepada Tuhan agar dalam senjata.
berladang dapat perlindungan dan k. Kerajinan Perak seperti Kendari
kelak dikaruniai hasil yang melimpah) Werek
f. Tari Moana (tari menganyam) l. Kerajian Tenun Khas Suku Tolaki
g. Tari Molulo (tari pergaulan) seperti Tenun Tobimeita
h. Tari Mekindohosi (tari sekelompok m. Kerajinan Anyaman (Moana) seperti
tani yang bekerja sama secara gotong Kerajinan Anyaman Nentu Hati Mulia
royong dari satu lahan ke lahan yang dari rumput-rumput liat
lain hingga tuntas, siap ditanami 6. Upacara Adat :
seluruh lahan dalam satu kelompok a. Mosehe yaitu salah satu bentuk
tani). upacara ritual yang bertujuan untuk
4. Teater, (tidak jenis teater masyarakat adat menolak datangnya malapetaka karena
tolaki). telah melakukan pelanggaran baik
5. Seni Rupa,terdiri dari: sengaja maupun tidak sengaja.
a. Rumah Adat Tolaki (Laika) b. Mowindahako yaitu upacara adat
b. Pakaian Adat Tolaki (Babu Nggawi perkawinan suku Tolaki.
dan Babu Nggawi Langgai) Berdasarkan data diatas menunjukan
c. Pinesowi (desain segitiga) bahwa ekspresi budaya tradisional masyarakat
tampak pada bumbungan rumah adat tolaki sangat banyak. Namun, belum ada
bagian depan dan bagian belakang, pendataan dan dokumentasi terhadap ekspresi
pada leher dan lengan baju, pada budaya tradisional masyarakat adat tolaki
pinggir anyaman tikar. (sebagian masih dalam proses pendataan,
d. Pineta'ulumbaku (desain daun pakis) sebagian lain masih dalam proses pencarian
tampak pada anyaman wadah kalo. dan pengumpulan data), sehingga sulit untuk
e. Pineta'ulundono (desain kepala orang) mendapatkan perlindungan menurut prinsip-
tampak pada kain tabir dan pada prinsip hak kekayaan intelektual khsusunya
perisai. hak cipta.
f. Sinolana (desain garis vertikal-
horizontal atau vertikal-horizontal-
silang) tampak pada dinding anyaman
bambu dan langit-langit yang dianyam,
22

B. Perlindungan Hukum Terhadap baik berupa materi maupun bukan materi,


Ekspresi Budaya Tradisional seperti halnya rasa aman karena
Masyarakat Adat Tolaki dilindungi, dan diakui atas hasil karyanya.
Ekspresi budaya tradisional Hukum memberikan perlindungan kepada
mempunyai potensi ekonomi yang menjanjikan pencipta berupa susatu kekuasaan untuk
terutama terkait dengan industri pariwisata dan bertindak dalam kepentingannya yang
industri ekonomi kreatif seperti ukir kayu, ukir disebut hak. Alasan melekatnya hak pada
perak, tenunan adalah produk yang mempunyai Hak Kekayaan Intelektual adalah
sumbangan yang cukup besar untuk penciptaan berdasarkan kemampuan
menyumbang devisa negara. Namun intelektualnya. Perlindungan inipun tidak
perkembangan teknologi informasi dapat terbatas di dalam negeri pencipta sendiri,
menimbulkan berbagai penggunaan yang tak melainkan dapat meliputi perlindungan di
pantas dari ekspresi budaya tradisional yang luar batas negaranya.
ada. 2. Prinsip Ekonomi (The Economic
Berbagai komersialisasi terhadap Argument)
ekspresi budaya tradisional terjadi hingga Hak Kekayaan intelektual yang
tingkat global disertai dengan berbagai bentuk diekspresikan kepada khalayak umum
distorsi, pengubahan maupun modifikasi dalam berbagai bentuknya, memiliki
terhadap ekspresi budaya tradisional secara manfaat dan nilai ekonomi serta berguna
tidak pantas seperti klaim lagu tradisional Rasa bagi kehidupan manusia. Adanya nilai
Sayange tanpa otorisasi masyarakat adat ekonomi pada hak kekayaan intelektual
Maluku sebagai pemiliknya, atau pencurian merupakan suatu bentuk kekayaan bagi
naskah kuno Sulawesi Tenggara yang pemiliknya.
digitalisasi dan dikomersialkan dalam museum 3. Prinsip Kebudayaan (The Cultural
di Malaysia merupakan pelecehan terhadap Argument)
ekspresi budaya tradisional Indonesia.10 Pertumbuhan dan perkembangan
Berbeda dengan hak cipta pada ilmu pengetahuan, seni dan sastra sangat
umumnya, ciri yang melekat pada ekspresi besar artinya bagi peningkatan taraf
budaya tradisional mengandung nilai-nilai kehidupan, peradaban, dan martabat
kearifan dalam hubungan manusia dengan manusia. Selain itu, akan memberikan
manusia, dengan alam dan dengan Tuhannya. keuntungan baik bagi masyarakat, bangsa
Ekspresi budaya tradisional dilestarikan, dan negara. Pengakuan atas kreasi, karya
dikembangkan serta dijadikan bagian identitas cipta manusia yang dilakukan dalam
budaya oleh kelompok masyarakat. sistem hak kekayaan intelektual
Ada empat prinsip dalam sistem Hak diharapkan mampu membangkitkan
Kekayaan Intelektual untuk menyeimbangkan semangat, dan minat untuk mendorong
individu dengan kepentingan masyarakat. melahirkan ciptaan baru.
Empat prinsip tersebut terdiri dari11: 4. Prinsip Sosial (The Social Argument)
1. Prinsip Keadilan (The Principle of Natural Hukum tidak mengatur kepentingan
Justice) manusia sebagai individu yang berdiri sendiri
Penciptaan yang menghasilkan terlepas dari manusia yang lain, tetapi hukum
suatu karya yang berdasarkan kemampuan mengatur kepentingan manusia sebagai warga
intelektualnya wajar memperoleh imbalan masyarakat. Jadi, manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain sama-sama terikat dalam
10
ikatan satu kemasyarakatan. Sistem hak
http://www.pusakaindonesia.org/kekayaan-budaya-
indonesia-dan-klaim-negaralain/, di akses tanggal 11 kekayaan intelektual dalam memberikan
November 2017 pukul 19.30 wita. perlindungan kepada pencipta, tidak boleh
11 Sunaryati Hartono, Hukum Ekonomi Pembangunan

Indonesia, Bina Cipta, Bandung, 1982, hal 124 diberikan semata-mata untuk memenuhi
23

kepentingan individu atau persekutuan atau adat tolaki telah mendapat perlindungan dalam
kesatuan itu saja, melainkan berdasarkan undang-undang hak cipta. Hak moral dan hak
keseimbangan kepentingan individu dan ekonomi atas ekspresi budaya tradisional ini
masyarakat. Bentuk keseimbangan ini dapat merupakan milik dari pemegang hak cipta
dilihat pada ketentuan fungsi sosial dan lisensi dalam hal ini negara, yakni masyarakat
wajib dalam Undang-Undang Hak Cipta pengemban (custodian).
Indonesia. Perlindungan yang dimaksud adalah
Pemerintah Indonesia juga telah segala bentuk upaya melindungi ekspresi
mengambil kebijakan dalam melindungi budaya tradisional terhadap pemanfaatan yang
ekspresi budaya tradisional sebagaimana diatur dilakukan tanpa hak dan melanggar kepatutan.
dalam Pasal 38 UU ak Cipta Tahun 2014, Perlindungan ekspresi budaya tradisional
yang berisi: sebagai bagian pengetahuan tradisional ini
(1) Hak Cipta atas ekspresi budaya tradisional sangat penting, setidaknya karena 3 alasan,
dipegang oleh Negara. yaitu (1) adanya potensi keuntungan ekonomis
(2) Negara wajib menginventarisasi, menjaga, yang dihasilkan dari pemanfaatan pengetahuan
dan memelihara ekspresi budaya tradisional, (2) keadilan dalam sistem
tradisional sebagaimana dimaksud pada perdagangan dunia, dan (3) perlunya
ayat (1). perlindungan hak masyarakat lokal12.
(3) Penggunaan ekspresi budaya tradisional Ada beberapa ekspresi budaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tradisional masyarakat adat tolaki seperti Tari
memperhatikan nilai-nilai yang hidup Molulo dan Upacara Mosehe telah di daftarkan
dalam masyarakat pengembannya. dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta Benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan
yang dipegang oleh Negara atas ekspresi dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk
budaya tradisional sebagaimana dimaksud mencegah kepunahan ekspresi budaya
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan tradisional dan sebagai salah satu bentuk upaya
Pemerintah. pelestarian.
Meskipun hak cipta dapat melindungi Dalam memperkuat perlindungan
ekspresi budaya tradisional. Namun, masa terhadap ekspresi budaya tradisional
perlindungan Hak Cipta tidak dapat diterapkan masyarakat adat tolaki yang telah di publikasi
terhadap ekspresi budaya tradisional karena secara luas di masyarakat baik lokal ataupun
ekspresi budaya tradisional tidak semata-mata mancanegara dan/atau telah di tetapkan
mengejar nilai komersial (hak ekonomi) tetapi sebagai WBTB, sehingga pemerintah daerah
alasan budaya dan spiritual yang hidup dalam perlu mendaftarkan ekspresi budaya tradisional
masyarakat dan banyak karya diciptakan hanya masyarakat adat tolaki ke dalam sistem hak
demi penggunaan di dalam masyarakat itu cipta. Memang, pendaftaran hak cipta bukan
sendiri dan memperbolehkan karya itu suatu keharusan karena hak cipta bersifat
dijadikan milik umum (public domain) setelah deklaratif, namun hal ini penting sebagai bukti
jangaka waktu tertentu bertentangan dengan kepemilikan apabila terjadi klaim budaya oleh
tujuan ciptaan itu sendiri. Hal ini sejalan pihak asing atau swasta yang ingin mengambil
dengan ketentuan Pasal 60 UUHC bahwa Hak manfaat ekonomi atas penggunaan dan
Cipta atas ekspresi budaya tradisional yang pemanfaatan ekspresi budaya tradisional
menjadi milik bersama, perlindungannya tersebut baik secara langsung maupun
berlaku tanpa batas waktu. Pasal ini jelas turunannya (derivative).
bertujuan melindungi karya-karya tradisional.

Berdasarkan hasil penelitian, semua


12
bentuk ekspresi budaya tradisional masyarakat Agus Sardjono, 2006, Hak Kekayaan Intelektual dan
Pengetahuan Tradisional, Bandung, Alumni, hal. 2-3
24

Dengan demikian, negara dalam hal ini kehendak komunitas lokal apabila mereka
melalui pemerintah daerah berkewajiban untuk tidak ingin ekspresi budaya tradisional mereka
mensosialisasikan konsepsi hak cipta, dengan didokumentasikan dengan alasan kerahasiaan
cara mendata, meregistrasi dan mengkompilasi dan kesakralan.
semua ekspresi budaya tradisional masyarakat Secara umum, perlindungan hukum
adat tolaki yang punya potensi ekonomi untuk ekspresi budaya tradisional yang dilakukan
didaftarkan sebagai hak cipta. Negara sebagai pemerintah daerah saat ini masih bersifat
pemegang hak cipta ekspresi budaya defensif yakni dengan melakukan dokumentasi
tradisional memperoleh hak eksklusif atas dan registrasi data. Registrasi data ini masih
karya cipta tersebut. Hak-hak eksklusif yang dibangun secara lokal, belum secara eksternal.
diatur dalam undang-undang hak cipta adalah Tindakan positif yang dilakukan
hak untuk menerbitkan, menggandakan, pemerintah daerah adalah mendaftarkan
menerjemahkan, mengadaptasi, beberapa ekspresi budaya tradisional
mengaransemen, mentransformasi, masyarakat adat tolaki pada Kementerian
mendistribusikan, mempertunjukkan, Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan
mengumumkan, mengkomunikasikan dan Budaya Tak Benda (WBTB). Pendaftaran ini
menyewakan ciptaan. sebagai salah satu sarana untuk dapat menahan
Melihat potensi ekonomi yang derasnya laju globalisasi yang cenderung
didapatkan dari perlindungan ekspresi budaya menciptakan homogenitas budaya.
tradisional tersebut sudah selayaknya Perlindungan ini berbeda dengan tujuan
pemerintah daerah melindungi ekspresi budaya perlindungan di dalam hak cipta, karena
tradisional masyarakat adat tolaki berdasarkan perlindungan WBTB berlandaskan pada
UU Hak Cipta. Perlindungan hukum ini konvensi UNESCO 200313, sifatnya
bertujuan agar ekspresi budaya tradisional penyelamatan (safeguarding), yakni untuk
Kota Kendari tetap terjaga keberadaannya, mencegah kepunahan aset budaya.
bermanfaat serta tidak disalahgunakan. Namun Ekspresi budaya tradisional
perlindungan berdasarkan UU Hak Cipta ini masyarakat adat tolaki masuk dalam lingkup
belum dapat direalisasikan. perlindungan hak cipta, dimana upaya
Banyak ekspresi budaya tradisional peningkatan pemahaman dan kesadaran
masyarakat adat tolaki telah menjadi populer di pencipta karya seni tradisional dilakukan
seluruh jazirah daerah Sulawesi Tenggara dan melalui beberapa cara diantaranya melalui
kancah nasional, maka perdagangan nasional seminar, pelatihan dan pendidikan,
maupun internasional kekayaan intelektual penyuluhan, dan sebagainya. Pada akhirnya
seperti ini cukup bernilai tinggi sampai disarankan agar upaya peningkatan
berjumlah jutaan setiap tahun diseluruh
kawasan daerah maupun nasional. Akan tetapi, 13 UNESCO merupakan badan di bawah PBB yang
hasilnya tidak dinikmati oleh masyarakat adat khusus bergerak di bidang pendidikan, sosial dan
kebudayaan. Terkait dengan Kebudayaan, UNESCO
tolaki melainkan oleh kelompok-kelompok telah menerbitkan empat konvensi yaitu konvensi 1972
orang atau badan usaha yang menikmati mengenai perlindungan warisan dunia, konvensi 2001
hasilnya. mengenai perlindungan warisan budaya bawah air,
konvensi 2003 mengatur tentang perlindungan warisan
Sejauh ini pemerintah daerah belum budaya tak benda yang lebih menekankan pada
mempunyai dokumentasi dan database yang “safeguarding” bukan “protection”. Indonesia telah
meratifikasi dalam bentuk Peraturan Presiden No. 78
mengkompilasikan ekspresi budaya tradisional Tahun 2007 dan Konvensi UNESCO 2005 mengenai
masyarakat adat tolaki. Pemerintah daerah proteksi dan promosi keanekaragaman ekspresi budaya.
belum melakukan inventarisasi seni dan Namun konvensi UNESCO 2005 lebih menekankan
kepada “promoting”. Perlindungan yang didaftarkan oleh
budaya masyarakat secara komprehensif dan Pemerintah Daerah Sulawesi Tenggara mengacu pada
integral. Tentunya proses pendokumentasian Konvensi UNESCO 2003 dan 2005. Sedangkan badan
PBB yang sesungguhnya bergerak di bidang kekayaan
harus dilakukan dengan menghormati intelektual adalah WIPO.
25

pemahaman dan kesadaran hukum pencipta digunakan maka semakin bermanfaat pula
karya seni tradisional yang sudah termuat pengetahuan itu.
dalam peraturan perundang-undangan hak Ada beberapa strategi yang dapat
cipta dapat dilakukan secara efektif. dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat
Sebagai aset ekonomi, Ekspresi khususnya masyarakat adat tolaki sesuai
budaya tradisional masyarakat adat tolaki yang dengan peran dan fungsinya masing-masing
tinggi dengan banyaknya apresiasi dari dunia sehingga tidak dibebankan sepenuhnya kepada
internasional. Namun yang utama adalah pemerintah daerah, yaitu:
ekspresi budaya tradisional masyarakat adat 1. Memberikan pemahaman kepada
tolaki adalah warisan budaya yang memiliki masyarakat adat tolaki mengenai arti
arti penting bagi kehidupan masyarakat dan penting ekspresi budaya tradisional untuk
sosial karena di dalamnya terkandung nilai, mengetahui hak-haknya yang di lindungi
kepercayaan, dan tradisi, serta sejarah dari oleh hukum dan pemanfaatannya melalui
suatu masyatrakat lokal. Beberapa ekspresi edukasi.
budaya tradisional masyarakat adat tolaki tidak 2. Memanfaatkan ekspresi budaya tradisional
hanya berfungsi sebagai hiburan belaka, secara optimal dengan menghormati hak-
namun di dalamnya terkandung nilai-nilai hak sosial dan budaya masyarakat Kota
magis religius. Kendari oleh seluruh pemangku
Hak kekayaan intelektual khususnya kepentingan.
hak cipta, menjadi instrumen perlindungan 3. Melakukan dokumentasi yang
hukum utama atas ekspresi budaya tradisional komprehensif atas ekspresi budaya
harus diakui bahwa mekanisme hak cipta tradisional masyarakat adat tolaki
memang belum sempurna dalam berfungsi sebagai mekanisme perlindungan
mengakomodasi perlindungan dan penyalahgunaan (misapprpriation)
pemanfaatan yang layak bagi ekspresi budaya instrumen HKI di luar negeri. Proses
tradisional. Hak Cipta merupakan hak yang dokumentasi harus dilakukan dengan
dimiliki oleh individu atas ciptaannya, namun melibatkan segenap elemen akademisi,
tidak mengatur mengenai hak tradisional yang peneliti, dan praktisi di bidang hukum,
dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. kesenian, musikologi, antropologi,
Banyak suku di Indonesia mewarisi secara jurnalisme, budaya, dan unsur lain yang
turun temurun suatu kesenian adat tradisional, terkait serta partisipasi masyarakat juga
sehinggga pemegang hak atas kesenian harus dibuka seluas-luasnya sehingga data
tersebut bukan orang perseorangan melainkkan dan informasi dapat diperoleh dari
komunitas tersebut secara keseluruhan. berbagai sumber.
Di sisi lain, sebagai suatu konsep 4. Adanya dukungan pemerintah sehingga
hukum yang berasal dari budaya barat, secara tercipta upaya yang komprehensif,
tradisional sesungguhnya masyarakat tidak sistematis, dan berkelanjutan dengan
memahami filosofis dasar HKI. Menurut Agus tujuan meningkatkan daya saing
Sardjono ditemukan bahwa masyarakat adat masyarakat dan menjaga harkat dan
menyatakan tidak menganggap pengetahuan martabat sosial budaya Indonesia baik
tradisional yang mereka praktekkan sebagai pada tingkat nasional maupun
“miliknya”14. Mereka rela apabila ada pihak internasional.
lain yang menggunakan pengetahuan tersebut Kekayaan yang berbasis budaya
meskipun tanpa persetujuan terlebih dahulu tradisional mempunyai nilai ekonomi yang
karena beranggapan bahwa semakin banyak sangat tinggi. Upaya perlindungan terhadap
ekspresi budaya tradisional tentunya akan
mendorong peningkatan perekonomian
14 Agus Sadjono, Op.Cit. hal. 119 Indonesia dan dapat meningkatkan
26

kesejahteraan masyarakat. Komitmen 1. Perlu dilakukan upaya pendokumentasian


Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun dan pendataan ekspresi budaya tradisional
masyarakat diperlukan dalam mengupayakan masyarakat adat tolaki oleh Pemerintah
perlindungan terhadap ekspresi budaya Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
tradisional masyarakat adat tolaki. Daerah sehingga mempermudah
Perlindungan yang maksimal terhadap ekspresi perlindungannya dalam sistem hukum hak
budaya tradisional masyarakat adat tolaki cipta untuk memperoleh bukti kepemilikan
membutuhkan kerjasama yang baik antara agar dapat dikomersialkan dan mempunyai
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. nilai ekonomi yang tinggi sehingga dapat
Pemerintah Daerah baik pada tingkat provinsi menjadi sumber pendapatan asli daerah
atau kabupaten/kota perlu merumuskan suatu terutama dari royalti dengan tujuan untuk
kebijakan daerah terkait perlindungan terhadap meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ekspresi budaya tradisional. 2. Pemerintah Daerah bersama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah segera
membentuk Peraturan Daerah tentang
SIMPULAN Perlindungan Ekspresi Budaya Tradisional
Masyarakat Adat Tolaki sebagai payung
A. Kesimpulan hukum dalam melindungi ekspresi budaya
Berdasarkan pembahasan diatas, maka tradisional.
dapat disimpulkan bahwa perlindungan hukum 3. Perlu adanya sosialisasi mengenai
terhadap ekspresi budaya tradisional Undang-Undang Hak Cipta khususnya
masyarakat adat tolaki menggunakan Undang- mengenai ekspresi budaya tradisional bagi
Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Aparatur Sipil Negara yang membidangi
Cipta. Namun, undang-undang hak cipta belum urusan hukum, urusan kebudayaan dan
sempurna dalam mengakomodasi perlindungan pariwisata serta masyarakat khususnya
dan pemanfaatan yang layak bagi ekspresi masyarakat adat untuk memudahkan
budaya tradisional masyarakat adat tolaki implementasi UU Nomor 28 Tahun 2014
karena hak cipta merupakan hak yang dimiliki tentang Hak Cipta.
oleh individu atas ciptaannya dan tidak
mengatur mengenai hak tradisional yang
dimiliki secara kolektif oleh suatu komunitas. DAFTAR PUSTAKA
Saat ini Pemerintah daerah baru memberikan
perlindungan yang bersifat defensif yakni Abdurrauf Tarimana, 1993. Kebudayaan
dengan melakukan dokumentasi dan registrasi Tolaki. Jakarta: Balai Pustaka.
data melalui pendaftaran beberapa ekspresi
Agus Sardjono, 2006, Hak Kekayaan
budaya tradisional yang hidup dalam
Intelektual dan Pengetahuan
masyarakat (living culture) pada Kementerian Tradisional, Bandung, Alumni.
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Warisan
Budaya Tak Benda (WBTB) berdasarkan Dewi Rahayu, Perlindungan Hukum Terhadap
Konvensi UNESCO Tahun 2003 seperti Tari Hak Cipta Motif Batik
Molulo dan Ritual Adat Mosehe yang sifatnya Tanjungbumi Madura. Mimbar
penyelamatan (safeguarding), yakni untuk Hukum, Vol. 23 No. 1, Februari
2011, Yogyakarta: FH UGM.
mencegah kepunahan aset budaya.
Husamah, “Mengusung Kembali Khazanah
B. Saran Identitas Budaya Bangsa”, Jurnal
Adapun saran yang dapat disampaikan Bestari,Vol 42 (2009), Malang:
adalah sebagai berikut: Universitas Muhamadiyah Malang.
27

Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian


Hukum, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.

Rahayu Hartini, “Kajian Implementasi Prinsip-


prinsip Perlindungan HaKI dalam
Peraturan Per-UU-an HaKI di
Indonesia, Humanity, Vol. 1 No. 1,
september 2005.

Sunaryati Hartono, 1982. Hukum Ekonomi


Pembangunan Indonesia, Bina
Cipta, Bandung.

www.antaranews.com, Warisan Budaya


Indonesia Rawan Diklaim Negara
Lain, diakses pada tanggal 10
November 2017

Anda mungkin juga menyukai