KATA PENGANTAR
Pelayanan Kamar operasi RSU Aria Kamuning Kuningan bertujuan agar dapat memberikan
pelayanan yang optimal bagi pasien yang datang ke RSU Aria Kamuning Kuningan. Untuk
mendukung pencapaian tujuan pelayanan tersebut, maka dibutuhkan suatu pedoman yang dapat
dijadikan acuan bagi RSU Aria Kamuning Kuningan terkait pengelolaan Instalasi Kamar operasi
di RSU Aria Kamuning Kuningan.
Pedoman ini disusun dengan mengacu pada Standar Instalasi Kamar operasi Rumah Sakit yang
dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, prosedur-prosedur yang biasa
dilakukan di RSU Aria Kamuning Kuningan, Keputusan Komite Medik dan disesuaikan dengan
standar Akreditasi Nasional terbaru.
Pedoman ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan apabila ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai lagi dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran khususnya
pelayanan di Instalasi Kamar operasi. Kami mengaharapkan pihak-pihak terkait dapat
memberikan masukan untuk evaluasi dan perbaikan pedoman ini.
Direktur
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan
merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak atas kesehatan dan mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
Berdasarkan hal tersebut, RSU Aria Kamuning Kuningan menjadikan Pelayanan Kamar
Operasi sebagai program unggulan yang berusaha mewujudkan pelayanan yang bermutu
melalui perbaikan sistem, ketersediaan sumber daya, dan sarana prasarana yang optimal.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kamar operasi yang optimal, terarah dan terpadu dalam
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan berfokus pada keselamatan
pasien.
2. Tujuan Khusus
1) Mencegah kematian dan kecacatan.
2) Menerima rujukan pasien atau mengirim pasien / melakukan rujukan baik secara
horizontal ( setingkat ) maupun vertikal ( ke tingkat yang lebih tinggi ).
3) Melakukan penanggulangan korban musibah massal dan bencana yang terjadi di
dalam maupun di luar rumah sakit.
4) Melakukan penanganan kasus "true emergency" maupun "false emergency"
5) Mengembangkan dan menyebarluaskan pengetahuan penanggulangan penderita
kamar operasi melalui pendidikan dan menyelenggarakan berbagai kursus yang
berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar ( basic life
support ) maupun bantuan hidup lanjut ( advanced life support )
D. Batasan Operasional
Instalasi Kamar operasi di RSU Aria Kamuning Kuningan menyelenggarakan pelayanan
kamar operasi kepada masyarakat secara terus menerus selama 24 jam dan 7 hari kerja.
Jenis pelayanan di kamar operasi meliputi :
- Pelayanan Bedah Obstetri dan Ginekologi
- Pelayanan Bedah Umum
E. Landasan Hukum
Dasar hukum yang digunakan dalam pedoman pelayanan Instalasi Kamar operasi RSU Aria
Kamuning Kuningan, adalah :
1. UU No. 36 tahun 2011 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 tahun 2011 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
4. Permenkes no. 129/Menkes/SK/III/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
5. Permenkes no. 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
6. Permenkes no. 1438/Menkes/PER/X/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran
7. Permenkes no. 519/Menkes/PER/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan
Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit
8. Permenkes no. 1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan pasien
9. Keputusan Menteri Kesehatan no. 755/MENKES/SK/IV/2011 tentang Penyelenggaraan
Komite Medik di Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
Dokter spesialis bertugas sesuai dengan jadwal praktek yang telah ditentukan sesuai
dengan jadwal praktek di Poliklinik.
Kepala Instalasi bertugas 1 shift dari jam 08.00-16.30
C. Pengaturan Jaga
• Jadwal jaga dokter spesialis disusun oleh Manajer Pelayanan Medis. Jadwal disusun
setiap bulan dan ditanda tangani oleh Ketua KSM yang bersangkutan dan Manajer
Yanmed
• Jadwal jaga perawat kamar operasi disusun oleh Kepala Perawat kamar operasi jadwal
disusun setiap bulan dan ditanda tangani oleh Kepala Perawat kamar operasi, dan
diketahui Kepala Instalasi kamar operasi dan Manajer Keperawatan .
Jadwal petuagas CSU (Central Suplai Unit) di susun oleh Kepala Perawat Kamar Operasi
jadwal disusun setiap bulan dan ditandatangani oleh kepala perawat kamar operasi dan
diketahui oleh Manajer Keperawatan
• Jadwal jaga dokter spesialis, perawat dan petugas CSU, disimpan di kamar operasi dan
ditulis pada papan informasi kamar operasi setiap harinya.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Ruang Instalasi Kamar Operasi RSU Aria Kamuning Kuningan terletak dilantai 1 yang di
sebelah kiri tangga berdekatan dengan ruang unit farmasi. Kamar Operasi terdiri dari 3 ruangan.
Ruang Pramedikasi
B. Standar Fasilitas
Sumber Air
Pengadaan air bersih ya,oleh karena itu RSU Aria Kamuning Kuningan mengalir secara terus
menerus adalah mutlak bagi instalasi kamar operasi,oleh karena itu RSU Aria Kamuning
Kuningan juga memiliki sumur pompa sebagai cadangan selain air PAM
Sumber Listrik
Untuk dapat memberikan Pelayanan yang baik dan aman,diperlukan aliran listrik yang cukup
dengan tegangan yang konstan dan tidak ada aliran listrik yang terputus,cadangan sumber listrik
dari generator sehingga dapat tetap memberikan pelayanan,
STANDARISASI ALAT :
1. Ambubag Bayi 1
2. Ambubag Dewasa 1
3. Bak Instrumen 17 x 10 x 4 cm 1
4. Brancar Dorong 2
6. CPR Board 1
10. ECG 1
20. Meteran 1
23. Nierbeken 23 cm 1
26. Penlight 1
27. Pispot 1
29. Set GV 1
43. Urinal 1
a. Penyimpanan Obat
1. Obat Life saving harus diletakkan di trolley emergency.
2. Obat lain-lain diletakkan di rak obat (jenis dan jumlah obat disesuaikan dengan
kebutuhan).
b. Isi Trolley Emergency
5. ATS
6. Buscopan inj.
7. Calcium Glukonas inj
8. Chlor Ethil
9. Dextrose 40%
10. Diazepam inj.
11. Dopamin inj.
12. Dobutamin inj.
13. Hidrokortison inj.
14. Furosemide inj.
15. Lidokain inj.
16. Magnesium Sulfat 40% inj.
17. Midazolam inj.
18. Natrium Bicarbonate inj.
19. Novalgin inj.
20. Phenytoin inj.
21. Phenobarbital inj.
22. Pethidin inj.
23. Ranitidine inj.
24. Sulfas Atropin inj.
25. Tramadol inj.
26. Paracetamol sup 125 mg dan 250 mg
27. Stesolid sup 5 mg dan 10 mg
28. Proris supp
29. Kaltrofen supp
30. Combivent Nebule
31. Ventolin Nebule
32. Aspilet 80 mg tab
33. ISDN 5mg tab
Keterangan:
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Alur Pelayanan
1. Alur pelayanan dari Poliklinik
2. Alur Pelayanan dari Rawat Inap
3. Alur Pelayanan dari IGD
4. Alur Pelayanan dari Kamar Bersalin
RUANG PERSIAPAN
KAMAR OPERASI
RUANG PEMULIHAN
HCU RI PULANG
MENINGGAL
- DPJP
• Persiapan Pasien
- Penerimaan pasien
- Penanganan cemas
- Puasa
- Pelepasan protesa
- Pencukuran dan huknah
- Pemasangan infuse
- Penggantian pakaian
• Persiapan Medis
- Premedikasi Anestesi
1. Pasien diantar oleh perawat Poliklinik dengan membawa surat pengantar (surat
pengajuan operasi) dr DPJP , kemudian dikirim minimal 6 (enam) jam sebelum
operasi. disertai surat persetujuan operasi dan tindakan medik yang sudah ditanda
tangani oleh dokter, suami dan saksi. (perawat dan keluarga).
2. Perawat kamar operasi menulis didaftar penjadwalan sesuai dengan kolom yang
ada, jika asisten yang ditunjuk sudah ada perawat OK menghubungi dokter asisten
tersebut, jika belum ada tanyakan langsung ke dokter yang bersangkutan.
3. Khusus kasus obstetri pada saat penjadwalan operasi, perlu melibatkan PJ bidan
VK untuk melakukan screening ulang mengenai usia kehamilan, kemungkinan
resiko-resiko saat operasi yang belum diantisipi oleh DPJP (menghindari
kelahiran prematur, plasenta akreta, dll)
4. Bila pasien bayi/ anak pada saat pendaftaran berat badan dan umur harus ditulis
dibuku penjadwalan
5. Pasien dianjurkan datang 1 hari sebelum operasi, bila pasien rencana operasi pagi
hari, anjurkan datang pada malam harinya, jika pasien rencana operasi sore hari
anjurkan datan pada pagi harinya. (sesuaikan jam Chek in Rumah sakit)
6. Bila pasien ODC, anjurkan pasien datang 2-3 jam sebelum operasi atau sesuai
dengan indikasi dan ingatkan lama puasa pasien.
7. Surat pengantar harus dibaca dengan benar agar sesuai dengan instruksi dari
dokter.
9. Pada saat menulis penjadwalan operasi, lihat apakah ada jam operasi bersamaan,
(hindari kejadian tersebut dari saat pasien berada di poliklinik, lakukan konfirmasi
sebelumnya oleh perawat poli ke OK) berikan jarak waktu antara operasi satu
dengan lainnya.
10. Ingatkan pasien untuk ; pembayaran uang muka, dan membawa perlengkapan
secukupnya saat masuk RS.
6. Satu jam sebelum operasi, pasien harus sudah berada dikamar persiapan operasi
dengan diantarkan oleh perawat ruangan.
1. Perawat OK menerima laporan bahwa akan ada operasi cito baik dari Instalasi
3. Satu orang perawat lainnya menghubungi dokter anestesi, asisten dan dokter anak
sesuai dengan prosedur.
4. Apabila pasien berasal dari Instalasi VK, maka bidan VK segera menyiapkan
pasiennya. Sedangkan bila pasien berasal dari IGD, Poliklinik,RS luar maka
segera persiapkan pasien dan yang bertanggung jawab adalah perawat.
2. Keluarga/ suami pasien dianjurkan untuk melakukan registrasi ulang ( bila pasien
belum melewati bagian Informasi)
c) Status bayi
g) Ingatkan pasien untuk puasa sesuai dengan usia pasien (bila masih lama
anjurkan pasien untuk makan dahulu).
j) Lengkapi Berkas Rekam Medis pasien pre operasi, seperti sesuai dengan
kasus operasi (SC, Bedah, Anak, dll)
n) Saat pasien pindah ke OK, lakukan serah terima dengan menggunakan chek
list dokumantasi perioperatif.( tulis nama perawat ruangan dan perawat RR/
anestesi )
o) Lakukan penggantian baju OK dan pemasangan infus oleh tim infus 1 jam
sebelum operasi
q) Masukkan pasien pre operasi ke kamar operasi sesuai dengan prosedur (15-
30 menit sebelum op, anjurkan berdoa, dengarkan DJA untuk SC, dan
jelaskan nama tim operasi)
1. Perawat/ bidan OK menerima laporan tindakan operasi CITO, baik dari instalasi
Kamar Bersalin, Rawat jalan, IGD, ruang RI, kiriman dokter/ RS luar
5. Apabila pasien berasal dari instalasi kamar bersalin, maka bidan VK yang
menyiapkan pasiennya sedangkan apabila ps berasal dari Rawat Jalan, IGD, RS
luar, maka yang menyiapkan pasien adalah perawat OK
6. Apabila berkaitan dengan kasus obstetri, maka bidan Kamar Bersalin/ PJ yang
akan melakukan pemeriksaan kebidanan
7. Operasi darurat harus dapat dilaksanakan dalam waktu 30 menit sejak diputuskan
untuk tindakan operasi
2. Intra-Operative, meliputi :
Sebelum Induksi (Sign In)
Dilakukan sebelum induksi anastesi, minimal dihadiri oleh perawat dan dokter anastesi.
Dibacakan oleh perawat sirkulasi.
a. Pembacaan nilai kritis hasil pemeriksaan penunjang (tanda-tanda vital, laboratorium,
dan lain-lain)
b. Pasien dikonfirmasi identitas, area operasi dan lembar persetujuan
c. Pengecekan penandaan area operasi
d. Pengecekan mesin anastesi, obat-obatan dan kelengkapan alat-alat operasi termasuk,
pulse oxymetri.
e. Menanyakan riwayat alergi pada pasien
f. Apakah ada penyulit atau risiko aspirasi pada pasien
g. Kemungkina risiko kehilangan darah > 500 ml atau 7 cc/kgBB (anak)
h. Mengisi formulir check list keselamatan operasi dan diperiksa oleh DPJP anastesi
Sebelum Incisi (Time Out)
Dilakukan sebelum incisi kulit, diisi oleh perawat, dokter anastesi dan operator, didahului
oleh doa. Dibacakan perawat sirkulasi.
a. Mengkonfirmasi/ membacakan tim operasi sudah lengkap (contoh untuk operasi
sectio caesaria : dokter operator, asisten, dokter anak, dan anastesi.
b. Mengkonfirmasi / membacakan nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan di
operasi
c. Mengkonfirmasi pemberian antibiotik profilaksis sudah diberikan minimal 60 menit
sebelum tindakan.
d. Antisipasi kejadian kritis :
1. Dokter operator : tindakan darurat adalah prosedur diluar standar operasi yang
akan dilakukan, waktu operasi, dan antisipasi kehilangan darah.
2. Dokter anastesi : hal-hal khusus yang harus diperhatiakn pada pasien saat
pembiusan.
3. Perawat : memastikan alat sudah disterilisasi, apakah ada perhatian khusus pada
alat-alat.
3. Post-Operative, meliputi :
Aldrete Score adalah penilaian pemulihan pasien saat dipindahkan dari ruang pemulihan ke
ruang rawat inap setelah memenuhi criteria Aldrete Score ≥ 9 untuk pasien dewasa.
Steward Score adalah penilaian pemulihan pasien saat dipindahkan dari ruang
pemulihan ke ruang rawat inap setelah memenuhi criteria Aldrete Score ≥ 5 untuk
pasien bayi / anak.
Bromage Score adalah penilaian pemulihan pasien saat dipindahkan dari ruang
pemulihan ke ruang rawat inap setelah memenuhi criteria Bromage Score nilai 2.
BAB V
LOGISTIK
Logistik di kamar operasi meliputi penunjang medis dan penunjang umum yang terdiri
dari obat-obatan, alat kesehatan, instrumen bedah, gas medis dan penunjang umum
lainnya.
B. Kelompok Logistik di Instalasi Kamar Operasi
1. Perbekalan farmasi yang terdiri dari obat oral, injeksi, gas inhalasi.
2. Alat kesehatan yang terdiri dari instrumen bedah, autoclave, meja operasi, lampu
operasi, monitor pasien, mesin anestesi, suction, infant warmer, couter dan standar
infus.
3. Penunjang umum yang terdiri dari AC, lemari, meja, kursi, telepon dan kulkas.
C. Jenis Persediaan Logistik
Jenis persediaan logistik di kamar operasi terdiri dari :
1. Bahan Habis Pakai (BHP) adalah bahan yang digunakan untuk tindakan keperluan
pasien di luar pembiayaan komponen yang sudah termasuk dalam biaya tindakan.
2. Persediaan Non Bahan Habis Pakai
a. Obat Emergency
b. Obat Anestesi
c. Cairan Infus
d. Alat kesehatan disposible
Persediaan perbekalan farmasi di instalasi kamar operasi ditentukan berdasarkan
jumlah kebutuhan rata-rata perhari dengan mengacu pada stock minimal maximal dari
farmasi.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman yang meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Adapun dalam keselamatan pasien ada indikator sasaran keselamatan pasien, yaitu untuk
menilai penampilan dari suatu kegiatan sasaran keselamatan pasien. Indikator keselamatan
pasien yang dipantau di instalasi kamar operasi RSU Aria Kamuning Kuningan, adalah :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan
kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien. Insiden terdiri dari :
1. Kejadian Potensial Cedera (KPC), adalah kondisi di rumah sakit yang berpotensi
menimbulkan cedera pada pasien, karyawan atau lingkungan.
2. Kejadian Tidak Cedera (KTC), adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil yang dapat mencederai pasien tapi
cedera serius tidak terjadi.
3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC), adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien.
4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya.
5. Sentinel adalah KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera serius.
ruangan kamar operasi terkait kejadian keselamatan pasien di morning meeting, dan kepala
instalasi atau perawat ruangan kamar operasi membuat laporan insiden keselamatan pasien (IKP)
maksimal 2x24 jamlalu diserahkan kepada sekretaris Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS).
Selanjutnya tim KPRS menganalisis akar penyebab masalah semua kejadian yang dilaporkan
kamar operasi dan berdasarkan akar masalah. Tim KPRS merekomendasikan solusi pemecahan
masalah dan hasil solusi pemecahan masalah kepada pimpinan rumah sakit. Pimpinan rumah
sakit melaksanakan pemantauan dan evaluasi terkait tentang pelaksanaan keselamatan pasien di
kamar operasi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Rumah Sakit sebagai suatu bangunan umum haruslah dilengkapi dengan peralatan,
dijalankan dan dipelihara sedemikian rupa untuk menjaga keamanan dan mencegah hal – hal
yang tidak diharapkan, serta persiapan dalam menjaga keselamatan dan keamanan di rumah
sakit. Hal ini untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, karyawan dan pengunjung
rumah sakit.
Dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja (K3RS), RSU Aria Kamuning
Kuningan menerapkan keselamatan dan keamanan di lingkungan kerja dimana didalamnya
terdapat aspek manusia, alat, mesin, lingkungan dan bahaya kerja.
Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di RSU Aria Kamuning Kuningan adalah:
a. Mengelola rumah sakit untuk menciptakan lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman
bagi pasien, pengunjung dan karyawan rumah sakit.
b. Menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang aman dari kebakaran dan mencegah
terjadinya bencana.
c. Menciptakan suatu kondisi sehat dan aman dari kecelakaan kerja bagi seluruh karawan
rumah sakit.
Adapun yang termasuk keselamatan kerja di kamar operasi RSU Aria Kamuning
Kuninganadalah:
a. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
Dengan adanya Alat Pemadam Api Ringan yang diletakkan di tempat yang dekat dengan
ruang kamar operasi dan mudah dijangkau.
b. Keamanan pasien, pengunjung dan karyawan
Dengan adanya security yang bertugas 24 jam serta adanya safety box untuk tempat
penyimpanan barang-barang milik pasien terutama untuk pasien kecelakaan atau pasien
yang tidak sadar dan diantar bukan oleh keluarga (koordinasi dengan security).
c. Pengelolaan B3
Adanya SPO pengelolaan B3 serta berkoordinasi dengan bagian Kesling dan Tata Graha
dalam mengelola B3 dan menjaga kebersihan lingkungan kamar operasi.
d. Kesehatan Lingkungan Kerja
Dengan adanya ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara.
e. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
Dengan adanya tempat sampah injak dan juga tempat sampah yang sudah di pisah antara
sampah medis (plastik kuning) untuk sampah-sampah yang infeksius dan non medis (plastik
hitam) untuk sampah-sampah yang tidak infeksius serta wadah sampah yang safety untuk
sampah-sampah seperti jarum suntik. Selain itu juga kamar operasi menyediakan sarung
tangan dan masker untuk petugas dalam melayani pasien. Oleh karena kamar operasi RSU
Aria Kamuning Kuningan adalah ruangan yang steril maka semua tabung oksigen yang
disimpan di kamar operasi wajib memakai sarung khusus untuk tabung.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Mutu adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
rumah sakit.
Tujuan peningkatan mutu
1. Umum
Tercapainya kepuasan, harapan dan kebutuhan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
2. Khusus
a. Terselenggaranya upaya peningkatan mutu yang menjunjung keselamatan pasien.
b. Terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar profesi.
c. Tercapainya profesionalisne dalam mutu pelayanan.
d. Tercapainya indikator mutu.
e. Terselenggaranya survey yang berkaitan dengan mutu.
Instalasi Kamar operasi RSU Aria Kamuning Kuningan menjalankan program
pengendalian mutu dan peningkatan mutu, sesuai dengan pedoman peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah upaya peningkatan mutu secara keseluruhan
dengan terus menerus mengurangi risiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis
maupun lingkungan fisik.
Upaya peningkatan mutu adalah pendekatan terhadap proses pembelajaran dan proses
yang terus menerus dari proses penyediaan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya.
Adapun indikator mutu yang dilakukan pemantauan di ruang instalasi kamar operasi RSU
Aria Kamuning Kuningan,adalah :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
5. Pengurangan resiko pasien jatuh
Pemantauan indikator mutu dilakukan oleh kepala ruangan instalasi kamar operasi dan
dibuat laporan setiap bulannya. Lalu laporan tersebut di serahkan ke tim peningkatan mutu dan
keselamatan pasien RSU Aria Kamuning Kuningan.
Pemantauan standar mutu pelayanan tersebut dilakukan oleh kepala instalasi kamar
operasi setiap bulannya dan dibuat analisanya jika tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan,
kemudian dilaporkan kepada Manajer Pelayanan Medis dan diserahkan kepada tim mutu RSU
Aria Kamuning Kuningan.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman Pelayanan Instalasi Kamar operasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
RSU Aria Kamuning Kuningan untuk mengelola kamar operasi secara optimal agar dapat
memberikan pelayanan medis yang bermutu dan profesional kepada pasien sesuai dengan visi
dan misi kamar operasi RSU Aria Kamuning Kuningan serta menjadi program unggulan yang
berusaha mewujudkan pelayanan yang bermutu melalui perbaikan sistem, ketersediaan sumber
daya dan sarana prasarana yang optimal.