Anda di halaman 1dari 27

PANDUAN

MANAJEMEN RISIKO PASIEN JATUH

PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA


RUMAH SAKIT LAVALETTE
MALANG
2018
Jalan WR Supratman No. 10 T (0341)482612
Kota Malang, Jawa Timur F (0341) 470804
www.nusamed.co.id E rslavalette.nsm@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT


NOMOR : 02-SURKP-NSM-11021-18.078
tentang
PANDUAN MANAJEMEN RESIKO JATUH
RUMAH SAKIT LAVALETTE

KEPALA RUMAH SAKIT LAVALETTE

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang aman dan
berkualitas di Rumah Sakit Lavalette diperlukan peraturan yang melindungi
keamanan dan keselamatan pasien;
b. Bahwa untuk mencapai tujuan tersebut diatas maka perlu dilakukan upaya
meliputi asesmen resiko, identifikasi, laporan analisis dan implementasi, serta
monitoring berkelanjutan terhadap tercapainya sasaran keselamatan pasien;
c. Bahwa untuk pelaksanaannya perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah
Sakit.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor : 36 Tahun 2009 tanggal 13 Oktober 2009 tentang
Kesehatan;
2. Undang – Undang Nomor : 44 Tahun 2009 tanggal 28 Oktober 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 56 Tahun 2014 tanggal 18 Agustus 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 11 Tahun 2017 tanggal 5 Februari 2017
tentang Keselamatan Pasien;
5. Keputusan Badan Penanaman Modal UPT Pelayanan Perizinan Terpadu Nomor :
P2T/5/03.22/01/V/2016 tanggal 23 Mei 2016 tentang Surat Izin Operasional
Rumah Sakit;

www.nusamed.co.id
Jalan WR Supratman No. 10 T (0341)482612
Kota Malang, Jawa Timur F (0341) 470804
www.nusamed.co.id E rslavalette.nsm@gmail.com

6. Keputusan Direktur PT. Nusantara Sebelas Medika Nomor : XX-SURKP-


NSM/15.027 tanggal 31 Juli 2015 tentang Pemindahan atau Penetapan Jabatan
Kepala Rumah Sakit Lavalette;
7. Keputusan Direktur Utama PT. Perkebunan Nusantara XI dan Ketua Koperasi
Karyawan Rumah Sakit Lavalette Nomor : XA-SURKP/18.121 dan Nomor :
03/VI/KOPKAR.RSL/2018 tanggal 26 Juni 2018 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Direksi PT Nusantara Sebelas Medika;
8. Keputusan Direktur PT. Nusantara Sebelas Medika Nomor : XX-SURKP-
NSM/18.060 tanggal 28 September 2018 tentang Penetapan Struktur Organisasi
PT Nusantara Sebelas Medika Rumah Sakit Lavalette.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Kepala Rumah Sakit tentang Panduan Manajemen Resiko Jatuh Rumah
Sakit Lavalette.
Kedua : Panduan Manajemen Resiko Jatuh ini digunakan sebagai acuan dalam melindungi
keamanan dan keselamatan pasien.

Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal :_30 September 2018
PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA
RUMAH SAKIT LAVALETTE

dr. ABDUL ROKHIM, MARS


Kepala Rumah Sakit

www.nusamed.co.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha Pengasih, karena hanya atas
pertolongan-Nya Panduan Manajemen Risiko Pasien Jatuh ini berhasil disusun sesuai
rencana.
Besar harapan kami, semoga panduan ini bermanfaat dan dapat dijadikan panduan
dalam melaksanakan pencegahan pasien risiko jatuh baik di Rawat Jalan, Rawat Inap, dan
Instalasi Gawat darurat di Rumah Sakit Lavalette.
Kami juga menyadari masih banyaknya kekurangan di dalam panduan ini, oleh
karenanya segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari segenap pembaca
senantiasa kami nantikan.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG .................................................................................. 1
B. PENGERTIAN .......................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP .......................................................................................... 3
A. PETUGAS ................................................................................................ 3
B. UNIT TERKAIT ......................................................................................... 3
BAB III KEBIJAKAN .................................................................................................... 4
BAB IV TATA LAKSANA ............................................................................................. 6
A. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN RISIKO JATUH .................................. 6
B. TATA LAKSANA ASESMEN AWAL PASIEN RISIKO JATUH ....................... 7
C. TATA LAKSANA ASESMEN ULANG PASIEN RISIKO JATUH ..................... 10
D. TATA LAKSANA PENCEGAHAN RISIKO JATUH ........................................ 10
E. TATA LAKSANA MENGURANGI CIDERA PASIEN AKIBAT JATUH
DI RUMAH SAKIT ..................................................................................... 13
BAB V DOKUMENTASI ............................................................................................. 15
LAMPIRAN ..................................................................................................................... 16

ii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 FORMULIR REKAM MEDIS ASESMEN AWAL RISIKO JATUH RAWAT


JALAN (FRM RJ) ................................................................................... 16
LAMPIRAN 2 FORMULIR REKAM MEDIS ASESMEN AWAL KEPERAWATAN
MEMUAT ASESMEN AWAL RISIKO JATUH RAWAT INAP (FRM 2.3.1,
FRM 2.3.3, FRM 2.3.4, FRM 2.3.5) ..................................................... 17
LAMPIRAN 3 FORMULIR REKAM MEDIS ASESMEN ULANG RISIKO JATUH PASIEN
DEWASA DAN ANAK (FRM 6.4) ........................................................... 19
LAMPIRAN 4 FORMULIR REKAM MEDIS PENCEGAHAN RISIKO JATUH PASIEN
DEWASA DAN ANAK (FRM 6.4.1) ........................................................ 20
LAMPIRAN 5 FORMULIR REKAM MEDIS EDUKASI TERINTEGRASI (FRM 9.1) ........... 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pasien jatuh merupakan insiden di rumah sakit yang sering terjadi dan dapat
mengakibatkan cidera serius dan kematian. Insiden pasien jatuh tidak hanya
berdampak kepada fisik pasien tetapi juga dampak keuangan yang ditanggung pasien
dan rumah sakit. Faktor yang dapat meningkatkan risiko pasien jatuh antara lain kondisi
pasien, gangguan fungsional pasien (misalnya gangguan keseimbangan, penglihatan
atau perubahan status kognitif), lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit, riwayat
jatuh pasien, konsumsi obat tertentu atau alkohol. Faktor risiko penyebab jatuh dikelola
agar tidak menimbulkan cidera bagi pasien.
Permasalahan pasien jatuh telah menjadi perhatian penting bagi pemerintah dalam
pelayanan pasien di rumah sakit. Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan
sasaran keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien dan salah satunya
adalah pengurangan risiko pasien jatuh, maka petugas rumah sakit perlu melakukan
asesmen dan penilaian ulang terhadap kategori risiko pasien jatuh dan bekerja sama
dalam memberikan intervensi atau pencegahan pasien jatuh sesuai prosedur.

B. PENGERTIAN
1. Jatuh adalah hilangnya posisi tegak yang berakibat pada berakhirnya posisi tubuh di
lantai, tanah atau obyek lain. Atau dapat diartikan perpindahan tubuh ke bawah
dan mencapai tanah/lantai atau membentur obyek lain seperti kursi, tangga dsb
secara tiba-tiba, tidak terkontrol, tidak disengaja dan tanpa tujuan.
2. Tersandung (stumble) adalah hilangnya keseimbangan tubuh dikarenakan posisi
lutut yang lebih maju dibandingkan telapak kaki atau karena alas an lain, akan
tetapi tidak mengakibatkan jatuh.
3. Terpeleset/tergelincir (slip) adalah hilangnya keseimbangan tubuh sebagai akibat
adanya permukaan lantai/tanah yang licin yang tidak mengakibatkaan jatuh.
Terdapat tingkat cidera, yaitu:
a. Skala 0 : tidak ada

1
b. Skala 1 : cidera minor ( lecet/beret, memar,laserasi)
c. Skala 2 : cidera mayor (hip fraktur,trauma kepala, fraktur ekstremitas)
d. Skala 3 : kematian

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. PETUGAS
1. Kepala Rumah Sakit
Kepala Rumah Sakit memegang tanggung jawab utama pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko pasien jatuh dan mengidentifikasi adanya kakurangan sumber
daya dalam implementasi kebijakan dan prosedur terkait penurunan risiko pasien
jatuh di rumah sakit.
2. Kepala Bagian
Bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen risiko jatuh pada pasien di
jajarannya yang menjadi lingkup tanggung jawabnya.
3. Kepala unit/ruangan
a. Memastikan seluruh staf di unitnya memahami manajemen risiko jatuh pada
pasien dan menerapkannya.
b. Menyelidiki semua insiden risiko pasien jatuh pasien dan memastikan
terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kambali insiden
tersebut.
4. Perawat dan petugas kesehatan yang lain yang sedang bertugas
Bertanggungjawab memakaikan stiker warna kuning untuk pasien risiko jatuh di
rawat inap.
5. Seluruh staf rumah sakit
a. Memahami dan menerapkan manajemen risiko jatuh
b. Melaporkan kejadian pasien jatuh pada pasien rawat inap dan rawat

B. UNIT TERKAIT
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Unit Rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap

3
BAB III
KEBIJAKAN

1. Rumah Sakit menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif.
2. Setelah dilakukan assesmen awal rawat inap dan ditemukan adanya risiko jatuh,
rumah sakit menetapkan dengan penilaian rendah, sedang dan tinggi. Untuk
penilaian sedang dan tinggi ditetapkan dengan pemasangan stiker kuning pada
gelang pasien bertuliskan risiko jatuh dan didokumentasikan pada FRM 9.1 Edukasi
Terintegrasi. Sedangkan untuk pasien rawat jalan, pasien risiko jatuh rendah dan
tinggi diberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga, dan penanganannya
dengan pemberian stiker kuning bertuliskan risiko jatuh pada baju pasien
3. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan risiko pasien jatuh di rawat inap
dan rawat jalan.
4. Penilaian risiko jatuh untuk pasien yang menggunakan obat-obat yang
mempengaruhi risiko jatuh terus-menerus (continue) adalah bila dalam penilaian
berisiko rendah maka dilakukan assesmen ulang risiko jatuh dan pencegahannya
satu kali dalam satu shift, bila penilaian risiko jatuh sedang maka dilakukan
assesmen ulang dan pencegahannya dua kali dalam satu shift dan bila tinggi maka
dilakukan assesmen ulang dan pencegahannya tiap dua jam sekali.
5. Pada pasien yang mengkonsumsi obat-obat yang menyebabkan risiko jatuh (daftar
obat terlampir), asesmen ulang risiko jatuh dilakukan satu jam setelah pemberian
obat. Apabila ditemukan risiko rendah dan sedang, monitoring kunjungan risiko
jatuh dilakukan dua kali per shift, selama rentang waktu 8 jam setelah pemberian
obat. Apabila pasien ditemukan risiko jatuh tinggi, maka pencegahan risiko jatuh
dilakukan sesuai dengan grading risk-nya.
6. Melakukan monitor dan evaluasi pasien risiko jatuh dan mendokumentasikan di
rekam medis.
7. Bila seluruh karyawan RS. Lavalette menemukan pasien yang memakai stiker warna
kuning bertuliskan risiko jatuh, segera mengamankan pasien di tempat yang aman
dan segera melapor kepada ruangan yang bersangkutan tempat pasien dirawat dan
4
apabila pasien tersebut lupa ruang perawatannya, karyawan yang menemukan
dapat menanyakan tempat perawatan tersebut ke TPP.

5
BAB IV
TATA LAKSANA

Pengelolaan dan manajemen pencegahan pasien jatuh dimulai pada saat skrining
pasien. Pasien diidentifikasi apakah mempunyai hambatan dalam kemampuan mobilisasi
atau berada pada lingkungan dan situasi yang dapat menimbulkan risiko jatuh. Faktor-faktor
yang dapat menimbulkan risiko jatuh antara lain:
1. Kondisi pasien (terkait usia, keadaan klinis, diagnosis penyakit dan keterbatasan
fisik)
2. Gangguan fungsional, yaitu perubahan fungsi seperti gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan atau status mental dan kognitif
3. Lokasi atau situasi lingkungan rumah sakit (misalnya lantai licin, penerangan kurang,
tingkat kemiringan lantai/ lantai curam)
4. Riwayat jatuh pasien
5. Konsumsi obat tertentu yang berisiko menimbulkan cidera jatuh
Manajemen risiko jatuh merupakan upaya komprehensif dan terintegrasi meliputi
proses skrining risiko, asesmen awal, asesmen ulang, intervensi/upaya mengurangi risiko,
upaya pencegahan insiden jatuh, monitoring evaluasi dan edukasi kepada pasien.

A. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN RISIKO JATUH


Skrining risiko jatuh memperhatikan beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan insiden jatuh. Faktor-faktor tersebut antara lain kondisi klinis dan
fisiologis pasien serta faktor lingkungan. Pada proses skrining risiko jatuh di rawat jalan
perlu dikaji apakah pasien mempunyai kendala mobilitas fisik, area pasien
mendapatkan jenis pelayanan (misalnya unit fisioterapi dan orthopedi mempunyai
peluang risiko jatuh lebih tinggi), jenis kendaraan yang digunakan (pasien datang
dengan ambulan berisiko jatuh lebih tinggi pada pasien rawat jalan yang akan
melakukan pemeriksaan penunjang misalnya radiologi).
Kondisi lain yang berisiko tinggi jatuh misalnya pada pasien one day care pelayanan
operasi/pembedahan, pasien dengan gangguan gaya berjalan, pasien anak di bawah
usia dua tahun dan sebagainya. Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan saat skrining
6
antara lain keadaan lantai (licin), kemiringan lantai/ tanjakan, bantuan pengaman risiko
jatuh (alas karet, hand rail, dan sebagainya).

B. TATA LAKSANA ASESMEN AWAL PASIEN RISIKO JATUH


Pada pasien rawat jalan dan hemodialisa, asesmen risiko jatuh menggunakan Get
Up And Go Test. Untuk pasien rawat inap dan instalasi gawat darurat, asesmen risiko
jatuh menggunakan Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan untuk pasien anak-anak
menggunakaan skala Humpty dumpty.
Asesmen risiko jatuh untuk pasien rawat inap harus sudah ditetapkan dalam waktu
selambat-lambatnya 24 jam sejak pasien dirawat di rumah sakit. Asesmen dilakukan
oleh perawat yang melakukan pemeriksaan awal pada pasien dengan menentukan skor
risiko jatuh berdasarkan skala yang telah ditentukan. Hasil asesmen awal risiko jatuh
menentukan pasien termasuk risiko rendah atau sedang atau tinggi. Setelah dilakukan
penilaian sedang dan tinggi ditetapkan dengan pemasangan stiker kuning pada gelang
pasien bertuliskan fall risk dan pemberian tanda risiko jatuh pada tempat tidur pasien
rawat inap. Pada pasien rawat jalan untuk risiko rendah pemberian edukasi sedangkan
untuk risiko tinggi pemasangan stiker risiko jatuh atau pita kuning dan pemberian
edukasi. Menurut area pelayanan, asesmen risiko jatuh dibagi menjadi dua yaitu untuk
rawat jalan dan rawat inap.
1. Asesmen risiko jatuh untuk pasien rawat jalan
Pada pasien rawat jalan asesmen risiko jatuh menggunakan Get Up And Go Test.
Insrumen asesmen Get Up And Go Test sebagai berikut :
a. Pengkajian
No Penilaian / Pengkajian Ya Tdk
A Cara berjalan pasien ( salah satu atau lebih )
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( kruk, tripot,
kursi roda, orang lain )
B Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran
kursi atau meja / benda lain sebagai penopang saat akan
duduk

7
b. Interpretasi hasil
No Hasil Penilaian / Pengkajian Ket
1 Tidak berisiko Tidak ditemukan a & b
2 Risiko rendah Ditemukan salah satu dari a / b
3 Risiko tinggi Ditemukan a & b

2. Asesmen risiko jatuh untuk pasien rawat inap


Instrumen asesmen risiko jatuh di rawat inap dibedakan antara pasien dewasa dan
pasien anak-anak. Instrumen asesmen risiko jatuh pasien dewasa menggunakan
Morse Fall Scale (Skala Jatuh Morse) sedangkan pada pasien anak-anak
menggunakan Humpty Dumpty. Penjelasan mengenai kedua instrumen secara rinci
dijelaskan sebagai berikut.
a. Asesmen risiko jatuh pada pasien dewasa
Pada pasien dewasa asesmen risiko jatuh dengan menggunakan Morse Fall
Scale (Skala Jatuh Morse) sebagai berikut :
Skor
Faktor Risiko Skala Poin
Pasien
Ya 25
Riwayat jatuh
Tidak 0
Diagnosis sekunder Ya 15
(≥ 2 diagnosis medis) Tidak 0
Berpegangan pada perabot 30
Alat bantu tongkat/alat penopang 15
tidak ada/kursi roda/perawat/tirah baring 0
Ya 20
Terpasang infus
Tidak 0
Terganggu 20
Gaya berjalan Lemah 10
normal/tirah baring/imobilisasi 0
sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki 15
Status mental
sadar akan kemampuan diri sendiri 0
Total
Kategori :
 Risiko tinggi = ≥ 45
 Risiko sedang = 25 - 44
8
 Risiko rendah = 0 – 24

b. Asesmen risiko jatuh pada pasien anak


Pada pasien anak asesmen risiko jatuh dengan menggunakan humpty dumpty
sebagai berikut;
Faktor Risiko Skala poin Skor pasien
Umur Kurang dari 3 tahun 4
3 tahun – 7 tahun 3
7 tahun – 13 tahun 2
Lebih 13 tahun 1
Jenis Kelamin Laki – laki 2
Wanita 1
Diagnosa Neurologi 4
Respiratori, dehidrasi, anemia, 3
anorexia, syncope
Perilaku 2
Lain – lain 1
Gangguan Kognitif Keterbatasan daya pikir 3
Pelupa, berkurangnya orientasi 2
sekitar
Dapat menggunakan daya piker 1
tanpa hambatan
Faktor Lingkungan Riwayat jauh atau bayi / balita yang 4
ditempatkan di tempat tidur
Pasien yang menggunakan alat 3
bantu/ bayi balita dalam ayunan
Pasien di tempat tidur standar 2
Area pasien rawat jalan 1
Respon terhadap Dalam 24 jam 3
pembedahan, Dalam 48 jam 2
sedasi, dan anestesi Lebih dari 48 jam / tiak ada respon 1
Penggunaan obat – Penggunaan bersamaan sedative, 3
obatan barbiturate, anti depresan, diuretic,
narkotik
Salah satu dari obat di atas 2
Obat – obatan lainnya / tanpa obat 1
TOTAL

9
Kategori :
 Skor < 7: Risiko Rendah
 Skor 7 – 11 :Risiko Sedang
 Skor ≥ 12 : Risiko Tinggi

C. TATA LAKSANA ASESMEN ULANG PASIEN RISIKO JATUH


Asesmen ulang dilakukan saat transfer pasien ke unit lain (WT/ Ward on Transfer),
adanya perubahan kondisi pasien (CC/ Change of Condition), adanya kejadian jatuh
pada pasien (PF/ Post Fall) dan penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi resiko
jatuh (AM/ Addition or Change of Medication). Pada pasien dewasa, untuk mengubah
kategori dari risiko tinggi atau risiko sedang ke risiko rendah, diperlukan skor < 25
dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut. Sedangkan pada pasien anak, untuk
mengubah kategori dari risiko tinggi ke risiko sedang, diperlukan skor < 12 dalam 2 kali
pemeriksaan berturut-turut. Hasil penilaian di dokumentasikan dalam rekam medis.

D. TATA LAKSANA PENCEGAHAN RISIKO JATUH


Tatalaksana pencegahan pasien risiko pasien jatuh meliputi asesmen untuk menilai
potensi risiko dan menentukan upaya pencegahan, melakukan edukasi, beberapa
intervensi pencegahan risiko jatuh dan monitoring.
Asesmen pencegahan pasien risiko pasien jatuh dibagi menjadi dua yaitu di rawat
jalan dan di rawat inap. Pada pasien rawat jalan yang berobat di rumah sakit risiko
jatuh dinilai dengan Get Up And Go Test. Dari hasil penilaian untuk pasien yang memiliki
risiko jatuh rendah dan tinggi penangannya dengan memberikan stiker kuning risiko
jatuh dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Asesmen pencegahan risiko pasien jatuh di rawat inap dewasa menggunakan
instrumen Morse fall Scale sedangkan pada pasien anak menggunakan Humpty
Dumpty. Hasil skor risiko jatuh akan menentukan jenis pencegahan risiko jatuh yang
harus dilakukan. Upaya pencegahan risiko jatuh berdasarkan hasil skor asesmen risiko
sebagai berikut:

10
1. Pencegahan Pasien Risiko Jatuh untuk dewasa Morse Fall Scale

Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi


Skor 0 – 24 Skor 25 – 44 Skor ≥ 45
1 Bel mudah dijangkau 1. Lakukan semua 1 Lakukan semua

2 Roda tempat tidur pedoman pencegahan pedoman pencegahan

terkunci untuk risiko rendah untuk risiko rendah dan

3 Posisi tempat tidur 2. Pasangkan tanda khusus sedang

terendah dan pasang pada gelang ( stiker 2 Kunjungi dan monitor


pengaman tempat tidur warna kuning ) sebagai pasien setiap 2 jam
tanda risiko pasien jatuh
4 Libatkan pasien / 3. Kunjungi pasien minimal 3 Tempatkan pasien di
keluarga pada program 2 kali dalam 1 shift kamar yang paling dekat
keamanan ini dan 4. Kaji kebutuhan BAK / dengan nurse station
informasikan pentingnya BAB terutama sesudah
alat pengaman makan, saat pasien
bangun atau saat ganti
infus
5 Dokumentasikan tingkat 5.
4. Pasang penanda risiko
risiko pasien dewasa di jatuh pada bed pasien
FRM 6.5.1. 6. Edukasi pasien tentang
efek samping obat yang
diberikan
7. Tidak meninggalkan
pasien di kamar mandi
8. Komunikasikan risiko
pasien jatuh pada saat
laporan antar shift

11
2. Pencegahan Pasien Risiko Jatuh untuk Anak – Anak Humpty Dumpty

Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi


Skor 0 – 6 Skor 7 – 11 Skor ≥ 12
1 Bel mudah dijangkau 1 Lakukan semua 1 Lakukan semua pedoman
pedoman pencegahan pencegahan untuk risiko
2 Roda tempat tidur
untuk risiko rendah rendah dan sedang
terkunci
3 Posisi tempat tidur 2 Pasangkan tanda 2 Kunjungi dan monitor
terendah dan pasang khusus pada gelang pasien setiap 2 jam
pengaman tempat tidur ( stiker warna kuning )
4 Libatkan pasien / sebagai tanda risiko
keluarga pada program pasien jatuh 3 Tempatkan pasien di
keamanan ini dan kamar yang paling dekat
informasikan dengan nurse station
pentingnya alat
pengaman
5 Dokumentasikan 3 Kunjungi pasien
tingkat risiko pasien minimal 2 kali dalam 1
dewasa di FRM 6.5.1. shift
4 Kaji kebutuhan BAK /
BAB terutama sesudah
makan, saat pasien
bangun atau saat ganti
infus
5. Pasang penanda risiko
jatuh pada bed pasien
6. Edukasi pasien tentang
efek samping obat yang
diberikan
7. Tidak meninggalkan
pasien di kamar mandi
8. Komunikasikan risiko
pasien jatuh pada saat
laporan antar shift

Pencegahan risiko jatuh melalui pemberian edukasi risiko jatuh. Materi edukasi
pencegahan risiko jatuh di rawat jalan dan rawat inap meliputi:
1. Menyarankan pasien memakai sandal atau sepatu anti selip
12
2. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien apabila bepergian
3. Lantai dirumah tidak basah dan licin
4. Pencahayaan ruangan dan kamar mandi terang
5. Gunakan kloset duduk daripada kloset jongkok
6. Lantai kamar mandi tidak licin
7. Gunakan tempat tidur yang rendah
8. Gunakan sepatu atau sandal dengan ukuran yang sesuai
9. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang faktor- faktor yang menyebabkan
jatuh diantaranya :
a. Riwayat jatuh sebelumnya
b. Inkontinensia
c. Gangguan kognitif/psikologis
d. Gangguan keseimbangan/mobilitas
e. Usia > 65 tahun
f. Balita usia < 3 tahun
g. Osteoporosis
h. Status kesehatan yang buruk
i. Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar /
lepas
j. Alas kaki tidak pas
k. Dudukan toilet yang rendah
l. Kursi atau tempat tidur beroda
m. Rawat inap berkepanjangan
n. Peralatan yang tidak aman
o. Peralatan rusak
p. Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi

E. TATA LAKSANA MENGURANGI CIDERA PASIEN AKIBAT JATUH DI RUMAH SAKIT


Upaya – upaya untuk mengurangi cidera pasien akibat jatuh di rumah sakit, yaitu :
1. Mengenalkan pasien dan keluarga dengan lingkungan disekitarnya (kantor perawat,
kamar mandi)

13
2. Menunjukkan pada pasien dan keluarga alat bantu panggilan darurat/bel
3. Posisikan alat bantu panggilan darurat /bel dalam jangkuan
4. Posisikan barang – barang pribadi dalam jangkauan pasien
5. Menyediakan pegangan tangan yang kokoh di kamar mandi, kamar dan lorong
6. Posisikan sandaran tempat tidur rumah sakit di posisi rendah ketika pasien sedang
beristirahat, dan posisikan sandaran tempat tidur yang nyaman ketika pasien tidak
tidur
7. Terpasang pagar pengaman di setiap tempat tidur dan dipasang saat pasien berada
di tempat tidur.
8. Posisikan rem tempat tidur terkunci pada saat berada di bangsal rumah sakit
9. Pastikan rem kursi roda berfungsi dengan baik dan menjaga roda kursi roda di
posisi terkunci ketika stasioner
10. Gunakan alas kaki yang nyaman, baik dan tepat pada pasien
11. Gunakan lampu malam hari atau pencahayaan tambahan
12. Pastikan pencahayaan yang terang di tiap ruangan ,lorong jalan dan kamar mandi.
13. Kondisikan permukaan lantai bersih dan kering. Bersihkan semua tumpahan
14. Kondisikan lorong jalan dan kamar mandi bersih dan tidak licin.
15. Kondisikan daerah perawatan pasien rapi
16. Ikuti praktek yang aman ketika membantu pasien pada saat akan ke tempat tidur
dan meninggalkan ke tempat tidur

14
BAB V
DOKUMENTASI

1. Formulir Rekam Medis Asesmen Awal Risiko Jatuh Rawat Jalan (FRM RJ)
2. Formulir Rekam Medis Asesmen Awal Keperawatan memuat asesmen awal risiko
jatuh Rawat Inap (FRM 2.3.1, FRM 2.3.3, FRM 2.3.4, FRM 2.3.5)
3. Formulir Rekam Medis Asesmen Ulang Risiko Jatuh Pasien Dewasa dan Anak (FRM
6.4)
4. Formulir Rekam Medis Pencegahan Risiko Jatuh Pasien Dewasa dan Anak (FRM
6.4.1)
5. Formulir Rekam Medis Edukasi Terintegrasi (FRM 9.1)

15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Rekam Medis Asesmen Awal Risiko Jatuh Rawat Jalan (FRM RJ)

16
Lampiran 2 Formulir Rekam Medis Asesmen Awal Keperawatan memuat asesmen awal
risiko jatuh Rawat Inap (FRM 2.3.1, FRM 2.3.3, FRM 2.3.4, FRM 2.3.5)

17
Asesmen awal risiko jatuh pasien anak di rawat inap (FRM 2.3.5)

18
Lampiran 3 Formulir Rekam Medis Asesmen Ulang Risiko Jatuh Pasien Dewasa dan Anak (FRM 6.4)

19
Lampiran 4 Formulir Rekam Medis Pencegahan Risiko jatuh Pasien dewasa dan Anak (FRM 6.4.1)

20
Lampiran 5 Formulir Rekam Medis Edukasi Terintegrasi (FRM 9.1)

21

Anda mungkin juga menyukai