Anda di halaman 1dari 9

PORTOFOLIO

Kasus-5
Topik: Demam Berdarah dan Demam Typhoid
Tanggal (Kasus) : 04 Agustus 2018 Presenter : dr. Irene Ruth Saputra
Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Herianto, SpPD
Tempat Presentasi : Aula Besar RSUD Sekayu
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan
Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Remaja perempuan, 17 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 4 hari
yang lalu.
Tujuan : Menegakkan diagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang tepat
Bahan Bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Nama : Nn. R, Umur : 17 tahun Pekerjaan : Pelajar No. Reg :


Pasien : Alamat : Desa Beruge Kec. Babat Toman Agama : Islam 29.84.29
Suku Bangsa : Indonesia
Nama RS: RSUD Sekayu Telp : - Terdaftar sejak : 04 Agustus 2018
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
Demam Berdarah dan Demam Typhoid.
Pasien datang dengan keluhan demam sejam 4 hari yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah minum obat Paracetamol yang dibeli sendiri, demam berkurang, namun
kemudian timbul kembali.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat penyakit magh berulang diakui.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya disangkal.
Riwayat alergi obat, maupun makanan disangkal.
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat keluhan serupa seperti pasien dalam keluarga disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien adalah siswa kelas XI SMA.
Pasien tinggal serumah dengan orang tua dan empat saudaranya.
6. Riwayat Lingkungan
Riwayat penduduk di lingkungan sekitar pasien menderita penyakit serupa (+), yaitu
lingkungan sekolah pasien terdapat teman yang menderita penyakit serupa.
Riwayat memelihara hewan peliharaan dan banjir di daerah sekitar disangkal
Daftar Pustaka:
1. Hadinegoro, S. R., Kadim, M., Yoga, D., Idris, N. S., Ambasari, C. G. Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan LXIII: Upadate Management of Infectious Disease and
Gastrointestinal Disorder. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. 2012
2. Nelwan, RHH. Tatalaksana Terkini Demam Tifoid. CDK-192/ vol. 39 no. 4, th. 2012.
Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI/RSCM-

1
2

Jakarta
3. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Jilid III. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006
4. Departemen Kesehatan Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2005
5. Dengue Haemorrhagic Fever: Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Edition
II. Geneva : World Health Organization. 2002. Available from
htttp://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/-Denguepublication Accessed
September 15, 2017.
6. Dengue Virus Infection. Centers for Disease Control and Prevention. Division of
Vector Borne and Infectious Diseases. Atlanta : 2009
7. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T, editor. Tata Laksana Demam
Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dirjen
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan; 2004.
8. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue haemorrhagic fever in small hospital.
World Health Organization Regional Office for SouthEast Asia. New Delhi: WHO;
1999
9. Hadinegoro SR, Kodim M, Devaera Y, Idris NS, Ambarsari CG. Update Management
of Infectious Disease and gastrointestinal Disorders. Pendidikan Kedokteran
Berkelanjutan LXII. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Departemen Ilmu
Kesehatan Anak. 2012
Hasil Pembelajaran
1. Penegakkan diagnosis Demam Berdarah dan Demam Typhoid
2. Penatalaksanaan Demam Berdarah dan Demam Typhoid
3. Patofosiologi Demam Berdarah dan Demam Typhoid

1. Subjektif

Autoanamnesis
Pasien datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan utama demam sejak 4 hari
sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak dan dirasakan pasien cukup
tinggi. Demam di rasakan paling tinggi 1 hari yang lalu. Demam naik turun, terutama di
sore hari namun tidak pernah mencapai suhu normal.
Keluhan demam diseratai gusi berdarah, mual, dan rasa pegal-pegal pada tungkai
dan sakit kepala. Riwayat batuk dan pilek saat ini disangkal. Pasien sudah minum obat
Paracetamol yang dibeli sendiri, demam berkurang, namun kemudian timbul kembali.
Pasien mengaku sulit untuk BAB. BAK tidak ada kelainan. Pasien sulit makan dan
minum karena mual. Pasien tidak memiliki riwayat ke luar kota sebelumnya. Pasien
kemudian dirawat inap di bangsal Manggaris RSUD Sekayu.
3

- Objektif

Status Generalikus (05 Agustus 2018)


Keadaan Umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : kompos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 37,8 oC
Pernapasan : 20 x/menit
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 52 kg
Status gizi : Normal (IMT : 20.82 kg/m2)

Keadaan Spesifik
Kepala
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat isokor, uk
3/3mm, RC +/+
Hidung : Deformitas (-), Septum nasi ditengah, sekret (-)
Telinga : Deformitas (-), sekret (-)
Mulut : Simetris, Stomatitis (-), Cheilitis (-), perdarahan aktif (-)
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, tonsil tidak membesar, suara parau tidak ada
Leher : Tidak ada pembesaran KGB pada inspeksi dan palpasi, JVP (5-2)
cmH2O
Dada : Simetris, retraksi tidak ada
Jantung : HR=100 x/menit, bunyi jantung normal, murmur tidak ada, gallop
tidak ada
Paru-Paru : Vesikuler (normal), ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada
Abdomen : Simetris, cembung, timpani, shifting dullness (-), bising usus (+)
normal. Nyeri tekan epigastric (+)
4

Ekstremitas : Akral hangat, petechiae (-), perfusi perifer kurang, CRT <2”, oedema
(-).
KGB : Tidak ada pembesaran dan tidak ada nyeri tekan KGB di regio
aurikula, submandibula, koli, aksila, dan inguinal pada inspeksi dan
palpasi
Genitalia : Tidak ada kelainan
Rumple leede test (+)

Pemeriksaan Penunjang (04/08/2018):


Parameter Hasil pemeriksaan Nilai rujukan normal
Hematologi Rutin
Hb 11.7 12.0 – 14.0 gr/dL
Leukosit 1800 5000 – 10000 /mm3
Trombosit 86.000 150 – 400 ribu/mm3
Hematokrit 34 37-43 %
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 1 0-1 %
Eosinofil 0 2-4 %
Netrofil Batang 0 0-8 %
Netrofil Segmen 67 50-70 %
Limfosit 25 20-40 %
Monosit 7 2-8 %
Apus Malaria (DDR) Negatif Negatif
Widal
Salmonella typhi O 1/320 Negatif
Salmonella typhi - H 1/80 Negatif
Salmonella paratyphi – H/A 1/160 Negatif
2. Assessment
Pada pasien ini didiagnosis demam berdarah dengue derajat II berdasarkan :

Anamnesis Pasien datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan utama demam
sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul mendadak
dan dirasakan pasien cukup tinggi. Demam di rasakan paling tinggi 1
hari yang lalu. Demam naik turun, namun tidak pernah mencapai suhu
normal.

Keluhan demam diseratai gusi berdarah, mual, dan rasa pegal-pegal


pada tungkai dan sakit kepala. Riwayat batuk dan pilek saat ini
disangkal. Pasien sudah minum obat Paracetamol yang dibeli sendiri,
demam berkurang, namun kemudian timbul kembali.

Pasien mengaku sulit untuk BAB. BAK tidak ada kelainan. Pasien sulit
makan dan minum karena mual. Pasien tidak memiliki riwayat ke
luar kota sebelumnya. Pasien kemudian dirawat inap di bangsal
Manggaris RSUD Sekayu.

Pemeriksaan Fisik Dari hasil pemeriksaan fisik, suhu tubuh pasien : 37,8º C (pada hari ke-7
5

sejak mulai demam di rumah), ada nyeri tekan pada epigastrium

Rumple leede test (+)


Pemeriksaan Tanggal 04/08/2018:
Penunjang
Trombositopenia (86.000/mm3)

Tanggal 05/08/2018:

Trombositopenia (90.000/m3)

Tanggal 06/08/2018:

Trombositopenia (109.000/mm3)

Tanggal 07/08/2018:

Trombositopenia (140.000/mm3)

Berdasarkan analisis di atas dapat di lihat bahwa gejala klinis berupa demam mendadak
tinggi, terutama pada hari ke-3, adanya perdarahan spontan berupa gusi berdarah,
hasil pemeriksaan fisik berupa demam, dan rumple leede test (+), yang menunjukkan
gambaran perdarahan kapiler, serta pemeriksaan penunjang yang menunjukkan gambaran
trombositopenia, maka diagnosis Demam Berdarah Dengue derajat II dapat ditegakkan.

Sedangkan, Diagnosa Demam Tifoid didapatkan atas dasar :

Anamnesis Pasien datang ke IGD RSUD Sekayu dengan keluhan utama


demam sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam
timbul mendadak dan dirasakan pasien cukup tinggi. Demam di
rasakan paling tinggi 1 hari yang lalu. Demam naik turun,
terutama di sore hari namun tidak pernah mencapai suhu
normal.

Keluhan demam diseratai gusi berdarah, mual, dan rasa pegal-


pegal pada tungkai dan sakit kepala. Riwayat batuk dan pilek
saat ini disangkal. Pasien sudah minum obat Paracetamol yang
dibeli sendiri, demam berkurang, namun kemudian timbul
kembali.

Pasien mengaku sulit untuk BAB. BAK tidak ada kelainan.


Pasien sulit makan dan minum karena mual. Pasien tidak
memiliki riwayat ke luar kota sebelumnya. Pasien kemudian
dirawat inap di bangsal Manggaris RSUD Sekayu.

Pemeriksaan Fisik Nyeri tekan (+) pada epigastrium

Pemeriksaan Penunjang Tanggal 04/8/2018


6

Widal:

Salmonella typhi O 1/320 (Positive)


Salmonella typhi – H 1/80 (Positive)
Salmonella paratyphi – H/A 1/160 (Positive)

Berdasarkan Analisis di atas, sesuai dengan gejala klinis seperti demam sore hari,
anoreksia, nyeri abdomen, obstipasi, dan pemeriksaan penunjang berupa hasil Widal
yang didapatkan positive, maka diagnosis pasien berupa Demam Tifoid dapat ditegakkan.

Analisis terapi

1. Rawat Inap
Sebagian besar pasien demam berdarah dengue dan tifoid dapat diobati di rumah
dengan tirah baring, selama demam diberikan obat anti piretik,isolasi yang memadai,
pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik.
Sedangkan untuk kasus yang berat harus dirawat di rumah sakit agar pemenuhan
cairan, elektrolit serta nutrisi disamping observasi kemungkinan timbul penyulit dapat
dilakukan dengan seksama.
Pada kasus ini keputusan untuk merawat inap diambil atas indikasi pencegahan
terjadinya dehidrasi, yang dapat terjadi karena pasien yang sulit untuk makan dan
minum. Keputusan untuk merawat inap pasien juga dilakukan untuk memantau
peningkatan trend trombosit.
2. Terapi Cairan
Pada pasien ini diberikan Ringer Laktat. Keunggulan terpenting dari larutan Ringer
Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan
yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma
darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma
darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk
konduksi saraf dan otot.
Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada
dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
3. Terapi Medikamentosa
– Pengobatan antibiotik merupakan pengobatan utama pada demam tifoid
karena pada dasarnya patogenesis infeksi Salmonella typhi berhubungan
dengan keadaan bakteriemia. Pemberian obat sefalosporin generasi ketiga
seperti seftriakson atau sefotaksim diindikasikan pada kasus-kasus yang
resisten terhadap obat kloramfenikol dan obat antibiotik untuk demam tifoid
lainnya. Pemberian antibiotik dilakukan karena adanya koinfeksi virus DBD
dengan Salmonella Typhi.
– Pemberian anti piretik pada pasien demam dengue dan demam tifoid adalah
dianjurkan. Pada pasien dengan demam dengue pilihan anti piretik adalah
parasetamol, sedangkan asetosal dan asam salisilat tidak dianjurkan oleh
karena dapat menyebabkan gastritis, dan perdarahan pada pasien. Pada pasien
ini diberikan Paracetamol tab 3x500 mg.
– Obat antiemetik adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi Atau
menghilangkan perasaan mual dan muntah. Pada pasien ini diberikan
Omeprazole Inj. 2x40 mg selama rawat inap, dan Omeprazole caps. 2x20 mg
7

untuk mengurangi keluhan selama rawat jalan. Antasida Syr. 3x1 c juga
diberikan untuk mengurangi keluhan dyspepsia, mengingat pasien memiliki
riwayat penyakit magh berulang.
– Pemberian Vit. B Kompleks 3x6 mg pada pasien ini untuk membantu menjaga
dan meningkatkan kebugaran tubuh.
– Pemberian steroid Metil Prednisolon tab 2x 4 mg diberikan untuk
mempertahankan fragilitas kapiler. Untuk mejaga agar trombosit tidak lebih
mudah pecah. Sehingga sekalipun terjadi trombositopenia namun keadaan
trombosit dalam keadaan stabil.

Analisis Prognosis
Prognosis pada kasus DBD derajat II dengan penyulit Demam Tyhphoid secara quo
ad vitam adalah bonam karena kasus ini tidak mengancam nyawa jika dehidrasi dan infeksi
penyerta tertangani dengan baik. Secara quo ad functionam prognosis kasus ini bonam,
karena organ-organ vital pasien masih berfungsi dengan baik dan tidak terdapat adanya
manisfestasi perdarahan. Secara sanationam prognosis kasus ini bonam, karena
kemungkinan kasus DBD dapat berulang jika ini dapat berulang ada untuk DBD jika
pasien terinfeksi virus dengue dengan tipe berbeda, di mana jenis virus dengue tipe
berbeda biasa terpisah secara geografis. Kekambuhan pada kasus demam Typhoid dapat
terjadi bila kuman masih menetap dalam organ-organ sistem retikuloendotelial dan
berkesempatan untuk berproliferasi kembali. Namun dengan terapi antibiotik yang efektif,
dan perbaikan hygien lingkungan dan pribadi, prognosis kasus ini baik.
3. Plan

Diagnosis : Demam Berdarah Dengue derajat II + Demam Typhoid


Tatalaksana
Medikamentosa
 IVFD RL gtt XXX/menit
 Inj. Ceftriaxon 2x1 gram
 Inj. Omeprazole 2x 40 mg
 Paracetamol 3x500 mg
 Antasida Syr 3x1 c
 Vit. B Comp 3x6 mg
 Metil Prednisolon 2x4 mg

Non medikamentosa
 Bedrest (tirah baring)
 Minum air yang banyak
 Mengurangi makanan yang pedas, dan berserat yang akan membebani
pencernaan.
 Diet Lunak
Prognosis:
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : bonam
Quo ad sanactionam : bonam
8

4. Follow Up
Tanggal S: Demam (-). Gusi tidak lagi berdarah. P:
6/8/2018 Badan lemas. Mual berkurang
- IVFD RL gtt
O : Keadaan umum tampak sakit sedang. XXX/menit
(makro)
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
- Inj. Ceftriaxone
TD : 100/70 mmHg, 2x1 gr (hari-3)
- Inj.
Nadi : 80x/menit,
Omeprazole
RR : 22x/menit, 2x40 mg
- Antasida Syr
Suhu 36,6 C 3x1c
Mata: Pupil isokor, bulat, Ø : 3 mm/3 mm, - Paracetamol
RCL/RCTL: +/+, Konjungtiva tidak anemis, 3x500 mg
sklera tidak ikterik
- Vit. B comp
Jantung : Si S2 reguler, irama teratur 3x6 mg
- Metil
Paru : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/- Prednisolon
Abdomen : distensi(-), Bising usus (+) 2x4 mg
normal, Hepar teraba 3 jari BACD dan 3 jari
BPx, konsistensi kenyal, permukaan rata,
tepi tajam, NT epigastrium (+)
Ekstrimitas : akral hangat, perfusi baik, CRT
2 detik, Petekie (-).
Pemeriksaaan laboratorium (5/8/2018)
Trombosit: 90.000 mm3
Pemeriksaaan laboratorium (6/8/2018)
Trombosit: 109.000 mm3
A : DBD derajat II + Typhoid Fever
Tanggal S: Bebas Demam hari ke-2. Gusi berdarah P: Rencana Rawat
7/8/2018 (-). Mual berkurang. Jalan

O : Keadaan umum tampak sakit sedang. - Ciprofloxacine


2x500 mg
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
- Omeprazole 2x20
TD : 110/80 mmHg, mg

Nadi : 88x/menit, - Paracetamol 3 x


500 mg
RR : 22x/menit,
9

Suhu 36,5 C - Antasida 3x1 tab

Mata: Pupil isokor, bulat, Ø : 3 mm/3 mm, - Metil Prednisolon


RCL/RCTL: +/+, Konjungtiva tidak anemis, 2x4 mg
sklera tidak ikterik
- Vit. B kompleks
Jantung : Si S2 reguler, irama teratur 3x6 mg

Paru : vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-


Abdomen : distensi(-), Bising usus (+)
normal, Hepar teraba 3 jari BACD dan 3 jari
BPx, konsistensi kenyal, permukaan rata,
tepi tajam, NT epigastrium (+)
Ekstrimitas : akral hangat, perfusi baik, CRT
2 detik, Petekie (-).
Pemeriksaaan laboratorium (7/8/2018)
Trombosit: 140.000 mm3
A : DBD derajat II + Typhoid Fever

Anda mungkin juga menyukai