Faktor Resiko Pasien Pulang
Faktor Resiko Pasien Pulang
1. Pengertian
Ca mammae atau biasa disebut dengan kanker payudara merupakan tumor ganas yang
menyerang jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling sering menyerang dan
paling ditakuti oleh kaum wanita walaupun kaum pria juga bisa terkena kanker payudara
namun masih jarang terjadi (Purwoastuti, 2008).
3. Manifestasi Klinis
a. Manifestasi yang paling sering terjadi
Terdapat massa (keras, ireguler, tidak nyeri tekan) atau penebalan pada payudara
atau penebalan aksila.
Rabas puting payudara, persisten, spontan, yang mempunyai karakter
serosanguinosa, mengandung darah atau encer.
Retraksi atau inversi puting susu
Perubahan ukuran, bentuk, atau tekstur payudara (asimetris)
Pengerutan atau pelekukan kulit di sekitarnya
Kulit yang bersisik di sekeliling puting susu
b. Manifestasi penyebaran lokal atau regional
Kemerahan, ulserasi, atau pelebaran vena. Kemerahan atau eritema dapat
menunjukkan inflamasi lokal jinak atau inflamasi limfatik supervisial oleh
neoplasma. Pelebaran vena atau pola venosa yang menonjol menandakan
peningkatan suplai darah yang dibutuhkan oleh sel tumor
Edema, perubahan peau d’ orange (seperti kulit jeruk). Edema dan pitting kulit
dapat terjadi akibat neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga kulit tampak
seperti buah jeruk.
Pembesaran kelenjar getah bening aksila
c. Manifestasi metastasis
Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal
Nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang
(Otto, 2005)
4. Klasifikasi
a. Carcinoma In Situ
Kanker atau karsinoma in situ disebut juga sebagai kanker payudara non invasif.
Kanker ini ditemukan dalam saluran payudara dan belum mengembangkan
kemampuan untuk menyebar di luar payudara. Jenis umum dari kanker atau
karsinoma in situ ini adalah Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) dan Lobular
Carcinoma In Situ (LCIS)
1) Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
Merupakan munculnya sel-sel abnormal pada saluran susu di payudara. DCIS
dianggap sebagai bentuk paling awal dari kanker payudara. DCIS noninvasif
artinya belum menyebar keluar dari saluran susu dan menyerang bagian payudara
lainnya. DCIS biasanya ditemukan lewat prosedur mammogram yang merupakan
bagian dari skrining kanker payudara (Harnowo, 2011)
2) Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
Merupakan kondisi umum di mana sel-sel abnormal terbentuk pada lobulus atau
kelenjar susu di payudara. LCIS menunjukkan bahwa pasien memiliki peningkatan
risiko mengembangkan kanker payudara
b. Invasive Ductal Carcinoma atau Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)
IDC merupakan kanker payudara yang paling umum terjadi. IDC terjadi 65%-80%
dari seluruh kejadian kanker payudara. IDC berawal dari saluran susu dan menyerang
jaringan payudara di sekitarnya. Jika tidak ditangani pada stadium awal, IDC dapat
menjalar ke bagian tubuh lain melalui sistem aliran darah dan limfatik
c. Invasive Lobular Carcinoma (ILC)
ILC, berkembang dari kelenjar yang memproduksi susu dan kemudian menyerang
jaringan payudara disekitarnya. Juga bahkan ke tempat yang lebih jauh dari asalnya.
Dengan ILC, penderita mungkin tidak akan merasakan suatu benjolan, yang dirasakan
hanyalah adanya semacam gumpalan atau suatu sensasi bahwa ada yang berbeda pada
payudara.
d. Inflammatory Breast Cancer
Jenis kanker ini jarang terjadi tapi termasuk tipe kanker payudara yang agresif. Kulit
pada payudara menjadi merah dan bengkak atau menjadi tebal/besar, berbintik-bintik
menyerupai jeruk yang terkelupas. Hal ini dikarenakan oleh sel kanker yang menekan
dan mengobstruksi pembuluh getah bening yang letaknya dekat permukaan payudara.
5. Stadium Kanker Payudara
Stadium Keterangan
0 Stadium ini disebut kanker payudara non invasif. Ada dua tipe, yaitu
Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) dan Lobular Carcinoma In Situ
(LCIS)
I Kanker invasif kecil, ukuran tumor < 2cm dan tidak menyerang
kelenjar getah bening
II Kanker invasif, ukuran tumor 2-5 cm dan telah menyerang kelenjar
getah bening
III Kanker invasif besar, ukuran tumor > 5 cm, dan benjolan sudah
menonjol ke permukaan kulit, pecah, berdarah, atau bernanah
IV Sel kanker sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain seperti
hati, tulang, paru-paru, dan otak
7. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara menurut Doenges (2000) diperoleh data
sebagai berikut:
a. Aktifitas/istirahat
Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/pengulangan, pola
tidur (contoh, tidur tengkurap).
b. Sirkulasi
Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).
c. Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
d. Integritas Ego
Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang diagnosa,
prognosis, harapan yang akan datang.
e. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada
keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan pada jaringan payudara.
f. Keamanan
Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar.
g. Seksualitas
Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara.
Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu, rabas puting yang tak biasanya, gatal,
rasa terbakar atau puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12
tahun), menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia
35 tahun). Masalah tentang seksualitas/keintiman.
Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung, berkerut,
perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada
payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas
berair meningkatkan kemungkinan kanker, khususnya bila disertai benjolan)
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. CT Scan
Digunakan untuk mendiagnosis metastasis kanker payudara pada organ lain.
b. Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat mendeteksi lesi yang
tidak terpalpasi. Untuk pandangan ini, payudara secara mekanik ditekan dari atas ke
bawah dan dari sisi ke sisi. Mammografi dapat mendeteksi tumor sebelum tumor
tersebut dapat teraba (< 1 cm). Mammografi dianjurkan 1 atau 2 tahun bagi wanita
antara usia 40-50 tahun.
c. CT Scan
Digunakan untuk mendiagnosis metastasis kanker payudara pada organ lain.
d. Mammografi
Mammografi adalah teknik pencitraan payudara yang dapat mendeteksi lesi yang
tidak terpalpasi. Untuk pandangan ini, payudara secara mekanik ditekan dari atas ke
bawah dan dari sisi ke sisi. Mammografi dapat mendeteksi tumor sebelum tumor
tersebut dapat teraba (< 1 cm). Mammografi dianjurkan 1 atau 2 tahun bagi wanita
antara usia 40-50 tahun.
e. Aspirasi jarum halus
Jarum halus pada ujung spuit diarahkan ke tempat pengambilan sampel. Kemudian
spuit digunakan untuk mengambil jaringan atau cairan ke dalam jarum. Bahan
sitologik ini diusapkan di atas preparat kaca dan dikirim ke laboratorium untuk
dianalisis.
f. Biopsi eksisional
Merupakan prosedur yang dilakukan terhadap segala massa payudara yang dapat
diraba. Untuk melakukan biopsi ini, digunakan jarum khusus dengan lumen yang
besar untuk mengangkat inti jaringan. Prosedur ini digunakan ketika tumor relatif
besar dan dekat dengan permukaan kulit. Jaringan ini diperiksa terhadap adanya
reseptor estrogen dan progesteron.
WOC Ca Mammae
Gangguan
integritas kulit
Referensi:
Harnowo, P.A. (2011). “Ductal Carsinoma In Situ Gejala Awal Kanker Payudara”.
http://health.detik.com/read/2011/10/20/083502/1748249/770/ductal-carsinoma-in-situ-
gejala-awal-kanker-payudara (Diakses pada 1 Januari 2014 pukul 07.25 WIB)
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., dan Moor, A.C. (2007). Nursing care plans: Guidlines for
individualizing client care across the life span. Davis Plus
Otto, S.E. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. (Jane Freyana Budi, Penerjemah).
Jakarta: EGC
Purwoastuti, E. (2008). Kanker payudara: Pencegahan dan deteksi dini. Yogyakarta:
Kanisius
Smeltzer, S.C., dan Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah brunner &
suddarth. (Ed. 8). (Agung Waluyo, Penerjemah). Jakarta: EGC
Brokoli, kol & kembang kol
Ketiga jenis sayuran ini memiliki komponen kimia indole-3-carbinol (I3C) yang berguna memerangi kanker payudara
dengan mengubah estrogen pemicu kanker menjadi bersifat protektif. Brokoli, terutama di bagian kecambah juga
memiliki phytochemical sulforaphane yang dipercaya dapat mencegah beberapa tipe kanker seperti kanker usus dan
rectal. Sulforaphane menginduksi produksi enzim tertentu yang dapat menonaktifkan radikal bebas dan karsinogen.
Bawang Putih
Komponen dominan yang terkandung dalam bawang putih yaitu allyl sulfur membantu mencegah pembentukan dan
pengaktifan nitrosamine dalam tubuh dan memblokir zat-zat karsinogen yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu bumbu
dapur ini juga mengandung zat aktif seperti vitamin A, B, C, kalsium, potassium, besi, karoten dan selenium.
Komponen-komponen ini dapat mencegah mutasi gen, menghambat pertumbuhan sel kanker, memperbaiki struktur
DNA yang rusak bahkan merangsang sel kanker untuk membunuh dirinya (apoptosis). Selain itu bawang putih juga
berperan sebagai antioksidan yang mengeluarkan racun dari dalam tubuh dan membunuh kuman helicobacter pylori
yang dapat memicu kanker lambung.
Tomat
Mengandung lycopene, antioksidan yang melawan radikal bebas penyebab kanker. Tomat
juga mengandung vitamin C yang dapat mencegah kerusakan sel yang dapat menjadi kanker.
Lycopene dipercaya dapat membunuh sel kanker di mulut dan peningkatan konsumsi
lycopene dapat mengurangi resiko kanker payudara, prostat, pangkreas dan kanker kolateral.
Kedelai
Produk-produk kacang kedelai seperti tahu mengandung beberapa tipe phytoestrogen yang
dapat membantu mencegah kanker payudara dan prostat dengan cara menghambat dan
menekan perubahan sel kanker.
Alpukat
Kaya akan glutathione, antioksidan yang kuat untuk melawan radikal bebas dalam tubuh.Para
ilmuwan juga percaya alpukat dapat berguna untuk mengobati hepatitis –penyebab kanker
hati- dan masalah-masalah kerusakan hati lainnya.
acang panjang
Kacang panjang baik untuk para penderita kanker payudara. Merupakan menu sehat untuk
melawan kanker. Diolah dengan cara ditumis atau direbus agar lebih sehat dan bermanfaat.