Anda di halaman 1dari 5

CONTINUING MEDICAL EDUCATION

3 SKP
Akreditasi PB IDI–2

Persalinan Preterm
Raymond Surya,1 Sri Pudyastuti2
1
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, 2Departemen
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUP Persahabatan, Jakarta, Indonesia

ABSTRAK
Persalinan preterm didefinisikan sebagai persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Insidens persalinan preterm berbeda-beda
antar negara. Persalinan preterm berkontribusi langsung terhadap risiko morbiditas dan mortalitas maternal, janin, dan neonatus. Mekanisme
persalinan preterm tidak berbeda dengan persalinan aterm yaitu kontraktilitas uterus, pematangan serviks, dan ruptur membran. Persalinan
preterm dapat diprediksi melalui pemeriksaan panjang serviks dengan ultrasonografi transvaginal, fibronektin janin, dan IGF binding
protein-1 atau placental alpha-microglobulin-1 (PAMG-1). ACOG merekomendasikan tatalaksana ancaman persalinan preterm menggunakan
kortikosteroid, magnesium sulfat, tokolitik lini pertama, dan antibiotik sesuai usia kehamilan.

Kata kunci: Persalinan preterm, prediksi, tatalaksana

ABSTRACT
Preterm labor is defined as the labor under 37 weeks of gestational age. The incidence was varied among countries. Preterm labor contributes
to maternal, fetal, and neonatal morbidity and mortality. The mechanism of preterm labor is similar to term labor including uterine contractility,
cervical ripening, and membrane rupture. Preterm labor can be predicted through cervical length measurement by transvaginal ultrasound,
fetal fibronectin, and IGF binding protein-1 or placental alpha-microglobulin-1 (PAMG-1). ACOG recommends administration of corticosteroid,
magnesium sulphate, first-line tocolytic, and antibiotic appropriate to gestational age. Raymond Surya, Sri Pudyastuti. Management of
Preterm Labor

Keywords: Prediction, preterm labor, treatment

PENDAHULUAN defisit neurokognitif, disfungsi paru, dan 31 minggu (15%)


Persalinan preterm didefinisikan sebagai gangguan penglihatan menjadi efek dari „„ Preterm sedang: usia kehamilan 32-33
persalinan pada usia kehamilan kurang dari persalinan preterm. Sementara itu, kematian minggu (20%)
37 minggu setelah dianggap viabel. Insidens janin intrauterin, pertumbuhan janin „„ Mendekati aterm: usia kehamilan 34-36
persalinan preterm berbeda-beda antar terhambat, sepsis awitan dini, perdarahan minggu (60-70%)
negara. Di Amerika Serikat, insidens meningkat intraventrikel, serebral palsi, anemia,
dari 9,5% pada tahun 1981 menjadi 12,7% konstipasi, dan sindrom twin-twin transfusion Prekursor obstetri yang menyebabkan
pada tahun 2005.1 Sementara itu, di Eropa berkaitan erat dengan kejadian persalinan persalinan preterm dapat dibagi menjadi
dan negara berkembang, insidens berkisar preterm.5Artikel ini membahas klasifikasi, persalinan akibat indikasi maternal atau janin
5-9%.2 Angka persalinan preterm di Indonesia faktor risiko, mekanisme, tatalaksana hingga (30-35%), persalinan preterm spontan dengan
mencapai 15,5% pada tahun 2010.3 Di Rumah pencegahan persalinan preterm. membran utuh (40-45%), dan ketuban pecah
Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai pusat dini (KPD) preterm (25-30%).6
rujukan tersier insidens persalinan preterm KLASIFIKASI
sebesar 38,5% pada tahun 2013.4 Secara umum, persalinan preterm dibagi FAKTOR RISIKO
menjadi 4, yaitu: Persalinan preterm dapat disebabkan dari
Persalinan preterm berkontribusi langsung „„ Sangat-sangat preterm: usia kehamilan faktor maternal, janin, paternal, lingkungan,
terhadap risiko morbiditas dan mortalitas kurang dari 28 minggu (5%) dan genetik (Tabel).5
maternal, janin, dan neonatus. Pada neonatus, „„ Sangat preterm: usia kehamilan antara 28-

Alamat Korespondensi email: raymond_s130291@yahoo.co.id

28 CDK Edisi Suplemen-1/ Vol. 46 th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

MEKANISME 3. Kontraktil influks makrofag dan neutrofil serta degradasi


Mekanisme persalinan preterm tidak berbeda Kontraktil terjadi saat akhir kehamilan matriks. Kemokin seperti IL-8 dan S100A9
dengan persalinan aterm, yaitu kontraktilitas dengan rendahnya ekspresi protein menarik sel inflamasi, sehingga berujung pada
uterus, pematangan serviks, dan ruptur matriks interstitial dan tingginya ekspresi pelepasan sitokin pro-inflamasi seperti IL-1β
membran. Perbedaan fundamental ialah komponen membran basal (laminin dan dan TNF-α.10 Sitokin ini akan mengaktivasi
bahwa proses aktivasi pada persalinan aterm kolagen IV). nuclear factor (NF)-kB, sehingga memblok
merupakan bagian dari aktivasi fisiologis, reseptor progesteron. Efek dari pemberian
sedangkan pada persalinan preterm bersifat Remodelling Serviks antiprogestin pada pematangan serviks tidak
patologis. Jalur lazim persalinan dapat dilihat Perubahan serviks meliputi pelunakan, selalu diikuti dengan aktivasi miometrium. Hal
berdasarkan anatomi, biokimia, imunologi, pematangan, dilatasi, dan perbaikan setelah ini mengindikasikan bahwa serviks merupakan
endokrinologi, dan gejala klinis. Aktivasi melahirkan. Remodelling serviks selama target kerja dari progesteron.11
komponen uterus dapat bersifat sinkron kehamilan dan persalinan sangat bergantung
dan asinkron. Aktivasi sinkron akan berujung pada pengaturan komponen matriks Aktivasi Membran/Desidua
pada persalinan preterm spontan; sedangkan ekstraseluler. Pelunakan serviks sudah dimulai Aktivasi membran atau desidua memiliki
aktivasi asinkron menimbulkan fenotip yang sejak awal kehamilan. Kekuatan regang dari pengertian kejadian anatomi dan biokimia
berbeda. Sebagai contoh aktivasi membran serviks yang lunak diatur oleh peningkatan yang menyebabkan pelepasan bagian
akan menyebabkan KPD preterm, aktivasi sintesis kolagen dan pertumbuhan serviks. bawah membran amniokorionik janin dari
serviks menyebabkan insufisiensi serviks, dan Pematangan serviks ditandai dengan desidua segmen uterus bawah, sehingga
aktivasi miometrium menyebabkan kontraksi penurunan konsentrasi kolagen dan dispersi menyebabkan ruptur membran dan
uterus preterm.7 fibril kolagen (glikosaminoglikan seperti lahir plasenta. Selama hamil, membran
dekorin dan hialuronan). Dilatasi serviks korioamnionik bersatu dengan desidua.
Kontraktilitas Miometrium merupakan fenomena inflamasi di mana terjadi Degradasi fibronektin, apoptosis epitel, dan
Persalinan terjadi akibat perubahan dramatis
pola kontraktilitas uterus yaitu dari kontraktur
Tabel. Faktor risiko persalinan preterm
menjadi kontraksi. Hal ini dapat terjadi secara
fisiologis pada persalinan aterm atau diinduksi Maternal Demographic
oleh kejadian patologis seperti infeksi atau African-American/Aboriginal/Hispanic races

pembedahan intraabdominal. Kontraksi Low BMI/poor weight gain/excess weight gain


Young maternal age
timbul akibat peningkatan komunikasi
Obstetric
antar sel yaitu melalui pembentukan gap
Previous early pregnancy loss –induced/miscarriage
junction, koneksin-43 pada miometrium. Previous preterm birth – indicated or spontaneous labour
Selain itu, hormon estrogen, progesteron, Short inter-pregnancy interval (<12 months)
dan prostaglandin berperan serta dalam Medical
pengaturan pembentukan gap junction dan Procedures – LLETZ/amniocentesis
ekspresi koneksin-43.9 Fetal Male gender
Multi-fetal pregnancy
Secara umum, 3 tahap perkembangan pada Assisted conception
miometrium tikus hamil adalah:7 Paternal Older paternal age
Environmental Infection
1. Proliferatif
Bacterial vaginosis/sexually transmitted infection
Proliferatif ditandai dengan peningkatan
Periodontal infection
miosit dan ekspresi protein antiapoptosis
Socioecomic/psychosocial
miometrium (BCL2 dan BCL2L1). Social inequality/poverty/neighbour hood disadvantage
Perpindahan fase dari proliferatif menjadi Physical violence
sintetik diatur oleh kaspase 3. Martial status – single/cohabitation in context of marriage rates
2. Sintetik Stressful/traumatic life events/anxiety/depression
Sintetik terjadi saat sel miometrium Substance user/toxins
mengalami hipertrofi dengan peningkatan Excess alcohol - ≥3 drinks per day/≥7 drinks per week
rasio protein/DNA pada pertengahan Smoking – any but particularly moderate or heavy
Cocaine – usually influenced by smoking
kehamilan. Tahap ini ditandai dengan
Pollutants – sulphur dioxide, particulate matter
sekresi yang tinggi dari protein matriks
Nutrition
ekstraseluler miosit, khususnya kolagen I
Elevated homocysteine/sub optimal vitamin B-12 and B-6
dan III serta kaldesmon. Perpindahan fase Unbalanced polyunsaturated fatty acids (PUFA)
sintetik menjadi kontraktil ditandai oleh Multivitamin (non-use)
penurunan kadar progesteron. Genetic TNF-α pro-inflammatory cytokine – polymorphisms
Factor VII/XIII - polymorphisms

CDK Edisi Suplemen-1/ Vol. 46 th. 2019 29


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

inflamasi lokal menyebabkan kejadian KPD Penilaian USG transvaginal dilakukan pada minggu dengan sensitivitas 60,3%, spesifisitas
yang berujung pada persalinan.7 ibu usia kehamilan ≥30 minggu dengan 78,5%, positive predictive value (PPV) 41,4%,
kecurigaan persalinan preterm. Penilaian dan negative predictive value (NPV) 88,7%.16
Aktivasi matriks metaloproteinase dan bertujuan untuk mengukur panjang serviks Bolotskikh,dkk.15 menunjukkan sensitivitas,
protease lain berperan dalam proses ruptur sebagai tes diagnostik memperkirakan spesifisitas, PPV, dan NPV pemeriksaan panjang
membran dan persalinan dengan membran kejadian persalinan dalam 48 jam ke serviks <25 mm memprediksi persalinan
utuh. Pada persalinan preterm dengan KPD depan. American College of Obstetrician and preterm dalam 7 hari adalah 83%, 59%, 22%
terjadi peningkatan MMP-1 (kolagenase Gynecologists (ACOG) menentukan cut-off dan 96%. Sedangkan sensitivitas, spesifisitas,
interstitial), MMP-8 (kolagenase neutrofil), panjang serviks yang berhubungan dengan PPV, dan NPV persalinan preterm dalam 14
MMP-9 (gelatinase-B), dan elastase neutrofil di persalinan preterm adalah kurang dari 25 hari adalah 79%, 59%, 24%, dan 94%. Kumari,
cairan amnion.7 mm.14 dkk.17 menemukan 52,9% dari 34 perempuan
dengan panjang serviks <25 mm melahirkan
Prostaglandin sebagai Aktivator Kunci Jalur
Menurut rekomendasi NICE, saat tepat dalam 2 hari dan 14,7% melahirkan dalam
Persalinan
untuk skrining pemeriksaan panjang serviks hingga 7 hari (likelihood ratio/LHR 2,28).
Prostaglandin dianggap sebagai kunci
pada perempuan dengan kehamilan
persalinan karena dapat menginduksi
tunggal adalah pada usia kehamilan 18–24 Pemeriksaan Fibronektin Janin
kontraktilitas miometrium, perubahan
minggu. Indikasi pemeriksaan ultrasonografi Pemeriksaan fibronektin janin digunakan
metabolisme matriks ekstraseluler terkait
transvaginal adalah adanya gejala kontraksi untuk memperkirakan kemungkinan
pematangan serviks, dan aktivasi desidua
uterus, hasil pemeriksaan USG transabdominal persalinan dalam 48 jam pada wanita dengan
atau membran. Peran prostaglandin selama
curiga panjang serviks pendek, dan terdapat usia kehamilan lebih dari 30 minggu.18
kehamilan terdiri dari:7
beberapa faktor risiko persalinan preterm. Fibronektin janin merupakan matriks
1. Pemberian prostaglandin dapat
Jika panjang serviks ≤25 mm pertimbangkan glikoprotein ekstraseluler yang diproduksi
menginduksi terminasi kehamilan pada
pemasangan sirklase serviks dan memberikan oleh amniosit dan sitotrofoblas dan ditemukan
awal ataupun akhir masa kehamilan
progesteron hingga usia kehamilan 36 di koriodesidua yang merupakan penyatuan
2. Indometasin atau aspirin dapat
minggu, namun jika panjang serviks >25 mm, jaringan maternal dan janin. Normalnya,
menghambat awitan persalinan spontan
tidak perlu tindakan sirklase serviks.15 kadar fibronektin janin terdeteksi pada sekresi
3. Konsentrasi prostaglandin di plasma
servikovaginal hingga usia kehamilan 22
dan cairan amnion meningkat selama
Sebuah meta-analisis mengemukakan bahwa minggu dan menurun setelahnya (<50 ng/
persalinan
pemeriksaan ultrasonografi transvaginal mL). Pemeriksaan fibronektin janin lebih baik
4. Injeksi asam arakidonat intraamnion akan
panjang serviks dengan hasil <25 mm akurasinya jika dilakukan bersamaan dengan
menginduksi abortus
pada usia kehamilan <24 minggu dapat pemeriksaan lain seperti pemeriksaan panjang
5. Konsentrasi prostaglandin cairan amnion
memprediksi persalinan preterm pada usia <35 serviks dengan transvaginal ultrasonografi.
meningkat sebelum mulai persalinan
spontan pada kehamilan aterm
6. Ekspresi reseptor prostaglandin
miometrium meningkat pada persalinan
7. Persalinan berkaitan dengan peningkatan
PG
ekspresi COX-2 dari mRNA dan
peningkatan aktivitas enzim di cairan
amnion

Prostaglandin mengaktivasi persalinan dengan


PR-A/PR-B,
cara meningkatkan kontraksi uterus melalui ER-α
peningkatan influks kalsium transmembran FP and EP1, 3 PG receptors in fundus
dan sarkoplasma serta melalui peningkatan
transkripsi reseptor oksitosin, koneksin-43 Oxytocin receptor,
(gap junction), dan reseptor prostaglandin connexin-43, COX-2
EP1 hingga EP4 dan plasma janin (FP). Selain
itu, prostaglandin menginduksi sintesis MMP
MMP8
oleh sel dan membran janin pada serviks
and IL-8
uterus dan PGE2. PGF2α meningkatkan rasio
Ca
ekspresi reseptor progesteron (PR-A/PR-B)
(Gambar).12,13

PREDIKSI PERSALINAN PRETERM Cervical change Preterm PROM Contractions


Pemeriksaan Panjang Serviks dengan
Ultrasonografi Transvaginal Gambar. Mekanisme molekuler dalam jalur persalinan

30 CDK Edisi Suplemen-1/ Vol. 46 th. 2019


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

„„ Jika tes fibronektin negatif (konsentrasi membran korioamnion saat kontraksi uterus 7. Kortikosteroid dosis tunggal dapat
50 ng/mL atau kurang), wanita tersebut berlangsung. Sementara itu, degradasi matriks dipertimbangkan sejak usia kehamilan 23
hampir tidak dalam proses persalinan ekstraseluler pada membran janin akibat minggu pada wanita hamil dengan risiko
preterm inflamasi akan menyebabkan pelepasan persalinan preterm yang akan lahir dalam
„„ Jika tes fibronektin lebih dari 50 ng/mL, PAMG-1.20 7 hari tanpa mempertimbangkan status
pertimbangkan diagnosis persalinan membran (rekomendasi level B).
preterm dan lakukan terapi sesuai usia TATALAKSANA 8. Pemberian ulang kortikosteroid tunggal
kehamilan Berdasarkan ACOG, rekomendasi tatalaksana pada wanita dengan kehamilan
pada ancaman persalinan preterm sebagai kurang dari 34 minggu yang berisiko
Telaah sistematik Deshpande SN, dkk.19 berikut:21 lahir dalam 7 hari ke depan dan telah
menunjukkan nilai sensitivitas dan spesifisitas 1. Kortikosteroid dosis tunggal mendapat kortikosteroid lebih dari 14 hari
pemeriksaan fibronektin janin dalam direkomendasikan pada wanita dengan sebelumnya (rekomendasi level B).
memprediksi persalinan dalam 7 hingga 10 hari usia kehamilan 24-34 minggu dengan 9. Tirah baring dan hidrasi tidak efektif
adalah sebesar 76,7% (IK 95% 70,4% - 82,0%) risiko persalinan dalam 7 hari (rekomendasi mencegah persalinan preterm dan
dan 82,7% (IK 95% 79,4% - 85,5%), sedangkan level A). tidak secara rutin direkomendasikan
sensitivitas dan spesifisitas fibronektin janin 2. Magnesium sulfat dapat menurunkan (rekomendasi level B).
memprediksi persalinan preterm pada <34 derajat keparahan dan risiko serebral palsi
minggu usia kehamilan adalah 69,1% (IK 95% pada bayi ketika dilahirkan sebelum usia RINGKASAN
58,6% - 77,9%) dan 84,4% (IK 95% 79,8% - kehamilan 32 minggu (rekomendasi level Persalinan preterm didefinisikan sebagai
88,2%). Sensitivitas dan spesifisitas fibronektin A). persalinan yang terjadi pada usia kehamilan
janin memprediksi persalinan terjadi pada usia 3. Tokolitik lini pertama dengan terapi kurang dari 37 minggu setelah dianggap viabel.
kehamilan <37 minggu adalah 60,8% (IK 95% agonis beta adrenergic, calcium channel Persalinan preterm dapat disebabkan dari
53,7% - 67,6%) dan 85,3% (IK 95% 82,5 – 87,7). blocker, NSAID untuk pemanjangan faktor maternal, janin, paternal, lingkungan,
kehamilan hingga 48 jam (pemberian dan genetik. Mekanisme persalinan preterm
Pemeriksaan IGF Binding Protein-1 atau steroid antenatal) direkomendasikan tidak berbeda dengan persalinan aterm.
Placental Alpha-microglobulin-1 (PAMG-1) (rekomendasi level A). Prediksi persalinan preterm dapat dilakukan
Pemeriksaan IGF binding protein-1 atau 4. Terapi maintenance dengan tokolisis melalui pemeriksaan panjang serviks dengan
PAMG-1 dari cairan vagina berfungsi jika pada untuk mencegah persalinan preterm ultrasonografi transvaginal, fibronektin janin,
pemeriksaan fisik tidak terlihat KPD preterm. dan meningkatkan luaran neonatus tidak dan IGF binding protein-1 atau placental alpha-
Keefektifan memprediksi risiko persalinan direkomendasikan (rekomendasi level A). microglobulin-1 (PAMG-1). Secara umum,
preterm dalam 7 hari dan 14 hari sudah 5. Pemberian antibiotik sebaiknya tidak manajemen persalinan preterm di antaranya
diuji dengan sensitivitas 100% dan 100%, diberikan untuk memperpanjang pemberian kortikosteroid dosis tunggal pada
spesifisitas 95% dan 98%, PPV 75% dan 88%, kehamilan atau meningkatkan luaran wanita dengan usia kehamilan 24-34 minggu
NPV 100% dan 100%.14 Perempuan dengan neonatus pada wanita dengan persalinan dengan risiko persalinan dalam 7 hari. Selain
risiko persalinan preterm pada usia kehamilan preterm dengan membran intak itu, magnesium sulfat dapat menurunkan
antara 20 dan 36 minggu yang membran (rekomendasi level A). derajat keparahan dan risiko serebral palsi
amnionnya masih intak dan dilatasi serviks 6. Pada wanita dengan ruptur membran atau pada bayi ketika dilahirkan sebelum usia
≤3 cm disarankan melakukan pemeriksaan kehamilan multipel yang berisiko akan lahir kehamilan 32 minggu. Tokolitik lini pertama
PAMG-1. PAMG-1 disekresi oleh desidua dalam 7 hari, pemberian kortikosteroid seperti agonis beta adrenergic, calcium
plasenta ke dalam kantung amnion, sehingga dosis tunggal direkomendasikan pada channel blocker, NSAID dapat diberikan untuk
digunakan sebagai alat prediksi yang lebih kehamilan 24-34 minggu (rekomendasi pemanjangan kehamilan hingga 48 jam
akurat. Transudasi PAMG-1 terjadi melalui level B). (pemberian steroid antenatal).

DAFTAR PUSTAKA
1. Hamilton BE, Martin JA, Ventura SJ. Births: preliminary data for 2005. Natl Vital Stat Rep Cent Dis Control Prev Natl Cent Health Stat Natl Vital Stat Syst. 2006;55(11):1–
18.
2. Slattery MM, Morrison JJ. Preterm delivery. Lancet Lond Engl. 2002;360(9344):1489–97.
3. Blencowe H, Cousens S, Oestergaard MZ, Chou D, Moller AB, Narwal R, et al. National, regional, and worldwide estimates of preterm birth rates in the year 2010 with
time trends since 1990 for selected countries: A systematic analysis and implications. Lancet Lond Engl. 2012;379(9832):2162–72.
4. Sungkar A, Fattah ANA, Surya R, Santoso BI, Zalud I. High preterm birth at Cipto Mangunkusumo Hospital as a national referral hospital in Indonesia. Med J Indones.
2017;26(3):198–203.
5. Murphy DJ. Epidemiology and environmental factors in preterm labour. Best Pract Res Clin Obstet Gynaecol. 2007;21(5):773–89.
6. Tucker JM, Goldenberg RL, Davis RO, Copper RL, Winkler CL, Hauth JC. Etiologies of preterm birth in an indigent population: Is prevention a logical expectation?
Obstet Gynecol. 1991;77(3):343–7.
7. Iams JD, Greene MF. Creasy and Resnik’s maternal-fetal medicine: Principles and practice. Elsevier Health Sciences; 2014.
8. Romero R, Mazor M, Munoz H, Gomez R, Galasso M, Sherer DM. The preterm labor syndrome. Ann N Y Acad Sci. 1994;734(1):414–29.

CDK Edisi Suplemen-1/ Vol. 46 th. 2019 31


CONTINUING MEDICAL EDUCATION

9. Cook JL, Zaragoza DB, Sung DH, Olson DM. Expression of myometrial activation and stimulation genes in a mouse model of preterm labor: Myometrial activation,
stimulation, and preterm labor. Endocrinology. 2000;141(5):1718–28.
10. Word RA, Li XH, Hnat M, Carrick K. Dynamics of cervical remodeling during pregnancy and parturition: Mechanisms and current concepts. Semin Reprod Med.
2007;25(1):69–79.
11. van der Burg B, van der Saag PT. Nuclear factor-kappa-B/steroid hormone receptor interactions as a functional basis of anti-inflammatory action of steroids in
reproductive organs. Mol Hum Reprod. 1996;2(6):433–8.
12. Romero R, Espinoza J, Kusanovic JP, Gotsch F, Hassan S, Erez O, et al. The preterm parturition syndrome. BJOG Int J Obstet Gynaecol. 2006;113(Suppl 3):17–42.
13. Yoshida M, Sagawa N, Itoh H, Yura S, Takemura M, Wada Y, et al. Prostaglandin F(2alpha), cytokines and cyclic mechanical stretch augment matrix metalloproteinase-1
secretion from cultured human uterine cervical fibroblast cells. Mol Hum Reprod. 2002;8(7):681–7.
14. Bolotskikh V, Borisova V. Combined value of placental alpha microglobulin-1 detection and cervical length via transvaginal ultrasound in the diagnosis of preterm
labor in symptomatic patients. J Obstet Gynaecol Res. 2017;43(8):1263–9.
15. Berghella V. Obstetric evidence based guidelines, Third Edition. CRC Press; 2017. 876 p.
16. Crane JMG, Hutchens D. Transvaginal sonographic measurement of cervical length to predict preterm birth in asymptomatic women at increased risk: A systematic
review. Ultrasound Obstet Gynecol Off J Int Soc Ultrasound Obstet Gynecol. 2008;31(5):579–87.
17. Kumari A, Saini V, Jain PK, Gupta M. Prediction of delivery in women with threatening preterm labour using phosphorylated insulin-like growth factor binding
protein-1 and cervical length using transvaginal ultrasound. J Clin Diagn Res JCDR. 2017;11(9):QC01-QC04.
18. Preterm labour and birth | Guidance and guidelines | NICE [Internet]. [cited 2018 Feb 16]. Available from: https://www.nice.org.uk/guidance/qs135
19. Deshpande SN, van Asselt ADI, Tomini F, Armstrong N, Allen A, Noake C, et al. Rapid fetal fibronectin testing to predict preterm birth in women with symptoms of
premature labour: A systematic review and cost analysis. Health Technol Assess Winch Engl. 2013;17(40):1–138.
20. Ganchimeg T, Ota E, Morisaki N, Laopaiboon M, Lumbiganon P, Zhang J, et al. Pregnancy and childbirth outcomes among adolescent mothers: A World Health
Organization multicountry study. BJOG Int J Obstet Gynaecol. 2014;121(Suppl 1):40–8.
21. Preterm (premature) labor and birth: Resource overview - ACOG [Internet]. [cited 2018 Feb 16]. Available from: https://www.acog.org/Womens-Health/Preterm-
Premature-Labor-and-Birth

32 CDK Edisi Suplemen-1/ Vol. 46 th. 2019

Anda mungkin juga menyukai