Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU HAMIL G1 P0000 Ab000 UK 40-41 MINGGU A/T/H/IU


DENGAN PEB
DI RUANG BERSALIN (MAWAR HIJAU)
RSUD SIDOARJO

Oleh :
SINTA YANAWATI
NIM : 0403.89

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA


MALANG
2007
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat terselesaikannya
asuhan kebidanan ini dengan baik.
Dalam penyusunan laporan ini kami mendapatkan bimbingan pengalaman
dan bantuan dari berbagai pihak untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam bidang kesehatan khususnya bimbingan dan pengajaran yang baik dan
benar. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Direktur RSUD Sidoarjo yang telah memberikan tempat unruk praktek
kebidanan.
2. Yulianik S.KM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang
3. Suhartini Muhaji AMD.Keb selaku pembimbing lapangan di ruang
bersalin RSUD Sidoarjo yang telah banyak memberikan bimbingan dan
membantu dalam pembuatan Asuhan Kebidanan ini.
4. Umi Hani S.KM selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan koreksi selama praktek.
5. Teman-teman yang terlibat dalam penyusunn laporan ini yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu dan kami ucapkan terimakasih atas bantuannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Askeb
ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Malang, Juni 2007

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan merupakan anugerah pemberian Allah SWT, dimana semua
pasangan hidup rumah tangga selalu mengingkan kehamilan karena setiap
pasangan hidup menginginkan keturunan. Proses kehamilan merupakan mata
rantai yang berkesimbungan dan terdiri dari : Ovulasi; pelepasan ovum, terjadi
nidasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi
nidasi (implementasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh kumbang hasil
konsepsi sampai aterin. Dengan terjadinya kehamilan maka akan mengalami
senang, karena bisa mempunyai anak sehingga akan tercipta keluarga yang
bahagia dan sejahtera.
(Manuaba, 1998 : 95)
Preeklamsi berat merupakan suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan tumbuhnya hipertensi (TD : > 160 / 110) disertai protein dan atau oedema
pada kehamilan 20 mgg atau atau lebih. Penyebab pasti dari freklamasi berat ini
masih belum dapat diketahui. Angka kejadian PEB di Indonesia cukup sangat
tinggi mungkin dikarenakankurangnya pengetahuan ibu hamil tentang PEB
(Manuaba,1998)

1.2. Tujuan Penulisan


a. Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
PEB. Sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan
kertrampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan kegawat
daruratan obstetri
b. Khusus
Dengan disusunnya laporan ini mahasiswa diharapkan :
1) Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai dengan anlisa data
2) Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah
3) Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
4) Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera
5) Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan
6) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3. Ruang lingkup


Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini pada masalah pr
eklamsi berat

1.4. Metode Penulisan


Metode penulisan data suhan kebidanan ini disusun dengan cara :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Praktek
d. Studi kepustakaan

1.5. Sistematika Penulisan


BAB I : PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI
Menguraikan tetnang landasan teori yaitu PEB
BAB III : TINJAUAN KASUS
Menguraikan tentang Pengkajian, Identifikasi diagnosa,
kebutuhan segera, intervensi, Implementasi dan Evaluasi
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kehamilan


2.1.1 Pengertian
 Terjadinya kehamilana dalah hasil pertemuan inti sel ovum dengan
spermatozoa yang membentuk zigot.
(Manuaba, 1998:99)
 Diagnosa kehamilan ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan
tanda-tanda yang ditentukan pada pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan laboratorium
 Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah kira-
kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (343 minggu)
(Hanifa, 1999 : 125)

2.1.2 Etiologi
Penyebab kehamilan adalah adanya kemauan pasangan hidup
untuk mempunyai keturunan. Penyebab bisa kehamilannya yaitu adanya
pertemuan inti ovum denganinti spermatozoa. Proses terjadinya kehamilan
adalah sebagai berikut :
a. Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi oleh korona
radata, yang mengandung persediaan nutrisi
b. Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metaphase di tengah
sitoplasma yang disebut vitellus
c. Dalam perjalanan korona radiata makin berkurang pada zona
pelusda
d. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba :
- tempat yang paling luas
- dindingnya penuh jonjot, tertutup sel yang mempunyai silia
- ovum mempunyai waktu terlama dan ampula tuba
e.
f. Ovum siap dibuai setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam
- Spermatozoa ditumpahkan, masuk melalui kanalis
servikalis dengankekuatan sendiri
- Dalam cavum uteri terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan
sebagian dari “lipoproteinnya” sehingga mampu mengadakan
fertilisasi.
- Spermatozoa melanjutkan perjalanan menuju tuba
- Spermatozoa hidup selama tiga hari dalam genetalia interna
- Spermatozoa akan mengelilingi ovum yang lebih siap
dibuahi serta mengikis koronoa radiate dan zona pellusda ion
proses enzimatik hialurodidasi.
- Melalui “stomata” spermatozoa memasuki ovum
- Setelah kepala sepermatozoa memasuki ovum, setelah
ekornya lepas dan tertinggal di luar
- Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu dengan
membentuk zigot
(Manuaba, 1998 : 99)

2.1.3 Patofoisiologi
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan
terdiri dari :
a. Ovulasi pelepasan avum
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
d. Terjadi nidai (implantasi) pada uterus
e. Pembentukan plasenta
f. Tumbuh kumbang hasil konsepsi sampai aterm
2.1.4
2.1.5 Tanda-tanda / gejala terjadinya kehamilan antara lain :
a. Amenorea
b. Nausea (enek) dan emesis (muntah)
c. Mengidam
d. Pingsan
e. Mammae menjadi tegang dan membesar
f. Anoreksi (tidak ada nafsu makan)
g. Sering kencing
h. Obstipasi
i. Pigmentasi kulit
j. Epuls
k. Varises
l. Tanda hegar
m. Tanda Chadwick
n. Tanda piscaseck
o. Tanda Braxton hicks

2.1.6 Perubahan Anatomik dan fisiologik pada wanita hamil :


a. Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah
pengaruh esterogen dan progesterone dan kadarnya meningkat.
b. Servic uterus mengalami perubahan karena hormone esterogen.
c. Vagina dan vulva mengalami perubahan karena adanya
hypervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah, agak kebiru-biruan (livide) tanda ini disebut tanda chadwick.
d. Ovarium.
Pada permulaan kehamilan masih banyak terdapat korpus luteum
gravida sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16
minggu.
e. Mammae akan membesar dan tegang akibat hormone
somatotropin, esterogen dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu.
f. Sirkulasi darah
g. Sistem respirasi
Pada wanita hamil jarang menegluh tentang rasa sesak.

2.1.7 Penanganan
Setiap minggu, hamil memerlukan sedikitnya 4 x kunjungan selama
antenatal
- 1 x kunjungan selama trimester I (sebelum 14 minggu)
- 1 x kunjungan selama trimester II (minggu ke -14 s/d 28)
- 2 x kunjungan selama trimester III (minggu 28-36) dan sesudah
minggu ke 36

3.1 Konsep Pre Eklams Berat


3.1.1 Pengertian
Pre eklams berat merupakan suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi (> 160/110 mmHg) disertai protein
urine dan atau oedema, pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Pedoman
diagnosa dan terapi, RSUD Surabaya hal : 43).
Pre eklamsi berat adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
oedema dan proteinusia yang timbul karena kehamilan, pada umumnya
terjadi dalam triwulan ke 3 kehamilan tapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada Molahidatidosa.
(Ilmu Kebidanan Sarwono, hal : 282).

3.1.2 Etiologi / Patofisiologi


Apa yang menjadi penyebab sampai sekarang masih belum
diketahui, banyak teori yang mencoba menerangkan, teori yang dapat
diterima harus dapat menerangkan hal-hal sebagai berikut :
- Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan
ganda, hidramnion dan Molahidatidosa.
- Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya
kehamilannya.
- Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan
kematian janin dalam uterus.
- Sebab jarangnya terjadi eklams pada kehamilan-kehamilan
berikutnya.
- Sebab terjadinya hipertensi, oedema, proteinusia, kejang dan koma.
(prof.dr.Ida Bagus Gde Manuaba, hal 240)
3.1.3 Patologi
Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsy hati dan ginjal
ternyata bahwa perubahan anatomi – patologis pada alat-alat itu pada pre
eklamsi tidak hanya berbeda dari pada yang ditemukan pada eklamsi,
perdarahan, infark, nekrosis, dan trombosis pembuluh darah kecil pada
penyakit ini dapat ditemukan dalam berbagai alat tubuh.
Perubahantersebut mungkin sekai disebabkan oleh vasus pasmus
arteriolog. Penimbunan fibrin dalam pembuluh darah merupakan faktor
terpenting juga dalam patogenesis kelainan-kelainan tersebut.
(Ida Bagus Gde manuaba,hal 241)
3.1.4 Gejala Klinis
Gejala dan tanda pre eklamsi berat :
- Desakan atau tekanan darah ini tidak menurun meskipun bumil
sudah dirawat di rumah sakit dan menjalani tirah baring.
- Protein usia > 5 gr/24 jam atau kualitatif 4 + (++++)
- Oliguria jumlah produksi urine (500 cc/24 jam atau disertai
kenaikan kadar keratinin darah.
- Adanya gejala-gejala inpending eklamsi : gangguan visus,
gangguan cerebral, nyeri epigastrium dan hiperfleksa.
- Adanya sindrom HELP (Hemalysis Elevated Liver Enymnes
Low) / Piatelet count.
- Trombosit > 100.000/mm2
- Oedema pulmonum
- Koma
Pemeriksaan dan Diagnosa.
- Kronik hipertensi kehamilan 20 minggu atau lebih.
- Didapatkan I atau lebih gejala-gejala preeklamsi berat
(Sarwono,1999)

3.1.5 Diagnosa Banding.


 Kronik hipertensi dan kehamilan
Pada hipertensi menahun (kronik) adanya tekanan darah yang
meninggi, sebelum hamil, pada kehamilan muda atau 6 bulan PP akan
sangat berguna untuk membuat diagnosis. Pemeriksaan funduskopi
juga berguna karena perdarahan dan eksudat jarang terjadi/ditemukan
pada preeklamsia, kelainan tersebut biasanya menunjukkan hipertensi
menahun.
 Kehamilan dengan sindrom nefrotik
 Kehamilan dengan payah jantung.
(Sarwoo,2005)

3.1.6 Penatalaksanaan
 Pengawasan konservatif
- Indikasi
Pada kehamilan < 37 minggu adanya tanda-tanda independing
eklams.
- Pengobatan
a. Di kamar bersalin (selama 24 jam)
o Tirah baring
o Infuse RL yang mengandung 5% dextrose 60-120
cc/jam
o 10 gr Mg SO4 40% IM setiap 6 jam sampai dengan
24 jam pasca persalinan (kalau tidak ada kontraindikasi).
o Diberikan anti hipertensi
Yang digunakan :
1. Kloridin (IV)
Saatu ampul mengandung 0,15 mg/cc, tersedia di kamar
bersalin
2. Tablet Nifedipin 3 x 10 mg (pilihan pertama) atau
tablet metaldopa 3 x 250 mg. bila Systole > 180 mmHg
atau diastole > 110 mmHg.
Digunakan injeksi satu ampule klonidin yang
mengandung 0,15 mg/cc, klonidin I ampule dilarutkan
dalm 10 cc larutan aquabides. Disuntikkan mula-mula 5
cc (IV) perlahan-lahan selama 5 menit sampai TD
diastole normal.
o Pemeriksaan lab. Tertentu (fungsi hepar dan ginjal)
dan produksi urine selama 24 jam.
o Konsultasi pada bagian lain :
1. Bagian mata
2. Bagian jantung
3. Bagian lain sesuai dengan indikasi.

b. Pengobatan dan evaluasi selama tinggal di ruang bersalin


(selama 24 jam masuk ruang bersalin)
c. Pemeriksaan lab.
d. Diet tinggi protein, rendah karbohidrat
e. Lakukan penilaian kesejahteraan janin.
 Perawatan konservatif dianggap gagal bila :
- Adanya tanda-tanda impenoling eklamsi
- Kenaikan progestif dan tekanan darah
- Adanya sindrom HELP
- Adanya kelainan fungsi ginjal
- Penilaian kesejahteraan janinjelek.
 Penderita boleh pulang bila :
- Pasien sudah mencapai perbaikan dengan tanda-tanda
preeklamsi, perawatan dilanjutkan sekurang-kurangnya selama 3
hari lagi. (diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu)
- Bila keadaan tetap, tidak bertambah berat /buruk

(Sarwono,2005)
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal MRS : 12 – 06 – 2007 Jam MRS : 06.30 WIB
Tempat : Kamar Bersalin RSUD Sidoarjo
Tgl Pengkajian : 12 – 06 – 2007
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Oleh : Sinta Yanawati
No Reg : 1093542
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. “S” Nama suami : Tn. “S”
Umur : 25 th Umur : 29 Th
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.Ketimang 4/1 Sidoarjo

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia kehamilan 9 bulan
dan mengeluh sering mules sejak jam 03.00 WIB dan ibu juga
mengeluh sering pusing dan muka serta kakinya bengkak

3. Riwayat penyakit yang lalu


Ibu mengatakan tidak punyai penyakit menurun (DM, Hypertensi)
menahun (TBC, Jantung) menular (TBC) dan tidak punya Riwayat
kembar

4. Riwayat Kesehatan Yang Sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun,
menular lain kecuali hipertensi
5.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga tidak ada menderita penyakit menular, menurun
ataupun menahun dan tidak ada riwayat kembar

7. Riwayat haid
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari (teratur)
Banyaknya : 2 – 3 softex x / hari
Disminorhea : Jarang
HPHT : 03– 09 – 2007
TP : 10 – 06 – 2007
UK : 40 – 41 minggu

8. Riwayat Menikah
Menikah : 1x
Lama menikah : 2 tahun
Umur pertama kali nikah : 23 tahun

9. Riwayat obstetric (kehamilan, persalinan, nifas lalu)

Hamil ini
10. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah ikut KB apapun
11. Riwayat kehamilan sekarang
Trimester I : Ibu mengatakan periksa ke Bidan 1x,ibu mengeluh
pusing dan mual dan ibu mendapat suntikan TT1,Fe,
Kalk, dan B6
Trimester II: Ibu mengatakan periksa ke Bidan yang sama 2x,ibu
mengeuh pada pinggangnya terasa pegal,ibu
mengatakan merasakan gerakan janin,ibu mendapat
Fe,Kalk,B6
Trimester III:Ibu mengatakan periksa kebidan yang sama 2x,ibu
mengeluh sering kencing dan pada kakinya terasa
bengkak,ibu mendapat Fe,Kalk,B6 dan dianjurkan untuk
diet.

12. Pola kebiasaan sehari-hari


- Pola nutrisi
Sebelum MRS : makan 2x sehari porsi sedikit, tetapi ngemilnya
sering (kue), ditambah susu + buah
Selama MRS : Ibu makan roti 1 bungus dan minum air putih
- Pola eliminasi
Sebelum MRS : BAK : 5-6x sehari berwarna kuning jernih
BAB : 1x sehari
Selama MRS : BAK : 2x warna kuning jernih
BAB : selama di Rumah sakit ibu tidak BAB
- Pola aktivitas
Sebelum MRS : ibu lebih sering tidur karena pusing
Selama MRS : ibu hanya tidur,miring kiri dan kanan
- Pola personal hygiene
Sebelum MRS : mandi 1x sehari, gosok gigi 2 x sehari, ganti
celana dalam 2x sehari.

Selama MRS : ibu habis BAK menbilas vaginanya.


Riwayat Psikososial Budaya dan Spiritual
a. Psikologi
Ibu mengalami kecemasan dan kekhawatiran akan keadaan
dirinya
b. Sosial
Hubungan antara ibu dengan suami dan anggota keluarhanya
sangat baik
c. Budaya
Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang, ibu juga
pernah pijat tapi hanya 1 kali saat hamil
d. Spiritual
Ibu selalu taat dalam melaksanakan ibadahnya dan do’a

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
- KU : lemah
- Kesadaran : composmentis
- TTV
Tendi : 180/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 37,4oC
RR : 22x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inpeksi
Rambut : bersih, tidak mudah rontok, tbergelombang dan
warnanya hitam.
Mata & muka ; sclera tidak icterus, simetris, konjungtiva tidak
pucat, tidak ada kelainan lain, muka terdaat
oedema,terdapat cloasma grafidarum,panangan tidak
kabur.
Telinga : tidak ada skret, simetris, tidak ada gangguan
pendengaran.
Hidung : tidak terdapat pernafasan cuping hidung, dan tidak
ada pengeluaran cairan / skret,fungsi penciman baik.
Mulut : tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries
gigi.
Leher ; Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan
bendungan vena jugularis,juga tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
Dada : simetris, putting susu menonjol, tidak tampak
pengeluaran ASI,tidak ada retraksi dindind
dada,dada tidak membujur.
Perut : tidak ada luka bekas operasi,terdapat strie lividae
dan linia nigra
Genetalia : Tidak ada kelainan pada vulva dan vagina, tidak ada
oedema, varises, kondiloma matalata dan penyakit
kelamin lainnya.
Ekstimitas : simetris,terlihat oedema pada ekstremitas bawah,tidak
sianosis dan tidak ada kelainan.

b. Palpasi
Payudara : kenyal, tidak ada benjolan, yang abnormal,ASI
belum keluar.
Abdomen : Leopold I : TFU 3 jari b px (32cm).
Pada fundus teraba bokong
TBJ : TFU – HODGE x 155
: 32 – 12 x 155 = 3100 gram.
Leopold II : puka
Leopold III : letak kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sudah masuk PAP 3/5
c. Auskultasi
DJJ (+) 12 . 11 . 12 = 140 x/menit
d. Perkusi :
Reflek paella +/+
e. Pemeriksaan penunjang
-Protein urine + + + (positif 3)
II. Indentifikasi Diagnosa Dan Masalah
Dx : G1 P0000 Ab000 UK 40 – 41 minggu A/T/H/IU dengan Pre Eklamsi Berat
Ds : Ibu mengatakan sering mules sejak jam 03.00 WIB dan ibu juga
mengeluh sering pusing dan muka serta kakinya bengkak
Do : - KU : lemah
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 37oC
RR : 22x/menit
HPHT : 3-9-2006
TP : 10-6-2007
UK : 40-41 minggu
BB Sebelum hamil : 55 kg
BB Selama hamil : 67 kg
- Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Muka : oedema (+)
Ekstimitas : Oedema +/+
Palpasi
Leopold I : TFU 3 jari b px (32cm).
Pada fundus teraba bokong
TBJ : TFU – HODGE x 155
: 32 – 12 x 155 = 3100 gram.
Leopold II : puka
Leopold III : letak kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sudah masuk PAP 3/5

Masalah :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang-tanda PEB
Ds : Ibu mengatakan tidak mengerti penyakit yang dideritanya
Do : Ibu tidak bisa menjawab dengan benar : - kurang kooperatif
- kurang faham dengan
keadaannya
2. Gangguan rasa nyaman
Ds : ibu merasa pusing
Do : Tensi 170/110 mmHg
3. Kecemasan tentang keadaan bayinya
Ds : Ibu sering menanyakan tentang kondisinya dan juga kondisi
bayinya
Do : wajah ibu terlihat cemas

III. Antisipasi Masalah Potensial


1. Potensial eklamsi
2. Potensial perdarahan post partum
3. potensial fetal distress

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


1. Pemberian O2
2. KIE
3. Pemberian infuse dan observasi TTV
4. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan tindakan
V. Intervensi
Dx : G1 P0000 Ab000 Uk 40-41 minggu A/T/H/IU
dengan preeklamsi berat
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan tidak terjadi PEB
maupun Eklamsia

Ktiteria hasil : KU = baik


TTV dalam batas normal
Oedema (-)
Lab urine protein urine dalam batas normal

Intervensi
1. Observasi keadaan umum dan TTV
R/ data KU dan TTV menunjukkan komplikasi yang mungkin timbul
2. Jelaskan dan beritahu keadaan dan hasil pemeriksaan pada ibu
R/ Informasi yang tepat menghindari terjadinya salah persepsi dan
memberikan rasa tenang pada ibu
3. Penuhi kebutuhan cairan ibu dengan infuse RL
R/ sebagai penyeimbang cairan dan elektrolit
4. Berikan dukungan moril pada ibu
R/ Ibu lebih tenang dalam menjalani tindakan yang akan dilakukan
5. Jaga privasi ibu
R/ Memberikan rasa nyaman, tenang, dan aman pada ibu
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter SPOG untuk pemberian
terapi
R/ Dengan pemberian terapi yang tepat diharapkan tidak terjadi
komplikasi

Masalah :
1. Kurangnya pengetahuan ibu tentang tanda-tanda pre eklamsi
Tujuan : Ibu tahu tentang tanda-tanda eklamsi
Intervensi
1) Beri informasi tentang keadaanya
R/ Ibu mengerti tentang kondisinya
2) Beri penjelasan apda ibu tentang tanda –tanda preeklamsi
R/ Ibu mengerti tentang penyakit yang dideritanya
2. Gangguan rasa nyaman
Tujuan : Ibu merasa nyaman
Intervensi
1. Jelaskan pada ibu penyebab pusing dan penglihatan kabur
dikarenakan adanya oedema otak
R/ Ibu lebih kooperatif dengan keadaanya
2. Anjurkan ibu tirah baring
R/ Dengan tirah baring, aktivitas akan berkurang sehingga saraf-saraf
menjalani vasodilatasi
3. Kecemaan tentang keadaan bayinya.
Tujuan : tidak terjadi gawat janin
Intervensi
1. Atur posisi tidur ibu setengah duduk, miring kanan/kiri
R/ mengurangi syndrome vena cava berkurang sehingga
peredaran darah dari ibu ke janin berjalan lancar sehingga O2
pada janin terpenuhi.
2. Observasi BJA tiap 30 menit
R/ Deteksi dini bila terdapat kelainan pada janin
3. Beri dukungan moril dan anjurkan berdo’a
R/ Perasaan ibu lebih tenang.

VI. Implementasi
Tanggal : 12-06-2007
Jam : 11.00 WIB
Dx : Ny. “S” G1 P0000 Ab000 UK 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine
dengan preeklamsi berat
Implementasi
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan
kerjasama ibu dalam pemberian tindakan.
2. melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
K/U : Lemah
TD : 180/100 mm Hg
Kesadaran : Composmentis
N : 88 x / menit
S : 37 C
RR : 22x/menit
3. Menjelaskan dan memberitahu keadaan dan hasil pemeriksaan
pada ibu
4. Memenuhi kebutuhan cairan ibu dengan infuse RL
16 x tetesan / menit kemudian dinaikkan tiap 1 menit 4 tetes sampai
jumlah tetesan 24 tetesan.
5. Memberikan dukungan moril pada ibu
6. Mendampingi ibu untuk berdo’a dan lebih mendekatkan diri pada
Tuhan YME.
7. Menjaga privasi ibu merasa aman, tenang dan nyaman dengan
menutup horden dan menyeliuti ibu.
8. Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam tindakan dan pemberian
terapi.

Masalah
1. Kurangnya pengetahuan Ibu
1) Memberi informasi pada ibu tentang keadaannya saat ini.
2) Memberi tahu pada ibu tentang pengaruh penyakit ibu terhadap
janinnya.
2. Gangguan rasa nyaman.
1) Menjelaskan pada ibu penyebab pusing dan penglihatan karena
adanya oedema otak.
2) Menganjurkan ibu untuk tirah baring
3. Kecemasan
1) Mengatur posisi tidur ibu setengah duduk miring kanan/kiri
2) Melakukan observasi DSS tiap 30 menit
3) Memberikan dukungan moril dan dengan memberi perawatan yang
baik.

VII.Evaluasi
Tanggal : 12-06-2007
Jam : 12.00 WIB
Dx : Ny. S G1 P0000 Ab000 UK 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine
dengan preeklamsi berat
S : Ibu mengatakan tubuhnya masih oedema
O : KU : lemah
Kesadaran : composmentis
TD : 180/100 mmHg
S : 37°C
Nadi : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
A : Ny. S G1 P0000 Ab000 UK 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine
dengan preeklamsi berat
P : Lanjutkan intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan dalam Asuhan kebidanan ini adalah pembahasan tentang


adanta kesenjangan teori dan kasus. Di dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan
antara tinmjauan teori dengan kasus.
Pada kasus Ny. S G1 P0000 Ab000 dengan PEB diharapkan dengan ini
intervensi yang benar dan didukung, dengan implementasi yang maximal pada ibu
serta pemberian KIE yang jelas diharapkan pasien dan keluarga bisa mengerti
kondisi pasien dan bisa melaksanakan semua yang telah dianjurkan oleh petugas
sehingga masalah dapat teratasi.
Dengan demikian penulis memberikan asuhan kebidanan dengan
memperhatikan gejala dan keluhan yang terjadi sehingga diharapkan tidak
menimbulkan masalah lain yang bisa merugikan kesehatan pasien.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan Asuhan Kebidanan pada Ny. “S” G 1 P0000 Ab000
UK 40-41 minggu tunggal, hidup, intrauterine, dengan preeklamsi berat, tidak
ada kesenjangan antara landasan teori dengan kasus.
Asuhan kebidanan diberikan sesuai dengan kebutuhan klien pada saat
hamil dan persalinan. Asuhan ini bertujuan untuk menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas maternal dan prenatal melalui sistem kesehatan
untuk menjamin akses terhadap intervensi yang aktif.

5.2 Saran
Menganjurkan pada ibu untuk berdo’a supaya ibu dan bayinya
selamat. Kita menjelaskan pada ibu tentang masalah yang terjadi pada saat
proses persalinan. Untuk mencegah terjadinya itu maka ibu dianjurkan untuk
segera mungkin memeriksakan kehamilannya baik muda maupun kehamilan
yang sudah cukup bulan. Dengan kerja sama antar pemerintah,, pihak PKM
dan masyarakat saling membantu dan membangun sehingga akan
membuahkan hasil yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam, 1998. “Sinopsis Obstetri”. Jakarta : EGC.

Manuaba, I Gde, 1998. “Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga


Berencana”. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 1999. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : YBP –SP

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. “Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal”.


Jakarta : YBP – SP.

Anda mungkin juga menyukai