Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TADUN II
Jalan Raya Dayo Km.6 Kecamatan Tandun
Email : puskesmastandun2@yahoo.co.id Kode Pos. 28554

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (ABATISASI)

A. Pendahuluan

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang tersebar di kawasan
Asia Tenggara sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. DBD merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk Aedes
Aegypti, yang dapat menyerang pada semua umur.
Seluruh wilayah Indonesia mempunyai resiko terjangkit penyakit DBD, karena virus
penyebab dan nyamuk tersebar baik dirumah maupun tempat2 umum, kecuali ketinggian lebih dari
1000 meter diatas permukaan laut. Oleh karena itu untuk pencegahan diperlukan peran serta
masyrakat dalam membasmi jentik/nyamuk penularannya yang dikenal dengan istilah
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Nyamuk Aedes Aegypti adalah nyamuk penular virus Demam Berdarah yang memiliki
empat siklus hidup yaitu telur, larva, pupa, dan nyamuk dewasa, dengan lama siklus antara satu
setengah hinggga tiga minggu.
Pencegahan Demam Berdarah paling ampuh adalah dengan memberantas nyamuk Aedes
Aegypti dengan Gerakan menguras, menutup, mengubur (3M), melakukan pengasapan (Fogging)
dan Abatisasi dengan larvasida yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, serta penyuluhan kepada
masyarakat.
Abatisasi adalah suatu proses pemberian zat abate pada medium nyamuk agar terhindar
dari penyakit demam berdarah atau pemberian serbuk abate pada tempat-tempat yang digenangi
air termasuk bak mandi, jambangan bunga dan sebagainya

B. Latar belakang
Abatisasi merupakan cara yang paling ampuh dalam memutuskan siklus kehidupan atau
mata rantai dari nyamuk aedes aegypti, karena abate akan bisa membunuh jentik-jentik nyamuk
sehingga tidak berkembang menjadi nyamuk dewasa. Abatisasi dilakukan dengan cara melarutkan
abate kedalam media perkembangbiakan nyamuk seperti air tergenang, bak mandi, jambangan
bunga, dan bak mandi. Abate tidak efektif untuk sumur dan air mengalir.
Agar usaha abatisasi menjadi maksimal maka harus dilaksanakan secara serentak oleh
warga di wilayah kerja Puskesmas Tandun II, dengan pemberian 1 gram abate untuk 10 liter air
yang diulang setiap tiga bulan sekali
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan umum:
Mencegah dan menanggulangi kejadian Demam Berdarah

2. Tujuan khusus:
a. Mengatasi kejadian wabah demam berdarah
b. Mencegah penyebaran penyakit demam berdarah
c. Mencegah kasus baru demam berdarah

D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan


1. Kegiatan pokok: memberikan abate kepada warga/mayarakat yang ditemukan adanya
jentik-jentik nyamuk di lingkungan atau penampungan air di rumah dan sekitarnya.
2. Rincian kegiatan:
a. Memberikan Abate
b. Melakukan pengawasan berkala

E. Cara melaksanakan kegiatan


Setelah dipastikan adanya kejadian DBD dan ditemukannya suspek infeksi Dengue, serta
ditemukan adanya jentik lebih dari 5% dari jumlah rumah yang dilakukan PE radius 100 meter dari
rumah penderita, maka abate diberikan kepada rumah-rumah yang ditemukan terdapat jentik-jentik
nyamuk.
Abate diberikan dan diulang pemberiannya setiap tiga bulan, disertai dengan penyuluhan
tentang pemberantasan sarang nyamuk secara menyeluruh.

F. Sasaran
Terlaksananya kegiatan abatisasi setiap bulan dan secara situasional bila ditemukan
adanya kasus atau wabah DBD.

G. Jadwal pelaksanaan kegiatan


Dua kali dalam setahun yaitu Januari dan November 2018

H. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan sebulan sekali dilaksanakan oleh penanggung
jawab UKM dan membuat laporannya kepada kepala puskesmas. Apabila ada ketidaksesuaian
dalam pelaksanaan kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama pelaksana kegiatan harus mencari
penyebab masalahnya dan mencari solusi penyelesaiannya.

I. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan harus dilakukan pada setiap petugas yang melaksanakan kegiatan dan
dikelola dengan baik sehingga dapat digunakan sewaktu dibutuhkan. Pelaporan dilakukan oleh
penanggung jawab program dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas melalui Kasubag TU, untuk
dikompilasi dengan laporan kegiatan lainnya.
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 6 bulan melalui rapat evaluasi tengah tahun dan rapat
evaluasi akhir tahun.

Penanggungjawab UKM Penanggung jawab Program Kesling

ROHANI, AMKL ROHANI, AMKL


NIP.19780907 200604 2 008 NIP.19780907 200604 2 008

KEPALA UPTD PUSKESMAS TANDUN II

H.MUHAMAD TAUPIQ, SKM, M.Kes


NIP.19710714 199101 1 001

Anda mungkin juga menyukai