Profil Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Periode Tahun 2016 Skripsi PDF
Profil Pasien Demam Berdarah Dengue Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Periode Tahun 2016 Skripsi PDF
SKRIPSI
OLEH:
140100066
Universitas Sumatera Utara
PROFIL PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RSUD
DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE TAHUN 2016
SKRIPSI
OLEH:
140100066
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih
lagi Maha penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Profil Pasien Demam Berdarah Dengue di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode tahun 2016” dengan baik sebagai salah satu
syarat kelulusan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat dukungan dari banyak
pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M. Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara
2. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp. S (K), selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. dr. Eka Roina Megawati, M. Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu penulis, meluangkan banyak waktu, tenaga, ide, dan
masukan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. dr. Cut Adeya Adella, M.Ked (OG), Sp. OG (K) dan dr. Yuki Yunanda,
M.Kes, selaku dosen penguji yang telah memberi masukan dan saran yang
membangun sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.
5. Pihak RSUD Dr. Pirngadi Medan, pihak penelitian dan pengembangan
serta rekam medis RSUD Dr. Pirngadi yang telah membantu dalam
berlangsungnya penelitian ini.
6. Kedua orang tua tercinta, M. Abdi Syarief Sembiring dan Riza Novida,
serta kakak kandung penulis, M. Doddy Al-Faiz, dan seluruh keluarga
besar yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dalam segala
tahap pendidikan yang dijalani penulis.
7. Herlina, selaku teman satu dosen pembimbing penulis yang selalu
memberikan saran dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
Universitas Sumatera Utara
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ..................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Daftar Isi ...................................................................................................... iv
Daftar Gambar ............................................................................................. vi
Daftar Tabel ................................................................................................. vii
Daftar Singkatan .......................................................................................... viii
Abstrak ......................................................................................................... xi
Abstract ........................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................. 3
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 3
iv
Universitas Sumatera Utara
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR SINGKATAN
viii
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Latar belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang
saat ini jumlah penderita dan lokasi penyebarannya masih terus berkembang di Indonesia. DBD
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes yang terinfeksi satu dari 4 jenis
virus dengue. Pada tahun 2015, dilaporkan sebanyak 126.675 orang terinfeksi virus dengue di
Indonesia, dan 1.229 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus DBD tidak pernah
menurun di beberapa daerah tropis dan subtropis, bahkan terus meningkat. DBD memilik gejala
klinis yang tidak khas, sehingga dapat memperlambat diagnosa dan memperbesar resiko terjadi
komplikasi dan kematian. Tujuan. Mengetahui profil pasien Demam Berdarah Dengue di RSUD
Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016. Metode. Penelitian menggunakan studi deskriptif dengan desain
cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh pasien DBD di RSUD Dr.Pirngadi
Medan tanpa penyakit penyerta. Sampel penelitian ini adalah pasien demam berdarah dengue di
RSUD Dr. Pirngadi tahun 2016. Data yang diperoleh dari rekam medis selanjutnya diolah dengan
aplikasi pengolah statistik dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil. Pada penelitian ini
didapatkan jumlah sampel sebanyak 168 orang,dengan prevalensi terbanyak adalah usia 17-25
tahun, dan jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 89 orang. Pada pemeriksaan klinis diperoleh
89 pasien disertai demam, 145 orang trombositopenia, 63 orang leukopenia, hematokrit
meningkat pada 12 orang, IgM positif pada 25 orang, 7 orang mengalami syok, dan 2 orang
meninggal. Kesimpulan. Jumlah pasien DBD di RSUD Dr. Pirngadi Medan periode tahun 2016
adalah sebanyak 168 orang
Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue, Demam Dengue, Dengue Shock Syndrome
ix
Universitas Sumatera Utara
Abstract
Background. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of health problems that is currently still
developing in the number of sufferers and deployment locations in Indonesia. DHF is a disease
caused by aedes mosquito’s bite that is infected with one of 4 kinds of dengue viruses. In 2015,
there were reported 126.675 people infected with dengue virus in Indonesia, and 1.229 of them
died. The number of DHF cases has never decreased in some tropical and subtropical areas, it is
increasing instead. DHF doesn’t have typical clinical symptomps, which delays diagnosis and
increase complication and death risk. Objective. To identify the profile of Dengue Hemorrhagic
Fever patients in RSUD Dr. Pirngadi Medan in 2016. Methods. This research uses descriptive
study with cross sectional study design. The research population are all DHF patients in RSUD
Dr. Pirngadi Medan without comorbidities. The research samples are DHF patients of RSUD Dr.
Pirngadi Medan in 2016. The data obtained from medical records will be processed by statistics
processor application and will be presented in tables. Result. In this research, it is obtained the
number of samples are 168 people, with most prevalence in age 17-25 years old, and 89 females.
In clinical checks it is obtained 89 patients with fever, 145 people with thrombocytopenia, 63
people with leukopenia, hematocrit increase in 12 people, positive IgM in 25 people, 7 people
undergo shock, and 2 people died. Conclusion. The amount of DHF patients in RSUD Dr.
Pirngadi Medan in 2016 are 168 people
Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever, Dengue Fever, Dengue Shock Syndrome
x
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue memiliki 3 fase, yaitu fase febril, fase kritis, dan fase
penyembuhan. Menurut penelitian Deshwal et al di India, infeksi dengue bisa
saja tanpa gejala (50-90%), bisa berupa demam febril yang tidak spesifik atau
mungkin menimbulkan gejala klasik dari demam berdarah. Gejala klasik DBD
ditandai dengan onset cepat dari demam tinggi, sakit kepala, nyeri retroorbital,
nyeri yang diffuse (baik pada otot maupun tulang), kelemahan, muntah, nyeri
tenggorokan, sensasi rasa yang berubah, dan ruam maculopapular, dan
sebagainya (Rajesh Deshwal, 2015).
1
Universitas Sumatera Utara
2
Pada tahun 2015, penderita DBD diperkirakan sebanyak 126.675 orang dari
34 provinsi di Indonesia, 1.229 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah pasien
DBD pada tahun 2015 meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
yaitu 100.347 orang, dan 907 orang diantaranya meninggal dunia. Hal ini
dipercaya terjadi akibat beberapa faktor, seperti perubahan iklim dan rendahnya
kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016).
Universitas Sumatera Utara
3
Universitas Sumatera Utara
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Universitas Sumatera Utara
6
Universitas Sumatera Utara
7
terkena DBD, atau dapat dikatakan bahwa kejadian DBD tidak dipengaruhi oleh
jenis kelamin (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Kematian akibat DBD dikategorikan tinggi. Pada tahun 2015 terdapat 5
provinsi yang memiliki Case Fatality Rate (CFR) tinggi, yaitu Maluku (7,69%),
Gorontalo (6,06%), Papua Barat (4,55%), Sulawesi Utara (2,33%), dan Bengkulu
(1,99%). Sedangkan menurut jumlah kematian, jumlah kematian tertinggi terjadi
di Jawa Timur sebanyak 283 kematian, diikuti oleh Jawa Tengah sebanyak 255
kematian dan Kalimantan Timur sebanyak 65 kematian (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2016).
Menurut data Dinas Kesehatan Sumatera Utara, kejadian DBD pada tahun
2014 di kota Medan adalah sebanyak 7.140 kasus. Dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, terjadi sebanyak 4.732 kasus pada tahun 2013. Namun, CFR di kota
Medan dari tahun ke tahun. Tahun 2013 tercatat CFR sebesar 0,95% sedangkan
tahun 2015 menurun menjadi 0,85%. Angka kejadian tertinggi dilaporkan berasal
dari Kota Medan,Kab. Deli Serdang, Kab. Simalungun, dan Kota Binjai (Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2015).
2.1.4 Gambaran Klinis
Pada pasien DBD, gambaran klinis yang ditunjukkan berbeda-beda sesuai
dengan fase perjalanan penyakit. Demam berdarah dengue dibagi menjadi 4 fase,
yaitu febril phase, critical phase, recovery phase dan dengue berat (Kalayanarooj,
2011).
Pada fase pertama, yaitu febrile phase ditandai dengan demam tinggi yang
akut. Demam biasanya disertai dengan wajah yang kemerahan, eritema pada kulit,
nyeri otot, nyeri sendi, nyeri retro-orbital, fotofobia, dan nyeri kepala. Sering juga
dijumpai anoreksia, mual, dan muntah. Fase ini dapat berlangsung selama 2-7
hari. Tanda-tanda perdarahan ringan bisa saja muncul pada fase ini, seperti
petekie, epistaksis, dan perdarahan gusi. Pada fase ini, dapat dijumpai
abnormalitas pada pemeriksaan darah lengkap, berupa penurunan leukosit yang
progresif (World Health Organization, 2012).
Fase kedua, yaitu critical phase. Fase ini ditandai dengan penurunan suhu
tubuh yang cepat. Hal ini sering kali terjadi bersamaan dengan peningkatan
Universitas Sumatera Utara
8
permeabilitas kapiler pada sebagian pasien. Critical phase berlangsung selama 24-
48 jam. Pada keadaan kebocoran plasma yang berat, dapat terjadi syok atau
renjatan. Perlu diingat bahwa trombositopenia dan peningkatan hematokrit dapat
terdeteksi pada fase ini. Tingkat hematokrit berhubungan erat dengan kehilangan
volume plasma dan keparahan penyakit (Ministry Health of Malaysia, 2015).
Setelah melewati critical phase, pasien memasuki recovery phase. Pada fase
ini terjadi penyerapan kembali cairan dari ekstravaskular dalam 48-72 jam. Pada
fase ini, keadaan umum pasien mulai membaik, nafsu makan pasien kembali
meningkat, keluhan pencernaan berkurang, status hemodinamik kembali stabil,
dan mulai terjadi produksi urin. Kadar hematokrit dapat stabil atau kurang dari
kadar normal akibat reabsorbsi cairan. Jumlah leukosit mulai menigkat setelah
keadaan tubuh mulai membaik. Namun, pemulihan jumlah trombosit lebih lambat
dibandingkan dengan jumlah leukosit (World Health Organization, 2012).
Pada kondisi dengue yang berat, ditandai dengan adanya tanda tanda
kebocoran plasma yang berat yang menyebabkan syok, dengan atau tanda
akumulasi cairan disertai depresi pernapasan, perdarahan yang berat, dan
kerusakan organ yang berat. Dengue yang berat atau dikenal dengan DSS
merupakan keadaan syok hipovolemik yang merupakan hasil dari kebocoran
plasma yang terus berlanjut. Keadaan ini biasanya diawali dengan warning sign
(World Health Organization, 2012). Menurut penelitian Pooja et al (Pooja,
Amrita, & Viney, 2014), pasien yang terinfeksi oleh serotipe lain dari virus
dengue (infeksi sekunder) memiliki resiko yang lebih besar untuk mengalami
syok.
2.1.5 Klasifikasi dan Diagnosis
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan WHO pada tahun 2012, DBD dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu dengue tanpa tanda bahaya, dengue dengan tanda bahaya,
dan dengue berat (World Health Organization, 2012).
Dengue tanpa tanda bahaya atau kemungkinan dengue ditandai apabila pasien
tinggal atau berpergian ke daerah endemik dengue, demam, dan memiliki dua atau
lebih dari tanda-tanda seperti mual dan muntah, muncul ruam, nyeri kepala, nyeri
retroorbital, nyeri otot, nyeri sendi, terdapat petekie, uji torniket positif,
Universitas Sumatera Utara
9
Universitas Sumatera Utara
10
2. Pemeriksaan Serologis
- Uji Serologi Hemaglutinasi Inhibisi: Namun, pemeriksaan ini memerlukan 2
sampel darah (serum) dimana spesimen harus diambil pada fase akut dan fase
penyembuhan, sehingga tidak dapat memberikan hasil yang cepat (Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia , 2011).
- ELISA (IgG/IgM): pemeriksaan ini digunakan untuk membedakan infeksi
dengue primer dan sekunder (Directorate of National Vector Borne Diseases
Control Programme, 2008) (Hermann, et al., 2015).
- NS1Ag: pemeriksaan ini dapat dilakukan fase akut (6 hari pertama muncul
gejala) dan dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi virus dengue primer dan
sekunder (Pal, et al., 2014).
3. Pemeriksaan Radiologi: dilakukan untuk mendeteksi kebocoran plasma pada
rongga pleura (efusi pleura) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia ,
2011).
i. TATALAKSANA
Tatalaksana yang diberikan pada pasien dengan demam dengue adalah dengan
istirahat, antipiretik berupa parasetamol dapat diberikan untuk menurunkan suhu
tubuh pasien, namun penggunaan NSAIDS seperti ibuprofen dan aspirin harus
dihindari karena dapat menyebabkan gastritis, muntah, asidosis, dan perdarahan
berat. Terapi cairan secara oral dan terapi elektrolit dilakukan bila berkeringat
sangat banyak dan muntah. Pada pasien yang memiliki demam dengan
trombositopenia, peningkatan hemokonstentrasi, dan disertai tanda bahaya
dilakukan terapi awal berupa kristaloid intravena 6ml/kgbb/jam, jika keadaan
membaik dosis diturunkan (World Health Organization, 2015).
Universitas Sumatera Utara
11
2.1.7 KOMPLIKASI
Keadaan hipervolemia dapat terjadi pada fase penyembuhan akibat
penyerapan cairan yang berlebihan. Hal ini dapat mengancam jiwa, maka
terkadang dibutuhkan diuretic untuk mencegah kemungkinan terburuk. Pada bayi
dan anak-anak, komplikasi yang tersering adalah kekurangan cairan dan elektrolit,
hiperpireksia, dan kejang demam. Mimisan, petekie, dan purpura jarang terjadi,
namun ada pada beberapa kasus (Kliegmen, Stanton , St Geme III, & Schor,
2016).
Universitas Sumatera Utara
12
Universitas Sumatera Utara
13
1. Sosiodemografi Pasien
- Usia
- Jenis Kelamin
Pasien Demam Berdarah - Alamat
Dengue - Pekerjaan
- Pendidikan Terakhir
- Status Pernikahan
2. Gambaran Klinis
3. Hasil Laboratorium
4. Tatalaksana
5. Kejadian Dengue Shock
Syndrome
6. Angka Kematian
Universitas Sumatera Utara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif, dengan
menggunakan desain cross sectional study untuk mengetahui profil pasien
Demam Berdarah Dengue di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2016.
3.3.1 Populasi
3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah rekam medis pasien yang memenuhi kriteria
inklusi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode
purposive sample (pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan).
14
Universitas Sumatera Utara
15
Jumlah sampel yang dijadikan subjek dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan
rumus Slovin, yaitu:
"
N=
K
#(%)' () Keterangan:
1. Rekam medis yang tidak lengkap, tidak dapat dibaca, rusak, ataupun
hilang.
Universitas Sumatera Utara
16
Universitas Sumatera Utara
17
Universitas Sumatera Utara
18
Universitas Sumatera Utara
19
11. IgM
- Definisi operasional: Hasil pemeriksaan IgM saat pertama kali
terdiagnosis demam berdarah dengue di RSUD Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016
- Cara ukur: Observasi
- Alat ukur: Kuesioner
- Hasil ukur: Positif, negatif, atau tidak dilakukan pemeriksaan
- Skala ukur: Nominal
12. IgG
- Definisi operasional: Hasil pemeriksaan IgG saat pertama kali
terdiagnosis demam berdarah dengue di RSUD Dr. Pirngadi Medan
tahun 2016.
- Cara ukur: Observasi
- Alat ukur: Kuesioner
- Hasil ukur: Positif, negatif, atau tidak dilakukan pemeriksaan
- Skala ukur: Nominal.
13. Tatalaksana
- Definisi operasional: Tindakan yang dilakukan tenaga medis dengan
tujuan terapi pada pasien demam berdarah dengue yang tercatat dalam
rekam medis RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2016.
- Cara ukur: Observasi
- Alat ukur: Kuesioner
- Hasil ukur: Data jenis tatalaksana yang dierikan pada pasien demam
berdarah dengue di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2016
- Skala ukur: Nominal
14. Dengue Shock Syndrome
- Definisi operasional: Pasien yang didiagnosis DSS pada rekam medis
RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2016.
- Cara ukur: Observasi
- Alat ukur: Kuesioner
- Hasil ukur: Jumlah
Universitas Sumatera Utara
20
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
21
Universitas Sumatera Utara
22
Pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa kelompok usia tertinggi pada pasien DBD
adalah kelompok usia 17-25 tahun yaitu sebanyak 65 orang (38,7%), selanjutnya
diikuti dengan kelompok usia 0-5 tahun sebanyak 26 orang (15,5%), sedangkan
kelompok usia dengan frekuensi paling rendah adalah kelompok usia diatas 65
tahun, yaitu hanya terdapat 1 orang (0,6%). Serupa dengan penelitian Khan, di
India, dimana frekuensi usia pasien DBD terbesar adalah pada kategori usia 21-40
tahun, sedangkan frekuensi terkecil terdapat pada pasien dengan kategori usia
diatas 60 tahun (Khan, et al., 2016).
Universitas Sumatera Utara
23
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa jenis kelamin pasien DBD
paling banyak adalah perempuan dengan jumlah 88 orang (52,4%), sedangkan
laki-laki sebanyak 80 orang (47,6%). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Bhattacharjee, dkk., di India bahwa persentase pasien perempuan
lebih besar (59%) daripada pasien laki-laki (41%) (Bhattacharjee, et al., 2017).
Berdasarkan data tempat tinggal pasien DBD yang tertera pada rekam medis,
didapatkan data jumlah pasien yang berasal dari luar daerah Sumatera Utara, yaitu
sebanyak 77 orang atau 45,6%, sedangkan pada Kota Medan, medan perjuangan
merupakan asal kecamatan dengan frekuensi DBD terbanyak yaitu 30 orang atau
17,9%. Pasien sebanyak 35 orang (21,0%) yang dituliskan pada data kecamatan
lainnya merupakan pasien yang bertempat tinggal pada 17 daerah lainnya, yaitu
Medan Amplas, Medan Area, Medan Barat, Medan Baru, Medan Belawan,
Medan Deli, Medan Denai, Medan Helvetia, Medan Johor, Medan Labuhan,
Medan Marelan, Medan Petisah, Medan Polonia, Medan Selayang, Medan
Sunggal, Medan Timur, dan Medan Tuntungan. Sedangkan pada data daerah
lainnya adalah Aceh, Asahan, Bandung, Batubara, Berastagi, Binjai, Dairi, Deli
Serdang, Dolok Sanggul, Jakarta, Labuhan Batu, Labuhan Deli, Langkat, Nias,
Riau, Samosir, Serdang Bedagai, Simalungun, Tanjung Balai, Tapanuli Tengah,
dan Tapanuli Utara.
Jenis pekerjaan terbanyak dari data pasien yang didapatkan adalah pelajar
sebanyak 45 orang (26,8%), mahasiswa sebanyak 44 orang (26,2%), ibu rumah
tangga sebanyak 12 orang (7,1%), pegawai pada tabel diatas adalah gabungan
antara pegawai negeri sipil dan pegawai swasta sebanyak 14 orang (8,4%),
wiraswasta sebanyak 25 orang (14,9%), dan pasien yang tidak berkerja yaitu
gabungan antara pensiunan dan anak dibawah umur yaitu sebanyak 28 orang
(16,6%). Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah pasien yang belum menikah
sebanyak 139 orang (82,7%), dan sudah menikah sebanyak 29 orang (17,3%).
Universitas Sumatera Utara
24
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa saat pertama kali didioagnosa, tidak
semua pasien mengalami peningkatan suhu tubuh. Jumlah pasien yang memiliki
suhu tubuh diatas 37,5ºC atau demam adalah sebanyak 88 orang (53,0%),
sedangkan pasien dengan suhu tubuh normal atau tidak demam adalah sebanyak
79 orang (47,0%). Berbeda dengan penelitian Mehta di India, seluruh pasien
memiliki suhu tubuh yang tinggi atau demam (Mehta, et al., 2015). Dalam
literatur diketahui bahwa terdapat fase dimana suhu tubuh pasien DBD turun
menuju normal maupun dibawah normal (World Health Organization, 2012). Hal
tersebut sesuai dengan yang tertera pada penelitian Tauseef di Pakistan bahwa
banyaknya pasien yang afebrile pada saat kedatangannya ke rumah sakit adalah
akibat perjalanan penyakit yang sudah memasuki defervescence phase yang
terjadi pada hari 5-6 sakit (Tauseef, et al., 2016).
Universitas Sumatera Utara
25
Pada pemeriksaan penunjang yang tertera pada tabel 4.3, dapat dilihat
banyaknya pasien yang mengalami trombositopenia yaitu 145 orang (86,3%), dan
pasien yang memiliki jumlah trombosit normal sebanyak 22 orang (13,1%), dan 1
orang (0,6%) mengalami peningkatan kadar trombosit atau trombositosis.
Kejadian trombositopenia sebagai persentasi terbesar juga terdapat pada penelitian
Chhotala di India, dimana dari 100 orang pasien 79% diantaranya mengalami
trombositopenia. Sedangkan cukup jarang terjadi kejadian trombositosis,
berdasarkan penelitian Rasyada, dkk di Padang, dari 112 orang sampel pasien
DBD tidak terdapat satupun pasien yang mengalami keadaan trombositosis
(Chhotala, et al., 2016). Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa terjadinya
penghambatan megakaryopoiesis yang disebabkan oleh virus Dengue dapat
menyebabkan terjadinya trombositopenia (Gupta, et al., 2012).
Universitas Sumatera Utara
26
Universitas Sumatera Utara
27
Hasil yang didapatkan dari pemeriksaan serologi dapat dilihat pada tabel 4.4
bahwa dari 70 orang pasien, 25 orang (35,7%) IgM positif, dan 45 orang (64,3%)
IgM negatif. Pada pemeriksaan IgG, didapatkan sebanyak 28 orang (40%) IgG
positif dan 42 orang (60%) IgG negatif. Penelitian Damodar di India
menunjukkan dari sebanyak 285 pasien DBD, sebanyak 43 orang positif pada
pemeriksaan IgM, dan 33 orang memiliki hasil positif pada pemeriksaan IgG.
Hasil negatif memberikan frekuensi terbesar, yaitu sebanyak 202 orang
(Damodar, et al., 2017). Walaupun evaluasi klinis sangat penting dalam
penegakan diagnose dan tatalaksana DBD, pemeriksaan ELISA untuk
mendetesksi antibodi spesifik seperti IgM dan IgG juga penting untuk
menentukan infeksi yang akut dan menentukan keadaan suatu infeksi merupakan
infeksi primer ataupun sekunder (Cucunawangsih, 2015).
Universitas Sumatera Utara
28
Pada tabel 4.5 dapat dilihat terapi yang dilakukan pada pasien DBD di RSUD
Dr. Pirngadi. Pada data diatas, seluruh pasien menerima terapi cairan, 152 orang
(90,5%) menerima Ringer Laktat, 7 orang (4,2%) menerima NaCl 0,9%, dan 9
orang (5,3%) menerima HES. Menurut penelitian Shah di India, dari 44 orang
yang didiagnosa mengalami DBD, terapi cairan diberikan kepada seluruh pasien,
namun jenis cairan yang diberikan tidak dicantumkan dalam penelitian tersebut
(Shah, etal., 2015). Terapi utama pada DBD merupakan terapi suportif berupa
pemberian cairan. Pilihan cairan yang dapat diberikan dapat berupa kristaloid
(Ringer Laktat, Ringer Asetat, NaCl 0,9%), maupun koloid (Dekstran 40, Plasma,
Albumin, HES, Gelafundin). Hal yang memungkinkan untuk menjadi penyebab
banyaknya pasien yang menerima cairan berupa ringer laktat adalah komposisinya
Universitas Sumatera Utara
29
yang sesuai dengan elektrolit plasma, dan juga harganya yang murah
(Hadinegoro, 2012).
Berdasarkan data yang didapatkan, jumlah pasien yang menerima Parasetamol
adalah sebanyak 122 orang (72,6%), dan pasien yang menerima Metamizole
sebanyak 14 orang (8,3%), sedangkan pasien yang tidak menerima antipiretik
sebanyak 35 orang. Berdasarkan data yang didapatkan, terdapat 3 orang pasien
yang menerima kombinasi obat antara Parasetamol dan Metamizole. Pada
penelitian Sharma di India, seluruh pasien yang didiagnosa DBD diberikan
antipiretik, namun tidak dijelaskan jenis antipiretik yang diberikan kepada pasien
(Sharma, et al., 2016). Indikasi pemberian antipiretik pada pasien DBD adalah
pasien dengan suhu tubuh diatas 38ºC (Yasin, 2009). Pemberian parasetamol
direkomendasikan pada keadaan demam untuk memberi kenyamanan pada pasien,
namun tidak dianjurkan untuk pemberian obat berupa OAINS (Obat Anti
Inflamatori Non-Steroid) seperti aspirin dan ibuprofen, karena akan meningkatkan
resiko perdarahan (World Health Organization, 2012).
Pada pemberian antibiotik, terdapat 14 orang (8,3%) pasien yang menerima
antibiotik Ceftriaxon, 2 orang (1,2%) menerima Ciprofloxacin, 1 orang (0,6%)
menerima Cefadroxil, 1 orang (0,6%) menerima Cefotaxim, dan 149 (88,6%)
pasien lainnya tidak menerima obat antibiotik. Berdasrkan penelitian Theinn di
Singapura, pemberian antibiotik pada pasien DBD terkait dengan infeksi sekunder
akibat kadar leukosit yang terlalu rendah, dari 1.921 orang pasien 158 orang
diantaranya menerima terapi antibiotik (Theinn, et al., 2014). Pemberian
antibiotik pada pengobatan DBD dapat diindikasikan apabila terdapat infeksi lain
yang terjadi secara bersamaan (Kalayanarooj, 2011).
Selain pengobatan diatas, terdapat beberapa macam terapi yang diberikan
kepada pasien, diantaranya Ranitidin diterima sebanyak 123 orang (73,2%)
pasien, Ondansetron sebanyak 26 orang (15,4%) pasien, Omeprazole sebanyak 5
orang (5,3%) pasien, Domperidone sebanyak 3 orang (1,8%) pasien, Antasida
sebanyak 6 orang (3,5%) pasien, transfusi platelet sebanyak 6 orang (3,5%)
pasien, dan Ketorolac sebanyak 5 orang (3,0%) pasien. Penelitian Kammath et al
di India menunjukkan 42% pasien mendapatkan transfusi trombosit sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
30
Pada tabel 4.6, dapat dilihat banyaknya pasien yang mengalami syok pada
kasus DBD di RSUD Dr. Pirngadi. Terdapat sebanyak 7 orang (4,2%) pasien
mengalami DSS sedangkan menurut penelitian Ahmed di Pakistan, dari 205 orang
pasien hanya 2 orang yang jatuh pada keadaan syok (Ahmed, et al., 2014).
Keadaan syok hipovolemik yang diakibatkan oleh penurunan volume
intravascular, dimana dapat menyebabkan menurunnya cardiac output dan
hipoperfusi jaringan. Sedangkan kondisi yang dapat dijumpai berupa, pucat,
penurunan kesadaran, pernafasan cepat dan dangkal, penurunan jumlah urin, akral
dingin, dll (Dewi, 2010). Kejadian syokdapat terjadi dalam perjalanan penyakit,
Universitas Sumatera Utara
31
yaitu pada masa fase kritis atau 24-48 jam pertama masa sakit (World Health
Organization, 2012).
Berdasarkan data kepulangan pasien yang tertera pada rekam medis yang
terdapat pada tabel 4.6, terdapat sebanyak 152 orang (90,5%) diizinkan pulang
oleh karena sembuh dan terjadi perbaikan, terdapat 14 orang (8,3%) pulang atas
permintaan sendiri, dan 2 orang (1,2%) meninggal dunia. Berdasarkan penelitian
Dinesh di India sebanyak 93,48% pasien yang didiagnosa mengalami DBD
pulang dalam keadaan sembuh, sedangkan membaik sebanyak 3,26%, PAPS
(pulang atas permintaan sendiri) sebanyak 3,26%, dan tidak ada seorangpun
pasien yang meninggal dunia (Nehete, et al., 2017). Menurut penelitian Nofianto
di Malang, ada beberapa hal yang menjadi alasan pasien pulang atas permintaan
sendiri, diantaranya adalah terkait dengan biaya pengobatan, persepsi pasien yang
merasa dirinya sudah sembuh, ketidaknyamanan pada lingkungan rumah sakit,
dan tidak puas dengan pilihan terapi yang diberikan (Nofianto, et al., 2014). Salah
satu pasien DBD yang meninggal adalah anak berusia dibawah 1 tahun dengan
kejadian gagal nafas, sedangkan penyebab kematian pasien lainnya tidak
diketahui. Kematian pada DBD disebabkan oleh kejadian syok, dan adanya
perdarahan pada saluran cerna (Sukohar, 2014).
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
32
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, F., Hussain, Z., Ali, Z. (2014), Clinical and Hematological Profile of
Patients with Dengue Fever, J. Med. Scl, 22(1): 17-20.
Babaliche, P., Doshi, D. (2015), Catching Dengue Early: Clinical Features and
Laboratory Markers of Dengue Virus Infection, Journal of The
Association of Physicians of India.
Damodar, T., Dias, M., Mani, R., Shilpa, K., et. al. (2017), Clinical and
laboratory profile of dengue viral infections in and around Mangalore,
India, Indian Journal of Medical Microbiology, 35 (2) : 256-261.
Dar, W., Sofi, P., Ahmad, R., Chauhan, G., Singh, S., & Dua, D. (2016). A Rare
Complication of Dengue. Journal of General Practice, 4(2), 1
Deshwal, R., Qureshi , M. I., & Singh, R. (2015). Clinical and Laboratory Profile
of Dengue Fever. Journal of The Association of Physicians of India, 30.
Gupta, N., Srivastava, S., Jain, A., Chaturvedi, U. C. (2012), Dengue in India,
Indian J Med Res, 136(3): 373–390.
Gurugama, P., Garg, P., Perera, J., Jiwejickrama, A., Seneviratne, S. L. (2010),
Dengue Viral Infection, Indian Journal of Dermatology, 55 (1): 68-78.
Hadinegoro, S. R., Kadim, M., Devaera, Y., Idris, N. S., Ambarsari, C. A (eds)
2012, Update Management of Infectious Diseases and Gastrointestinal
Disorders, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Jakarta
Hermann, L. L., Gupta, S. B., Manoff, S. B., Kalayanarooj, S., Gibbons, R. V., &
Coller, B.-A. G. (2015). Advances in The Understanding, Management,
and Prevention of Dengue. Journal of Clinical Virology, 153-159.
Kammath, S., Jain, N., Gupta, S., Jha, A. C., Rao, B. S. (2015), Dengue Epidemic
in Jamshedpur-Tata Main Hospital (TMH) Experience, Journal of
Tropical Disease, 3(2): 159.
Khurram, M., Qayyum, W., Hassan, S. J., Mumtaz, S., Bushra, H. T., & Umar, M.
(2014). Dengue Hemorrhagic Fever: Comparison of Patients with Primary
and Secondary Infections. Journal of Infection and Public Health, 7, 489.
Kliegmen, R. M., Stanton , B. F., St Geme III, J. W., & Schor, N. F. (2016).
Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Elsevier, Inc.
Lovera, D., Cuellar, C. M., Araya, S., Amarilla , S., Gonzales, N., Aguiar, C., . . .
Arbo, A. (2016). Clinical Characteristics and Risk Factors of Dengue
Shock Syndrome in Children. The Pediatric Infectious Disease Journal ,
35(12), 1294.
Mehta, T., K., Shah, D, P. (2015), Evaluation of Recent WHO Classification
(2009) for Assesemt of Dengue Disease Severity, International Journal of
Current Microbiology and Applied Science, 4 (9): pp. 755-765.
Pal, S., Dauner, A. L., Mitra , I., Forshey, B. M., Garcia, P., Morrison, A. C., . . .
Wu, S.-J. L. (2014). Evaluation of Dengue NS1 Antigen Rapid Test and
ELISA Kits Using Clinical Sample. PLOS ONE, 9(11), 1.
Pooja, C., Amrita, Y., & Viney, C. (2014). Clinical implications and treatment of
dengue . Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 171.
Setiati, S., Alwi, I., Sudayo, A. W., K, M. S., Setiyohadi, B., & Syam, A. F.
(2014). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI ed.). Jakarta: Interna
Publishing.
Sharma, G. K., Bhatt, D., Garg, G.K., Sharma, D., Gulati, R.K. (2016), A
prospective seroepidemiologic study on dengue in children in
Southeastern Rajasthan, India, International Journal of Pediatric Research,
3(10): 726-731.
Sutanto, I., Ismid, I. S., Sjarifuddin, P. K., & Sungkar, S. (2015). Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran. Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Badan Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2014). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media Aesclapius.
Tauseef, A., Umar, N., Sabir, S., Akmal, A., Sajjad, S., Zulfiqar, S. (2016),
Interleukin-10 as a Marker of Disease Progression in Dengue
Hemorrhagic Fever, Journal of the College of Physicians and Surgeons,
26 (3): 187-190.
Theinn, T., Lye, D. C., Leo, Y. S., Wong, J. G. X., Hao, Y., Smith, A. W. (2014),
Short Report: Severe Neutropenia in Dengue Patients: Prevalence and
Significance, The American Society of Tropical Medicine and Hygiene,
90(6): 984–987.
PERNYATAAN
LEMBAR PENELITIAN
Nama Pasien :
Tanggal :
1. Nama :
2. Usia :
0-5 tahun
6-16 tahun
17-25 tahun
26-55 tahun
>56 tahun
3. Jenis Kelamin :
Laki - laki
Perempuan
4. Tempat Tinggal :
5. Pekerjaan :
Pelajar
Mahasiswa
Karyawan
Ibu rumah tangga
Polisi
Lainnya: ……………………………………….
6. Status Pernikahan :
Belum Menikah
Sudah Menikah
7. Suhu Tubuh : ºC
Universitas Sumatera Utara
41
8. Hitung Trombosit :
Trombositopenia
Normal
Trombositosis
9. Hitung Leukosit :
Leukopenia
Normal
Leukositosis
10. Kadar Hematokrit :
Menurun
Normal
Meningkat
11. Pemeriksaan IgM :
Positif
Negatif
Tidak dilakukan
12. Pemeriksaan IgG :
Positif
Negatif
Tidak dilakukan
13. Tatalaksana yang diberikan :
………………………………………………………………
14. Syok :
Ya
Tidak
15. Keterangan Pulang :
Sembuh
Membaik
Pulang atas permintaan sendiri
Meninggal
Universitas Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera Utara
47
Lampiran I. Data Induk Penelitian
No Nama Usia JK Alamat Pekerjaan Status Suh Plt WBC Hct IgM IgG Caira AP DS K
u n S e
t
1. A 3 2 18 5 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1
2. F 4 2 21 3 1 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2
3. K 5 1 21 9 2 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
4. AA 2 1 13 5 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2
5. M 3 2 21 5 1 2 1 1 2 1 2 1 4 1 3
6. F 5 2 18 9 1 2 1 2 3 3 3 1 4 1 2
7. N 3 2 13 5 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2
8. S 3 1 13 5 1 1 1 1 3 3 3 3 4 1 2
9. R 2 1 10 5 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2
10. N 7 2 21 2 2 1 1 2 1 3 3 3 1 1 2
11. F 4 1 21 3 1 1 1 2 2 2 1 1 4 1 2
12. Y 4 2 18 9 1 2 1 2 1 3 3 1 4 1 2
13. R 4 1 10 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1
14. N 2 2 5 5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 3
15. K 7 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2
16. S 4 2 13 3 1 1 1 2 2 3 3 1 2 1 2
17. F 4 1 20 3 1 2 1 1 2 3 3 3 1 1 2
18. R 4 2 21 3 1 1 1 2 1 3 3 1 4 1 2
19. S 5 1 21 9 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2
20. A 4 1 21 3 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3
21. H 7 1 10 9 2 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2
22. F 3 1 21 5 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2
23. M 5 2 21 2 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
24. N 4 2 21 8 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2
25. Z 1 2 21 1 1 2 2 2 1 3 3 1 1 1 2
26. L 4 1 13 5 1 1 2 2 2 3 3 1 4 1 2
27. A 4 1 21 3 1 2 1 2 1 3 3 1 4 1 2
28. S 4 2 21 3 1 2 1 2 2 1 2 1 4 1 2
29. R 4 1 13 4 1 2 1 1 2 3 3 1 4 1 1
30. S 2 2 17 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 3
Universitas Sumatera Utara
49
31. H 6 2 18 4 2 2 1 2 2 3 3 1 4 1 1
32. M 3 2 21 5 2 2 1 2 1 1 1 1 4 1 2
33. D 4 2 21 3 1 1 1 1 2 3 3 1 4 1 2
34. P 4 2 17 2 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 2
35. A 4 1 12 3 1 1 1 1 1 2 1 1 4 1 2
36. A 1 2 13 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2
37. F 2 2 21 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
38. J 4 2 13 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2
39. N 2 1 21 5 1 2 1 2 1 3 3 1 4 1 2
40. R 2 2 13 5 1 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2
41. A 4 1 9 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1
42. N 4 2 21 9 1 1 2 1 3 1 1 1 3 1 2
43. S 4 2 13 3 1 1 1 2 2 3 3 1 3 1 3
44. J 4 1 21 3 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2
45. D 4 1 21 3 1 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2
46. M 4 1 21 9 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2
47. F 2 2 21 5 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
50
48. I 4 2 10 3 1 2 1 1 2 3 3 1 2 1 1
49. N 4 2 21 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
50. A 4 2 10 4 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2
51. F 4 2 13 3 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
52. S 3 2 21 5 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2
53. C 4 1 13 3 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 3
54. A 1 2 13 1 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2
55. D 4 2 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2
56. F 1 1 13 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3
57. N 4 1 21 9 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 3
58. P 4 2 13 3 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 3
59. O 4 1 21 3 1 2 1 2 2 3 3 3 1 1 2
60. A 1 2 11 1 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
61. E 4 1 21 9 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2
62. V 1 2 1 1 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2
63. D 4 1 13 3 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1
64. D 4 2 16 3 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1
Universitas Sumatera Utara
51
65. J 4 2 18 3 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2
66. M 4 2 19 3 1 1 1 1 1 3 3 1 1 1 2
67. S 4 2 18 3 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2
68. M 2 2 18 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2
69. A 3 1 3 5 1 2 2 2 2 2 1 1 4 1 1
70. H 4 1 18 3 1 1 1 1 2 3 3 1 2 1 2
71. D 1 1 6 1 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2
72. F 3 1 18 5 1 2 1 2 2 3 3 1 4 1 1
73. I 2 1 18 5 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
74. N 2 2 7 5 1 2 2 2 2 3 3 1 4 1 2
75. A 3 1 13 5 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 2
76. H 1 1 21 1 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2
77. F 2 1 21 5 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 1
78. K 1 2 13 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1
79. T 6 2 21 4 2 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2
80. F 7 1 21 4 2 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1
81. S 4 2 16 3 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
52
82. A 3 1 10 3 1 2 1 1 1 3 3 1 4 1 2
83. R 6 2 21 2 2 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1
84. L 5 1 21 9 2 2 1 2 3 3 3 3 1 1 2
85. Q 1 2 21 1 1 2 1 2 2 3 3 1 1 2 2
86. M 4 2 7 9 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 3
87. A 1 1 17 1 1 2 1 1 1 3 3 1 1 2 1
88. F 4 2 13 9 1 2 1 2 2 3 3 1 3 1 1
89. C 2 2 21 5 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2
90. W 2 1 19 5 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2
91. H 4 1 21 3 1 1 1 1 2 2 2 1 4 1 2
92. S 6 1 7 9 2 1 1 2 2 1 1 3 4 1 2
93. R 4 1 21 3 1 1 1 1 2 3 3 1 4 1 1
94. R 1 2 21 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1
95. M 6 2 21 7 2 1 1 2 2 3 3 1 4 1 2
96. A 8 1 21 7 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
97. D 2 2 21 5 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1
98. F 1 1 18 1 1 2 1 3 1 3 3 1 4 1 1
Universitas Sumatera Utara
53
99. M 4 1 10 9 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2
100. S 4 1 21 3 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
101. M 6 2 18 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 1 1
102. A 3 1 13 5 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 2
103. O 1 2 19 1 1 1 1 2 2 3 3 1 4 1 3
104. R 4 2 13 3 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 2
105. I 3 1 18 5 1 1 1 2 2 2 2 1 4 1 2
106. S 4 1 21 3 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
107. R 4 2 21 4 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1
108. J 5 1 21 4 1 1 1 2 2 3 3 3 2 1 2
109. S 4 2 6 2 2 2 1 2 1 3 3 1 4 1 2
110. E 4 2 2 5 1 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2
111. E 4 2 21 3 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 2
112. R 4 2 18 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2
113. R 5 1 10 9 1 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1
114. A 1 1 21 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2
115. L 3 2 7 5 1 2 1 2 3 3 3 1 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
54
116. A 1 2 13 1 1 1 1 1 2 3 3 1 1 1 3
117. W 1 1 21 1 1 1 1 2 1 3 3 1 4 2 2
118. J 4 2 21 3 1 1 1 2 2 3 3 3 1 1 4
119. H 4 2 21 5 1 1 1 1 2 2 2 1 4 1 3
120. A 3 1 21 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
121. D 3 2 13 5 1 2 1 1 2 3 3 1 1 1 2
122. S 5 1 21 9 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2
123. F 1 1 8 1 1 1 1 2 1 2 2 1 4 1 4
124. S 9 2 18 6 2 1 2 1 2 3 3 1 4 1 2
125. F 4 2 17 3 1 1 1 1 2 3 3 1 4 1 2
126. D 4 1 15 9 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2
127. S 3 2 21 5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2
128. Y 2 1 21 5 1 1 1 2 1 3 3 2 1 1 2
129. S 3 1 21 5 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
130. O 1 1 13 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2
131. P 5 1 21 4 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2
132. E 5 1 21 9 2 1 1 2 2 3 3 1 2 1 2
Universitas Sumatera Utara
55
133. K 5 2 21 7 1 2 1 2 2 3 3 1 1 1 2
134. A 4 2 21 3 1 2 1 1 1 3 3 1 1 1 2
135. B 4 2 13 3 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2
136. A 2 2 21 5 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 1
137. R 4 1 19 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2
138. I 1 2 21 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2
139. I 3 1 21 5 1 1 3 2 1 3 3 1 1 1 2
140. A 1 1 18 1 1 1 1 2 1 3 3 1 1 1 2
141. M 6 2 10 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1
142. R 1 2 7 5 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1
143. F 2 1 4 5 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2
144. R 6 2 21 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2
145. R 5 2 14 2 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
146. R 1 2 21 1 1 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2
147. S 1 2 13 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1
148. F 2 1 21 5 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1
149. F 1 1 21 1 1 1 2 2 1 3 3 1 1 1 1
Universitas Sumatera Utara
56
150. C 2 2 7 5 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 2
151. R 5 2 21 7 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1
152. N 5 2 21 4 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2
153. R 4 1 21 3 1 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1
154. M 8 2 21 2 2 2 1 2 2 3 3 1 1 1 1
155. S 4 2 16 9 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2
156. F 2 1 4 5 1 2 2 2 3 2 1 1 1 2 2
157. A 1 1 5 1 1 2 1 2 1 3 3 1 1 1 1
158. W 4 1 21 3 1 1 1 1 1 3 3 1 2 1 1
159. R 6 1 21 9 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2
160. R 5 2 21 7 2 1 1 2 2 3 3 1 1 1 1
161. K 2 1 21 5 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1
162. B 2 1 13 5 1 2 2 1 2 2 1 1 4 1 1
163. F 5 1 13 9 1 1 1 2 3 3 3 1 1 1 2
164. M 7 1 13 9 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1
165. T 4 1 21 9 1 1 1 2 2 3 3 1 4 1 3
166. S 4 2 16 9 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1
Universitas Sumatera Utara
57
167. J 5 1 21 9 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2
168. R 2 1 13 5 1 1 1 1 3 3 3 1 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
58
1. Ade
2. Florensia 1
3. Kasbin 1
4. A.Ali 1
5. Mia 1
6. Fatmawati 1
7. Nurul 1 1
8. Sofyan 7
9. Ridho 1
10. Nurlinda 5
11. Faridzi 2 1
12. Yanti 5
13. Rizky 6 ü
14. Nikita 1
15. Khairani 1
16. Suci 1
17. ferry 1
18. Riana 1
19. Samuel 5
20. Arief 1
21. Halasan 1
22. Faisal 1
23. Masliana 6
24. Nurhayati 8
25. Zahira 3
26. Latif Irfan 1 ü
27. Ahmad 5
28. Sulastri 1
29. rico 1 ü
Universitas Sumatera Utara
59
30. sari 1
31. hindun 6 ü
32. Maranata 6
33. Desy 1
34. Peni 1
35. Ahmad 6
36. Athaya 4
37. Fazira 1
38. Jenti 6
39. Nicholas 1
40. Risma
41. Ananta 1
42. Nafja 1
43. Suci 1 1
44. Julianus 1 1
45. Dolly 1
46. Musliadi 1
47. Fadhilah 1
48. Intan
49. Novella 1
50. Ariani 4 7
51. Farida 1
52. Sondang 1
53. Charon 1
54. amel
Universitas Sumatera Utara
60
55. desi 6
56. Fhatan
57. Nekson 1 1 ü
58. Purba Sari 1
59. Operisnus 1
60. Annisa 1
61. Edy 1
62. Valery 1 1
63. Desi 1
64. Dasta 1
65. Junitri
66. Maria
67. Sarah 1
68. Marsa 1
69. Amriko 1
70. Helmi 1
71. Dessen 1
72. fadlan 1
73. Ikhsansyah 1
74. Nazwa 1
75. Adrian 10
76. Heri 1
77. Frederick 1
78. Keysa 1
79. Tiurmayanti
80. Firman 1
81. Sri 1
82. Ade 1
Universitas Sumatera Utara
61
83. Rukayati 1
84. lando 1
85. Quiensha
86. Mira 1
87. Andika 1
88. Fitrya 2
89. Cinta 1
90. Willyra
91. Hendrik 6 ü
92. Safril
93. Rido 1
94. Rimma 5
95. Masjelita
96. Amril 6 ü
97. Dea 1 ü
98. Firmansyah 1
99. Martinus 1
100. Syahrul 3
101. Mariani 1
102. Ahmad 1
103. Okta
104. Rahma 1
105. Irsan 1
106. Syahdat 1
107. Risdatul 6
108. Jaka 7
109. Siti 4
Universitas Sumatera Utara
62
110. Elma 6
111. Elsis 7
112. Rohani 1
113. Ridwan 1
114. Astonvila
115. Lady 6
116. Anelly 1
117. Wafiy 8
118. Jesi 9
119. Herlina 5
120. Angga 1 ü
121. Desny 9
122. Suhendra 4 8
123. Fadhlan ü
124. Sariana 6
125. Filbert 6
126. Dicky
127. Sabrina
128. Yesikel 1
129. Satrio 1
130. Oges
131. Parulian 6
132. Edu 1 1
133. Khoiriyah 1
Universitas Sumatera Utara
63
134. Angelina 3
135. Bela 7
136. Amelia 1
137. Riyen g 5 5
138. Indah 1
139. Irsan
140. Ahmad
141. Murniti 1 7
142. Rizqa 1
143. Fadhel 1
144. Rukayani 1
145. Raimah 1
146. Raisya
147. Samuel 1
148. Febryan
149. Firza
150. Clara 1 1
151. Rita 1
152. Natalina 1 1
153. Rakhmad 1 7
154. Muslimah
155. Sheila 6
156. Fadhel 1 ü
157. Albert
158. Wahyu 1 2
159. Robbi 1
160. Rita 1
161. Krisnopa 1
Universitas Sumatera Utara
64
162. Boy 1
163. Fauzi
164. maharun 1
165. Tommy 1
166. Sheila
167. Jose 6
168. Rava 1
Universitas Sumatera Utara
66
Usia
Frequ Percent Valid Cumulative
ency Percent Percent
Valid 0-5 26 15.5 15.5 15.5
6-16 43 25.6 25.6 41.1
17-25 65 38.7 38.7 79.8
26-55 31 18.5 18.5 98.2
>56 3 1.8 1.8 100.0
Total 168 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Freque Percent Valid Cumulative
ncy Percent Percent
Valid L 80 47.6 47.6 47.6
P 88 52.4 52.4 100.0
Total 168 100.0 100.0
Tempat Tinggal
Frequ Percent Valid Cumulative
ency Percent Percent
Valid Aceh Tamiang 2 1.2 1.2 1.2
Aceh Tengah 2 1.2 1.2 2.4
Aceh Tenggara 1 .6 .6 3.0
Aceh Utara 1 .6 .6 3.6
Asahan 2 1.2 1.2 4.8
Bandung 1 .6 .6 5.4
Batubara 1 .6 .6 6.0
Berastagi 1 .6 .6 6.5
Binjai 1 .6 .6 7.1
Dairi 2 1.2 1.2 8.3
Deli Serdang 34 20.2 20.2 28.6
Universitas Sumatera Utara
68
Pekerjaan
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Valid DBU 26 15.5 15.5 15.5
IRT 12 7.1 7.1 22.6
Mahasiswa 44 26.2 26.2 48.8
Pegawai 9 5.4 5.4 54.2
Swasta
Pelajar 45 26.8 26.8 81.0
Pensiun 1 .6 .6 81.5
PNS 5 3.0 3.0 84.5
Tidak Kerja 1 .6 .6 85.1
Wiraswasta 25 14.9 14.9 100.0
Total 168 100.0 100.0
Status Pernikahan
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid Belum 139 82.7 82.7 82.7
Menikah
Menikah 29 17.3 17.3 100.0
Total 168 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
69
Suhu Tubuh
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid Tidak 79 47.0 47.0 47.0
Demam
Demam 89 53.0 53.0 100.0
Total 168 100.0 100.0
Hitung Trombosit
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid Trombositopenia 145 86.3 86.3 86.3
Normal 22 13.1 13.1 99.4
Trombositosis 1 .6 .6 100.0
Total 168 100.0 100.0
Hitung Leukosit
Frequency Percen Valid Cumulative
t Percent Percent
Valid Leukopenia 63 37.5 37.5 37.5
Leukositosis 1 .6 .6 38.1
Normal 104 61.9 61.9 100.0
Total 168 100.0 100.0
Nilai Hematokrit
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Valid Meningkat 12 7.1 7.1 7.1
Menurun 47 28.0 28.0 35.1
Normal 109 64.9 64.9 100.0
Total 168 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
70
IgM
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Valid Negatif 45 26.8 26.8 26.8
Tidak 98 58.3 58.3 85.1
Dilakukan
Positif 25 14.9 14.9 100.0
Total 168 100.0 100.0
IgG
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Valid Negatif 42 25.0 25.0 25.0
Tidak 98 58.3 58.3 83.3
Dilakukan
Positif 28 16.7 16.7 100.0
Total 168 100.0 100.0
Terapi Antipiretik
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
Valid Metamizole 11 6.5 6.5 6.5
Tidak ada 35 20.8 20.8 27.4
Paracetamol 119 70.8 70.8 98.2
Kombinasi 3 1.8 1.8 100.0
Total 168 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
71
Antibiotik
Frequenc Perc Valid Cumulat
y ent Percent ive
Percent
Valid Tidak diberikan 148 88.1 88.1 88.1
Ampicilin 1 .6 .6 88.7
Cefadroxil 1 .6 .6 89.3
Cefotaxim 1 .6 .6 89.9
Ceftriaxone 14 8.3 8.3 98.2
Ciprofloxacin 2 1.2 1.2 99.4
Cloramphenicol 1 .6 .6 100.0
Total 168 100. 100.0
0
Ranitidin
Frequency Percent Valid Cumulati
Percent ve
Percent
Valid 45 26.8 26.8 26.8
Ranitidine 123 73.2 73.2 100.0
Total 168 100.0 100.0
Ondacentron
Frequenc Percent Valid Cumulati
y Percent ve
Percent
Valid 142 84.5 84.5 84.5
Ondacentron 26 15.5 15.5 100.0
Total 168 100.0 100.0
Omeprazole
Frequen Percent Valid Cumulati
cy Percent ve
Percent
Valid 159 94.6 94.6 94.6
Omeprazole 9 5.4 5.4 100.0
Total 168 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara
72
Metoclopramide
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid Metoclopramide 5 3.0 100.0 100.0
163 97.0
Total 168 100.0
Domperidone
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid Domperidone 3 1.8 100.0 100.0
165 98.2
Total 168 100.0
Antasida
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid Antasida 6 3.6 100.0 100.0
162 96.4
Total 168 100.0
Transfusi
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid 162 96.4 96.4 96.4
Trombosit 6 3.6 3.6 100.0
Total 168 100.0 100.0
Ketorolac
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid Ketorolac 5 3.0 100.0 100.0
163 97.0
Total 168 100.0
Universitas Sumatera Utara
73
DSS
Frequen Percen Valid Cumulative
cy t Percent Percent
Valid Tidak 161 95.8 95.8 95.8
Ya 7 4.2 4.2 100.0
Total 168 100.0 100.0
Keterangan Pulang
Frequenc Percen Valid Cumulative
y t Percent Percent
Valid membaik 107 63.7 63.7 63.7
meninggal 2 1.2 1.2 64.9
paps 14 8.3 8.3 73.2
sembuh 45 26.8 26.8 100.0
Total 168 100.0 100.0
Universitas Sumatera Utara