Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STATISTIKA

“ANGKA PERNIKAHAN USIA 30-40 TAHUN DI JAWA TIMUR

PER TAHUN 2012-2017”

Disusun oleh :

1. Naufal Raasyid M P (1217)


2. Agung Setiya Awan (1217)
3. Afria Melati (1217)
4. Fithratul Hanifah (1217)
5. Bagastra Arkhan A (1217)
6. Alfi Zaky M (1217)

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASSI


UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya pada
kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan rasa terimakasih yang sedalam-
dalamnya kepada semua pihak yang membantu terselesaikannya tugas ini, teriringi dengan
do’a semoga mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Makalah ini merupakan salah
satu persyaratan untuk mememperoleh nilai UAS mata kuliah Statistika di semester 3.
Makalah yang membahas jumlah angka pernikahan usia 30 – 40 tahun di Jawa Timur per
2012-2017. Kami menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
menyempurnakan makalah ini kedepannya. Terimakasih .

Jakarta, 02 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkawinan

2.2 Tujuan Perkawinan

2.3 Dampak Positif dan Negatif perkawinan diatas usia 30 tahun.

2.4 Pengertian Distribusi Frekuensi

2.5 Ukuran Gejala Data Pusat Belum dikelompokan


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkawinan mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia. Manusia dapat


menyalurkan keinginan untuk hidup berpasang-pasangan dan meneruskan keturunan agar
dapat melestarikan kehidupan manusia.Ikatan perkawinan ini kemudian menimbulkan akibat
hukum terhadap diri masing-masing suami istri yang berupa hak dan kewajiban. Unsur-unsur
hak dan kewajiban menyangkut masalah kehidupan kekeluargaan yang harus dipenuhi, baik
hak dan kewajiban suami istri maupun keberadaan status perkawinan, anak-anak, kekayaan,
waris dan faktor kependudukan di dalam tatanan kehidupan bermasyarakat. Untuk itu dalam
peristiwa perkawinan diperlukan norma hukum dan tata tertib yang mengaturnya. Penerapan
norma hukum dalam peristiwa perkawinan terutama diperlukan dalam rangka mengatur hak,
kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga, guna membentuk rumah
tangga yang bahagia dan sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud pernikahan ?
2. Bagaimana dampak pernikahan usia 30-40 tahun ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apa apa yang di maksud pernikahan dan damoak pernikahan usia
30 – 40 tahun di Jawa Timur .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkawinan

 Menurut Wikipedia

Perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang
membentuk hubungan kekerabatan dan yang merupakan suatu pranata dalam budaya
setempat yang meresmikan hubungan antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.
Perkawinan umumnya dimulai dan diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya
perkawinan dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga.

Tergantung budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa
berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep
perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya dijalani
dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus diresmikan dengan
pernikahan.
 Menurut beberapa sumber
- Menurut Undang-Undang Perkawinan, yang dikenal dengan Undang-Undang No.1 Tahun
1974, yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
-Menurut Saxton (1986) , perkawinan mengatakan bahwa memiliki dua makna, yaitu :
a. Sebagai suatu institusi sosial
Suatu solusi kolektif terhadap kebutuhan sosial. Eksistensi dari perkawinan itu memberikan
fungsi pokok untuk kelangsungan hidup suatu kelompok dalam hal ini adalah masyarakat.
b. Makna individual
Perkawinan sebagai bentuk legitimisasi (pengesahan) terhadap peran sebagai individual,
tetapi yang terutama, perkawinan di pandang sebagai sumber kepuasan personal.

2.2 Tujuan Perkawinan


Berbicara mengenai tujuan pernikahan atau tujuan perkawinan, kedua belah pihak antara laki-
laki dan perempuan melangsungkan pernikahan atau perkawinan bertujuan untuk
memperoleh keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai tujuan pernikahan akan dibahas sebagai berikut.

1. Tujuan Pernikahan Sakinah (tenang)


Salah satu dari tujuan pernikahan atau perkawinan adalah untuk memperoleh keluarga yang
sakinah. Sakinah artinya tenang, dalam hal ini seseorang yang melangsungkan pernikahan
berkeinginan memiliki keluarga yang tenang dan tentram. Dalam Tafsirnya Al-Alusi
mengatakan bahwa sakinah adalah merasa cenderung kepada pasangan. Kecenderungan ini
merupakan satu hal yang wajar karena seseorang pasti akan merasa cenderung terhadap
dirinya.
Apabila kecenderungan ini disalurkan sesuai dengan aturan Islam maka yang tercapai adalah
ketenangan dan ketentraman, karena makna lain dari sakinah adalah ketenangan. Ketenangan
dan ketentraman ini yang menjadi salah satu dari tujuan pernikahan atau perkawinan. Karena
pernikahan adalah sarana efektif untuk menjaga kesucian hati agar terhindar dari perzinahan.

2. Tujuan Pernikahan Mawadah dan Rahmah


Tujuan pernikahan yang selanjutnya adalah untuk memperoleh keluarga yang mawadah dan
rahmah. Tujuan pernikahan Mawadah yaitu untuk memiliki keluarga yang di dalamnya
terdapat rasa cinta, berkaitan dengan hal-hal yang bersifat jasmaniah. Tujuan pernikahan
Rahmah yaitu untuk memperoleh keluarga yang di dalamnya terdapat rasa kasih sayang,
yakni yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat kerohanian.
Mengenai pengertian mawaddah menurut Imam Ibnu Katsir ialah al mahabbah (rasa cinta)
sedangkan ar rahmah adalah ar-ra’fah (kasih sayang). Mawaddah adalah makna kinayah dari
nikah yaitu jima’ sebagai konsekuensi dilangsungkannya pernikahan. Sedangkan ar rahmah
adalah makna kinayah dari keturunan yaitu terlahirnya keturunan dari hasil suatu pernikahan.
Ada juga yang mengatakan bahwa mawaddah hanya berlaku bagi orang yang masih muda
sedangkan untuk ar-rahmah bagi orang yang sudah tua.

Implementasi dari tujuan pernikahan mawaddah wa rahmah ini adalah sikap saling
menjaga, saling melindungi, saling membantu, saling memahami hak dan kewajiban masing-
masing. Pernikahan adalah lambang dari kehormatan dan kemuliaan. Fungsi pernikahan
diibaratkan seperti fungsi pakaian, karena salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutup
aurat. Aurat sendiri bermakna sesuatu yang memalukan, karena memalukan maka wajib
untuk ditutup. Dengan demikian seharusnya dalam hubungan suami istri, satu sama lainnya
harus saling menutupi kekurangan pasangannya dan saling membantu untuk
mempersembahkan yang terbaik.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan menikah diatas usia 30 tahun

Kelebihan

1. Lebih mengenal diri sendiri

Pada usia 30 tahun seseorang akan lebih mengenal diri sendiri karena sudah melewati fase
fase remaja . dan memahami kelbihan serta kekurangan yang ada pada dirinya.

2. Lebih dewasa dan dapat berkomunikasi dengan baik

Seiring dengan pertambahan usia dan pengalaman, kamu pun semakin dewasa dan dapat
berkomunikasi dengan baik. Pertengkaran yang terjadi pun berkutat pada hal-hal prinsipil.
Kedewasaan dan kemampuan komunikasi yang baik ini menjadi kunci keberhasilan berumah
tangga.

3. Financially stable

Keuangan pada usia ini sudah terkondisikan atau sudah mapan dan memiliki tabungan.
Sehingga tidak khawatir jika akan terjadi percekcokan karena masalah keuangan yang
menyebabkan kehancuran rumahtangga.
4. I’m my own opinion

Ketika masuk usia 30-an, seseorang sudah bisa berdiri di kakinya sendiri. Memiliki pendapat
dan prinsip yang dipegang untuk menjalani hidup, termasuk soal memilih pasangan hidup.

Kekurangannya

1. Asal pilih

Di balik segala kebaikan menikah terlambat, usia 30 memang merupakan momok


menakutkan bagi banyak orang.Karena pada kisaran umur 30-an mayoritas teman, tetangga
atau sanak saudara sudah menikah. Akibatnya,jadi terburu-buru ingin menikah dan, bisa jadi,
asal memilih.Dan bisa terjadi ketidak cocokan kepada pasangan.

2. Kesehatan menurun

Kesehatan antar pasangan sudah menurun. Dan bagi perempuan bisa mengalami gangguan
pada kehamilan. Karena sudah melewati masa masa subur.

3. Mengutamakan pekerjaan

Di usia 30 mungkin seseorang lebih mengutamakan pekerjaan dibandingkan


rumahtangganya. Karena pada rentang usia ini sudah sibuk sengan pekerjaan atau dengan
urusan kantornya.

2.4 Pengertian Distribusi Frekuensi

Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak yang dapat
dibuat menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas-kelas
tertentu. Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel
frekuensi. Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau
menurut kategori tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).

Bar Chart

Jumlah Angka Perkawinan di Jawa Timur Tahun 2012-


2017

Tahun data Perkawinan


10674 10881 11171
10100 10471 10464

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 2 3 4 5 6
2.5 Ukuran Gejala Data Pusat Belum dikelompokan

A. Median
Adalah sebuah nilai data yang berada di tengah-tengah dari rangkaian data yang telah
tersusun secara teratur. Posisi tengah dari seperangkat data sebanyak N yang telah terurut
terletak pada posisi yang ke (N + 1)/2.
Med = Lm + (N/2 - ∑f) . c
fm
Keterangan :
Med = Median data kelompok.
Lm = Tepi bawah kelas median.
N = Jumlah frekuensi.
∑f = Frekuensi kumulatif di atas kelas median.
fm = Frekuensi kelas median.
c = Interval kelas median.

B. Modus
adalah kumpulan data atau nilai yang paling sering muncul atau data yang mempunyai nilai
frekensi terbesar, jika pada kumpulan data itu terdapat lebih dari satu data yang sama-sama
paling sering muncul, maka dalam kumpulan data itu terdapat lebih dari satu modus.
Mod = Lmo + d1___ . c
d1 + d2
Keterangan :
Mod = Modus data kelompok.
Lmo = Tepi bawah kelas modus.
d1 = Selisih antara frekuensi kelas modus
dengan frekuensi kelas sebelum modus.
d2 = Selisih antara frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas sesudah modus.
c = Interval kelas modus.

C. Kuartil
Pada prinsipnya, pengertian kuartil sama dengan median. Perbedaanya hanya terletak pada
banyaknya pembagian kelompok data. Median membagi kelompok data atas 2 bagian,
sedangkan kuartil membagi kelompok data atas 4 bagian yang sama besar, sehingga akan
terdapat 3 kuartil yaitu kuartil ke-1, kuartil ke-2 dan kuartil ke-3, dimana kuartil ke-2 sama
dengan median.

Qi = LQ + ( iN/4 - Σf ) . c

fQ

D. Desil
adalah suatu rangkaian data yang membagi suatu distribusi menjadi 10 bagian yang
sama besar.

Di =LD + ( iN/10 - ∑f ) . c
fD

E. Persentil

adalah ukuran letak yang membagi suatu distribusi menjadi 100 bagian yang sama besar.

Pi =LP + ( iN/100 - ∑f ) . c
FD

Keterangan :
Qi = Kuartil ke-i.
Di = Desil ke-i.
Pi = Persentil ke-i.
L = Tepi bawah kelas kuartil, desil, persentil
N = Jumlah frekuensi.
Σf = Frekuensi kumulatif “dari atas” pada kelas sebelum kelas Qi/ Di / Pi
f = Frekuensi kelas kuartil, desil, persentil
c = Interval kelas kuartil, desil, persentil
Soal dan Bahasan
Jumlah Pernikahan
No Kab/Kota
2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kota Surabaya 729 767 786 806 849 769


2 Malang 645 667 677 686 700 674
3 Jember 638 647 649 651 685 678
4 Banyuwangi 473 477 489 501 497 469
5 Sidoarjo 468 469 474 479 508 521
6 Kediri 407 418 425 432 448 408
7 Pasuruan 390 417 425 433 458 423
8 Bojonegoro 332 347 354 362 378 336
9 Blitar 326 327 331 335 333 321
10 Jombang 316 340 351 362 382 324
11 Lamongan 315 329 338 348 339 304
12 Sumenep 311 331 333 335 341 318
13 Tuban 292 299 305 311 316 305
14 Probolinggo 290 309 314 320 332 313
15 Nganjuk 285 296 304 312 302 281
16 Lumajang 282 290 292 294 275 281
17 Gresik 277 283 292 302 324 302
18 Tulungagung 271 280 285 290 289 279
19 Mojokerto 267 284 292 300 304 278
20 Ponorogo 249 253 265 278 280 245
21 Ngawi 247 260 266 273 275 250
22 Bondowoso 230 237 238 238 243 245
23 Bangkalan 220 230 233 236 258 215
24 Sampang 211 219 228 236 258 219
25 Kota Malang 210 228 236 244 237 223
26 Situbondo 208 208 210 212 216 214
27 Madiun 191 197 198 198 197 196
28 Trenggalek 189 193 199 205 215 193
29 Pamekasan 183 199 203 207 219 213
30 Magetan 178 182 189 196 203 175
31 Pacitan 152 155 155 155 159 152
32 Kota Kediri 63 68 68 69 75 73
33 Kota Probolinggo 51 54 55 55 54 56
34 Kota Batu 50 51 53 54 55 49
35 Kota Madiun 46 49 49 50 50 48
36 Kota Pasuruan 46 48 49 51 51 47
37 Kota Blitar 32 33 33 34 34 35
38 Kota Mojokerto 30 30 31 31 32 32
Jawa Timur 10100 10471 10674 10881 11171 10464
Dari Kasus Di atas tentukan :

1. Rata – rata Hitung


2. Median
3. Modus
4. Kuartil ke-2
5. Kuartil ke-3

Jawaban
1. Rata – rata Hitung (Mean)
x = Σ f.i . m.i = (f1m1 + f2m2 + … + fkmk)

Σfi f1 + f2 + … + fk

=
2. Median
Med = Lm + (N/2 - Σf) . c

fm

= 10.100
38
= 258
3. Modus

4. Kuartil
Kuartil ke 2
Q2 = LQ + ( iN/4 - Σf ) . c

fQ

= X19.5 = X19 + 0.5(X20-X19) = 249 + 0.5(267-249) = 240

Kuartil ke 3 data tahun 2012


Q3 = LQ + ( iN/4 - Σf ) . c

fQ
Q3 = X28.5= X28 + 0.25(X29-X28) = 315 + 0.25(316-315) = 315,25

2012 2013 2014 2015 2016 2017


Mean 275,5526
Median 258 270 275,5 284 277,5 264
Mode 46 - 292 236 258 245
Standart 166,547803 171,8415 174,6914 177,6357 185,098 175,1456
Deviatik
Range 699 737 755 775 817 737
Minimum 30 30 31 31 32 32
Maximum 729 737 786 806 849 769
Sum 10.100 10.471 10.674 10.881 111.71 104.64

Anda mungkin juga menyukai