jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa pada tahun 2025. Itu yang
membuat Indonesia menempati peringkat empat negara dengan jumlah penderita diabetes
terbanyak di dunia. Survey terhadap pengidap diabetes di Jakarta menunjukkan bahwa 1 dari 8
orang mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota maupun
desa, memiliki risiko diabetes yang sama. Apa itu diabetes? Bagaimana gejala diabetes? Apa
bahaya diabetes sehingga sering dijuluki "Sillent Killer" atau "Pembunuh yang Senyap"?
Dapatkah diabetes disembuhkan?
Diabetes Mellitus
Nama lengkap diabetes adalah diabetes mellitus yang berarti "gula madu". Istilah "diabetes
melitus" berasal dari Bahasa Yunani yang jika diterjemahkan berarti "mengalirkan melalui pipa
dengan tekanan atmosfer" dan dari Bahasa Latin yang dapat diterjemahkan menjadi "semanis
madu".
Pengertian dari Bahasa Yunani dan Latin menggambarkan diabetesdengan tepat. Karena air
melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah dialirkan dari mulut lewat saluran kemih dan
langsung keluar dari tubuh. Air seni diabetisi (pengidap diabetes) rasanya manis karena
mengandung gula. Dulu, salah satu tes untuk diabetes ialah dengan menuangkan air seni sang
pasien ke dekat sarang semut. Jika serangga itu mengerumuni air seni, hal ini menunjukkan
adanya gula. Itu sebabnya diabetes sering disebut sebagai penyakit kencing manis.
Diabetes Tipe 1
Penyakit diabetes tipe 1 sering disebut Insulin Dependent Diabetes Mellitus atau Diabetes
Mellitus yang Bergantung pada Insulin. Jadi diabetes tipe 1 berkaitan dengan ketidaksanggupan
pankreas untuk membuat insulin. Jadi diabetes tipe ini berkaitan dengan kerusakan atau
gangguan fungsi pankreas menghasilkan insulin.
Penderita penyakit diabetes tipe 1 sebagian besar terjadi pada orang di bawah umur 30 tahun.
Itu sebabnya penyakit ini sering dijuluki diabetes anak-anak karena penderitanya lebih banyak
terjadi pada anak-anak dan remaja. Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat menghasilkan
cukup insulin akibat kelainan sistem imun tubuh yang menghancurkan sel yang menghasilkan
insulin atau karena infeksi virus sehingga hormon insulin dalam tubuh berkurang dan
mengakibatkan timbunan gula pada aliran darah.
Autoimunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri—dalam
hal ini, yang ada dalam pankreas. Tubuh kehilangan kemampuan untuk membentuk insulin
karena sistem kekebalan tubuh menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
Virus atau zat kimia yang menyebabkan kerusakan pada pulau sel (kelompok-kelompok sel)
dalam pankreas tempat insulin dibuat. Semakin banyak pulau sel yang rusak, semakin besar
kemungkinan seseorang menderita diabetes.
Diabetes Tipe 2
Penyakit diabetes tipe 2 sering juga disebut Non-Insulin Dependent Diabetes
Mellitus atau Diabetes Mellitus Tanpa Bergantung pada Insulin. Berbeda dengan diabetest tipe
1, pada tipe 2 masalahnya bukan karena pankreas tidak membuat insulin tetapi karena insulin
yang dibuat tidak cukup. Kebanyakan dari insulin yang diproduksi dihisap oleh sel-sel lemak
akibat gaya hidup dan pola makan yang tidak baik. Sedangkan pankreas tidak dapat membuat
cukup insulin untuk mengatasi kekurangan insulin sehingga kadar gula dalam darah akan naik.
Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang sebagian besar diderita. Sekitar 90% hingga 95%
penderita diabetes menderita diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini paling sering diderita oleh orang
dewasa yang berusia lebih dari 30 tahun dan cenderung semakin parah secara bertahap.
Semua penyebab diabetes tipe 2 umumnya karena gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini
membuat metabolisme dalam tubuh yang tidak sempurna sehingga membuat insulin dalam
tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Hormon insulin dapat diserap oleh lemak yang ada
dalam tubuh. Sehingga pola makan dan haya hidup yang tidak sehat bisa membuat tubuh
kekurangan insulin.
Gejala Diabetes
Karena kekurangan insulin dan memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah, maka beberapa
gejala yang umum bagi penderita diabetes baik tipe 1 maupun tipe 2. Apabila Anda mengalami
beberapa gejala tersebut, ada baiknya Anda melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar
gula darah. Secara umum, beberapa gejala yang terjadi antara lain:
Sering buang air kecil
Sering lapar karena tidak mendapat cukup energi sehingga tubuh memberi sinyal lapar
Penurunan berat badan secara tiba-tiba meski tidak ada usaha menurunkan berat badan. Hal
ini karena sewaktu tubuh tidak dapat menyalurkan gula ke dalam sel-selnya, tubuh membakar
lemak dan proteinnya sendiri untuk mendapatkan energi.
Perubahan perilaku seperti mudah tersinggung. Penyebabnya karena penderita diabetes tipe 1
sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil sehingga tidak dapat tidur nyenyak.
Mudah merasa lelah.
Apakah Anda Terkena
Diabetes?
Meski gejala-gejala tadi bisa menunjukkan seseorang menderita diabetes, namun cara terbaik
untuk memastikan apakah Anda mengidap diabetes atau tidak adalah dengan melakukan
pengecekan. Apa saja yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes?
Berikut ini beberapa alternatif yang bisa Anda lakukan baik secara pribadi atau tes di klinik.
Tes darah
Biasa dilakukan di laboratorium, yang dites adalah darah saat puasa dan postprandial. Sebelum
melakukan tes, Anda harus berpuasa selama 12 jam. Kadar gula yang normal selama berpuasa
adalah di bawah 100 mg/dl. Setelah itu, pengambilan darah akan dilakukan kembali 2 jam
setelah makan, bila hasilnya diatas 140 mg/dl dapat berarti Anda menderita diabetes.
Tes Urine
Urine atau air kencing diperiksa kadar albumin, gula dan mikroalbuminurea untuk mengetahu
apakah seseorang menderita penyakit ini atau tidak. Tes ini juga dilakukan di laboratorium atau
klinik.
Glukometer
Tes ini dapat dilakukan sendiri di rumah bila memiliki alatnya. Caranya adalah dengan
menusukkan jarum pada jari untuk mengambil sampel darah. Kemudian sampel darah diletakkan
ke dalam celah yang tersedia pada mesin glukometer. Hasilnya tidak terlalu akurat, tetapi dapat
digunakan untuk memantau gula bagi penderita agar apabila ada indikasi gula tinggi dapat
segera melakukan pengecekan di laboratorium dan menghubungi dokter. Alat glukometer terkini
sudah dirancang begitu mudah digunakan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat mengambil
sampel darah.
Bahaya Diabetes
Berikut ini beberapa bahaya serius yang diakibatkan diabetes.
Hipoglikemia
Walaupun tidak baik bila kadar gula tinggi, tetapi seorang penderita diabetes mellitus atau
kencing manis ini dapat pula secara tiba-tiba mengalami gula darah yang sangat rendah di
bawah ambang normal yang disebut hipoglikemia. Ini juga sangat berbahaya karena dapat
membuat penderitanya gemetar, berkeringat, lelah, lapar, gampang tersinggung, atau bingung
atau detak jantung cepat sekali, pandangan kabur, nyeri kepala, tubuh kebas, atau kesemutan
di sekitar mulut dan bibir. Bahkan bisa kejang-kejang atau pingsan. Sering kali, menu makanan
yang tepat dan waktu makan yang teratur dapat mencegah timbulnya problem-problem itu.
Mengkonsumsi glukosa, misalnya sari buah atau tablet glukosa, dapat menaikkan kembali
kadar gula darah ke tingkat yang lebih aman hingga makanan lain dapat dikonsumsi.
Ketoasidosis
Jika glukosa tidak dapat diolah dengan baik oleh tubuh, maka lemak dan protein dalam tubuh
dimanfaatkan oleh tubuh untuk dijadikan energi. Namun saat tubuh membakar lemak,
terbentuklah sisa pembakaran yang disebut keton. Keton menumpuk dalam darah dan
mengalir ke dalam air seni. Karena keton ini lebih asam daripada jaringan tubuh yang sehat,
kadar keton yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan terjadinya kondisi serius yang
disebut ketoasidosis. Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan sering
kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi
dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas
penderita tercium seperti bau aseton. Ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi
koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.
Hindari makanan berlemak, diawetkan atau goreng-gorengan. Sebaliknya, pilih makanan yang
berserat tinggi dan glukosa kompleks.
Kurangi makanan manis atau yang berkalori tinggi yang mengandung banyak glukosa.
Hindari stres.
Hindari alkohol atau softdrink.
Hindari merokok. Penderita diabetes yang merokok bahkan lebih berisiko, karena kebiasaan
mereka merusak jantung serta sistem sirkulasi, dan mempersempit pembuluh darah. Sebuah
referensi menyatakan bahwa 95 persen amputasi yang berkaitan dengan diabetes dilakukan
pada para perokok.
Minum obat yang dianjurkan dokter untuk menurunkan kadar gula.
Bagi penderita diabetes tipe 1, pemberian insulin secara teratur perlu diberikan melalui terapi
insulin.
Obat penyembuh diabetes memang tidak ada, tetapi dengan mengendalikan gula dalam darah,
seseorang dapat terhindar dari bahaya penyakit ini. Mengubah pola makan dan gaya hidup
menjadi lebih baik dan lebih sehat harus dijalankan. Orang-orang yang menduga bahwa dirinya
menderita diabetes hendaknya memeriksakan diri ke dokter yang telah berpengalaman dalam
pencegahan dan penanganan penyakit diabetes.