Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ADMINISTRASI LEMBAGA
PENDIDIKAN ISLAM FORMAL

Dosen pengampu : Ahmad Muslikhin, S.IP, M.SI

Disusun oleh :
Zaif Ulul Azmi
NIM : 3170046

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH


PEMALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayahnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah Tentang Pendidikan dan Pelatihan.

Saya menyadari bahwa dalam tugas makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi bahasan,

ataupun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun, khususnya dari dosen pembimbing guna menjadi acuan dalam bekal

pengalaman bagi saya untuk lebih baik di masa yang akandatang.

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Di lingkungan setiap lembaga pendidikan formal terdapat sejumlah manusia, baik


yang berkedudukan sebagai pemimpin maupun sebagai tenaga pelaksana. Mereka tidak
cukup dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan mengenani bidang pendidikan saja,
akan tetapi harus dibekali pula dengan kemampuan bekerjasama dan kemampuan
mengarahkan kerjasama itu guna mencapai tujuan lembaga pendidikan masing-masing.
Di dalam realitasnya setiap petugas pendidikan termasuk juga para guru harus
mampu mengarajkan pandangannya jauh ke depan dengan menggunakan pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya agar mampu mewujudkan tugas-tugasnya
secara kreatif. Kemampuan itu tidak hanya mengenai usaha pengembangan metode dan alat
sesuai dengan sifat bidang kerjanya, akan tetapi juga menyangkut aspek-aspek yang
berkenaan dengan pengendalian kerjasama yang memungkinkan tujuan tercapai secara
efektif. Pengendalian kerjasama itu berkenaan dengan berbagagi kegiatan seperti :
Perencanaan, pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan, koordinasi,
kontrol/evaluasi dan pewujudan komunikasi yang terarah secara maksimal pada pencapaian
tujuan bersama. Dengan kata lain setiap petugas pendidikan di lingkungan lembaga
pendidikan formal tidak saja akan terlibat dalam kegiatan kependidikan secara profesional,
akan tetapi terlibat juga dalam kegiatan administrasi yang mengharuskakn mereka memiliki
pengatahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan keahlian (expertness) dalam menyusun
perencanaan, melakukan pengorganisasian, pemberian bimbingan/pengarahan dan
koordinasi.
Kemampuan itu diperlukan oleh setiap petugas pendidikan dalam meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan di lingkungan dan lembaganya masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Berdasarkan etimologi “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri dari
“ad” artinya intensif dan “ministrare” artinya melayani, membantu atau mengarahkan.
Jadi pengertian administrasi adalah melayani secara intensif. Dari perkataan
“administrare” terbentuk kata benda “administrario” dan kata “administrauus” yang
kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari
Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga kata “administratie” yang berasal dari kata
belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada aktivitas
ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan yang diperoleh
secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan aktivitas administrasi
perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari aktivitas adminstrasi yang
sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam
arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data, surat-surat informasi secara
tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat dipergunakan kembali bila
diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliiputi pekerjaan tata usaha. Dalam
arti luas, administrasi menyangkut kegiatan manajemen/pengelolaan terhadap
keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan tujuan/program organisasi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan
operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan dari dua kata, yakni
“administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakekatnya administrasi pendidikan adalah
penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam pembinaan,
pengembangan dan pengendalian usaha praktek-praktek pendidikan. Administrasi
sekolah merupakan salah satu bagian dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi
pendidikan yang dilaksanankan di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah
tata usaha.
B. Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar administrator dapat
mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam administrasi antara lain :
1. Prinsip Efisiensi
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia menggunakan semua
sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan efisien dengan
cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
3. Perinsip Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan pekerjaan operatif
dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung memprioritaskan
pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan perhatiannya pada
pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung dalam tugas-tugas
operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
4. Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Seorang administrator akan berhasil dalam tugasnya apabila ia memiliki
gaya kepemimimpinan yang efektif, yakni memperhatikan hubungan antar
manusia (human relationship), Pelaksanaan tugas serta memperhatikan situasi dan
kondisi (sikon) yang ada.
Adapun tentang gaya kepemiminan yang efektif adalah mampu memelihara
hubungan baik dengan bawahannya. Di samping itu ia juga harus memperhatikan
pembagian dan penyelesaian tugas bagi setiap anggota organisasi yang sesuai
dengan jenis pekerjaanya.
5. Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia mampu
mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara horizontal maupun
secara vertikal.
Adapun prinsip-prinsip yang digunakan dalam kurikulum 1975 sebagai
landasan operasional kegiatan administrasi di sekolah adalah berikut ini:
1. Prinsip Fleksibilitas
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah harus memperhatikan faktor-
faktor ekosistem dan kemampuan menyediakan fasilitas untuk pelaksanaan
pendidikan sekolah.
2. Prinsip Efisien dan Efektivitas
Efisiensi tidak hanya dalam penggunaan waktu secara tepat, melainkan
juga dalam pendayagunaan tenaga secara optimal.
3. Prinsip berorientasi pada Tujuan
Semua kegiatan pendidikan harus beriorientasi untuk mencapai tujuan.
Administrasi pendidikan di sekolah merupakan komponen dalam sistem
pendidikan maka untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut, tujuan
operasional yang sudah dirumuskan harus menjadi sandaran orientasi bagi
pelaksanaan kegiatan administrasi pendidikan di sekolah.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas ini merupakan landasan operasional dalam
melaksanakan kegiatan administrasi di sekolah. Karena itu, dalam tiap jenjang
pendidikan harus memiliki hirarki yang saling berhubungan.
5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup
Setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang. Karena
itu masyarakat ataupun pemerintah diharapkan dapat menciptakan situasi yang
dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan
administrasi pendidikan, prinsip tersebut perlu digunakan sebagai landasan
operasional.
C. Tujuan Adminitrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar semua kegiatan
mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain administrasi yang
digunakakn dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut masyarakat atau
orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu. Oleh karena itu, semakin
baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula bahwa tujuan pendidikan itu akan
tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan administrasi yaitu :
 Efektifitas produksi,
 Efisiensi,
 Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
 Kepuasan kerja.
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria untuk menentukan
keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh: sekolah memiliki fungsi
untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan lulusan yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut harus dilakukan usaha seefisien
mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan dana, dan tenaga semaksimal
mungkin, tetapi memberi hasil sebaik mungkin, sehingga lulusan tersebut dapat
melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat menyesuaikan
dirinya (adaptivenes) dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini
akan mencari kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.

D. Fungsi Administrasi Pendidikan


Administrasi pendidikan merupakan tindakan mengoordinasikan perilaku
manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya yang ada dengan sebaik-baiknya
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif. Penjabaran
istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang meninjaunya. Ada tiga pola
pandang tentang sekolah yang produktif, yakni administrator, psikolog, dan ekonomi.
1. Pandangan administrator. Administrator bertanggungjawab untuk mengolah sistem
pendidikan. Penentuan untuk mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan
dengan mengaitkan antara input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan
peralatan lainnya dengan output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus
dapat mencapai keseimbangan yang paling menguntungkan dengan input yang
tersedia.
2. Pandangan psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan
perubahan dan perilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan,
nilai dan peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang
tersedia. Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan
dan mengukur perubahan perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan
ini terjadi karena perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara
pengaruh sekolah dan lingkungan luar sekolah.
3. Pandangan ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk
berperan dalam sistem ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang
diterima oleh setiap individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar
daripada biaya yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.

E. Administrasi dan Manajemen Pendidikan


Ada beberapa istilah yang sering disamakan dengan istilah administrasi
pendidikan, misalnya manajemen pendidikan. Dalam penggunaannya secara umum,
administrasi sering diartikan sama dengan manajemen, administrator dengan manajer.
Namun, akhir-akhir ini ada beberapa penulis yang mencoba membedakannya,
walaupun kadang-kadang pembedaaan itu tidak konsisten. Kalaupun ada nampaknya
perbedaan itu tidak fundamental. Ketidaksamaan pendapat yang ada dapat dipahami,
sebab dalam beberapa prkateknya ada tiga pendapat tentang hubungan antara
administrasi dengan manajemen, yakni:
1. Administrasi lebih luas dari manajemen atau administrasi mencakup manajemen,
pendapat ini sesuai dengan pendapat D. Waldo dalam bukunya Public
Administration yang mengatakan: “Public administration is organization of man
and materials to achieve the purposes of goverment” (Administrasi negara adalah
pengorganisasian dan manajemen manusia dan materi untuk mencapai tujuan
pemerintah).
2. Administrasi identik dengan manajemen, dengan alasan:
 Dilihat dari pengertiannya, baik administrasi maupun manajemen merupakan
proses, kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Dalam istilah sehari-hari, terutama dalam arti kelembagaan keduanya sering
dipakai menunjuk isi yang seperti Akademi Administrasi, Aakademi Manajemen.
3. Administrasi lebih sempit daripada manajemen, dalam arti administrasi tercakup
dalammanajemen, secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari
manajemen sebab manajemen terdiri atas enam bidang yakni production, marketing,
financial, personal, human relation, dan administrative management. Dalam paham
ini, administrasi disamakan dengan office management, yakni sebagai kegiatan
ketatausahaan atau sama dengan arti adminsitrative yang berasal dari bahasa
Belanda.
Polemik tentang kaitan administrasi dan manajemen masih berlangsung sampai
saat ini. Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan tertentu untuk membedakan
penggunaannya. Untuk bidang pendidikan, pemerintahan, rumah sakit, dan kemiliteran
dipakai istilah administrasi, sedangkan untuk bidang industri dan perusahaan dipakai
istilah manejemen.

F. Administrasi Pendidikan, Administrasi Sekolah, dan Supervisi Pendidikan.


Istilah lain yang sering dikaitkan dengan administrasi pendidikan adalah
administrasi sekolah. Administrasi sekolah didefinisikan sebagai seni dan ilmu
pengintegrasian secara kreatif ide-ide, material, dan orang dalam satu kesatuan organik
atau unit yang bekerja secara harmonis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dari
batasan di atas nampak pada hakekatnya administrasi sekolah sama dengan
administrasi pendidikan sebab mencakup maksud dan isi yang sama. Namun dalam
prkateknya, khususnya di Indonesia, istilah administrasi pendidikan lebih populer dan
lebih sering dipakai, sebab ada tendensi untuk mengartikan administrasi sekolah dalam
artian yang sempit yakni disamakan dengan katatausahaan sekolah.
Setelah istilah di atas masih kita dapati lagi istilah supervisi
pendidikan. Super artinyalebih atau atas, sedang vision berarti melihat atau meninjau.
Secara etimologis supervisiberarti melihat (meninjau) dari atas terhadap pelaksanaan
dari hasil kegiatan bawahan.Pengertian ini membawa implikasi seolah-olah supervisi
disamakan dengan pengawasan atau inspeksi yang umum berlaku dalam dunia
pendidikan adalah kegiatan mendeteksi keslahan bawahan dalam melaksanaan perintah
serta peraturan-peraturan dari atasan. Kesalahan dalam melaksanakannya dipandang
sebagai hal yang harus mendapat hukuman atau ganjaran, yang dikenal dengan nama
hukuman administratif.
Dalam realisasinya, kegiatan supervise pendidikan dilakukan oleh orang tetentu
khusus yang menjalankan tugas itu, yang disebut supervisor. Pada dasarnya supervisor
adalah pemimpin pendidikan juga, sedang supervise pendidikan adalah kegiatan
administrasi pendidikan dari pemimpin salah satu komponen pendidikan. Adapun
tujuan supervise pendidikan adalah meniali kemampuan guru sebagai pendidik dan
pengajar dalam bidang masing-masing guna membantu mereke melakukan perbaikan-
perbaikan bilamana diperlukan dengan menunjukkan kekurangan-kekurangannya agar
mereka berusaha mengatasinya dengan menunjukkan usaha sendiri.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam supervisi pendidikan adalah:
1. Membangkitkan dan mendorong semangat guru dan pegawai sekolah lainnya untuk
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
2. Berusaha mengadakan dan melengkapi perlengkapan, termasuk bermacam-macam
media instruksional yang diperlukan bagi kelancaran jalannya proses belajar
mengajar yang baik.
3. Bersama guru berusaha mengembangkan, mencari, dan menggunakan metode-
metode baru dalam proses belajar mengajar yang baik.
4. Membina kerjasama yang harmonis antara guru, murid, dan pegawai sekolah, antara
lain dengan mengadakan workshop, seminar, inservice, training atau upgrading.
Walaupun demikian untuk membedakan antara administrasi dan supervisi
pendidikan ditinjau dari tiga sudut, yakni:
1. Menata lawan melakukan. Menurut pandangan ini administrasi merupakan tindakan
menjalankan semua kewajiban yang menyebabkan adanya pelaksanaan program
pendidikan, sedangkan supervisi ialah semua tindakan yang menyebabkan
pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan dengan baik.
2. Kekuasaan lawan pelayanan. Administrasi menekankan kekuasaan, sedangkan
supervisi menekankan pelayanan.
3. Keseluruhan lawan bagian. Administrasi merupakan keseluruhan usaha mmengatur
dan mengurus sekolah, sedangkan supervisi adalah sebagian dari administrasi yang
disarankan kepada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Burhanudin, Drs. Yusak. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta: 2005


Burhanudin, Drs. Yusak. Administrasi Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung: 2005
Daryanto, Drs. H.M. Administrasi Pendidikan, Rekaka Cipta: 2001
Nawawi, DR. Hadari. Administrasi Pendidikan, Gunung Agung, Jakarta: 1997
Rifai, MA. Moh. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Sekar Djaja, Bandung: 2005
(Makalah Pada MK Dasar-dasar Kependidikan, oleh : iaib student, semester II fak.
tarbiyah-pai institut agama islam banten – serang 2008

Anda mungkin juga menyukai