Anda di halaman 1dari 8

INVESTIGASI BANK CENTURY

A. Review Kasus

09 November 2009
Padangan Kejagung mengenai Bailout bank Century.

Review:
Kejaksaan Agung tetap menyatakan tidak adanya kegiatan melawan hukum dalam
bailout tersebut. Padahal BPK dalam audit awal melihat adanya indikasi pelanggaran
pidana dalam proses penyelamatan atau bailout bank Century sebesar Rp. 6,7 Triliun.
Hal ini disampaikan oleh Jaksa Agung, Hendrawan Supardi dalam rapat dengan
Komisi III DPR RI di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (9/11/2009)
“Berdasarkan kajian yang kami dapat, Bank Century adalah bank gagal dan
berdampak sistematik sehingga Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK)
memutuskan untuk mengucurkan dana Rp. 6,7 Triliun dan kami belum menemukan
adanya kegiatan melawan hukum karena ini adalah upaya pengamanan dari krisis
keuangan“. Kejagung juga menargetkan menyelesaikan kasus Bank Century, 15
orang saksi dari BI dan LPS telah diperiksa. Mulai dari manajemen Century yang
baru, Departemen Keuangan, PPATK, dan BPK. Kejagung juga akan melacak aset –
aset yang diduga ditempatkan atau dilarikan keluar negeri oleh 2 tersangka. Yaitu
Hesham Al – Waraaq ( pemegang pengendali ) dan Rafat Al Rizvi ( pemegang saham
mayoritas ). Menurut kejagung bailout merupakan upaya menangani krisis keuangan.
Jika tidak dilakukan sebagai bank gagal Bank Century akan berdampak secara
sistematik mempengaruhi bank – bank lain. Hal ini sesuai dengan UU No. 24/2004
tentang LPS dan Perpu No. 4/2008 tentang JPSK.

24 November 2009
Hasil audit investigasi BPK atas dana talangan ( bailout ) Bank Century (sekarang
Bank Mutiara) sebesar Rp. 6,7 Triliun
Review :

Meski tidak dilengkapi laporan aliran dana talangan namun audit investigasi tersebut
cukup gamblang membeberkan kasus Bank Century mulai dari proses merger hingga
bailout yang sarat dengan pelanggaran. Ketua BPK Hadi Poernomo mengatakan,
audit investigasi terhadap Bank Century merupakan tindak lanjut atas permintaan
resmi DPR yang dilayangkan pada 1 September lalu. Menurut Hadi, hasil audit
menunjukan berbagai dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh pihak – pihak terkait,
mulai dari pemilik lama Bank Century, Bank Indonesia (BI), hingga komite Stabilitas
Sistem Keuangan ( KSSK ). “ Berbagai pelanggaran dilakukan sejak proses merger
tiga Bank menjadi Bank Century hingga pengucuran dana Bailout “.

Dalam ringkasan audit yang dibacakan Hadi, BPK menemukan dugaan pelanggaran
yang terbagi dalam lima bagian yaitu :

1. Pada proses merger dan pengawasan Bank Century oleh BI. Proses merger
Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC menjadi Bank Century, BI dinilai
tidak tegas dan tidak bijaksana dalam menetapkan aturan dan persyaratan
yang ditetapkannya sendiri.
2. BI tidak bertindak tegas terhadap pelanggaran Bank Century selama 2005 –
2008.
3. Penanganan Bank Century yang sarat pelanggaran:
a. Penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistematik dan
penanganannya oleh LPS.
b. BI tidak memberikan informasi sesungguhnya, lengkap, dan mutakhir
kepada Komite Stabilitas Sistem Keuangan ( KSSK ) akibatnya biaya
penanganan Century yang semula diperkirakan Rp. 632 Milyar
membengkak hingga Rp. 6,7 Triliun.
c. BI dan KSSK tidak memiliki kriteria terukur dalam menetapkan dampak
sistematik. Akan tetapi penetapannya lebih didasarkan pada Judgement.
d. LPS diduga melakukan rekayasa perubahan peraturan LPS agar Bank
Century memperoleh tambahan PMS. Penyaluran Penyertaan Modal
Sementara ( PMS ) sebesar Rp. 6,7 Triliun oleh LPS yang dilakukan
empat tahap, penyaluran kedua sebesar Rp. 2,2 Triliun tidak dibahas
dengan KK sehingga bertentangan dengan UU LPS.
e. Audit BPK menyoroti legalitas suntikan dana LPS. Rapat Paripurna (
DPR ) menolak Perppu No. 4/2008 tentang Jaringan Pengaman Sistem
Keuangan ( JPSK ) sehingga peyaluran PMS setelah tanggal 18 Desember
2008 yakni Rp. 1.101 Triliun ( Tahap 2 ), Rp. 1.155 Triliun ( Tahap 3 )
dan Rp. 630 miliar (Tahap 4) tidak memiliki dasar hukum.
4. Audit investigasi Bank Century terhadap penggunaan FPJP dan PMS, BPK
menyebutkan penarikan dana pada periode Bank Century oleh pihak terkait
dalam pengawasan khusus ( 6 November 2008 – 11 Agustus 2009 ) sebesar
ekuivalen Rp. 938,65 miliar melanggar ketentuan peraturan BI.
5. Bank Century mengalami kerugian karena mengganti deposito milik Boedi
Sampoerna ( nasabah ) yang digelapkan senilai USD 18 juta dengan dana
PMS. Adapun pemecahan deposito Boedi Sampoerna senilai USD 42,8 juta
oleh Bank Century menjadi 247 deposito dengan nilai masing- masing Rp. 2
milyar merupakan akal – akalan pemilik lama untuk mengantisipasi jika
Bank Century akan ditutup maka deposito Boedi Sampoerna bisa dijamin
LPS. BPK menyatakan, pihaknya tidak memberikan laporan tentang aliran
rinci dana bailout karena terkendala tidak adanya pasokan data dari Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ( PPATK ). Karena Undang –
undang PPATK memang hanya memperbolehkan data disampaikan kepada
penyidik bukan kepada pihak lain termasuk BPK.

25 Februari 2010
Pandangan Manajemen Bank Mutiara dan LPS atas Pandangan akhir Pansus Century
Review :

Menurut Manajemen Bank Mutiara, pansus Hak Angket Bank Century harus pandai
memilah antara manajen lama dan manajemen baru. Hal ini mengingat prosedur dan
orang – orang yang baru sama sekali tidak terlibat dalam manajemen Bank Century.
Pihak manajemen Bank Mutiara juga menegaskan tidak melanggar UU hanya gara –
gara tidak membayar dana nasabah PT. Antaboga. Delta Sekuritas Nasabah Antaboga
bukanlah nasabah Century. Antaboga adalah perusahaan milik Robert Tantular yang
sekaligus pemilik Century. Sebelumnya dalam pandangan akhir sejumlah fraksi di
Pansus Hak Angket Bank Century menilai terjadi pelanggaran dalam pengucuran
penyertaan modal sementara ( PMS ) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Menanggapi hal ini, LPS menyatakan tidak melanggar proses pengucuran dana PMS
karena semua proses sudah dilakukan sesuai UU. Firdaus menjelaskan, berdasarkan
UU LPS lembaga ini bertugas menyelamatkan bank gagal berdampak sistematik
dengan mengambil alih dan menyehatkan sampai bank itu sehat tanpa menghitung
besarnya ongkos penyelematan.

B. Analisa dan landasan teori


Dari review kasus diatas, pada tahap awal akuntan forensik melakukan tahap
pertemuan terlebih dahulu dengan calon klien untuk menanyakan hal berikut :
1. Mengapa pimpinan mencurigai adanya fraud ?
Dari kasus diatas kecurigaan muncul karena adanya dana bailout sebesar
Rp. 6,7 Triliun.
2. Pada transaksi apa diduga terjadinya fraud sehingga audit investigasi
diperlukan ? Untuk kasus Bank Century banyak transaksi yang
mencurigakan sehingga menimbulkan perlunya dilakukan Audit
Investigasi. Misalnya pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (
FPJP )
3. Apa sifat (nature) dari fraud tersebut ?
4. Kapan fraud diduga atau dicurigai terjadi ?
Kecurangan itu terjadi sebelum tahun 2009
5. Bagaimana masalahnya ditemukan ?
Masalah dalam kasus Bank Century ditemukan setelah adanya hasil
laporan audit yang dilakukan oleh BPK
6. Siapa yang menemukan masalahnya ?
Yang menemukan Masalah Bank Century adalah kecurigaan pihak DPR
yang dilayangkan ke BPK pertanggal 1 September
7. Bagaimana fraud tersebut dilakukan (modus operandi) ?
Fraud pada kasus Bank Century dilakukan dengan modus kebijakan yang
diluar dari ketentuan peraturan Kebijakan perbankan yang dibuat Oleh
Bank Indonesia sebagai bank yang memiliki wewenang untuk regulasi
penyelamatan bank yang gagal. Dan adanya upaya internaldari pihak Bank
Century sendiri untuk pemecahan Deposito nasabah atas nama Boedi
Sampoerna ( nasabah ) yang digelapkan senilai USD 18 juta dengan dana
PMS
8. Berapa banyak jumlah yang dijarah ?
Dari kasus diatas diperkirakan sekitar Rp. 6,7 Triliun kerugian awal Uang
Negara
9. Siapa yang diduga menjadi pelaku fraud ?
Banyak pihak yang terkait dalam kasus Bank Century, antara lain pemilik
lama Bank Century, Bank Indonesia ( BI ), hingga komite Stabilitas
Sistem Keuangan (KSSK)
10. Apakah ada pekerjaan pendahuluan yang sudah dilakukan sebagai
persiapan untuk audit investigasi ?

Tahap selanjutnya, akuntan forensik kemudian merumuskan lingkup dan tujuan audit
investigasi yang memenuhi harapan klien, misalnya berikut ini :
1. Pemecatan pelaku fraud. Dimana dalam kasus Bank Century dilakukan
penyelidikan terhadap 15 orang saksi dari BI dan LPS telah diperiksa.
Mulai dari manajemen Century yang baru, Departemen Keuangan,
PPATK, dan BPK. Kejagung juga akan melacak aset – aset yang diduga
ditempatkan atau dilarikan keluar negeri oleh 2 tersangka. Yaitu Hesham
Al – Waraaq ( pemegang pengendali ) dan Rafat Al Rizvi ( pemegang
saham mayoritas ).
2. Pengumpulan bukti dan barang bukti yang cukup untuk penuntutan di
pengadilan.
Pengumpulan bukti pada kasus Bank Century dilakukan oleh BPK dibantu
pihak yang tekait.
3. Penentuan apakah telah terjadi salah saji yang materi dalam laporan
keuangan dan tindak lanjutnya ( misalnya melaporkan ke Bappepam – LK,
melakukan restatement, dll ).
4. Persiapan terhadap potensi tuntutan kelompok (class action) oleh
pemegang saham, konsumen (pemakai produk yangh dihasilkan klien),
dll,dan investigasi oleh penegak hukum (kejaksaan, KPK, Bappepam,
penyidik dari DJP) terkait dengan audit investigatif akuntan forensik.
5. Persiapan untuk menghadapi negosiasi dengan lembaga – lembaga
pemerintahan yang berkenaan dengan kasus yang diaudit investigatif.

Setelah ditunjuk sebagai auditor investigatif, akuntan forensik melakukan


persiapan berdasarkan informasi sementara yang diperolehnya. Diantaranya
pembuatan predication. Contoh review kasus diatas adalah penunjukan Badan
Pemeriksaan Keuangan (BPK) untuk melakukan audit investigasi atas kasus Bank
Century. Pemberi tugasnya adalah DPR. Auditee (objek pemeriksaan) terdiri atas
berbagai instansi seperti Bank Century (sekarang Bank Mutiara), Bank Indonesia,
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Departemen Keuangan,dan lain – lain.
BPK juga mengantisipasi konsekuensi laporan audit investigasinya terhadap
pembentukan Panitia Khusus Hak Angket mengenai Bank Century dan dampak
politik yang luas. Sikap kehati – hatian (prudent) dan penerapan professional
skepticism sangat mengemuka dalam kasus diatas.

Setiap investigasi dimulai dengan harapan agar kasus tersebut berakhir dengan
suatu litigasi. Padahal ketika memulai investigasi, pemeriksa belum memiliki bukti
yang cukup. Ini baru dimulai dengan dugaan atas dasar predication. Investasi dengan
pendekatan teori fraud meliputi langkah – langkah berikut :

1. Analisa data yang tersedia.


2. Ciptakan (kembangkan) hipotesis berdasarkan analisis.
3. Uji atau tes hipotesis tersebut.
4. Perhalus atau ubah hipotesis berdasarkan pengujian sebelumnya.

BPK : Pro Kontra Hasil Audit Century Wajar

Senin, 18 Januari 2010 ; 11 : 43 WIB

Jakarta,(tvOne)
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan hal yang wajar adanya pro kontra
yang terjadi saat ini terkait dengan laporan investigasi kasus Century “ adalah wajar
dalam alam demokrasi apabila ada berbagai pihak yang pro kontra terhadap
pemeriksaan BPK “, kata Ketua BPK Hadi Purnomo dalam pidatonya saat acara
peringatan hari ulang tahun BPK di Jakarta, Senin (18/1). Menurutnya hal itu dalam
demokrasi ini, maka setiap pihak bisa mengkritisi setiap hal dari laporan yang di buat
BPK. Itu semua konsekuensi logis dari ketentuan dari peraturan negara yang
menetapkan bahwa setelah disampaikan kepada DPR, laporan BPK bersifat terbuka,
katanya. Ia mengatakan, BPK selalu bekerja sacara profesional, berintegrasi tinggi,
dan independen. Untuk itu terkait laporan pemeriksaan yang dibuat BPK terkait audit
investigasi Century menurut dia juga dilalakukan oleh tim profesional, independen,
dan berintegritas.
C. Kesimpulan
Dari review kasus diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penyelamatan Bank
Century banyak kebijkan yang dilanggar oleh Pihak Bank Indonesia, KKSK,
Manajemen Internal Bank Century, dan pihak lainnya. Kerugian dari kasus ini pun
dirasakan oleh pemerintah dengan membengkaknya dana penanganan Century yang
semula diperkirakan Rp. 632 Milyar membengkak hingga Rp. 6,7 Triliun. Kasus ini
juga berdampak dunia perbankan laen nya. Banyak para nasabah perbankan yang
merasa cemas atas dampak bank gagal Century. Untuk itulah pemerintah melalui LPS
berusaha mengembalikan kembali tingkat kepercayaan nasabah atas produk
perbankan.

Anda mungkin juga menyukai