Anda di halaman 1dari 13

Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI


KECAMATAN MANDING KABUPATEN SUMENEP

Zakiyah Yasin
Iva Gamar Pratiwi
Nailiy Huzaimah
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Wiraraja

ABSTRAK
Imunisasi merupakan suatu bentuk pencegahan penyakit yang dijadikan salah satu
kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan untuk menurunkan angka kematian pada anak. Akan
tetapi di beberapa wilayah Indonesia masih diperoleh cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL)
yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor lain
yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap di Kecamatan Manding.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan
pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang saat ini memiliki bayi
usia 1 – 3 tahun (n=116) di wilayah kerja Puskesmas Manding Kecamatan Manding Kabupaten
Sumenep yang ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Variabel
independen meliputi faktor ibu, faktor bayi, dan faktor eksternal lain, sedangkan variabel
dependen meliputi pemberian IDL. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan kartu
imunisasi. Analisis data menggunakan uji chi-square dengan derajat kemaknaan p≤0,05.
Faktor ibu yang berhubungan signifikan dengan pemberian IDL adalah adalah pendidikan
ibu (p=0,000), paparan edukasi tentang IDL (p=0,006), pengetahuan ibu (p=0,000), sikap ibu
(p=0,000), jarak rumah ibu ke pelayanan imunisasi (p=0,006). Faktor bayi yaitu kondisi bayi saat
pelaksanaan imunisasi berhubungan secara signifikan dengan pemberian IDL (p=0,000). Faktor
eksternal lainnya tidak ada yang berhubungan dengan pemberian IDL.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor yang paling banyak berhubungan
dengan pemberian IDL adalah faktor ibu dan kondisi bayi. Oleh karena itu, diperlukan upaya dan
strategi yang lebih efektif dan efisien dari tenaga kesehatan untuk mempromosikan pentingnya
IDL terutama kepada ibu.
Kata Kunci : imunisasi, cakupan imunisasi, faktor imunisasi, kesehatan anak

ABSTRACT
Immunization is a form of disease prevention which is one of the Ministry of Health's priority
activities to reduce mortality in children. However, in some regions of Indonesia there is still a low
coverage of complete basic immunization. This study aims to identify maternal factors, infant
factors, and other factors associated with providing complete basic immunization in Manding
District.
The research design used was descriptive correlational using the cross sectional
approach. The sample in this study were mothers who currently have babies aged 1-3 years (n =
116) in the Manding District, which was determined using the purposive sampling
method . Independent variables include maternal factors, infant factors, and other external
factors, while the dependent variable includes giving complete basic immunization. Data
collection uses questionnaires and immunization cards. Data analysis using chi-square test with
significance level p≤0.05.
Maternal factors that were significantly associated with complete basic immunization
administration were maternal education (p = 0,000), educational exposure about IDL (p = 0,006),
maternal knowledge (p = 0,000), maternal attitude (p = 0,000), distance of mother's home to
immunization services (p = 0.006). Baby factors, namely the condition of the baby during the

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


47
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

implementation of immunization associated significantly with the provision of complete basic


immunization (p = 0,000). There are no other external factors related to giving complete basic
immunization.
From the results of this study it can be concluded that the factors most associated with
complete basic immunization administration are maternal and infant conditions. Therefore, more
effective and efficient efforts and strategies from health workers are needed to promote the
importance of complete basic immunization especially to mothers.
Keywords : immunization, immunization coverage, immunization factors, child health

PENDAHULUAN provinsi. Meskipun cenderung terjadi


Imunisasi merupakan salah satu peningkatan cakupan desa/kelurahan UCI,
kegiatan prioritas Kementerian Kesehatan namun tidak pernah mencapai target renstra
sebagai salah satu bentuk nyata komitmen tahun 2010 – 2014. Cakupan desa/kelurhan
pemerintah untuk menurunkan angka UCI Provinsi Jawa Timur tahun 2015
kematian pada anak, sebab merupakan mencapai 76,5% (Kemenkes RI, 2016).
salah satu bentuk pencegahan penyakit dan Capaian kelima imunisasi dasar lengkap
investasi kesehatan yang paling cost- tahun 2015 berada dalam rentang 90 – 100
effective (murah) (Kemenkes RI, 2016). persen dengan rincian imunisasi BCG
Imunisasi terbukti dapat mencegah dan 92,2%, DPT 93,1%, campak 92,3% (tidak
mengurangi angka kesakitan, kecacatan, mencapai target; 95%), hepatitis B 92,1%,
dan kematian akibat penyakit yang dapat dan polio 96,5% (mencapai target; 95%)
dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu (Kemenkes RI, 2016).
tuberkulosis, difteri, pertusis, hepatitis B, Kabupaten Sumenep kasus polio pada
polio, tetanus, radang selaput otak, radang tahun 2013-2016 sebanyak 25 anak, kasus
paru- paru dan campak yang diperkirakan 2 difteri sebanyak 24 anak, untuk kasus
hingga 3 juta kematian tiap tahunnya tetanus sebanyak 9 anak, dan untuk kasus
(Kemenkes RI, 2016). Banyak faktor yang campak sebanyak 338 anak. Sedangkan
mempengaruhi ketercapaian target data tahun 2014 di Puskesmas Manding
imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 terjadi kasus polio, dan tahun 2016 terjadi
bulan antara lain adalah faktor ibu, bayi, kasus difteri. Menurut data yang diperoleh
maupun faktor eksternal lainnya, dimana dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep
faktor tersebut masih perlu dikaji di tiap (per September 2016), terdapat 14.271 bayi
wilayah sehingga dapat dijadikan sebagai di Kabupaten Sumenep yang menjadi
landasan penyusunan strategi untuk sasaran imunisasi hanya 10.479 bayi yang
meningkatan capaian imunisasai dasar telah mendapatkan imunisasi lengkap.
lengkap Indonesia di tahun mendatang. Sedangkan dari 30 puskesmas yang ada di
Data yang dilansir oleh Kemenkes RI wilayah Kabupaten Sumenep, cakupan
tahun 2016 berdasarkan data rutin imunisasi di wilayah kerja Puskesmas
menjelasakan bahwa cakupan imunisasi Manding tergolong rendah. Jumlah bayi
dasar lengkap periode tahun 2014 – 2015 di yang mendapatkan IDL di Wilayah Kerja
Indonesia mengalami penurunan serta tidak Puskesmas Manding mencapai 85,60%
mencapai target renstra yang diharapkan pada tahun 2014, menurun menjadi 82,68%
(90% – 91%). Capaian sementara tahun pada tahun 2015, dan semakin menurun
2015 sebesar 86,5%. Cakupan menjadi 67,55% pada tahun 2016. Sampai
desa/kelurahan Universal Child saat ini belum teridentifikasi faktor yang
Immunization (UCI) meningkat secara berhubungan dengan pemberian imunisasi
perlahan pada periode tahun 2010 – 2014, dasar lengkap di wilayah kerja Puskesmas
kemudaian mengalami sedikit penurunan Manding.
pada tahun 2015 disebabkan karena data Beberapa penelitian di Indonesia telah
belum terkumpul secara lengkap dari dilakukan terkait beberapa faktor yang

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


48
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

mempengaruhi atau berhubungan dengan Wilayah Kerja Puskesmas Manding.


pelaksanaan imunisasi. Faktor yang
berhubungan dengan atau berpengaruh METODE PENELITIAN
secara bermakna terhadap pelaksanaan Desain penelitian ini adalah penelitian
imunisasi antara lain adalah faktor ibu yang deskriptif korelasional yang termasuk desain
meliputi tingkat pengetahuan, sikap, penelitian survey, dengan menggunakan
motivasi, dan pendidikan ibu (Ninggrum and pendekatan cross sectional. Sampel dalam
Sulastri, 2008; Rizani, Hakimi and Ismail, penelitian ini adalah ibu yang saat ini
2009; Dewi, Darwin and Edison, 2014; Kadir, memiliki bayi usia 1 – 3 tahun (n=116) di
Fatimah and Hadia, 2014; Sarimin, Ismanto wilayah kerja Puskesmas Manding
and Worang, 2014; Supriatin, 2015; Parera Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep
et al., 2016). Penelitian lain menyebutkan yang ditentukan dengan menggunakan
bahwa tingkat pendidikan ibu tidak metode purposive sampling.
berpengaruh signifikan terhadap pemberian Variabel independen yang diteliti
imunisasi dasar lengkap kepada bayi meliputi faktor ibu (kepercayaan terhadap
(Ninggrum and Sulastri, 2008). Faktor IDL, pengetahuan tentang IDL, sikap
eksternal lainnya seperti dukungan keluarga terhadap IDL, tingkat pendidikan, pekerjaan,
dan dukungan petugas kesehatan paparan pendidikan kesehatan tentang IDL,
berhubungan dengan status IDL (Supriatin, dan jarak rumah ke pelayanan IDL), faktor
2015; Parera et al., 2016). Faktor eksternal bayi (kondisi bayi pada saat jadwal imunisasi
yang tidak berhubungan secara signifikan dasar lengkap), dan faktor eksternal lainnya
dengan pelaksanaan imunisasi antara lain (dukungan tokoh masyarakat, dukungan
adalah jarak rumah ke posyandu, tokoh agama, dukungan masyarakat
ketersediaan fasilitas kesehatan, dan setempat, ketersediaan layanan IDL) yang
penolong persalinan (Ninggrum and diukur dengan menggunakan kuisioner.
Sulastri, 2008; Rizani, Hakimi and Ismail, Variabel dependen adalah kelengkapan
2009; Parera et al., 2016). pemberian imunisasi dasar yang diukur dari
Masing-masing wilayah perlu dikaji kartu imunisasi dasar lengkap. Analisis data
tentang faktor yang berpengaruh terhadap menggunakan uji chi-square dengan derajat
pelaksanaan IDL, termasuk di wilayah kemaknaan p≤0,05.
Puskesmas Manding yang termasuk wilayah
dengan cakupan imunisasi rendah. Hal ini HASIL
dimaksudnya untuk mendapatkan data Tabel. 1 menunjukkan dari total 116
dasar yang dapat digunakan sebagai dasar responden ibu, yang memberikan imunisasi
merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dasar lengkap kepada bayinya adalah
akhir yaitu ketercapaian target imunisasi sebanyak 69 responden (59,5%). Hasil
dasar lengkap dan peningkatan kesehatan penelitian masing-masing variabel
anak. Penelitian ini bertujuan digambarkan secara ringkas pada Tabel. 1
mengidentifikasi faktor ibu, faktor bayi, dan di bawah ini:
faktor lain yang berhubungan dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap di

Tabel 1. Faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap Di Wilayah
Kerja Puskesamas Manding Tahun 2017.
Faktor IDL Total % Nilai p
L % TL %
16-19 4 80 1 20 5 100
Usia 20-23 13 76 4 24 17 100 0,595
24-27 7 64 4 36 11 100

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


49
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

28-31 19 61 12 39 31 100
32-35 13 52 12 48 25 100
36-39 6 55 5 45 11 100
40-43 6 46 7 54 13 100
44-47 1 33 2 67 3 100
Pekerjaan Petani 6 43 8 57 14 100
Buruh/ Karyawan 1 33 2 63 3 100
0,410
Wiraswasta 2 67 1 33 3 100
Tidak Bekerja 60 63 36 37 96 100
Pendidikan SD 14 78 4 22 18 100
SMP 19 83 4 17 23 100
0,000
SMA 32 50 32 50 64 100
Tidak Tamat SD 4 36 7 64 11 100
Pernah Pernah > 3kali 25 78 7 22 32 100
terpapar 0,006
Pernah 1-3 kali 44 52 40 48 84 100
edukasi
Pengetahuan Baik 34 94 2 6 36 100
Cukup 26 67 13 33 39 100 0,000
Kurang 9 22 32 78 41 100
Sikap Positif 59 91 6 9 65 100
0,000
Negatif 10 20 41 80 51 100
Jarak rumah Dekat 13 39 20 61 33 100
0,006
Cukup Jauh 56 67 27 33 83 100
Kondisi bayi Sehat 68 68 32 32 100 100
Gangguan 10
0 0 5 5 100 0,000
Kesehatan 0
Demam 1 9 10 91 11 100
Dukungan Ada 69 59 47 41 116 100 (Consta
Tomas Tidak ada 0 0 0 0 0 n)

Pelayanan Ada 69 59 47 41 116 100


tenaga (Consta
Tidak ada 0 0 0 0 0 0
kesehatan n)
Dukungan Ada 14 67 7 33 21 100
tokoh agama 0,459
Tidak ada 55 58 40 42 95 100
Dukungan Ada 48 57 36 43 84 100
masyarakat 0,406
Tidak ada 21 66 11 34 32 100
Keterangan:
*L = Lengkap
*TL = Tidak Lengkap

Tabel di atas menunjukkan distribusi responden (26,7%). Ibu rentang usia 28-31
frekuensi usia ibu hampir setengahnya tahun sebagian besar memberikan IDL yaitu
berusia 28-31 tahun yaitu sebanyak 31 19 orang (61%). Nilai p=0,595 (p>α)

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


50
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan memberikan Imunisasi Dasar pada bayinya
yang bermakna antara faktor usia Ibu yaitu sebanyak 6 responden (9%). Nilai
dengan pemberian IDL. p=0,000 (p<α) menunjukkan bahwa ada
Distribusi frekuensi pekerjaan ibu hubungan yang bermakna antara sikap ibu
hampir seluruhnya tidak bekerja yaitu dengan pemberian IDL.
sebanyak 96 responden (82,8%). Ibu yang Distribusi frekuensi jarak rumah ibu
tidak bekerja memberikan IDL pada bayinya sebagian besar cukup jauh yaitu sebanyak
yaitu sebanyak 60 orang (63%). Nilai 83 responden (71,6%). Ibu yang bersikap
p=0,410 (p>α) menunjukkan bahwa tidak positif hampir seluruhnya memberikan
ada hubungan yang bermakna antara Imunisasi Dasar Lengkap yaitu sebanyak 59
pekerjaan dengan pemberian IDL. orang (91%). Nilai p=0,006 (p<α)
Distribusi frekuensi pendidikan ibu menunjukkan bahwa ada hubungan yang
sebagian besar adalah Sekolah Menengah bermakna antara jarak rumah ibu dengan
Atas (SMA) yaitu sebanyak 64 responden pemberian IDL.
(55,2%). Ibu yang berpendidikan SMA Distribusi frekuensi kondisi bayi
setengahnya memberikan imunisasi dasar hampir seluruhnya sehat yaitu sebanyak
lengkap yaitu sebanyak 32 orang (50%). 100 responden (86,2%). Ibu yang kondisi
Nilai p=0,000 (p<α) menunjukkan bahwa bayinya sehat hampir seluruhnya
ada hubungan yang bermakna antara memberikan imunisasi dasar lengkap yaitu
tingkat pendidikan ibu dengan pemberian sebanyak 63 responden (68%). Nilai
IDL. p=0,000 (p<α) menunjukkan bahwa ada
Distribusi frekuensi ibu yang pernah hubungan yang bermakna antara sikap ibu
terpapar edukasi tentang imunisasi dasar dengan pemberian IDL.
lengkap sebagian besar pernah terpapar 1- Distribusi frekuensi dukungan tokoh
3 kali yaitu sebanyak 84 responden (72,4%). masyarakat kepada ibu seluruhnya
Ibu yang pernah terpapar edukasi 1-3 kali mendapatkan dukungan tokoh masyarakat
sebagian besar memberikan imunisasi yaitu sebanyak 116 responden (100%),
dasar lengkap yaitu sebanyak 44 orang begitu pula dengan pelayanan tenaga
(78%). Nilai p=0,006 (p<α) menunjukkan kesehatan.
bahwa ada hubungan yang bermakna Distribusi frekuensi ibu hampir
antara paparan informasi dengan pemberian seluruhnya tidak memperoleh dukungan
IDL. tokoh agama yaitu sebanyak 95 responden
Distribusi frekuensi pengetahuan (86,2%). Ibu yang tidak mendapatkan
ibu tentang IDL hampir setengahnya dukungan tokoh agama sebagian besar
memiliki pengetahuan yang kurang yaitu memberikan Imunisasi Dasar Lengkap yaitu
sebanyak 41 responden (35,3%). Hampir sebanyak 55 orang (58%). Nilai p=0,459
seluruh ibu yang berpengetahuan kurang (p>α) menunjukkan bahwa tidak ada
tidak lengkap dalam memberikan Imunisasi hubungan yang bermakna antara dukungan
Dasar pada bayinya yaitu sebanyak 32 tokoh agama dengan pemberian IDL.
orang (78%). Nilai p=0,000 (p<α) Distribusi frekuensi ibu sebagian
menunjukkan bahwa ada hubungan yang besar mendapatkan dukungan masyarakat
bermakna antara pengetahuan ibu dengan setempat yaitu sebanyak 84 responden
pemberian IDL (72,4%). Ibu yang mendapatkan dukungan
Distribusi frekuensi sikap ibu masyarakat setempat sebagian besar
terhadap IDL sebagian besar bersikap memberikan Imunisasi Dasar Lengkap yaitu
positif yaitu sebanyak 65 responden (56%). sebanyak 48 orang (57%). Nilai p=0,406
Ibu yang bersikap positif hampir seluruhnya (p>α) menunjukkan bahwa tidak ada
memberikan Imunisasi Dasar Lengkap yaitu hubungan yang bermakna antara dukungan
sebanyak 59 orang (91%), dan sebagian masyarakat setempat dengan pemberian
kecil ibu yang bersikap positif tidak lengkap IDL.

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


51
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

Hasil uji statistik Chi Square dengan nilai setengah dari ibu yang bekerja sebagai
p<α (α=0,05) yaitu pada variabel pendidikan wiraswasta tidak lengkap dalam
ibu (p=0,000), paparan edukasi tentang IDL memberikan imunisasi dasar pada bayinya
(p=0,006), pengetahuan ibu (p=0,000), yaitu sebanyak. Berdasarkan penelitian
sikap ibu (p=0,000), jarak rumah (p=0,006), yang dilakukan didapatkan tidak ada
dan kondisi bayi (p=0,000) menunjukkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan
ada hubungan yang bermakna dengan ibu dengan pemberian imunisasi dasar
pelaksanaan imunisasi dasar lengkap. Nilai lengkap. Informasi yang cukup mengenai
p>α (α=0,05) yaitu faktor usia (p= 0,595), imunisasi seharusnya dapat meningkatkan
pekerjaan (p=0,410), dukungan tokoh pengetahuan masyarakat. Namun,
agama (p=0,459), dukungan masyarakat kurangnya sumber informasi yang bisa
setempat (p=0,406) menunjukkan tidak ada didapatkan masyarakat yang hanya
hubungan yang bermakna dengan mengandalkan dari petugas kesehatan
pemberian imunisasi dasar lengkap. menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan tidak lengkapnya pemberian
PEMBAHASAN imunisasi dasar lengkap.
Usia Ibu dan IDL Ibu yang tidak bekerja memiliki
Ibu rentang usia 28-31 tahun banyak waktu dirumah sehingga tidak ada
sebagian besar melaksanakan imunisasi alasan bagi mereka untuk tidak
dasar lengkap (IDL). Namun berdasarkan mengantarkan bayinya ke tempat pelayanan
penelitian yang telah dilakukan bahwa faktor kesehatan agar diberikan imunisasi. Ibu
umur tidak memiliki hubungan yang yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu
bermakna dengan pemberian imunisasi rumah tangga mempunyai banyak waktu
dasar lengkap, hal ini dapat dipengaruhi yang luang, ini berarti ibu-ibu tersebut bisa
beberapa faktor lain seperti tingkat mendapatkan banyak informasi dari
pendidikan, pekerjaan ibu serta paparan berbagai media, antara lain: televisi, radio
edukasi yang didapat oleh ibu. Semakin dan surat kabar. Ibu yang ikut bekerja ini
matang usia seseorang akan semakin juga menyebabkan kurangnya kesempatan
banyak pengalaman hidup yang dimiliki, dan dan waktu mendapatkan informasi dan juga
mudah untuk menerima perubahan perilaku, berpengaruh pada ketersediaan waktu ibu
karena usia ini merupakan usia paling membawa anaknya untuk imunisasi.
produktif dan umur paling ideal dalam Salah satu penelitian didapatkan tidak
berperan khususnya pembentukan kegiatan adanya hubungan yang bermakna antara
kesehatan, serta ibu mudah menerima status pekerjaan dengan pemberian
informasi dan dapat memahaminya. imunisasi, status pekerjaan tidak menjadi
Bertambahnya usia seseorang dapat faktor risiko karena ketersediaan waktu
berpengaruh pada pertambahan ataupun kemungkinan untuk menjangkau
pengetahuan yang diperoleh (Tarwoto, pelayanan kesehatan sama bagi mereka.
2003). Pada penelitian sebelumnya Baik ibu bekerja maupun ibu tidak bekerja
didapatkan tidak ada hubungan yang masih mau menyisihkan waktunya sehari
bermakna antara umur ibu dengan perilaku untuk membawa anaknya ke tempat
ibu dalam pemberian imunisasi, baik ibu pelayanan imunisasi dan bukanlah suatu hal
yang berusia di bawah 30 tahun maupun ibu yang memberatkan atau mengganggu
yang berusia 30 tahun atau lebih tidak (Rizani, Hakimi and Ismail, 2009). Semua
memiliki perbedaan dalam hal kepatuhan ibu memiliki kesempatan untuk membawa
imunisasi (Rizani, Hakimi and Ismail, 2009). anaknya untuk diberikan imunisasi dasar,
1. Pekerjaan Ibu dan IDL baik ibu rumah tangga, ibu yang bekerja
Hasil penelitian menunjukkan sebagai petani, wiraswasta maupun swasta.
sebagian besar ibu yang tidak bekerja Ibu di wilayah kerja Puskesmas
memberikan IDL pada bayinya, dan hampir Manding yang tidak bekerja juga banyak

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


52
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

yang tidak mengimunisasi bayinya dengan yang aka nmempengaruhi keberhasilan


lengkap. Ini berarti bahwa pekerjaan bukan seseorang untuk memahami informasi
menjadi alasan atau faktor penyebab kesehatan, akan tetapi tingkat pendidikan
seorang ibu tidak mengimunisasi bayinya. secara langsung berhubungan dengan
Beberapa faktor lain mempengaruhi perilaku pengetahuan. Perilaku yang didasari oleh
ibu dalam memberikan imunisasi dasar pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
lengkap kepada bayinya. perilaku yang tidak didasari oleh
Pendidikan Ibu dan IDL pengetahuan. Yang mempengaruhi
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan dan perilaku adalah
setengah dari ibu yang berpendidikan SMA kemampuan, pengalaman dan pendidikan.
memberikan Imunisasi Dasar Lengkap dan Penelitian sebelumnya menyebutkan
setengah lainnya tidak lengkap memberikan adanya hubungan pengetahuan dan sikap
Imunisasi Dasar pada bayinya. Berdasarkan dengan perilaku ibu dalam pemberian
hasil penelitian didapatkan adanya imunisasi dasar pada balita, sedangkan
hubungan bermakna antara pendidikan ibu tingkat pendidikan dan jarak rumah tidak ada
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap, hubungan dengan perilaku ibu dalam
sebagian besar responden tingkat pemberian imunisasi dasar pada balita
pendidikannya dasar tapi perilakunya positif (Ninggrum and Sulastri, 2008). Terdapat
dikarenakan ibu memiliki keinginan dan hubungan pengetahuan, sikap dan
dorongan dari keluarga membawa anak pendidikan dengan perilaku ibu dalam
untuk diimunisasi. Tingkat pendidikan pemberian imunisasi dasar pada balita
merupakan jenjang pendidikan terakhir yang (Worang, Sarimin and Ismanto, 2014).
ditempuh seseorang. Tingkat pendidikan Ibu di wilayah kerja Puskesmas
merupakan suatu wahana untuk mendasari Manding didominasi dengan tingkat
seseorang berperilaku secara ilmiah pendidikan terakhir adalah SMA. Jumlah ibu
(Irianto, 2014). Pemberian imunisasi dasar yang paling banyak melakukan IDL adalah
lengkap oleh ibu pada bayi 0-11 bulan pada kategori tingkat pendidikan SMA,
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. begitu pula yang paling banyak tidak
Pendidikan secara tidak langsung melakukan IDL juga pada kelompok tingkat
mempengaruhi pemahaman terhadap suatu pendidikan SMA. Ibu dengan pendidikan
pengetahuan atau ilmu seorang ibu. Orang SMA yang memberikan IDL paada bayinya
tua yang berpendidikan akan lebih terpapar boleh jadi lebih tanggap terhadap
media dan memiliki pengetahuan tantang pembaharuan, seperti program IDL. Akan
kesehatan yang baik (Aslam and Kingdon, tetapi pada ibu dengan tingkat pendidikan
2012). Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari yang sama, tidak memberikan imunisasi
pendidikan atau pengamatan serta informasi dasar lengkap kepada bayinya, hal ini dapat
yang didapat seseorang. Melalui dikarenakan ada faktor lain yang
pengetahuan manusia dapat melakukan menyebabkan ibu tidak melaksanakan IDL
perubahan-perubahan kualitatif individu untuk bayinya.
sehingga tingkah lakunya berkembang. Paparan Edukasi pada Ibu dan IDL
Semua aktivitas yang dilakukan para ibu Hasil penelitian menunjukkan hampir
seperti dalam pelaksanaan imunisasi balita seluruh ibu yang pernah terpapar edukasi
tidak lain adalah hasil yang diperoleh dari lebih dari 3 kali memberikan Imunisasi Dasar
pendidikan (Tawi, 2010). Pendidikan Lengkap, dan hampir setengah ibu yang
merupakan salah satu sarana untuk pernah terpapar edukasi 1-3 kali tidak
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan lengkap dalam memberikan Imunisasi Dasar
manusia. pada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian
Tingkat pendidikan tinggi didapatkan ada hubungan bermakna antara
memungkinkan seseorang untuk lebih paparan edukasi dengan pemberian
terbuka dan merupakan salah satu faktor imunisasi dasar lengkap. Pemberian

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


53
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

penyuluhan tentang imunisasi dasar


lengkap kepada ibu merupakan salah satu Pengetahuan Ibu dan IDL
faktor yang mempengaruhi tingkat Hasil penelitian menunjukkan hampir
pengetahuan ibu terhadap pemberian seluruh ibu yang berpengetahuan baik
imunisasi, serta sikap dalam memetuskan memberikan Imunisasi Dasar Lengkap, dan
perilaku ibu dalam memberikan imunisasi. hampir seluruh ibu yang berpengatahuan
Hal ini didukung oleh teori Suryanto (2007) kurang tidak lengkap dalam memberikan
yang menyatakan bahwa informasi adalah Imunisasi Dasar pada bayinya. Berdasarkan
salah satu organ pembentuk pengetahuan. hasil penelitian didapatkan adanya
Semakin banyak seseorang memperoleh hubungan antara pengetahuan ibu dengan
informasi, maka semakin baik pula pemberian imunisasi dasar lengkap. Hasil ini
pengetahuannya, sebaliknya semakin menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dapat
kurang informasi yang diperoleh, maka berperan penting dalam upaya melakukan
semakin kurang pengetahuannya. Hasil imunisasi dasar lengkap pada bayi. Hal ini
penelitian ini juga didukung oleh pendapat ditunjukkan dari sebagian bayi diimunisasi
Kuntjoro (2004) dalam Lina (2006) yang secara lengkap pada ibu yang
menyatakan semakin baik pengetahuan pengetahuannya baik. Penelitian ini
seseorang, makin mudah menerima didukung oleh pendapat yang dikemukakan
informasi sehingga makin baik pula oleh Tawi (2010) yang menyatakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan tanggung jawab keluarga terutama para ibu
suatu bentuk tahu yang diperoleh dari tehadap imunisasi balita sangat memegang
pengetahuan, akal dan pikiran seseorang peranan yang sangat penting sehingga akan
melakukan pengindraan terhadap suatu diperoleh suatu manfaat terhadap
objek tertentu pada akhirnya memungkinkan keberhasilan imunisasi serta peningkatan
seseorang untuk melakukan suatu tindakan. kesehatan anak.
Mendapatkan informasi bisa melalui Pemanfaatan pelayanan kesehatan
penyuluhan yang harus mencakupi semua dipengaruhi oleh komponen-komponen
hal yang berhubungan tentang imunisasi pendorong yang menggambarkan faktor-
terutama tentang jadwal pemberian, faktor individu secara langsung
frekuensi pemberian dan fungsi dari masing- berhubungan dengan penggunaan
masing imunisasi tersebut. Sehingga dapat pelayanan kesehatan yang mencakup
meningkatkan pemahaman ibu tentang beberapa faktor, terutama pengetahuan ibu
imunisasi dasar lengkap. tentang kelengkapan status imunisasi dasar
Serta dengan pemahaman tersebut balita. Hasil penelitian ini juga sesuai
ibu dapat membawa anaknya untuk dengan teori Green dalam Notoatmodjo
diberikan imunisasi dasar lengkap. (2003) yang menyatakan bahwa adanya
Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan kecendrungan seseorang yang
merubah orang tersebut dari tidak tahu berpengetahuan tinggi akan lebih cendrung
menjadi tahu dan semakin mengerti dalam untuk berperilaku baik dalam bidang
hal pentingnnya imunisasi dasar bagi balita kesehatan dalam hal ini berperilaku
dan akibatnya berdampak positif terhadap mengimunisasikan anaknya. Tingkat
perilaku ibu dalam mengimunisasikan pendidikan dan pengetahuan ibu sangat
balitanya, sehingga imunisasi dasar balita mempengaruhi terlaksananya kegiatan
menjadi lengkap. pelaksanaan imunisasi anak/ bayi, baik itu
Pendidikan ibu yang rendah secara pendidikan formal maupun non formal.
independen terkait dengan vaksinasi tidak Penelitian ini sesuai dengan
lengkap atau tertunda dalam studi yang penelitian yang dilakukan oleh Umaroh dkk
dilakukan di Kenya, Mozambik, AS, India, (2014) mendapatkan hasil ada hubungan
dan Filipina (Tauil, Sato and Waldman, antara pengetahuan dan kelengkapan
2016). imunisasi di wilayah kerja Puskesmas

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


54
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan


penelitian yang sama juga di dapat oleh Sari penelitian Sarimin dkk (2014) yang berjudul
dkk (2016) bahwa terdapat hubungan antara analisis faktor- faktor yang berhubungan
pengetahuan ibu dengan kelengkapan dengan perilaku ibu dalam pemberian
imunisasi dasar bayi di wilayah kerja imunisasi dasar pada balita di desa Taraitak
Puskesmas Bendo Kabupaten Mangetan. Satu Kecamatan Langowan Utara wilayah
Pengetahuan ibu di wilayah kerja kerja Puskesmas walantakan yang
Puskesmas Manding memegang peranan menyatakan ada hubungan antara sikap
penting dalam pemberian kelengkapan dengan perilaku ibu dalam pemberian
imunisasi dasar, karena mendorong imunisasi dasar pada balita di Desa Taraitak
kemauan dan kemampuan masyarakat, Satu Kecamatan Langowan Utara. Sikap ibu
sehingga akan diperolah suatu manfaat yang positif dapat menjadi faktor
terhadap keberhasilan imunisasi secara predisposing atau pencetus yang
lengkap. Semakin tinggi pengetahuan menyebabkan ibu membawa bayinya untuk
seorang ibu maka seorang ibu akan di imunisasi. Pembentukan sikap tidak
memberikan imunisasi secara lengkap terjadi dengan sendirinya tetapi
kepada anaknya sehingga ibu yang pembentukan sikap senantiasa berlangsung
berpengetahuan baik lebih banyak memiliki dalam interaksi dan berkaitan dengan objek
bayi yang telah memperoleh imunisasi tertentu. Interaksi di dalam kelompok
secara lengkap dibandingkan dengan ibu maupun di luar kelompok dapat mengubah
yang pengetahuaannya kurang baik. Hal ini sikap atau membentuk sikap yang baru.
disebabkan ibu yang berpengetahuan baik Seperti yang dikemukakan Azwar 2013
sudah tahu pentingnya manfaat dari bahwa sikap terdiri dari 4 tingkatan yaitu
imunisasi dasar lengkap sedangkan ibu Menerima (receiving), individu ingin dan
yang pengetahuannya kurang baik tidak memperhatikan rangsangan (stimulus) yang
tahu pentingnya manfaat imunisasi diberikan, Merespons (responding), sikap
sehinnga kurang percaya terhadap individu dapat memberikan jawaban apabila
imunisasi dasar lengkap. ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan
Sikap Ibu dan IDL tugas yang diberikan, Menghargai (valuing);
Hasil penelitian menunjukkan hampir sikap individu mengajak orang lain untuk
seluruh ibu yang bersikap positif mengerjakan atau mendiskusikan suatu
memberikan Imunisasi Dasar Lengkap, dan masalah, dan bertanggung jawab
hampir seluruh ibu yang bersikap negatif (responsible), sikap individu akan
tidak lengkap memberikan Imunisasi Dasar bertanggung jawab dan siap menanggung
pada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian segala risiko atas segala sesuatu yang
didapatkan hasil adanya hubungan dipilihnya (Sarimin, 2014).
bermakna antara sikap ibu dengan Sikap positif terhadap imunisasi dasar
pemberian imunisasi dasar lengkap, yang terbentuk pada individu selalu didasari
pengetahuan ibu mempengaruhi keyakinan pengetahuannya tentang masalah yang
dan sikap ibu dalam kepatuhannya terhadap dihadapinya, disamping itu terdapat
imunisasi. Menurut Newcomb dalam konsistensi antara pengetahuan dan sikap.
Notoatmodjo (2014), sikap merupakan Penelitian yang dilakukan di Nigeria
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, menyebutkan bahwa alasan terbanyak ibu
dan bukan merupakan pelaksanaan motif tidak melakukan imunisasi dasar lengkap
tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum adalah ketidaksepakatan atau kekhawatiran
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau tentang keamanan vaksin (Abdulraheem et
aktivitas, akan tetapi merupakan al., 2011). Hal ini menandakan sikap yang
predisposisi perilaku (tindakan), atau reaksi masih negatif dari banyak ibu di Nigeria.
tertutup. Sikap positif ibu di wilayah kerja
Puskesmas Manding dapat disebabkan

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


55
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

karena ibu memiliki pengetahuan yang baik jarak yang tidak terjangkau, berdasarkan
tentang imunisasi dasar lengkap, serta penelitian yang didapat bahwa ibu dengan
tingkat pendidikan yang cukup memadai. jarak rumah cukup jauh mampu memberikan
Sikap yang positif cenderung mendukung imunisasi dasar lengkap pada bayinya.
perilaku yang positif, begitu pula sebaliknya. Hal ini bisa dipengaruhi kesadaran ibu
Ibu yang memiliki sifat negatif cenderung pasien terhadap pentingnya kesehatan pada
tidak melakukan imunisasi dasar lengkap bayinya, dorongan yang kuat untuk
pada bayinya. memberikan imunisasi dasar lengkap.
Jarak rumah ibu dan IDL Pengetahuan ibu yang baik mampu
Hasil penelitian menunjukkan hampir mendasari sikap yang positif pada ibu untuk
setengah dari ibu yang memiliki jarak rumah memutuskan memberikan imunisasi pada
dekat dengan pelayanan kesehatan anaknya. Jarak rumah yang terjangkau
memberikan Imuniasi Dasar Lengkap, dan dapat mengoptimalkan ibu untuk dalam
sebagian besar ibu yang memiliki jarak memanfaatkan pelayanan kesehatan.
rumah cukup jauh dengan pelayanan Kondisi Bayi dan IDL
kesehatan juga memberikan Imunisasi Hasil penelitian menunjukkan
Dasar Lengkap pada bayinya. Berdasarkan sebagian besar kondisi bayi yang sehat
hasil penelitian didapatkan adanya mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap,
hubungan bermakna antara jarak rumah seluruh bayi yang mengalami gangguan
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. kesehatan tidak mendapatkan Imunisasi
Jarak adalah ruang sela (panjang atau jauh) Dasar Lengkap, sedangkan hampir seluruh
antara dua benda atau dua tempat. Jarak bayi yang demam mendapatkan Imunisasi
dekat adalah ruang sela yang pendek antara Dasar yang tidak lengkap. Berdasarkan
dua benda atau tempat. hasil penelitian didapatkan hasil ada
Jarak jauh adalah ruang sela yang hubungan bermakna antara kondisi bayi
panjang antara dua tempat dan sebagainya dengan pemberian imunisasi dasar lengkap,
(KBBI, 2013). Penelitian sebelumnya hal ini dikarenakan kondisi bayi yang
menjelaskan bahwa terdapat hubungan menjadi responden sebagian besar sehat
antara jarak pelayanan kesehatan dengan atau tidak mengalami gangguan.
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Sedangkan kondisi bayi yang mengalami
wilayah kerja Puskesmas Dulukapa gangguan hampir seluruhnya tidak lengkap
(Libunelo, Paramata and Rahmawati, 2018). dalam pemberian imunisasi dasar lengkap.
Penelitian lainnya menjelaskan hal yang Sikap ibu yang tidak memberikan
sama bahwa ada hubungan antara jarak imunisasi dasar lengkap pada bayinya bisa
rumah ke pelayanan imunisasi dengan dikarenakan faktor kurangnya pengetahuan
kelengkapan imunisasi dasar pada balita 1- ibu yang beranggapan bayinya akan
5 tahun di wilayah kerja Puskesmas bertambah sakit apabila diimunisasi.
Situgintung Ciputat (Mulyanti, 2013). Dukungan Tokoh Agama dan IDL
Penelitian yang dilakukan di Nigeria Hasil penelitian menunjukkan
menyebutkan bahwa alasan terbanyak ke sebagian besar ibu yang mendapatkan
dua seorang ibu tidak melakukan imunisasi dukungan tokoh agama memberikan
dasar lengkap adalah jarang yang jauh ke Imunisasi Dasar Lengkap pada bayinya, dan
pelayanan kesehatan (Abdulraheem et al., hampir setengah dari ibu yang tidak
2011). mendapatkan dukungan tokoh agama tidak
Jarak dikatakan ada hubungan lengkap memberikan Imunisasi Dasar pada
dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayinya. Berdasarkan hasil penelitian
bayi dikarenakan berdasarkan penelitian ibu didapatkan tidak ada hubungan yang
yang memiliki jarak tempat pelayanan bermakna antara dukungan tokoh agama
terjangkau lebih banyak diimunisasi lengkap dengan pemberian imunisasi dasar lengkap.
di bandingkan dengan ibu yang memiliki

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


56
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

Tokoh agama merupakan orang yang masyarakat yang berperan aktif dalam
mempunyai pengaruh dan dihormati di meningkatkan perubahan perilaku ibu dalam
lingkungan masyarakat hal ini bisa memberikan imunisasi pada bayinya.
disebabkan kurang aktifnya tokoh agama Dukungan masyarakat ini bertujuan
dalam memberikan dukungan pada ibu-ibu, membangun keyakinan, sikap, dan respon
seperti tidak ikut dalam pemberian imunisasi masyarakat, termasuk para pengambil
yang dilakukan secara rutin di posyandu 1 keputusan, untuk terlibat dalam upaya
bulan sekali. Penelitian lain menjelaskan pemberian imunisasi dasar lengkap
bahwa dukungan tokoh masyarakat tidak
berpengaruh terhadap pemberian imunisasi KESIMPULAN
dasar lengkap pada bayi (Juliana et al., Berdasarkan hasil penelitian yang
2016). Hal lain yang harus diperhatikan oleh telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
tokoh agama/ tokoh masyarakat adalah sebgai berikut:
tentang pelaksanaan dan sosialisasi 1. Pelaksanaan imunisasi dasar lengkap
imunisasi, dimana pada saat pelaksanaan berhubungan secara signifikan dengan
imunisasi berlangsung di desa seperti faktor pendidikan ibu, paparan edukasi
kepala desa pada saat tertentu juga harus tentang IDL, pengetahuan ibu tentang
meninjau langsung ke posyandu guna untuk IDL, sikap ibu terhadap IDL, jarak
mendapatkan masukkan bagaimana rumah dengan pelayanan imunisasi,
kegiatan tersebut berjalan. Untuk sosialisasi dan kondisi bayi pada saat jadwal
imunisasi, tokoh agama/tokoh masyarakat imunisasi dasar.
layaknya juga ikut mensosialisasi akan 2. Pelaksanaan imunisasi dasar lengkap
pentingnya imunisasi pada kegiatan- tidak berhubungan dengan faktor usia
kegiatan rutin pengajian dalam hal ini ibu, pekerjaan ibu, dukungan tokoh
khususnya imam desa sehingga program itu agama, dan dukungan masyarakat
akan berjalan dengan baik. setempat.
Ibu di wilyah kerja Puskesmas
Manding sebagian besar tidak mendapat SARAN
dukungan dari tokoh agama, akan tetapi 1. Kepada Puskesmas untuk
masih banyak yang melakukan imunisasi menggiatkan sosialisasi tentang
dasar lengkap. Dukungan tokoh agama pentingnya IDL kepada masyarakat
sangat diperlukan di daerah Madura dalam dengan bekerja sama dengan
menunjang program kesehatan, karena organisasi kelompok yang ada di desa.
sesuai dengan budaya masyarakat Madura Selain itu, diperlukan strategi untuk
yang cukup kental dengan aspek memfasilitasi pemberian imunisasi
keagamaan dan kebudayaannya. dasar lengkap bagi masyarakat yang
Dukungan Masyarakat Setempat dan IDL memiliki tempat tinggal relatif jauh
Hasil penelitian menunjukkan dengan pelayanan imunisasi dasar.
sebagian besar ibu yang mendapatkan 2. Kepada tokoh agama dan tokoh
dukungan masyarakat setempat masyarakat untuk dapat berperan aktif
memberikan Imunisasi Dasar Lengkap pada dalam mendukung program imunisasi
bayinya, dan hampir setengah ibu yang tidak dasar lengkap untuk meningkatkan
mendapatkan dukungan masyarakat derajat kesehatan anak, dan
setempat tidak lengkap memberikan mengurangi angka mortalitas serta
Imunisasi Dasar pada bayinya. morbiditas anak.
Berdasarkan hasil penelitian 3. Kepada masyarakat untuk berperan
didapatkan tidak ada hubungan bermakna aktif mencari tahu informasi yang ilmiah
antara dukungan masyarakat setempat dan terpercaya tentang manfaat
dengan pemberian imunisasi dasar lengkap. imunisasi sehingga dapat mendukung
Hal ini dapat dipengaruhi karena kurangnya

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


57
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

penuh program imunisasi dasar Faktor Yang Mempengaruhi


lengkap untuk bayi 0-12 bulan. Kelengkapan Imunisasi Dasar3
Pada Bayi Di Puskesmas
Bayundono kabupaten Boyolali’,
DAFTAR PUSTAKA Berita Ilmu keperawatan, 1, pp. 7–
Abdulraheem, I. S. et al. (2011) ‘Reasons for 12.
incomplete vaccination and factors
for missed opportunities among Parera, S. M. et al. (2016) ‘Analisis Faktor-
rural Nigerian children’, J Public Faktor Yang Berhubungan
…, 3(April), pp. 194–203. doi: Dengan Status Imunisasi Dasar
2141-2316. Lengkap Pada Bayi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Siloam Tamako
Aslam, M. and Kingdon, G. G. (2012) Kabupaten Kepulauan Sangihe’.
‘Parental Education and Child
Health-Understanding the Rizani, A., Hakimi, M. and Ismail, D. (2009)
Pathways of Impact in Pakistan’, ‘Hubungan pengetahuan, sikap
World Development. Elsevier Ltd, dan perilaku ibu dalam pemberian
40(10), pp. 2014–2032. doi: imunisasi hepatitis B 0-7 hari di
10.1016/j.worlddev.2012.05.007. Kota Banjarmasin’, Berita
Kedokteran Masyarakat, 25
Dewi, A. P., Darwin, E. and Edison (2014) No.1(1), pp. 12–20. doi:
‘Hubungan Tingkat Pengetahuan 10.22146/bkm.3573.
Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Dasar Lengkap pada Bayi di Sarimin, S., Ismanto, A. Y. and Worang, R.
Kelurahan Parupuk Tabing (2014) ‘Analisis Faktor-faktor yang
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Berhubungan dengan Imunisasi
Buaya Kota Padang Tahun 2013’, Dasar Lengkap Pada Balita di
Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2), Desa Botubarani Kecamatan
pp. 114–118. Kabila Bone Kabupaten Bone
Bolango’, Analisis Faktor-faktor
Juliana, N. N. et al. (2016) ‘Pengaruh yang Berhubungan dengan
pengetahuan…’, pp. 11–22. Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Balita di Desa Botubarani
Kadir, L., Fatimah and Hadia, H. (2014) Kecamatan Kabila Bone
‘Pengetahuan dan Kepatuhan Ibu Kabupaten Bone Bolango, pp. 1–
pada Pemberian Imunisasi Dasar 9. doi: 10.1111/cob.12162.
Bagi Bayi’, Stikes Nani
Hasanuddin Makassar, 1(1), pp. Supriatin, E. (2015) ‘Hubungan
9–13. Pengetahuan Dan Dukungan
Keluarga Dengan Ketepatan
Kemenkes RI (2016) ‘InfoDatin Status Waktu Pemberian Imunisasi
Imunisasi di Indonesia’, p. 12. Campak Di Pasir Kaliki Bandung’,
Jurnal Ilmu Keperawatan, III(1),
Libunelo, E., Paramata, Y. and Rahmawati,
pp. 1–10. doi: 10.31311/.V3I1.147.
R. (2018) ‘Hubungan Karakteristik
Ibu dan Jarak Pelayanan Tauil, M. de C., Sato, A. P. S. and Waldman,
Kesehatan Dengan Kelengkapan E. A. (2016) ‘Factors associated
Imunisasi Dasar di Puskesmas with incomplete or delayed
Dulukapa’, Gorontalo Journal of vaccination across countries: A
Public Health, 1(1), pp. 8–14. systematic review’, Vaccine.
Elsevier Ltd, 34(24), pp. 2635–
Ninggrum, E. P. and Sulastri (2008) ‘Faktor-
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019
58
Zakiyah Yasin, Iva Gamar Pratiwi, Nailiy Huzaimah, Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep

2643. doi:
10.1016/j.vaccine.2016.04.016.

Worang, R., Sarimin, S. and Ismanto, A. Y.


(2014) ‘Analisis Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Perilaku Ibu dalam Pemberian
Imunisasi Dasar Pada Balita di
Desa Taraitak Satu Kecamatan
Langowan Utara Wilayah Kerja
Puskesmas Walantakan’,
JURNAL KEPERAWATAN, 2(2).

Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA, Vol.8 No.1, Februari 2019


59

Anda mungkin juga menyukai