Begitu juga dengan masyarakat desa Batuphat Timur yang pada siang hari
masih rela bahkan menyempatkan dari untuk memilih. Tempat pemungutan suara
terletak di lapangan sepak bola arah menuju rancung yang di lapangan itu ada 8
(Delapan) TPS. Tidak sedikit juga warga yang gulput dalam pemilihan . Total dari
298 orang yang terdaftar dalam DPT di TPS tersebut yang terdiri dari 149 Laki-
laki dan 147 perempuan hanya 188 orang yang melaksanakan pencoblosan atau
pemilihan di TPS yang mayoritas adalah prempuan.
Penghitungan surat suara pemilihan calon Presiden dan Wakil Presiden di
hitung pada pukul 14:00, antusias masyarakat hanya terfokus kepada pemilihan
Presiden saja. Pada pemililihan itu yang yang jadi suara mayoritas iyalah Setelah
itu dilanjutkan oleh perhitungan surat suara DPD yang mayoritas suara terbesar di
TPS 6 yaitu Sudirman atau biasanya dipanggil dengan sebutan Haji Uma dengan
Nomor Urut 42. Perhitungan DPRI selesai pada jam 6 sore lalu dilanjutkan lagi
pada pukul 7:30 malam dalam perhitungan suara DPRA.
Pada penghitungan surat suara DPRA, Partai Aceh menjadi suara mayoritas
mengalahkan partai nasional maupun partai lokal lain. Disini dapat kita simpukan
karena masyarakat masih memiliki partisipasi atau harapan yang lebih untuk
partai lokal. Mayoritas dalam pemungutan suara adalah Partai Aceh (60 suara),
disusul Partai Nanggroe Aceh (21 suara), dan Partai Sira (16 suara). Partai
nasional dengan urutan pertama yaitu PKS (14 suara) dan Grindra (12 suara).
Walaupun sistem penyampaian aspirasi partai lokal kepada masyarakat selalu
begitu disetiap pemilihan tetapi antusias masyarakat kepada partai lokal masih
ada. Partai lokal akan terus tumbuh jikalau masyarakatnya memiliki antusias atau
partisispasi terhadap partai.