Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS PADA IBU

HAMIL
DI RUANG PERAWATAN MERPATI RS. SARI MULIA
BANJARMASIN

KELOMPOK 2 :
1. AHMAD DONI FAISAL (17IK507)
2. AINUN JARIAH (17IK508)
3. ASPIANSYAH (17IK509)
4. DONA KRISTINA (17IK514)
5. EKA PUSPITA (17IK516)
6. FLORENTINA (17IK518)
7. HAMIDAH (17IK521)
8. IVANA ITASIA PUTRI (17IK524)
9. MERRY LIDYA (17IK527)
10. NOR HIKMAH (17IK533)
11. RAIHANA (17IK539)
12. RIZKA NAZILLAH (17IK540)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Gastritis Pada Ibu Hamil


TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Ruang Merpati
KELOMPOK :2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ahmad Doni Faisal
2. Ainun Jariah
3. Aspiansyah
4. Dona Kristina
5. Eka Puspita
6. Florentina
7. Hamidah
8. Ivana Itasia Putri
9. Merry Lidya
10. Nor Hikmah
11. Raihana
12. Rizka Nazillah

Banjarmasin, Februari 2019

Menyetujui,
RSU.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik

Dini Rahmayani S.Kep.,Ns.,MPH


Rosetia Panjaitan.,AMK
NIK. 1166122004007
NIK. 239.10.02
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Gastritis Pada Ibu Hamil


TEMPAT PENGAMBILAN KASUS : Ruang Merpati
KELOMPOK :2
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
1. Ahmad Doni Faisal
2. Ainun Jariah
3. Aspiansyah
4. Dona Kristina
5. Eka Puspita
6. Florentina
7. Hamidah
8. Ivana Itasia Putri
9. Merry Lidya
10. Nor Hikmah
11. Raihana
12. Rizka Nazillah

Banjarmasin, Februari 2019

Menyetujui,
RSU.Sari Mulia Banjarmasin Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Sari Mulia
Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik

Dini Rahmayani S.Kep.,Ns.,MPH


Rosetia Panjaitan.,AMK
NIK. 1166122004007
NIK. 239.10.02
LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS
DI RUANG PERAWATAN MERPATI RS.SARI MULIA
BANJARMASIN

KELOMPOK 2 :
1. AHMAD DONI FAISAL (17IK507)
2. AINUN JARIAH (17IK508)
3. ASPIANSYAH (17IK509)
4. DONA KRISTINA (17IK514)
5. EKA PUSPITA (17IK516)
6. FLORENTINA (17IK518)
7. HAMIDAH (17IK521)
8. IVANA ITASIA PUTRI (17IK524)
9. MERRY LIDYA (17IK527)
10. NOR HIKMAH (17IK533)
11. RAIHANA (17IK539)
12. RIZKA NAZILLAH (17IK540)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga “Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny.D Dengan Diagnosa Medis
Gastritis Diruang Perawatan Merpati RS.Sari Mulia Banjarmasin” ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Banjarmasin, Februari 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan saat ini dihadapkan pada dua masalah, di
satu pihak penyakit penular masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang belum banyak tertangani, di lain pihak terlah terjadi
peningkatan kasus penyakit tidak menular (PTM) yang banyak
disebabkan oleh gaya hidup karena urbanisasi, modernisasi, dan
globalisasi. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran
pencernaan yang paling sering terjadi (Gustin, 2017)
Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di inggris
(22%), china (31%), jepang (14,5%), Kanada (35%), dan prancis (29,5%).
Di asia tenggara sekitar 583, 635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.
Gastritis biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun
gastritis merupakan awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan
seseorang. Persentase dari angka kejadian gastritis di beberapa daerah
Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274.396 kasus dari
238.452.952 jiwa penduduk (kurnia, 2017).
Profil kesehatan Indonesia tahun 2017, gasrtritis merupakan salah
satu penyakit dari 10 penyakit tebanyak pada pasien inap di rumah sakit
Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2017). Angka
kejadian gastritis pada beberapa daerah Indonesia cukup tinggi dengan
prevalansi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. Didapatkan
data bahwa di kota Surabaya angka kejadian gastritis sebesar 31,2%,
denpasar 46%, sedangkan di jawa tengah angka kejadian infeksi cukup
tinggi sebesar 79,6% (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan data yang didapatkan di Rumah Sakit Sari Mulia
Banjarmasin pada tahun 2017 bulan februari terdapat 29 orang penderita
gastritis, pada tahun 2017 bulan April terdapat 29 orang penderita
gastritis, bulan mei 2017 terdapat penderita gastritis 45 orang, pada bulan
juni 2017 terdapat 39 orang penderita gastritis, bulan juli terdapat 71
orang penderita gastritis. berdasarkan data diatas dapat disimpulkan
bahwa di RS Sari Mulia Banjarmasin angka kejadian Gastritis semakin
meningkat dari tahun ketahun, itu artinya masih banyak orang yang
mengalami komplikasi atau penyulit dalam penyakit gastritis sehingga
dilakukan rawat inap di Rumah Sakit.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gastritis di
antaranya yaitu pengetahuan dan upaya untuk mencegah terjadinya
gastritis. Pengetahuan merupakan domain yang sangat dalam
membentuk tindakan seseorang (overt brhaviour). Upaya pencegahan
merupakan perilaku yang memerlukan totalitas penghayatan dan aktivitas
seseorang yang juga merupakan respon seseorang terhadap objek yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Zilmawati (2017) pengetahuan mempunyai
hubungan bermakna terhadap gejala gastritis, dengan adanya
pengetahuan tentang proses terjadinya gastritis, faktor penyebab,
rawatan yang tepat, masalah gejala gastritis yang dihadapi oleh individu
dapat diatasi.
Penyakit gastritis dapat menyerang seluruh lapisan masyarakat dari
semua tingkat usia maupun jenis kelamin tetapi dari beberapa survey
menunjukkan bahwa gastritis paling sering menyerang usia produktif,
Pada usia produktif masyarakat rentan terserang gejala gastritis, dari
tingkat kesibukan serta gaya hidup yang kurang memperhatikan
kesehatan serta stres yang mudah terjadi akibat pengaruh faktor-faktor
lingkungan yang biasa menyebabkan munculnya gejala gastritis.
Meskipun itu tidak jarang masyarakat masih beranggapan bahwa gastritis
timbul hanya karena faktor asupan makanan atau telat makan
(Zilmawati,2017).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis berpendapat bahwa
kasus gastritis memerlukan penanganan secara komprehensif dan
keikutsertaan pasien dan keluarga sangat membantu dalam upaya
memperoleh derajat yang optimal. Untuk itu penulis ingin mengetahui dan
memahami lebih lanjut tentang penanganan atau asuhan terhadap Ny. D
dengan “Gastritis” yang tersusun sebagai laporan dengan judul “Laporan
Asuhan Keperawatan Gastritis Pada Ibu Hamil Di Ruang Perawatan
Merpati Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin”.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Gastritis
2. Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Fastritis
3. Mampu merumuskan diagnosa dan memprioritaskan masalah pada
pasien dengan Gastritis
4. Mampu membuat perencanaan tindakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan Gastritis

C. Manfaat
1. Bagi Akademik
Sebagai bahan evaluasi sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam
melakukan asuhan keperawatan pada pasien Gastritis
2. Bagi Pembaca
Sebagai salah satu sumber literature dalam pengembangan bidang
profesi keperawatan khususnya tentang Gastritis.
BAB II LAPORAN PENDAHULUAN GASTRITIS

A. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang
ditemukan berupa dispepsia atau indigesti (WHO, 2018).
Gastritis adalah peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi. Erosi karena perlukaan hanya pada
bagian mukosa (Smeltzer, 2017).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa gastritis adalah
peradangan pada mukosa lambung dan submukosa lambung yang
bersifat secara akut, kronis, difus atau lokal akibat infeksi dari bakteri,
obat-obatan dan bahan iritan lain, sehingga menyebabkan kerusakan-
kerusakan atau perlukaan yang menyebabkan erosi pada lapisan-lapisan
tersebut dengan gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau
indigesti.
Gastritis menyebabkan rasa sakit di perut bagian atas atau di sekitar
ulu hati, oleh karena itu banyak penderita penyakit gastritis mengeluhkan
sakit pada ulu hatinya.
B. Etiologi
Menurut Muttaqin (2017) Penyebab dari gastritis antara lain :
a. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
(indometasin, ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid,
kokain, agen kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat,
dan digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.
b. Minuman beralkohol ; seperti : whisky,vodka, dan gin.
c. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii,
streptococci, staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E.
coli, tuberculosis, dan secondary syphilis.
d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
e. Infeksi jamur ; candidiasis, histoplasmosis, dan phycomycosis.
f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf
pusat, dan refluks usus lambung.
g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-
agen iritasi mukosa lambung.
h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu
(komponenpenting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal)
dari usus kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon
peradangan mukosa.
i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah
ke lambung.
j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan
antara agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas
mukosa, yang dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa
lambung.

C. Patofisiologi
a .Gastritis Akut
Gastritis Akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
Pada pasien yang mengalami strees akan terjadi perangsangan saraf
simpatis NV (Nervus Vagus), yang akan meningkatkan produksi asam
klorida (HCl) didalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah
dan anoreksia. Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan
menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya
untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna respon
mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilitasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster
terdapat enzim yang memproduksi asam klorida atau HCl, terutama
daerah fundus. Vasodilitasi mukosa gaster akan menyebabkan
produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa
nyeri, rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan
mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi
mukus dapat berupa pengelupasan. Pengelupasan sel mukosa gaster
akan mengakibatkan erosi memicu timbulnya pendarahan.
Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun
dapat juga berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi
menghilang dalam waktu 24-48 jam setelah pendarahan (RI, 2018)
b .Gastritis Kronis
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau maligna dari lambung atau oleh bakteri helicobactery
pylory ( H. pylory ) Gastritis Kronis dapat diklasifikasikan sebagai tipe A
/ tipe B, tipe A (sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan
dari perubahan sel parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi
seluler. Hal ini dihubungkan dengan penyakit autoimun seperti anemia
pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari lambung. Tipe B
(kadang disebut sebagai gastritis) mempengaruhi antrum dan pylorus
(ujung bawah lambung dekat duodenum) ini dihubungkan dengan
bakteri Pylory. Faktor diet seperti minum panas atau pedas,
penggunaan atau obat-obatan dan alkohol, merokok, atau refluks isi
usus kedalam lambung. (Hirlan, 2018)
Pathway Gastritis
Makanan dan minuman
Virus,bakteri, dan kuman
Obat-obatan yang bersifat iritan
(NISAD,aspirin,sulfanomida
steroid,digitalis. Melekat pada epitel Mengurangi produksi
lambung bikarbonat(HCO3)
Menganggu pembentukan
sawat mukosa lambung Menghancurkan lapisan
Mengurangi kemampuan
mukosa lambung
protektif terhadap asam

Mengurangi Barrier
lambung terhadap asam
dan pepsin

Menyebabkan difusi
kembali asam
lambung&pepsin

inflamasi Erosi mukosa lambung

Mengurangi tonus dan


Nyeri epigastrium peristaltic lambung
Mukosa lambung
kehilangan integritas
Refluk isi duodenum
jaringan
kelambung
Mengurangi sensor untuk
makan

anoreksia

Mual Dorongan ekspulasi


lambung kemulut
Nyeri akut
Muntah

Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Pendarahan
kebutuhan

Kekurangan volume
cairan

Sumber :Sudoyo Aru,dkk 2009,Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1,2,3 edisi
keempat. Internal publishing : Jakarta.
D. Manifestasi Klinik/Tanda dan Gejala
Gambaran klinis pada gastritis yaitu:
a .Gastritis Akut
Dapat terjadi ulserasi superfisial dan dapat menimbulkan
hemoragi. Rasa tidak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala,
kelesuan, mual, dan anoreksia.disertai muntah dan cegukan.
Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
Dapat terjadi kolik dan diare jika makanan yang mengiritasi tidak
dimuntahkan, tetapi malah mencapai usus.
Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu mungkin
akan hilang selama 2 sampai 3 hari.
b . Gastritis Kronis
Pasien dengan Gastritis tipe A secara khusus asimtomatik kecuali
untuk gejala defisiensi vitamin B12 . pada gastritis tipe B, pasien
mengeluh anoreksia (nafsu makan menurun), nyeri ulu hati setelah
makan, kembung, rasa asam di mulut, atau mual dan muntah.
E. Klasifikasi
a. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian
besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna durasi
penyembuhan gastritis akut kurang dari 6 bulan. Salah satu bentuk
gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:
1). Gastritis akut erosif
Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari
pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).
2). Gastritis akut hemoragic
Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai
perdarahan mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi
erosi yang berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada
beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung
tersebut.( Hirlan, 2001)
b. Gastritis Kronis
Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan
permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun yaitu lebih dari 6
bulan masa penyembuhannya. Gastritis kronik diklasifikasikan dengan
tiga perbedaan sebagai berikut :
1) Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta
perdarahan dan erosi mukosa.
2) Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan
mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan
kanker lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan
karakteristik dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.
3) Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodul nodul
pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.

F. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada gastritis menurut Dermawan
( 2010) adalah :
1) Perdarahan saluran cerna bagian atas
2) Ulkus peptikum,
3) Perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin B12
G. Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan pada gastritis meliputi:
a) Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b) Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati
dengan antasida dan istirahat.
c) Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan
asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d) Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan
cara menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan
pepsin yang menyebabkan iritasi.
e) Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
(Dermawan, 2010)
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis meliputi:
Gastritis akut Diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berkurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi danjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila
perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal
atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat
asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan
penetralisasian agen penyebab.
a) Untuk menetralisasi asam, digunakan antasida umum ( missal :
alumunium hidroksida ) untuk menetralisasi alkali, digunakan jus
lemon encer atau cuka encer
b) Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi. terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic
dan sedative, antasida, serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti
mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan
untuk mengangkat gangrene atau jaringan perforasi.
Gastrojejunostomi atau reseksi lambungmungkin diperlukan untuk
mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasi dengan
memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat, mengurangi
stress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data diatasi dengan
antibiotic ( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu (
pepto bismo ). Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami
malabsorbsi vitamin B12 yang disebabkan oleh adanya antibody
terhadap faktor instrinsik.

H. Penatalaksanaan Keperawatan
Perawat menganjurkan pasien untuk :

1. Istirahat
2. Mengurangi stress
3. Diet : Air teh, tidak makan yang bisa memicu nyeri dengan kemudian
diberikan peroral pada interval yang sering. Makanan yang sudah
dihaluskan seperti pudding, agar-agar dan bubur yang hangat,
biasanya dapat ditoleransi setelah 12–24 jam dan kemudian makanan-
makanan berikutnya ditambahkan secara bertahap. Pasien dengan
gastritis superficialyang kronis biasanya berespon terhadap diet
sehingga harus menghindari makanan yang berbumbu banyak atau
berminyak. (Muttaqin 2011)

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam
darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah
kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak
menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat
juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat
perdarahan lambung karena gastritis.
2. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh
ureaseH. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida
(CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat
terdeteksi dalam udara ekspirasi.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau
tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.
Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal
ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
4. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus,
lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih
dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam
saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil
sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian
akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu
kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.
5. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran
cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
6. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik
penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung
nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi
lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO( basal
acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk
menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor
pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang
selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
7. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal
(MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang
sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk
mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

J. Asuhan Keperawatan
Perawat Melakukan Pengkajian Keperawatan
a. Identitas : nama,umur,pendidikan, suku bangsa,pekerjaan agama,
alamat dan nomor rekam medis.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan pasien saat pasien masuk rumah
sakit dan pada saat melakukan pengkajian dikontak pertama
2) Riwayat Kesehatan/penyakit sekarang
Perjalanan penyakit pasien dari pertama kali keluhan yang
dirasakan pasien saat dirumah, usaha untuk mengurangi
keluhan, sampai dibawa kerumah sakit dan menjalani
keperawanan.
3) Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu
Riwayat Kesehatan pasien sebelum sakit yang dialaminya
sekarang, diagnosis medis penyakit yang pernah diderita.
4) Riwayat Kesehatan/Penyakit Keluarga
Riwayat Kesehatan Keluarga,adakah anggota keluarga yang
pernah atau sedang mengalami seperti yang pasien alami
sekarang. Adakah anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang berhubungan dengan sakit yang diderita
pasien sekarang. Adakah anggota keluarga yang menderita
penyakit menuar (hepatitis,TBC,dsb) atau penyakit
keturunan/genetik (hipertensi,Diabetes mellitus,dsb ).
c. Pemeriksaan fisik
1) kesadaran umum,vital sign,status dan tingkat kesadaran
2) pemeriksaan pada :
a) kulit
pada kulit dilakukan pengkajian sistem integument,
keadaan umum kulit, kebersihan, integritas kulit, tekstur,
kelembapan,adanya ulkus/luka,warna kulit dan bentuk
kelainan lain dari kulit
b) Kepala dan Leher
pengkajian daerah kepala,distribusi rambut keadaan
umum kepala, kesimetrisan, adanya kelainan pada
kepala secara umum.
Pengkajian leher yaitu adanya pelebaran vena jugularis,
pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran kelenjar limfe,
ketebatasan gerak leher dan kelainan lain.
c) Penglihatan dan mata
Pengkajian daerah mata dan fungsi sistem penglihatan,
keadaan mata secara umum.
d) Penciuman dan hidung
Pengkajian daerah hidung dan fungsi sistem penciuman
serta keadaan umum hidung.
e) Mulut dan Gigi
Pengkajian mulut dan organ pencernaan bagian atas.
f) Dada,Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : perkembangan ekspansi dada,kesimetrisan
dada
Palpasi : kesimetrisan dada dan taktil fremitus
Pekusi : Paru – resonan,adanya penumpukan
sekret/cairan /darah
Auskultasi : suara nafas dan bunyi jantung
Sirkulasi : perkusi darah keperifer dan warna ujung-
ujung jari,bibir dan kelembapan kulit
g) Abdomen
Inspeksi : keadaan umum abdomen, pergerakan nafas
Auskultasi : Peristaltic usus permenit
Palpasi : Adanya massa pada abdomen, turgor kulit,
adsanya asites
h) Genetalia dan Reproduksi
Keadaan umum alat genitalia dan fungsi sistem
reproduksi, kelainan pada bentuk anatomi dan fungsi
genetalia
i) Ekstermitas Atas dan Bawah
Pengkajian Ekstermitas atas dan bawah,rentang gerak
dan kekuatan otot
d. Pada fungsi kesehatan
1) Pola persepsi kesehatan
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan
penanganan kesehatan. Persepsi terhadap arti
kesehatan, dan penatalaksaan kesehatan,kemampuan
menyusun tujuan dan pengetahuan tentang praktek
kesehatan.
2) Pola nutrisi dan pola metabolisme pasien
Menggambarkan masukan nutrisi,balance cairan dan
elektrolit, nafsu makan,pla makan,diet, fluktuasi BB
dalam 6 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual
muntah,kebutuhan jumlah zat gizi,
masalah/penyembuhan kulit dan makanan kesukaan
3) Pola eliminasi
Menjelaskan pola fungsi eksresi,kandung kemih dan
kulit. Kebiasaan defekasi, ada tidaknya masalah
defekasi, dan masalah miksi
4) Pola aktivitas dan istirahat pasien
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi
pernafasan dan sirkulasi.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai
dengan klien mengeluh tidak mau makan
2. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang
tidak adekuat dan kehilangan cairan yang berlebihan karena muntah
3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai
dengan klien mengeluh nyeri dan terlihat meringis menahan nyeri
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi
tentang penyakit yang ditandai dengan klien kurang tahu akan
penyakit yang diderita
5. Ansietas berhubungan dengan pengobatan yang ditandai dengan
klien tampak gelisah

Anda mungkin juga menyukai