Anda di halaman 1dari 2

MERAJUT ASA MEMBANGUN EKONOMI KELUARGA DENGAN

SEPATU RAJUTAN
“Setiap karya akan menemukan penikmatnya, setiap karya memiliki kisahnya, inilah kisah
tentang sepatu rajutan Ogik, Rembiga kota Mataram”.

Berkembangnya usaha-usaha di kota Mataram secara global membuat masyarakat


akan terus berfikir tentang usaha-usaha baru. Usaha-saha baru ini menuntut keahlian,
kreatifitas dan inovasi yang mutakhir. Hal ini disebabkan adanya perubahan-perubahan
prekonomian dari tahun ketahun. Perubahan prekonomian ini merupakan tantangan bagi
masyarakat kota Mataram dalam melakukan upaya pembaharuan dan menuntut ide
kreatifitas usaha dalam membangun prekonomian yang lebih baik. Salah satunya sepatu
unik, karena dirajut.
Sepatu rajutan ini dijalani oleh Ogik dari Rembiga kota Mataram. Menurut dia, untuk
memulai usaha ini membutuhkan proses yang lama mulai dari proses belajar merajut
sampai belajar pemasaran. Langkah awal yang dilakukan yaitu mencari informasi dari media
sosial, google sampai membuka youtube.
“Pada waktu itu lama sekali hampir dua tahun saya belajar, dua tahun setelah itu
mulai booming informasi seperti sekarang, tinggal buka internet disana sudah banyak sekali
informasi bisa kita pelajari”, ungkap Ogik.
Melalui internat lelaki kratif ini juga mulai resah, karena ternyata usaha ini lebih
banyak dilakukan oleh luar Lombok. Berangkat dari keresahannya membuat Ogik berpikir
untuk membuka usaha sepatu rajutan walaupun dengan rela meninggalkan pekerjaan
tetapnya di Pegadaian.
Uterhitung sejak tahun 2013 setelah keluar dari pegadaian ia berkwan dengan usaha
yang sekarang telah menyerap banyak pegawai. Sebelum sepatu, dia pernah menjalani
usaha gantungan kunci dan tas rajutan.Namun, karena adanya pesanan untuk membuat
sepatu rajutan akhirnya menjadi yang utama. Dia juga tidak ingin mengembangkan
kreatifitasnya disatu arah saja tetapi bagaimana usaha yang dia kembangkan itu bisa
dimanfaatkan dan dipakai oleh masyarakat.
Ogik selalu mengembangkan usahanya, bukan hanya membesarkan tetapi selalu
mengembangkan model dan selera masyarakat. Awalnya usaha ini bermula dari sepatu slop
(sendal sepatu) anak-anak dan sepatu orang dewasa yang beragam variannya. Dengan
keberaniannya untuk mencoba-coba mengantarnya mampu membuat inovasi model dan
fariasi warna lain, dan sampai sekarang sudah beragam model dan jenis sepatu yang sudah
dibuatnya. Meski demikian, ada harapan yang Ogik sampaikan untuk kemajuan usahanya
dan masyarakat sekitar.
Harapan yang dimaksudkan oleh pendiri kerajinan sepatu rajutan ini, agar ada
pelatihan-pelatihan. Pelatihan, Ogik anggap mampu meningkatkan kemampuan tempatnya
dalam menghasilkan lebih baik lagi kerajinan, khususnya dalam bidang sepatu rajutan.
Diluar dari bantuan berupa modal.
Dari dalam bengkel kerajinanya yang tidak terlalu besar, dia mengingatkan untuk
tidak selalu mengharap bantuan. “ Saya memulai ini semua dengan modal sendiri, jika harus
menunggu modal, akan lama memulai usaha” hiburnya kepada setiap orang yang berniat
memulai usaha. Usaha juga menurutnya sebagai jembatan agar lebih bermanfaat bagi orang
lain.
Selain sebagai pengusaha, Ogik meluangkan waktunya tiga hari dalam seminggu
pergi mengajar ke daerah Bayan. Dia pergi sebagai relawan korban gempa dengan
mengamalkan kreativitasnya untuk menularkan semangat kepada para korban gempa, agar
bangkit kembali. Biaya operasional mengajar diperoleh dari hasil penjualan sepatu
rajutannya, tanpa meminta dari masyarakat yang dituju.

Semoga lebih banyak Ogik di Mataram ini…

Anda mungkin juga menyukai