Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN KELUARGA PASIEN LABEL KUNING


DI IGD RSUD UNDATA PROVINSI SULAWESI TENGAH
Correlation Of Health Information Conveying Toward Anxiety Level Of Patient’s Family With Yellow Lable In
Emergency Unit Of Undata Hospital, Central Sulawesi Province

Ismawati1
Email: ismawati.wn@gmail.com

1
STIKes Widya Nusantara Palu
2
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Kecemasan yang dirasakan keluarga disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kurangnya informasi.
Untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dirasakan oleh keluarga pasien label kuning di IGD yaitu dengan
diberikannya informasi kesehatan mengenai kondisi pasien serta tindakan medis yang akan dilakukan oleh perawat
kepada keluarga pasien.Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pemberian informasi kesehatan
terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien label kuning di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Jenis
penelitian ini kuantitatif menggunakan desain analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 34 responden dengan tehnik pengambilan sampel non-probability sampling. Analisis
data menggunakan uji Chi-Square, denga nilai (p ≤ 0,05) yaitu 0,002 ≤ 0,05. Simpulan dari penelitian ini adalah
ada hubungan antara pemberian informasi kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga pasien label kuning di
IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Saran dari penelitian ini adalah dalam memberikan informasi
kesehatan diharapkan perawat menggunakan komunikasi teraupetik serta bahasa atau istilah yang mudah
dimengerti oleh keluarga pasien.
Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Pemberian Informasi Kesehatan
PENDAHULUAN sampai bulan Desember jumlah kunjungan pasien di
Instalasi Gawat Darurat sebanyak 12.212 orang, dan
Gangguan kecemasan (ansietas) merupakan
sepanjang tahun 2017, mulai dari bulan Januari
keadaan psikiatri yang paling sering ditemukan di
sampai bulan November jumlah kunjungan pasien di
Amerika Serikat dan di seluruh dunia. Menurut The
Instalasi Gawat Darurat sebanyak 11.416 orang (
Anxiety and Depression Association of America
Profil Rekam Medik RSUD Undata 2017).
(ADAA) (2013) mengungkapkan bahwa kecemasan
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti
merupakan hal yang normal didalam kehidupan
lakukan pada tanggal 17-18 Januari 2018 di RSUD
karena kecemasan sangat dibutuhkan sebagai
Undata Palu, peneliti memperoleh data dari Rekam
pertanda akan bahaya yang mengancam. Ketika
Medik RSUD Undata Palu selama 1 tahun terakhir
kecemasan terjadi terus-menerus, tidak rasional dan
yaitu tahun 2017 jumlah pasien dengan kategori label
intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat
kuning berdasarkan beberapa penyakit yaitu cedera
mengganggu aktivitas sehari-hari dan disebut sebagai
abdomen sebanyak 336 orang, luka bakar ringan
gangguan kecemasan.
(derajat satu) sebanyak 62 orang dan fraktur
The Anxiety and Depression Association of
sebanyak 3658 orang. Dari data tersebut di
America, menuliskan bahwa gangguan kecemasan
jumlahkan ada sebanyak 4056 orang yang di
dan depresi di derita oleh 40 juta populasi orang
kategorikan label kuning yang masuk di IGD RSUD
dewasa di Amerika pada usia 18 tahun atau lebih
Undata Provinsi Sulawesi Tengah dalam setahun
(18% dari populasi) yang hidup dengan gangguan
terakhir (Profil Rekam Medik RSUD Undata 2017).
kecemasan, seperti gangguan panik, gangguan
Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan
obsesiv-kompulsif, gangguan stres pasca trauma,
pada saat berdinas di ruang IGD RSUD Undata
gangguan kecemasan umum dan fobia. Sedangkan
Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 14 Agustus
diperoleh dari 50 ribu orang yang anggota
sampai 19 Agustus 2017, peneliti menemukan
keluarganya dirawat, 30% mengalami kecemasan
bahwa ketika ada pasien yang masuk bersama
berat. Kecemasan tersebut disebabkan oleh beberapa
keluarganya, maka perawat langsung melakukan
faktor, yaitu takut akan kecacatan (63%), takut
triage, dimana untuk menentukan prioritas. Pasien
kehilangan (21,3%), masalah sosial ekonomi
dengan label kuning sering kali menjadi
(10,7%), takut akan hal yang tidak diketahui, dan
permasalahan karena berdasarkan perioritas, pasien
kurangnya informasi (5%) Duckworth (2013).
label kuning diharuskan menunggu untuk
Studi (Waiting Management At The Emergency
mendapatkan tindakan medis karena perawat terfokus
Department – Agounded Theory Study) di rumah
pada pasien label merah. Namun terkadang perawat
sakit Swedia tahun 2013, menunjukkan 38% dari
tidak memberikan informasi yang baik dan jelas
pasien di Instalasi Gawat Darurat menghabiskan
kepada pasien dan keluarganya mengapa harus
waktu menunggu lebih dari 4 jam untuk mendapatkan
menunggu dan perawat terkadang tidak menjelaskan
pemeriksaan dari perawat atau dokter. Pasien beserta
secara rinci kondisi pasien ketika keluarga pasien
keluarga harus menunggu lama tanpa ada
bertanya, itu mengakibatkan seringnya terjadi
diberikannya informasi yang jelas oleh perawat
kesalahpahaman antara perawat dengan keluarga
ataupun tenaga kesehatan lainnya. Pasien seharusnya
pasien dan tidak jarang terjadi pertengkaran antara
dirawat dengan cepat, memastikan diagnosa dan
keluarga dan perawat karena kurangnya infromasi
pengobatan. Jika tidak, keselamatan pasien tidak bisa
yang diberikan.
dikompromikan. Baik kondisi kesehatan pasien dapat
Menurut penelitian Furwanti, 2014 tentang
memburuk, pasien dan keluarga juga akan merasa
“Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di
cemas atau kuatir Burstorm (2013).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Panembahan
Menurut National Comorbidity Study (NSC)
Senopati Bantul”, hasil menunjukan bahwa pasien di
mengungkapkan 1 dari 4 orang memenuhi kriteria
IGD paling banyak mengalami kecemasan berat
untuk sedikitnya satu gangguan kecemasan.
(41,2%), dan sisanya mengalami kecemasan ringan
Kecemasan yang timbul dalam diri keluarga akibat
(20,6%), sedang (29,4%), kecemasan berat sekali
hasil perawatan yang tidak pasti, gejolak emosi,
(2,9%) dan tidak cemas (5,9%). Penyebab terjadinya
masalah keuangan, perubahan peran, gangguan
kecemasan atau ansietas dalam diri pasien dan
rutinitas dan lingkungan rumah sakit. Berdasarkan
keluarga selama pasien dirawat di rumah sakit adalah
hasil penelitian didapatkan data tingkat kecemasan
kurangnya informasi yang didapatkan oleh keluarga
keluarga ringan (40%), sedang (50%) dan berat
mengenai kondisi pasien. Keluarga akan mengalami
(10%) Astuti & Sulastri (2013).
ansietas dan disorganisasi perasaan ketika anggota
Berdasarkan pelayanan kesehatan di RSUD
keluarganya mengalami sakit yang harus dirawat di
Undata yang melayani pasien/masyarakat 24 jam
rumah sakit dan ini akan lebih jelas ditemukan di unit
penuh yaitu pelayanan Instalasi Gawat Darurat
perawatan kritis
(IGD). Jumlah pasien yang masuk melalui Instalasi
Peni (2013) juga melakukan penelitian tentang
Gawat Darurat rata-rata 1000 orang per bulan.
“Hubungan Pemberian Informasi Dengan Kecemasan
Sepanjang tahun 2016, mulai dari bulan Januari
Keluarga Pasien di ICU Rumah Sakit Daerah
Sidoarjo” hampir separuhnya mengalami tingkat Kuning di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi
kecemasan sedang sebesar 43,3 % dari 30 responden, Tengah”.
hal ini disebabkan oleh koping keluarga yang cukup Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
baik, dan mayoritas responden menurun kecemasan pemberian informasi kesehatan terhadap tingkat
setelah diberikan informasi tentang kesehatan. kecemasan keluarga pasien label kuning di IGD
Keluarga pasien yang memiliki anggota sakit dalam RSUD Undata Provinsi sulawesi Tengah.
keadaan gawat darurat di IGD maupun kritis di ruang
ICU sama-sama mempunyai harapan terhadap
pelayanan yang cepat, komunikasi dan informasi METODE PENELITIAN
yang akurat serta biaya yang terjangkau. Jenis penelitian yang digunakan dalam
Berdasarkan buku Standar Akreditas Rumah penelitian ini adalah kuantitatif. Rancangan
Sakit versi JCI ( Joint Commission International ) penelitian dengan menggunakan desain analitik
(2011) bab 1 Akses dan Kontinuitas Pelayanan dengan pendekatan cross sectional.
(APK) dalam maksud dan tujuan standar APK 1.1.3. Penelitian ini di laksanakan di IGD RSUD
pasien diberi informasi apabila diketahui adanya Undata Provinsi Sulawesi Tengah, dilaksanankan
waktu menunggu yang lama untuk pelayanan pada tanggal 06 Juni - 15 Juni 2018. Teknik
diagnostik dan pengobatan atau dalam mendapatkan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non-
rencana pelayanan yang membutuhkan penempatan probability sampling dengan menggunakan metode
di daftar tunggu. Pasien diberi informasi tentang Purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian
alasan penundaan dan menunggu serta diberi ini adalah 34 responden.Analisis bivariat dalam
informasi alternatif lainnya. penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan
Berdasarkan pasal 32 undang-undang Nomor variabel independen terhadap dependen. Untuk
44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yakni tentang hak mengetahui hubungan pemberian informasi
pasien dalam memperoleh infomasi tentang diagnosis kesehatan terhadap tingkat kecemasan keluarga
kesehatan, persetujuan dan penolakan tindakan pasien label kuning menggunakan uji Chi-Square
medis, salah satu upaya yang umum digunakan untuk dengan nilai tingkat kepercayaan 95% dan α 5%.
membantu menurunkan tingkat kecemasan pasien
serta keluarga pasien yakni dengan pemberian HASIL PENELITIAN
edukasi atau pendidikan kesehatan. Kegiatan Analisis Univariat
pemberian informasi kesehatan kepada pasien dan
keluarga dan merupakan hak pasien dalam Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden
memperoleh informasi mengenai proses pelayanan , Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
informasi medis dan diagnosis pasien, rencana Laki-laki 11 32,4
pengobatan penyakit, serta pelayanan lainnya selama Perempuan 23 67,6
pasien dirawat dirumah sakit. Tujuan pemberian
informasi kesehatan bagi pasien dan keluarga adalah Umur Frekuensi Presentase (%)
untuk melibatkan pasien dan keluarga dalam 17-26 7 20,6
menggambil keputusan terhadap tindakan atau proses 27-36 14 41,2
pelayanan. 37-46 8 23,5
Anjaryani (2015) mengungkapkan bahwa 47-56 5 14,7
pemberian informasi kepada pasien merupakan hal Tingkat Frekuensi Presentase (%)
yang penting untuk dilakukan perawat. Sikap, tutur Pendidikan
kata, keramahan petugas serta kemudahan SD 11 32,4
mendapatkan informasi dan komunikasi menduduki SMP 2 5,9
peringkat tertinggi dalam persepsi kepuasan pasien SMA 17 50,0
serta mampu menurunkan tingkat kecemasan yang S1 4 11,8
dirasakan pasien beserta keluarganya. Oleh sebab itu Jenis Frekuensi Presentase (%)
kebutuhan yang sangat diperlukan oleh keluarga di Pekerjaan
rumah sakit yaitu pemberian informasi yang URT 19 55,9
dilakukan dengan cara berkomunikasi antara keluarga Wiraswasta 5 14,7
dengan pegawai rumah sakit maupun perawat atau Buruh 2 5,9
dokter tentang tindakan medis yang akan dilakukan Petani 4 11,8
ke pasien. Dengan bertambahnya wawasan dan Mahasiswa 5 14,7
informasi menengenai suatu prosedur, maka pasien
akan merasa lebih tenang sehingga level kecemasan
pasien serta keluarga pasien akan berkurang. Maka
dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“Hubungan Pemberian Informasi Kesehatan
Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Label
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dan sebagian kecil responden yang merasakan cemas
pemberian informasi kesehatan dan tingkat yaitu 41.2%.
kecemasan keluarga pasien label kuning Tabel 3 menunjukan hasil uji Chi-Square yang
Pemberian Informasi Frekuensi Presentase (%) menunjukan bahwa dari 34 responden pada penelitian
Kesehatan ini 11 responden yang mendapatkan informasi
Kurang baik 11 32,4 kurang baik, terdapat 18,2% responden yang tidak
Baik 23 67,6 cemas dan 81,8% responden yang cemas, sedangkan
Tingkat Kecemasan Frekuensi Presentase (%) 23 responden yang mendapatkan informasi baik,
Tidak Cemas 20 58,8 terdapat 78,3% responden yang tidak cemas dan
Cemas 14 41,2 21,7% responden yang cemas. Hasil uji statistik
dengan uji Chi-Square, terdapat 1 cell yang memiliki
frekuensi harapan atau disebut juga expected count
Tabel 3 Test Statistic Chi-Square
(“Fh”) kurang dari 5 maka diperoleh Fisher’s Exact
Tingkat kecemasan
keluarga pasien label Test yaitu p-value = 0,002 (p-value <0,05) Ha
Pemberian P diterima yang artinya ada hubungan antara pemberian
kuning Total
Informasi Value informasi kesehatan terhadap tingkat kecemasan
Tidak
Kesehatan Cemas keluarga pasien label kuning di IGD RSUD Undata
cemas
ƒ % ƒ % ƒ % Provinsi Sulawesi Tengah.
Kurang
2 18,2 9 81,8 11 100,0 PEMBAHASAN
Baik
18 78,3 5 21.7 23 100,0 0,002
Baik 1. Pemberian Informasi Kesehatan Oleh Perawat
Kepada Keluarga Pasien Label Kuning
Total 20 58,8 14 41,2 34 100,0
Hasil analisis univariat dari 34 keluarga
Tabel 1 menunjukkan gambaran karakteristik pasien yang menjadi responden di IGD RSUD
responden berdasarkan jenis kelamin, umur, tingkat
Undata Provinsi Sulawesi Tengah, menunjukkan
pendidikan, dan jenis pekerjaan keluarga pasien
pemberian informasi kesehatan dalam kategori
label kuning di IGD RSUD Undata Provinsi baik sebesar 67,6%. Pemberian informasi
Sulawesi Tengah. Berdasarkan jenis kelamin pada
kesehatan dalam kategori kurang baik sebesar
penelitian ini dari 34 responden didapatkan hasil
32,4%. Hal ini menunjukkan bahwa perawat serta
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu tenaga kesehatan lainnya yang bertugas di IGD
67,6% dan sebagian kecil adalah laki-laki yaitu memiliki kemampuan memberi pelayanan dengan
32,4%. Berdasarkan umur menurut Depkes RI
baik melalui pemberian informasi kesehatan
(2009), dari 34 responden didapatkan hasil sebagian
kepada keluarga pasien label kuning di IGD
besar memiliki umur 27-36 yaitu 41,2%,dan
RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
sebagian kecil yang berumur 47-56 yaitu 14,7%.
Menurut Kholifah (2014), dalam
Berdasarkan pendidikan pada penelitian ini dari 34
memberikan informasi kesehatan kepada keluarga
responden didapatkan hasil sebagian besar pasien, kadang kala agak sulit menentukan
berpendidikan SMA yaitu 50,0% dan sebagian kecil informasi mana yang harus diberikan, karena
berpendidikan SMP yaitu 5,9%. Berdasarkan jenis
sangat tergantung pada usia, pendidikan,
pekerjaan pada penelitian ini dari 34 responden pengalaman dan mentalnya. Namun dapat
didapatkan hasil sebagian besar adalah URT yaitu dipedomani hal-hal seperti berikut: informasi
55,9% dan sebagian kecil memiliki pekerjaan buruh
yang diberikan haruslah dengan menggunakan
yaitu 5,9%.
bahasa yang mudah dimengerti, keluarga pasien
Tabel 2 menunjukkan Distribusi frekuensi
harus dapat memperoleh informasi tentang
responden berdasarkan pemberian informasi
penyakit keluarganya dan perkembangan setelah
kesehatan dan tingkat kecemasan keluarga pasien
mendapatkan perawatan di IGD, kemungkinan
label kuning di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi terjadinya komplikasi dan resikonya, alat apa saja
Tengah. Berdasarkan pemberian informasi kesehatan yang akan dipasangkan kepada pasien, tindakan
yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan
apa saja yang akan diberikan baik oleh perawat
didapatkan hasil bahwa dari 34 responden pada
ataupun tenaga kesehatan lainnya, pemberitahuan
penelitian ini sebagian besar responden mendapatkan mengenai perkiraan biaya, serta keputusan rawat
informasi baik yaitu 67,6% dan sebagian kecil
jalan atau rawat inap.
responden yang mendapatkan informasi yang kurang
baik yaitu 32,4%. Berdasarkan tingkat kecemasan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
yang dialami oleh keluarga pasien label kuning di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
didapatkan hasil bahwa dari 34 responden pada
kelompok umur yang paling banyak pada umur
penelitian ini sebagian besar tidak cemas yaitu 58,8% 27-36 tahun sebanyak 41,1%, sebagian besar
mampu memahami informasi baik yaitu sebanyak memberitahukan kepada pasien yang membayar
29,4%. Menurut Peni (2013), umur merupakan tunai.
salah satu faktor yang berkontribusi terhadap Berdasarkan hasil identifikasi pemberian
kemampuan seseorang dalam memahami informasi kesehatan mengenai tentang
informasi baru. Karena seseorang yang memiliki pemberitahuan perkembangan, rencana tindakan
usia dewasa akan memiliki pemikiran yang lebih medis dan kondisi pasien di IGD mendapatkan
terbuka dan luas sehingga lebih mudah memahami hasil yang sama ada sebanyak 44,1% yang
informasi baru serta memahami informasi yang menjawab “ya” atau mendapat informasi
baru diberikan dibandingkan seseorang yang lebih kesehatan, dan sebanyak 55,8% yang menjawab
muda mereka memiliki pemikiran yang tidak “tidak”, hasil ini menunjukkan bahwa dalam
terlalu luas dalam memahami informasi baru. memberitahukan perkembangan dan kondisi serta
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan tindakan medis merupakan tugas yang telah
di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah dilakukan cukup baik oleh perawat dan dokter di
berdasarkan tingkat pendidikan yang paling IGD, ini berguna untuk menurunkan tingkat
banyak pada kelompok pendidikan SMA kecemasan keluarga, sejalan dengan pendapat
sebanyak 50% dan mendapat informasi baik Tirto Jiwo (2015), yang mengatakan bahwa salah
sebanyak 35,2%, sebagian besar mampu satu penyebab kecemasan adalah kurangnya
memahami informasi dan tidak merasa cemas. informasi tentang kondisi pasien.
Menurut peneliti berdasarkan hasil observasi, Berdasarkan hasil wawancara terhadap
tingkat pendidikan seseorang sangat responden, responden mengatakan bahwa merasa
mempengaruhi kemampuannya dalam memahami cukup puas dengan pemberian informasi
informasi baru. Sejalan dengan pendapat Mahmud kesehatan di IGD namun terkadang responden
(2013), keberhasilan dalam memberikan informasi merasa terganggu dengan cara penyampaian
kesehatan kepada seseorang seringkali informasi kesehatan dari perawat, karena
berhubungan dengan tingkat pendidikan penyampaiannya terlalu cepat atau menggunakan
seseorang, karena seseorang yang memiliki nada tinggi, sedangkan menurut Lapian (2016),
tingkat pendidikan yang tinggi maka akan adekuatnya informasi sangat dipengaruhi oleh
semakin mudah menyerap informasi yang kemampuan perawat dalam menyampaikan pesan
diberikan. melalui komunikasi teraupetik. Sehingga
Berdasarkan hasil identifikasi pemberian diharapkan perawat khususnya di IGD mampu
informasi kesehatan mengenai bagaimana perawat meningkatkan cara komunikasi teraupetik dalam
memperkenalkan alat serta meminta persetujuan menyampaikan informasi kesehatan sehingga
keluarga ketika akan dipasangkan ke tubuh pasien keluarga pasien lebih mudah memahami informasi
memperoleh nilai tinggi, ada sebanyak 64,7% yang diberikan.
yang menjawab “ya” atau mendapat informasi Berdasarkan hasil jawaban responden
kesehatan, dan sebanyak 35,2% yang menjawab diketahui bahwa perawat serta tenaga kesehatan
“tidak”, hasil ini menunjukkan bahwa perawat di yang bertugas di IGD telah mampu menunjukkan
IGD mampu melakukan tugasnya dalam sikap yang baik saat memberikan informasi
memberikan informasi, sejalan dengan penelitian kesehatan secara akurat kepada keluarga pasien
yang dilakukan oleh Frischilia (2015), yaitu label kuning dan mampu mengatasi masalah yang
pemberian persetujuan dan penandatanganan dihadapi keluarga terkait dampak kecemasan yang
informed consent sebelum pengobatan dan terapi dirasakan keluarga pasien. Hal ini sangat baik
melindungi pihak pemberi jasa dari segi hukum. karena dengan pemberian informasi yang tepat
Informasi medis harus dikomunikasikan dengan dan akurat yang dilakukan oleh perawat ataupun
pasien atau keluarga pasien agar faham dan sadar tenaga kesehatan lainnya akan membantu dalam
dengan keputusan untuk menerima atau menolak menurunkan tingkat kecemasan yang dirasakan
diberikannya tindakan medis. oleh keluarga pasien label kuning di IGD.
Berdasarkan hasil identifikasi pemberian
informasi kesehatan mengenai tentang 2. Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Label
pemberitahuan perkiraan pembiayaan pelayanan Kuning
dan perawatan mendapatkan hasil yang tinggi ada
sebanyak 73,5 yang menjawab “tidak” atau tidak Hasil analisis univariat, dari 34 keluarga
mendapat informasi kesehatan, hasil ini pasien yang menjadi responden di IGD RSUD
menunjukkan bahwa untuk perkiraan pembiayaan Undata Provinsi Sulawesi Tengah, menunjukkan
perawat di IGD tidak memberitahukan kepada tingkat kecemasan dalam kategori tidak cemas
semua keluarga, karena bnyak keluarga yang sebesar 58,8% dan tingkat kecemasan dalam
menggunakan pelayanan kartu kesehatan seperti kategori cemas sebesar 41,2%. Hal ini terjadi
BPJS dan lainnya, sehingga perawat hanya karena sebagian besar perawat dan tenaga
kesehatan lainnya mampu memberikan informasi
kecehatan yang baik dan dapat dimengerti oleh karena informasi yang telah diberikan oleh
keluarga pasien sehingga mampu menurunkan perawat tidak mampu dipahami dengan baik
angka tingkat kecemasan yang dirasakan oleh karena adanya gangguan tersebut dan
keluarga di IGD. mengakibatnya keluarga merasa cemas.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah, di IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah,
responden yang berjenis kelamin perempuan menurut peneliti untuk menurunkan kecemasan
sebanyak 67,6%, dan yang mengalami kecemasan yang dirasakan oleh keluarga, maka perawat dan
sebanyak 26,4%, sedangkan yang berjenis tenaga kesehatan lainnya harus mampu
kelamin laki-laki sebanyak 32,3%, hanya 14,7% memberikan informasi kesehatan dengan lebih
yang mengalami kecemasan. Menurut Annisa baik lagi tanpa harus keluarga bertanya, perawat
(2014), mengatakan bahwa perempuan lebih sudah siap dalam memberikan informasi yang
cemas akan ketidakmampuannya dibandingkan dibutuhkan oleh keluarga di IGD. Dalam
dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif sedangkan memberikan informasi kesehatan perawat juga
perempuan lebih sensitif. Jadi dalam penelitian ini harus menggunakan komunikasi teraupetik,
perempuan lebih cemas dari pada laki-laki. bahasa dan istilah yang mudah dimengerti oleh
Berdasarkan hasil identifikasi tingkat keluarga, serta meningkatkan rasa kepedulian
kecemasan, hampir sebagian besar responden terhadap keberadaan keluarga pasien.
menjawab perasaan cemas dirasakan “kadang- Pendapat yang sama di utarakan oleh
kadang” atau dirasakan setidaknya 1-3 kali dalam Masruruon (2014), dalam penelitiannya tentang
seminggu, hal ini dipengaruhi oleh karakteristik “Hubungan Komunikasi Teraupetik Dalam
responden dimana seluruh responden Memberikan Informasi Dengan Tingkat
dikategorikan usia dewasa, dan dilihat dari segi Kecemasan Orangtua”, komunikasi teraupetik
pendidikan responden sebagian besar memiliki perawat dalam menyampaikan informasi
pendidikan SMA atau pendidikan yang cukup kesehatan dengan tingkat kecemasan orang tua
tinggi. Adapun sejalan dengan penelitian yang menunjukkan hasil bahwa semakin baik tehnik
dilakukan oleh Furwanti (2014), bahwa respon komunikasi teraupetik perawat maka semakin
terhadap kecemasan dipengaruhi oleh beberapa turun tingkat kecemasan orang tua.
faktor, salah satunya yaitu usia, sedangkan
menurut Astutik & Widodo (2011), bahwa 3. Hubungan Pemberian Informasi Kesehatan
keluarga yang berpendidikan akan lebih mudah Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
memahami informasi baru sehingga mampu Label Kuning Di IGD
mengatasi kecemasan yang dirasakan.
Respon kecemasan merupakan perasaan Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
yang paling umum yang di alami oleh orang tua, dari 34 responden pada penelitian ini 32,2% yang
kerabat ataupun keluarga lainnya ketika ada mendapatkan informasi kurang baik, terdapat
masalah pada anggota keluarganya, baik itu pada 18,2% yang tidak cemas dan 81,8% yang cemas,
anak, ataupun saudara. Kecemasan ini dapat sedangkan 67,6% yang mendapatkan informasi
meningkat apabila keluarga merasa kurang baik, terdapat 78,3% yang tidak cemas dan 21,7%
informasi terhadap penyakit anggota keluarganya yang cemas. Ada hubungan antara pemberian
dari rumah sakit terkait sehingga dapat informasi kesehatan terhadap tingkat kecemasan
menimbulkan reaksi tidak percaya apabila keluarga pasien label kuning di IGD RSUD
mengetahui tiba-tiba penyakit atau kondisi Undata Provinsi Sulawesi Tengah, hal ini
keluarganya serius ataupun mengancam nyawa dibuktikan dengan hasil uji statistik dengan uji
(Sukonco 2012). Chi-Square diperoleh nilai p-value = 0,002 (p-
Menurut peneliti, lebih banyak responden value <0,05).
yang tidak merasakan cemas yaitu sebanyak Menurut peneliti bahwa terdapat hubungan
58,8% dan yang merasa cemas 41,2%, antara pemberian informasi kesehatan terhadap
dikarenakan responden mendapatkan informasi tingkat kecemasan keluarga dikarenakan
yang sangat bagus dari perawat dan tenaga pemberian informasi kesehatan mampu
kesehatan lainnya ketika mereka datang ke IGD, memberikan ketenangan, kemudahan dalam
dengan mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengambil keputusan serta merasa dihargai
keluarga mampu mengatasi perasaan cemas yang keberadaannya. Memberikan informasi kesehatan
mereka rasakan, sedangkan responden yang kepada keluarga, membuat keluarga lebih tenang
merasakan perasaan cemas dikarenakan mereka akan kondisi yang di alami oleh anggota
mengalami gejala somatik, mengalami gangguan keluarganya, kemudian keluarga tahu keputusan
tidur, serta mengalami gejala otonom. Sehingga apa yang harus mereka ambil, sehingga tingkat
beberapa keluarga yang juga mendapatkan kecemasan yang dirasakan oleh keluarga akan
informasi yang baik tetap merasakan cemas, berkurang.
Berdasarkan hasil penelitian Yusianto KESIMPULAN DAN SARAN
(2013), keluarga pasien yang mendapatkan
informasi lengkap memiliki tingkat kecemasan Kesimpulan
ringan. Penurunan kecemasan sangat dipengaruhi
oleh pemberian informasi yang benar dan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
gangguan kecemasan akan meningkat apabila penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang bermakna
penjelasan tentang informasi kesehatan yang antara pemberian informasi kesehatan terhadap
kurang jelas. Hal ini terjadi bila suatu penjelasan tingkat kecemasan keluarga pasien label kuning di
yang sederhana tidak diberikan oleh petugas IGD RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah
kesehatan atau tidak menjelaskan maksud dan
tujuan atau dijelaskan tapi menggunakan istilah Saran
yang tidak dimengerti oleh keluarga. Dengan 1. Bagi rumah sakit, diharapkan agar meningkatkan
penjelasan yang baik keluarga menjadi tahu dan pelayanan keperawatan khususnya dalam
mempunyai mekanisme koping yang baik dalam memberikan informasi kesehatan kepada keluarga
mengontrol kecemasan. pasien yang berada di IGD sehingga mampu
Pada responden dengan pemberian menurunkan angka kecemasan keluarga, melalui
informasi kesehatan yang baik tetapi masih pendekatan dengan komunikasi yang baik,
mengalami perasaan cemas dikarenakan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
pengalaman yang kurang menyenangkan seperti oleh keluarga serta memberikan informasi
rasa kehilangan salah satu anggota keluarganya sebelum keluarga bertanya.
dimasa lampau yang pernah dialami keluarga 2. Bagi institusi, diharapkan agar penelitian ini dapat
ataupun karena kurangnya pengetahuan keluarga menjadi sarana bacaan di perpustakaan guna
tentang tindakan di IGD. Sehingga perawat dan mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
petugas kesehatan harus mampu memberikan tentang pemberian informasi kesehatan terhadap
informasi kesehatan yang tepat mengenai tindakan tingkat kecemasan keluarga pasien label kuning di
yang akan dilakukan serta kondisi pasien dan ruang IGD.
meyakinkan keluarga pasien bahwa tindakan yang 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar lebih
dilakukan di IGD untuk membantu pemulihan dari mengembangkan penelitian ini, sehingga
anggota keluarganya. penelitian lebih lanjut dapat dikaji dengan
Pada responden dengan pemberian menggunakan variabel yang lebih banyak ataupun
informasi kesehatan yang kurang baik tetapi menggunakan penelitian kualitatif sehingga dapat
responden tidak merasa cemas dikarenakan memberikan informasi yang lebih akurat dan
pengalaman dari responden dimana responden mendalam.
sudah mengetahui tentang tindakan keperawatan
atau medis yang dilakukan di ruang IGD serta
REFERENSI
aturan yang diterapkan di ruang IGD.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
Annisa K.N, Chayati N, Musharyanti L. 2014 .
peneliti pada keluarga pasien label kuning di IGD
Gambaran Tingkat Kecemasan Keluarga
RSUD Undata Palu Provinsi Sulawesi Tengah,
Pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
dapat disimpulkan bahwa bila keluarga pasien
RSUD Panembahan Senopati Bantul, Skripsi,
mendapatkan informasi kesehatan dengan baik
PSIK UMY.
maka keluarga mampu mengatasi kecemasan yang
Anjaryani. 2009 . Kepuasan Pasien Rawat Inap
dirasakan sehingga keluarga tidak merasakan
Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD
cemas, sedangkan sebaliknya bila keluarga tidak
Tugurejo Semarang.
mendapatkan informasi kesehatan dengan baik
Astutik W.S & Widodo Y. 2011 . Hubungan Tingkat
maka keluarga pun akan merasakan cemas.
Pendidikan dengan Kecemasan Keluarga
Sehingga bila keluarga tidak merasa cemas akan
Pasien dalam Menghadapi Perawatan di
membantu proses tindakan keperawatan ataupun
ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Unit
tindakan medis di IGD.
Swadana Pare, Jurnal
Pendapat yang sama di utarakan oleh
Astuti N & Sulastri Y. 2013 . Tingkat Kecemasan
Sawitri & Agus (2015) tentang pengaruh
Keluarga Pasien Saat Menunggu Anggota
pemberian informasi pra bedah menunjukkan
Keluarga Yang Dirawat Di Ruang ICU RSI
hasil bahwa ada hubungan bermakna antara
Ibni Sina Pekanbaru, Jurnal Photon
pemberian informasi pra bedah dengan penurunan
Burstorm. 2013 . Waiting Management At The
tingkat kecemasan pada pasien dan keluarga,
Emergency Department - Agrounded Theory
dimana dari kecemasan sedang menjadi
Study. Jakarta:EGC
kecemasan ringan. Pemberian informasi sangatlah
Dahlan MS. 2017 .Pintu Gerbang Memahami
penting kepada pasien maupun keluarga.
Epidemiologi, Biostatistik dan Metode
Penelitian. Jakarta Timur: PT Epidemiologi Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010 .
Indonesia Standar Pelayanan Keperawatan Gawat
De Araujo L, Susilo E, Widodo G. 2014 . Hubungan Darurat Di Rumah Sakit. Jakarta: Menkes RI.
Komunikasi Teraupetik Perawat Dengan Nursalam. 2014 .Konsep dan Penerapan Metodologi
Kecemasan Pasien Di Ruang Triase Instalasi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman
Gawat Darurat Hospital Nasional Guido Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Valadares, Ungaran: Jurnal STIKES Ngudi Keperawatan,Edisi 2. Jakarta: Salemba
Waluyo Medika.
Depkes RI. 2006 . Seri Penanggulangan Penderita Peni T. 2013 . Hubungan Pemberian Informasi
Gawat Darurat (PPGD)/ General Emergency dengan Kecemasan keluarga Ruang Icu
life support (GELS) : Sistem Penanggulangan Rumah Sakit Daerah Sidoarjo, Jurnal Ilmiah
Gawat Darurat (SPGDT) cetakan ketiga. Kesehatan,Politeknik Kesehatan Majapahit.
Jakarta: Dirjen Bina Yanmed Profil Rumah Sakit Umum Daerah Undata Provinsi
Departemen Kesehatan RI. 2009 . Profil kesehatan Sulawesi Tengah. 2018.
Indonesia : Kementrian Kesehatan Republik Sawitri E & Sudaryanto A. 2015. Pengaruh
Indonesia, Standar Instalasi Gawat Darurat Pemberian Informasi Pra Bedah Terhadap
(IGD) Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI. Tingkat Kecemasan Pada Pasien Pra Bedah
Duckworth. 2013 . The Anxiety and Depression Mayor Di Bangsal Orthopedi RSUI Kustati
Assiciation of America (ADDA), International Surakarta.https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
Emergency Nursing. stream/handle/123456789/461/1c.pdf
Frischilia B. 2015. Hubungan Pemberian Informed Stuart G W. 2016 . Prinsip dan Praktik Keperawatan
Consent Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kesehatan Jiwa Stuart,1st Indonesia edition,
Preoperasi Kategori Status Fisik I-II by Budi Anna Keliat and Jesika Pasaribu;
Emergency American Society Of Copyright Elsevier Singapore Pte Ltd.
Anesthesiologists (ASA) Di Instalasi Gawat Stuart G W. 2016 . Prinsip dan Praktik Keperawatan
Darurat RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Kesehatan Jiwa Stuart,2st Indonesia edition,
Manado.http://ejournal.unsrat.ac.id.is/index.ph by Budi Anna Keliat and Jesika Pasaribu;
p/jkp/article/view/9595/9173 Copyright Elsevier Singapore Pte Ltd.
Furwanti E. 2014 . Gambaran Tingkat Kecemasan Sugiyono. 2016 . Metode penelitian pendidikan.
Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Bandung: Alfa Beta
Rsud Panembahan Senopati Bantul. Naskah Sukoco B.N .2012. Tingkat Kecemasan Klien di
Publikasi: Universitas Muhammadiyah Opname Lebih Dari Satu Minggu di RSD
Yogyakarta Kepanjen.
Hidayat A. 2013 . Metode Penelitian Keperawatan Tirtojiwo. 2015 . Anxiety (Kecemasan). Diunduh
dan Teknik Analisis Data . Jakarta: Salemba dari:http://tirtojiwo.org/wpcontent/uploads/201
Medika. 2/06/kuliah-anxiety.pdf
Kaplan dan Sadock. 2013 . Ilmu Kedokteran Jiwa Townsend M C. 2014 . Buku Keperawatan Pada
Darurat. Jakarta: Widya Medika Keperawatan Psikiatrik Edisi 3. Jakarta: EGC
Kholifah N.A. 2014. Gambaran Tingkat Kecemasan Yusianto W. 2013. Hubungan Pemberian Informed
Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Consent Dan Dukungan Keluarga Dengan
(IGD) RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Elektif
Kyle T & Carman S. 2015 . Buku Praktik Di Rumah Sakit Umum Dr. R.
Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC. SoetrasnoRembang.http://jurnal.stikescendikia
Lapian. 2015 . Hubungan Pemberian Informasi utamakudus.ac.id/index.php/stikes/article/view
Sebelum Tindakan Operasi Dengan Tingkat /42/0.
Kepuasan Keluarga Pasien Di RSUP Prof. Zung, W.W.K. (1971), A Rating Instrument For
DR.R.D.Kandou Manado. Anxiety Disorders, Official Journal of The
Mahmud. 2013 . Peran Perawat Dalam Informed Academy Of Psychosomatic Medicine.
Consent Pre Operasi di Ruang Bedah Rumah Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Pasal 32
Sakit Umum Pemangkat Kalimantan Tentang Rumah Sakit Yakni Tentang Hak
Barat.http://eprints.undip.ac.id/10595/01 Pasien Dalam Memperoleh Infomasi Tentang
Masruron L. 2014. Hubungan Pelaksanaan Teknik
Diagnosis Kesehatan, Persetujuan Dan
Kumunikasi Terapeutik Perawat Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Orangtua Dengan Penolakan Tindakan Medis.
Anak Umur 0-1 Tahun yang Mengalami
Hospitalisasi.http://www.jkptumpogdl.fakultas
il-611-5-5lailil.pdf

Anda mungkin juga menyukai