بعض من اقوال سادتنا العلماء في الخلافة
بعض من اقوال سادتنا العلماء في الخلافة
yang berharga.
Ia kelak akan dilalaikan. Dan ia adalah hal pertama yang akan dicabut dari umatku.” (HR. Ibnu Majah dan ad-Daruquthni)
( S U A M I/I S T R I M A Y A T )
AZ-ZAUJÂN
Jika tidak ada keturunan Suami 1 Jika tidak ada keturunan Istri 1
yang mewarisi yang mewarisi
4 2
ISTRI SUAMI
Jika ada keturunan Suami yang
mewarisi
Jika Istri mayat lebih dari satu maka
mereka berserikat dengan pembagian
sama rata
1
8
Jika ada keturunan Istri yang
mewarisi
1
4 J A D W A L
KASUS WARIS SAUDARA/I Jika ada keturunan laki-laki mayat yang 2 1 Jika tidak ada keturunan
BERSAMA KAKEK mewarisi
1 Kasus ‘Umariyyatain 1 mayat yang mewarisi dan
Ada perbedaan pendapat terkait 6 3 Jika ahli waris hanya 3 3 tidak ada sejumlah 2 atau
Bapak, Ibu, dan lebih Saudara/i mayat
AL-USHÛL ( NASAB KE ATAS )
satu
6 SAUDARA/I SI. ﻉ SAUDARA SK. Mereka mendapat sisa dengan SAUDARI SK.
SELAMA TIDAK TERHALANGI OLEH AHLI WARIS YANG LEBIH DEKAT DENGAN MAYAT YANG BERADA DI ATASNYA
SAUDARA/I SE-IBU MAYAT SAUDARA LAKI-LAKI ketentuan: bagian Lk. dua kali bagian SAUDARA PEREMPUAN
Jika ada Putri atau Cucu
Jika Saudara dan atau Saudari
(BEDA BAPAK) SEKANDUNG MAYAT
Pr. (sebagai 'Ashabah bil-Ghair) SEKANDUNG MAYAT
ﻉGhair)
Pr. (‘Ashabah ma’al-
M A Y A T )
PUTRA
dibagikan ulang (ar-radd) kepada Ashhâbul-Furûdh sebagaimana SAUDARA SEKANDUNG Jika ada Putri atau Cucu
pembagian di kali pertama. Kecuali kepada Suami/Istri mayat, hak ﺡ ﻉPr.(‘Ashabah
Tanpa ada Saudari Sk.
ma’al-Ghair)
mereka hanya di pembagian kali pertama saja.
4. Apabila ahli waris hanya berupa Suami/Istri mayat saja maka
setelah dikurangi bagian Suami/Istri, sisa harta dimasukkan ke ﻉ KEPONAKAN SB. MACAM-MACAM AHLI WARIS
Baitul Mâl**. Tanpa ada pembagian ulang (ar-radd). PUTRA Ada kalanya seseorang mewarisi dengan bagian yang telah ditetapkan oleh syara’ (sebagai
SAUDARA SE-BAPAK
5. Apabila bagian Ashhâbul-Furûdh lebih banyak daripada harta maka Ashhâbul-Furûdh); ada kalanya dengan bagian yang belum ditetapkan oleh syara’ (sebagai
diberlakukan ‘aul, yaitu dengan menyamakan penyebut dengan
ﺡ ‘Ashabah); ada kalanya menggabungkan keduanya sekaligus; dan ada kalanya terhalang
jumlah total pembilangnya. Misalnya total bagian mereka 13/12, sehingga tidak mendapat bagian sama sekali. Huruf ‘Ayn ( ) ﻉpada diagram menunjukkan
maka pembagiannya menjadi 13/13. ﻉ PAMAN SK. ‘Ashabah. Mereka ada tiga macam, yaitu:
A L - H A W Â S Y Î
6. Apabila tidak ada ahli waris maka harta dimasukkan ke Baitul Mâl. SAUDARA 1. ‘Ashabah bin-Nafs: yaitu ahli waris yang mewarisi seluruh harta jika sendirian (tanpa ada
SEKANDUNG NYA BAPAK
Ashhâbul-Furûdh), dan mendapatkan sisa jika mewarisi bersama Ashhâbul-Furûdh.
**Baitul Mâl adalah perbendaharaan negara dalam sistem pemerintahan Islam ﺡ Ringkasnya: yaitu ahli waris yang mendapatkan sisa sendiri karena dirinya sendiri.
(Khilafah Islamiyyah). Keterangan lebih lanjut baca referensi nomor 3 di bawah,
bab Bait al-Mâl. Sementara dalam kondisi tidak/belum ada Baitul Mâl lantaran 2. ‘Ashabah bil-Ghair: yaitu ahli waris laki-laki ketika disertai oleh saudarinya. Keduanya
belum adanya Khilafah (sedangkan mewujudkannya adalah wajib), maka harta mewarisi sisa setelah dibagi kepada Ashhâbul-Furûdh, dengan ketentuan: bagian laki-laki
dapat dibagikan kepada kerabat mayat yang bukan ahli waris, seperti Paman dari
ﻉ PAMAN SB. dua kali lipat bagian perempuan. Ringkasnya: yaitu ahli waris yang mendapatkan sisa
jalur Ibu dan Bibi dari Jalur Bapak. Yaitu dengan mengacu pada bagian ahli waris SAUDARA
yang digantikannya, berikut ketentuan hâjib dan mahjûb-nya. SE-BAPAK NYA BAPAK bersama saudarinya, dengan perbandingan bagian 2:1.
ﺡ 3. ‘Ashabah ma’al-Ghair: yaitu ahli waris dari kalangan Saudari Sekandung atau Saudari Se-
Bapak mayat yang mendapat bagian sisa jika ada keturunan perempuan mayat (Putri atau
REFERENSI UTAMA:
1. Al-Syaikh Dr. Abdul Qadir Ja’far, Jadwal al-Mawârîts Cucu Perempuan). Ringkasnya: yaitu Saudari Sekandung atau Saudari Se-Bapak yang
REFERENSI PENUNJANG: ﻉ SEPUPU SK. mendapatkan sisa lantaran ada keturunan mayat dari kalangan perempuan.
PUTRA SAUDARA
2. Al-Syaikh Prof. Muhammad ‘Ali Al-Shabuni, al-Mawârîts fî al-Syarî’ah SEKANDUNG NYA BAPAK Mereka yang berstatus sebagai ‘Ashabah ini saling menghalangi satu sama lain berdasarkan
al-Islâmiyyah fî Dhau` al-Kitâb wa al-Sunnah
3. Al-Syaikh al-Qadhi Taqiyuddin Al-Nabhani, al-Nizhâm al-Iqtishâdî fî ﺡ tingkat kedekatannya dengan mayat. Khusus jika berkumpul antara Putra atau Cucu Laki-laki
mayat dengan Bapak atau Kakek mayat, maka Putra atau Cucu Laki-laki mayat yang
al-Islâm
dimenangkan.
DITERJEMAHKAN (DENGAN SEJUMLAH PENYESUAIAN) OLEH:
Azizi Fathoni K. ﻉ SEPUPU SB.
PUTRA SAUDARA
Semoga Allah mengampuninya, kedua orang tua dan guru-gurunya, serta kaum muslim seluruhnya. SE-BAPAK NYA BAPAK Keterangan singkatan:
Âmîn Lk. : Laki-laki | Pr. : Perempuan | Sdr. : Saudara | Sk. : Sekandung | Sb. : Se-Bapak | Si. : Se-Ibu