Anda di halaman 1dari 17

ARSITEKTUR ROMAWI

Zaman Romawi Awal dimulai dari bangsa Etruscan yang


menguasai wilayah semenanjung Itali bagian barat-tengah
telah di sebut di atas, pada sekitar tahun 700-an SM.
Berdasarkan legenda, kota Roma sekarang berada di bukit-
bukit bagian selatan dari wilayah Etruria. Dahulu wilayah ini
di bawah kekuasaan raja Etruscan.

Penaklukan atas Macedonia dan Yunani (146 SM) selain


menambah Provinsi Romawi juga mendorong didatangkannya
seni dan para seniman Yunani ke wilayah Romawi pada 133
SM. Wilayah kekuasaan Yunani di Mediterania Timur dan
Asia Minor menjadi bagian utama dari Provinsi Romawi di
Asia. Spanyol dikuasai pada 64 SM sehingga kekuasaan Roma
mencakup wilayah Euphrates hingga Atlantik.

KONDISI MASYARAKAT
KEBUDAYAAN ROMAWI ROMAWI WILAYAH ROMAWI
PELENGKUNG
Pada Arsitektur Roamawi, pelengkung menjadi bagian yang penting,
karena berfungsi sebagai konstruksi menggantikan kolom dan balok.

PELENGKUNG
TITUS

Berada di bagian selatan


kota Roma
Dibangun untuk
memperinggati jatuhnya
Jerusalwm ke tangan
orang-orang Roma.
Bagian pelengkung diukir
ukiran timbul

PELENGKUNG AUGUSTUS

Dibangun pada akhir abad PELENGKUNG


11SM KONSTANTINUS

Pemakaian pelengkung sudah


sejak zama Romawi awal / Pelengkung konstantinus merupakan
zama Etrucsan. karena adanya pelengkung kejayaan atas kemenangannya.
perkembangan, maka kolom Di atas pelengkung ditulis inskripsi ditujukan
dan balok tidak diperlukan untuk Dewa.
lagi, hanya menjadi bagian Bagian bawah ada mengambarkan pertempuran
dekorasi. konstantinus. Di lengkungannya
menggambarkan Konstantinus memasuki kota
Roma. Inovasi pelengkung menggunakan
pewarna, pelengkung sebelumnya tidak dilapisi
pewarna
Kolom dan
balok

Konstruksi kolom dan balok atau entablature menjadi ciri khas


arsitektur Yunani yang disebut Order. Keindahan dari Order terpancar
dari ornamen yang menenkankan pada bagian-bagian yang dominan
antara lain kolom dan kepalanya, entablature dan pediment dengan
dekorasi, terbagi menjadi aliran masing-masing mempunyai ciri khas
antara lain, Dorik, Ionik dan Korintien.

Elemen Order dalam arsitektur Romawi hanya


diambil bentuknya,tidak terkait dengan konstruksi,
menghias pilaster dan balok-baloknya. Dalam berbagai
bangunan Romawi, elemen arsitektur Yunani hanya
menjadi hiasan misalnya pada pintu masuk dan jendela.
Pada teater, kolom, balok atau entablature yang menyatu
dengan pelengkung yang berfungsi ganda yaitu sebagai
bagian konstruksi penguat dinding dan juga sebagai
dekorasi.
Kuil romawi Denah Kuil

Denah kuil-kuil dibangun pada zaman Romawi secara garis besar


dapat dikategorikan dalam dua bentuk, yaitu segi empat panjang dan
bukan segi empat. Kuil Romawi berdenah segi empat panjang sebagian
besar mendapat pengaruh yang cukup besar dari arsitektur Yunani.
Pada zaman itu, mulai berkembang bentuk-bentuk kuil yang tidak segi
empat panjang, bervariasi dalam bentuk denah poligonal, lingkaran dan
kombinasi lainnya.

KUIL ROMAWI SEGI


EMPAT
Salah satu kuil tergolong dalam kategori berdenah segi
empat adalah Kuil Jupiter Capitolinus (509 SM) di pusat
kota Roma. Kuil terletak di dalam Forum Romanus pada
ketinggian sebuah bukit, sehingga terlihat dari berbagai
tempat di kota. Tata letak semacam ini, kemungkinan
besar mendapat pengaruh dari Yunani seperti misalnya
kuil-kuil di Acropolis. Denahnya segi empat panjang,
Tangga masuk tidak berbeda dengan berbagi kuil Yunani, langsung berhubungan
identik dengan kuil-kuil Yunani, juga konstruksi kolom
dengan pranaos, bagian dari kuil, posisinya seperti portico atau teras depan. Dari segi dan balok atau Order, dalam hal ini berciri Korintien,
langsing, kepala kolomnya dihias dengan ornamen floral.
denah, ada perbedaan kuil ini dibanding dengan kuil-kuil Yunani pada umumnya, yaitu
pada letak naos yang tidak berada di tengah, sehingga tidak ada ambulatory. Naos
mempunyai tiga kamar berderet melintang, di dalamnya masing-masing diletakkan patung
Jupiter, Minerva dan Juno. (Ibid : 265).
Kuil Juno Sospita, Linivium (265 SM) berdenah segi empat, denahnya sama dengan
Kuil Jupiter, letak naos tidak berada di tengah, sehingga tidak ada ambulatory. Demikian
juga naos yang mempunyai tiga kamar. Namun konstruksi bagian depan berbeda dengan
Kuil Jupiter dan Kuil-kuil Yunani pada umumnya, tidak mempunyai pediment tympanum,
frieze, maupun architrave. Dengan kata lain arsitektur Kuil Sospita tidak dalam konstruksi
order, meskipun kolomnya silindris sederhana tanpa ornamen, seperti kolom Dorik.
Arsitektur kuil Romawi adalah per-paduan antara Etruscan dengan Yunani. Berbagai aspek
seperti pada kedua kuil dibahas sebelum ini khas Yunani, sedangkan portico dan podium
atau semacam panggung dimana bagian utama kuil berdiri, merupakan bagian dari model
kuil Etruscan yang sudah ada sejak abad VII SM.

Kuil Fortuna Virilis di Roma (40 SM) adalah salah


satu contoh dari kecenderungan tersebut di atas, denahnya
segi empat yang terdiri dari cella dan portico. Kuil berdiri
di atas podium setinggi 3 m dan cella berupa ruang
tunggal. Konstruksi dan dekorasinya terdiri dari kolom-
balok (Order), deretan depan terdapat empat kolom dengan
frieze, architrave, pediment, tympanum, dengan gaya Ionik.
Bentuk dan denah Kuil Antonius dan Faustina di
Roma (141 SM) mirip dengan Kuil Virilis, namun lebih
besar. Kuil terletak di Forum Romawi menghadap ke
selatan-barat. Kedua kuil berciri arsitektur Romawi, yang
berupa perpaduan Etruscan-Yunani. Tinggi podium 6 m,
deretan enam buah kolom bergaya Korintien.

Kuil Saturnus (Saturn) (284 M), juga di Roma,


tidak lebih dari 200 m di sebelah barat Kuil Antonius-
Faustina dikemukakan sebelum ini. Kuil menghadap ke
utara-timur, beberapa puluh meter di selatan-timur Capitol.
Kuil berdiri di atas podium khas Etruscan. Tinggi podium
3.73 m, dari tangga langsung ke portico, di mana terdapat
deretan enam kolom. Dalam hal ini kolom, frieze,
architrave, pediment dan tympanum, bercorak Ionik.

Sebuah Kuil di Nimes Perancis bagian selatan dibangun tahun 6 SM,


pada zaman kekuasaan Romawi meliputi wilayah hampir seluruh daratan
Eropa, terutama Eropa Barat. Kuil diberi nama Maison Caree yang artinya
“Rumah Segi Empat”, karena bentuk denahnya yang segi empat. Kuil ini
merupakan satu-satunya peninggalan zaman Romawi, yang masih dalam
kondisi utuh. (Ibid : 265).
Maison Caree merupakan contoh sangat
representatif dari arsitektur campuran Yunani
Etruscan dengan detail-detail corak Order
Korientien. Bagian utama kuil berdiri di atas podium
model Etruscan setinggi 3.66 m. dengan tangga
masuk ke teras atau portico depan.

Cella berupa kamar tunggal, besarnya selebar podium


menghadap ke portico tersebut juga merupakan bagian dari kuil
Etruscan. Kolom langsing berderet enam buah di depan berkepala
dihias dengan pola floral, merupakan bagian dari konstruksi Order
yang menyangga frieze, architrave, pediment, tympanum yang
bercorak Korintien.
Kelompok kami mengambil contoh bangunan, data sebagai berikut:

Alamat : Cluster Malibu, Deltamas, Cikarang


Lokasi : Jawa Barat
Architect / Designer : Ario Nugroho
Jenis properti : Rumah
Luas lahan : 300 m2
Durasi pengerjaan : 8 bulan
Di realisasikan pada : 2014

Berikut merupakan beberapa ciri khas bangunan dengan ciri khas


arsitektur romawi:

 Romawi mempunyai lima buah gaya arsitektur (order).

 Kombinasi kolom dan busur lengkung(pelengkung).

 Pada kolom yang menyatu dengan pelengkung pada pintu


masuk dan jendela berfungsi ganda yaitu sebagai bagian
penguat dinding dan dekorasi.
 Pelengkung menjadi bagian yang penting, karena berfungsi sebagai konstruksi menggantikan kolom dan balok.

 Pintu dan jendela biasanya berbentuk segi empat.

 Pada sisi-sisi pintu dibuat bentuk kolom.

 Bahan bangunan yang digunakan batu bata, keramik, semen, beton dan besi.

 Pada bangunan lebih dari satu lantai, gaya arsitektural diletakkan berurutan dari atas ke bawah. Paling bawah gaya Doric, di atasnya
Ionic, dan paling atas Corinthian

Pada bangunan rumah tersebut terdapat unsur maupun sentuhan arsitektur romawi. Dan salah satu pengaplikasian pada bangunan modern dapat
di temukan pada bangunan rumah tersebut. Namun dengan berkembangnya jaman, perubahan bentuk maupun fungsi tidak bisa dipungkiri.
Seperti perubahan pada kolom, kolom yang pada fungsi utmanya sebagai struktur memiliki fungsi lain yaitu sebagai fungsi estetika/keindahan
maupun hanya sebagi dekorasi. Dan unsur pelengkung yang ada pada pintu masuk dan jendela berfungsi sebagai bagian penguat dinding,
sekarang memiliki fungsi lain yaitu sebagai dekorasi pada bangunan yang mengadaptasi konsep bangunan arsitektur romawi. Pada bagian
jendela juga masih menggunakan unsur segi empat/persegi. Namun pada bangunan tersebut, bangunan ini menggunakan jendela persegi panjang
dengan ukuran jendela yang besar.

Pada bagian pintu utama, pada sisi-sisinya maupun sisi-sisi bagian depan terdapat kolom-kolom yang berdiri tegak, yang biasanya menunjukkan
bahwa pintu tersebut merupakan bagian pintu utama sebagai entrance pada bangunan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai