Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat sebagai
maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan sebagai nyeri ulu hati,
orang yang terserang penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak
nyaman. Biasanya keluhan yang diajukan penderita tersebut ringan dan dapat diatasi dengan
mengatur makanan, tetapi kadang-kadang dirasakan berat, sehingga ia terpaksa meminta
pertolongan dokter bahkan sampai terpaksa diberi perawatan khusus (Wardaniati, 2016).
Menurut WHO di Indonesia pada tahun 2012 angka kejadian gastritis mencapai
40,8% pada beberapa daerah dengan prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa
pendududuk. Selain itu pada tahun 2007 penyakit gastritis menempati urutan kelima dengan
jumlah penderita 218.872 dan kasus kematian 899 orang (Suryono, 2016).
Tingginya angka kejadian gastritis dipengaruhi oleh beberapa faktor secara garis
besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan
infeksi.
Gastritis merupakan penyakit yang cenderung mengalami kekambuhan sehingga
menyebabkan pasien harus berulang kali untuk berobat. Salah satu penyebab kekambuhan
gastritis adalah karena minimnya pengetahuan pasien dalam mencegah kekambuhan
gastritis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut rumusan masalah
makalah:
1. Apa definisi dari gastritis ?
2. Bagaimana etiologi gastritis?
3. Bagaimana pathway gastritis ?
4. Apa saja diagnose yang muncul dari gastritis ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, berikut tujuan penulisan makalah:
1. Untuk mengetahui definsi dari gastritis
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi gastritis
1
3. Untuk mengetahui bagaimana pathway gastritis
4. Untuk mengetahui apa saja diagnose yang muncul dari gastritis

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI ANATOMI FISIOLOGI LAMBUNG (GASTRITIS)

Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.

Terdiri dari 3 bagian, yaitu :

 Kardia.
2
 Fundus.

 Antrum.

Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.

Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan
3 zat penting :

 Lendir

Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan
pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada
terbentuknya tukak lambung.

 Asam klorida (HCl)

Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin
guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai
penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.Prekursor
pepsin (enzim yang memecahkan protein

Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik,

difus atau local (Soepaman, 1998). Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Arif
Mansjoer, 1999). Gastritis adalah radang mukosa lambung (Sjamsuhidajat, R, 1998).
Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat

bersifat akut, kronis, difus atau lokal (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422) .Berdasarkan
pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa Gastritis merupakan inflamasi mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronik, difus atau lokal.

2.2 ETIOLOGI

a. Gastritis Akut

Merupakan inflamasi akut dari dinding lambung, biasanya terbatas pada mukosanya saja.

 Gastritis eksogen akut, disebabkan faktur dari luar yang terdiri dari beberapa
3
bagian:

Gastritis eksogen akut yang simple, disebabkan oleh :

~ Makanan dan minuman panas yang dapat merusak mukosa lambung, seperti rempah-
rempah, alcohol dan sebagainya.

~ Obat-obatan seperti, digitalis, iodium, SF, kortison, dsb.

Gastritis akute korosiva, disebabkan oleh:

~ Obat-obatan seperti : Analgetik, Anti inflamasi, antibiotik dsb.

~ Bahan kimia dan minuman yang bersifat korosif, bahan alkali yang kuat seperti, soda,
kaustik, (non-hydroxide) korosif sublimat.

 Gastritis endogen akut, disebabkan kelainan dalam tubuh yang terdiri dalam
beberapa bagian :

1. Gastritis infektiosa akut, disebabkan oleh toxin atau bakteri yang beredar

dalam darah dan masuk ke jantung, misalnya morbili, dipteri , variola dsb.

2. Gastritis egmonos akute, di sebabkan oleh invasi langsung dari bakteri pirogen pada
dinding lambung, seperti streptococcus, stpilacoccus dsb.

b. Gastritis Kronis

Merupakan suatu inflamasi kronik yang terjadi pada waktu lama pada permukaan mukosa
lambung, penyebabnya belum diketahui secara langsung, namun diduga disebabkan
oleh :

1.Bakteri, infeksi stapilococcus (akute) mungkin pada akhirnya akan menjadi kronis.

2.Infeksi lokal, infeksi pada sinus, gigi dan post nasal dapat menimbulkan gastritis.

3.Alkohol dapat menyebabkan kelainan pada mukosa lambung.

4.Faktor, psikologis dapat menimbulkan hipersekresi asam lambung.

4
2.3 PATHWAY GASTRITIS

5
2.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN GASTRITIS

1. Perubahan kenyamanan; Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa gaster

6
Tujuan jangka pendek : Pasien mengatakan rasa nyeri berkurang.

Tujuan jangka panjang : Tidak terjadi iritasi berlanjut.

¨ Rencana Tindakan.

1. Puasakan pasien pada 6 jam pertama.

2. Berikan makanan lunak sedikit demi sedikit dan beri minum yang hangat.

3. Identifikasi dan batasi makanan yang menimbulkan ketidaknyamanan.

4. Observasi keluhan nyeri, catat lokasi, lamanya, intensitasnya, ( skala 0-10 ), serta
perubahan karakteristik nyeri.

¨ Rasionalisasi.

1. Mengurangi inflamasi pada mukosa lambung.

2. Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat etelah periode puasa.

3. Dapat menyebabkan distres pada bermacam-macam individu / dispepsia.

4. Perubahan karakteristik nyeri dapat menunjukan penyebaran penyakit / terjadinya


komplikasi.

2. Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Anorexia.

Tujuan jangka pendek : Pemasukan nutrisi yang adekuat.

Tujuan jangka panjang : Mempertahankan BB tetap seimbang.

¨ Rencana Tindakan

1. Buat program kebutuhan nutrisi harian & standar BB minimum.

2. Berikan perawatan mulut sebelum & sesudah makan.

3. Monitor aktivitas fisik dan catat tingkat aktivitas tersebut.

4. Hindari makanan yang menimbulkan gas.

5. Sediakan makanan dengan ventilasi yang baik, lingkungan yang menyenangkan,


dengan situasi yang tidak terburu-buru.

¨ Rasionalisasi

1. Sebagai acuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien.


7
2. Memberikan rasa nyaman pada mulut dan dapat mengurangi rasa mual.

3. Membantu dalam mempertahankan tonus otot dan berat badan juga untuk mengontrol
tingkat pembakaran kalori.

4. Dapat mempengaruhi nafsu makan / pencernaan dan membatasi masukan nutrisi.

5. Lingkungan yang mennyenangkan dapat menurunkan stress dan lebih kondusif untuk
makan.

3. Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan jangka pendek : Pasien dapat mendiskusikan permasalahan yang dihadapinya.

Tujuan jangka panjang: Pasien dapat memecahkan masalah dengan menggunakan sumber
yang efektif.

¨ Rencana Tindakan

1. Observasi respon fisiologis, mis : takipnoe, palpitasi, pusing.

2. Catat petunjuk perilaku, mis : gelisah, midah tersinggung.

3. Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan respon umpan balik.

4. Berikan lingkungan yang tenang untuk beristirahat.

5. Berikan tekhnik relaksasi, mis: latihan nafas dalamdan bimbingan imaginasi.

6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan melakukan koping positif.

¨ Rasionalisasi

1. Dapat menjadi indikasi derajat ansietas yang dialami pasien.

2. Indikator derajat ansietas.

3. Membuat hubungan therafiutik, membantu pasien untuk menerima perasaan dan


menurunkan ansietas yang tidak perlu tentang ketidak tahuan.

4. Memindahkan pasien dari stresor luar dan meningkatkan relaksasi, juga dapat
meningkatkan ketrampilan koping.

5. Cara relaksasi dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.

6. Perilaku yang berhasil dapat menguatkan pasien dalam menerima ansietas,

8
meningkatkan rasa pasien terhadap kontrol diri dan memberikan keyakinan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan
(body), antrum, dan pilori. Gastritis atau Dyspepsia maag adalah kumpulan gejala yang
dirasakan sebagai nyeri ulu hati.

Penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu adanya kondisi yang memicu
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, dan zat eksternal yang menyebabkan iritasi dan
infeksi. Gejala gastritis diantaranya tidak nyaman sampai nyeri pada saluran pencernaan
terutama bagian atas, mual, muntah, lambung merasa penuh, kembung, bersendawa, merasa
cepat kenyang, perut keroncongan dan sering kentut serta timbulnya luka pada dinding lambung.

Terapi yang diberikan pada penyakit gastritis berupa terapi farmakologi dan non-
farmakologi. Terapi farmakologi yang biasa digunakan diantarnya :

a. Antagonis reseptor H2 histamin : Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin

9
b. Antasida terdiri dari senyawa Natrium Bikarbonat, Magnesium Hidroksida dan
Alumunium Hidroksida : Antasida DOEN
c. Penguat Mukosa : Sukralfat dan Misoprostol
d. Inhibitor Pompa Proton (PPI) : Esomeprazol, Lansoprazol,
Omeprazol,Tenatoprazole, Pantoprazole dan Rabeprazole
Sedanglan terapi non-farmakologi diantaranya :
a. Atur pola makan
b. Olah raga teratur
c. Hindari makanan berlemak tinggi dan makanan yang menimbulkan gas di
lambung
d. Hindari mengkonsumsi makanan yang terlalu pedas dan minuman dengan kadar
caffein, alkohol, dan kurangi rokok
e. Hindari obat yang mengiritasi dinding lambung
f. Kelola stres psikologi seefisien mungkin
3.2 Saran
1. Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah terjadinya penyakit
gastrtitis baik yang kronis maupun akut yakni dimulai dari cara hidup sehat dan selalu
memperhatikan konsumsi makanan dan minum kita sehari-hari dan yang tidak kalah
pentingnya selalu memperhatikan kondisi psikologi agar tidak terlalu banyak fikiran
(stres).
2. Apabila telah memiliki riwayat penyakit gastritis baik akut maupun kronis dan
telah terbiasa mengonsumsi obat, hendaknya konsumsi obat juga diperhatikan agar tidak
terjadi peningkatan penyakit dan kembali lagi selalu memperhatikan asupan makan serta
minuman sehari-hari.
3. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah di kemudian hari.

10
11

Anda mungkin juga menyukai