id/2012/10/17/pencemaran-limbah-tekstil-di-bandung-ditangani-klh/
Selain kegiatan manusia, kegiatan Industri dapat menghasilkan buangan(limbah) yang beracun bagi
mahkluk hidup tak terkecuali industri tekstil. Terutama untuk manusia yang tinggal disekitar tempat
yang terkontaminasi limbah beracun dapat merasakan mual dan pusing. Sebuah industri tekstil yang
baik, akan mengolah limbahnya terlebih dahulu sebelum dibuang ke aliran sungai agar tidak
mengganggu kehidupan salah satunya.
Pembuangan air limbah tekstil langsung ke lingkungan akan menimbulkan banyak dampak. #ampak
yang dihasilkan antara lain persoalan estetika hingadapat menganggu ekosistem akuatik.
Pembuangan limbah tekstil akanmengakibatkan perairan menjadi terlihat keruh. Perairan yang
keruh dan berwarna ini akan membuat penetrasi sinar matahari yang masuk ke perairan terganggu,
sehingga fotosintesis dari mikroalga tidak maksimal. Pengolahan limbah tekstil perlu dilakukan untuk
meminimalkan dampaknegatif dari air limbah yang dihasilkan. Pengolahan tersebut perlu dilakukan
dengan menyediakan teknologi pengolahan air limbah yang efektif dan efisien sehingga ramah
lingkungan. Pengolahan limbah cair dapat dilakukanmenggunakan beberapa cara baik itu kimia,
fisika, dan biologi. Pengolahan limbah secara kimia dan fisika memang cukup efektif dalam
menghilangkan warna. Namun, pengolahan secara fisika dan kimia memiliki kekurangan yaitu dari
sisi biaya yang tidak efisien dan juga pemakaian bahan kimia akan menghasilkan sludge yang
banyak. untuk itu perlu dilakukan pengolahan limbah tekstil secara biologi.
Pembahasan
Mekanisme yang dilakukan dalam bioremediasi pada limbah tekstil banyak yang bisa
dilakukan. Namun, pada mekanisme ini akan dijelaskan tiga macam bioremediasi yang telah
dilakukan untuk menurunkan tingkat toksitas dan pencemaran dari limbah industri tekstil.
Metode-Metode:
1. Bioremediasi Air Limbah Tekstil dengan Jamur Pendegradasi Kayu Jenis
Polyporus sp
Air limbah dialirkan ke bak engolah aerob sambil disirkulasikan menggunakan aerator untuk
mensuplai kebutuhan oksigen. Air limbah diolah selama 7 hari, kemudian hasil perombakan
diambil untuk dilakukan disentrifugasi pada 4000 rpm untuk menentukan nilai BOD, COD,
TSS, pH, dan warna. Kemudian untuk tingkat toksitas menggunakan ikan nila sebagai hewan
uji.
Gambar 2. Reaktor pengolahan air limbah tekstil menggunakan jamur pendegradasi kayu
jenis Polyporus sp pada serbuk kayu
Pengolaham limbah tekstil tidak hanya untuk membersihkan parameter fisik, akan
tetapi logam berat perlu dilakukan pengolahan limbah. Pengolahan limbah tekstil secara
kimia dan fisika masih belum mampu untuk menghilangkan logam berat dari limbah industri.
Bioremediasi mikrobia dapat melakukannya dengan efektif untuk menghilangkan logam
berat. Mikrobia yang digunakan adalah Escherichia coli, Salmonella typhi, Bacillus
licheniformis, dan Pseudomonas fluorescence ( Basha dan Rajaganesh, 2014).
KESIMPULAN
Bioremediasi limbah industri tekstil menggunakan jamur pendegradasi kayu jenis Polyporus
sp teramobil pada serbuk kayu dapat menurunkan nilai warna, pH, BOD, COD, TSS, dan
toksitas dari air limbah sehingga jamur jenis Polyporus sp dapat digunakan untuk
bioremediasi.