a. Aurikulum.
Prof. Dr. dr. Sardjono Soedjak, MHPEd, Sp.THT, dr. Sri Rukmini, Sp.THT, dr. Sri Herawati, Sp.THT &
dr. Sri Sukesi, Sp.THT. Teknik Pemeriksaan Telinga, Hidung & Tenggorok. Jakarta : EGC. 2000.
ANATOMI TELINGA
Telinga dibagi menjadi 3 :
1) Telinga luar (auris b. Meatus Acuticus Externus,
externa) terdiri dari :
2) Telinga tengah (auris media) Pars cartilage : 1 cm
3) Telinga dalam (auris Pars ossea : 2 cm
interna) Persarafan telinga luar :
a. Nervus auriculotemporalis
TELINGA LUAR b. Nervus occipitalis minor
Terdiri dari daun telinga dan liang c. Nervus auricularis major
telinga sampai membrane timpani. d. Ramus auricularis nervi vagi
1/3 lateral kartilago dan 2/3 medial e. Nervus facialis
tulang. Dilapisi kulit dan kelenjar Perdarahan telinga luar :
seruminase (modifikasi kelenjar a. Arteri temporalis superficial
keringat). b. Ramus auricularis profundus
Struktur :
arteri maxillaries
a. Auricular terdiri dari tulang
c. Arteri auricularis posterior
rawan elastin dan kulit.
TELINGA TENGAH
Dipisahkan dengan telinga luar oleh membrane tympani.
Batas-batas :
a. Membrane tympani
Memisahkan cavum tympani dengan meatus acisticus externum (m.a.e)
Membrane tipis, semitransparan, oval, kedudukan miring caudomedial, 50 derajat
terhadap m.a.e.
Terdiri dari pars flaccid/membrane Shrapnell (superior) dan pars tensa/membrane
propria (inferior)
Dilekati oleh manubrium malei pada permukaan medialnya.
Membrane timpani dibagi menjadi 4 kuadran :
o Antero-superior
o Postero-superior
o Antero-inferior Untuk menyatakan letak perforasi
o Postero-inferior
Bila melakukan miringotomi atau parasentesis, dibuat insisi di bagian postero-
inferior, sesuai dengan arah serabut
b. Cavum tympani
c. Ossicula auditiva
B. Malleus
Bagian-bagian :
Caput : bersendi dengan incus
Leher (collum mallei)
Manubrium
o Tempat insertion M. tensor tympanicum
o Melekat pada membrane tympani
Processus anterior : berhubungan dengan fissure petrotympanicum
Processus lateralis : berhubungan dengan bagian atas membrane tympani
B. Incus
Bagian-bagian :
Corpus : bersendi dengan caput mallei
Crus longum : bersendi dengan caput stapedii
Crus brevis : berhubungan dengan recessus epitympanicus
B. Stapes
Caput : bersendi dengan incus
Collum : tempat insertion M. stapedius
Crus : menghubungkan collum dengan basis
Basis : melekat pada fenestra ovalis
Persendian ossicula auditiva : articulation synovial
Fungsi : menghantarkan getaran suara ke telinga dalam
OTOT-OTOT
B. M. stapedius
Origo : pyramida pada dd posterior
Insertion : collum stapedii
Persarafan : N. facialis
Fungsi : relaksasi basis stapedii di fenestra ovalis, untuk
mengurangi tegangan di membrane tympani
B. M. tensor tympani
Origo : pars cartilage tuba auditiva
Insertion : manubrium mallei
Persarafan : cabang N. pterygoidi medialis (N. mandibularis)
Fungsi : menarik membrane tympani ke dalam dan menekan
basis stapedii pada fenestra ovalis, sehingga
membrane tympani menjadi lebih tegang.
d. Tuba auditiva
e. Adnexa mastoidea
TELINGA DALAM
pinna : suatu pengumpul suara, sementara liang telinga krn bentuk dan dimensinya,
dpt sangat memperbesar suara dlm rentang 2 – 4 kHz.
Telinga tengah : suatu alat penghilang hambatan antara udara ( lingk.kita) dan
cairan ( telinga dalam)
Stapes : menghantarkan getaran suara lewat liang telinga dan telinga tengah ke
telinga dalam
Daun telinga : menampung gelombang suara yg datang
Liang telinga : meneruskan suara dari daun telinga ke membran timpani
Membran timpani : menggetarkan tulang pendengaran
Rongga telinga : menjaga antara tekanan udara dlm dan luar agar seimbang
Maleus, inkus : meneruskan getaran suara ke tingkap jorong
Tuba eustachii : saluran yg menghub antara rongga telinga dg naso faring
Pengatur agar tekanan didalam rongga telinga sama dg tekanan diluar
Sbg ventilasi agar selaput lendir dirongga telinga mendapat cukup oksigen / airasi.
cochlea : menerima rangsang dari skala vestibuli dan skala timpani untuk dianalisa
dan dibawa ke otak
vestibulum dan kanal semi sirkularis : berguna sbg alat keseimbangan
(ILMU PENYAKIT THT, FK UNDIP)
ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang
dialirkan melalui udara atau tulang ke cochlea menggetarkan membrane
timpani telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong Energi getar yang
telah diamplifikasi ke stapes Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari
tingkat oval menimbulkan getaran pada perilimfa pada skala vestibule bergerak
getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong endolimfa
menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria
(Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel) menimbulkanproses depolarisasi sel rambut
melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis potensial aksi pada saraf
auditorius dilanjutkan ke nucleus auditorius ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis.
Buku ajar ilmu kesehatan THT kepala leher,FKUI,Edisi kelima
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke liang telinga dan mengenai membrana
timpani sehingga membrana timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang pendengaran
yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya, stapes menggerakkan foramen ovale yang juga
menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang
mendorong endolimfe dan membrana basalis ke arah bawah. Perilimfe dalam skala timpani akan
bergerak sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar (Tortora dan Derrickson, 2009). Menurut
Ismail, pada waktu istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok dan dengan terdorongnya membrana
basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik ini berubah menjadi rangsangan listrik
akibat adanya perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-cabang nervus
vestibulokoklearis. Kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran di otak
melalui saraf pusat yang ada di lobus temporalis.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21550/4/Chapter%20II.pdf
Fungsi telinga tengah adalah sebagai penghantar getaran suara ke telinga bagian dalam yaitu :
Suara ditangkap oleh daun telinga dan alirkan melalui liang telinga untuk menggetrkan membran
timphani, dan getaran tersebut diulajutkan ke tulang maleus,lalu ke inkus dan ke stapes sehingga
menimbulakn suatu gelombang di membrana basilaris dan organ corti dengan menggerkkan perilimfe
dan endolimfe sehingga terjadi potensial aksi pada serabut – serabut saraf pendengaran , disini
gelombang suara mekanis diubah menjadi energi elektrokimia lalu ditransmisikan ke saraf cranialis VIII
dan meneruskannya ke pusat saraf sensorik pendengaran di otak (area 39 – 40) melalu saraf pusat yang
ada di lobus temporalis
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam
bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan
membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran (maleus, inkus,
dan stapes). Rantai tulang ini bergerak dengan frekuensi yang sama, memindahkan getaran dari
membran timpani ke jendela oval yang menghubungkan ke telinga dalam. Tulang-tulang pendengaran
itu yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.(6) Energi tulang yang telah diamplifikasi akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli
bergetar. Getaran diteruskan melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan
menimbulkan gerak relatif antar membran basilaris dan membra tektorial. Proses ini merupakan
rangsangan mekanik yang mnyebabkan terjadinya defleksi stereosillia sel-sel rambut sehingga kanal
ion terbuka dan terjadi pengelepasan ion bermuatan listrik. Keadaan ini menimbulkan proses
depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmitter ke sinaps yang akan menimbulkan
potensial aksi pada saraf auditorius.(8)
ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau
tulang ke cochlea menggetarkan membrane timpani telinga tengah melalui rangkaian tulang
pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian
perbandingan luas membrane timpani dan tingkap lonjong Energi getar yang telah diamplifikasi
ke stapes Tulang stapes yang bergetar masuk-keluar dari tingkat oval menimbulkan getaran pada
perilimfa pada skala vestibule bergerak getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang
mendorong endolimfa menimbulkan gerak relative antara membrane basilaris dan membrane tektoria
(Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel)
menimbulkanproses depolarisasi sel rambut melepaskan neurotransmitter ke dalam sinapsis
potensial aksi pada saraf auditorius dilanjutkan ke nucleus auditorius ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis.
Buku ajar ilmu kesehatan THT kepala leher,FKUI,Edisi kelima
Gelombang bunyi telinga luar menggetarkan gendang telingaditeruskan oleh ketiga tulang
dengarjendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval ke cairan limfa yang ada di dalam
saluran vestibulum menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengahPerpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan
membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani.
Basilermenggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh
membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler
akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.
Berawal dari pengumpulan getaran udara oleh auricular dan diteruskan ke membrana tympani yang
akan melakukan reflek tympani yaitu penyesuaian transmisi atau frekuensi suara yang dapat diterima
pada reseptor – reseptor saraf dalam telinga dalam (N. VIII / N. koklearis) dan diteruskan ke batang
otak
Mekanisme lebih jelas dimulai dari telinga luar yang mengumpulkan gelombang suara dan
menghantarkannya ke membrane tymphani.Kemudian tiga tulang pendengaran yaitu maleus, inkus,
dan stapes dalam telinga tengah (sebelah dalam membrane tymphani) bertindak sebagai pengungkit
dan menghantarkan suara ke foramen ovale yang merupakan bagian dari telinga dalam.Telinga dalam
yang berisi cairan encer dan susunannya sedemikian rupa mengubah getaran udara yang besar tetapi
lemah menjadi getaran kecil tapi lebih keras.Mekanisme inilah yang disebut impedance matching.
Mekanisme Impedance Matching ini sendiri merupakan mekanisme ungkit dan mekanisme hidrolik
yang akan memperbesar impuls suara menjadi 18,2 kali (setara dengan 25 dB). Dari mekanisme ungkit
antara manubrium malei dan krus longus inkudis dengan perbandingan luas 1,3 : 1 akan memperbesar
impuls suara pada membrane tymphani sebesar 1,3 kali pada foramen ovale. Sedangkan dari
mekanisme hidrolik perbandingan luas membrane tymphani dan foramen ovale adalah 20 : 1, akan
tetapi yang efektif menghantarkan suara adalah pars tensa yang merupakan 2/3 bagian dari luas
membrane tymphani sehingga perbandingan efektifnya menjadi 14 : 1 dan total penguatan suara
menjadi 1,3 x 14 = 18, 2 kali
Telinga tengah yang berisi udara dan berhubungan dengan nasofaring melalui tuba auditorius (tuba
eustachius) yang dalam keadaan normal tertutup, namun sewaktu menelan akan terbuka. Sewaktu
terbuka tekanan di sebelah dalam dari membrane tymphani menjadi sama dengan tekanan di luar. ini
penting karena membrane tymphani baru akan bergetar baik kalau tekanan pada kedua sisinya sama.
Kalau tidak sama maka akan timbul ketulian. ini bisa juga disebabkan karena tersumbatnya tuba
auditorius misalnya oleh mucus pada influenza
Getaran dalam cairan telinga diubah menjadi impuls saraf di cochlea.Cochlea terdiri dari serangkaian
pipa melingkar membentuk 2¾ gulungan yang bersumbu tengah.Struktur keseluruhan menyerupai
rumah siput.Foramen ovale yang merupakan awal dari pipa pertama disebut skala vestibule.Pipa ini
berisi cairan yang disebut perilymph yang komposisinya mirip dengan cairan cerebrospinal.Skala
vestibuli dipisahkan oleh membrane dari skala media. Skala media berisi cairan endolymph yang mirip
dengan cairan pada sel dan mempunyai kadar kalium yang tinggi. Skala media dipisahakan dari pipa
ketiga, skala tymphani oleh membrane basilaris
Getaran suara dalam cairan skala vestibule diteruskan ke cairan dalam skala media, membrane
basilaris, dan ke cairan dalam skala tymphani. Bila membrane ovale bergerak ke dalam maka
membrane rotundum akan bergerak ke luar dan sebaliknya. Getaran dari membrane basilaris ini yang
akan menghasilkan impuls saraf dalam nervus auditorius. Di bagian pangkal dekat membrane ovale,
membrane basilaris adalah pendek, kearah ujung panjangnya bertambah dan mencapai maksimum di
apeks.Ujung – ujung saraf dijumpai di dasar sel rambut dari organ corti.Bagian ini terletak di atas dari
membrane basilaris.Rambutnya sendiri terbenam dalam membrane tektoria. Suara berfrekuensi
rendah menyebabkan seluruh membrane basilaris bergetar
Di telinga dalam, untuk bisa ditransmisikan ke N. VIII, gelombang suara mekanis harus diubah menjadi
energy elektro kimia. Terjadinya peristiwa listrik pada organ corti ini dikenal dengan proses transduksi.
Terjadinya proses tranduksi dimulai dari bersentuhannya ujung silia atau rambut sel sensoris pada
organ corti dengan membrane tektoria. Pergerakan sel rambut ini akan menimbulkan reaksi biokimiawi
pada sel sensorik sehingga timbul muatan listrik negatif pada dinding sel. Ujung N. VIII yang menempel
pada sel sensorik akan menampung mikroponik yang terbentuk. Lintasan impuls auditorik selanjutnya
menuju ganglion spiralis corti, N. VIII, nucleus cochlearis di medulla oblongata, kolikulus superior,
korpus genikulatum medial, dan korteks auditori di lobus temporalis serebriFisiologi Ganong, Fisiologi
Green & Othorhynolaryngologi Ballenger
1. Mengapa anak mengeluh nyeri terutama saat aurikula ditarik dan ditekan tragusnya,
sakitnya sampai ke kepala dan saat menelan, sakit telinga kiri dan pendengarannya
berkurang?
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena gendang
telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran di
telinga dalam tidak dapat bergerak bebas. Kehilangan pendengaran yang dialami umumnya
sekitar 24 desibel (bisikan halus). Namun cairan yang lebih banyak dapat menyebabkan
gangguan pendengaran hingga 45 desibel (kisaran pembicaraan normal). Selain itu telinga
juga akan terasa nyeri. Dan yang paling berat, cairan yang terlalu banyak tersebut akhirnya
dapat merobek gendang telinga karena tekanannya.
Otitis eksterna difusa
Infeksi ini dikenal dengan nama ”swimmer’s ear”.Biasanya terjadi pada cuaca yang panas dan
lembab, terutama disebabkan oleh kelompok Pseudomonas dan kadang2 juga Staphylococcus
albus , escherichia coli dan Enterobacter aerogenes.Danau dan kolam renang pribadi
merupakan sumber potensi untk infeksi ini.Gambaran diagnostik antara lain :
Fungsi utama dari vagus adalah untuk fonasi/ berbicara dan menelan. Saraf vagus juga
berperan dalam mentransmisikan serat sensorik dari kulit bagian posterior dari meatus auditori
eksternal dan membran timpani. Saraf ini juga meyarafi lajur usus sejauh lengkungan lienalis
dari usus besar transversal (kasar), dan jantung, cabang trakeobronkial dan bagian interna
abdomen.
STANLEY MONKHOUSE MA, MB, BChir, PhD (2006). Cranial Nerve Functional
Anatomy. Cambridge University Press. ISBN-13 978-0-511-13272-8.
Vagus adalah saraf yang paling luas distribusinya dari semua saraf kranialis. Namanya
mencerminkan distribusi yang luas dan jenis sensasi yang disampaikannya (Arti Vagus dalam
bahasa Latin: samar, tidak terbatas, mengembara).
Cabang cardiac dan trakea timbul pada bagian dada leher dan bagian atas. Cabang trakealis
berperan dalam fungsi sensoris sedangkan bagian cardiac memiliki fungsi otonom yakni
melambatkan denyut jantung
Adapula saraf laring rekuren yang berawal di mediastinum superior.
Terakhir terdapat pembentukan pleksus esofagus. Melalui hiatus esofagus pada diafragma
sebagai cabang anterior dan posterior yang memberikan kontribusi serat saraf untuk organ
visera abdomen dan celiac, pleksus mesenterika superior dan pleksus myenteric.
Jaras pendengaran
4.
ii. Patofisiologi
iii. Stadium
- Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya
gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan
negative di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.
- Stadium Supurasi
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan
hancurnya sel epitel superficial, serta terbentuknya eksudat yang
purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol (bulging) kearah liang telinga luar.
Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu
meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.
- Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian
antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi
rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga
tengah ke lian telinga luar.
- Stadium Resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran
timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi
perforasi, maka secret akan bekurang dan akhirnya kering..
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah,
maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.
Patogenesis
Otitis media sering diawali dengan infeksi pada saluran napas seperti radang
tenggorokan atau pilek yang menyebar ke telinga tengah lewat saluran Eustachius.
Saat bakteri melalui saluran Eustachius, mereka dapat menyebabkan infeksi di saluran tersebut
sehingga terjadi pembengkakan di sekitar saluran, tersumbatnya saluran, dan datangnya sel-sel
darah putih untuk melawan bakteri. Sel-sel darah putih akan membunuh bakteri Sebagai hasilnya
terbentuklah nanah dalam telinga tengah Selain itu pembengkakan jaringan sekitar saluran
Eustachius menyebabkan lendir yang dihasilkan sel-sel di telinga tengah terkumpul di belakang
gendang telinga.
Jika lendir dan nanah bertambah banyak, pendengaran dapat terganggu karena
gendang telinga dan tulang-tulang kecil penghubung gendang telinga dengan organ pendengaran
di telinga dalam tidak dapat bergerak bebas
iv. Gejala
Stadium 1: Salphingitis ( radang Tuba Eustachii)
- telinga terasa tersumbat (oklusio tuba)
- otoskopi → MT normal
- otalgia (kadang)
- panas/otalgia
- gejala mereda
Stadium 4: Resolusi
● MT utuh :
- sakit/panas hilang
● MT perforasi :
v. Pemeriksaan
- Inspeksi
- Palpasi
- Auskultasi:
Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)
- Scwabach : memanjang
Pemeriksaan otoskopi
- Stadium peradangan:
Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau kebiruan
dengan corakan pembuluh darah sepanjang maleus dan annulus. Bila
penyakit berlanjut, membran timpani menebal dan memerah. Pars
tensa mengembung dan bagianya tak jelas. Hal ini menunjukkan
bahwa membran timpani terancan perforasi.
- Stadium supurasi:
Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering
berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa membran
timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal, berwarna
merah dan lembut seperti beludru. Pada perforasi yang kecil mungkin
tampak mukosa yang edem menonjol keluar melalui lubang perforasi
dan sekret keluar dari tengahnya, biasa disebut perforasi puting susu.
- Stadium komplikasi
Tampak dinding postero superior liang telinga menggantung
(sagging). Gambaran membran timpani tidak jelas berbeda dengan
sebelumnya.
Pemeriksaan Penunjang :
- Pemeriksaan rontgen mastoid : untuk melihat perluasan infeksi dari telinga tengah ke daerah
tulang mastoid, serta adanya gambaran kolesteatoma
- Pemeriksaan CT scan kepala : untuk melihat kelainan di intrakranial. Sebelum ada CT scan,
dilakukan pemeriksaan angiografi dan pemeriksaan ventrikulografi untuk mendiagnosis kelainan
intrakranial. Tetapi, pemeriksaan ini sangat infasif
- Pungsi lumbal : diperlukan untuk melihat adanya infeksi di likuor serebrospinal, susunan
kimiawi, dan peninggian tekanan likuor, serta untuk pemeriksaan mikroresistensi kuman. Pungsi
lumbal sebaiknya tidak dilakukan bila terdapat tanda tekanan intrakranial yang tinggi, terutama
bila terdapat sakit kepala yang hebat, serta kesadaran yang menurun. Pada keadaan demikian
harus dikonsulkan ke dokter ahli saraf
- Pemeriksaan mikroresistensi kuman yang diambil dari sekret telinga
( Panduan Penatalaksanaan Gawat Darurat Telinga Hidung Tenggorok, FKUI )
vi. Pengobatan
- Stadium Oklusi
Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba
eustachius, sehinggan tekanan negative di telinga tengah hilang.
Maka diberikan :
HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak < 12 tahun
- Stadium Presupurasi/Hiperemis
Antibiotika, tetes hidung dan analgetika.
Pada anak:
- Stadium Supurasi
Antibiotika disertai dengan miringotomi, bila membran
timpani masih utuh.
- Stadium Perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3 hari disertai
antiniotika.
vii. Komplikasi
Sebelum ada antiboitika, OMA dapat menimbulkan komplikasi yaitu
abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat ( meningitis dan abses
otak)
viii. Prognosis
Sembuh setelah std. Resolusi.
- sembuh spontan tanpa perforasi
TIDAK sembuh.
- tanpa perforasi → OME → sekret kental → Glue ear
→ Dry ear
Ilmu Penyakit THT FK UNDIP
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membrane
timpani dan sekret yang keluar dari tengah terus-menerus atau hilang timbul dan sekretnya mungkin
encer, kental, bening atau berupa nanah.
Terdapat beberapa etiologi dari otitis media diantaranya adalah:
Gangguan fungsi tuba
Pada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh edema tetapi apakah hal ini
merupakan fenomena primer atau sekunder masih belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai
metode telah digunakan untuk mengevaluasi fungsi tuba eustachius dan umumnya menyatakan bahwa
tuba tidak mungkin mengembalikan tekanan negatif menjadi normal.
Beberapa faktor-faktor yang menyebabkan perforasi membran timpani yang menetap pada OMSK
adalah:
Infeksi yang menetap pada telinga tengah mastoid yang mengakibatkan produksi sekret telinga
purulen berlanjut.
Obstruksi tuba eustachius yang mengurangi penutupan spontan pada perforasi.
Beberapa perforasi yang besar mengalami penutupan spontan melalui mekanisme migrasi epitel.
Pada pinggir perforasi dari epitel skuamous dapat mengalami pertumbuhan yang cepat diatas sisi
medial dari membran timpani. Proses ini juga mencegah penutupan spontan dari perforasi.
Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir tidak bervariasi pada otitis
media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat.
Organisme yang terutama dijumpai adalah bakteri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme
lainnya.
Riwayat infeksi telinga tengah
Sumbatan (secret,tumor,tampon)
Alergi
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi dibanding yang bukan alergi.
Yang menarik adalah dijumpainya sebagian penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau
bakteri atau toksin-toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.
Autoimune
Lingkungan
Hubungan penderita OMSK dan faktor sosioekonomi belum jelas, tetapi kelompok sosioekonomi
rendah memiliki insiden OMSK yang lebih tinggi. Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan
dengan kesehatan secara umum, diet, dan tempat tinggal yang padat.
Hal-hal tersebut menyebabkan gangguan pada tuba eustachius. Terjadi perubahan tekanan udara di
telinga dari tekanan positif menjadi negative sehingga terbentuklah efusi. Efusi di liang telinga tengah
dapat sembuh dengan sendiri. Dapat juga terjadi otitis media efusi (OME) bila efusi tetap ada karena
tuba eustachius tetap terganggu tetapi tidak terdapat infeksi. Bila tuba eusthacius tetap terganggu dan
terdapat infeksi maka terjadi otitis media akut (OMA). Otitis media akut dapat sembuh sendiri tetapi
dapat juga terus berlanjut menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK). Faktor predisposisi yang
menyebabkan OMA dapat berlanjut menjadi OMSK adalah sbb:
1. Terapi yang terlambat
Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi resiko terkena OMA yang bila
penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak adekuat dapat berlanjut menjadi OMSK. Pada bayi
terjadinya otitis media dipermudah karena tuba eustachiusnya yang pendek, lebar dan horizontal.
PATOGENESIS
Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dengan perforasi membrane timpani
yang sudah terjadi lebih dari 2 bulan. Berdasarkan perubahan mukosa tengah maka terdapat 5 stadium
terjadinya Otitis Media Akut (OMA) yang bila berlangsung terus-menerus selama 2 bulan dapat
menjadi Otitis Media Supuratif Akut (OMSK).
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba yaitu gambaran retraksi membrane timpani akibat terjadinya tekanan
negative di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membrane timpani tampak
normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi tetapi tidak dapat
dideteksi. Stadium ini susah dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh virus atau
alergi.
2. Stadium hiperemis (pre-supuratif)
Pada stadium ini tampak pembuluh darah yang melebar di membrane timpani atau seluruh membrane
timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat
yang serosa sehingga sukar dilihat.
3. Stadium supuratif
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superficial serta terbentuknya
eksudat yang purulen di kavum timpani menyebabkan membrane timpani menonjol (bulging) kea rah
liang telinga luar. Pada stadium ini pasien tampak sangat sakit,, nadi dan suhu meningkat serta rasa
nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di kavum tidak berkurang maka terjadi ischemia
akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timbul tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis
mukosa dan sub-mukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani tampak sebagai daerah yang lebih
lembek dan berwarna kekuningan dan di tempat ini akan terjadi rupture. Bila tidak dilakukan insisi
membran timpani (miringitomi) pada stadium ini, maka kemungkinan besar membrane timpani akan
rupture dan pus keluar ke liang telinga luar.
4. Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya diberikan antibiotika atau virulensi kuman yang tinggi,
maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan pus mengalir keluar dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Anaknya yang tadinya gelisah menjadi tenang, suhu badan turun, dan dapat tertidur
nyenyak.
5. Stadium resolusi
Bila membrane timpani tetap utuh, maka keadaan membrane timpani perlahan-lahan akan normal
kembali. Bila sudah terjadi perforasi maka secret akan berkurang dan akhirnya kering. OMA berubah
menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan secret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul.
Letak perforasi di membrane timpani penting untuk menentukan tipe/jenis OMSK. Perforasi
membrane timpani dapat ditemukan di daerah sentral, marginal atau atik.
1. Perforasi sentral = Perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan diseluruh tepi perforasi
masih ada sisa membrane timpani.
2. Perforasi marginal = Pada perforasi marginal ini maka sebagian tepi perforasi langsung berhubungan
dengan annulus atau sulkus timpanikum.
3. Perforasi atik = Perforasi ini adalah perforasi yang terletak di pars flaksida.
JENIS OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK (OMSK)
1. OMSK tipe aman (tipe mukosa/benigna) = Proses peradangan pada OMSK tipe aman terbatas
pada mukosa saja dan biasanya tidak mengenai tulang dan perforasinya terletak di sentral. Umumnya
OMSK tipe aman jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe aman tidak
terdapat kolesteatoma.
2. OMSK tipe bahaya (tipe tulang/maligna), Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna yaitu
OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi pada OMSK tipe ini terletak di marginal atau di
atik, kadang-kadang juga terdapat kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar
komplikasi timbul pada OMSK tipe ini.
Berdasarkan secret yang keluar maka dikenal juga 2 jenis OMSK yaitu:
1. OMSK tipe aktif
OMSK tipe aktif merupakan OMSK dengan secret yang keluar dari kavum timpani secara aktif.
1. OMSK tipe tenang
OMSK tipe tenang merupakan keadaan dimana kavum timpani terlihat basah atau kering.
GEJALA KLINIS
1. Telinga Berair (Otorrhoe)
Sekret bersifat purulen atau mukoid tergantung stadium peradangan. Pada OMSK tipe jinak, cairan
yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga
tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekret biasanya hilang timbul. Pada
OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adannya sekret telinga. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan
sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang
bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan
tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah
kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan Pendengaran
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya ketulian tergantung
dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran
suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat.
3. Otalgia (Nyeri Telinga)
Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya
ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus
lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi
OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4. Vertigo
Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin
oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau
pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran
timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran
infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat
komplikasi serebelum.
KOMPLIKASI
Tendensi otitis media mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan
otore. Walaupun demikian organisme yang resisten dan kurang efektifnya pengobatan, akan
menimbulkan komplikasi. biasanya komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi
suatu otitis media akut atau suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna
pun dapat menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada
eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom.
A. Komplikasi ditelinga tengah : 3. Petrositis
1. Perforasi persisten D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
2. Erosi tulang pendengaran 1. Meningitis
3. Paralisis nervus fasial 2. Abses otak
B. Komplikasi telinga dalam 3. Hindrosefalus otitis
1. Fistel labirin Perjalanan komplikasi infeksi telinga tengah
2. Labirinitis supuratif ke intra kranial harus melewati 3 macam
3. Tuli saraf ( sensorineural) lintasan:
C. Komplikasi ekstradural 1. Dari rongga telinga tengah ke selaput otak
1. Abses ekstradural 2. Menembus selaput otak.
2. Trombosis sinus lateralis 3. Masuk kejaringan otak.
PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan OMSK adalah:
1. Membersihkan liang telinga dan kavum timpani.
2. Pemberian antibiotika:
A. a. Topikal antibiotik ( antimikroba)
Pemberian antibiotik secara topikal pada telinga dan sekret yang banyak tanpa dibersihkan dulu,
adalah tidak efektif. Bila sekret berkurang/tidak progresif lagi diberikan obat tetes yang mengandung
antibiotik dan kortikosteroid.Mengingat pemberian obat topikal dimaksudkan agar masuk sampai
telinga tengah, maka tidak dianjurkan antibiotik yang ototoksik misalnya neomisin dan lamanya tidak
lebih dari 1 minggu. Cara pemilihan antibiotik yang paling baik dengan berdasarkan kultur kuman
penyebab dan uji resistesni. Bubuk telinga yang digunakan seperti:
Acidum boricum dengan atau tanpa iodine
Terramycin
Pengobatan antibiotik topikal dapat digunakan secara luas untuk OMSK aktif yang dikombinasi dengan
pembersihan telinga. Antibiotika topikal yang dapat dipakai pada otitis media kronik adalah :
Polimiksin B atau polimiksin E
Obat ini bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. Koli Klebeilla,
Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B. fragilis Toksik terhadap ginjal dan
susunan saraf.
Neomisin
Obat bakterisid pada kuma gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aureus, Proteus sp.
Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas. Toksik terhadap ginjal dan telinga.
Kloramfenikol
B. fragilis : Klindamisin
Antibiotika golongan kuinolon (siprofloksasin, dan ofloksasin) yaitu dapat derivat asam nalidiksat yang
mempunyai aktifitas anti pseudomonas dan dapat diberikan peroral. Tetapi tidak dianjurkan untuk
anak dengan umur dibawah 16 tahun. Golongan sefalosforin generasi III ( sefotaksim, seftazidinm dan
seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, tetapi harus diberikan secara parenteral. Terapi ini
sangat baik untuk OMA sedangkan untuk OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK.
Metronidazol mempunyai efek bakterisid untuk kuman anaerob. Menurut Browsing dkk metronidazol
dapat diberikan dengan dan tanpa antibiotik ( sefaleksin dan kotrimoksasol) pada OMSK aktif, dosis
400 mg per 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg per 8 jam selama 2-4 minggu.
Otitis eksterna adalah radang merata kulit liang telinga yang disebabkan oleh kuman maupun
jamur (otomikosis) dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret
di liang telinga dan kecenderungan untuk kambuhan. Pengobatan amat sederhana tetapi
membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga. 8
Etiologi
Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai, didapati 4 dari 1000 orang, kebanyakan pada
usia remaja dan dewasa muda.Terdiri dari inflamasi, iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar.
Dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang
telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara terjadinya otitis eksterna
(swimmer’s ear).3Bentuk yang paling umum adalah bentuk boil (Furunkulosis) salah satu dari satu
kelenjar sebasea 1/3 liang telinga luar. Pada otitis eksterna difusa disini proses patologis membatasi
kulit sebagian kartilago dari otitis liang telinga luar, konka daun telinga penyebabnya idiopatik, trauma,
iritan, bakteri atau fungal, alergi dan lingkungan. Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat
tetes telinga. Alergen yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,
gentamicin, polimixin, anti bakteri (clioquinol, Holmes dkk, 1982) dan anti histamin. Sensitifitas poten
lainnya adalah metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut yang
mungkin digunakan untuk mengorek telinga. Infeksi merupakan penyakit yang paling umum dari liang
telinga luar seperti otitis eksterna difusa akut pada lingkungan yang lembab.2
Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang
mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton
bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang
masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga
4.4. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta (venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat, dermatitis
eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.
4.5. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi (hematom vesikel dan bulla),
trauma (terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang
disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar. Sering
timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat, dapat
sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang pendengaran,
bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau ditekan. Terdapat tanda
infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.
· Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam
glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan
tampon larutan rivanol 0,1%.
· Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan
pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan
dosis 40-50 mg per kg BB.
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya
penyakit diabetes melitus.8
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri.
Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus,
Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya tidak jelas.
Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta (furunkel =
bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir (musin). Lendir
(musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus otitis media. 5
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung
antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut.
Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam
alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan
juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal. 6
Gejala Klinis
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit,
perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta
berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering
merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan
derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar
langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan
serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar liang
telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari
daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa
sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis
eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang
berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan
rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis
eksterna kronik merupakan keluhan utama.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna akut. Edema
kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna
yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang
deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup
lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.2
Tanda-Tanda Klinis
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
Eritema kulit, sekret yang kehijau-hijauan dan edema kulit liang telinga merupakan tanda-tanda klasik
dari otitis diffusa akuta. Bau busuk dari sekret tidak terjadi. Otitis eksterna diffusa dapat dibagi atas 3
stadium yaitu : 2
1. “Pre Inflammatory“
3. Radang kronik
Diagnosis Banding
Diagnosis banding dari keadaan yang serupa dengan otitis eksterna antara lain meliputi :
Karsinoma liang telinga luar yang mungkin tampak seperti infeksi stadium dini diragukan
dengan proses infeksi, sering diobati kurang sempurna. Tumor ganas yang paling sering adalah
squamous sel karsinoma, walaupun tumor primer seperti seruminoma, kista adenoid, metastase
karsinoma mamma, karsinoma prostat, small (oat) cell“ dan karsinoma sel renal. Adanya rasa sakit
pada daerah mastoid terutama dari tumor ganas dan dapat disingkirkan dengan melakukan
pemeriksaan biopsi.2
OMA dapat dibedakan dari otitis media dengan efusi yang dapat menyerupai OMA. Efusi telinga tengah
(middle ear effusion) merupakan tanda yang ada pada OMA danotitis media dengan efusi. Efusi telinga
tengah dapat menimbulkan gangguan pendengaran dengan 0-50 decibels hearing loss.
Table 2.2. Perbedaan Gejala dan Tanda Antara OMA dan Otitis Media dengan Efusi
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud terlalu sering bisa mendorong sel-sel kulit yang
mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
↓
Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit pada saluran telinga
menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur
↓
Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata didalam
mudahnya terjadinya infeksi telinga luar
↓
Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan
↓
suhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)
↓
Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo sebasea
↓
menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel
↓
berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit
↓
Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mencegah kerusakan
kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah
↓
Gatal
Garuk/cedera
↓
invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya resisten terhadap
bakteri
MANIFESTASI KLINIS
Pada gangguan pendengaran jenis ini, transmisi gelombang suara tidak dapat mencapai telinga dalam
secara efektif. Ini disebabkan karena beberapa gangguan atau lesi pada kanal telinga luar, rantai tulang
pendengaran, ruang telinga tengah, fenestra ovalis, fenestra rotunda, dan tuba auditiva. Pada bentuk
yang murni (tanpa komplikasi) biasanya tidak ada kerusakan pada telinga dalam, maupun jalur
persyarafan pendengaran nervus vestibulokoklearis (N.VIII).
Gejala yang ditemui pada gangguan pendengaran jenis ini adalah seperti berikut:
1. Ada riwayat keluarnya carian dari telinga atau riwayat infeksi telinga sebelumnya.
2. Perasaan seperti ada cairan dalam telinga dan seolah-olah bergerak dengan perubahan posisi kepala.
3. Dapat disertai tinitus (biasanya suara nada rendah atau mendengung).
4. Bila kedua telinga terkena, biasanya penderita berbicara dengan suara lembut (soft voice) khususnya
pada penderita otosklerosis.
5. Kadang-kadang penderita mendengar lebih jelas pada suasana ramai.
Menurut Lalwani, pada pemeriksaan fisik atau otoskopi, dijumpai ada sekret dalam kanal telinga luar,
perforasi gendang telinga, ataupun keluarnya cairan dari telinga tengah. Kanal telinga luar atau selaput
gendang telinga tampak normal pada otosklerosis. Pada otosklerosis terdapat gangguan pada rantai
tulang pendengaran.
Pada tes fungsi pendengaran, yaitu tes bisik, dijumpai penderita tidak dapat mendengar suara bisik
pada jarak lima meter dan sukar mendengar kata-kata yang mengandung nada rendah. Melalui tes
garputala dijumpai Rinne negatif. Dengan menggunakan garputala 250 Hz dijumpai hantaran tulang
lebih baik dari hantaran udara dan tes Weber didapati lateralisasi ke arah yang sakit. Dengan
menggunakan garputala 512 Hz, tes Scwabach didapati Schwabach memanjang (Soepardi dan
Iskandar, 2001).