Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(CIRCUIT BREAKER)
DISUSUN OLEH :
STAMBUK : 03320160027
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu
Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke
masyarakat melalui jaringan distribusi. Jaringan distribusi merupakan bagian
jaringan listrik yang paling dekat dengan masyarakat. Jaringan distribusi
dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan
distribusi sekunder. Tegangan distribusi primer yangdipakai PLN adalah 20
kV, 12 kV, 6 KV. Pada saat ini, tegangan distribusi primer yang cenderung
dikembangkan oleh PLN adalah 20 kV. Tegangan pada jaringan distribusi
primer diturunkan gardu distribusi menjadi tegangan rendah
yang besarnya adalah 380/220 V, dan disalurkan kembali melalui jaringan tega
ngan rendah kepada konsumen.
Pada operasi sistem tenaga listrik sering terjadi gangguan-gangguan
yang dapat mengakibatkan terganggunya penyaluran tenaga listrik ke
konsumen. Gangguan adalah penghalang dari suatu sistem yang
sedang beroperasi atau suatu keadaan dari sistem penyaluran tenaga listrik men
yimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam peralatan listrik
didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang
menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya.
Berdasarkan ANSI/IEEE Std. 100-1992 gangguan didefinisikan sebagai
suatu kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen,
atau suatu elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir
selalu ditimbulkan oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke
tanah. Suatu gangguan distribusi hampir selalu berupa hubung langsung atau
melalui impedansi. Istilah gangguan identik dengan hubung singkat, sesuai
standart ANSI/IEEE Std. 100-1992. Hubung singkat merupakan suatu
hubungan abnormal (termasuk busur api) pada impedansi yang relative rendah
terjadi secara kebetulan atau disengaja antara dua titik yang
mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan hubung
singkat digunakanuntuk menjelaskan suatu hubungan singkat. Sistem proteksi
memegang peranan penting dalam kelangsungan dan keamanan terhadap
penyaluran daya listrik. Pengamanan pada jaringan transmisi perlu mendapat
perhatian yang serius dalam setiap perencanaannya. Sistem transmisi memiliki
parameter-parameter dan keadaan sistem yang berubah secara terus menerus,
sehingga strategi pengamanannya harus disesuaikan dengan perubahan dinamis
dalam hal desain dan pengaturan peralatannya.
Sistem proteksi berfungsi untuk mengamankan peralatan listrik dari
kemungkinan kerusakan yang diakibatkan oleh gangguan, misalnya gangguan
dari alam atau akibat rusaknya peralatan secara tiba-tiba, melokalisir daerah-
daerah sistem yang mengalami gangguan sekecil mungkin, dan mengusahakan
secepat mungkin untuk mengatasi gangguan yang terjadi di daerah tersebut,
sehingga stabilitas sistemnya dapat terpelihara, dan juga untuk mengamankan
manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh listrik. CB (Circuit Breaker ) atau
biasa juga disebut PMT (pemutus tenaga) merupakan salah satu bagian penting
dalam sistem pengamanan jaringan transmisi yang digunakan untuk
memutuskan arus beban apabila sedang terjadi gangguan seperti kondisi
hubung singkat, untuk mencegah meluasnya gangguan ke jaringanyang lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Circuit Breaker (CB)?
2. Bagaimana fungsi utama dan klasifikasi dari Circuit Breaker (CB)?
3. Bagaimana proses terjadinya busur api dan pemadaman busur api pada
Circuit Breaker (CB)?
4. Bagaimana bentuk konstruksi dari Circuit Breaker (CB)?
BAB II
PEMBAHASAN
Selama pengisian, gas SF6 akan menjadi dingin jika keluar dari
tangki penyimpanan dan akan panas kembali jika dipompakan untuk
pengisian kedalam bagian/ruang pemutus tenaga. Oleh karena itu gas
SF6 perlu diadakan pengaturan tekanannya beberapa jam setelah
pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan tekanannya beberapa
jam setelah pengisian, pada saat gas SF6 pada suhu lingkungan.
Gambar 2.11 Proses pemadaman busur api pada SF6
Sistem Penggerak
Berfungsi menggerakkan kontak gerak (moving contact) untuk
operasi pemutusan atau penutupan PMT.
Terdapat beberapa jenis sistem penggerak pada PMT, antara lain:
a. Penggerak pegas (spring drive)
Mekanis penggerak PMT dengan menggunakan pegas (spring)
terdiri dari 2 macam, yaitu:
1) Pegas pilin (helical spring). PMT jenis ini menggunakan pegas pilin
sebagai sumber tenaga penggerak yang di tarik atau di regangkan oleh
motor melalui rantai.
2) Pegas gulung (scroll spring). PMT ini menggunakan pegas gulung
untuk sumber tenaga penggerak yang di putar oleh motor melalui roda
gigi.
Gambar 2.12 Gambar 2.13
Sistem Pegas Pilin (Helical) Sistem Pegas Gulung (Scroll)
b. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan
dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
Pada kondisi PMT membuka / keluar, sistem hidrolik tekanan
tinggi tetap pada posisi seperti pada gambar diagram, di mana minyak
hidrolik tekanan rendah (warna biru) bertekanan sama dengan tekanan
Atmosfir dan (warna merah) bertekanan tinggi hingga 360 bar.
c. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian gabungan
dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara bertekanan yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
d. SF6 Gas Dinamik
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang
berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga
dimanfaatkan sebagai media penggerak. Setiap PMT terdiri dari 3
identik pole, dimana masing – masing merupakan unit komplit dari
Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan oleh
gas SF6 masing – masing pole dalam cycle tertutup.
Energi untuk menggerakkan kontak utama terjadi karena adanya
perbedaan tekanan gas SF6 antara:
1) Volume yang terbentuk dalam interrupter dan isolastor tumpu.
2) Volume dalam enclosure mekanik penggerak.
e. Proses Terjadinya Busur Api
Pada waktu pemutusan atau penghubungan suatu rangkaian
sistem tenaga listrik maka pada CB akan terjadi busur api, hal tersebut
terjadi karena pada saat kontak CB dipisahkan, beda potensial diantara
kontak akan menimbulkan medan elektrik diantara kontak tersebut.