PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dalam
strategi Making Pregnancy Safer (MPS) atau kehamilan yang aman sebagai
penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir (MDG’s, 2010), dalam
dari tahun 1990 sampai dengan 2015 haruslah mencapai 5,5 persen pertahun
(antaranews, 2007).
penyebab kematian ibu sebagian besar kasus perdarahan dalam masa nifas yang
terjadi karena retensio plasenta, sehingga perlu dilakukan upaya penanganan yang
baik dan benar yang dapat diwujudkan dengan upaya peningkatan ketrampilan
1
Indonesia.Berdasarkan data kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca
persalinan di Indonesia adalah sebesar 43%. Menurut WHO dilaporkan bahwa 15-
20% kematian ibu karena retensio plasenta dan insidennya adalah 0,8-1,2% untuk
perdarahan post partum dimana retensio plasenta salah satu penyebabnya dapat
mengancam jiwa dimana ibu dengan perdarahan yang hebat akan cepat meninggal
ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan
2010 Rasio kematian ibu (MMR) selama kehamilan dan melahirkan atau dalam 42
hari setelah melahirkan, per 100.000 kelahiran hidup untuk negara Indonesia
Indonesia Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI di Indonesia untuk periode lima
tahun sebelum survei (2003-2007) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup
2
BAB II
PEMBAHASAN
cm dan tebal lebih kurang 2.5 cm. beratnya rata-rata 500 gram. Tali-pusat
plasenta terbentuk lengkap pada kehamilan lebih kurang 16 minggu dengan ruang
amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Bila diteliti benar, maka plasenta
sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu vili koriales yang
berasal dari korion, dan sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua
basalis.
Darah ibu yang berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang
berada di desidua basalis. Pada sistole darah disemprotkan dengan tekanan 70-80
mmHg seperti air mancur ke dalam ruang interviller sampai mencapai chorionic
desidua. Plasenta berfungsi: sebagai alat yang memberi makanan pada janin,
mengeluarkan sisa metabolisme janin, memberi zat asam dan mengeluarkan CO2,
atau lebih dari 30 menit setelah bayi lahir.Hampir sebagian besar gangguan
3
Retensio plasenta adalah lepas plasenta tidak bersamaan sehingga sebagian
kontraksi otot uterus, sehingga sebagian pembuluh darah tetap terbuka serta
Retensio plasenta yaitu plasenta dianggap retensi bila belum dilahirkan dalam
batas waktu tertentu setelah bayi lahir (dalam waktu 30 menit setelah
Plasenta adhesiva :implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
/memasuki myometrium
A. SEBAB FUNGSIONIL
adhesiva )
4
Tempatnya : insersi di sudut tuba
Plasenta yang sukar terlepas karna hal di atas disebut plasenta adhesive
B. SEBAB PATOLOGI-ANATOMIS
1. Plasenta accrete
2. Plasenta increta
3. Plasenta percreta
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis
plasenta akreta-percreta). Jika plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus
akan tetapi belum keluar disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk
melahirkan atau karena salah penanganan kala III ,akibatnya terjadi lingkaran
inkarserasio plasenta )
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih
sampai ke serosa.
5
Plasenta perkreta : Vili khorialis tumbuh menembus serosa atau
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni
uteri atau adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat
(plasenta inkarserata).
3. Faktor maternal
Multiparitas
4. Faktor uterus
uterus
Anomali uterus
Bekas ondometritis
4. Faktor placenta
Plasenta previa
Implantasi cornual
Plasenta akreta
6
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan tetapi bila
sebagian plasenta sudah lepas maka akan terjadi perdarahan. Ini merupakan
Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau rektum
Gejala dan tanda yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus
A. Waktu hamil
7
B. Persalinan kala I dan II
3) Komplikasi yang serius tetapi jarang dijumpai yaitu invertio uteri, keadaan ini
mengeluarkan plasenta
uterus.
8
3) Pemeriksaan Penunjang
time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau yang
sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini
Faktor Risiko
1. Plasenta akreta : plasenta previa, bekas SC, pernah kuret berulang, dan
multiparitas.
2. Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau serviks;
kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus; kontraksi yang tetanik dari
3. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau plasenta previa;
kontraksi yang tidak ritmik; pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya
yang juga dapat menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta; serta
2.7 PATOGENESIS
retraksi otot-otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah
9
berkontraksi, sel miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan
secara progresif, dan kavum uteri mengecil sehingga ukuran juga mengecil.
plasenta.
jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat
Kontraksi serat-serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini
kala tiga persalinan. Kala tiga yang normal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:
1. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat
pemisahannya dari dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang
disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus yang
10
aktif pada tempat melekatnya plasenta, yang mengurangi permukaan tempat
bergerak turun, daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil
tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi. Dengan
menggunakan ultrasonografi pada kala tiga, 89% plasenta lepas dalam waktu
meninggi ke arah abdomen karena plasenta yang telah berjalan turun masuk
bawah rahim atau atas vagina. Kadang-kadang, plasenta dapat keluar dari
11
menyebabkan terganggunya retraksi dan kontraksi otot uterus sehingga
2.8 PENATALAKSANAAN
apabila plasenta belum lahir dalam 1/2-1 jam setelah bayi lahir terlebih
Bila placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah lahir, atau terjadi
a. Resusitasi
darah.
terkendali
12
d. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta.
Indikasi manual plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang
lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan
buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan
Manual plasenta :
13
g. Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan untuk
Atau :
1. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan dengan tindakan yang
akan di ambil
2. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk mengedan. Bila ekspulsi tidak
plasenta secara hati-hati dan halus untuk menghindari terjadinya perforasi dan
perdarahan
supositoria/oral)
neurogenic.
14
PLASENTA INKARSERATA
3. Pilih fluethane atau eter untuk kontriksi serviks yang kuat ,siapkan infus
tersebut.
4. Bila prosedur anastesi tidak tersedia dan serviks dapat dilalui cunam ovum,
5. Maneuver sekrup
Pasang speculum sims sehingga ostium dan sebagian plasenta tampak dengan
jelas.
Jepit porsio dengan klem ovarium pada jam 12,4 dan 8 kemudian lepaskan
speculum
Tarik ketiga klem ovarium agar ostium, tali pusat dan plasenta tampak jelas
tersebut
Lakukan hal yang sama untuk plasenta pada sisi yang berlawanan
Satukan kedua klem tersebut kemudian sambil di putar searah jarum jam ,taril
15
6. Pengamatan dan perawatan lanjutan meliputi pemantauan tanda vital
PLASENTA AKRETA
1. Tanda penting untuk diagnosis pada pemeriksaan luar adalah ikutnya fundus
atau korpus bila tali pusat ditarik.Pada pemeriksaan dalam sulit ditentukan
SISA PLASENTA
mg oral.
16
3. Lakukan eksplorasi digital ( bila seviks terbuka ) dan mengeluarkan bekuan
darah atau jaringan .bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrument ,lakukan
4. Bila kadar HB <8 g/dL berikan transfuse darah .bila kadar Hb =8 g/dL
2.9 PROGNOSIS
sangat penting.
2.10 KOMPLIKASI
3. Sepsis
selanjutnya.
17
Diagram tatalaksana Retensio Plasenta
Retensio Plasenta
Penanganan umum :
Infus transfuse darah
Pertimbangan untuk referral RSU C
Plasenta manual :
Indikasi
Perdarahan 400 cc
Pasca operasi vaginal
Pascanarkose
Habitual HPP
Teknik:
Telusuri tali pusat
Dengan ulner tangan
Masase intrauterine
Uteritonika IM-IV
Histerektomi
Perdarahan terus: Pertimbangan :
Tampon basah Keadaan umum
Atonia uteri Umur penderita
Paritas penderita
Ligase art hipogastrika
18
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
plasenta tidak lahir selama dalam waktu atau lebih dari 30 menit setelah bayi
lahir. Ada dua keadaan yang menyebabkan terjadinya retensio placenta yaitu :
2. Placenta telah terlepas akan tetapi belum dapat dikeluarkan. (masih ada sisa-
19
DAFTAR PUSTAKA
Maret 2015
Neonatal..jakarta:PT.Bina Pustaka
20