PROPOSAL TUGAS AKHIR Converted Dikonversi
PROPOSAL TUGAS AKHIR Converted Dikonversi
Disusun Oleh :
1508026003
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Mengetahui,
NIP. 1977082322009121001
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayahNya serta nikmat kesehatan kepada hamba-hambaNya
termasuk juga penulis , sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “INTERPRETASI DATA SEISMIK 3D PADA LAPANGAN X untuk memenuhi
salah satu persyaratan kelulusan di Universitas Islam Negeri Walisongo,Fakultas Sains dan
Teknologi, Program Studi Fisika.
Dengan selesainya proposal tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa dalam
pelaksanaan kerja praktek ini banyak mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya, kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, berkat ridho-Nya penulis dapat melaksanakan kerja
praktik dengan lancar
2. Orang tua dan segenap keluarga, yang selalu mendukung, menyemangati dan
mendo’akan selama kerja praktik ini.
3. Pihak Fakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang dan pihak prodi
Fisika.
4. Kawan-kawan seperjuangan Fisika 2015
5. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung turut terlibat dalam
penyusunan laporan ini yang tidak bisa penulis sebut satu per satu.
Semoga segala bantuan, bimbingan, dukungan, dan pengorbanan yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amal baik dan mendapatkan balasan yang berlimpah serta Ridho Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisanproposal ini masih banyak terdapat kesalahan
karena keterbatasan pengetahuan penulis dan penulis akan dengan senang hati menerima
kritik dan saran untuk perbaikan di kesempatan yang lain. Terima Kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dewasa ini, minyak dan gas bumi masih menjadi salah satu sumber energi yang
paling banyak digunakan untuk aktivitas manusia. Oleh karena itu, eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya ini masih banyak terus dilakukan oleh berbagai pihak dan berbagai negara
termasuk di Indonesia ini. Dalam industri migas, tahap eksplorasi merupakan tahapan yang
penting. Karena dalam tahap ini, kehadiran hidrokarbon diteliti dan diamati dengan
pendekatan geologi maupun geofisika. Adapun untuk pendekatan secara geologi meliputi
studi terkait geologi regional, stratigrafi, kehadiran source rocks, seal, jalur migrasi, dsb.
Sedangkan pendekatan secara geofisika meliputi: gambaran reservoir dengan cakupan yang
luas sehingga mendapatkan lokasi sumur selanjutnya.
Metode seismik merupakan metode yang paling baik dibandingkan metode geofisika
lainnya dalam mendapatkan informasi bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi. Dari
sebuah penampang seismik, seorang geofisikawan mampu memberikan interpretasi informasi
geologi bawah permukaan daerah penelitian. Tujuan dari interpretasi seismik adalah
menyajikan kondisi bawah permukaan yang paling mendekati model geologi daerah yang
didukung hasil analisa data yang ada. Ada tiga metode utama dalam melakukan interpretasi
seismik yaitu penyiapan data seismik, interpretasi dan penyajian hasil interpretasi. Dalam
penelitian ini, bermaksud untuk membantu menganalisa maupun memberikan informasi
mengenai keberadaan hidrokarbon daerah penelitian, yaitu dengan memetakan struktur
geologi pada penampang seismik dengan interpretasi data seismik. hasil interpretasi
kemudian dikumpulkan dan dianalisa sehingga mendapatkan kemungkinan sejarah geologi,
struktur, pengendapan, dan lain sebagainya. Daerah prospek hidrokarbon daerah penelitian
dapat ditentukan berdasarkan interpretasi statigrafi dan struktur daerah penelitian.
1.4 Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor kecepatan dari batuan lebih mempunyai arti penting dalam mengontrol
harga IA dibandingkan dengan densitas. Anstey (1977) menganalogikan IA dengan
acoustic hardness dimana batuan yang keras dan susah dimampatkan mempunyai IA yang
tinggi, sedangkan batuan lunak lebih mudah dimampatkan dan mempunyai IA yang
rendah.
Energi seismik yang terus menjalar ke dalam bumi akan diserap dalam tiga bentuk
berikut :
Divergensi spherical dimana kekuatan gelombang (energi per unit area dari muka
gelombang) menurun sebanding dengan jarak akibat adanya spreading geometris.
Besar pengurangan densitas ini adalah berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
penjalaran gelombang.
Absorbsi atau Q dimana energi berkurang karena terserap oleh massa batuan. Besar
energi yang terserap ini meningkat dengan frekuensi.
Terpantulkan yang merupakan dasar penggunaan metode seismik refleksi.
Perbandingan antara energi yang dipantulkan dengan energi yang datang pada
keadaan normal (Koefisien Refleksi)
Dari tabel diatas kita melihat bahwa untuk anomali dangkal dengan kecepatan
gelombang seismik 2500 m/s dan frekuensi 50Hz diperoleh resolusi vertikal 12.5 meter,
artinya batas minimal ketebalan lapisan (ketebalan tuning / tuning thickness) yang mampu
dilihat oleh gelombang seismik adalah 12.5 meter. (Widess, 1973) dalam papernya 'How
thin is a thin bed', Geophysics, mengusulkan 1/8λ sebagai batas minimal resolusi vertikal.
Akan tetapi dengan mempertimbangkan kehadiran noise dan efek pelebaran wavelet
terhadap kedalaman maka batas minimal resolusi vertikal yang dipakai adalah 1/4λ.
Salah satu masalah yang timbul dalam metode seismik refleksi adalah timbulnya
interferensi respon seismik dari batas IA yang sangat rapat karena pada setiap perubahan
IA timbul gelombang seismik refleksi. Interferensi bisa bersifat positif atau negatif dan
peran panjang pulsa seismik sangat kritis dalam hal ini. Idealnya, pulsa gelombang berupa
spike dan akan mengakibatkan refleksi spike juga, tapi dalam prakteknya pulsa input akan
terdiri atas satu/dua peak dan satu/dua trough. Kenyataanya bahwa wavelet sering terdiri
atas beberapa siklus gelombang, bukannya spike, menunjukkan bahwa sebuah reflektor
tunggal dapat menghasilkan sebuah releksi yang terdiri atas refleksi primer yang diikuti
oleh satu atau lebih half-cycles.
- Geometri
- Kemenerusan
- Frekuensi dan amplitudo gross
- Kecepatan interval dan juga karakter dari refleksi individual seperti :
Bentuk gelombang (waveform)
Amplitudo
Frekuensi, (Veeken, 2007)
2.7 Data Seismik 3D
Inti dari metode seismik 3D ini adalah pada pengumpulan data riil diikuti oleh
pemrosesan dan interpretasi volum data yang sangat rapat dimana resolusi vertikal maupun
horizontalnya semakin meningkat. Kumpulan data seismik yang sangat rapat ini
memungkinkan pengolahan tiga deminsional dari data 3D. Oleh karenanya, konsep volum
sangat penting dalam proses interpretasi data seismik 3D yang dilakukan melalui
potongan-potongan data volum data tersebut.
3. Karakterisasi horison target, baik dari segi geologi (jenis litologi, tebal,
pelamparan lateral/vertikal) maupun geofisika (kecepatan, densitas,
perilaku kurva gamma ray/SP, dll).
4. Pengikatan data seismik dan data sumur (well-seismic tie), serta bila
memungkinkan dengan data singkapan juga.
10. Sintesa sejarah sejarah geologi dan penentuan konsep play daerah
penelitian.
Berikut ini diperhatikan dalam melakukan interpretasi seismik antara lain polaritas
dan fase, well seismic-tie dan penafsiran struktur.
Sinyal seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif pada hidropon di
air atau pergerakan awal ke atas pada geopon.
Sinyal seismik yang positif akan terekam sebagai nilai negatif pada tape, defleksi
negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik.
Polaritas mempunyai peranan sangat kritis dalam interpretasi dan oleh karenanya
harus dipahami pada awal interpretasi. Polaritas dapat ditentukan dari :
Untuk spektrum amplitudo yang sama, sinyal fase nol akan selalu lebih
pendek dan beramplitudo lebih besar daripada fase minimum, sehingga rasio sinyal-noise-
nya juga akan lebih besar.
b. Well Seismic-Tie
Well-seismic tie atau pengikatan data seismik dan sumur dilakukan untuk
meletakkan horison seismik dalam skala waktu pada posisi kedalaman sebenarnya dan
agar data seismik dapat dikorelasikan dengan data geologi lainnya yang diplot pada skala
kedalaman.
Seismogram Sintetik
c. Penafsiran Struktur
Penafsiran struktur mempunyai peranan yang sangat penting karena di dalam
strukturlah perangkap hidrokarbon terbentuk. Namun metode seismik memiliki kelemahan
dalam menangkap parameter struktur bawah permukaan bumi. Beberapa efek yang dapat
terjadi apabila penafsiran struktur dilakukan pada rekaman seismik yang belum dimigrasi
antara lain distorsi akibat asumsi yang digunakan dalam metode CMP, kemiringan terlalu
rendah, refleksi terletak pada posisi yang belum benar, antiklin terlalu lebar atau sinklin
terlalu sempit, dan lain-lain. Hal tersebut dapat dieliminasi dengan cara melakukan migrasi
namun tidak secara sempurna menghilangkan efek-efek tersebut dalam daerah dengan
struktur kompleks karena sulitnya pemilihan kecepatan bawah permukaan dan
pembelokkan tajam dari gelombang seismik (Sukmono, 1999).
Sifat batuan yang penting digunakan dalam analisa petrofisika adalah kandungan
lempung, porositas, dan saturasi air. Parameter lain yang sangat penting dalam
mendeskripsikan kualitas reservoar adalah permeabilitas. Dengan diketahuinya tingkat
saturasi air, maka akan diketahui pula tingkat saturasi hidrokarbon yang terdapat di dalam
reservoar. Hidrokarbon sangat efektif untuk di produksi apabila reservoar memiliki
permeabilitas yang besar.
2.11 Porositas
Porositas adalah ruang kosong di antara matriks batuan atau dengan kata lain volume
batuan yang tidak terisi oleh benda padat. Porositas ditentukan berdasarkan bentuk butiran
dan sortasi. Bentuk butiran semakin bundar (rounded) maka porositas akan semakin baik
dan sebaliknya. Sedangkan sortasi merupakan pemilahan ukuran butir yang bila semakin
sama besar butir maka porositas akan besar dan bila sortasi buruk maka butiran yang kecil-
kecil akan mengisi pori di antara pori butir besar.
2.12 Permeabilitas
Permeabilitas (k) adalah ukuran kemampuan batuan untuk dapat melewati fluida.
Permeabilitas berhubungan dengan porositas yang saling berhubungan (connected) dan
butiran matriks yang besar. Sedimen dengan matriks yang besar dan porositas besar akan
memiliki permeabilitas yang besar pula. Sedangkan batuan dengan matriks dan porositas
kecil akan menyulitkan fluida untuk mengalir yang berarti permeabilitasnya kecil.
Permeabilitas dinyatakan dalam milidarcy (mD) dengan interval 0.1 – 1000 mD untuk
ukuran produksi.
2.13 Kandungan Lempung
Salah satu masalah utama dalam pengolahan data seismik adalah menentukan konversi
waktu menjadi kedalaman yang dapat dianggap sebagai titik pertemuan antara geologi dan
geofisika. Konversi data waktu tempuh menjadi formasi kedalaman mengharuskan hubungan
kecepatan dengan setiap zona geologi yang dapat diketahui atau dapat disimpulkan sebagai
gelombang yang berkembang terhadap waktu. Perhitungan konversi waktu menjadi kedalaman
membutuhkan model kecepatan seismic diberbagai jenis bahan.
METODE PENELITIAN
Waktu pelaksanaan tugas akhir ini kurang lebih 2 bulan yakni padatanggal 1 Maret
2019 s/d 1 April 2019 dengan kerangka waktu penelitian sebagai berikut:
Tempat Tugas Akhir ini akan dilaksanakan di PT. Pertamina EP Asset 3, Jl. Patra Raya
No.1, Klayan, Cirebon.
3.2.1 SurveyLapangan
Dalam pelaksnaan Tugas Akhir ini bidang yang diminati adalah terkait dengan
Interpretasi Data Sesmik Untuk penentuan Prospek Hidrokarbon.
NIM : 1508026003
Jurusan : Fisika
PENUTUP
Demikian proposal Tugas Akhir ini saya ajukan. Mengingat keterbatasan dan
kekuranagan yang penulis miliki, maka saya mengharapkan dukungan dan kerjasama dari PT.
Pertamina EP Asset 3dalam pelaksanaan Tugas Akhir berupa:
Hormat saya,
Badley, M.E. 1985. Practical Seismik Interpretation. D. Reidel Pub. Co. Boston.
Etris, E.L., Crabtree, N.J.,dan Dewar, J., 2001.True Depth Conversion: more than
a pretty picture.CSEG
Zain, Rizky Pahlevi. 2012. Analisa Petrofisika Dan Multiatribut Seismik Untuk
Karakterisasi Reservoar Pada Lapangan Spinel Cekungan Cooper-
Eromanga, Australia Selatan. Jakarta : Universitas Indonesia