Anda di halaman 1dari 10

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Saya mengucapkan terimakasih
pada bu Nurul selaku guru seni yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan,
pengetahuan serta apresiasi kita tentang seni tari. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
kami harapkan. Untuk itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kamimohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Karawang, November 2018

Penyusun
Nisrina Salsabila

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................1
DaftarIsi…......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang....................................................................................................3
1.2 Tujuan penulisan...............................................................................................3
1.3 Rumusan masalah.............................................................................................3
BAB II TEORI
2.1 Pengertian teater................................................................................................4
2.2 Unsur-unsur pagelaran teater.............................................................................4
2.3 Pengertian monolog...........................................................................................5
2.4 Sejarah monolog................................................................................................5
2.5 Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat...........................................6
BAB III ISI
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................8
4.2 Saran.................................................................................................................9
DOKUMENTASI.........................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah salah satu negara yang kaya dengan seni. Seni adalah salah satu
unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan
manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah hasil pemikiran,
karya dan segala aktivitas (bukan perbuatan), yang merefleksikan naluri secara murni.
Seni memiliki nilai estetis (indah) yang disukai oleh manusia dan mengandung ide-ide
yang dinyatakan dalam bentuk aktivitas atau rupa sebagai lambang. Dengan seni kita
dapat memperoleh kenikmatan sebagai akibat dari refleksi perasaan terhadap stimulus
yang kita terima. Kenikmatan seni bukanlah kenikmatan fisik lahiriah, melainkan
kenikmatan batiniah yang muncul bila kita menangkap dan merasakan simbol-simbol
estetika dari penggubah seni. Dalam hal ini seni memiliki nilai spiritual. Kedalaman
dan kompleksitas seni menyebabkan para ahli membuat definisi seni untuk
mempermudah pendekatan kita dalam memahami dan menilai seni. Konsep yang
muncul bervariasi sesuai dengan latar belakang pemahaman, penghayatan, dan
pandangan ahli tersebut terhadap seni.
Salah satu seni yang kita perhatikan di sini adalah seni teater. Pertunjukkan teater
tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik itu, ada amanat yang ingin
disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan
sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud menyangkut seluruh perilaku sosial
yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu. Misalnya, kehidupan moral, agama,
kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Sehingga untuk memahami lebih dalam lagi mengenai tetaer di makalah ini sengaja
disusun dan di kemas dengan judul “Seni Teater dan perannya dalam Masyarakat”.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui apa dan seperti apa itu seni teater dan monolog
2. Untuk dijadikan bahan pembelajaran
3. Untuk memperoleh nilai dalam mata pelajaran seni musik

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu teater?
2. Apa unsur-unsur pagelaran teater?
3. Apa itu monolog?
4. Sejarah monolog?
5. Peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
6. Isi dari pagelaran seni teater yang sudah saya tonton

3
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian teater


Kegiatan berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan
merupakan sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan,
kegiatan teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan,
tingkat- tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga
hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara
penyampaiannya. Untuk dapat mengapresiasi dengan baik mengenai seni teater
terutama teater yang ada di Indonesia sebelumnya kita harus memahami apa seni
teater itu ? bagaimana ciri khas teater yang berkembang di wilayah negara kita.
Arti luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang
banyak, misalnya wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan
sebagainya. Arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakanx
diatas pentas, disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan
laku dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik,
nyanyian dan tarian.
Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan
tubuhnya sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam
suatu karya (seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi
dan rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.

2.2 unsur - unsur pagelaran teater


1.Panitia Pergelaran
Panitia adalah sekelompok orang-orang yang membentuk suatu organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini, organisasi yang dibentuk dengan system
panitia. Dengan system kepanitiaan dalam pergelaran seni, termasuk pergelaran Teater
sangat cocok untuk diterapkan. Karena pembentukan organisasi dengan system
panitia mempunyai kemudahan, yakni mudah dibentuk dan mudah pula untuk
dibubarkan tanpa adanya ikatan kerja yang rumit.

2.Materi Pergelaran Teater


Syarat kedua sebagai unsur penting di dalam pergelaran Teater adanya unsur materi
seni atau karya teater. Materi pergelaran yang dimaksud adalah wujud karya teater
yang dibangun melalui proses kreatif melalui tahapan dengan menggunakan medium
tertentu bersifat kolektif (bekerja bersama) dengan wilayah kerja dan tanggungjawab
secara bersama (kolaborasi). Unsur penting selanjutnya di dalam pergelaran teater
adalah hadirnya penonton.

3. Penonton

4
Penonton adalah orang-orang atau sekelompok manusia yang sengaja datang untuk
menyaksikan tontonan. Penonton dapat juga dikatakan sebagai apresiator, penikmat,
penilai, dst. pada materi seni (seni teater) yang di pergelarkan. Oleh sebab itu,
kedatangan penonton dalam suatu pergelaran adalah bersifat mutlak. Tanpa penonton,
pergelaran teater adalah kesia-siaan atau kegiatan mubazir. Karena pergelaran teater
membutuhkan suatu penilaian, penghargaan atau kritikan dari sebagai Apresiator
Teater orang lain dalam rangka menciptakan peristiwa seni sebagai peristiwa budaya.
penonton dalam hubungan pergelaran seni (Teater) dapat dibedakan dalam tiga
golongan, yakni penonton: awam, tanggap dan kritis.
Penonton awam adalah penonton penikmat seni dengan kecenderungan kurang atau
tidak dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman seni. Dalam hal ini wawasan dan
pengalaman seni Teater.
Penonton tanggap, artinya penonton bersikap responsif dengan kecenderungan
mempunyai wawasan dan pengalaman seni, tetapi tidak ditindaklanjuti untuk
mengulas pada apa yang pergelaran yang ditontonnya cukup untuk dipahami dan
dinikmati sendiri.
Penonton kritis, adalah penonton dengan bekal keilmuan dan pengalaman seni lalu
melakukan ulasan atau menulis kritik pergelaran dan dipublikasikan dalam forum
ilmiah, diskusi sampai media cetak dan elektronik.

2.3 pengertian monolog


Monolog adalah suatu ilmu terapan yang mengajarkan tentang seni peran di mana
hanya dibutuhkan satu orang atau dialog bisu untuk melakukan adegan / sketsa nya.
Mungkin anda sudah tidak asing lagi dengan teater monolog yang di mainkan hanya
sendiri namun masih memiliki makna yang jelas.
Monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. Apa yang
diucapkan itu tidak ditujukan kepada orang lain. Jadi dapat disimpulkan Monolog
dalam seni drama adalah pementasan peran yang dilakukan oleh satu pemain atau
sendirian.

2.4 sejarah monolog


Monolog sebenarnya sudah diperkenalkan sejak tahun 60-an. Pada saat itu
pertelevisian tidak mengenal dubbing/pengisian suara oleh karena itu monolog
banyak dipraktekkan untuk membuat film-film komedi / horror.Salah satu pengagas
monolog yang terkenal adalah Charlie Chaplin.Monolog diperkenalkan pertama kali
di Hollywood sektiar tahun 1964 lalu berkembang menjadi sarana seni dan teater dan
sudah menjadi salah satu teori / pembelajaran dari karya seni teater

5
2.5 peran seni teater dalam lingkup sosial masyarakat
Pertunjukkan teater rakyat tidak hanya untuk hiburan masyarakat penonton. Di balik
itu, ada amanat yang ingin disampaikan kepada masyarakat tentang sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupan sosial masyarakat. Kehidupan yang dimaksud
menyangkut seluruh perilaku sosial yang berlaku pada kelompok masyarakat tertentu.
Misalnya, kehidupan moral, agama, kehidupan ekonomi, dan kehidupan politik.
Semua itu tercermin dalam bentuk garapan teaternya. Bentuk-bentuk garapan teater
rakyat selalu
dan merupakan cerminan kehidupan sosial. Apa yang diungkapkan dalam garapan
teaternyaadalah suasana hati, perasaan, dan nurani, serta keadaan jiwa. Oleh karena
itu, teater merupakan media ungkap seniman teater sebagai wakil dari nurani
masyarakat pendukungnya.

6
BAB III
ISI
Judul monolog ini adalah "mambaca tanda-tanda" karya Rachman Sabur. Monolog ini
terinspirasi dari penebangan hutan monolog ini yang diperankan oleh lelaki yang
bernama hendri menunjukkan isyarat atau tanda-tanda sebuah tindakan yang mencoba
mengingatkan bahwa lingkungan di sini sudah tidak sehat. Seperti sawah menjadi
perumahan, penebangan hutan dan lain-lain. Sedangkan yang dibutuhkan oleh kita itu
adalah udara bukan polusi.

Monolog ini manceritakan seorang lelaki tersebut menggambarkan bulan atau


matahari pencipta alam semesta yang rela menjual alam untuk kepentingan alamnya.
Ia ingin menjaga dan merawat pepohonan tersebut.

Karena monolog adalah percakapan seorang pemain dengan dirinya sendiri. maka
adegan yang dilakukan oleh seorang pemain pada monolog ini, ia hanya melakukan
gerakan atau teriakan ketika suara penebangan pohon itu muncul. Kemudian, ada
gerakkan lagi yang seolah-olah itu menunjukkan bahwa ia ingin melindungi
pepohonan tersebut. Namun suara penebangan pohon itu terus dilakukan oleh
manusia. Sehingga ia tidak bisa menahannya lagi. Kemudian, pepohonan (anak cucu)
itu habis ditebang oleh manusia.

7
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN
Pergelaran Teater secara umum, adalah proses komunikasi atau peristiwa interaksi
antara karya seni dengan penontonya yang dibangun oleh suatu sistem pengelolaan,
yakni manajemen seni pertunjukan. Dengan berbagai unsur dan teknik, serta
persiapan- persiapan yang ada, jika kita mempersiapan dan mempelajari lebih lanjut,
pastinya kita memiliki banyak wawasan untuk membangun pergelaran teater. Hasil
dari saya yang telah menontin pergelaran seni teater monolog ini yang berjudul
"membaca tanda-tanda" itu ada manfaatnya. Dari monolog ini saya jadi lebih
mengetahui atau menambah wawasan tentang monolog ini. monolog ini juga bisa
mendorong para penonton agar kita manusia bisa menjaga, merawat lingkungan
dengan baik dan juga mendorong kita untuk tidak melakukan hal-hal buruk terhadap
lingkungan.

4.2 SARAN
Sehubungan dengan konflik-konflik ataupun kendala-kendala baik itu secara
internal maupun eksternal yang dihadapi dalam melangsungkan perkembangan
teater Moonolog yang lebih baik di Karawang ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan
baik oleh pemerintah yang juga menaungi bidang-bidang kesenian di Karawang dan
juga oleh pekerja teater di Karawang pun juga oleh penikmat teater dan pihak-pihak
yang diharapkan kontribusinya dalam perkembangan teater monolog di Karawang :
a. Tunjangan material dari pemerintah yang lebih baik lagi. Sehingga para seniman
dapat berkarya dengan leluasa dan memanfaatkan tunjangan guna meningkatkan
hasrat seni bagi insan-insan seniman di Karawang
b. Semangat yang lebih baik lagi dari para seniman dan pola fikir yang lebih
menggambarkan kesabaran dalam menghadapi keadaan sekarang ini. Apabila dana
tunjangan yang diberikan oleh pemerintah belum mencukupi ada baiknya lebih kreatif
lagi dalam pencarian dana seperti melakukan penggalangan dana dan juga melakukan
workshop-workshop dengan melibatkan pelajar-pelajar dan mahasiswa-mahasiswa
yang
nantinya diharapkan menjadi penerus.
c. Diharapkan kontribusi dari berbagai pihak seperti pihak sekolah-sekolah ataupun
universitas-universitas supaya mendorong pelajar-pelajar pun mahasiswa-mahasiswa
untuk lebih kreatif dan mencintai kesenian di Karawang dengan ikut andil dan bukan
hanya sekedar penonton atau penikmat saja.
d. Juga diharapkan pelayanan yang lebih bagus dari kru-kru pementasan. Seperti sapa
ramah tamah kru saat menyambut kedatangan penonton dan juga saat menghantarkan
penonton setelah selesainya pertunjukan.

8
e. Pelayanan yang total seperti penyediaan kursi yang aman. Kebetulan karena acara
ini di knpi bukan di kampung budaya. Seharusnya menyediakan kursi
f. Selain itu juga perlu diperhatikan mutu ataupun kualitas pertunjukan yang
dipertunjukkan bukan sekedar mentas atau asal naik panggungsaja. Melainkan harus
meninggalkan pesan dan kesan bagi penikmat atapun penonton.
g. Juga perlu diperhatikan proses pemasaran ataupun pengenalan teater ke masyarakat
ataupun penonton oleh kru-kru pementasan dan pihak yang
bertanggung jawab dalam sebuah pementasan. Penonton yang disuguhi dengan
promosi yang menarik contoh dengan menciptakan desain tiket atau brosur yang
menarik dan menuntut perhatian penonton akan menimbulkan rasa penasaran
penonton dan menuntun penonton menghadiri pertunjukan tersebut.

9
DOKUMENTASI

10

Anda mungkin juga menyukai