Anda di halaman 1dari 9

POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.

1, JANUARI 2011

BALOK PRECAST SEGMENTAL DENGAN SISTIM SAMBUNGAN


BONED NONPRESTRESSED
A.Rudi Hermawan dan Eka S.M.

Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Jakarta Kampus Baru UI, Depok

Abstrak
Pada penelitian sambungan (boned nonprestressed) pada balok precast ini telah dihasilkan suatu perbandingan kekuatan
lentur antara balok precast yang disambung di tengah bentang (middle wet joint) dengan balok konvensional. Dari hasil
yang ada terlihat bahwa performa balok precast yang disambung di tengah bentang dengan sistim middle wet joint
dibandingkan dengan balok konvensional adalah tidak lebih baik, hal itu dibuktikan pada kurva hubungan lendutan-
beban rata-rata antara benda uji 1,2,3 dengqn benda uji 4,5,6. Dari kurva yang ada diketahui bahwa rata-rata benda uji
balok precast 1,2,3 menghasilkan beban maksimal 22,7 KN pada lendutan 6 mm sedangkan pada kurva rata-rata benda
uji balok konvensional 4,5,6 menghasilkan beban maksimal 32,7 KN.

Kata Kunci : Prestressed,precast,boned nonprestressed,concrete

PENDAHULUAN adalah kekuatan dan daktilitas ( strength and


Seiring dengan pesatnya perkembangan ductility ).
dalam dunia kontruksi bangunan,tidak jarang Disini peneliti telah mengadakan penelitian
banyak ditemukan penyimpangan- balok sederhana pada daerah momen
penyimpangan dalam pelaksanaan sambungan lapangan maximum dengan sistim boned
lewatan pada tulangan balok.Hal itu sangatlah nonprestressed yaitu sistim sambungan
berbahaya terhadap keselamatan penghuni dengan grouting nonshrinkage yang
dari suatu bangunan karena dapat terjadi dilokasikan di daerah momen lapangan
keruntuhan fatal bangunan tersebut. Untuk itu maximum pada balok sederhana. Diharapkan
sangatlah perlu kiranya dilakukan suatu dengan dilakukannya penelitian ini akan
bentuk penelitian sambungan lewatan pada dihasilkan suatu bentuk kemudahan dalam
elemen balok.. Penelitian dan penemuan pelaksanaan kontruksi bangunan yang tidak
dalam bidang pelakasanaan dan struktur meninggalkan kekuatan dari balok tersebut.
banyak dijumpai di Jurnal ACI ( American
Concrete Institute ) ataupun Jurnal PCI ( Sambungan Boned Nonprestressed Pada
Precast / prestressed Concrete Institute ). Balok Precast
Salah satu bagian yang terpenting dalam Tension Bonded nonprestressed
struktur bangunan adalah kemudahan Hal yang sangat menentukan kekuatan lentur
pelaksanaan kontruksi bangunan dengan dari balok precast segmental sistim bonded
sistim sambungan pada elemen balok atau nonprestressed adalah pada sistim ikatan
kolom dalam stuktur bangunan. Seperti (bonded) antara beton dan tulangan. Untuk itu
penelitian yang telah dilakukan oleh Jay E ACI dan SKNI telah mengatur untuk panjang
Ochs dan M.R.Ehsani ( 8 ) mengenai sistim daerah ikatan (bonded) antara beton dan
sambungan pada daerah momen tumpuan tulangan yaitu
maximum pada balok precast dengan  18. fy. . ..db 
menggunakan pelat siku sebagai material Ld =    300mm
 25. fc' 
sambungnya. Dengan adanya penelitian  
tersebut jelas sekali akan mempermudah dan Dimana :
meminimalkan biaya dalam pelaksanaan = Reinforcement location factor
kontruksi bangunan. Namun faktor terpenting Coating factor
yang harus dihasilkan dari semua penelitian Ligthweigth aggregate concrete
factor

39
A. Rudi Hermawan dan Eka S.M., Balok Precast Segmental…..

db = Nominal diameter tulangan SikGrout 215 dengan spesifikasi sebagai


fc’ = Mutu beton ( MPa ) berikut:
 Compressive Strength 712 Kg/cm2
 Flexural Strength 58,6 Kg/cm2
Segmen 1 Segmen 2 Grouting
Analisa Balok Lentur dengan Tinjauan
Single Reinforce
Dalam analisa ini peneliti menginginkan
Gambar 1.Perpanjangan Grouting
Grouting adanya suatu bentuk keruntuhan yang bersifat
tension failure yaitu di mana tulangan akan
Compresion Bonded nonprestressed lebih dulu leleh dibandingkan dengan
Besarnya gaya yang terjadi pada daerah betonnya.
compression bonded nonprestressed tidak ACI 318-95M memberikan rumusan
sama dibandingkan dengan kasus pada sederhana sebagai berikut:
tension bonded nonprestressed. Dimana gaya Kondisi Balance :
yang terjadi pada tension bonded
0,85 fc'  600 
nonprestressed akan lebih besar dibandingkan b= 1  
dengan compression bonded nonprestressed. fy  600  fy 
Perpanjangan tulangan bonded As
nonprestressed pada daerah compression b max = 0,75 b
b.d
bonded nonprestressed dapat diambil sebesar:
fc'
 fy..db  As min = bw.d
ld =   200mm (2,3 ). 4. fy
 4. fc' 
  As. fy
Dimana: a=
0,85. fc '.b
fy = Tegangan leleh tulangan ( Mpa )
db = Nominal diameter tulangan a
Mn = As.fy ( d - )
fc’ = Mutu beton ( MPa ) 2
Pada penelitian sambungan bonded Dimana :
nonprestressed ini akan ditinjau mengenai : b = rasio tulangan dalam kondisi balance
 Analisa balok lentur dengan tinjauan  = rasio tulangan yang ada
single reinforce
 Analisa geser Analisa Geser Pada Balok
 Analisa perpanjangan tulangan tarik dan Pada elemen balok, gaya geser adalah hal
tekan yang sangat penting untuk terjadinya suatu
integritas struktur. Beban –beban luar pada
Grouting balok sebahagian akan ditransfer ke beton (
Grouting pada balok precast dengan sistim Vc ) dan sebahagian lagi akan ditransfer ke
bonded nonprestressed memegang peranan tulangan geser ( Vs ).
sangat penting dalam menciptakan kekuatan Rumusan untuk geser secara umum adalah :
lentur dan geser. Ikatan antara beton dan Vn  Vu Vn = Vc + Vs
tulangan disisni sangat dipengaruhi oleh jenis Dimana :
bahan grouting tersebut. Begitu pula dengan Vn = geser nominal
bahan ikatan antara beton lama dan beton Vu = faktor geser
baru. Untuk elemen yang menahan geser dan lentur
Peneliti rencana akan menggunakan ACI memberikan rumusan sebagai berikut :
bahan untuk grouting produksi SIKA yaitu 1
Vc = fc' bw.d
6

40
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

Jarak untuk tulangan geser tidak boleh lebih Tabel 2.1.


dari ½ d, di mana d adalah jarak lengan dari Simpl
Minimum Tebal , h
One Both Cantilever
serat atas beton tertekan ke sentral dari Elemen y End End
tulangan tertarik. Suppo
rt
Contin. Contin.

Luas tulangan geser minimum adalah sebagai Solid


berikut (2) : OneWay L/20 L/24 L/28 L/10
Slab
1 Beams Or
Av = fc' bw.s Ribbed
3. fy oneway
L/16 L/18,5 L/21 L/8
slab
Dimana :
s = jarak tulangan geser
Untu desain tulangan geser ACI memberikan b. Metoda Limiting Computed Deflections
rumusan sebagai berikut: Untuk balok-balok dan pelat lantai satu arah,
Av. fy.d 1 syarat deflection dapat dianggap sesuai bila
Vs = < fc' bw.d melalui perhitungan dan hasil perhitungan itu
s 4 akan dibatasi oleh kondisi-kondisi yang telah
ditetapkan ACI ( American Concrete Institute
Analisa Perpanjangan Tulangan Ld ) yaitu L/360 ( 2 ).
Untuk perpanjangan tulangan Ld pada daerah
tarik, ACI memberikan rumusan sebagai Untuk perhitungan dalam metoda ini dapat
berikut : dilakukan sebagai berikut :( 5 )
12. fy. . . .db 1 1 3
Ld =  12 in
25 fc ' Ig = b.h3 Icr = b.x
12 3
Reinforce Location factor = 1 Ig
Coating factor = 1 fr = 0,7 fc' Mcr = fr.
yt
ligthweight concrete factor = 1
Untuk perpanjangan tulangan Ld pada daerah  Mcr  3   Mcr  3 
Ie =   .Ig + 1    
tekan ACI memberikan rumusan sebagai  M max    M max  
berikut : .Icr
Ld =0,07.fy.db untu fy sebesar 420 Mpa
Ec = 4700. fc'
atau kurang atau 300 mm
4 3
5.q.L P.L
Defleksi D =  L=
384.E.I 48.E.I
Tinjauan terhadap defleksi sangatlah
Di mana :
diperlukan. Hal ini untuk menunjukan tingkat
Ig = Momen Inersia penampang
kemampuan struktur dalam menahan lentur
Icr = Momen Inersia Penampang Retak
yang terjadi pada balok dimana hal itu
fr = Modulus Rupture
berhubungan dengan kekakuan dari struktur
Mcr = Momen Retak
tersebut.ACI 318-02( 2 ) mempunyai dua
Ie = Momen Inersia Penempang Efektif
metoda yaitu
Ec = Modulus Elastisitas Beton
a. Metoda Limiting Span/Thickness Ratios
Untuk balok-balok dan pelat lantai satu arah,
 D = Defleksi oleh beban merata
syarat deflection dapat dianggap sesuai bila  L = Defleksi oleh beban hidup
memenuhi ketentuan tebal atau tinggi
minimum dari balok atau pelat lantai sebagai Tujuan dari penelitian ini adalah
berikut: a. Untuk mengetahui kuat lentur balok
precast dengan sistim sambungan boned
nonprestressed lalu membandingkannya
dengan kuat lentur sistim konvensional

41
A. Rudi
di Hermawan
n dan Eka S.M.,
S Balokk Precast Seg
gmental…..

b. Untuuk mengeetahui deffleksi balook


precaast dengan sistim
s samb bungan boneed
nonpprestressed lalu
l membaandingkannyya
denggan defleksi sistim konv vensional
Manfaat yyang sangat berkaitan adalah untuuk
menambahh pengetahuuan dan tek knologi dalaam
sistim sammbungan, seelain bagi para akadem mis
maupun bbagi para pelaku kontruksi k di
Indonesia. Gambar 4.1 1 Universall Testing Ma achine
Bagi para konstruktorr bangunan di Indonesiia, Bahan-bahan
B n yangg digunak kan dalam
m
untuk saaat ini dituntut d untuk
u dappat peenelitian inii adalah sebbagai beriku
ut :
memberikaan pelayyanan yaang sanggat  Mutu betonb K 3000
memuaskaan bagi para pelanggaannya dan iitu  Besi betonb diammeter 10 mm m dan 8
menjadi ssuatu mottto para kontraktor
k di mm,Multiplek 12 mm
Indonesia bahkan di Dunia. Un ntuk itu aggar
tercapainyaa maksud tersebut di d atas,makka
kontraktor saat ini harus h dapaat mendesaain
bangunan selain mem mbangunnyaa atau dalaam
istilah lainn adalah dessign and buiilt. Untuk ittu,
hasil dari penelitian di sini dapat membanntu
para kontrraktor dan para kon nsultan untuuk
mendesainn elemen balok precast p padda
sambungann di tengah.
Sasaran yyang diangggap strategiss adalah paara Gambar
G 4.2 Balok
B setelaah di cor
akademis dan para kontraktor
k struktur.
s Baagi
para akadeemis, penelitian ini daapat dijadikaan
pengetahuaan tambahan dalam mata kuliaah
Kontruksi Beton ataupun mata m kuliaah
Teknologi Kontruksi. Sedangkaan bagi paara
pelaku konntruksi,sepeerti sudah dijelaskan di
muka,peneelitian ini dapat
d dijad
dikan sebaggai
acuan ddalam pelaksanaan kontrukksi
khususnya struktur betonb agar tidak terjaadi
kesalahan dalam peenyambung gan tulangaan
pada balokk sederhana sistim konv vensional daan Gambar
G 4.3 Benda
B Uji kkubus Beton
n
precast.
Prototype
P Beenda Uji
METOD
DE PENEL
LITIAN Prototype dari benda uji adalah berbentukk
Penelitian ini akan diilakukan di laboratoriuum baalok dengaan panjang 120 cm,leebar 12 cm m
Kontruksi dan bahhan Politek knik Negeeri daan tinggi balok
b 15 cmm. Benda uji
u ini akann
Jakarta, ddengan mennggunakan alat – allat diidesain deengan meenggunakan n tulangann
sebagai berrikut : beerdiameter 10 mm unttuk tulangan n lenturnyaa
 Cetakaan Kubus daan diameterr 8 mm unttuk tulangann gesernya..
 Mesin Molen Untuk
U mutuu beton ad adalah K3000. Jumlahh
 Dialgatte beenda uji yaang akan ddilakukan daapat dilihatt
 Univerrsal Testing Machine ( UTM ) paada tabel dii bawah ini.
 Dan laiin-lain

42
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

Tabel 4.1 : Jumlah Benda Uji


Tul. Analisa bahan
No Benda Uji Jumlah Sengkang
Utama
Benda Uji 1
(Boned Persiapan Bahan dan Alat
1 3 buah 2 D 10 d8
nonprestresse
d)
Benda Uji 2
2 3 buah 2 D 10 d8
(Normal) Pembuatan Benda
Uji

Benda uji nomor 1 adalah benda uji balok Perawatan B.Uji


precast yang akan dilakukan penyambungan
dengan sistim boned nonprestressed joint. Pengetesan Benda Uji umur 28 hari
Sedangkan Benda uji nomor 2 adalah benda
uji balok konvensional tanpa sambungan
(normal), di mana balok ini sebagai Pengolahan Data
pembanding dalam menentukan kekuatan dan
defleksi balok benda uji nomor 1.
Pelaporan
Metoda Pengujian
Untuk metoda pengujian ini mengacu pada
peraturan ASTM, peneliti akan menggunakan
alat UTM ( Universal Testing Machine ) Kesimpulan dan saran

dengan kondisi seperti gambar dibawah ini.


P
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil dari pengetesan adalah sebagai
berikut:

Tabel 5.1 Hasil test pembebanan pada balok


precast
Benda Uji Precast
100 cm Rata -rata
Benda Uji 1 Benda Uji 2 Benda Uji 3
120 cm No Len Bb Len Bb Len Bb Len
Bbn
d n d n d n d
Gbr 4.6. Ilustrasi Pembebanan
mm KN mm KN mm KN mm KN

1 0 0 0 0 0 0 0 0,0
Langkah Kerja 2 1 10 1 9 1 8 1 9,0
Langkah kerja yang dilakukan adalah seperti 14,
3 2 15 2 15 2 14 2 7
diagram dibawah ini. 18,
4 3 17 3 20 3 19 3 7
20,
5 4 18 4 22 4 21 4 3
21,
6 5 19 5 23 5 23 5 7
22,
7 6 20 6 24 6 24 6 7

43
A. Rudi Hermawan dan Eka S.M., Balok Precast Segmental…..

Tabel 5.2 hasil test pembebanan pada balok


konvensional
Benda Uji Konvensional
Benda Uji 2
Rata -rata
30
Benda Uji 4 Benda Uji 5 Benda Uji 6 25
No 24
Len Bb Len Bb Len Bb Len 22 23
Bbn 20

Beban KN
d n d n d n d 20
Benda
mm KN mm KN mm KN mm KN 15 15 Uji 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0,0 10 9
2 1 9 1 8 1 8 1 8,3 5
15,
3 2 16 2 15 2 16 2 7 0 0
22, 0 5 10
4 3 23 3 23 3 22 3 7 Lendutan mm
27,
5 4 27 4 29 4 26 4 3 Gambar 5.2.Kurva lendutan vs beban Hasil
31,
6 5 30 5 34 5 30 5 3
benda uji 2
32,
7 6 31 6 35 6 32 6 7 Benda Uji 3
30
Sedangkan hasil pengujian benda uji kubus 15 25
23 24
x 15 adalah sebagai berikut: 20 21
Beban KN

19
Benda
15
Tabel 5.3 Hasil test kuat tekan kubus 15 x15 14 Uji 3

x15 10
8
No Tgl Tgl Brt Bbn Ac Kuat Ket. 5
Test Cor Tekan
0 0
0 5 10
Kg Kg Cm2 Kg/cm Lendutan mm
2
1 3–9- 06/0 8,03 76000 225 338 Kon Gambar 5.3 Kurva lendutan vs beban
10 8/20 ven.
09
Hasil benda uji 3
7,92 68500 225 304
2 5–9- 08/0 8,14 75000 225 333 Prec
10 8/20 ast
09 Rata‐rata 1,2,3
8,12 75450 225 335 25,0
22,7 
21,7 
20,0 20,3 
18,7 
Beban KN

Bentuk grafik adalah sebagai berikut : 15,0 14,7  Rat


a‐
10,0
Benda Uji 1 9,0  ra…
25
5,0
20 19 20
17 18 0,0 0,0 
Beban KN

15 15 Benda 0 5 10
Uji 1 Lendutan mm
10 10

5 Gambar 5.4 Kurva lendutan vs beban


Hasil benda uji rata-rata precast
0 0
0 5 10
Lendutan mm
Gambar 5.1 Kurva lendutan vs beban
Hasil benda uji 1

44
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

Benda Uji 4 Rata ‐rata 4,5,6


40 35,0
32,7 
31,3 
30,0
30 30 31 27,3 
25,0
Beban KN

27
23 Bend 22,7 
20,0  Rata‐

Beban KN
20 a Uji… rata
16 15,0 15,7 
Konve
10 9 10,0 n
8,3 
5,0
0 0
0 5 10 0,0 0,0 
Lendutan mm 0 5 10
Lendutan mm
Gambar 5.5 Kurva lendutan vs beban
Hasil benda uji 4 Gambar 5.8 Kurva lendutan vs beban
Hasil benda uji rata-rata konvensional

Benda Uji 5 Dari hasil yang telah diperlihatkan pada tabel


40 5.1 dan tabel 5.2 di atas menunjukan suatu
34 35 penampilan atau performa dari balok precast
30 29 yang disambung di tengah bentang dengan
Beban KN

23 Bend sistim bonded non prestressed adalah tidak


20 a Uji 5
lebih baik dibandingkan dengan balok
15
10
konvensional. Hal itu diperlihatkan dengan
8 pencapaian beban maksimal yang dicapai oleh
0 0 masing-masing benda uji pada lendutan yang
0 5 10 sama.
Lendutan mm Pada benda uji 1 yaitu benda uji balok precast
dengan sambungan sistim bonded non
Gambar 5.6 Kurva lendutan vsbeban prestressed, beban maksimal yang dicapai
Hasil benda uji 5 pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar
20 KN .Pada benda uji 2 yaitu benda uji balok
precast dengan sambungan sistim bonded non
Benda Uji 6 prestressed, beban maksimal yang dicapai
40 pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar
30 30
32 24 KN.Pada benda uji 3 yaitu benda uji balok
precast dengan sambungan sistim bonded non
Beban KN

26
Benda
20 22
Uji 6
prestressed, beban maksimal yang dicapai
16 pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar
10 8 24 KN.Sedangkan pada benda uji rata-rata
dari ketiga benda ujii balok precast dengan
0 0
sambungan sistim bonded non prestressed,
0 5 10 beban maksimal yang dicapai pada lendutan
Lendutan mm
sebesar 6 mm adalah sebesar 22,7 KN
Gambar 5.7 Kurva lendutan vs beban Pada benda uji yaitu benda uji balok
Hasil benda uji 6 konvensional, beban maksimal yang dicapai
pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar
31 KN .Pada benda uji 2 yaitu benda uji balok
konvensional, beban maksimal yang dicapai
pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar

45
A. Rudi Hermawan dan Eka S.M., Balok Precast Segmental…..

35 KN.Pada benda uji 3 yaitu benda uji balok yang dihitung termasuk tulangan geser
konvensional , beban maksimal yang dicapai dan pelaksanaannya
pada lendutan sebesar 6 mm adalah sebesar 2. Untuk lebih sempurna agar penelitian ini
32 KN.Sedangkan pada benda uji rata-rata dilanjutkan dengan skala yang lebih besar
dari ketiga benda ujii balok konvensional , dan menggunakan straingauge agar
beban maksimal yang dicapai pada lendutan diketahui perubahan yang terjadi baik
sebesar 6 mm adalah sebesar 31,7KN pada tulangan maupun pada betonnya
Dari kedua hasil tersebut di atas bila
dibandingkan dari hasil rata-rata pengujian DAFTAR PUSTAKA
balok precast pada benda uji 1,benda uji 2, [1] Bangash M.Y.H (1987 ).,Struktural
dan benda uji 3 dengan hasil rata-rata Details in Concrete, Fourt Edition,
pengujian balok konvensional pada benda uji Blackwell Scientific Publication
4,benda uji 5,dan benda uji 6 menghasilkan [2] ACI Committee 318 ( 2002 ), Building
beban maksimal yang dicapai pada lendutan Code Requirments for Structure and
yang sama yaitu 6 mm adalah sebesar 22,7 Commentary,American Concrete
KN pada benda uji precast dan 32,7 KN pada Institute, Detroit
benda uji konvensional.Maka dari hasil [3] SK SNI 03 ( 2002 ), Tata Cara
tersebut dapat dikatakan bahwa benda uji Perhitungan Struktur Beton Untuk
balok konvensional mempunyai performa Bangunan Gedung, Badan Standardisasi
yang lebih baik dibandingkan dengan balok Nasional ( BSN )
precast. [4] Park,R and Paulay T ( 1975 ),
Reinforced Concrete Structures, John
KESIMPULAN Wiley and Sons, USA
1. Dari hasil yang dicapai oleh seluruh [5] Wang,C and Salmon,C.G ( 1998 ),
benda uji dihasilkan bahwa kekuatan atau Reinforced Concrete Design, Six
performa balok precast dengan edition,Addison-Wesley, USA
sambungan sistim bonded nonprestressed [6] Paulay T and Priestley MJN ( 1992 ),
menunjukkan performa yang tidak lebih Seismic Design of Reinforced and
baik dibandingkan dengan balok Masonry Buildings,John Wiley and
konvensional pada lendutan yang sama, Sons, USA
hal itu dapat disebabkan oleh beberapa [7] A.Stepard David and Philip William (
hal antara lain permukaan pipa yang 1989 ), Plant-Cast Precast and
sangat halus sehingga lekatan antara Prestressed Concrete.
grouting dan permukaan pipa tidak [8] Ugur Ersoy and Tankut Tugrul ( July-
sempurna, yang mengakibatkan slip August 1993 ),PCI Jurnal ( Precast /
lekatan tersebut. Prestressed Concrete Institut )
[9] Jack.R.Janney,Eivind Hognestad,and
2. Lendutan yang dihasilkan oleh balok douglas Mc Henry,”Ultimate Flexural
konvensional menunjukan lebih kecil Strength of Prestressed and
dibandingkan dengan lendutan yang Conventionally Reinforced Concrete
dihasilkan oleh balok precast dengan Beam”,ACI
sambungan sistim bonded nonprestressed Journal,Proceedings,52,February
pada beban yang sama. 1965,601-620
[10] Eivind Hognestad,N.W.Hanson,and
SARAN Douglas Mc Henry,”Concrete Sress
1. Bila sistim sambungan ini digunakan, Distribution in Ultimate Strength
harap diperhatikan mengenai umur beton Design,” ACI Journal,Proceedings,52,
yang dikerjakan, bonded non prestressed December 1955,455-479

46
POLI TEKNOLOGI VOL.10 NO.1, JANUARI 2011

[11] Hjalmar Grandbolm,”A General Flexural


Theory of Reinforced Concrete, New
York,Wiley,1965
[12] Eivind Hognestad,”Confirmation of
Inelastic Stress Distribution in
Concrete”,Journal of Structure
Division,ASCE,83,Paper No.1189,No
ST2,March 1957
[13] K.S Rajagopalan and P.M
ferguson,”Exploratory Shear Test
Emphasizing Precentage of Longitudinal
Steel, ACI Journal,Proceeding,65,August
1968,634-638,Disc.66,150-154
[14] Michael N.Palakas,Emmanuel
k,Attiogbe, nd David Darwin,”Shear
Strength of Ligthly Reinforced
T.Beam”ACI Journal,Proceeding
78,November –December 1981,447-455

47

Anda mungkin juga menyukai