Konsep Dasar Diabetes Mellitus Tipe II
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Tipe II
TINJAUAN TEORI
(Rendy, 2012).
10
11
a. Anatomi Pankreas
pertama.
(Ernawati, 2013)
b. Fisiologi Pankreas
Pankreas terdiri dari jaringan eksokrin dan endokrin yang berasal dari
1) Fungsi Eksokrin
a) Enzim pankreas
maltosa.
(Sheerwood, 2012).
b) Komponen alkalis/basa
netral atau sedikit basa, namun isi lambung yang sangat asam
(Sheerwood, 2012).
13
2) Fungsi Endokrin
2012).
a) Hormon glukagon
protein.
14
tubuh.
b) Hormon insulin
sintesis trigliserida.
ada di sel.
(Ernawati, 2013).
c) Somatostatin
d) Pankreas Polipeptida
Pada awalnya terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin.
insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi
DM Tipe I DM Tipe II
Defisiensi Insulin
Penurunan BB polifagi
Kehilangan cairan
hipotonik
Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang
protein, dan lemak. Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang
menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi lemak. Pada
berlebih akan dibuang kedalam urin. Maka luapan glukosa terjadi bila
kadar glukosa darah meningkat 180 mg/dl. Kehilangan glukosa dalam urin
menyebabkan keasaman darah meningkat atau asidosis. Bila zat ini terlalu
urin akibatnya bau urin penderita berbau aseton. Apabila keadaan ini tidak
segera diberikan penanganan yang tepat maka akan terjadi koma yang
Menurut (Brunner & Suddarth, 2005) dalam Saferi, Andra & Yessie,
jaringan.
maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi, jika gejala
yang dialami pasien sering bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan,
darah diseluruh tubuh. Tiga masalah utama terjadi bila kekurangan atau
a. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
b. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Rasa haus yang sering dialami penderita karena banyaknya cairan yang
udara yang panas atau beban kerja yang berat. Untuk menghilangkan
Rasa lapar yang semakin besar timbul pada penderita karena pasien
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam
Sumber tenaga diambil dari cadangan lain yaitu sel lemak dan otot.
22
menjadi kurus.
h. Gangguan penglihatan
j. Keputihan
sebagai komplikasi akut dan kronik. Beberapa komplikasi akut dan kronik
a. Hipoglikemia
atau karena aktivitas fisik yang berat. Gejala terdiri atas gejala
b. Diabetes ketoasidosis
produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali. Kedua faktor ini
air dan elektrolit. Diuresis osmotik yang ditandai oleh poliuri akan
otak.
diagnosis DM (mg/dl).
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai penyaring
berulang
terganggu (GDPT)
b. Uji Laboratorium
1) Darah
<140 mg/dl. GDP antara 100 dan 126 mg/dl disebut Glukosa Darah
2) Urine
(Tjokroprawiro, 2007).
a. Edukasi
yang mungkin timbul secara dini atau saat masih reversibel, ketaatan
normal
pedoman 3J yaitu :
atau ditambah.
dengan rumus :
𝐵𝐵 (𝐾𝑔)
BBR = 𝑥 100 %
𝑇𝐵 (𝑐𝑚) − 100
Tabel 2.9
Standar diet diabetes
Sumber : (Ernawati, 2013)
d. Intervensi farmakologis
a) Sulfonilurea
glukosa.
b) Biguanid/Metformin
2) Insulin
penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerja akan lebih
1. Pengertian Gangren
Ulkus kaki diabetik adalah suatu jaringan nekrosis atau jaringan mati
yang disebabkan oleh karena adanya emboli pembuluh darah besar arteri
pada bagian tubuh sehingga suplai darah terhenti. Dapat terjadi sebagai
2013).
Ulkus kaki diabetik adalah luka yang terjadi pada kaki penderita
2. Etiologi Gangren
a. Neuropati perifer
b. Angiopati
tungkai akan mudah mengalami gangren diabetik, yaitu luka pada kaki
kaki dimulai dari cidera lunak pada jaringan lunak kaki, pembentukan
sebuah kalus. Cidera tidak dirasakan oleh klien yang kepekaan kakinya
asing dalam sepatu tanda disadari atau mengenakan sepatu atau kaos
kaki yang tidak pas. Cidera atau fisura tersebut dapat berlangsung tanpa
3. Klasifikasi Gangren
a. Gangren Circulatoir
1) Gangren kering
2) Gangren basah
sering kali menjadi melepuh dan infeksi sering kali terjadi, bisa
mikroorganisme.
b. Gangren Traumatik
1. Grade 0 : tidak ada lesi yang terbuka, (dengan kata lain kulit utuh,
persendian
selulitis)
(Maryunani, 2013).
5. Patofisiologi Gangren
Diabetes Mellitus
Penurunan respon
Osteoarthropati imun terhadap Berkurangnya
infeksi nutrisi pada aliran
darah kapiler
Ulserasi kaki
diabetikum
Gangren
Amputasi
Fase penyembuhan luka secara umum dibagi menjadi empat fase, yaitu
a. Hemostasis
Fase hemostasis terjadi setelah injuri, tujuan dari fase ini adalah untuk
Fase inflamasi disebut juga sebagai fase pertahanan atau fase reaksi.
Fase ini dimulai segera pada saat terjadi injuri dan biasanya
c. Fase Proliferasi
Fase proliferasi dimulai dari hari ketiga setelah injuri dan berlangsung
sampai beberapa minggu (sekitar tiga minggu). Tujuan dari fase ini
luka sudah sudah terisi jaringan granulasi, tepi-tepi luka akan saling
d. Fase Maturasi
maturasi. Tiga minggu setelah injuri, kekuatan kulit sekitar 20%. Pada
akhir fase maturasi, kulit bekas luka hanya mempunyai 80% dari
8. Penatalaksanaan Gangren
dapat dilakukan pengobatan secara benar dan tepat serta penderita luka
memadai.
b. Penanganan ulkus/gangren
penyembuhan luka.
45
vaskuler:
yang terjadi.
d. Penanganan infeksi
e. Perawatan luka
(Falanga, 2000).
dilakukan, yaitu :
dan bakteri. Tapi yang harus diingat adalah tekanan sebesar ini
ml (Swanson, 2005).
47
agar enzim dapat meresap pada skar dan permukaan luka tetap
lembab.
jaringan.
49
Infeksi)
c) Moisture (kelembapan)
C. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
1998).
51
2. Tipe Keluarga
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak
yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah,
keponakan.
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kematian.
Yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri dari seorang dewasa yang
4. Struktur Keluarga
a. Nilai atau norma keluarga menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari
keluarga.
sedarah suami.
sedarah istri.
2004).
55
5. Fungsi keluarga.
perubahannya.
pertolongan pertama.
Tipe II
keluarga meliputi :
b. Data lingkungan
e. Perkembangan keluarga
3. Penyusunan perencanaan
5. Evaluasi
sudah dilaksanakan.
Tipe II
a. Wawancara keluarga
smear, dan sebagainya. Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah
(Model Friedman) :
1) Data umum
genogram.
59
Simbol Keterangan
Laki- laki
Perempuan
Menikah
Cerai
Pisah
Anak kandung
Anak kembar
Anak angkat
Aborsi
Klien
Meninggal
3) Data lingkungan
berpindah tempat atau ada anggota keluarga yang jauh dan sering
4) Struktur keluarga
masyarakat.
kesehatan.
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif : hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota
7) Pemeriksaan Fisik
d) Tanda-tanda vital
aktivitas.
(4) Suhu (S) : pada klien dengan riwayat diabetes mellitus suhu
infeksi
(1) Wajah : kaji simetris dan ekspresi wajah, antara lain paralisis
(5) Mulut :
diuresis osmosis.
mudah goyah.
sistemik.
ketoasidosis).
65
sputum
g) Abdomen
h) Integumen
bawah.
i) Sirkulasi
lama.
hipertensi, disritmia.
(Doengoes, 2002).
8) Harapan keluarga
2. Analisa Data
format pengkajian
67
spiritual
(Hernilawati, 2013).
Tipe II
problem (P) yang berkenaan pada individu dalam keluarga yang sakit
perawatan keluarga dan ditandai dengan (S) yaitu sign adalah sekumpulan
data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara
maladaptif.
timbul gangguan.
68
dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
69
diagnosis keperawatan :
Sifat masalah
Skala :
1. ▪ Tidak/kurang sehat 1
3
▪ Ancaman kesehatan
2
▪ Keadaan sejahtera
1
Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
▪ Mudah
2. 2 2
▪ Sebagian
1
▪ Tidak dapat
0
Menonjolnya masalah
Skala :
▪ Masalah berat, harus segera 2
4. 1
ditangani 1
▪ Ada masalah, tetapi tidak perlu 0
ditangani
▪ Masalah tidak dirasakan
70
(1) Untuk kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak atau
kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya disadari oleh
keluarga.
menangani masalah.
memperbaiki masalah.
(d) Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak aktual
(4) Untuk kriteria yang keempat, perawat perlu menilai persepsi atau
Tipe II
bertujuan :
dengan cara :
keluarga
mungkin
keluarga
Tujuan khusus :
Intervensi :
integritas kulit
kulit
integritas kulit
kulit.
Intervensi :
memutuskan masalah
Intervensi :
mellitus tipe II
jadwal
(b) Demonstrasi cara perawatan luka dengan baik dan benar dengan
teknik aseptik
rumah
75
luka baru
dengan gangren
gangren
kesehatan
pengobatan.
keluarganya.
rawat luka.
Mellitus Tipe II
perlu disiapkan keluarga. Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat
Sehingga kunjungan dapat terarah sesuai kontrak yang telah dibuat antara
perlu kontak terlebih dahulu dengan keluarga dan membuat suatu rencana
keluarga lain (extended), dan orang lain yang masuk dalam jaringan kerja
Tipe II
diabetes mellitus tipe II. Evaluasi juga dilakukan pada luka gangren yang
(panjang, lebar, dan dalam), bagaimana dasar luka atau jaringan yang
atau tidak, jumlah dan jenis cairan eksudat yang diproduksi oleh luka,
Pada tahap ini ada dua evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat
E. KERANGKA KONSEP
Diabetes Mellitus
3. Ulkus/Gangren
Penatalaksanaan Medis :
1. Kerusakan Integritas
Kulit
Keterangan :
2. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh : yang diteliti
3. Resiko infeksi
: tidak diteliti 0
0
81
Berikut ini akan dijelaskan kerangka konsep dari Diabetes Mellitus Tipe II dengan
mellitus tipe I, yang kedua adalah diabetes mellitus tipe II, yang ketiga diabetes
mellitus sindrom lain, dan yang keempat adalah diabetes gestasional. Diabetes
mellitus tipe II disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor genetik, faktor usia,
riwayat keluarga, dan obesitas juga dapat mempengaruhi terjadinya diabetes tipe
II. Dari faktor tersebut diabetes mellitus tipe II dapat menyebabkan hiperglikemi
sehingga penderita diabetes mengalami tanda dan gejala yaitu diantaranya poliuri
(banyak kencing), polifagi (banyak makan), polidipsi (banyak minum), selain itu
terjadi penurunan berat badan yang signifikan. Penting bagi penderita diabetes
mellitus untuk mengetahui tanda dan gejala yang muncul sehingga nantinya tidak
diabetes mellitus tipe II antara lain komplikasi akut dan komplikasi kronik.
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi. Upaya
keluarga dan klien dengan diabetes mellitus tipe II dengan kerusakan integritas
integritas kulit, keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat pada anggota
DAFTAR PUSTAKA
ADA. (2010).
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.
Lyndon, R. &. (2014). Buku Ajar Visual Nursing Medikal Bedah. Pamulang
Tangerang Selatan: Bina Rupa Aksara.