Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL.

2 OKTOBER ISSN 2338 -


6649
ANALISA PENGARUH ABSORPSI AIR LAUT TERHADAP KEKUATAN TARIK
KOMPOSIT SERAT PELEPAH SAWIT

Zulkifli,1*, Syahruddin2 , Hadi Hermansyah3


1
Politeknik Negeri Balikpapan
2
Politeknik Negeri Balikpapan
3
Politeknik Negeri Balikpapan

*
zulkifli.as@poltekba.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa daya penyerapan air laut pada Material Komposit serat pelepah
sawit per 24 jam selama 9 hari dan menganalisis pengaruh perendaman selama 3, 6, dan 9 hari terhadap kekuatan
tarik material komposit diperkuat serat pelepah sawit.. Polimer yang digunakan jenis resin epoksi dan 3. Jenis serat
pelepah sawit yang disusun acak, selanjutnya serat diberi perlakuan alkali 5% selama 2jam, lalu dicetak dengan
ukuran 200 x 200x 5 mm dengan perbandingan antara matriks dan serat yaitu 90:10 dengan alat press molding. Lalu
pelat komposit direndam dalam wadah akuarium yang berisi air laut selama 3, 6, dan 9 hari dan setiap 24 jam
material di timbang, prosedur pengujian penyerapan air laut ini mengacu pada ASTM D 570 – 98. Serta setiap 3, 6,
dan 9 hari pelat diangkat dan dipotong membentuk balok komposit polimer sesuai standar ASTM D638-02 (type 1).
Setiap variabel akan diuji sebanyak 3 kali. Berdasarkan pengujian perendapan di dapatkan hasil Laju penyerapan
mencapai kenaikan tertinggi pada hari pertama yaitu 0,26% untuk spesimen pertama pengujian 3 hari, 0,5% untuk
spesimen kedua pengujian 6 hari dan 0,25% untuk spesimen ketiga pengujian 9 hari. Kemudian akan berlangsung
stabil dan menurun sampai mencapai titik jenuh. Dimana untuk spesimen pertama di hari ketiga penyerapannya
0,49%, spesimen kedua di hari keenam penyerapannya 1,71%, dan spesimen ketiga di hari kesembilan
penyerapannya 0,93%. Dan pengaruh perendaman air laut terhadap kekuatan tarik komposit berpenguat serat pelepah
sawit ini memiliki dampak yang dinamis untuk hasil uji sebelum perendaman sampai ke 9 hari perendaman yaitu
kekuatan yang naik dan turun. Dengan nilai 15,468 MPa sebelum perendaman, 17,046 MPa 3 hari perendaman,
15,107 MPa 6 hari perendaman, dan 21,137 MPa 9 hari perendaman..

Kata kunci : Komposit, resin epoksi, serat pelepah sawit, ASTM

1. Pendahuluan Sejalan dengan banyaknya jumlah


A. Latar Belakang nelayan tangkap indonesia sehingga banyak
Indonesia adalah negara kepulauan pula jumlah kapal yang di butuhkan untuk
terbesar di dunia, menurut data Departemen digunakan dalam penangkapan ikan, menurut
Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004, data dari Badan Pusat Statistik Indonesia
Indonesia memiliki sebanyak 17.504 buah (BPS) pada tahun 2010 jumlah kapal/perahu
pulau dan 7.870 di antaranya telah mempunyai penagkap ikan mencapai 742,369 buah
nama, sedangkan 9.634 belum memiliki nama. perahu/kapal. Dimana jumlah ini terdiri dari
Sejalan dengan itu pada tahun 2009, jumlah 570,827 buah perahu/kapal penagkap ikan di
nelayan di Indonesia tercatat 2.752.490 orang laut dan 171,542 buah perahu/kapal penagkap
dengan total armada 596.230 unit. Dari jumlah ikan di perairan umum.
nelayan tersebut 90%nya merupakan nelayan Sampai saat ini sarana yang digunakan
kecil dengan bobot mati kapal di bawah 30 di laut masih sangat tergantung dari bahan
Gross Tonnage (GT) . baku kayu Namun kekuatan kayu dipengaruhi
1
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 2 OKTOBER ISSN 2338 -
6649
salah satunya oleh kadar air yang dikandung pemangkasan . Pembuatan komposit yang
kayu tersebut. Perendaman kayu pada air laut diperkuat serat alami (pelepah sawit)
mengakbatkan meningkatnya kadar garam dimaksud untuk mencari alternatif material
dalam kayu sebesar 0,6 % s/d 2,5% tetapi komposit yang tidak tergantung pada serat
akibat meningkatnya kadar garam ini sintetis.
mengakibatkan penurunan kekuatan kayu : Tujuan yang hendak dicapai dalam
sebesar 1,33% s/d 16,10% terhadap kuat tekan penelitian ini yaitu menganalisa daya
kayu tanpa perendaman; 3,42% s/d 23,29% penyerapan air laut pada Material Komposit
terhadap kuat tarik kayu tanpa perendaman serat pelepah sawit per 24 jam selama 9 hari
dan sebesar 1,36% s/d 20,85% terhadap kuat dan menganalisis pengaruh perendaman
lentur kayu tanpa perendaman. selama 3, 6, dan 9 hari terhadap kekuatan tarik
Penggunaan Polimer dan komposit material komposit diperkuat serat pelepah
dewasa ini kian meningkat di segala bidang sawit.
kehidupan seperti untuk pembuatan kapal. B. Water Absorbtion
Namun komposit polimer mempunyai sifat Water absorbtion dalam komposit
akan kemampuan menyerap air jika berada di merupakan kemampuan komposit dalam
udara lembab atau ketika polimer tersebut menyerap uap air dalam waktu tertentu. Water
dicelupkan di dalam air (Water- absorbtion pada komposit merupakan salah
absorption).Water-absorption pada komposit satu masalah terutama dalam penggunaan
berpenguat serat alami memiliki beberapa komposit di luar ruangan. Semua komposit
pengaruh yang merugikan dalam propertiesnya polimer akan menyerap air jika berada di
dan mempengaruhi kemampuannya dalam udara lembab atau ketika polimer tersebut
jangka waktu yang lama juga penurunan dicelupkan di dalam air. Water absorption
secara perlahan dari ikatan interface komposit pada komposit berpenguat serat alami
serta menurunkan sifat mekanis komposit memiliki beberapa pengaruh yang merugikan
seperti kekuatan tariknya. Penurunan ikatan dalam propertisnya dan mempengaruhi
interface komposit menyebabkan penurunan kemampuannya dalam jangka waktu yang
properties mekanis komposit tersebut lama juga penurunan secara perlahan dari
Kelapa sawit merupakan salah satu ikatan interface komposit serta menurunkan
komoditas perkebunan yang perkembangannya sifat mekanis komposit seperti kekuatan
cukup pesat dibandingkan dengan komoditas tariknya. Penurunan ikatan interface komposit
lain terutama terjadi di Sumatera dan menyebabkan penurunan properties mekanis
Kalimantan. Untuk seluruh Indonesia, pada komposit tersebut. Karena itu, pengaruh dari
tahun 1968 luas areal yang baru 120 ribu ha water absorption sangat vital untuk
menjadi 4926 ribu ha pada tahun 2003. Selain penggunaan komposit berpenguat serat alami
dari pertumbuhan areal yang cukup besar di lingkungan terbuka. Salah satu karakteristik
tersebut, hal lain yang lebih mendasar lagi serat alami memiliki kemampuan menyerap air
adalah penyebarannya, yang semula hanya ada yang lebih besar. Serat alam memiliki
pada 3 propinsi saja di Sumatera, tetapi saat ini kemampuan menyerap air sebesar 11%- 12%.
telah tersebar di 17 propinsi di Indonesia. Sehingga semakin besar fraksi volume serat
Sumatera masih memiliki areal terluas di pada komposit menyebabkan peningkatan
Indonesia, yaitu mencapai 75,98% diikuti water absorption. Demikian pula ikatan matrik
Kalimantan dan Sulawesi, masing-masing dengan serat membuat adanya celah yang
20,53% dan 2,81%). Pelepah sawit sebagai membuat aliran air dapat masuk secara
hasil limbah padat perkebunan sawit kapilarisasi.
merupakan sumber bahan berlignoselulosa
yang sangat potensial), tersedia sekitar10
ton/ha/tahun limbah pelepah kering hasil
2
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 2 OKTOBER ISSN 2338 -
6649 Star

2. Metoda Penelitian
A. Metoda Studi
Material utama dari penelitian ini yaitu,
resin tipe epoksi. Resin epoksi dan hardener Persiapan
diperoleh dari PT. Justus Kimia Raya. Dan
jenis serat yang digunakan serat pelepah sawit Spesimen
dengan susunan acak.
Pembuatan papan komposit dengan Resin dan
Serat
perbandingan matriks dan serat 90:10 dengan
ukuran 200 x 200 x 5 mm dicetak di
Laboratorium Pengujian Bahan jurusan mesin Pencampuran

Politeknik Negeri Balikpapan dengan


menggunakan alat press molding. Dimana Pencetakan
sebelum di cetak serat pelepah sawit pertama
kali diberi perlakuan alkali 5% selama 2 jam. Panel Sampel
Hasil cetakan yang berupa pelat lalu
direndam di dalam wadah yang berisi air laut Perendam
selama 3, 6 dan 9 hari. Berdasarkan standar an 9 Hr
ASTM D570-98 dan data pertambahan berat
spesimen diambil tiap 24 jam selama 3, 6 dan Pengambilan
9 hari. Setelah dilakukan perendaman pelat
komposit tersebut dibentuk sesuai standar
ASTM D638-02 (type 1) sebanyak 3 spesimen Sesuai standar
tarik untuk tiap pelat komposit. no
Y
Pengujian

Sesuai hasil
no
Y
Pengolahan Data&

Analisa/p
Gambar 1. Spesimen uji ASTM D638-02 (type 1)
Kesimp
B. Gambar Diagram Alur Penelitian
E
Adapun gambar diagram alir penelitian ini
dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 2. Diagram Alur Penelitian

3
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 2 OKTOBER ISSN 2338 -
6649
karena serat (fiber) yang menyerap air. Dan
3. Hasil Penelitian dari ketiga spesimen, ketiganya menunjukkan
A. Hasil Perendaman Material Komposit kenaikkan dengan nilai yang bervariasi, hal ini
Dalam penelitian ini dilakukkan uji serap disebabkan oleh pori-pori serta tereksposnya
air laut pada material komposit selama 9 hari serat pada air laut yang diakibatkan masing-
lamanya. Material yang di rendam ada 3 buah masing spesimen memiliki pori-pori serta serat
yang mana dibagi menjadi material untuk 3 yang terekspos berbeda.
hari, 6 hari, dan 9 hari. adapun hasil
perendaman dapat dilihat dalam diagram B. Kekuatan Tarik
berikut: Adapun hasi pengujian tarik dari ketiga
spesimen (sebelum perendaman, 3 Hari, 6 Hari
dan 9 Hari perendaman) didapat hasil sebagai
berikut.

Gambar 3. Diagram pertambahan berat spesimen

Gambar 5.Diagram Tegangan Tarik

Gambar 4. Diagram absorpsi air laut


Gambar 6. Diagram Modulus Tarik
Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa
laju penyerapan komposit berpenguat serat Dari hasil uji menunjukkan terjadi
pelepah sawit ini, yaitu: Titik tertinggi perubahan sifat mekanik yang dinamik, dari
penyerapan terjadi pada hari pertama, sebelum di rendam, 3 hari perendaman, 6 hari
semuanya menunjukkan nilai penyerapan perendaman, dan 9 hari perendaman. Hal ini
tertinggi yaitu spesimen 3 hari dengan 0,26% terjadi karena perubahan kekuatan ini bersifat
kemudian spesimen 6 hari 0,50% serta normal karena kekuatan ini sendiri
spesimen 9 hari 0,25%. Hal ini dikarenakan berhubungan dengan laju penyerapan. Laju
pada hari pertama pori-pori komposit pertama penyerapan sendiri berhubungan dengan
kali terisi. Berbeda jika pori-pori sudah terisi, perubahan kekuatan dikarenakan komposit
maka laju penyerapan akan melambat berpenguat serat alam akan menyebabkan
dikarenakan pertambahan berat hanya terjadi turunnya sifat mekanis materialnya. Dan juga
4
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 2 OKTOBER ISSN 2338 -
6649
laju penyerapan akan berhenti saat mencapai Berdasarkan hasil foto makro pada material
titik jenuh yaitu antara 11%-12%. Hasil yang komposit uji tarik dan impak, maka diketahui
dinamik naik turun pada gambar dikarenakan pola patahan komposit cenderung mengalami
penyerapan komposit belum mencapai titik patah getas (brittle), hal tersebut terlihat pada
jenuh sehingga perubahan akan sifat mekanis permukaan penampang patahan yang kelihatan
material masih mungkin terjadi. mengkilap seperti bercahaya. Hal ini
C. Pengamatan Foto Makro menandakan patahan yang terjadi adalah patah
getas atau brittle dengan cenderung mengalami
mekanisme fiber pull Out. Penyebab terjadinya
fiber pull out adalah kurang kuatnya ikatan
interface antara serat dan matrik dan pengaruh
dari perlakuan alkali (NaOH).

4. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari penelitian ini
yaitu, laju penyerapan mencapai kenaikan
tertinggi pada hari pertama yaitu 0,26% untuk
spesimen pertama pengujian 3 hari, 0,5%
untuk spesimen kedua pengujian 6 hari dan
0,25% untuk spesimen ketiga pengujian 9 hari.
Kemudian akan berlangsung stabil dan
menurun sampai mencapai titik jenuh. Dimana
untuk spesimen pertama di hari ketiga
penyerapannya 0,49%, spesimen kedua di hari
keenam penyerapannya 1,71%, dan spesimen
ketiga di hari kesembilan penyerapannya
0,93%. Dan pengaruh perendaman air laut
terhadap kekuatan tarik komposit berpenguat
serat pelepah sawit ini memiliki dampak yang
dinamis untuk hasil uji sebelum perendaman
sampai ke 9 hari perendaman yaitu kekuatan
Gambar 7. Fiber pull out yang naik dan turun. Dengan nilai 15,468 MPa
sebelum perendaman, 17,046 MPa 3 hari
perendaman, 15,107 MPa 6 hari perendaman,
dan 21,137 MPa 9 hari perendaman.

5. Saran
Diperlukan adanya penelitian lebih
lanjut tentang serat pelepah sawit.

6. Ucapan Terimakasih
Kegiatan penelitian ini terlaksana atas
bantuan dari Kementrian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, baik bantuan dana melalui
Gambar 8. Penampang patahan material hibah penelitian dosen pemula
Kemenristekdikti melalui P3M poltekba, serta
kepada toolman dan admin Program Studi
Teknik Alat Berat Poltekba atas bantuannya

5
JURNAL TEKNOLOGI TERPADU NO. 1 VOL. 2 OKTOBER ISSN 2338 -
6649
dalam membantu pengambilan data. Oleh
karena itu, kami tak lupa mengucapkan terima
kasih.

7. Daftar Pustaka
American Society For Testing and materials
(ASTM) D 638,( 2002). Standard Test
Method For Tensile Properties of Polymer
Matriks Composite Material.Philadelphia,
PA : American Society for Testing and
Materials.
ASTM. D 570,(1998). Standard test method for
water absorption of plastics. Philadelphia,
PA : American Society for Testing and
Materials.
Departemen Kelautan dan Perikanan, Direktorat
Jenderal Perikanan Tangkap, 2008,Petunjuk
Pelaksanaan Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan, Jakarta.
Errajhi, O.A.Z, Osborne, J.R.F, Richardson,
M.O.W, Dhakal, H.N., 2005,Water
Absorption Characteristic of Aluminised E-
glass Fibre Reinforced Unsaturated Poliéster
Composites, Composite Structures.
Sahmadi,2006. Pengaruh Intensitas pencahayaan
terhadap arah pertumbuhan kelapa sawit,
Departemen Pertanian Fakultas Pertanian
USU, Medan.
Wang, W, Sain, M, Copper, P.A.,2005, Study of
Moisture Absorption in Natural Fiber Plastic
Composites. Composites Science and
Technology 66 (2006) 379-386
Seketariat Jenderal Kementerian Kelautan dan
Perikanan, 2012. Statistik Perikanan
Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Ekspor-
Impor 2003-2010. Jakarta, Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/berita-362-
pertumbuhan-areal-kelapa-sawit-meningkat.html
http://www.bps.go.id/data-jumlah-kapal.html

Anda mungkin juga menyukai