Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS IGD

RUMAH SAKIT JIWA AMINO GONDOHUTOMO


SEMARANG

Disusun oleh:
Aldwin Arwidyardi Sukahar
NIM: 22010117210008

Pengesahan:

Psikiater Jaga, Residen Pembimbing, Dosen Pembimbing,

dr. Witrie Sutaty MR, Sp.KJ dr. Nur Setyaningsih dr.Alifiati Fitrikasari , Sp.KJ(K)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
DATA PRIBADI

Nama : Tn.M
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 23 tahun
Agama : Islam
Pendidikan :SMP kelas 1(Tidak Tamat SMP)
Suku / Warganegara : Jawa
Alamat : Demak
Status perkawinan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal pemeriksaan : 01 Agustus 2018
No. CM : 00104554
Diperiksa oleh : Aldwin Arwidyardi Sukahar

I. RIWAYAT PSIKIATRI
Alloanamnesis diperoleh dari :

Nama Tn. M
Alamat Demak
Pekerjaan Petani
Pendidikan SMP(tamat)
Umur 55 tahun
Agama Islam
Hubungan Ayah Pasien
Lama kenal Sejak lahir
Sifat perkenalan Akrab

a. Sebab dibawa ke Rumah Sakit:


Keluhan Pasien: pasien tidak mengetahui mengapa dibawa ke RS
Keluhan Keluarga/Pengantar: mengamuk

b. Riwayat Penyakit Sekarang: (onset, tanda dan gejala, hendaya, stresor)


Kurang lebih 3 tahun SMRSJD Amino Gondohutomo pasien memutuskan
pulang dan berhenti dari pekerjannnya sebagai penjahit di sebuah perusahaan
konveksi karena ingin dekat dengan keluarganya. Saat itu, pasien bermaksud mencari
pekerjaan di kampung halamannya di Demak dan berniat mencari pekerjaan di kota
semarang saja. Setelah beberapa bulan berada di kota Semarang pasien belum juga
mendapatkan pekerjaan, pasien merasa sedih dan selalu memikirkan hal tersebut.
Pasien setiap hari berangkat pagi dan pulang sore hari untuk melamar pekerjaan
kebeberapa pabrik konveksi. Pasien masih tetap bersemangat dan tidak ada perasaan
putus asa. Tidur dimalam hari cukup. Aktivitas sehari-hari pasien hanya membantu
pekerjaan rumah tangga seperti menyapu dan mencuci piring.. Hubungan dengan
keluarga baik. Waktu luang digunakan untuk melamun. Perawatan diri dapat
dilakukan secara mandiri dan atas inisiatif sendiri. Kondisi ini berlangsung selama 6
bulan (GAF 70)
Kurang lebih 1,5 tahun SMRSJD Amino Gondohutomo, pasien belum juga
mendapat pekerjaan. Menurut keluarganya pasien sulit mendapat pekerjaan karena
usia pasien yang sudah tua. Akan tetapi, kebanyakan pabrik menerima pegawai yang
usinya lebih muda. Pasien menjadi kecewa karena tidak bisa membantu
perekonomian keluarganya yang kurang. Ibu pasien selalu memberi semangat kepada
dirinya supaya tidak memikirkan masalah ini, tetapi pasien tidak mendengarkan
omongan ibunya. Dirumah pasien mulai bertingkah laku tidak wajar seperti sering
mondar mandir, bicara sendiri dan bicara kadang tidak sambung. Aktivitas dirumah
pasien hanya menunggu panggilan kerja dari beberapa pabrik yang ia sudah letakkan
surat lamaran kerjanya tersebut. Pada malam hari pasien menjadi sulit tidur.
Hubungan dengan keluarga baik. Waktu luang digunakan pasien untuk melamun dan
menunggu panggilan kerja. Perawatan diri masih dilakukan mandiri oleh pasien.
(GAF 60)
Kurang lebih 1 tahun SMRSJD Amino Gondohutomo, ibu pasien
menanyakan kepada dirinya mengapa belum mendapat pekerjaan dan hanya dirumah
saja, kemudian pasien tersinggung dan marah kepada ibu. Sejak saat itu pasien mulai
sering marah-marah tanpa sebab dan bila keinginannya tidak dipenuhi. Pasien juga
sering meminta uang pada orang tuannya secara memaksa dan bila tidak dituruti
pasien akan marah dan melukai orang tuanya. Pasien mulai merasa ketakutan karena
meyakini bahwa dirinya terancam bahaya dan sedang dianiyaya oleh seseorang yang
tidak dikenal oleh pasien. Pasien menjadi sulit tidur di malam hari. Aktivitas sehari-
hari hanya berdiam diri dan tidak melakukan kegiatan apapun. Hubungan dengan
keluarga memburuk. Waktu luang digunakan pasien untuk melamun dikamar.
Perawatan diri harus diingatkan oleh keluarga. Melihat keadaan pasien yang semakin
hari semakin memburuk, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke
RSJD Amino Gondohutomo untuk pertama kalinya (GAF 20)
Pasien dirawat selama 21 hari. Pasien diperbolehkan pulang atas izin dari
dokter dan dengan perbaikan gejala. Pasien sudah tidak marah-marah dan sudah tidak
ketakutan lagi. Menurut keluarga, pasien mendapatkan obat berwarna putih. Pasien
mengaku merasa nyaman mengkonsumsi obat tersebut dan tidak ada keluhan. Pasien
rutin kontrol dan minum obat secara teratur. Tidur pada malam hari cukup. Aktivitas
sehari-hari pasien membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah tangga dan sesekali
pasien membantu ayahnya di sawah. Hubungan dengan keluarga membaik. Waktu
luang terkadang pasien masih tampak melamun. Perawatan diri dilakukan secara
mandiri dan atas inisiatif sendiri.. (GAF 70). Kondisi ini berlangsung selama 7 bulan.
Kurang lebih 5 bulan SMRSJD Amino Gondohutomo pasien menolak untuk
kontrol dan minum obat karena merasa dirinya sudah sembuh dan tidak butuh obat
lagi. Sejak saat itu pasien mulai kembali marah-marah saat keinnginannya tidak
dipenuhi. Pasien juga mulai mendengar suara bisikan ditelinga yang tidak ada
sumbernya, berupa suara laki-laki yang menyuruh pasien untuk meminta uang sewa
kepada semua penghuni rumah. Suara tersebut cukup sering didengar oleh pasien
pada saat sendiri dan dalam keadaan terjaga. Pasien sangat terganggu dengan suara
tersebut. Pasien juga merasa meyakini pikirannya disebarluaskan di televisi sehingga
semua orang mengetahui apa yang pasien pikirkan, Sehingga pasien membanting
televisi tersebut. Aktivitas sehari-hari selalu menyendiri didalam kamar. Hubungan
dengan keluarga merenggang. Waktu luang digunakan pasien untuk melamun dan
berdiam diri dikamar. Perawatan diri harus diingatkan. Kondisi ini berlangsung
selama 5 bulan (GAF 30).
2 hari SMRSJD Amino Gondohutomo pasien mengamuk dan memukuL
orang tua dan adiknya, kemudia pasien pergi meninggalkan rumah, menurut
keluarga, pasien pergi ke tempat kakaknya. Selama di rumah kakaknya pasien sulit
tidur. Pada malam hari pasien sering mondar-mandir didalam rumah dan keluyuran di
dekat rumah kakaknya. Pasien semakin sering mendengar suara bisikan ditelinga
yang tidak ada sumbernya, pasien mendengar suara tersebut pada saat sedang sendiri
dan dalam keadaan terjaga. Pasien juga semakin merasa ketakutan karena meyakini
bahwa dirinya terancam bahaya dan sedang dianiyaya oleh seseorang yang tidak
dikenal olehnya. Pasien menjadi semakin sulit tidur di malam hari. Hubungan
dengan keluarga memburuk. Waktu luang digunakan pasien untuk melamun dan
berdiam diri di kamar. Perawatan diri harus diingatkan oleh keluarga. Khawatir
pasien akan melukai orang lain, keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke
RSJD Amino Gondohutomo yang ke dua kalinya (GAF 20)

c. Riwayat Sebelumnya
1. Psikiatri:
Tidak didapatkan riwayat psikiatri sebelumnya.
Tidak ada riwayat sedih berkepanjangan atau gembira berlebihan yang
mengganggu aktivitas.

Kurva Perjalanan Penyakit


1. Medis Umum
Riwayat kejang demam : disangkal
Riwayat epilepsi : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat nyeri dada/sakit jantung : disangkal
Riwayat sakit maag : disangkal
Riwayat pingsan : disangkal
Riwayat gegar otak : disangkal

2. Penggunaan Obat – obatan dan NAPZA


Riwayat penggunaan obat – obatan dan NAPZA disangkal.
Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal.

III. Riwayat Pramorbid


1. Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kehamilan dan
kelahiran direncanakan. Saat hamil ibu pasien sehat secara fisik dan
mental, tidak mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan, dan tidak
merokok. Pasien lahir spontan dengan bantuan bidan, langsung menangis,
berat lahir bapak pasien tidak mengetahui. Tidak ada cacat bawaan saat
kelahiran.
2. Masa Anak Awal (sampai 3 tahun )
Riwayat tumbuh kembang dan perilaku pasien sesuai dengan anak-anak
sebaya. Makan cukup dan tidak suka memilih-milih makanan. Tidak
pernah jatuh hingga menyebabkan cedera. Riwayat imunisasi lengkap.
Pasien sudah diajari toilet training untuk BAK dan BAB sejak umur 2
tahun. Pasien mulai berjalan usia 1 tahun. Mulai berbicara usia 2 tahun
dan tidak ada gangguan komunikasi. Perkembangan di masa kanak awal
sama seperti anak-anak sebayanya.
3. Masa Kanak Pertengahan (3 – 7 tahun)
Menurut keluarga pasien, pertumbuhan dan perkembangan pasien normal
seperti anak seusianya, tidak didapatkan perilaku yang kurang wajar.
Pasien mampu memiliki teman sebaya laki-laki dan perempuan di sekitar
rumahnya. Pasien tidak pernah mencuri, merusak barang maupun
menyiksa hewan. Tidak pernah bertengkar dan menunjukkan tanda-tanda
kekerasan saat bermain.
4. Masa Kanak Akhir ( 7 – 11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pasien normal seperti anak seusianya,
tidak didapatkan perilaku yang kurang wajar. Pasien diasuh ibunya.
Pasien tidak pernah mencuri, merusak barang maupun menyiksa hewan.
Pasien hanya memiliki sedikit teman namun tidak pernah bertengkar
dengan temannya.

5. Masa Remaja (11 – 18 tahun)


Pasien cukup mandiri dalam mengatur kegiatannya sendiri, misalnya
mempersiapkan kebutuhan sekolah pasien. Bapak dan ibu pasien sangat
sayang kepada pasien. Tidak pernah tampak perilaku menyimpang, tidak
pernah bolos, tidak pernah menyiksa hewan. Pasien dapat mengerjakan
tugas sekolah dengan baik dan menaati aturan sekolah. Pasien sering
menghabiskan waktu luang dengan bersantai di rumah atau bermain
dengan teman temannya.
.
6. Masa Dewasa
a. Riwayat Pendidikan
Pasien masuk SDN 02 Demak saat usia 6 tahun. Lulus SD dengan
nilai rata-rata. Pasien menjalani pendidikan sampai kelas 1 SMP di
SMPN 1 Demak karena tidak ada biaya untuk sekolah sehingga pasien
tidak meneruskan sekolahnya tersebut.
b. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai penjahit di perusaahn konveksi di jakarta tahun
2015, penghasilan ±Rp 2.000.000/per bulan. Kemudian tahun
pertengahan 2016 pasien bermaksud mencari pekerjaan di kota
semarang karena ingin dekat dengan keluarga, namun pasien tidak
medapatkan pekerjaan.
c. Riwayat Keagamaan
Pasien dididik dalam ajaran agama Islam di keluarganya. Pasien taat
terhadap ajaran agama. Saat sakit, pasien tidak mau melaksanakan
ibadah.
d. Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah
e. Riwayat Militer
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.
f. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah memiliki riwayat pelanggaran hukum
g. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga cukup harmonis. Pasien juga
dikenal ramah dengan lingkungan dan aktif dimasyarakat.
h. Situasi Hidup Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya.
Pasien dulu bekerja sebagai penjahit di perusahaan konveksi dengan
penghasilan ± Rp 2.000.000/bulan, namun sekarang pasien sudah
tidak bekerja. hubungan pasien dengan adiknya baik.
Biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS PBI.
Kesan ekonomi kurang.
i. Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak pernah memiliki riwayat psikoseksual yang menyimpang.
Pasien juga tidak pernah mengalami pelecehan seksual. Pasien
berpenampilan seperti laki-laki sesuai usianya.
j. Riwayat Keluarga
Pasien anak ke 2 dari tiga bersaudara. Bapak bekerja sebagai buruh
tani. Bapak merupakan sosok yang tegas dalam mendidik anak-
anaknya. Ibu merupakan sosok yang sabar dan penyayang. Kedua
orang tua pasien masih hidup. Tidak ada keluarga yang mengalami
gangguan jiwa dan mengkonsumsi alkohol maupun obat-obatan dan
NAPZA dalam keluarga
Silsilah keluarga
Keterangan :
: pasien : tinggal satu rumah
: laki-laki
: perempuan : meninggal

: laki-laki mengalami gangguan jiwa

7. Mimpi, Fantasi dan Nilai-nilai


Pasien ingin memiliki pekerjaan untuk membantu keluarga

STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a) Penampilan Umum
Tampak seorang laki-laki berusia 22 tahun, perawakan sesuai dengan
umur, kulit sawo matang, rambut panjang tidak terurus, kebersihan
dan kerapihan kurang
b) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Normoaktif
c) Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Kontak psikis : ada, wajar, dapat dipertahankan.
d) Mood dan Afek
a. Mood : kesal
b. Afek :
Kualitas : disforik
Kuantitas : Normal
Rentang Afek : Luas
Kewajaran : Wajar
Keserasian : Serasi

B. Pembicaraan (volume suara, intonasi, banyak/sedikit pembicaraan)


Pembicaraan cukup jelas, intonasi cukup, volume suara cukup, artikulasi
jelas.
Kesan : kuantitas cukup dan kualitas cukup.
C. Gangguan Persepsi
Ilusi : tidak ada
Halusinasi : ada
- Halusinasi auditorik tipe Phonema acommanding:
. Pasien mendengar suara bisikan yang tidak ada sumbernya, suara
tersebut berupa suara laki-laki yang menyuruh pasien untuk meminta
uang sewa kepada semua penghuni rumah. Suara tersebut sering
didengar oleh pasien pada saat sendiri dan dalam keadaan terjaga.
Pasien mendengar suara bisikan tersebut sejak 5 bulan SMRS. Suara
Pasien sangat terganggu. Saat pemeriksaan suara bisikan ditelinga
tersebut masih ada

D. Pikiran
a. Bentuk pikir : non realistik
b. Arus pikir : lancar, koheren
Flight of Idea : tidak ada
Asosiasi longgar : tidak ada
Pikiran berpacu : tidak ada
Tangensialitas : tidak ada
Sirkumstansialitas : tidak ada
Inkoherensi : tidak ada
Asosiasi bunyi : tidak ada
Verbigerasi : tidak ada
Persevasi : tidak ada
Blocking : tidak ada
Neologisme : tidak ada
c. Isi Pikir
Waham : ada
Waham Persekotorik : ada (Pasien meyakini bahwa dirinya sedang
terancam bahaya dan sedang dianiyaya seseorang yang tidak dikenal
oleh pasien)
Thougt broadcasting : ada (Pasien meyakini pikirannya disebarluaskan
di televisi sehingga semua orang mengetahui apa yang pasien pikirkan)

E. Sensorium dan Kognitif


a. Kesadaran : Jernih
b. Orientasi
Personal : Baik Waktu : Baik
Tempat: Baik Situasional : Baik
c. Daya ingat
Segera : Baik Jangka Sedang : Baik
Jangka Pendek : Baik Jangka Panjang : Baik
d. Konsentrasi dan Perhatian
Konsentrasi kurang dan perhatian baik
e. Kapasitas untuk Membaca dan Menulis
Baik

f. Kemampuan Visuospasial
Baik
g. Pikiran Abstrak
Baik
h. Pengendalian Impuls
Baik
G. Tilikan : 1
1. Menyangkal sepenuhnya bahwa ia mengalami penyakit / gangguan.
2. Sedikit memahami adanya penyakit pada dirinya dan membutuhkan
pertolongan dan pada saat yang bersamaan pasien sekaligus menyangkal
penyakitnya.
3. Pasien menyadari dirinya sakit namun menyalahkan orang lain atau
penyebab eksternal, atau faktor organik sebagai penyebabnya.
4. Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya
5. Intellectual insight : pasien menerima kondisi dan gejala-gejala sebagai
bagian dari penyakitnya dan hal ini disebabkan oleh gangguan yang ada
dalam diri pasien, namun tidak menerapkan pemahamannya ini untuk
melakukan sesuatu selanjutnya (misalnya perubahan gaya hidup)
6. Emotional insight : Pasien memahami kondisi yang ada dalam dirinya
seperti tilikan derajat 5 namun pasien juga memahami perasaan dan
tujuan yang ada pada diri pasien sendiri dan orang yang penting dalam
kehidupan pasien. Hal ini membuat perubahan perilaku pada pasien.
H. Pertimbangan
Tidak baik
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Tensi : 130/90mmHg Nadi : 80x/ menit
RR : 20 x/menit Suhu : 36,9ºC
BB : 60 kg TB : 170 cm
Kesadaran : komposmentis
Kepala&leher : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Kesan : dalam batas normal
B. Status Neurologis dalam batas normal
Kesan : dalam batas normal
C. Laboratorium
Kesan : dalam batas normal
D. Pemeriksaan Penunjang Lain (EKG, Foto toraks, EEG, CT Scan)
Dalam batas normal

E. Pemeriksaan psikometri {PANSS EC (IGD), PANSS (bangsal), MINI-


ICD10: skrining, HDRS, HDAS: depresi dan ansietas, MMSE:
kognitif ( dementia, geriartri, GMO)}
Skala Positif 01 Agustus 2018
P4 Gaduh Gelisah 4
P7 Permusuhan 4
G4 Ketegangan 4
G8 Ketidak kooperatifan 3
G14 Pengendalian Impuls yang Buruk 3
Total PANSS EC 18
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA/ FORMULASI DIAGNOSTIK
Aksis I
2 hari SMRSJD Amino Gondohutomo pasien mengamuk dan
memukul orang tua dan adiknya, kemudian pasien pergi meninggalkan
rumah, menurut keluarga, pasien pergi ke tempat kakaknya. Pasien
menjadi sulit tidur. Pada malam hari pasien sering mondar-mandir
didalam rumah dan keluyuran di dekat rumah kakaknya. Pasien semakin
sering mendengar suara bisikan ditelinga yang tidak ada sumbernya,
berupa suara laki-laki yang menyuruh pasien untuk meminta uang sewa
kepada semua penghuni rumah. Suara tersebut cukup sering didengar oleh
pasien pada saat sendiri dan dalam keadaan terjaga. Pasien sangat
terganggu. Pasien juga semakin merasa ketakutan karena meyakini bahwa
dirinya terancam bahaya dan sedang dianiyaya oleh seseorang yang tidak
dikenal olehnya. Pasien juga meyakini pikirannya disebarluaskan di
televisi sehingga semua orang mengetahui apa yang pasien pikirkan.
Pasien menjadi semakin sulit tidur di malam hari. Hubungan dengan
keluarga memburuk. Waktu luang digunakan pasien untuk melamun dan
berdiam diri di kamar. Perawatan diri harus diingatkan oleh keluarga.
Berdasarkan riwayat penyakit pasien ditemukan adanya pola perilaku dan
psikologis yang secara klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan
gejala yang menimbulkan pederitaan (distress) maupun hendaya
(disabilitity) pada berbagai fungsi peran, sosial, penggunaan waktu luang,
dan perawatan diri sehingga dapat disimpulkan pasien ini menderita
gangguan jiwa.
Tidak ditemukan kelaianan pada pemeriksaan fisik dan neurologis
yang mengindikasikan gangguan medis umum secara fisiologis
menimbulkan disfungsi otak serta gangguan jiwa yang diderita saat ini,
sehingga gangguan mental organik dapat disingkirkan. Penggunaan
alkohol dan NAPZA disangkal sehingga gangguan mental dan perilaku
akibat gangguan zat dapat disingkirkan.
Menurut PPDGJ III, pasien mengalami gangguan/penyimpangan yang
fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi. Pasien memiliki
gejala berupa waham perseketorik dan halusinasi auditorik tipe phonema
commanding,. Gejala – gejala tersebut telah berlangsung selama 1 bulan
lebih dan menyebabkan hendaya pada fungsi sosial, perawatan diri, dan
waktu luang. Pasien memiki gejala waham dan halusinasi yang menonjol
sehingga dapat disimpulkan pasien didiagnosis dengan F20.00
skizofrenia paranoid berkelanjutan

Aksis II
Tidak ditemukan adanya gangguan kepribadian

Aksis III
Pada alloanamnesis, autoanamesis, pemeriksaan fisik, neurologis, dan
laboratorium dalam batas normal, maka aksis III tidak ada diagnosis

Aksis IV
Pada alloannamnesis dan autoanamnesis, stressor pada pasien ini yaitu
masalah ekonomi
Aksis V
GAF saat masuk = 20
GAF saat diperiksa = 20
GAF tertinggi 1 tahun = 70

VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Menurut PPDGJ – III


Aksis I : F20.00 Skizofrenia Paranoid berkelanjutan
DD : F 25.1 skizoafektif tipe depresi
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Stresor masalah ekonomi
Masalah pekerjaan
Aksis V : GAF saat masuk RS : 20 RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo
GAF saat diperiksa : 20 dr. Aldwin Arwidyardi Sukahar
GAF tertinggi 1 tahun terakhir : 70 22010117210008
Semarang, 01-08-2018

R/ Risperidone mg 2 tab No X
VIII. PENATALAKSANAAN S 2dd tab 1

Pro : Tn. M
Usia : 22 tahun
1. Farmakoterapi (Resep, ECT)
-Risperidone 2x2 mg
-Injeksi Haloperidol 5 mg IM

2. Psikoedukasi
a. Terapi Keluarga
Edukasi tentang gangguan jiwa yang dialami pasien dan pandangan
keluarga tentang penyakit pasien.
Edukasi untuk selalu memantau pasien untuk minum obat secara
teratur dan memberikan motivasi kepada keluarga untuk terus
mendukung pasien agar cepat sembuh, tidak mendiskriminasi pasien,
dan bisa menjadi tempat cerita pasien. Edukasi kepada keluarga
pasien untuk memberikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada
pasien untuk menjalani kehidupan berumah tangga dan tidak selalu
ikut campur urusan rumah tangga pasien.
b. Terapi Suportif
Mengajarkan pasien cara menghilangkan halusinasi bahwa yang
pasien alami tidak nyata dan cara mengendalikan diri.
Memberi motivasi pasien untuk rutin minum obat agar dapat
mengalami perbaikan gejala dan tidak takut kembali ke masyarakat.
c. Terapi Okupasional
Mengikuti rehabilitasi sesuai hasil seleksi.

IX. PROGNOSIS:
Ad Vitam : ad bonam
Ad. Fungsionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
Faktor Baik Buruk
Pencetus Ada
Genetik Tidak ada
Onset Kronis
Status Ekonomi Kurang
Kekambuhan Ada
Gejala Ada
Support lingkungan baik
Riwayat Premorbid Baik
Kepatuhan minum obat Tidak patuh

Anda mungkin juga menyukai