ii
DAFTAR ISI
i Judul
ii Prakata
iv Pengantar Objek
1 Lokasi
3 Pengaruh Politik-Ekonomi-Sosial
4 Layout
8 Detail Arsitektur
24 Simpulan
25 Daftar Referensi
iii
PENGANTAR OBJEK
Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga warga
negara asing berlomba-lomba datang ke tanah air untuk memanfaatkan sumber daya
tersebut. Warga negara asing datang ke Indonesia tidak hanya mencari sumber daya alam,
melainkan menyebarkan budaya dari negara asal mereka, salah satunya yaitu budaya
Eropa. Lamanya warga Eropa menetap berdampak pada maraknya pembangunan gedung
bergaya Eropa di berbagai daerah di tanah air, beberapa di antaranya adalah Kota
Semarang.
Dalam buku ini akan dijelaskan latar belakang, sejarah, dan terutama detail
arsitektur salah satu bangunan peninggalan Eropa, yaitu Gereja Blenduk. Dengan
berkembangnya berbagai bangunan modern pada saat ini, bangunan bergaya arsitektur
kolonial yang merupakan landmark dari “Kota Lumpia” ini menjadi tempat yang menarik
untuk diulas.
iv
LOKASI
Gereja Blenduk terletak di ibukota provinsi Jawa Tengah yaitu Kota
Semarang. Berada di kawasan wisata kota lama tepatnya di Jalan Letjend.
Suprapto No. 32.
Lokasi 1
LATAR BELAKANG & SEJARAH
Gereja ini dibangun pada tahun 1753 oleh bangsa Portugis yang pada
saat itu sedang menduduki Indonesia. Kemudian saat Belanda sedang menguasai
Indonesia, dilakukan renovasi besar-besaran pada gereja ini.
Tahun 1753 : pertama kali dibangun, berbentuk rumah panggung Jawa dengan
atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa
Tahun 1787 : rumah panggung mengalami perombakan besar
Tahun 1794 : diadakan perubahan kembali pada bentuk dan ukurannya
Tahun 1894 : pembaharuan bentuk oleh HPA De Wilde dan W. Westmaas namun
tidak merubah desain secara keseluruhan (2 menara dan atap
kubah)
Pengaruh Politik-Sosial-Ekonomi 3
LAYOUT & PERUANGAN
Sumber: eprints.undip.ac.id/32471/1/1.Mengenal_gereja_blenduk_moedjiono_n_indrias.pdf
Dibangun pada tahun Barok-Rokoko membuat elemen utama gereja ini memiliki
nuansa Barok, namun pengembangan yang berlangsung pada masa Neoklasik
membuat bangunan ini juga memiliki elemen-elemen Neoklasik.
Detail Arsitektur 8
Secara garis besar, klasifikasi macam elemen pada gereja ini didasarkan
pada masa pembuatannya, yaitu bangunan utama yang dibuat pada masa
Barok, dan bangunan tambahan, yaitu menara, kanopi selatan, dan kubah yang
dibuat pada masa Neoklasik.
Gaya Neoklasik juga diperkuat dengan bentuk bangunannya yang
simetris, dinding yang tebal, plafon yang tinggi serta lantai marmer yang akan
ditemu pada bahasan di halaman berikutnya.
Detail Arsitektur 9
ELEMEN DAN ORNAMEN INTERIOR
Bagian dalam kubah gereja ini berbentuk setengah bola yang bertumpu
pada massa berbentuk prisma segi delapan dengan warna utama emas
kecoklatan, dan rangka coklat gelap. Rangka kubah ini terdiri dari delapan
rangka utama dan 3x8 (24) rangka kecil di antara rangka utama. Di bagian
tengah nya
terdapat lingkaran
berongga dengan
delapan rangka
yang
keseluruhannya
berwarna emas
kecoklatan (yang
diperkirakan
terbuat dari
perunggu) dengan
penggantung lampu
kandil di tengah.
Sumber: dokumentasi pribadi
Kolom pada Gereja Blenduk ini terbilang unik. Bentuk ruangan yang segi delapan
ini memiliki 2 kolom nonfungsional di masing-masing sisinya, sehingga memiliki
total 16 kolom pada ruang utamanya. Dua kolom pada masing-masing rusuk
disatukan menggunakan beton dan diisi bata pada sekatnya, lalu ditambah tiang
estetis di bagian depan yang menghadap ketengah ruangan. Kolom estetis ini
memiliki gaya khas perpaduan Barok dan Neoklasik, dengan warna putih pada
massa utamanya dan emas kecoklatan pada detail ornamennya.
Jendela yang berada di ruang utama memiliki dua jenis, yaitu jendela mati kecil
di bagian ata pada delapan sisi yang memiliki fungsi penerangan, dan jendela
mati besar di bagian bawah pada empat sisi yang
memiliki fungsi estetika, yang masing-masing memiliki
rangka berwarna coklat gelap. Walaupun sangat
berbeda bentuk dan ukuran, kedua jenis jendela ini
mengusung ciri khas yang sama, yaitu terdiri dari
empat bangun panjang berujung busur (arc) yang
disatukan di bagian atas dan luar.
Tangga dua bentuk yang berbeda. Tangga satu memiliki bentuk biasa
dengan ubin marmer berwarna coklat pucat dengan lining hitam, dan memiliki
railing dari kayu tebal berwarna coklat gelap yang ditanam pada dinding
dengan tiang di ujungnya. Sedangkan tangga lainnya berupa tangga spiral dari
logam yang berwarna hitam pudar yang kaya ornamen, baik pada pijakannya,
railingnya yang tipis, juga pada tiang tengahnya.
Lantai dua sebelah utara ruang utama terdapat pipa organ nonfungsional
masif yang kaya ornamen Barok dan kaya warna. Pipa-pipanya berwarna abu-
abu keperakan, pagar kayu dan rangka kayunya berwarna coklat gelap
kemerahan, serta ornamen detailnya berwarna emas pudar. Di bagian atas pipa-
pipa organ juga terdapat patung-patung kecil dengan perpaduan warna perak
dan emas.
Di dalam Gereja Blenduk terdapat dua buah lampu kandil, satu di tengah
ruang utama dan yang lainnya di dalam ruang di sebelah utara ruang utama.
Keduanya berrangka logam hitam, dengan lampu berbentuk bawang yang
berwarna putih. Keduanya memiliki ornamen khas yang detail, yang
membedakan keduanya hanya ukuran dan jumlah lampunya.
Atap
Gereja blenduk memiliki atap yang beragam, yaitu:
Kubah Lingkaran
Kubah ini diaplikasikan di atas bangunan utama (tengah) yang berukuran
paling besar dan berbentuk setengah bola. Kubah ini berwarna merah
bata dan terbuat dari perunggu dan usuknya terbuat dari kayu jati.
Sumber: betulcerita.blogspot.co.id
Pelana
Atap pelana digunakan di hampir sebagian besar bangunan Gereja
Blenduk. Bahannya beragam, sebagian besar menggunakan genteng
tanah liat dan berwarna merah bata.
Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id
Jendela yang terlihat dari luar Gereja Blenduk memiliki dua bentuk yang
berbeda menurut letaknya, yaitu;
Busur dengan kaca, pada hampir sebagian besar bangunan
Busur bersekat-sekat, pada menara.
Busur (arc) dengan kaca
Busur (arc) dengan kayu
Jendela ini terdapat pada menara gereja yang terletak di bagian selatan, juga
pada massa di atas kubah utama. Jendela tersebut memiliki papan-papan kayu
kecil panjang bersekat-sekat dengan warna putih tulang, dan rangka kayu
berwarna coklat gelap.
Simpulan 24
DAFTAR REFERENSI
eprints.undip.ac.id/32471/1/1.Mengenal_gereja_blenduk_moedjiono_n
_indrias.pdf
http://tri-santiadji.blogspot.co.id/2014/02/gereja-blenduk-
semarang.html
https://direktori-wisata.com/gereja-blenduk/
http://imagebali.net/detail-artikel/1253-pengertian-arsitektur-gaya-
neoklasik.php
http://www.catatanhariankeong.com/2013/04/gereja-blenduk-
semarang.html#ixzz4NCTfHFtz
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1593/gereja-blenduk
Daftar Referensi 25