Anda di halaman 1dari 29

GEREJA BLENDUK

PERPADUAN DUA GAYA ARSITEKTUR EROPA

Arina Aunu Jasmine


I0215011
Pembimbing: Ofita Purwani S.T.,M.T., Ph.D.
PRAKATA

Alhamdulillahirabbil’aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada


Allah SWT, karena dengan rahmat serta hidayah-Nya buku ini dapat
terselesaikan tepat waktu mengingat tugas dan kewajiban lain yang bersamaan
hadir.
Buku ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Perkembangan
Arsitektur Mancanegara di program studi arsitektur Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Diharapkan buku ini dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
arsitektur Eropa yang ada di Indonesia. Terutama menambah wawasan
masyarakat tentang bangunan bersejarah yang patut dilestarikan.

ii
DAFTAR ISI

i Judul

ii Prakata

iii Daftar Isi

iv Pengantar Objek

1 Lokasi

2 Latar Belakang & Sejarah

3 Pengaruh Politik-Ekonomi-Sosial

4 Layout

8 Detail Arsitektur

10 Detail Arsitektur | Elemen & Ornamen Interior

19 Detail Arsitektur | Elemen & Ornamen Eksterior

24 Simpulan

25 Daftar Referensi

iii
PENGANTAR OBJEK

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga warga
negara asing berlomba-lomba datang ke tanah air untuk memanfaatkan sumber daya
tersebut. Warga negara asing datang ke Indonesia tidak hanya mencari sumber daya alam,
melainkan menyebarkan budaya dari negara asal mereka, salah satunya yaitu budaya
Eropa. Lamanya warga Eropa menetap berdampak pada maraknya pembangunan gedung
bergaya Eropa di berbagai daerah di tanah air, beberapa di antaranya adalah Kota
Semarang.
Dalam buku ini akan dijelaskan latar belakang, sejarah, dan terutama detail
arsitektur salah satu bangunan peninggalan Eropa, yaitu Gereja Blenduk. Dengan
berkembangnya berbagai bangunan modern pada saat ini, bangunan bergaya arsitektur
kolonial yang merupakan landmark dari “Kota Lumpia” ini menjadi tempat yang menarik
untuk diulas.

iv
LOKASI
Gereja Blenduk terletak di ibukota provinsi Jawa Tengah yaitu Kota
Semarang. Berada di kawasan wisata kota lama tepatnya di Jalan Letjend.
Suprapto No. 32.

Sumber: Google Maps

Lokasi 1
LATAR BELAKANG & SEJARAH

Gereja ini dibangun pada tahun 1753 oleh bangsa Portugis yang pada
saat itu sedang menduduki Indonesia. Kemudian saat Belanda sedang menguasai
Indonesia, dilakukan renovasi besar-besaran pada gereja ini.
Tahun 1753 : pertama kali dibangun, berbentuk rumah panggung Jawa dengan
atap yang sesuai dengan arsitektur Jawa
Tahun 1787 : rumah panggung mengalami perombakan besar
Tahun 1794 : diadakan perubahan kembali pada bentuk dan ukurannya
Tahun 1894 : pembaharuan bentuk oleh HPA De Wilde dan W. Westmaas namun
tidak merubah desain secara keseluruhan (2 menara dan atap
kubah)

Latar Belakang & Sejarah 2


PENGARUH POLITIK-EKONOMI-SOSIAL

Renovasi yang dilakukan oleh Belanda terkait dengan rencana besar


Pemerintah Hindia Belanda untuk mengembangkan kawasan kota lama pada
saat itu menjadi Pusat Kegiatan dan Pemerintahan Hindia Belanda dengan
membangun Komplek Little Netherland, yang terpisah dengan Pusat Pemerintahan
Penguasa Pribumi. Pemerintah Hindia Belanda sengaja membangun publik area
di sekitar Pusat Kekuasaan Penguasa Pribumi dengan membangun pasar Johar
pada tahun 1936. Sejak direnovasinya gereja inilah dimulainya pengembangan
besar-besaran di kawasan ini, seperti Kantor Asuransi, Kantor Pelayaran dan
Angkatan Laut, gudang besar, Stasiun Besar Tawang, Laboratorium Gula yang
termodern pada masa itu.
Pada masa sekarang, Gereja Blenduk menjadi objek wisata dari
masyarakat luar Kota Semarang maupun dalam kota karena arsitekturnya yang
menarik. Selain itu gereja ini juga masih aktif menjadi tempat peribadatan umat
Kristen.

Pengaruh Politik-Sosial-Ekonomi 3
LAYOUT & PERUANGAN

Denah Gereja Blenduk

Denah Lantai Dasar Denah Lantai Atas

Sumber: eprints.undip.ac.id/32471/1/1.Mengenal_gereja_blenduk_moedjiono_n_indrias.pdf

Layout & Peruangan 4


Gereja Blenduk memiliki massa utama di tengah yang berbentuk octagonal
(segi delapan). Bangunan gereja yang sekarang merupakan bangunan setangkup
dengan fasad tunggal yang secara vertikal terbagi atas tiga bagian. Jumlah
lantainya adalah dua buah.

Ruang Tengah Gereja Blenduk

Sumber: dokumentasi pribadi

Bagian lainnya berupa ruangan-ruangan berbentuk persegi di sebelah


utara, timur, dan barat, juga persegi panjang serta dua buah menara di bagian
selatan. Massa bangunan ini dihubungkan dinding dan pintu menuju ruang utama,
sehingga tampak denah keseluruhannya membentuk salib Yunani.

Layout & Peruangan 5


Pada lantai dasar di bagian tengah, digunakan sebagai tempat kegiatan
keagamaan, di sisi lainnya digunakan untuk akses keluar masuk dan tempat
persiapan. Bangunan ini menghadap ke selatan. Dengan akses pintu masuk
berada di sebelah selatan, utara dan timur. Akses masuk utama berada di pintu
sebelah timur untuk pengunjung jemaat, kursi-kursi yang diatur untuk peribadatan
menghadap ke barat. Mimbar di sebelah barat ruangan. Di kanannya terdapat
tempat duduk untuk majelis dan kirinya untuk paduan suara.

Sumber: dokumentasi pribadi

Layout & Peruangan 6


Secara umum, peruangan di Gereja Blenduk adalah sebagai berikut:

 Tengah : ruang utama, tempat ibadah jemaat


 Utara : tangga spiral menuju lantai atas, tempat menaruh kursi lipat, pintu
utara
 Barat : ruang khusus
 Timur : pintu masuk utama, tangga menuju lantai atas, tempat souvenir dan
papan pengunjung
 Selatan : pintu masuk selatan, ruang khusus, tangga menuju lantai atas, sekat

Layout & Peruangan 7


DETAIL ARSITEKTUR

Sumber: dokumentasi pribadi

Dibangun pada tahun Barok-Rokoko membuat elemen utama gereja ini memiliki
nuansa Barok, namun pengembangan yang berlangsung pada masa Neoklasik
membuat bangunan ini juga memiliki elemen-elemen Neoklasik.

Detail Arsitektur 8
Secara garis besar, klasifikasi macam elemen pada gereja ini didasarkan
pada masa pembuatannya, yaitu bangunan utama yang dibuat pada masa
Barok, dan bangunan tambahan, yaitu menara, kanopi selatan, dan kubah yang
dibuat pada masa Neoklasik.
Gaya Neoklasik juga diperkuat dengan bentuk bangunannya yang
simetris, dinding yang tebal, plafon yang tinggi serta lantai marmer yang akan
ditemu pada bahasan di halaman berikutnya.

Detail Arsitektur 9
ELEMEN DAN ORNAMEN INTERIOR

Bagian Dalam Kubah

Bagian dalam kubah gereja ini berbentuk setengah bola yang bertumpu
pada massa berbentuk prisma segi delapan dengan warna utama emas
kecoklatan, dan rangka coklat gelap. Rangka kubah ini terdiri dari delapan
rangka utama dan 3x8 (24) rangka kecil di antara rangka utama. Di bagian
tengah nya
terdapat lingkaran
berongga dengan
delapan rangka
yang
keseluruhannya
berwarna emas
kecoklatan (yang
diperkirakan
terbuat dari
perunggu) dengan
penggantung lampu
kandil di tengah.
Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 10


Langit-langit Datar

Selain langit-langit di tengah yang didominasi oleh bagian dalam kubah,


ruangan-ruangan di sekitar ruang utama memiliki langit-langit yang berbeda,
yaitu tidak setinggi langit-langit utama dan datar. Langit-langit bagian selatan
berwarna putih tulang dengan ornamen berupa garis, bulatan, dan ornament
bernuansa barok di tengah yang berwarna coklat gelap.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 11


Tiang dan Kolom

Kolom pada Gereja Blenduk ini terbilang unik. Bentuk ruangan yang segi delapan
ini memiliki 2 kolom nonfungsional di masing-masing sisinya, sehingga memiliki
total 16 kolom pada ruang utamanya. Dua kolom pada masing-masing rusuk
disatukan menggunakan beton dan diisi bata pada sekatnya, lalu ditambah tiang
estetis di bagian depan yang menghadap ketengah ruangan. Kolom estetis ini
memiliki gaya khas perpaduan Barok dan Neoklasik, dengan warna putih pada
massa utamanya dan emas kecoklatan pada detail ornamennya.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 12


Jendela Ruang Utama

Jendela yang berada di ruang utama memiliki dua jenis, yaitu jendela mati kecil
di bagian ata pada delapan sisi yang memiliki fungsi penerangan, dan jendela
mati besar di bagian bawah pada empat sisi yang
memiliki fungsi estetika, yang masing-masing memiliki
rangka berwarna coklat gelap. Walaupun sangat
berbeda bentuk dan ukuran, kedua jenis jendela ini
mengusung ciri khas yang sama, yaitu terdiri dari
empat bangun panjang berujung busur (arc) yang
disatukan di bagian atas dan luar.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 13


Kursi

Kursi pada ruang utama bangunan ini beragam, tergantung penggunanya.


Jajaran kursi di tengah untuk jemaat berupa armchair untuk satu orang, sedangkan
kursi di sisi samping depan yang digunakan oleh paduan suara dan majelis
berupa bench dengan kapasitas kurang lebih enam orang. Semua kursi di ruangan
ini menggunakan bahan rangka kayu tebal berwarna coklat gelap dengan
sandaran dan dudukan dari rotan tipis coklat pucat yang teranyam rapi
membentuk segi delapan beraturan.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 14


Tangga

Tangga dua bentuk yang berbeda. Tangga satu memiliki bentuk biasa
dengan ubin marmer berwarna coklat pucat dengan lining hitam, dan memiliki
railing dari kayu tebal berwarna coklat gelap yang ditanam pada dinding
dengan tiang di ujungnya. Sedangkan tangga lainnya berupa tangga spiral dari
logam yang berwarna hitam pudar yang kaya ornamen, baik pada pijakannya,
railingnya yang tipis, juga pada tiang tengahnya.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 15


Mimbar

Di ruangan utama terdapat dua buah mimbar. Mimbar di bagian depan


(barat) adalah mimbar pendeta yang berbentuk prisma segi delapan bertangga
yang bertopang di atas tiang dan dinaungi atap kubah segi delapan berkuncup.
Sedangkan pada sisi depan kanan ruang utama (barat laut) ada mimbar dewan
yang berbentuk seperti kubah menara gereja tersebut. Keduanya berbahan kayu
berwarna coklat dan berkarpet merah dan memiliki ornamen yang sangat detail.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 16


Orgel

Lantai dua sebelah utara ruang utama terdapat pipa organ nonfungsional
masif yang kaya ornamen Barok dan kaya warna. Pipa-pipanya berwarna abu-
abu keperakan, pagar kayu dan rangka kayunya berwarna coklat gelap
kemerahan, serta ornamen detailnya berwarna emas pudar. Di bagian atas pipa-
pipa organ juga terdapat patung-patung kecil dengan perpaduan warna perak
dan emas.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 17


Lampu Kandil

Di dalam Gereja Blenduk terdapat dua buah lampu kandil, satu di tengah
ruang utama dan yang lainnya di dalam ruang di sebelah utara ruang utama.
Keduanya berrangka logam hitam, dengan lampu berbentuk bawang yang
berwarna putih. Keduanya memiliki ornamen khas yang detail, yang
membedakan keduanya hanya ukuran dan jumlah lampunya.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Interior 18


ELEMEN DAN ORNAMEN EKSTERIOR

Atap
Gereja blenduk memiliki atap yang beragam, yaitu:
 Kubah Lingkaran
Kubah ini diaplikasikan di atas bangunan utama (tengah) yang berukuran
paling besar dan berbentuk setengah bola. Kubah ini berwarna merah
bata dan terbuat dari perunggu dan usuknya terbuat dari kayu jati.

Sumber: betulcerita.blogspot.co.id

Detail Arsitektur | Eksterior 19


 Kubah Segi Delapan Berkuncup
Kubah ini diaplikasikan di atas dua menara di bagian selatan, dan di atas
kubah setengah lingkaran di tengah. Kubah ini memiliki paduan bentuk
antara setengah heksakaidekahedron dan setengah lingkaran, dengan
kuncup berujung bulat. Kubah ini berwarna merah bata.

Sumber: dokumentasi pribadi

 Pelana
Atap pelana digunakan di hampir sebagian besar bangunan Gereja
Blenduk. Bahannya beragam, sebagian besar menggunakan genteng
tanah liat dan berwarna merah bata.

Detail Arsitektur | Eksterior 20


Dinding

Gereja Blenduk memiliki dinding berwarna putih di segala sisi. Dindingnya


memiliki detail bergaya Eropa. Terbuat dari bata setebal satu batu.

Sumber: dokumentasi pribadi

Detail Arsitektur | Eksterior 21


Kolom

Gereja Blenduk memiliki kolom berwarna putih nonfungsional, yang tersebar di


berbagai titik, di antaranya yaitu sebagai:
 Penopang kanopi selatan
 Elemen luar bangunan yang menempel di dinding
 Tiang lampu taman

Sumber: yogyakarta.panduanwisata.id

Detail Arsitektur | Eksterior 22


Jendela

Jendela yang terlihat dari luar Gereja Blenduk memiliki dua bentuk yang
berbeda menurut letaknya, yaitu;
 Busur dengan kaca, pada hampir sebagian besar bangunan
 Busur bersekat-sekat, pada menara.
 Busur (arc) dengan kaca
 Busur (arc) dengan kayu

Sumber: dokumentasi pribadi

Jendela ini terdapat pada menara gereja yang terletak di bagian selatan, juga
pada massa di atas kubah utama. Jendela tersebut memiliki papan-papan kayu
kecil panjang bersekat-sekat dengan warna putih tulang, dan rangka kayu
berwarna coklat gelap.

Detail Arsitektur | Eksterior 23


SIMPULAN

Gereja Blenduk adalah bangunan peninggalan Hindia Belanda yang


terletak di Kota Semarang. Gereje ini selain berfungsi sebagai tempat ibadah
bagi umat Kristen, juga menjadi salah satu objek wisata religi yang menarik di
kota lumpia ini. Gaya arsitekturnya perpaduan antara Barok dan Neoklasik yang
dapat dicermati dari berbagai elemen di interior maupun di eksteriornya.

Simpulan 24
DAFTAR REFERENSI

 eprints.undip.ac.id/32471/1/1.Mengenal_gereja_blenduk_moedjiono_n
_indrias.pdf
 http://tri-santiadji.blogspot.co.id/2014/02/gereja-blenduk-
semarang.html
 https://direktori-wisata.com/gereja-blenduk/
 http://imagebali.net/detail-artikel/1253-pengertian-arsitektur-gaya-
neoklasik.php
 http://www.catatanhariankeong.com/2013/04/gereja-blenduk-
semarang.html#ixzz4NCTfHFtz
 http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1593/gereja-blenduk

Daftar Referensi 25

Anda mungkin juga menyukai